Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
AIR BERSIH PADA PDAM KOTA SURAKARTA
(Studi Kasus Pelanggan Tahun 2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
SANTIKA SINURAYA
B300140200
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR
BERSIH PADA PDAM KOTA SURAKARTA
(Studi Kasus Pelanggan Tahun 2018)
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
SANTIKA SINURAYA
B300140200
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Siti Fatimah Nurhayati, SE, M.Si
ii
HALAMAN PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR
BERSIH PADA PDAM KOTA SURAKARTA
(Studi Kasus Pelanggan Tahun 2018)
oleh:
SANTIKA SINURAYA
B300140200
Telah Dipertahankan Didepan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Sabtu, 16 November 2019
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Dewan Penguji:
1. Siti Fatimah Nurhayati., SE., MSi ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Eni Setyowati, SE, M.Si ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Yuni Prihadi U, Drs, MM ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Syamsudin, M. M
NIK. 19570217 1986 031 001
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 15 November 2019
Penulis
SANTIKA SINURAYA
B300140200
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR BERSIH
PADA PDAM KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Pelanggan Tahun 2018)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendapatan, jumlah anggota
keluarga, jarak rumah dan biaya listrik terhadapkonsumsi air bersih pada PDAM Kota
Surakarta. Variabel dependen berupa konsumsi air, sedangkan variabel independen
antara lain pendapatan, jumlah anggota keluarga, jarak rumah dan biaya listrik. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 56 pelanggan PDAM Kota Surakarta.
Data penelitian ini diperoleh dengan data primer, penelitian ini menggunakan metode
uji propotional random sampling dan analisis regresi linier berganda metode Ordinary
Least Square (OLS). Hasil analisis adalah: (1) Hasil perhitungan uji normalitas data
dengan model Jarque Bera berdistribusi normal; (2) Hasil uji Linieritas dengan model
Ramsey Reset menunjukkan bahwa model berbentuk linier; (3) Hasil uji asumsi klasik
menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas dan heteroskedastisitas; (4) Hasil
uji t dapat diketahui bahwa variabel pendapatan dan biaya listrik berpengaruh dan
signifikan, sedangkan variabel jumlah anggota keluarga dan jarak rumah tidak
berpengaruh signifikan; (5) Hasil uji F menunjukkan model yang dipakai eksis; (6) R2
memperoleh nilai 26,32% yang berarti bahwa 26,32% variasi tingkat konsumsi air
bersih di PDAM Kota Surakarta dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan, jumlah
anggota keluarga, jarak rumah dan biaya listrik. Sedangkan 73,68% sisanya dijelaskan
oleh variabel bebas lain atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Kata Kunci: konsumsi air bersih, pendapatan, biaya listrik
.
Abstract
This study aims to analyze the influence of income, the number of family members, the
distance of the house and the cost of electricity to the consumption of clean water in
Surakarta City PDAM. The dependent variable is water consumption, while the
independent variables include income, number of family members, distance to the
house and electricity costs. The samples used in this study were 56 customers of PDAM
Surakarta City. The data of this study were obtained with primary data, this study uses
the propotional random sampling test method and multiple linear regression analysis of
the Ordinary Least Square (OLS) method. The results of the analysis are: (1) The results
of normality test data calculations with the Jarque Bera model are normally distributed;
(2) Linearity test results with the Ramsey Reset model show that the model is linear; (3)
The results of the classical assumption test show that there is no multicollinearity and
heteroscedasticity; (4) T test results can be seen that the variable income and electricity
costs have an effect and are significant, while the variable number of family members
and the distance of the house have no significant effect; (5) F test results indicate the
model used exists; (6) R2 gets a value of 26.32% which means that 26.32% of the
variation in the level of clean water consumption in PDAM Surakarta City can be
explained by income variables, the number of family members, the distance to the
house and the cost of electricity. While the remaining 73.68% is explained by other
independent variables or other factors not included in the model.
Keywords: clean water consumption, income, electricity costs.
2
1. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang berarti bahwa hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh
rakyat secara adil dan merata. Salah satunya bidang pembangunan untuk masyarakat
adalah menyediakan air bersih. Dengan air semua makhluk hidup dapat melangsungkan
kehidupannya, demikian juga masyarakat sangat memerlukan air (terutama air bersih)
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misal: minum, mandi, memasak, mencuci, dan
lain sebagainya sehingga air memduduki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia termasuk
lingkungan yang ada di sekitarnya. Air digunakan manusia secara langsung untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci,
sedangkan pemanfaatannya yang secara tidak langsung adalah untuk mengembangkan
lingkungan hidup (Rambe dalam Winarna, 2003).
Air adalah sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan
merupakan unsur utama dalam setiap sistem lingkungan hidup, baik bagi manusia,
tanaman, hewan dan juga bagi pertanian, industri dan bagi keseim bangan. Air sangat
berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai mana ditetapkan
dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi: “Bumi dan air kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat" (Mutmainah, 2011).
Awalnya air merupakan sumber daya yang tak terbatas jumlahnya karena dapat
diperoleh di sungai serta sumber mata air lainnya. Namun seiring terjadinya penurunan
kualitas, sekarang ini pengadaan air merupakan masalah yang sangat mendesak apabila
melihat perkembangan di masa depan. Hal ini akan mempengaruhi permintaan
pelanggan terhadap air minum yang juga semakin meningkat. Kebutuhan manusia akan
air selalu meningkat dari waktu ke waktu, karena seiring meningkatnya jumlah manusia
dan meningkatnya jumlah kebutuhan manusia akan air. Sementara ketersediaan sumber
air dalam tanah relatif terbatas bahkan menurun di saat musim kemarau. Hal ini
tentunya menjadi permasalahan tersendiri yang perlu dicari solusinya.
Guna mendukung kebutuhan akan air Pemerintah kota Surakarta mendirikan
perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Dharma dengan tujuan menyediakan air
bersih untuk masyarakat yang membutuhkan guna mencukupi kebutuhan sehari–hari.
3
Mengingat karena kebutuhan air bersih merupakan faktor yang sangat vital dalam
kehidupan sehari-hari dan semakin meningkatnya permintaan masyarakat, yang
tercermin dengan meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi pelanggan perusahaan
daerah air minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Surakarta.
2. METODE
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah
pelanggan PDAM Surakarta tahun 2018 dengan jumlah 124 dengan jumlah sampel 56
pelanggan. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
propotional random sampling. Jenis data yang digunakan adalah : Data primer meliputi
data pendapatan pelanggan, jumlah keluarga, harga air dan biaya listrik. Data sekunder
meliputi data jumlah pelanggan PDAM Surakarta. Metode pengumpulan data : untuk
data primer dengan Observasi, Kuisioner, Wawancara, Dokumentasi sedangkan data
sekunder menggunakan metode studi literatur (studi pustaka). Variabel-variabel yang
digunakan adalah Konsumsi air bersih (Y), Pendapatan keluarga (X1), Jumlah anggota
keluarga (X2), Jarak rumah (X3), Biaya listrik (X4). Metode Analisis Data dengan
analisis regresi linier berganda metode Ordinary Least Square. Guna menguji
kevaliditasan model regresi linier berganda metode ordinary least square (OLS) maka
dilakukan : Uji Normalitas, Uji Linieritas Model, Uji Asumsi Klasik (meliputi Uji
multikolinieritas, Uji heteroskedastisitas, Uji otokorelasi), Uji Statistik (meliputi Uji
validitas pengaruh (uji t), Uji kebaikan model (uji F), Interpretrasi koefisien determinan
(R2)).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data Penelitian
Kota Surakarta secara geografis terletak antara 7°34’0” Lintang Utara 110°49’0” Bujur
Timur dan 7,56667° Lintang Selatan 110,81667° Bujur Timur. Kota Surakarta
merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya
seperti Kota Semarang dan Kota Yogayakarta. Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan
”Kota Solo” merupakan dataran rendah dengan ketinggian ±92 meter dari permukaan
air laut dengan luas area sebesar 4.404,06 Ha yang terdiri dari 5 kecamatan dengan total
51 kelurahan yang mencakup 592 RW dan 2.645 RT, yaitu: Kecamatan Laweyan,
terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 863,83 Ha (19,62%), Kecamatan Serengan, 7
4
kelurahan dengan luas 319,5 Ha (7,25%), Kecamatan Pasar Kliwon, terdiri dari 9
kelurahan dengan luas 481,52 Ha (28,57%), Kecamatan Jebres, terdiri dari 11 kelurahan
dengan luas 1.258,18 Ha (28,57%), Kecamatan Banjarsari, terdiri dari 13 kelurahan
dengan luas 1.481,1 Ha (33,63%).
Adapun Batas Administrasi Kota Surakarta adalah sebagai berikut: Batas Utara :
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo
dan Kabupaten Karanganyar. Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo. Batas Barat :
Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Gambar 1. Peta Kota Surakarta
Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota surakarta merupakan badan usaha
milih daerah (BUMD) yang bergerak dalam bidang penyediaan air minum sehat dan
bersih untuk mencukupi kebutuhan air minum penduduk Kota Surakarta. Secara
Geografis, daerah Surakarta terletak pada 1100 45’ 15’’BT – 1100 45’ 35’’BT dan 70
36’ 00’’ LS – 70 56’’LS. Kota Surakarta terdiri dari lima wilayah kecamatan dan 51
wilayah kelurahan. Luas wilayah Surakarta berkisar 44,04 km2 atau 4.404,06 Ha
wilayah Kota Surakarta secara umum memiliki topografi yang relatif datar berkisar
antara 80-130 meter diatas permukaan laut, hanya bagian utara Surakarta memiliki
evelasi pada kisaran 80-130 meter diatas permukaan laut. Penduduk di Surakarta lebih
5
bersifat pemukiman dan pelayanan. Pertumbuhan rata- rata penduduk dalam kurun lima
tahun terakhir berkisar 0,651% per tahun (Arsip bagian Personalia PDAM Surakarta).
Pengelolahan Air Minum Surakarta dibangun pada Tahun 1929 oleh Paku
Buwono X atau sering disebut Sinuhun Wicaksana, pada saat Thedakan dalem pada
Tahun 1925. Sumber Air Cokrotulung ini terpilih dari beberapa alternatif sumber air
yang ada, seperti Nila, Bunder, Doyo, Pelem, dan Nganten yang terletak di kecamatan
Boyolali dalam pelaksanaannya. Pengolahan sumber air Cokrotulung diserahkan pada
Perusahaan Air Minum dari Belanda, yaitu N. Hoogdruk Water Leiding Hoofplaats
Surakarta eb Omstreken dengan mengambil sumber mata air Cokrotulung (wilayah
Klaten dahulunya dibawah kekuasaan Kraton Kasunanan Surakarta). Pada zaman
pendudukan Jepang, berubah nama menjadi Solo Suido Syo. Dan akhirnya diambil alih
oleh Pemerintah Republik Indonesia sesudah Proklamasi 17 Agustus 1945 dan diganti
menjadi Kantor Air Minum Surakarta. Pada awalnya, pengelolaan sumber air
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Namun pada tanggal 09
April 1960 pengolahan dialihkan kepada Dinas Penghasilan Daerah Kotamadya Dati II
Surakarta. Pada Tahun 1976, dengan berdasarkan kepada Surat Mendagri No : Ekbang
B/ 3/ 11 tanggal 31 Juli 1973 dan Surat No : Ekbang/ B/ 2/ 43 tanggal 11 Juli 1974,
Wali Kotamadya KDH TK II Surakarta menerbitkan surat keputusan tentang pendirian
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya Surakarta. Selanjutnya,
pemerintah Daerah Kodya Dati II Surakarta Menerbitkan peraturan Daerah Tahun 1977
tanggal 21 Mei 1977, status dari seksi Air Minum pada Dinas Pendapatan Daerah
ditingkatkan menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kodya Dati II Surakarta No. 1
Tahun 2004 tentang perubahan atas peraturan Daerah Nomor 3 tahun 1977 (Arsip
bagian Personalia PDAM Surakarta).
Tabel 1. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta
No Kecamatan Jumlah Pelanggan Presentase
1 Banjarsari 38 30,64%
2 Jebres 51 41,12%
3 Laweyan 12 9,67%
4 Pasar Kliwon 16 12,90%
5 Serengan 7 5,64%
Jumlah 124 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
6
Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa kelompok pelanggan paling banyak berasal
dari Kecamatan Jebres yaitu sebanyak 51 (41,12%) orang pelanggan, dan yang paling
sedikit berasal dari Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 7 (5,64%) orang pelanggan.
Tabel 2. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Jarak Rumah
No Jarak Rumah (km) Jumlah Presentase
1 1-3 9 16,07%
2 4-6 17 30,35%
3 7-9 28 50,00%
4 >10 2 3,57%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa kelompok pelanggan paling banyak berasal
dari jarak rumah 7-9 km yaitu sebanyak 28 (50,00%) orang pelanggan, dan yang paling
sedikit berasal dari jarak rumah lebih dari 10 km yaitu sebanyak 2 (3,57%) orang
pelanggan.
Tabel 3. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
1 Tidak Sekolah 1 1,78%
2 SD 7 12,5%
3 SMP 9 16,07%
4 SMA 24 42,85%
5 D1 1 1,78%
6 S1 14 25,00%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa kelompok tingkat pendidikan pelanggan
yang paling banyak yaitu lulusan SMA sebanyak 24 (42,85%) orang pelanggan, dan
yang paling sedikit yaitu Tidak Sekolah dan D1 masing-masing sebanyak 1 (1,78%)
orang pelanggan.
Tabel 4. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 37 66,07%
2 Perempuan 19 33,92%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa kelompok jenis kelamin pelanggan yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 (66,07%) orang pelanggan, dan sebanyak 19
(33,92%) orang pelanggan berjenis kelamin perempuan.
7
Tabel 5. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Status Perkawinan
No Status Perkawinan Jumlah Presentase
1 Menikah 53 94,64%
2 Belum Menikah 0 0,00%
3 Janda/duda mati 3 5,35%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 5, terlihat bahwa kelompok status perkawinan pelanggan yang
paling banyak yaitu sudah menikah sebanyak 53 (94,64%) orang pelanggan, dan yang
paling sedikit yaitu belum menikah sebanyak 0 (0,00%) orang pelanggan.
Tabel 6. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Kepemilikan Sumber
Air Lain (Air Tanah)
No Kepemilikan Jumlah Presentase
1 Ada 25 44,64%
2 Tidak Ada 31 55,35%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 6, terlihat kepemilikan sumber air lain (air tanah) nampak
bahwa pelanggan yang mempunyai sumber air lain 25 (44,64%) orang pelanggan, dan
sebanyak 31 (55,35%) orang pelanggan tidak mempunyai sumber air lain.
Tabel 7. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Kepemilikan Rumah
No Kepemilikan Jumlah Presentase
1 Milik Pribadi 54 96,42%
2 Sewa 2 3,57%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel 7, terlihat bahwa Kepemilikan rumah nampak bahwa
pelanggan yang memiliki rumah pribadi sebanyak 54 (96,42%) orang pelanggan, dan
sebanyak 2 (3,57%) orang pelanggan menempati rumah dengan sistem sewa.
Tabel 8. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berdasarkan Jumlah Anggota
Keluarga
No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Presentase
1 1 Orang 1 1,78%
2 2 Orang 2 3,57%
3 3 Orang 20 35,71%
4 4 Orang 27 48,21%
5 5 Orang 5 8,92%
6 6 Orang 1 1,78%
Jumlah 56 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah.
8
Berdasarkan tabel 8, terlihat bahwa jumlah anggota keluarga pelanggan yang
paling banyak yaitu berjumlah 4 orang sebanyak 27 (48,21%) orang pelanggan, dan
yang paling sedikit yaitu 1 orang dan 6 orang masing-masing sebanyak 1 (1,78%)
orang pelanggan.
3.2 Hasil Analisis
Tabel 9. Hasil Estimasi Model Ekonometri
Y = 47188,66 + 0,000626 X1 - 234,9497 X2 + 51,19822 X3 + 0,046442 X4
(0,0000)* (0,0960) *** (0,5744) (0,6726) (0,0074) *
R2 = 0,2632 ; DW-Stat = 1,8719 ; F-Stat =4,1098 ; Prob. F-Stat = 0,0062
Uji Diagnosis
(1) Normalitas
2(3) = 3,966452; Prob.(
2) = 0,1376
(2) Linieritas
F(1,45) = 2,7880; Prob.(2) = 0,1019
(3) Multikolinieritas (VIF)
X1 = 1,4290; X2 = 1,2603; X3 = 1,0362; X4 = 1,1733
(4) Heteroskedastisitas
2(14) = 22,2668; Prob.(
2) = 0,0733
Sumber: Data primer yang diolah.
Keterangan: Angka dalam kurung adalah probabilitas empiric t-statistik.
* Signifikan pada α = 0,01
*** Signifikan pada α = 0,10
Berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, peneliti
memperoleh sampel sebanyak 56 data pelanggan. Selanjutnya, dalam melakukan
analisis regresi linier berganda, ternyata terdapat 4 data outlier. Ghozali (2009)
menyatakan bahwa outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk
ekstrem baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi, sehingga sampel
yang digunakan dalam penelitian sekarang menjadi sebanyak 51 data pelanggan.
Berdasarkan Tabel 9 terlihat nilai signifikansi statistik uji Jarque Bera adalah
sebesar Prob.(2) = 0,1376, yang berarti > 0,10. H0 diterima, distribusi µ normal.
Berdasarkan Tabel 9 terlihat nilai F(1,45) = 2,7880; Prob.(2) = 0,1019 yang
berarti > 0,10. H0 diterima, kesimpulan spesifikasi model yang dipakai dalam penelitian
ini adalah tepat atau linier.
9
Tabel 10. Hasil Uji VIF
Variabel VIF Kriteria Keterangan
X1 1,4290 <10 Tidak ada multikolinieritas
X2 1,2603 <10 Tidak ada multikolinieritas
X3 1,0362 <10 Tidak ada multikolinieritas
X4 1,1733 <10 Tidak ada multikolinieritas
Sumber: Data primer yang diolah.
Uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Variance
Inflation Factor (VIF). Masalah multikolinieritas terjadi apabila VIF bernilai >10.
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai dari semua variabel menunjukkan
nilai VIF < 10, sehingga tidak ada masalah multikolinieritas.
Uji heteroskedastisitas dalam model akan diuji menggunakan uji White. H0 uji
White adalah tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model dan HA nya terdapat
masalah heteroskedastisitas dalam model. H0 akan ditolak jika nilai p (p value),
probabilitas, atau signifikansi empirik statistik 2 ≤ α (level of significance).
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai p, probabilitas atau signifikansi
statistik 2 uji White adalah sebesar Prob.(
2) = 0,0733 yang berarti > 0,10. H0 diterima,
kesimpulan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model.
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel t Sig.t Kriteria Keterangan
X1 0,0006 0,0960 < 0,10 Signifikan pada α = 0,10
X2 -234,94 0,5744 > 0,10 Tidak signifikan pada α = 0,10
X3 51,1982 0,6726 > 0,10 Tidak signifikan pada α = 0,10
X4 0,0464 0,0074 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
Sumber: Data primer yang diolah.
Model eksis apabila seluruh variabel independen secara bersama sama memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Uji eksistensi model adalah uji F. H0 uji F adalah
model tidak eksis dan HA uji F nya model eksis. H0 akan ditolak jika nilai p (p value)
probabilitas, atau signifikansi empirik statistik F ≤ α (level of significance).
Berdasarkan Tabel 9 terlihat nilai p, probabilitas atau signifikansi empirik statistik F
pada eksistensi model memiliki nilai 0,0062 yang berarti < 0,01. Jadi H0 ditolak,
kesimpulannya model yang dipakai dalam penelitian eksis.
Koefisien determinasi bertujuan untuk menganalisa besarnya prosentase variasi
(keragaman) variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen
dalam model. Nilai koefisien determinasi dipergunakan untuk mengukur besarnya
sumbangan atau kontribusi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
10
Berdasarkan dari hasil analisis R2 menunjukkan angka sebesar 0,2632; artinya variasi
variabel tingkat permintaan air bersih di PDAM Kota Surakarta sebesar 26,32% dapat
dijelaskan oleh variabel tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, jarak rumah, dan
biaya listrik. Sisanya 73,68% dijelaskan oleh variabel bebas lain atau faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam model.
Berdasarkan uji validitas pengaruh diketahui bahwa variabel yang memiliki
pengaruh signifikan adalah variabel pendapatan dan biaya listrik. Sementara variabel
jumlah anggota keluarga dan jarak rumah tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Variabel pendapatan (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,0006. Pola
hubungan antara variabel pendapatan dengan konsumsi air adalah logaritma-logaritma
sehingga apabila pendapatan naik sebesar 1%, maka jumlah konsumsi air juga akan
naik sebesar 0,0006%. Sebaliknya, apabila pendapatan turun sebesar 1%, maka jumlah
konsumsi air juga akan turun sebesar 0,0006%.
Variabel biaya listrik (X4) memiliki koefisien regresi sebesar 0,0464. Pola
hubungan antara variabel biaya listrik dengan konsumsi air adalah sehingga apabila
biaya listrik naik sebesar 1%, maka jumlah konsumsi air juga akan naik sebesar
0,0464%. Sebaliknya, apabila pendapatan turun sebesar 1%, maka jumlah konsumsi air
juga akan turun sebesar 0,0464%.
3.3 Pembahasan
Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) yang berpengaruh positif dan signifikan
adalah variabel pendapatan pada α = 0,10 dan variabel biaya listrik pada α = 0,01,
sedangkan variabel jumlah anggota keluarga dan jarak rumah tidak berpengaruh
signifikan terhadap permintaan air bersih di PDAM Kota Surakarta. Adapun interpretasi
ekonomi untuk variabel yang berpengaruh sebagai berikut :
Variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi air,
pada α = 0,01 artinya semakin besar pendapatan maka semakin besar pula peluang
pelanggan untuk pemasangan sumber air PDAM yang dimiliki sehingga konsumsi air
tersebut ikut meningkat. Sebaliknya, bila variabel pendapatan berkurang maka jumlah
konsumsi air ikut berkurang. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan air bersih adalah
kebutuhan manusia yang paling utama untuk melakukan segala sesuatu dan semakin
lama kebutuhan air bersih akan terus meningkat karena melihat kebutuhan manusia
yang semakin beragam. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh I Nyoman
11
Sutama dan Muhammad Ikbal (2017) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih pada PDAM Kota Sumbawa”.
Variabel pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan air
bersih pada PDAM Kota Sumbawa. Hal ini menunjukkan semakin meningkat
pendapatan, maka permintaan konsumsi air juga akan semakin meningkat, dan
sebaliknya.
Variabel biaya listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumisi air,
pada α = 0,01 artinya semakin terjangkau biaya listrik tersebut maka semakin
meningkat jumlah pelanggan yang terserap. Sebaliknya, bila biaya listrik tidak
terjangkau maka jumlah pelanggan akan berkurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya oleh Yuni Masdayani Harahap, Faigiziduhu Bu’ulolo, dan Henry
Rani Sitepu (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Air Bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtanadi Medan”, menunjukkan bahwa biaya listrik berpengaruh signifikan terhadap
permintaan konsumsi air minum PDAM Tirtanadi Medan dengan α sebesar 5%.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Hasil uji normalitas (uji Jarque Bera) dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
statistik uji Jarque Bera adalah 0,1376, yang berarti > 0,10. Dengan demikian
distribusi µ normal.
b. Hasil uji linieritas (uji Ramsey Riset) dapat diketahui bahwa nilai F= 2,7880 dengan
prob 0,1019 dengan demikian model yang dipakai dalam penelitian ini adalah tepat
atau linier.
c. Hasil multikolinieritas (uji VIF) dapat diketahui bahwa nilai dari semua variabel
menunjukkan nilai VIF <10, sehingga tidak ada multikolinieritas.
d. Uji heteroskedastisitas (uji White) dapat diketahui bahwa nilai signifikansi statistik
2 uji White adalah sebesar 0,0733 yang berarti tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas pada model.
12
e. Hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap konsumsi air pada permintaan air bersih adalah sebagai berikut :
Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap konsumsi air pada permintaan air
bersih pada α = 0,10. Jumlah anggota keluarga berpengaruh tidak signifikan
terhadap konsumsi air pada permintaan air bersih pada α = 0,10. Jarak rumah
berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi air pada permintaan air bersih pada
α = 0,10. Biaya listrik berpengaruh signifikan terhadap konsumsi air pada
permintaan air bersih pada α = 0,01.
f. Hasil uji F secara bersama-sama variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga,
jarak rumah, dan biaya listrik berpengaruh signifikan terhadap konsumsi air pada
permintaan air bersih pada α = 0,01.
g. Koefisien determinasi (R2) memperoleh nilai sebesar 0,2632 artinya variasi tingkat
konsumsi air bersih di PDAM Kota Surakarta sebesar 26,32% dapat dijelaskan oleh
tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, jarak rumah, dan biaya listrik. Sisanya
73,68% dijelaskan oleh variabel bebas lain atau faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Bagi Pemerintah Kota Surakarta diharapkan dapat menjaga dan melestarikan
lingkungan ruang terbuka hijau dan memperbanyak penanaman pohon sehingga
pada waktu musim hujan, air hujan dapat meresap pada tanah agar tidak berpotensi
menjadi penyebab banjir sehingga pada musim kemarau ketersediaan air tersedia
dan tidak terjadi kekeringan.
b. Bagi PDAM Kota Surakarta melakukan evaluasi pelayanan dan peningkatan
kualitas air PDAM Kota Surakarta sehingga pelanggan merasa terpuaskan.
c. Bagi pelanggan PDAM Kota Surakarta hendaknya dalam penggunaan air PDAM
seefisien dan seefektif mungkin.
d. Bagi peneliti lain dapat menggunakan variabel model lain yang berbeda demi
tersempurnanya hasil penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda kota Surakarta. 2017. Peta kota Surakarta. Surakarta: Badan Perencana dan
Pembangunan Daerah kota Surakarta.
Boediono. 2011. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Djarwanto dan Pangestu Sobagyo. 1998. Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE
Fauziah, R. N. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Periode 2004-2013 (Doctoral dissertation, UII).
Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Y. M., Bu’ulolo, F., & Sitepu, H. R. 2013. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirtanadi Medan. Vol.1 No.4. Hal.: 325–336.
I Nyoman Sutama, Muhammad Ikbal. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Air Bersih pada PDAM Kota Sumbawa Tahun 2017. Fakultas
Ekonomi & Manajemen Universitas Samawa Program Studi Ekonomi
Pembangunan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14 No 1
Lincolin, Arsyad. 2000. Ekonomi Manejerial. Yogyakarta: BPFE.
Mailindra, W., & Anas, A. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Air Minum PDAM Tirta Sakti Kerinci. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Vol.18 No.2. Hal.: 443–451.
Mutmainah, H. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih dari
Masyarakat Terhadap Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Karanganyar. Graduasi, Vol.26.
Rosyidi, Suherman, 2000, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro,EdisiBaru, Jakarta.PT Raja Grafindo Persada
Sa’adah, Z., Indranjoto, R., & Sudjarwanto, S. 2017. Factors Affecting PDAM Water
Demand of Household “A” Category in Purworejo Regency. Ekonomi Regional
Jurnal Pembangunan Ekonomi Wilayah, Vol.12 No.1.
Saputra, Y. A. 2017. Permintaan Air Bersih Kota Pekanbaru (Studi Kasus PDAM Tirta
Siak). JOM Fekon, Vol.4 No.1. Hal.: 1–13.
Sasongko, Djoko, 1991. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Mikroekonomi.Edisi Ketiga. Jakarta:Raja
Grafindo Persada
Sutrisno, Totok, 2004. Penyidaan Air Minum. Jakarta: Rineka Cipta.
Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. 2013. Pembangunan Ekonomi, jilid 2 edisi
11. Jakarta: Salemba Empat.
Virgantari, F., Daryanto, A., Harianto, H., & Kuntjoro, S. U. 2011. Analisis Permintaan
Ikan di Indonesia: Pendekatan Model Quadratic Almost Ideal Demand System
14
(Quaids). Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, Vol.6 No.2. Hal.:
191.
Wiyan Mailindra dan Azwar Anas. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Air Minum PDAM Tirta Sakti Kerinci. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi. Vol.18 No.2
Yuliarmi, N. N., & Riyasa, P. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar. Buletin Studi
Ekonomi, Vol.12 No.1. Hal.: 9-28.