6
Fumigasi adalah peracunan tikus beserta ekstoparasinya dengan menggunakan gas beracun (fumigan). Fumigasi adalah salah satu pengendalian tikus secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh tikus atau dapat menggangu aktivitas untuk makan, minum, mencari pasangan, maupun reproduksinya. Fumigant ini tidak hanya berbahaya bagi tikus dan ekstoparasitnya, tetapi juga berbahaya bagi manusia yang mengaplikasikannya serta manusia dan hewan lain yang berada di sekitar tempat berlangsungnya proses fumigasi tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fumigasi adalah sebagai berikut: 1. Fumigant yang digunakan harus mempunyai berat molekul lebih dari 28, yaitu berat molekul N2 yang mendominasi udara (sampai 78%). Jika tidak demikian, gas yang dihasilkan akan melayang dan hilang. 2. Memperhatikan kelembaban relatif di dalam tanah dan ukuran partikel tanah pada saringan tikus didalam tanah. Kelembaban relatif udara di dalam tanah harus cukup tinggi sehingga fumigant yang diaplikasikan dalam bentuk padat

Fumigasi Tikus

Embed Size (px)

Citation preview

Fumigasi adalah peracunan tikus beserta ekstoparasinya dengan menggunakangas beracun (fumigan). Fumigasi adalah salah satu pengendalian tikus secarakimiawi, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat membunuhtikus atau dapat menggangu aktivitas untuk makan, minum, mencari pasangan,maupun reproduksinya. Fumigant ini tidak hanya berbahaya bagi tikus dan ekstoparasitnya, tetapi juga berbahaya bagi manusia yang mengaplikasikannya serta manusia dan hewan lainyang berada di sekitar tempat berlangsungnya proses fumigasi tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fumigasi adalahsebagai berikut:1. Fumigant yang digunakan harus mempunyai berat molekul lebih dari 28, yaituberat molekul N2 yang mendominasi udara (sampai 78%). Jika tidakdemikian, gas yang dihasilkan akan melayang dan hilang.2. Memperhatikan kelembaban relatif di dalam tanah dan ukuran partikel tanahpada saringan tikus didalam tanah. Kelembaban relatif udara di dalam tanahharus cukup tinggi sehingga fumigant yang diaplikasikan dalam bentuk padat(phostoxin) dapat segera bereaksi dengan uap air (H2O gas) sehinggaterbentuk gas beracun. Jika ukuran partikel tanah cukup besar, maka gasberacun akan banyak yang terbuang melalui celah pori-pori tanah.Ruangan yang akan difumigasi harus tertutup rapat dan tidak ada ventilasiyang terbuka yang menghubungkan antara udara didalam dengan udara diluarserta tidak boleh ada seorang pun yang ada didalam ruangan tersebut. Hal inidimaksudkan karena bahan fumigant tesebut sangat berbahaya baik bagi tikusmaupun manusia.

Beberapa jenis fumigant yang dapat digunakan untuk fumigasi :1. Hidrogen sianida (HCN)Gas hidrogen sianida (HCN) berasal dari kalium sianida (KCN) yangbereaksi dengan uap air. Gas ini sering digunakan untuk membunuh seranggayang akan dibuat koleksi. Sifat gas HCN Lebih ringan dari udara BD = 0,9483. Tidak berbau dan tidak berwarna. Larut dalam air/minyak/mentega/garam dan meresap dalam bantal dan kasur. Dapat merusak kulit dapat masuk dalam pori-pori Dapat memburamkan/merusak metal (kuningan, emas, nikel) Membunuh tikus melalui pernafasan dan kulit.Pemberian dosis pada fumigasi dengan HCN adalah 2 gram setiap m3. lamawaktu fumigasi adalah 2-3 jam.

2. Karbon monoksida (CO)Gas karbon monoksida (CO) merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan mengandung ikatan rantai karbon. Hemoglobin (Hb) yang terdapat didalam darah merah hewan mamalia mempunyai ikatan CO sebesar 210-250 kali lebih kuat dibandingkan ikatan O2. Dengan demikian tikus yang menghirup CO dalam jumlah yang cukup banyak akan mati lemas (kehabisan energi) karena iktan Hb-CO yang terbentuk tidak dapat mengikatO2 sebagai sumber energi.

3. Hidrogen fosfida (PH3)Gas hydrogen fosfida sering disebut sebagai fosfin. Gas ini berasal dari hasil reaksi aluminium fosfida (AIP) dengan uap air di udara (H2O). Bentuk formulasi komersial dari fumigant ini adalah tablet dengan nama dagang Phostoxin (bahan aktif AIP 65%) yang sebenarnya ditunjukan untuk hama gudang dari golongan serangga. Namun dalam kenyataanya, gas fosfin ini tidak hanya bersifat insektisida, tetapi juga sebagai biosida sehingga dapat membunuh tikus terutama yang berada di dalam gudang. Gas fosfin mempunyai sifat tidak berwarna, abunya seperti bawang putih atau karbit, mudah terbakar dan beracun pada konsentrasi lebih dai 0,8 ppm.

4. Karbon dioksida (CO2)CO2 merupakan hasil respirasi dari hewan. Gas ini sebagian besar harus dilakukan dari tubuh hewan untuk digantikan dengan gas O2. pada konsentrasi lebih dari 23%, gas CO2 dapat membunuh tikus selama kurang dari 2 jam.

5. Sulfur dioksida (SO2)SO2 merupakan gas yang berasal dari hasil pembakaran unsur belerang (sulfur). Gas SO2 itu mempunyai sifat tidak berwarna, tidak mudah terbakar. Baunya tidak menusuk hidung dan perih dimata. Gas SO2 bersama-sama dengan gas CO dan Co2 merupakan hasil pembakaran dari merang, sabut kelapa atau klaras pisang dengan belerang yang mempunyai perbandingan 10-15 (merang, sabut kelapa atau klaras) berbanding 1 (belerang). Ketiga gas ini di hasilkan secara bersama-sama dalam bentuk emposan untuk mengendalikan tikus yang berada didalamsarangnya. Pemberian dosis pada fumigasi dengan gas SO2 adalah 1 kg pada 20 m3 dengan dua kali lipatnya. Lama waktunya adalah 6-8 jam.

6. Metil bromida (CH2Br)CH2Br merupakan fumigant yang bersifat akut. Metal bromide ini sering digunakan dikapal, gudang, atau dirumah-rumah. Aplikasi dari fumigant lebih sulit dari pada fosfin. Gas ini bersifat spesifik sehingga sangat berbahaya bagi yang menggunakan.Metal bromide mempunyai sifat tidak berwarna dan tidak berbau. Sehingga biasanya bahan ini dicampur dengan kloropikirin yang pedih dimata atau dicampur dengan gas halida yang akan berubah warna dari hijau menjadi biru tua jika bereaksi dengan metal bromide, untuk segi keamanan.

SarangTikus membuat sarang untuk beberapa tujuan, yaitu tempat istirahat pada siang hari, tempat melarikan diri dan bersembunyi dari serangan predator (musuhnya), tempat memelihara dan menyusui anaknya, tempat menyimpan makanan (terutama padasaat di lapangan tidak ada makanan), tempat menjaga suhu badan agar tetap stabil. Tikus membuat sarang di pematang-pematang sawah, di tepi saluran irigasi, di bawah jalan kereta api, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan dia membuat sarang. Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daun-daunan.Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang dibuat.Fumigasi dapat digunakan pada saat tanaman padi memasuki stadia generatif, karena pada saat itu umpan beracun yang diberikan tidak akan dimakan oleh tikus.Tikus lebih tertarik pada tanaman padi terutama pada bagian malai.Asap beracun dikeluarkan atau diemposkan dengan bantuan alat alat pengempos yang terbuat dari logam tahan panas.Bahan-bahan yang digunakan dalam fumigasi adalah merang ditamabh belerang, kemudian dibakar.Jika tidak ada belerang, merang sendiri dapat digunakan, karena pada pembakaran merang akan dihasilkan gas karbondioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO) yang juga dapat meracuni tikus.Penambahan belerang akan terbentuk gas belerang dioksida (SO2) sebagai tambahan yang dapat membunuh tikus lebih cepat.Kelebihan fumigasi dibandingkan umpan beracun adalah dapat membunuh anak-anak tikus dan kutu yang menempel di kulit tikus, yang tidak mati bila tikus dikendalikan dengan umpan beracun.