35
1. Perbedaan Antimikroba, Antibiotik, Desinfektan dan Antiseptik Jawab : a. Antibiotik (Farmakologi dan Terapi, Hal : 585) Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. b. Antimikroba (Farmakologi dan Terapi, Hal : 585) Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan disini, yang dimaksudkan dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. c. Desinfektan (Farmakologi dan Terapi, Hal : 535) Ialah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan mematikan mikroba misalnya sterilisasi alat kedokteran. d. Antiseptik (Farmakologi dan Terapi, hal : 534) Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan spesis. Antiseptik ialah zat

HADIS ANTIMIKROBA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AM

Citation preview

Page 1: HADIS ANTIMIKROBA

1. Perbedaan Antimikroba, Antibiotik, Desinfektan dan Antiseptik

Jawab :

a. Antibiotik (Farmakologi dan Terapi, Hal : 585)

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis

lain.

b. Antimikroba (Farmakologi dan Terapi, Hal : 585)

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya

mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan disini, yang

dimaksudkan dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak

termasuk kelompok parasit.

c. Desinfektan (Farmakologi dan Terapi, Hal : 535)

Ialah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan

mematikan mikroba misalnya sterilisasi alat kedokteran.

d. Antiseptik (Farmakologi dan Terapi, hal : 534)

Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah

keadaan spesis. Antiseptik ialah zat yang digunakan untuk

membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya

merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup.

Kesimpulan :

a. Antimikroba adalah suatu senyawa yang terbuat dari senyawa

sintetik atau senyawa organik yang digunakan untuk membunuh

mikroorganisme lain.

Page 2: HADIS ANTIMIKROBA

b. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan dari mikroorganisme

yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme lain.

c. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh mikroorganisme pada jaringan yang mati.

d. Antiseptik adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh mikroorganisme pada jaringan yang mati.

2. Perbedaan gram positif dan gram negatif

Jawab :

Menurut Obat-obat penting, Hal : 58

Kuman gram negatif memiliki membran luar yang untuk sebagian

besar terdiri dari suatu kompleks lipopolisakarida-endotoksin, yang

menyebabkan toksisitasnya.

Menurut At a Glance Farmakologi Medis, Hal : 80

Bakteri diklasifikasikan berdasarkan kus berbentuk sferis, basil

ang) dan beberapa diklasifikasikan berdasarkan apakah bakteri

terwarnai (positif gram) atau tidak (negatif gram) dengan metil violet

setelah dibilas dengan aseton. Terdapat atau tidak terdapatnya

retensi metil violet mencerminkan perbedaan penting pada dinding

sel bakteri.

Page 3: HADIS ANTIMIKROBA

Menurut Dasar-Dasar Mikrobiologi, Hal :117

Perbedaan

Ciri Gram positif Gram negatif

Struktur dinding sel

Komposisi dinding sel

Kerentanan terhadap

penisilin

Pertumbuhan dihambat oleh

zat-zat warna dasar,

misalnya ungu kristal

Persyaratan nutrisi

Resistensi terhadap

gangguan fisik

Tebal (15-80 mm)

Berlapis tunggal (mono)

Kandungan lipid rendah (1-

4%).Peptidoglikan ada

sebagai lapisan tunggal;

komponen utama

merupakan lebih dari 50%

berat kering pada beberapa

sel bakteri

Asam tekoat

Lebih rentan

Pertumbuhan dihambat

dengan nyata

Relatif rumit pada banyak

spesies

Lebih resisten

Tipis (10-15 mm)

Berlapis tiga (multi)

Kandungan lipi tinggi (11-

22%) Peptidoglikan ada di

dalam lapisan kaku sebelah

dalam ; jumlahnya sedikit

merupakan sekitar 10%

berat kering

Tidak ada tekoat

Kurang rentan

Pertumbuhan tidak begitu

dihambat

Relatif sederhana

Kurang resistensi

Bakteri Gram negatif mengandung lipid, lemak atau substansi

seperti lemak dalam persentase lebih tinggi daripada yang

Page 4: HADIS ANTIMIKROBA

dikandung bakteri Gram positif. Dinding sel bakteri Gram negatif

juga lebih tipis daripada dinding sel bakteri Gram positif.

Kesimpulan :

Perbedaan Bakteri Gram positif dan Gram negatif adalah

Dinding sel bakteri Gram positif lebih tebal dibandingkan bakteri

Gram negatif, sehingga bakteri Gram positif lebih resistensi daripada

bakteri Gram negatif.

Kandungan lemak / lipid pada bakteri Gram negatif lebih banyak

dibandingkan bakteri Gram positif.

Kandungan peptidoglikan pada bakteri Gram positif sekitar lebih dari

50% dan bakteri Gram negatif sekitar 10%

3. Klasifikasi antimikroba berdasarkan spektrum, struktur kimia, aksi

utama

Jawab :

a. Spektrum Aktivitasnya ( Menurut FUB Edisi 4, Hal :420-421 )

Berdasarkan spektrum aktivitasnya antimikroba terbagi menjadi 3

yaitu :

1. Antibiotika spektrum – sempit

Agen-agen kemoterapeutik yang hanya bekerja dalam satu grup

mikroorganisme yang terbatas disebut memiliki spektrum-sempit.

Misalnya isoniazid hanya aktif melawan mikobakteria.

2. Antibiotika spektrum – diperluas (extended)

Page 5: HADIS ANTIMIKROBA

Antibiotika spektrum-diperluas adalah istilah yang diterapkan pada

antibiotika yang efektif terhadap organisme gram-positif dan juga

terhadap sejumlah besar bakteri gram-negatif. Misalnya, ampicillin

dianggap memiliki spektrum-diperluas, karena obat ini bekerja

melawan bakteri gram-positif dan beberapa bakteri gram-negatif.

3. Antibiotika spektrum – luas

Obat-obat, seperti tetrasiklin dan kloramfenikol, mepengaruhi

beragam jenis spesies mikroba dan disebut sebagai antibiotika

spektrum-luas. Pemberian antibiotika spektrum-luas dapat

mengubah sifat flora bakteri normal secara drastis dan

mencetuskan superinfeksi organisme, seperti Candida albicans,

pertumbuhannya secara normal diperiksa dengan keberadaan

mikroorganisme lain.

b. Struktur Kimia (Menurut Dinamika Obat, Hal : 635)

Klasifikasi antibiotika berdasarkan struktur kimianya :

Antibiotika β-laktam

Tetrasiklin

Kloramfenikol

Makrolida

Linkomisin

Antibiotika aminoglikosida

Antibiotika polipeptida

Fosfomisin

Page 6: HADIS ANTIMIKROBA

c. Aksi Utama ( Menurut Obat-obat Penting, Hal :57 )

Berdasarkan aksi utama antimikroba terbagi menjadi 2 yaitu

1. Zat-zat bakterisid (L. Caedere = mematikan), yaitu yang pada

dosis biasa berkhasiat mematikan kuman. Obat-obat ini dapat

dibagi pula dalam dua kelompok yakni :

- Terhadap fase tumbuh misalnya penisilin dan sefalosporin,

polipeptida (polimiksin, basitrasin) rifampisin, asam nalidiksat

dan kuinolon-kuinolon. Zat-zat ini kurang efektif terhadap

kuman dalam fase istirahat.

- Terhadap fase istirahat misalnya aminoglikosida, nitrofurantoin,

INH, kotrimoksazol dan juga polipeptida tersebut di atas.

2. Zat-zat bakteriostatis (L. Statis = menghentikan), yaitu yang pada

dosis biasa berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan

perbanyakan kuman. Pemusnahannya harus dilakukan oleh

sistem tangkis tubuh sendiri dengan jalan fagositosis (dimakan

oleh limfosit). Contohnya sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin,

makrolida, dan linkomisin, PAS serta asam fusidat.

Kesimpulan :

a. Berdasarkan spektrumnya terbagi atas 3 yaitu

- Antibiotik spektrum sempit adalah antibiotik yang hanya

membasmi atau aktif pada satu mikroorganisme saja.

Page 7: HADIS ANTIMIKROBA

- Antibiotik spektrum diperluas adalah antibiotik yang membasmi

aktif pada sebagian di gram negatif dan sebagiannya lagi pada

gram positif.

- Antibiotik spektrum luas adalah antibiotik yang dapat membasmi

atau aktif pada keduanya, yaitu pada bakteri gram positif

maupun gram negatif.

b. Berdasarkan struktur kimianya adalah Antibiotika β-laktam,

Tetrasiklin, Kloramfenikol, Makrolida, Linkomisin, Antibiotika

aminoglikosida, Antibiotika polipeptida, dan Fosfomisin.

c. Berdasarkan aksi utamanya, antimikroba dibagi atas 2 yaitu

- Bakterisida adalah obat antimikroba yang dapat membunuh

mikroorganisme.

- Bakteriostatis adalah obat antimikroba yang dapat menghentikan

pertumbuhan mikrooganisme.

4. Mekanisme kerja Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel

Jawab :

Menurut Obat- obat penting, Hal : 61

Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang

sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma

dengan akibat pecah. Contohnya: kelompok penisilin, sefalosporin

dan vankomisin.

Menurut Farmakologi dan Terapi, Hal : 586

Page 8: HADIS ANTIMIKROBA

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin,

sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. Dinding sel

bakteri, terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer

mukopeptida (glikopeptida). Sikloresin menghambat reaksi yang

paling dini dalam proses sintesis dinding sel; diikuti berturut-turut

oleh basitrasin, vankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan

sefalosporin yang menghambat reaksi terakhir (transpeptidasi)

dalam rangkaian reaksi tersebut. Oleh karena tekanan osmotik

dalam sel kuman lebih tinggi daripada di luar sel maka kerusakan

dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis, yang

merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka.

Menurut At a Glance Farmakologi Medis, Hal: 82

Struktur penisilin dan sefalosporin mempunyai gambaran cincin

β-laktam yang sama,yang integritasnya penting untuk aktivitas

antimikroba. Modifikasi gugus R1 dan R2 telah menghasilkan

bnayak antibiotik semisintetik, beberapa diantaranya tahan asam

(dan aktif secara oral), mempunyai spektrum aktivitas antimikroba

yang luas, atau resisten terhadap β-laktamase bakteri. Β laktam

lainnya sedang berkembang dan resistensi terhadap β-laktamase.

Penisilin adalah antibiotik yang paling penting; sefalosporin

mempunyai beberapa indikasi spesifik. Antibiotik β-laktam

merupakan bakterisidal. Antibiotik menghasilkan aksi

antimikrobanya dengan mencegah ikatan silang di antara rantai-

Page 9: HADIS ANTIMIKROBA

rantai polimer peptidoglikan linier yang membentuk dinding sel,

misalnya dengan jembatan pentaglisin. Aksi ini karena bagian dari

strukturnya menyerupai D-alanil-D-alanin rantai peptida dari dinding

sel bakteri.

Benzilpenisilin adalah penisilin pertama dan tetap penting

tetapi sangat dirusak oleh asam lambung dan harus diberikan

melaluli suntikan. Fenoksimetilpenisilin mempunyai spektrum

antimikroba yang sama, tetapu aktif secara oral. Banyak bakteri

(termasuk sebagian besar stafilokokus) resisten terhadapa

benzilpenisilin karena bakteri menghasilkan enzim-enzim (β-

laktamase, penisilinase) yang membuka cincin β-laktam. Kendali

genetik β-laktamase sering menetap dalam plasmid yang dapat

ditansmisikan. Beberapa penisilin, misalnua flukloksasilin, efektif

melawan stafilokokus yang menghasilkan β-laktamase. Bakteri

Gram negatif, tetapi bukan Gram positif, memiliki membran

fosfolipid luar yang bisa menyebabkan resistensi penisilin dengan

menghalangi akses obat ke dinding sel. Penisilin spektum luas,

seperti amoksisilin dan ampisilin, lebih hidrofilik daripada

benzilpenisilin dan aktif melawan beberapa bakteri Gram negatif

karena obat tersebut dapat menembus pori-pori dalam membran

fosfolipid luar. Organisme penghasil penisilinase resisten terhadap

amoksisilin dan ampisilin. Penisilin antipseudomonas digunakan

Page 10: HADIS ANTIMIKROBA

terutama untuk infeksi serius yang disebabkan oleh Pseudomonas

aeruginosa

Penisilin mempunyai toksisitas yang relatif rensah, tetapi

konsentrasi tinggi (gagal ginjal, pemberian intratekal) bisa

menyebabkan ensefalopati yang dapat menjadi fatal.

Hipersentisivitas merupakan efek samping penisilin yang paling

penting, yang bisa menyebabkan ruam dan, yang lebih jarang,

reaksi anafilaktik yang fatal pada sekitar 10% pasien.

Page 11: HADIS ANTIMIKROBA

Menurut Farmakologi Ulasan Bergambar, Hal: 427

KARBAPENEMPENISILIN SEFALOSPORIN

ANTIBIOTIKA β-LAKTAM

ANTIBIOTIKA LAINNYA

AGEN-AGEN YANG MEMENGARUHI DINDING SEL

PENGHAMBAT β-LAKTAMASE

MONOBAkTAM

Amoksisilin

Ampisilin

Dikloksasilin

Karbenisilin indanil

Metisilin

Nafsilin

Oksasilin

Penisilin G

Penisilin V

Piperasilin

Tikarsilin

Basitrasin

Vankomisin

Daptomisin

Asam Flavulanat

Sulbaktam

Taobaktam

GENERASI PERTAMA

GENERASI KETIGA

GENERASI KEDUA

GENERASI KEEMPAT

Ertapenem

Imipenem

Meropenem

Aztreonam

Sefadroksil

Sefazolin

Sefakselin

Sefaktor

Sefprozil

Sefuroksin

Sefoksitin

Sefdinir

Sefiksim

Sefotaksim

Seftazidim

Seftibuten

Seftizoksim

Seftriakson

Sefedim

Page 12: HADIS ANTIMIKROBA

Kesimpulan :

Dinding sel terdiri dari suatu ikatan-ikatan kompleks polimer

polisakarida, polipeptida dan peptidoglikan. Dimana peptidoglikan

mengandung N-asetilglikosamin dan asam N-asetilmuramat.

N-asetilglukosamin dan Asam N-asetilmuramat akan membentuk

ikatan silang atau Transpeptidase yang akan membentuk jembatan

pentaglisin sehingga terjadi proses sintesis dinding sel mikroba. Obat-

obat β-laktam seperti penisilin dan sefalosporin akan memutuskan

satu D-alanin sehingga membentuk jembatan pentaglisin yang rapuh

dan mudah rusak maka sintesis dinding sel tidak berhasil. Obat-obat

penghambat β-laktamase seperti asam flauvanat akan menghidrolisis

cincin β-laktam.

At a Glance Farmakologi Medis, Hal 82

Page 13: HADIS ANTIMIKROBA

5. Mekanisme kerja Antimikroba yang keutuhan membran sel mikroba

Jawab :

Menurut Farmakologi dan Terapi, Hal : 586

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimiksin,

golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik,

umpamanya antiseptik surface active agents. Polimiksin sebagai

senyawa amonium-kuaterner dapat merusak membran sel setelah

bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba.

Polimiksin tidak efektif terhadap kuman Gram-positif karena jumlah

fosfor bakteri ini rendah. Kuman Gram-negatif yang menjadi

resisten terhadap polimiksin, ternyata jumlah fosfornya menurun.

Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada

membran sel fungis sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif

membran tersebut. Bakteri tidak sensitif terhadap antibiotik polien,

karena tidak memiliki struktur sterol pada membran selnya.

Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan (surface-active

agents), dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel

mikroba. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya

berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein,

asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.

Kesimpulan :

Polimiksin yang mempunyai ikatan polien akan menghambat

fosfat yang dihasilkan fosfolipid didalam sterol yang akan menurunkan

Page 14: HADIS ANTIMIKROBA

tegangan permukaan membran sel yang menyebabkan cairan intrasel

keluar (protein, nukleotida) dari membrannya sehingga menyebabkan

tidak utuhnya membran sel.

Ikatan polien

Sterol (fosfat yang dihasilkan fosfolipid)

Tegangan permukaan membran sel menurun

Cairan intrasel keluar (protein, nukleotida)

Membran sel tidak utuh.

6. Mekanisme kerja Antimikroba yang menghambat metabolisme sel

mikroba

Jawab :

Menurut Farmakologi dan Terapi, Hal :586

Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah

sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik.

Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan

hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat

dari luar, kuman patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari

Page 15: HADIS ANTIMIKROBA

asam amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila

sulfonamid atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk

diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk

analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan

mikroba akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek

sulfonamid dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA.

Untuk dapat bekerja, dihidrofolat harus diubah menjadi bentuk

aktifnya yaitu asam tetrahidrofolat. Enzim dihidrofolat reduktase

yang berperan disini dihambat oleh trimetoprim, sehingga asam

dihidrofolat tidak dapat direduksi menjadi asam tetrahidrofolat yang

fungsional.

PAS merupakan analog PABA, dan bekerja dengan

menghambat sintesis asam folat pada M.tuberculosis. Sulfonamid

tidak efektif terhadap M.tuberculosis dan sebaliknya PAS tidak

efektif terhadap bakteri yang sensitif terhadap sulfonamid.

Perbedaan ini mungkin disebabkan perbedaan enzim untuk sintesis

asam folat yang bersifat sangat khusus bagi masing-masing jenis

mikroba.

Kesimpulan :

Pteridin dan PABA adalah bahan utama dalam membentuk DNA,

yang kemudian akan disintesis menjadi Asam dihidrofolat oleh enzim

dihidropteorat sintetase lalu direduksi menjadi Asam tetrahidofolat oleh

enzim dihidrofolat reduktase menghasilkan purin dan pirimidin.

Page 16: HADIS ANTIMIKROBA

Obat – obat penghambat sintesis folat adalah Sulfametoksazol,

Sulfadiazin dll. Obat penghambat reduksi folat adalah Trimetoprin dan

Pirimetamin. Obat penghambat sintesis dan reduksi folat adalah

Kotrimoksazol.

7. Mekanisme kerja Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat

sel mikroba

Jawab :

Menurut Farmakologi dan Terapi, Hal: 587

Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini ialah rifampisin,

dan golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat

antimikroba, karena sifat sitotoksitasnya, pada umumnya hanya

digunakan sebagai obat antikanker, tetapi beberapa obat dalam

kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai antivirus. Yang

At a Glance Farmakologi Medis, Hal 80

Page 17: HADIS ANTIMIKROBA

akan dikemukakan di sini hanya kerja obat yang berguna sebagai

antimikroba, yaitu rifampisin dan golongan kuinolon.

Rifampisin, salah satu derivat rifamisin, berikatan dengan enzim

polymerase-RNA (pada sub unit) sehingga menghambat sintesis

RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon

menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya

menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral

hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.

Menurut At a Glance Farmakologi Medis, Hal : 80

Sulfonamid adalah obat pertama yang ditemukan efektif pada

terapi penyakit sistemik. Akan tetapi, saat ini sulfonamid

mempunyai sedikit peranan karena perkembangan obat-obat yang

efektif dan kurang toksik. Selain itu, banyak organisme menjadi

resisten terhadap sulfonamid. Penggunaan tunggalnya terutama

pada terapi infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh organisme

Gram positif atau negatif yang sensitif.

Terhadap banyak sulfonamid dan pada gambar diberikan

beberapa contohnya bersama dengan struktur umumnya.

Sulfonamid merupakan analog struktural asam p-amino-benzoat

yang penting untuk sintesis asam folat pada bakteri. Toksisitas

selektif sulfonamid tergantung pada fakta bahwa sel-sel mamalia

mengambil folat ysng didapat dalam makanan, tetapi bakteria yang

rentan kekurangan kemampuan ini dan harus mensintesis folat.

Page 18: HADIS ANTIMIKROBA

Sulfonamid secara kompetitif menghambat enzim dihidropteroat

sintetase dan mencegah produksi folat yang dibutuhkan untuk

sintesis DNA. Sulfonamid merupakan agen bakteriostatik. Efek

sampingnya yang paling penting adalah ruam (sering), gagal ginjal,

dan diskaria darah.

Trimetoprin bekerja pada jalur metabolik yang sama seperti

sulfonamid, tetapi merupakan inhibitor dihidrofolat reduktase.

Trimetoprim bersifat toksik selektif karena afinitasnya terhadap

enzim bakteri 50.000 kali lebih besar daripada afinitasnya terhadap

enzim manusia. Trimetoprin banyak digunakan pada infeksi saluran

kemih. Kombinasi trimetoprin dan sulfametoksazol (kotrimoksazol)

bisa menghasilkan aksi sinergistik dan meningkatkan aktivitas

melawan bakteri tertentu. Kotrimoksazol digunakan terutama pada

terapi infeksi pernapasan.

Kuinolon menghambat DNA girase, suatu enzim yang

menekan DNA bakteri menjadi superkoil, untuk memasukkan DNA

untai ganda yang panjang ke dalam sel bakteri, DNA diatur dalam

loop (DNA terrelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh proses

superkoil. Kuinolon merupakan bakterisida karena menghambat

lepasnya untai-untai DNA yang terbuka pada proses superkoil. Sel

eukariotik tidak mengandung DNA girase. Siprofloksasin

merupakan agen antibakteri spektrum luas. Sifat penting dari

kuinolon adalah penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan sel

Page 19: HADIS ANTIMIKROBA

(bandingkan denga penisilin), efektivitasnya bila diberikan secara

oral, dan toksisitasnya yang relatif rendah.

5-Nitromidazol, mislanya metronidazol, mempunyai spektrum

sangat luas dan aktif melawan bakteri anaerob serta beberapa

protozoa. Obat berdifusi ke dalam organisme di mana gugus nitro

dikurangi. Selama proses reduksi ini, terbentuk intermediat yang

reaktif secara kimia, yang menghambat sintesis DNA dan /atau

merusak DNA sehingga menggangu fungsinya.

Rifamisin menghalangi transkripsi RNA pada banyak bakteri

dengan menghambat plomerase RNA yang tergantung DNA.

Resistensi terhadapa rifamisin cepat terjadi, tetapi dalam kombinasi

dengan obat lain, rifamisin penting dalam terapi tuberkulosis.

Kesimpulan :

At a Glance Farmakologi Medis, Hal 80

Page 20: HADIS ANTIMIKROBA

Pteridin dan PABA adalah bahan utama dalam membentuk DNA,

yang kemudian akan disintesis menjadi Asam dihidrofolat oleh

enzim dihidropteorat sintetase lalu direduksi menjadi Asam

tetrahidofolat oleh enzim dihidrofolat reduktase menghasilkan purin

dan pirimidin. Kemudian purin dan pirimidin digunakan untuk

mensintesis DNA menghasilkan DNA terelaksasi dengan adanya

DNA girase (Topoimerase I) menyebabkan terbentuknya DNA

superkoil menandakan berhasilnya sinstesis asam nukleat. Obat

golongan Kuinolon dan Rifampisin akan menghalangi terjadinya

sintesis DNA.

8. Mekanisme kerja Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel

mikroba

Jawab :

Menurut Farmakologi dan Terapi, Hal : 586 -587

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan

aminoglikosid, makrolida, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.

Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensisntesis berbagai

protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan

mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit,

yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai

ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua

komponen ini akan bersatu pada pangkat rantai mRNA menjadi

Page 21: HADIS ANTIMIKROBA

ribosom 70S. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan

berbagai cara.

Streptomisin berikatan dengan komonen ribosom 30S dan

menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada

waktu sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang

abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba. Antibiotik

aminoglikosid lainnya yaitu gentamisin, kanamisin, dan neomisin

memiliki mekanisme kerja yang sama, namun potensinya berbeda.

Eritromisin berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat

traslokasi kompleks tRNA-peptida dari lokasi asam amino ke lokasi

peptida. Akibatnya, rantai polipeptida tidak dapat diperpanjang

karena lokasi asam amino tidak dapat menerima kompleks tRNA-

asam amino yang baru.

Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi

masuknya kompleks tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.

Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat

pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim

peptidil transferase.

Menurut At a Glance Farmakologi Medis, Hal : 84

Kelompok antibiotik ini bekerja dengan menghambat sintesis

protein bakteri. Obat-obat ini bersifat toksik selektif karena ribosom

bakteri (tempat sintesis protein) terdiri dari subunit 50S dan 30S

sementara ribosom mamalia memiliki subunit 60S dan 40S.

Page 22: HADIS ANTIMIKROBA

Protein dibentuk dari asam amino pada ribosom, yang bergerak

sepanjang untaian asam ribonukleat pembawa pesan sehingga

kodon berurutan lewat melalui suatu akseptor untuk molekul RNA

transfer spesifik. tRNA membawa asam amino berikutnya yang

dibutuhkan untuk memperpanjang rantai peptida. Tetrasiklin dan

aminoglikosida terikat pada subunit 30S dan menghambat ikatan

aminoasil-tRNA. Selain itu, aminoglikosida menyebabkan

kesalahan baca mRNA, sehingga protein nonfungsional disintesis.

Langkah selanjutnya pada sintesi peptida adalah transpepetidasi,

dimana rantai peptida yang sedang berkembang dan melekat pada

lokasi P ditransfer ke asam amino yang melekat pada aminoasil-

tRNA pada lokasi A. Kloramfenikol menghambat aktivitas peptidil

transferase dari subunit ribosom 50S. Setelah tranpeptidasi, rantai

peptida ditranslokasi dari lokasi A ke P sehingga lokasi A siap

untuk menerima aminoasil-tRNA berikutnya. Makrolida dan

streptogramin terikat pada subunit 50S dan menghambat

translokasi. Streptogramin, seperti quinupristin dan dalfopristin

merupakan obat baru yang secara aktif melawan bakteri Gram

positif. Obatin hanya digunakan untuk infeksi serius yang resisten

terhadap obat lain, misalnya terhadap Staphylococcus aureus yang

resisten metisilin (MRSA).

Aminoglikosida, seperti gentamisin, harus diberikan secara

injeksi. Aminoglikosida merupakan obat yang berguna dalam terapi

Page 23: HADIS ANTIMIKROBA

infeksi berat, tetapu dapat menibulkan efek nefrotoksik dan

ototoksik. Tetrasiklin aktif secara oral, merupakan antibiotik

spektrum luas, tetapi resistensi bakteri yang meningkat telah

menguranig penggunaannya. Makrolida (misalnya eritromisin)

mempunyai spektrum antibakteri yang sama dengan benzilpenisilin.

Bakteri Gram positif lebih sensitif terhadap eritromisin daripada

bakteri Gram negatif karena terakumulasi sekitar 100 kali lebih

banyak. Kloramfenikol efektif melawan banyak organisme, tetapi

efek samping seriusnya (seperti anemia plastik) membatasi

penggunaanya.

Page 24: HADIS ANTIMIKROBA

Menurut Farmakologi Ulasan Bergambar, Hal : 443

PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN

TETRASIKLIN

Tigesiklin

AMINOGLIKOSIDA

Domeklosiklin

Doksisiklin

Minosiklin

Tetrasiklin

GLISILSISKLIN

Amikasin

Gentamisin

Neomisin

Streptomisin

Tobramisin

Azitromisin

Klaritromisin

Eritromisin

Telitromisin

MAKROLIDA/ KETOLIDA

KLORAMFENIKOL

KUINUPRISTIN

KLINDAMISIN

LINEZOLID

Page 25: HADIS ANTIMIKROBA

Kesimpulan :

Sintesis protein terjadi didalam ribosom. Pada tahap pertama, tRNA

akan membawa masuk peptida ke dalam lokasi P dan tRNA juga akan

membawa masuk asam amino ke lokasi A. Tahap kedua, terjadi

pembacaan kode. Tahap ketiga, terjadi Transpeptidasi yaitu proses

pemindahan rantai peptida yang berada dilokasi P ke lokasi A yang

akan berikatan dengan asam amino. Dan tahap keempat, terjadi

Translokasi yaitu proses perpindahan dari lokasi A ke lokasi P.

Tetrasiklin dan Glisilsiklin akan menghambat masuknya peptida ke

lokasi P dan masuknya asam amino ke lokasi A. Aminoglikosida akan

menyebabkan terjadinya kesalahan pembacaan mRNA. Kloramfenikol

akan menghambat aktivitas peptidil transferase pada saat

transpeptidasi. Makrolida dan Klindamisin akan menghambat

translokasi sehingga tidak terjadinya proses sintesis protein.

At a Glance Farmakologi Medis, Hal 84

Page 26: HADIS ANTIMIKROBA

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Sulistia. 2012. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Fakultas Kedokteran UI. : Jakarta.

Mutschler, E. 2010. Dinamika Obat, Edisi V. ITB Press, Bandung.

Myck, Marry J. 2014. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medica Jakarta.

Neal.MJ. 2005. At a Glance Farmakologi Medis Edisi kelima. Erlangga Medical Series : Jakarta.

Pelczar, Michael. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. UI Press. : Jakarta.

Tjay, Tan, dkk. 2010. Obat-Obat Penting . Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.