HPP Kel.3 (Full Version)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HUKUM ADAT

Citation preview

Slide 1

Oleh:Yussi Rosalina135080300111035A.Fairuz Abadi135080300111037m. Imam Mundhofir135080300111040Indri Novita135080300111041Isabella Meivy135080300111046Andaru Wicaksono135080300111047Yuni Shara135080300111049Arya Bima135080300111055HUKUM ADATHukum Adat = hukum tidak tertulis yang merupakan pedoman bagi sebagian besar orang-orang Indonesia dan dipertahankan dalam pergaulan hidup sehari-hari baik di kota maupun di desa.

Istilah Hukum Adat (Adatrecht ) berasal dari Bahasa Belanda = Snouck Hurgronje kemudian dilanjutkan Cornelis van Vallenhoven (Bapak Hukum Adat Indonesia) sebagai istilah teknis-juridis.Pengertian Hukum Adat2 Ilmu untuk Ilmu (hukum adat dipelajari untuk memenuhi dua tugas yaitu penyelidikan dan pengajaran). Pandangan teoritis ini cenderung menyimpan hukum adat dalam sifat dan corak aslinya. Untuk kepentingan masyarakat (ilmu yg dipelajari untuk pembangunan dan kebesaran Nusa dan Bangsa. Manfaat mempelajari hukum adat itu haruslah bersifat praktis dan nasional. Sifat praktis dan nasional terlihat dari 3 sudut:1. dari sudut pembinaan hukum nasional2. dari sudut mengembalikan dan memupuk kepribadian bangsa Indonesia.3. dalam praktek peradilan.Manfaat Mempelajari Hukum Adat3Contoh Hukum AdatSasi, ialah hukum adat dari maluku utara4Unsur Unsur Hukum AdatVan Vollen Hoven membagi lingkungan hukum adat menjadi 19 lingkungan hukum adat (rechtskringen). Satu daerah di mana garis-garis besar,corak dan sifatnya hukum adat adalah seragam oleh Van Vollen Hoven disebut : Rechtskring. Tiap-tiap lingkaran hukum tersebut dibagi lagi kepada beberapa bagian yang disebut dengan kuburan hukum atau rechtsgouw. Kesembilan belas lingkaran hukum adat itu adalah : Pembagian Lingkungan HukumAcehTanah Gayo, Alas, dan Batak.NiasTanahMinagkabau.Sumatera Selatan.Tanah MelayuBangka dan Belitung.Kalimantan.Gorontalo.Tanah Toraja

11.Sulawesi Selatan.12.Kepulauan Ternate.13.Maluku Ambon.14.Irian.15.Kep. Timor.16.Bali dan Lombok.17.Jawa Pusat, Jawa Timur, serta Madura.18Daerah Kerajaan (Surakarta, Yogyakarta).19.Jawa Barat.

Penyebab Punahnya Lingkungan Hukum AdatHak Guna Wilayah Hukum Perikanan muncul sehingga pada kondisi tertentu secara relatif membiarkan terjadinya monopoli.Ex: penguasaan sumber menetap (sedentary species) tiram, kerang dan rumput laut, telah lama menjadi hak milik.

HGWHPBentuk HGWHP bisa diterapkan pada usaha budidaya pada dasar perairan, dengan menggunakan rakit, alat pengumpul ikan terapung (payaos) dan juga yang menetap sebagai karang buatan, hak-hak pukat pantai dan kurungan, bubu ikan dasar, bubu ikan barong (lobster) dan lain-lain Hak Ulayat Hak KepemilikanKelembagaan Lokal Hak terkuat atas suatu benda Sistem dimana suatu kelompok sosial dapat memanfaatkan suatu wilayah Bentuk kelembagaan yang bersifat lokalperairan ZEEHak Guna Wilayah Perikanan (HGWP)

hukum laut/perikanan negara pantaiekplorasi dan eksploitasikonservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati/non hayati (usaha budidaya pada dasar perairan)penelitian ilmiah kelautanmemberi kesempatan negara lain untuk memanfaatkan sumber kekayaan hayati dengan perjanjian dan sesuai ketentuan persyaratan dan perundang-undangannyaZEEIContoh Hukum AdatHukum Sasi (Kepulauan Lease, Maluku Tengah)Sasi merupakan larangan untuk memanen sumberdaya tertentu (hayati laut maupun darat) dalam jangka waktu yang ditetapkan. Sanksi-sanksi atas pelanggaran adat sasi dilaksanakan oleh penguasa negeri dan arwah leluhur. Sanksi yang paling berat dan sangat ditakuti di waktu dahulu adalah sanksi yang diberikan oleh arwah leluhur.Alat tangkap yang digunakan di Petorosan di Kedungcowek, Alat tangkap ini dipasang menetap dan digunakan untuk menangkap gragu (udang rebon) sebagai bahan dasar pembuatan terasi. Keberadaan sistem hukum dan kelembagaan adat ini sempat terancam oleh Kebijakan Pemerintah, yaitu dengan adanya Surat Keputusan Gubernur No. 10 Tahun 1985 yang melarang beroperasinya alat tangkap tersebut.

Faktor yang mempengaruhi terbentuk dan terpeliharanya HGWP Bagan keterkaitan/sinergitas produk hukum perikanan dan kelautan (Sumber: Fakultas Perikanan Unibraw, 2001).Hukum AdatKetentuan LokalHak Ulayat Perikanan

X