15
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-50 TAHUN DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI KECAMATAN PADANG HILIR TEBING TINGGI TAHUN 2010 Abstrak Berdasarkan jumlah penduduk dan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia pada tahun 2005, sekitar 26 % dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopouse Tentunya, sekian tahun kemudian jumlah tersebut semakin bertambah. Hal ini ditunjang dari kondisi kesadaran menjaga kesehatan yang semakin baik hingga angka harapan hidup semakin meningkat. Menurut Batasan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit atau kelemahan. Agar kehidupan maturitas berlangsung dalam kehidupan akan kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga kesehatan. Disamping menjaga kesehatan kita juga perlu mengadakan persiapan terhadap datangnya masa klimakterium atau menopause. Penelitian ini telah membuktikan bahwa wanita pada wanita usia 44 tahun banyak menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih sebentar waktunya di banding biasanya. Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ke tidak teraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Kata kunci : Pengetahuan, Menopause, Pendidikan A. PENDAHULUAN Menurut Batasan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit atau kelemahan. Agar kehidupan maturitas berlangsung dalam kehidupan akan kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga kesehatan. Disamping menjaga kesehatan kita juga perlu mengadakan persiapan terhadap datangnya masa klimakterium atau menopause (Depkes RI 1993). Menurut Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis (Perosi) satu atau tiga wanita dan satu dari lima pria di Dunia terkena Osteoporosis penderita Osteoporosis kebanyakan adalah kaum wanita, terkait dengan proses hormonal. Di Amerika Serikat pada 1998 tercatat 28 juta penderita kasus patah tulang khususnya wanita pasca menopause (Wirawan dkk, 2004). Penelitian telah membuktikan bahwa wanita pada wanita usia 44 tahun banyak menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih sebentar waktunya di banding biasanya. Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ke tidak teraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya (http://id.wikipedia.org/wiki. menopause ). Seperti remaja yang gelisah ketika menunggu masa menstruasi nya datang, wanita dewasapun mengalami masa penantian tersebut. Biasanya masa gelisah ini terjadi menjelang usia 50 tahunan. Bedanya, yang diamati para wanita ini justru masa berhentinya siklus haid mereka atau yang lebih dikenal dengan menopause ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali (Kuntjoro, 2002).

GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-50 TAHUN DALAM

MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI KECAMATAN PADANG

HILIR TEBING TINGGI TAHUN 2010

Abstrak

Berdasarkan jumlah penduduk dan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia pada tahun 2005, sekitar

26 % dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopouse Tentunya, sekian tahun kemudian jumlah

tersebut semakin bertambah. Hal ini ditunjang dari kondisi kesadaran menjaga kesehatan yang semakin baik

hingga angka harapan hidup semakin meningkat. Menurut Batasan Kesehatan Dunia World Health Organization

(WHO) yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan bukan hanya

keadaan bebas penyakit atau kelemahan. Agar kehidupan maturitas berlangsung dalam kehidupan akan

kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga kesehatan. Disamping

menjaga kesehatan kita juga perlu mengadakan persiapan terhadap datangnya masa klimakterium atau

menopause. Penelitian ini telah membuktikan bahwa wanita pada wanita usia 44 tahun banyak menstruasi nya

menjadi lebih sedikit atau lebih sebentar waktunya di banding biasanya. Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ke tidak teraturan siklus yang berkepanjangan

sebelumnya.

Kata kunci : Pengetahuan, Menopause, Pendidikan

A. PENDAHULUAN

Menurut Batasan Kesehatan Dunia

World Health Organization (WHO) yang

dimaksud dengan sehat adalah keadaan

benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan

bukan hanya keadaan bebas penyakit atau

kelemahan. Agar kehidupan maturitas

berlangsung dalam kehidupan akan

kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu

adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga

kesehatan. Disamping menjaga kesehatan

kita juga perlu mengadakan persiapan

terhadap datangnya masa klimakterium atau

menopause (Depkes RI 1993).

Menurut Ketua Umum Perhimpunan

Osteoporosis (Perosi) satu atau tiga wanita

dan satu dari lima pria di Dunia terkena

Osteoporosis penderita Osteoporosis

kebanyakan adalah kaum wanita, terkait

dengan proses hormonal. Di Amerika Serikat

pada 1998 tercatat 28 juta penderita kasus

patah tulang khususnya wanita pasca

menopause (Wirawan dkk, 2004).

Penelitian telah membuktikan bahwa

wanita pada wanita usia 44 tahun banyak

menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau

lebih sebentar waktunya di banding biasanya.

Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita

berhenti menstruasi sama sekali tanpa

disertai ke tidak teraturan siklus yang

berkepanjangan sebelumnya

(http://id.wikipedia.org/wiki.menopause).

Seperti remaja yang gelisah ketika

menunggu masa menstruasi nya datang,

wanita dewasapun mengalami masa

penantian tersebut. Biasanya masa gelisah ini

terjadi menjelang usia 50 tahunan. Bedanya,

yang diamati para wanita ini justru masa

berhentinya siklus haid mereka atau yang

lebih dikenal dengan menopause ditandai

dengan siklus haid bulanan yang mulai

terganggu dan akhirnya menghilang sama

sekali (Kuntjoro, 2002).

Page 2: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Melihat perkembangan jumlah

penduduk di Indonesia, pada tahun 2005

penduduk Indonesia telah berjumlah 218,1

juta dan 108,5 juta diantaranya adalah

wanita, termasuk 6,2 juta orang wanita

berusia 45- 50 tahun.

(http://www.depkes.go.id )

Pada Kecamatan Padang Hilir

Tebing Tinggi, di dapat jumlah wanita lanjut

usia sebanyak 117 Orang dan diantaranya ada

69 wanita berusia 44 tahun sampai 50 tahun

yang menjelang menopause.

Berdasarkan latar belakang di atas

maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh

mana gambaran pengetahuan ibu usia 45-50

tahun dalam menghadapi masa Menopouse di

Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi

Tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Menopause

Menopause merupakan sebuah kata

yang mempunyai banyak arti men atau

pauseis adalah akta yunani yang pertama kali

digunakan untuk menggambarkan

berhentinya haid menurut kepustakaan 17

dan 18 menopause dianggap suatu bencana

dan malapetaka sedangkan post menopause

dianggap tidak berguna lagi dan tidak

menarik lagi (Kasdu, 2002).

Menopause adalah berhentinya

fungsi reproduksi dengan ditandai oleh

berakhirnya mentruasi umur sekitar 50 tahun

(Manuaba, 2001).

Menopause rata-rata terjadi pada usia

50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal

pada wanita usia 40 tahun. Biasanya ketika

mendekati masa menopause, dan banyaknya

darah yang keluar pada siklus mentruasi

cenderung bervariasi, tidak seperti biasa (

Anonimous, 2004).

Menopause adalah keadaan pada

seseorang wanita yang mengalami penurunan

fungsi indung telur, yang berakibat

menurunnya produksi hormon estrogen.

Keadaan ini antara lain mengakibatkan

terhentinya haid untuk selamanya ( mati

haid), umur menopause pada wanita

Indonesia sekitar 50 tahun pada tahun 2000,

dan semula 46 tahun pada tahun 1980 (

Depkes RI, 2001).

Tanda dan Gejala Menopause

1. Beberapa gejala yang menunjukkan

wanita menuju menopause yaitu :

a. Gangguan haid (siklus menjadi lebih

panjang atau lebih pendek, darah lebih

menjadi sedikit atau lebih banyak).

b. Rasa panas atau gerak di daerah dada,

leher, muka, kadang-kadang berkeringat

sampai ke pori tubuh.

Page 3: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

c. Berkeringat malam, gangguan tidur atau

sulit tidur

d. Rasa cepat lelah

e. Kulit merasa gatal

f. Berat badan bertambah

g. Vagina kering atau sulit bersenggama

h. Gangguan emosi, menjadi pemarah,

pencemas, pelupa dan lekas panik

2. Gejala lain pada masa menjelang

menopause (sindroma) menjelang

menopause menurut yatim (2001)

adalah:

a. Perubahan emosional

b. Perubahan dalam perilaku

c. Gangguan dalam gangguan

d. Gejala-gejala pada syaraf vegetasif

e. Perubahan dalam kebiasaan makan

f. Perubahan dalam kebiasaan makan

g. Perubahan dalam keseimbangan air

dan mineral

Perubahan Psikologis

Ketika memasuki menopause dialami

oleh perempuan, maka perempuan itu juga

akan mengalami berbagai perubahan fisik

dan fsikologis. Perubahan-perubahan ini

diasumsikan dan mempengaruhi kesehatan

mental perempuan pada masa menopause.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah

tidak ada hubungannya antara pengaruh

menopause dengan kesehatan mental

perempuan pada masa Menopause. Yang

dapat disimpulakan adalah alaupun

perempuan mengalami perubahan akibat

datangnya Menopause, kondisi ini tidak

membuat perempuan menjadi kehilangan

akal sehatnya dan menjadi perempuan dan

yang tidak bahagia (Wirawan dkk, 2004).

Kebutuhan Gizi Masa Menopause

Menopause dipandang dari sudut gizi

adalah saat tengah terjadi ketidak

seimbangan gizi, terutama yang menonjol

adalah akibat berkurangnya mineral kalsium

sebanyak 750 mg setiap hari dengan

ditambah 375 UI Vitamin D dapat

menyediakan kasium tubuh secara memadai

tak kurang 3 tahun selain vitamin D ada

baiknya dikonsumsi juga secara cukup

Phosfor yang dianjurkan sekitar 500 mg per

hari untuk keseimbangan kalsium dan tulang.

Contoh makanan yang kaya phosphor adalah

beras giling jagung tempe kedelai murni,

daging ayam dan lain-lain. Sedangkan

makanan sumber kalsium adalah susu, keju,

roti tawar, umbi-umbian, sayuran hijau dan

ikan (mengandung antara 40-100 mg),

kacang-kacangan, telur, dagingan bubur,

gandum (mengandung antara 10-40 mg)

(Khamil, 2003).

Proses Terjadinya Menopause (Depkes RI

1993)

Menopause terjadi karena habisnya

volikel (sel telur) pada indung, jumlah sel

Page 4: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

telur ketika seseorang dilahirkan adalah lebih

kurang 733.000 dan jumlah ini terus

berkurang selama masa kanak-kanak dan

masa reproduksi. Pada usia 39 – 40 tahun

jumlah turun kira-kira 10.900.

Pada setiap siklus haid sebanyak 10-15

sel telur akan dipersiapkan untuk

berkembang, tetapi pada umumnya hanya

satu folikel yang akan berkembang pesat

mengalami ovuluasi (pelepasan sel telur dari

folikel indung telur sisinya dan juga sebagian

besar sel telur dari folikel indung telur.

Sisanya sebagian besar sel telur akan

mengalami hambatan perkembangan,

pengisutan dan penyerapan. Dengan

demikian proses pemusnahan folikel

berlangsung cepat. Semakin folikel yang

berkembang semakin berkurang

pembentukan hormone estrogen dan

progesterone.

Pada umumnya menopause terjadi antara

45-50 tahun. Menopause dapat menjadi lebih

dini akibat beberapa penyakit, antara lain

anemia (kekurangan sel darah merah) dan

tuberkolosis. Selain itu menopause dapat

terjadi secara buatan sebagian akibat

pembedahan dan pengangkatan kedua

ovarium atau pengobatan dengan radiasi.

Kesiapan seorang Ibu dalam menghadapi

Menopause menurut Kasdu (2002) adalah:

1. Mengkonsumsi makanan bergizi

Pemenuhan gizi yang memadai

akan sangat membantu dalam

menghambat berbagi dampak negatif

terhadap kinerja otak, mencegah kulit

kering serta berbagai penyakit lain.

Memenuhi kebutuhan gizi perhari

dengan asupan zat-zat makanan yang

mengandung karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral dan air.

2. Menghindari stress

Usahakan untuk membiasakan

gaya hidup rileks dan menghindari

tekanan yang dapat membebani

pikiran. Hal ini penting untuk

mengatasi dampak psikologi akibat

menopause. Wanita yang memasuki

menopause sering menimbulkan

tekanan psikologi, jika tekanan ini

tidak diatasi akan berkembang

menjadi stress yang berdampak

buruk pada seseorang wanita.

3. Menghentikan merokok dan minum-

minum beralkohol

Wanita perokok akan lebih

mudah memasuki usia menopause

dibandingkan dengan wanita yang

tidak merokok, dan asap nikotin

dapat membuat kulit wajah menjadi

kering dan kusam. Merokok juga

dapat merusak kesehatan seseorang

dan juga dapat merusak kecantikan

wanita.

Page 5: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

4. Olah raga secara teratur

Selain menguatkan tulang olah

raga juga sudah terbukti bisa mencegah

penyakit jantung, diabetes, jenis kangker

tertentu dan juga dapat mengusir stress.

Jenis olahraga yang menggunakan beban

tubuh untuk bergerak seperti : jalan kaki,

jogging, bersepeda, naik tangga dan

lompat tali.

5. Berkonsultasi dengan dokter

Meskipun masa menopause

merupakan peristiwa nolma yang akan

terjadi pada setiap wanita, dan jika

seorang wanita memiliki beberapa

penyakit atau riwayat kesehatan, bahkan

gaya hidup yang memungkinkan

munculnya masalah pada menopause,

dengan berkomunikasi dengan dokter

akan mendapat informasi yang benar

untuk mengetahui masalah akibat

menopause.

Masalah Akibat Menopause

Menopause tidak terjadi secara tiba-tiba

menopause merupakan suatu proses yang

terjadi secara berangsur-angsur masa transisi

atau sebelum mati haid sampai sudah mati

disebut dengan masa klimakterium. Bila telah

terjadi menopause maka ovarium sudah tidak

menghasilkan estrogen dan progesterone lagi

(Depkes RI, 2001).

1. Gejala-gejala akut (jangka pendek)

a. Gejala ini sering timbul pada malam

hari, sehingga menyebabkan terbangu

dari tidur, gejala timbul hanya dalam

hitungan menit, tetapi kadang-kadang

dapat sampai 1 jam.

b. Gangguan psikologi , penurunan

hormon estrogen pada wanita

juga dapat mengakibatkan

gangguan psikologis berupa

depresi, mudah tersinggung,

mudah marah, kurang percaya

diri, sukar berkonsentrasi,

perubahan prilaku, menurunya

daya ingat dan kehilangan gairah

seksual.

c. Kelainan kulit, rambut dan gigi dan

keluhan sendi atau tulang kehilangan

jaringan penunjang atau golongan pada

wanita menopause akan mengakibatkan

kulit menjadi tipis, kering dan keriput,

rambut tipis terarah, bibir menjadi

pecah-pecah dan rasa sakit serta ngilu

pada daerah persendian.

d. Gangguan mata

Mata terasa kering dan

kadang-kadang terasa gatal karena

reproduksi air mata berkurang

e. Gangguan saluran kemih dan alat

kelamin

Wanita menopause antara lain

sering tidak dapat menahan kencing dan

mudah menderita infeksi saluran

Page 6: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

kencing, vagina terasa gatal, kering,

mudah luka, keputihan, nyeri pada

senggama dan pendarahan paska

senggama

2. Pada jangka pajang

Yang dapat terjadi akibat berkurangnya

hormon estrogen ini adalah :

a. Osteoporosis

Osteoporosis adalah

berkurangnya kepadatan tulang pada

wanita akibat penurunan kadar darah,

umumnya osteoporosis terjadi pada

tulang yang berongga, yaitu tulang

belakang, leher, paha, panggul dan

lengan bawah. Osteoporosis dapat

dipercepat oleh kekurangan kalsium.

b. Penyakit tulang koroner

Kadar oksigen yang cukup,

mampu melindungi wanita dari

penyakit jantung koroner,

berkurangnya hormon estrogen dapat

menurunkan kadar kolestrol baik

(HDL, Lowa Densiti Liproprotein)

yang meningkat kejadian penyakit

jantung koroner pada wanita.

c. Kepikunan (Demensia tipe Alzheimer)

Kekurangan hormon estrogen

juga mempengaruhi susunan syaraf

pusat, otak, penurunan hormon

estrogen menyebabkan kesulitan

berkonsentrasi, kehilangan ingatan

akan peristiwa jangka pendek, sukar

tidur, gelisah, depresi sampai kepada

kepikunan tipe Alzheimer. Penyakit

kepikunan ini terjadi bila kekurangan

estrogen berlangsung cukup lama dan

berat yang diperoleh faktor kotoran

serta proses ketuaan.

Pencegahan Terhadap Masalah

Menopause

Upaya pencegahan terhadap

masalah menopause yang dilakukan

adalah:

1. Pemeriksaan alat kelamin

Pemeriksaan alat kelamin

wanita bagian luar, liang rahim dan

leher rahim untuk melihat kelainan

yang mungkin ada, misalnya lecet

atau keputihan.

2. Perubahan Payudara

Ketidak seimbangan hormon

yang terjadi akibat penurunan kadar

hormon estrogen, dapat

menimbulkan pembesaran atau

tumor payudara.

3. Penggunaan bahan

Unsur fito-estrogen dalam

jumlah yang cukup yaitu kedelai

(tahu, tempe dan kecap), papaya dan

semanggi merah.

4. Penggunaan bahan makanan sumber

kalsium

Page 7: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Makanan yang mengandung

kalsium antara lain susu, keju, teri,

umbi-umbian, sayur hijaudan ikan.

5. Menghindari makanan yang

mengandung banyak lemak, kopi dan

alcohol

Dengan rejimen ini, sebagai

wanita akan mengalami kekambuhan

gejala selama berhari-hari tampa terapi

estrogen. Pada pasien-pasien demikian

estrogen dapat diberikan setiap hari, jika

progestin menyebabkan sedatif atau efek

tak diinginkan lainya, maka dosis dapat

dikurangi menjadi 2,5-5 mg selama 10

hari terakhir dari siklus dengan sedikit

peningkatan resiko hyperplasia

endometrium. Rejimen-rejimen ini

biasanya di ikuti perdarahan pada akhir

dari tiap siklus (Francis.S, 2002).

Konsep Pengetahuan

Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni : indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut (Ahmad, 2001)

pengetahuan dalam bahasa asing kita kenal

dengan istilah “knowledge”. Defenisi

pengetahuan adalah suatu sistem dari

berbagai pngetahuan yang masing-masing

mengenai suatu lapangan pengalaman

tertentu dan disusun dengan metode tertentu

sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu

hingga menjadi suatu keseluruhan (kesatuan)

yang bagian-bagiannya saling berhubungan

satu dengan yang lain, dan dapat dipengaruhi

untuk menerangkan atau

menginterfrestasikan gejala-gejala tertentu

dalam bidang tertentu.

Tingkat pengetahuan

Menurut Bloom dalam

Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang

dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6

(enam) tingkat yaitu :

a. Tingkat tahu (know), bila seseorang

hanya mampu menjelaskan secara

garis besar apa yang telah diketahui.

b. Memahami (comprehensision),

memahami suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat

menguraikan materi tersebut secara

benar.

c. Tingkat penerapan (application), bila

telah ada kemampuan untuk

menggunakan apa yang telah dipelajari

dari suatu situasi ke situasi lain.

d. Tingkat analisis (analisi), bila

kemampuan lebih meningkat, ia telah

Page 8: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

mampu untuk menerangkan bagian-

bagian yang menyusun suatu bentuk

pengetahuan tertentu dan menganalisis

satu dari yang lainnya.

e. Tingkat sintesis (syntesis), bila sudah

mampu untuk menyusun kembali

bentuk semula maupun ke bentuk lain.

f. Tingkat evaluasi (evaluation),

merupakan tingkat pengetahuan yang

tertinggi telah ada kemampuan untuk

mengetahui secara menyeluruh semua

bahan yang dipelajari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain :

a. Pendidikan

Pendidikan seseorang akan

mempengaruhi pengetahuan tentang ibu

usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa

menopause karena semakin tingginya

pendidikan maka semakin tinggi juga

pengetahuan yang didapat atau yang

diperoleh seseorang. Sebaliknya

pendidikan yang rendah maka

pengetahuan yang didapat juga kurang

(Noor Azhar, 2007).

b. Sumber informasi

Media informasi atau sumber

informasi adalah media pembelajaran,

teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran (Sudrajat, 1997).

1. Menurut Notoadmodjo (1997), yang

dimaksudkan dengan media pendidikan

kesehatan pada hakikatnya adalah alat

bantu pendidikan disebut media

pendidikan karena alat-alat tersebut

merupakan saluran (channel) untuk

menyampaikan kesehatan, karena alat-alat

yang digunakan untuk memudahkan

penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi

masyarakat berdasarkan fungsinya

sebagai penyalur pesan kesehatan.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan ini

merupakan penelitian yang bersifat

deskriptif dengan pendekaran

Crosssectional yang dilakukan dengan

tujuan mendapatkan pengetahuan ibu

usia 45 – 50 tahun tentang masa

Menopouse. Penelitian ini dilaksanakan

di Kecamatan Padang Hilir Tebing

Tinggi yang dilaksanakan pada bulan 25

Agustus s/d 4 September tahun 2010.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-

ibu usia 45 – 50 tahun sebanyak 69 orang.

Sampel

Pengambilan sampel penelitian ini adalah

menggunakan tehnik total sampling yaitu

Page 9: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

pengambilan sampel secara keseluruhan total

pada ibu usia 45-50 tahun di Kecamatan

Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010

berjumlah 69 orang.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembahasan

Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause

Tabel . 1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di

Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010

NO Kategori Frekuensi Persentase (%)

1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

18

22

29

26,1

31,9

42

Jumlah 69 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa penegetahuan ibu usia 45-50

tahun dalam mengahadapi menopause berada

pada kategori rendah yaitu 29 (42 %).

Tabel .2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di

Tinjau dari Pendidikan di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010

NO Kategori Frekuensi Persentase (%)

1

2

3

Tinggi

Menengah

Dasar

9

15

45

13,04

21,74

65,22

Jumlah 69 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa pendidikan ibu usia 45-50

tahun dalam menghadapi menopause berada

pada kategori Dasar yaitu 45 (65,22 %).

Tabel .3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di

Tinjau dari sumber informasi di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010

NO Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi 20 28,99

Page 10: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

2

3

Sedang

Rendah

15

34

21,73

49,28

Jumlah 69 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa sumber informasi ibu usia 45-

50 tahun dalam menghadapi menopause

berada pada kategori rendah yaitu 34 (49,28

%).

Tabel .4

Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu 45-50 Tahun Dalam

Menghadapi Menopause berdasarkan Pendidikan di

Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010

Pengetahuan

Pendidikan

Total Tinggi Menengah Dasar

F % F % F % F %

Tinggi

Sedang

Rendah

5

4

-

55,56

44,44

-

4

5

6

26.67

33,33

40

9

13

23

20

28,89

51,11

18

22

29

26,1

31,9

42

Total 9 100 15 100 45 100 69 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu usia 45-50

tahun dalam menghadapi menopause di

tinjau dari pendidikan adalah : pengetahuan

tinggi berada pada katagori pendidikan

tinggi yaitu 5 (55,56 %), pengetahuan

sedang berada pada katagori pendidikan

rendah yaitu 6 (40 %) dan pengetahuan

rendah berada pada kategori pendidikan

dasar yaitu 23 (51,11 %).

Tabel .5

Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu 45-50 Tahun Dalam

Menghadapi Menopause berdasarkan Sumber Informasi Kecamatan Padang Hilir

Tebing Tinggi Tahun 2010

Pengetahuan

Sumber Informasi

Total Tinggi Menengah Dasar

Page 11: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

F % F % F % F %

Tinggi

Sedang

Rendah

7

7

6

35

35

30

6

5

4

40

33,33

26,67

5

10

19

14,70

29,41

55,89

18

22

29

26,1

31,9

42

Total 20 100 15 100 34 100 69 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu usia 45-50

tahun dalam menghadapi menopause di

tinjau dari sumber informasi adalah

pengetahuan tinggi berada pada kategori

sumber invormasi tinggi yaitu 7 (35 %),

pengetahuan sedang berada pada kategori

sumber informasi tinggi yaitu 6 (40 %) dan

pengetahuan rendah berada pada kategori

sumber informasi rendah yaitu 19 (55,89 %).

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang didapatkan penelitian di lapangan terhadap 69 orang

responden yang merupakan sampel, maka

diperoleh data mengenai gambaran pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam

menghadapi menopause di Kecamatan

Padang Hilir Tebing Tinggi sebagai berikut : 1. Pengetahuan

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu usia 45-50 tahun diwilayah

kerja Puskesmas Bandar Baru berada pada

kategori Rendah yaitu 29 (42 %).

Menurut Notoatmodjo (2003),

pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia, yaitu : indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Hidayat (2005), pengetahuan

adalah proses belajar menggunakan

pancaindera yang dilakukan seseorang

terhadap objek tertentu untuk dapat

menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan.

2. Pendidikan

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa

pendidikan ibu usia 45-50 tahun dalam

menghadapi menopause diwilayah kerja

Puskesmas Kayu Laot berada pada kategori

dasar yaitu 45 (65,22 %) dan berdasarkan

tabel 5 menunjukkan adanya hubungan

antara pendidikan dengan pengetahuan ibu

45-50 tahun dalam menghadapi menopause.

Pendidikan dapat mencerminkan

kualitas seseorang, semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin baik sumber

daya manusianya (Sudjarno, 2000).

Page 12: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Semakin tinggi tingkat pendidikan

seorang ibu semakin baik pengetahuan ibu

usia 45-50 tahun dalam menghadapi

menopause. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Slameto (1998) meyebutkan

pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah

suatu kegiatan atau usaha untuk

menympaikan pesan kesehatan kepada

masyarakat, kelompok atau individu dapat

memperoleh wawasan tentang informasi

kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat

membantu individu untuk mencapai

kesehatan yang optimal. Melalui proses

pendidikan dapat mencapai suatu tujuan

sesuai dengan kualifikasi tingkat kekhususan.

Pendidikan seseorang merupakan salah satu

proses perubahan tingkah laku.

Pendidikan seseorang akan

mempengaruhi pengetahuan tentang

pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam

menghadapi masa menopause karena

semakin tingginya pendidikan maka semakin

tinggi juga pengetahuan yang didapat atau

diperoleh seseorang. Sebaliknya pendidikan

yang rendah maka pengetahuan yang didapat

juga kurang (Noor Azhar, 2007).

Sedangkan menurut Azwar (1996),

menyebutkan bahwa pendidikan adalah

perubahan sikap dan tingkah laku serta

penambahan ilmu pengetahuan, pendidikan

akan berhasil dengan baik bila disertai

dengan tujuan, bila tidak ada tujuan yang

jelas maka pendidikan tidak akan terjadi.

Melalui proses pendidikan maka akan

bertambah pengalaman bagi seseorang untuk

perubahan tingkah laku dalam melaksanakan

aktivitas sehari-hari.

Pendidikan merupakan penuntun

manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupanna yang dapat meningkat kualitas

hidup. Sebagaimana umumnya semakin

tinggi pendidikan seseorang maka makin

mudah menerima informasi dan makin bagus

pengetahuan yang dimilikinya (Hidayat,

2005).

Menurut Soemanto (2006) banyak

penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

dapat meningkatkan inteligensi atau

pengetahuan, semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin tinggi tingkat inteligensi

seseorang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Hidayat dan

Soemanto dimana semakin tinggin

pendidikan seseorang, semakin tinggi

pengetahuannya. Sehinggga penulis

berasumsi bahwa tingkat pendidikan ibu

sangat mempengaruhi pengetahuan ibu,

sehingga dengan adanya pendidikan yang

tinggi maka akan baik pula pengetahuan ibu

usia 45-50 tahun dalam menghadapi

menopause.

3. Sumber informasi

Page 13: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa

sumber informasi ibu usia 45-50 tahun

dalam menghadapi menopause berada pada

kategori rendah yaitu 34 (49,28 %) dan

bedasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa

adanya hubungan sumber informasi dengan

pengetahuan ibu 45-50 tahun dalam

menghadapi menopause.

Media informasi atau sumber informasi

adalah media pembelajaran, teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran (Sudrajat,

1997).

Menurut Notoadmodjo (1997), yang

dimaksudkan dengan media pendidikan

kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu

pendidikan disebut media pendidikan karena

alat-alat tersebut merupakan saluran

(channel) untuk menyampaikan kesehatan,

karena alat-alat yang digunakan untuk

memudahkan penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat berdasarkan

fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan,

media juga dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Media cetak, dimana media ini sebagai

alat untuk menyampaikan pesan seperti

booklet, leaflet, flip chart, rubric, poster

dan foto.

b. Media elektronik, dimana media ini

sebagai sasaran untuk menyampaikan

pesan-pesan ataupun informasi kesehatan

berupa televise, radio, video dan film

strip.

c. Media papan (biliboard), dimana media

inidipasang ditempat umum yang dapat

didisi dengan pesan dan informasi

kesehatan. Media ini biasa ditempel di

kendaraan umum ataupun ditempat yang

strategis.

Informasi adalah penerangan,

keterangan, pemberitahuan kabar atau berita

tentang sesuatu media atau alat (sarana)

komunikasi seperti Koran, majalah, radio,

televise, poster dan spanduk. Media

komunikasi adalah media yang digunakan

pembaca untuk mendapatkan informasi

sesuatu atau hal tentang pengetahuan

berkaitan dengan penyediaan informasi bagi

manajemen dalam pengambilan keputusan,

informasi yang diperoleh harus berkualitas.

Kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu :

Akurat bebas dari kesalahan tidak bisa atau

menyesatkan, tepat waktu informasi yang

disampaikan tidak terlambat, relevan

informasi memiliki manfaat bagi

pemakaiannya (Tugiman, 1996).

Dengan demikian penulis dapat

menyatakan bahwa makin cukupnya

informasi yang diperoleh responden maka

makin baik pula pengetahuan ibu usia 45-50

tahun dalam menghadapi menopause di

Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi

Tahun 2010.

Page 14: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

D. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan tentang pengetahuan ibu usia

45-50 tahun dalam menghadapi menopause

di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun

dalam menghadapi masa menopause

berada pada kategori rendah yaitu 29

(42 %).

2. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun

dalam menghadapi masa menopause di

Kecamatan Padang Hilir Tebing

Tinggi berdasarkan Pendidikan, paling

dominan pada pendidikan dasar

dengan pengetahuan rendah sebanyak

23 responden (51,11 %).

3. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun

dalam menghadapi masa menopause di

Kecamatan Padang Hilir Tebing

Tinggi berdasarkan Sumber Informasi,

paling dominan pada Sumber

Informasi rendah dengan pengetahuan

rendah sebanyak 19 responden (55,89

%).

Saran

1. bagi ibu-ibu dengan usia menopause

agar lebih aktif dalam kegiatan

kesehatan agar didapat masukan dan

wawasan mengenai menopause,

sehingga masa menopause dapatditerima

dengan baik dan perlu adanya kerjasama

yang baik dengan tiem kesehatan agar

dapat meningkatkan pengetahuan ibu

usia 45-50 tahun dalam menghadapi

menopause.

2. kepada tenaga kesehatan khususnya

yang ada di Kecamatan Padang Hilir

Tebing Tinggi, serta bidan desa yang

bekerja di wilayah kerja Puskesmas

Kayu Laot agar selalu memberi

penyuluhan atau konsling secara

menyeluruh dan berkesinambungan

dalam menghadapi menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S, 1996. Pengabtar administrasi

Kesehatan. Bina Rupa

Aksara. Jakarta

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan

Pada Ibu dengan

Gangguan System

Reproduksi. Pusat

Pendidikan

Kesehatan.Jakarta.

. 2001. Kesehatan

Reproduksi Usia Lanjut. Pusat Pendidikan

Kesehatan.Jakarta

Efendi. 1995. Perawatan Kesehatan

Masyarakat. EGC. Jakarta.

Green,S,F. 2000. Endokrinologi. EGC.

Jakarta.

Page 15: GAMBA9ecd4e09b97e4aea325af7dc252a587c

Hidayat. 2005. Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak 1.

Salemba Medika. Jakarta.

Kasdu. 2002. Dini Kiat Sehat dan

Bahagia di Usia

Menopause. Puspa Suara.

Jakarta.

Manuaba,I,B. 2001. Kapita Selekta

Penata Laksanaan Rukn

Obstetri Ginekologi dan

KB. EGC. Jakarta.

Noatmodjo. 1997. Pengantar Ilmu

Prilaku Kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta

. 2003. Pendidikan dan

Prilaku Kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta.

. 2005. Metodelogi

Penelitian Kesehatan.

Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto, J,S. 1998. Kesehatan

Lingkungan. Universitas

Gajah Mada. Bandung.

Sudjarno. 2000. Pengantar Sosiologi

Pendidikan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Tugiman,H. 1996. Pengantar Audit

Sistem Informasi. Kanius.

Jakarta

Yatim, Faisal. 2001. Hal Tidak Wajar

dan Menopause. Pustaka

Populer Obat. Jakarta.

http://www.depkes.go.id. Sensus

Penduduk Aceh Nias.

http://id.wikipedia.org/wiki.menopause

http://www.google.com.Wirawandanning

wati.Hubungan antara

Perubahan Fisik dan

Pengaruh Psikologi dengan

Kesehatan Mental

Perempuan. 2004