Upload
lia-zenia
View
66
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
interna
Citation preview
Diagnosa Dan Tatalaksana Glomerulonefritis Akut (GNA)
Diagnosa Dan Tatalaksana Glomerulonefritis Akut (GNA)
Oleh : Amalia ZeniaNim : 08-030Pembimbing : dr. Sahala Panggabean Sp.PD
Pendahuluan
• Glomerulonefritis Akut adalah salah satu peyakit ginjal dengan adanya inflamasi pada glomerulus dan nefron yang bayak terjadi pada usia 2-15 tahun . Manifestasi klinik pada GNA yaitu, edema, hipertensi dan hematuria, biasanya pada asosiasi dengan oliguria dan azotemia.
• Di negara berkembang, glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS) masih sering dijumpai dan merupakan penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak pada anak. Manifestasi klinis yang bervariasi menyebabkan insiden penyakit ini secara statistik tidak dapat ditentukan. Diperkirakan insiden berkisar 0-28% pasca infeksi streptokokus.
• Glomerulonefritis Akut adalah salah satu peyakit ginjal dengan adanya inflamasi pada glomerulus dan nefron yang bayak terjadi pada usia 2-15 tahun . Manifestasi klinik pada GNA yaitu, edema, hipertensi dan hematuria, biasanya pada asosiasi dengan oliguria dan azotemia.
• Di negara berkembang, glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS) masih sering dijumpai dan merupakan penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak pada anak. Manifestasi klinis yang bervariasi menyebabkan insiden penyakit ini secara statistik tidak dapat ditentukan. Diperkirakan insiden berkisar 0-28% pasca infeksi streptokokus.
Pendahuluan
• Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang
dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien
terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul
berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan
Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding
2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%).
• Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10%
menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.
• Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang
dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien
terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul
berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan
Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding
2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%).
• Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10%
menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.
Pendahuluan
ANATOMI GINJAL• Organ ganda, terletak
dalam rongga abdomen, retroperitoneal, antara vertebra L1 – L4
• Panjang bervariasi dari 6 -12 cm, dan berat bervariasi dari 24 – 150 gram
• Terdiri dari korteks dan medulla
ANATOMI GINJAL
NEFRON
• Tiap ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron
• Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, anse henle dan tubulus distal
FILTRASI GLOMEROLUSMembran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :
1. Lamina dense yang padat (ditengah)2. Lamina rara interna, yang terletak diantara lamina densa dan sel endotel3. Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina densa dan sel epitel
Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi
Sel endotel, membran basal dan sel epitel dinding kapiler glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat
Protein dalam darah relatif memiliki isoelektrik yang rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena itu, mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi
FILTRASI GLOMEROLUS (2)
Dengan mengalirnya darah ke dalam kapiler glomerulus, plasma disaring melalui dinding kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel, mengandung semua substansi plasma seperti ektrolit, glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein-protein dengan berat molekul rendah kecuali protein yang berat molekulnya lebih dari 68.000 (seperti albumin dan globulin). Filtrat dikumpulkan dalam ruang bowman dan masuk ke dalam tubulus sebelum meningalkan ginjal berupa urin.
FUNGSI GINJAL
1. Fungsi ekskresiMempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan
mengubah ekskresi air.Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
kelebihan H+dan membentuk kembali HCO3ˉMempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.2. Fungsi non ekskresi
Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.Degradasi insulin.Menghasilkan prostaglandin
• GNA suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu, yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
• Glomerulonefritis akut post sterptokokus (GNAPS) suatu proses radang non-supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat lain.
• GNA suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu, yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
• Glomerulonefritis akut post sterptokokus (GNAPS) suatu proses radang non-supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat lain.
Definisi
Etiologi
• Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49.
• Infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska streptokokus berkisar 10-15%.
• Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49.
• Infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska streptokokus berkisar 10-15%.
Etiologi
• Penyakit ginjal primer• Penyakit sistemik• Penyebab lain
• Penyakit ginjal primer• Penyakit sistemik• Penyebab lain
Etiologi (non-infeksi)
Prevalensi • GNA dapat terjadi pada semua kelompok
umur• 5-15 tahun >>>• Laki-laki : perempuan = 2:1. • Sosial ekonominya rendah >>>
• GNA dapat terjadi pada semua kelompok umur
• 5-15 tahun >>>• Laki-laki : perempuan = 2:1. • Sosial ekonominya rendah >>>
Patofisiologi
Diagnosis
Tanda dan Gejala
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Patologi (biopsi)
Diagnosis Banding
• Bed rest selama 3-4 minggu.• Penisilin pada fase akut dapat dikombinasi dengan
amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
• Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).
• Bila ada anuria atau muntah maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%.(Bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi)
• Bed rest selama 3-4 minggu.• Penisilin pada fase akut dapat dikombinasi dengan
amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
• Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).
• Bila ada anuria atau muntah maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%.(Bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
• Pengobatan terhadap hipertensi cairan dikurangi. Captopril 0,3-2 mg/kgBB/hr.
• Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis.
• Diuretika kongesti sirkulasi/hipertensi Furosemida 2-4 mg/kgBB/hr (oral), atau 1-2 mg/kgBB/hr (IV)
• Pengobatan terhadap hipertensi cairan dikurangi. Captopril 0,3-2 mg/kgBB/hr.
• Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis.
• Diuretika kongesti sirkulasi/hipertensi Furosemida 2-4 mg/kgBB/hr (oral), atau 1-2 mg/kgBB/hr (IV)
• 95% sembuh sempurna• 5% GGA, kematian.
• 95% sembuh sempurna• 5% GGA, kematian.
Prognosis
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH