4
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA MODELING DAN ANALISIS DATA BIOFARMASETIKA DENGAN WINSAAM Disusun oleh Riska Febriyeni Siregar 260110100078 Kamis / 07.00 – 10.00 LABORATORIUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013 UJI BIOAVABILITAS DAN BIOEKIVALENSI OBAT 1

Format Lapak Ba Be

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Format Lapak Ba Be

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

MODELING DAN ANALISIS DATA BIOFARMASETIKA DENGAN WINSAAM

Disusun oleh

Riska Febriyeni Siregar 260110100078

Kamis / 07.00 – 10.00

LABORATORIUM BIOFARMASETIKA DAN

FARMAKOKINETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

1

Page 2: Format Lapak Ba Be

UJI BIOAVABILITAS DAN BIOEKIVALENSI OBAT

I. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Menentukan status bioekivalensi dari suatu produk obat yang diuji.

2. Merancang uji bioavabilitas dan bioekivalensi suatu produk obat.

II. PRINSIP

Prinsip pada percobaan kali ini adalah :

1. Bioavabilitas adalah suatu ketersediaan hayati atau suatu pengukuran laju dan

jumlah obat yang mencapai sirkulasi umum (persentase obat yang diabsorbsi

tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek

terapeutisnya).

2. Bioekivalensi adalah sediaan yang laju dan jumlah absorpsinya tidak berbeda

secara bermakna apabila diberikan dalam dosis dan kondisi percobaan yang

sama (suatu proses dengan innovator produk yang telah dipasarkan dan

memiliki data valid tentang etikasi dan keamanannya).

III. TEORI DASAR

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Software Microsoft Excel 2010

2. Bahan

Komputer

2

Page 3: Format Lapak Ba Be

V. PROSEDUR

1. Dari soal yang diberikan, susun data AUC dari masing-masing obat yang telah

diuji. Tentukan obat yang akan dijadikan sebagai standar.

2. Hitung bioavabilitas, FREL dan FABS menggunakan Microsoft excel 2010

3. Simpulkan status bioekivalensi dari produk yang diuji.

VI. DATA PENGAMATAN

VII. PEMBAHASAN

VIII. KESIMPULAN

1. Bioavabilitas absolut dari obat adalah sebesar 85,46 %, hal ini

menunjukkan bahwa obat dengan pemberian melalui oral tidak

diabsorpsi secara sempurna.

2. Kapsul A dan kapsul C tidak ekivalensi, sedangkan kapsul B memiliki

ekivalensi sama dengan kapsul standar

DAFTAR PUSTAKA

3