115
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMKN 2 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Siti Hardiyanti NIM 11140182000051 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43378/1/SITI... · terdepan dalam suksesnya pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas

  • Upload
    hahuong

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA

SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMKN 2

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Siti Hardiyanti

NIM 11140182000051

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

i

ABSTRAK

Siti Hardiyanti, NIM 11140182000051, Hubungan Komunikasi Interpersonal

Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMKN 2 Tangerang Selatan.

Skripsi Program Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan komunikasi

interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 2 Tangerang Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah 50 orang

dengan sampelnya 44 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

korelasi dengan pendekatan kuantitatif, dengan instrument utama penelitian

angket serta didukung oleh studi dokumen untuk memperoleh hasil penelitian

yang optimal. Hasil penelitian perhitungan uji korelasi dengan menggunakan

rumus product moment diperoleh angka korelasi sebesar 0,377%. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru. Artinya, antara

komunikasi kepala sekolah dengan kinerja guru mempunyai hubungan yang

rendah. Sebagian kecil kinerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal

kepala sekolah yang baik. Koefisien determinasi sebesar 14,21% menunjukan

bahwa komunikasi interpersonal memberikan kontribusi dengan variabel kinerja

guru sebesar 14,21% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut untuk meningkatkan komunikasi

interpersonal kepala sekolah, disarankan agar kepala sekolah dapat lebih

memahami guru sehingga dapat dengan mudah memberikan arahan dan pelatihan

kepada para guru yang masih memiliki kemampuan kinerja yang rendah. Dengan

begitu maka kualitas kinerja guru meningkat.

Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah, Kinerja Guru

ii

ABSTRACT

Siti Hardiyanti, NIM 11140182000051, Relationship between Headmaster’s

Interpersonal Communication and Teacher Performance at SMK 2 Tangerang

Selatan. Undergraduate Thesis Program (S1) Department of Management

Education Faculty of Teaching and Training Sciences Syarif Hidayatullah

States Islamic University Jakarta.

This study aims to describe the relationship of the Headmaster's

interpersonal communication with the performance of teachers at SMKN 2

Tangerang Selatan. The population in this study were all teachers totaling 50

people with a sample of 44 people. The research method used is a correlation

method with a quantitative approach, with the main instrument questionnaire

research and supported by document studies to obtain optimal research results.

The results of the calculation of the correlation test using the product moment

formula obtained a correlation rate of 0.377%. Thus, it can be concluded that

there is a significant relationship between headmaster's interpersonal

communication and teacher performance. That is, between the Headmaster's

communications with the teacher's performance has a low relationship. A small

percentage of teacher performance is influenced by good interpersonal

communication of the headmaster. The coefficient of determination of 14.21%

shows that interpersonal communication contributes to the teacher performance

variable of 14.21% and the rest is influenced by other factors.

Based on the results of these studies to improve interpersonal

communication of the Head master, it is suggested that Headmaster can better

understand teachers so that they can easily provide direction and training to

teachers who still have low performance skills. That way the quality of teacher

performance increases.

Keywords: Headmaster’s Interpersonal Communication, Teacher Performance

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah dan rasa syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah Subhanallah Wa Ta’ala yang telah memberikan segala rahmat,

taufik, hidayah, nikmat dan karunianya, shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam

beserta keluarganya, sahabatnya, tabiin, tabiut, tabiin dan tabiut.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayahNya, penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak yang

telah memberikan bimbingan serta bantuan baik memberi motivasi dan moral

kepada penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah

meluangkan waktu untuk kelancaran proses akademis ini.

3. Drs. Muarif SAM, M.Pd. Selaku pembimbing skripsi I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan nasihat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Selaku pembimbing skripsi II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan nasihat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Dr. Salman Tumanggor, M Pd selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah

memberikan ilmu, bimbingan dan pengalamannya kepada penulis.

7. Drs. H. Ambiar, M. Pd. Kepala SMKN 2 Tangerang Selatan, dewan guru

SMKN 2 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis

iv

untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Amir Tanjung dan Ibunda Nurmali yang

telah memberikan cinta, kasih, sayang, selalu mendoakan, membimbing dan

memotivasi serta memberikan dukungan moral maupun materiil sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Abang dan adik tercinta, Muhammad Ikbal, Aisyah Ghaisan P dan Fazrul

Hakam yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat Kampus (Elis, Ana, Zia, Anida, Ameng, Acil) yang selalu

memberikan semangat, mendoakan dan saling membantu selama proses

perkuliahan dan Skripsi.

11. Sahabat Kostan (Neneng, Djae, Nanda, Arin) yang selalu memberikan

semangat, mendoakan dan membantu penulis dalam penelitian skripsi.

12. Ratna Sari dan Nur Annisya yang selalu memberikan semangat, mendoakan

dan membantu penulis selama Skripsian.

13. Sahabatku Dwi Ananda Putri yang selalu mendoakan dan telah membuat

penulis selalu semangat dengan solusi yang diberikan selama berbagi cerita.

14. Sahabat SMA (Yuni, Melda, Nimas, Muti) yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat walaupun jarang berjumpa.

15. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2014 yang

selalu memberikan dukungan dan telah membuat hari-hari semasa

perkuliahan berwarna.

16. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

v

Akhirnya, penulis hanya dapat membalas dengan do’a semoga semua amal

baik yang mereka lakukan mendapat balasan dan ridha dari Allah Subhanallah Wa

Ta’ala. Penulis berharap semoga skripsiyang sederhana ini dapat memberi

manfaat kepada penulis khususnya dan umumnya bagi kita semua.

Ciputat, 28 Agustus 2018

Penulis

Siti Hardiyanti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR UJI REFERENSI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5

D. Perumusan Masalah............................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian................................................................................. 6

BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................... 7

A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 7

1. Kinerja Guru ..................................................................................... 7

a. Pengertian Kinerja Guru .............................................................. 7

b. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru .................... 9

c. Ruang Lingkup dan Indikator Kinerja Guru .............................. 11

2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .................................... 17

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............. 17

b. Ciri – Ciri Komunikasi Interpersonal ........................................ 19

c. Tujuan Komunikasi Interpersonal ............................................. 21

d. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif ........... 23

B. Kerangka Berfikir................................................................................. 26

C. Hipotesis ............................................................................................... 27

D. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 27

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 27

B. Variabel Penelitian .............................................................................. 28

C. Metode Penelitian ................................................................................ 28

D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 29

F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 29

G. Uji Coba Instrumen ............................................................................. 35

H. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 38

I. Teknik Analisa Data ............................................................................ 38

J. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 41

A. Gambaran Umum SMKN 2 Tangerang Selatan .................................. 41

1. Sejarah Singkat............................................................................. 41

2. Visi, Misi ...................................................................................... 41

3. Tujuan Sekolah............................................................................. 42

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan............................................. 43

5. Keadaan Sarana Prasarana ........................................................... 47

B. Deskripsi Data ..................................................................................... 49

1. Kinerja Guru ................................................................................. 49

2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .................................. 52

C. Uji Prasyarat Analisis Data ................................................................. 55

1. Uji Normalitas .............................................................................. 55

D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 56

1. Uji Korelasi .................................................................................. 56

2. Koefisien Determinasi .................................................................. 56

E. Pembahasan dan Hasil ......................................................................... 57

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 58

A. Simpulan ............................................................................................. 58

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi .................................................... 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru ............................................ 30

Tabel 3.3 Skala Kinerja Guru ................................................................................ 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabeel Komunikasi Interpersonal Kepala

Sekolah ................................................................................................................... 33

Tabel 3.5 Skala Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .................................. 35

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Kinerja Guru .............................................................. 37

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............... 37

Tabel 3.8 Interprestasi Data ................................................................................... 39

Tabel 4.1 Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMKN 2 TANGSEL ..... 43

Tabel 4.2 Keadaan Sarana Prasarana ..................................................................... 47

Tabel 4.3 Data Statistik Deskriptif Kinerja Guru................................................... 49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Kinerja Guru ................................... 50

Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah .... 52

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Komunikasi Interpersonal Kepala

Sekolah ................................................................................................................... 53

Tabel 4.7 Uji Normalitas ........................................................................................ 55

Tabel 4.8 Uji Korelasi ............................................................................................ 56

ix

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................... 25

Gambar 4.1 Diagram Kinerja guru......................................................................... 51

Gambar 4.2 Diagram Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ........................ 54

x

Daftar Lampiran

Lampiran 1 - Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 - Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 - Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 - Surat Izin Penelitian di SMKN 2 TANGSEL

Lampiran 5 - Uji Coba Instrumen Kinerja Guru

Lampiran 6 - Uji Coba Instrumen Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Lampiran 7 - Data Valid Hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Interpersonal

Kepala Sekolah

Lampiran 8 - Data Valid Hasil Uji Coba Instrumen Kinerja Guru

Lampiran 9 - Data Skor Hasil Penelitian Komunikasi Interpersonal Kepala

Sekolah

Lampiran 10 - Data Skor Hasil Penelitian Kinerja Gur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pendidikan. Kehadiran guru menjadi sangat penting dan memiliki posisi

terdepan dalam suksesnya pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas dan

pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini terlihat dari peran dan tugas yang

diembannya. Guru harus mampu mentransformasi ilmu pengetahuan

kepada siswa, mampu mengembangkan kepribadian siswa, mampu

membina budi pekerti siswa, mampu memberikan motivasi kepada siswa,

dan mampu memberikan rasa nyaman terhadap siswa dalam proses belajar

mengajar. Dengan demikian guru bukan hanya bertugas menyampaikan

ilmu pengetahuan saja kepada siswa tapi ia juga harus mampu

merencanakan dan menilai hasil belajar siswa.

Guru dipandang sebagai faktor kunci keberhasilan siswa, karena

guru yang berinteraksi secara langsung kepada siswa pada saat proses

belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian berhasil atau tidaknya

proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Guru

dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi, karena kinerja guru yang

tinggi merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran.

Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi

tantangan masa depan.

Profesi guru adalah suatu jabatan yang memerlukan keahlian

khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang

pendidikan. Guru yang baik adalah guru yang mengajar dengan hati,

karena guru sebagai contoh yang baik bagi anak didiknya, bagi guru

proses keteladanan atau memberi contoh melalui sikap dan tingkah laku

yang baik merupakan strategi yang ampuh dari sekedar mengajar di depan

kelas.

2

Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki kinerja yang

baik guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan

pendidikan pada umunya proses belajar mengajar khususnya. Untuk

memperoleh kinerja yang baik guru harus terus belajar dalam

meningkatkan pendidikan, memperbaiki diri dalam pembelajaran,

mengikuti perkembangan pendidikan, dan paham teknologi.

Keberhasilan kinerja guru tidak terlepas dari peran aktif seluruh

komponen yang ada di lingkungan sekolah yang akan membantu

keberhasilan pembelajaran. Sehingga dibutuhkan kerja sama antara kepala

sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan staff administrasi,

guru dengan orang tua siswa, dan guru dengan siswa. Disinilah kepala

sekolah dituntut aktif untuk membantu permasalahan yang dihadapi guru.

Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan

kinerja guru, sehingga guru dapat mendidik dengan baik.

Komunikasi dengan pemimpin mempunyai arti yang penting bagi

semua anggota organisasi. Pentingnya komunikasi dengan kepala sekolah

membuat guru termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di sekolah. Di

samping itu banyak faktor penyebab mengapa sistem komunikasi berjalan

tidak efektif di antaranya sikap pemimpin yang tidak peduli dalam

berkomunikasi.

Menurut Everret Kleinjan komunikasi sudah merupakan bagian

kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia

ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Dan professor Wilbur Schramm

dalam buku pengantar Ilmu Komunikasi, menyebutkan bahwa komunikasi

dan masyarakat dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,

sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat

mengembangkan komunikasi.

3

Komunikasi merupakan sarana sosialisasi dalam kehidupan

manusia. Komunikasi adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang

berlangsung atau berjalan antar manusia. Melalui komunikasi terjadilah

hubungan antar manusia dan juga terjai interaksi atau saling berhubungan

mereka. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi, karena

manusia disebut makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat,

karenanya patut disadari oleh semua orang untuk memperhatikan

bagaimana kita berkomunikasi dengan baik, agar tidak menimbulkan

kesalahpahaman atau salah pengertian antara satu dengan lainnya.

Dengan demikian kepala sekolah sebagai pemimpin, selain

berperan melayani dan membantu guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar, juga harus adanya komunikasi yang baik antara kepala sekolah

dengan para guru karena komunikasi sebagai salah satu kegiatan yang

sangat besar pengaruhnya pada suatu keberhasilan lembaga pendidikan

dalam mencapai tujuan. Pada sebuah sekolah misalnya guru, pegawai

lainnya, dan kepala sekolah membutuhkan kegiatan komunikasi agar dapat

diwujudkan kerja sama di antara mereka dalam mencapai tujuan

pendidikan. Selain sebagai administrator, kepala sekolah juga berfungsi

sebagai pengambil kebijakan dan keputusan tertinggi di sekolah sekaligus

bertindak tegas terhadap guru yang kurang disiplin dalam melaksanakan

tugasnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus lebih sungguh-sungguh

mengawasi, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan atau

motivasi kepada tenaga pendidik agar selalu meningkatkan kinerjanya.

Namun, sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik

sesuai dengan harapan karena berbagai faktor penghambat yang

menghalanginya.

Salah satu faktor penghambat tersebut adalah kemampuan guru itu

sendiri belum menunjang pelaksanaan tugasnya. Peran guru di Indonesia

masih jauh dari sasaran yang telah ditetapkan, banyak terjadi

4

ketidaksesuaian antara rencana dan implementasinya seperti : (1)

ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar, (2) kualifikasi guru yang

belum setara sarjana, (3) program peningkatan keprofesian berkelanjutan,

(4) rekrutmen guru yang tidak efektif. Data hasil Uji Kompetensi Guru

(UKG) tahun 2015 menunjukan bahwa rata-rata UKG nasional 53,02

masih dibawah nilai standar 55 yang ditetapkan pemerintah.1 Hasil Uji

Kompetensi Guru (UKG) tersebut memperkuat pendapat dan pandangan

tentang realitas rendahnya kinerja guru.

Menurunya kinerja guru akan berdampak kepada kualitas

pendidikan yang rendah. Realitas pendidikan yang masih rendah didukung

oleh sebuah data dari United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) pada tahun 2016 yaitu : 263 juta anak putus

sekolah di lingkup dunia yang minim kemampuan literasi dasar atau

minim kemampuan untuk mendengarkan, membaca, menulis, dan

menghitung. Dari lanskap global, indeks literasi warga Indonesia berada

pada anak tangga bawah atau berada di peringkat 60 dari total 61 negara,

yang berada dalam indeks literasi internasional.2 Inilah realitas dan potret

guru Indonesia pada umumnya.

Salah satu lembaga pendidikan yang masih menghadapi

permasalahan kinerja guru adalah SMKN 2 Tangerang Selatan. Untuk

mencapai Visi dan Misi. SMKN 2 Tangerang Selatan sudah melakukan

berbagai upaya untuk mengembangkan kualitas dan melakukan pembinaan

terhadap kinerja guru. Namun, nampaknya belum mencapai hasil optimal.

Motivasi guru masih rendah serta rendahnya kecintaan terhadap profesi

guru. seperti masih ada guru yang terlambat datang kesekolah serta masih

ada guru yang hanya berada disekolah ketika jam mengajarnya saja ini

merupakan faktor yang berasal dari guru itu sendiri. Sedangkan faktor dari

luar adalah kepala sekolah kurang komunikatif terhadap guru, kurangnya

pembinaan yang diadakan sekolah dan rendahnya supervisi dari

pemerintah.3

Berdasarkan gambaran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih

jauh mengenai komunikasi interpersonal dalam meningkatkan kinerja

guru. Maka dipilihnya sekolah SMKN 2 Tangerang Selatan sebagai objek

penelitian yang berjudul ―Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala

Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMKN 2 Tangerang Selatan”

1 https://m.detik.com/news/kolom/d-3741162/mengkritisi-kompetensi-guru

2 https://m.detik.com/news/kolom/d-3846728/arus-balik-literasi-keindonesiaan

3 Santoso, Wawancara Guru, Selasa 30-01-2018

5

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diketahui banyak komponen

atau variabel yang mengkontribusi kinerja seorang guru diantaranya:

1. Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata

pelajaran yang diampu

2. Masih terdapat guru yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi

sarjana

3. Rekrutmen guru yang belum efektif

4. Belum optimalnya komunikasi kepala sekolah terhadap guru

5. Kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah

6. Kurang intensifnya supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah

sebagai representasi pemerintah

B. Pembatasan Masalah

Mengingat bervariasinya masalah yang berkaitan dengan kinerja

guru maka penelitian kinerja guru hanya dibatasi dengan komunikasi

intepersonal kepala sekolah di SMKN 2 Tangerang Selatan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang akan diteliti dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja guru di SMKN 2 Tangerang Selatan?

2. Bagaimana komunikasi interpersonal kepala sekolah di SMKN 2

Tangerang Selatan?

3. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal kepala

sekolah dengan kinerja guru di SMKN 2 Tangerang Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di

SMKN 2 Tangerang Selatan

6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber

informasi akademisi atau peneliti yang tertarik untuk melaksanakan

penelitian lebih jauh mengenai hubungan komunikasi interpersonal

kepala sekolah dengan kinerja guru sehingga dapat digunakan sebagai

dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih

lanjut. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

perbandingan apabila ada penelitian yang sama

2. Manfaat Praktik

a. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk

memaksimalkan dan meningkatkan pelaksanaan komunikasi

interpersonal dengan guru terhadap kinerja guru.

b. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dan referensi untuk

memaksimalkan dan meningkatkan kinerjanya.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja Guru

Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang

yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan

nilai-nilai, budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses

pendidikan guru memegang peran penting setelah orang tua dan

keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan guru menjadi orang

pertama, bertugas membimbing, mengajar, dan melatih anak didik

mencapai kedewasaan.1 Guru merupakan elemen penting dan ujung

tombak dalam sistem pendidikan kita karena merekalah pelaksana

pembelajaran di lapangan. Mereka adalah sosok yang menjalankan

sekaligus mengembangkan kurikulum pendidikan.2 Menurut

Laurence dan Jonathan dalam buku This is Teaching guru adalah

seorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola

sekolah.3 Untuk melaksanakan tugas-tugas profesinya guru dituntut

menampilkan kinerja yang baik.

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang

dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja

dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan

telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang

ditetapkan organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target

yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang

atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada

tolak ukur keberhasilannya.4

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.5 Suprihanto

menyatakan kinerja dengan istilah prestasi kerja, yaitu hasil kerja

seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

1 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia, (Jakarta : Gaung Persada

Press, 2006), Cet. 2, h. 64 2 Idris Apandi, Guru Kalbu, (Bandung : CV. SMILE’s Indonesia Institute, 2015), Cet.1,

h. 145 3 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi

Guru, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2016), Cet. 3, h. 24 4 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2014), cet. 2, h. 95 5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan,

(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 11, h. 67

8

berbagai kemungkinan, misalnya standar, target, atau kriteria yang

telah ditentukan lebih dahulu dan telah disepakati bersama.6

Menurut Armstrong dalam buku Wibowo kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

konstribusi pada ekonomi.7 Pendapat di atas menekankan bahwa

kinerja adalah kemampuan kerja atau prestasi kerja yang

diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja

yang optimal. Menurut Babin dan Boles kinerja adalah tingkat

produktifitas seorang karyawan, relatif pada rekan kerjannya, pada

beberapa hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas.8

Keempat pendapat di atas menekankan kinerja adalah hasil atau

tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode

tertentu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Setiap individu yang diberi tugas dan kepercayaaan untuk

bekerja dalam sebuah organisasi diharapkan mampu menunjukan

kinerja yang baik dan memberikan hasil yang maksimal terhadap

pencapaian tujuan organisasi tersebut. Demikian halnya dengan

kinerja guru yang notabenenya orang pertama dalam dunia

pendidikan.

Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam

melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan

wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan

selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan teori dan konsep kinerja guru maka dapat

disimpulkan kinerja guru adalah hasil kerja guru dalam menjalankan

tugasnya dalam mengelola pembelajaran, mengelola kelas,

mempersiapkan bahan ajar, metode pembelajaran, media

pembelajaran, sumber pembelajaran, dan melakukan penilaian baik

proses maupun hasil.

6 Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta :

PT. Bumi Aksara, 2012), cet. 1, h. 62 7 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 6, h. 7

8 Asri Laksmi Riani, Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini, (Yogyakarta : Graha

Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 61

9

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya

generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi

intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam

masyarakat.

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru

yaitu faktor interal (dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (luar

diri).

Faktor Internal meliputi :

1) Kecerdasan

Kecerdasan memegang pernanan penting dalam keberhasilan

pelaksanaan tugas-tugas. Semakin kompleks tugas-tuugas yang

diemban maka semakin tinggi pula kecerdasan yang diperlukan.

Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan

monoton mungkin akan merasa jenuh dan dapat berakibat pada

penurunan kinerjan.

2) Keterampilan dan kecakapan

Keterampilan dan kecakapan yang dimiliki oleh setiap orang

tentulah berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari

berbagai pengalaman dalam kehidupan yang diterima oleh setiap

orang.

3) Bakat

Penyusuaian antara bakat yang dimiliki oleh seseorang dan

pilihan bekerja dapat menjadikan seorang bekerja dengan giat,

produktif, dan mampu menghayati makna pekerjaan yang

dilakukannya.

4) Kemampuan

Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang

adalah tuga dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.

Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat

menunjangn pekerjaan yang tengah ditekuninnya.

5) Motivasi

Dalam mencapai keberhasilan perlu adanya motif-motif yang

dimiliki sebagai tujuan utama yang ingin dicapai dalam

meningkatkan kinerja seseorang.

6) Kesehatan

Kesehatan yang baik sangat memebantu produktivitas seseorang

dalam bekerja. Tetapi jika kesehatan terganggu maka

produktivitas kerjapun akan terganggu pula.

7) Kepribadian

10

Seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat dan integritas

yang tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan

interaksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan

kinerjannya.

8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja

Jika pekerjaan seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan

yang hendak dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja dengan

sungguh-sungguh, rajin, dan dengan sepenuh hati.

9) Kebutuhan psikologis

Meskipun kebutuhan matril seseorang sudah terpenuhi, tetapi

bila kebutuhan psikologis tidak terpenuhi, maka dapat

mengakibatkan dirinya merasa tidak tenang dengan

kehidupannya.9

Faktor eksternal (luar diri) meliputi :

1) Gaji & Sarana prasarana

Setiap orang yang memperoleh gaji tinggi, hidupnya akan

sejahtera. Orang akan bekerja dengan penuh antusias jika

pekerjaanya mampu menyejahterakaan hidupnya. Selain gaji

Sarana dan prasarana sekolah sangat menunjang pekerjaan guru.

Guru yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

memadai akan menunjukan kinerja yang lebih baik dari pada

guru yang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasana yang

memadai.

2) Lingkungan kerja fisik & Kepemimpinan

Untuk memperbaiki kinerja karyawan agar dapat

melaksanakan tugasnya tanpa mengalami ketegangan-

ketegangan, atau dengan kata lain perusahaan harus

menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya.

Selain itu kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

menggerakkan, memengaruhi, memotivasi, mengajak,

mengarahkan, menasihati, membimbing, menyuruh,

memerintah, melarang, dan bahkan menghukum, serta membina

dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau

bekerja dalam mencapai dalam tujuan administrasi secara efektif

dan efesien.10

9 Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier, (Jakarta: Rajawali Press, 1985), h.

22 10

Burnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, & Penilaian

Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. 1, h. 43

11

Menurut Gibson et al ada tiga faktor yang mempengaruhi

kinerja guru yaitu:

1) Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental

fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, dan pengalaman

demografi (umur, asal-usul, dan jenis kelamin).

2) Variabel Organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, dan struktur desain pekerjaan.

3) Variabel Psikologis, meliputi persepsi, sikap, kepribadian,

belajar, dan motivasi.11

Tiga variabel tersebut sebenernya dapat dikelompokan kedalam

faktor internal dan eksternal. Variabel individu dan variabel

psikologis merupakan faktor internal, variabel organisasi merupakan

faktor eksternal. Keduanya mempengaruhi kinerja guru.

c. Ruang Lingkup dan Indikator Kinerja Guru

Peranan guru sebagai fasilitator belajar bertitik tolak dari tujuan-

tujuan yang hendak dicapai. Implikasinya terjadi pada tugas

tanggung jawab, guru yang mengemban peranan dalam proses

kelompok, model kelompok, memberikan penyuluhan dan

keterampilan-keterampilan. Peran guru merupakan pengorganisasian

lingkungan belajar dan sebagai fasilitator belajar.

Menurut Curtis dan Bidwell, sebagaimana dikutip Oemar

Hamalik guru memiliki peran sebagai : model, perencana, peramal,

pemimpin, petunjuk jalan kepada sumber-sumber.12

1) Model & Perencana

Guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan,

keterampilan, dan kepribadian yang dapat dicontoh dan

dijadikan teladan oleh peserta didik. Guru juga berkewajiban

mengemban tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana

yang operasional. Dalam perencanaan murid perlu dilihatkan

sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan,

11

Tabrani Rusyan, Membangun Guru Berkualitas, (Jakarta : PT Pustaka Dinamika), Cet.

1, h. 15 12

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta :

PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. 8, h. 45-47

12

kebutuhan, dan tingkat pengalaman mereka. Peranan tersebut

menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan

kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan

pengetahuan siwa, metode belajar yang serasi, dan materi

pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

2) Peramal

Mendiagnosis kemajuan belajar siswa merupakan penilaian

yang penting, baik bagi siswa, orang tua, dan bagi guru sendiri

dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa agar mereka

mengetahui seberapa jauh mereka telah berhasil dalam studinya,

bagi orang tua agar mereka mengetahui kemajuan belajar

anaknya, dan bagi guru penting untuk menilai dirinya sendiri

dan efektivitas pengajaran yang telah diberikannya. Guru juga

sebagai pemimpin yang mampu memimpin dalam kelasnya

sekaligus sebagai anggota kelompok-kelompok dari siswa.

seperti memelihara ketertiban kelas, mengatur ruangan,

bertindak sebagai pengurus rumah tangga kelas, serta menyusun

laporan bagi pihak yang memerlukannya.

3) Petunjuk jalan kepada sumber-sumber

Guru harus menyediakan berbagai sumber belajar kepada

peserta didik untuk proses belajar mereka. Lingkungan sumber

harus ditunjukan walaupun pada hakikatnya anak sendiri yang

akan menemukannya.

Guru harus memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi

Agar dapat menjalankan perannya dengan baik. Menurut PERMEN

No 19 Tahun 2005 Bab VI Pasal 28 kualifikasi guru yaitu : minimal

tingkat pendidikan yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik

dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tidak memiliki ijazah

tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat

diangkat menjadi pendidik setelah melewati ujian kelayakan dan

13

keseteraan.13

Sedangkan kompetensi guru yaitu : kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.14

Berdasarkan 4 kompetensi tersebut maka dapat ditelisik

berbagai indikator terkait dengan kinerja guru. Menurut Danim ada

enam indikator kinerja guru yang dapat dilihat dalam meningkatkan

kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yaitu kemampuan

membuat perencanaan dan persiapan mengajar, penguasaan materi

yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan metode dan strategi

mengajar, pemberian tugas-tugas kepada siswa, kemampuan

mengelola kelas, kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.15

1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar

Perencanaan belajar mengajar berisi tentang rangkaian

kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam membuat perencanaan belajar mengajar,

guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan

perencanaan tersebut, serta menguasai secara teoritis dan praktis

unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Oleh sebab itu,

kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan

muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan

pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi

pengajaran. Makna atau arti perencanaan atau program belajar

mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan

yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung.

Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas kemana

siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus ia pelajari (isi

bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinnya (metode

dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah

mencapainya (penilaian).16

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran merupakan proses yang dilakukan secara tertata dan

teratur. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran

merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

13

PERMEN RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

snp.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/snpPERMENNo.19Tahun2005.pdf-tanggal 11-04-2018. 14

Ibid., 15

Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung : PT Refika

Aditama, 2010), Cet. 1, h. 23 16

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional : Konsep, Strategi dan Aplikasinya Dalam

Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), Cet. 1, h. 78

14

2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

Kemampuan menguasai bahan pelajaran, sebagai bagian

integral dari proses belajar mengajar. Guru yang profesional

mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Penguasaan

guru akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Menurut Hilda Taba seorang pakar pendidikan

mengatakan bahwa efektivitas pengajaran dipengaruhi oleh :

a) Karekteristik guru dan siswa

b) Bahan pelajaran

c) Aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran.17

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menguasai bahan

atau materi pelajaran sebelum masuk kelas dan menyampaikan

pelajaran adalah harga mutlak ya tidak bisa ditawar-tawar. Jika

ada seorang guru memasuki kelas namun materi yang akan

diajarkan tidak dipahami sepenuhnya ini merupakan kesalahan

yang fatal yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3) Penguasaan metode dan strategi mengajar

Penguasaan metode mengajar adalah suatu cara atau jalan

yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam pendidikan metode

mengajar itu mempengaruhi belajar jika metode mengajar guru

yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak

baik pula. Guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja

sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya

mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-

metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan

belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode

mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif

mungkin.18

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penguasaan

metode mengajar merupakan suatu pengetahuan tentang cara

mengajar yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar

mengajar. Pemilihan metode mengajar sangat berpengaruh

terhadap belajar siswa. Apabila metode mengajar menyenangkan

bagi siswa, siswa akan lebih mudah menerima bahan pelajaran.

17

Ibid., h. 80 - 81 18

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), Cet. 5, h. 65

15

4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa

Pemberian tugas kepada siswa bertujuan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa dan kemampuan bekerja secara

berkelompok maupun bekerja secara individual. Dalam

pemberian tugas kepada siswa juga harus secara proposional atau

sesuai dengan kemampuan siswa, agar tugas yang diberikan tidak

menjadi beban bagi siswa. Dari paparan diatas dapat disimpulkan

bahwa pemeberian tugas kepada siswa merupakan tugas guru

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

5) Kemampuan mengelola kelas

Guru harus mampu melakukan penanganan pada kelas,

karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan pembelajaran

terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap

lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut

menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah

yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,

memberikan rasa aman, dan kepuasaan dalam mencapai tujuan.19

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola

kelas sangatlah penting supaya guru tau apakah lingkungan kelas

baik atau tidak untuk peserta didik dan sesuai dengan tujuan

pendidikan.

6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

Guru harus mampu menjadi evaluator yang baik. Penilaian

dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan

sudah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang

digunakan sudah cukup tepat. Penilaian juga perlu dilakukan,

karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaam siswa terhadap materi pelajaran,

serta ketetapan metode mengajar yang digunakan.20

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui apakah bahan

pelajaran dapat diterima dengan baik atau tidak dan sejauh mana

siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

19

Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta : Rajawali Pers, 2016), Cet. 6, h. 63 20

Ibid., h. 64-65

16

Indikator kinerja guru tersebut perlu diukur, dianalisis, dan

ditafsirkan. sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan apakah kinerja guru tercapai atau tidak.

Menurut Ditjen PMPTK penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi

yaitu:

1) Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua

kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam proses

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan

demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan atau

kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai

analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru,

yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan

penilaian kinerja guru.

2) Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang

dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja

dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses

pengembangan karier dan promosi guru untuk kenaikan pangkat

dan jabatan fungsionalnya.21

Berdasarkan kajian teori tentang kinerja guru maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah

tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan

sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan

standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam

rangka mencapai tujuan. Kinerja guru dapat diukur berdasarkan

kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar,

penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan

metode dan strategi mengajar, pemberian tugas-tugas kepada siswa,

kemampuan mengelola kelas, kemampuan melakukan penilaian atau

evaluasi.

21

Burnawi dan Mohammad Arifin, op. cit., h. 26

17

2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang

diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi

interaksi antara guru dan murid. Kepala sekolah merupakan

pimpinan tertinggi di sekolah, yang kepemimpinannya sangat

berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan

sekolah.

Salah satu cara mencapai keberhasilan sekolah, kepala sekolah

harus mempunyai kemampuan berkomunikasi agar tugas yang

disampaikan dapat diterima dan dijalankan oleh guru dengan baik.

Selain itu, komunikasi yang efektif dapat memberikan semangat

kepada guru dan tenaga kependidikan.

Menurut Rogers dalam buku Suranto komunikasi merupakan

proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari

sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah

perilakunya.22

Berdasarkankan pendapat ini dapat dijelaskan bahwa

terjadinya komunikasi karena adanya gagasan yang ingin

disampaikan atau dikirimkan.

Menurut Simpson dan Weiner komunikasi merupakan

penanaman (imparting), penyampaian (conveying), atau penukaran

(ex change) ide-ide, pengetahuan, maupun informasi baik melalui

pembicaraan, tulisan, maupun tanda-tanda.23

Berdasarkan pendapat

ini dapat dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu penyampaian

informasi dari komunikator ke komunikan dengan melalui

pembicaraan ataupun tanda-tanda.

22

Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), Cet. 1, h. 3 23

Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis, Epistemologis,

Aksiologis, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), Cet. 1, h. 5

18

Menurut Zamroni komunikasi merupakan proses dinamik

transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan

penerimannya dengan sengaja menyadari (to code) perilaku mereka

untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran

(channel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku

tertentu.24

Berdasarakan pendapat ini dapat dijelaskan bahwa

komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar

memperoleh sikap atau perilaku tertentu.

Menurut forsdale komunikasi merupakan suatu proses

memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini

suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.25

Menurut

Rodhonah komunikasi dilakukan hendaknya dengan lambang-

lambang atau bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang

yang memberi pesan dengan orang yang menerima pesan.26

Agar dapat berkomunikasi dengan jelas perlu menggunakan

bahasa atau istilah yang dapat dimengerti, agar tidak terjadi

kesalahpahaman antara komunikator dengan komunikan. Berbagai

macam komunikasi diantaranya yaitu: komunikasi massa,

komunikasi antar budaya, komunikasi intrapersonal, dan

komunikasi interpersonal.

Komunikasi Interpersonal merupakan interaksi antara seorang

individu dan individu lainnya tempat lambang-lambang pesan secara

efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi antar manusia

menggunakan bahasa.27

Berdasarkan pendapat ini dapat dijelaskan

bahwa komunikasi interpersonal terjadi karena adanya interaksi

antara seorang individu dengan individu lainnya dengan

menggunakan bahasa.

24

Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), Cet.

1, h. 15 25

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. 11,

h. 2 26

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007), Cet. 1, h. 19 27

Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2010),

Cet. 1, h. 141

19

Menurut Agus komunikasi interpersonal merupakan interaksi

tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat

menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat

menerima dan menanggapi secara langsung pula.28

Berdasarkan

pendapat ini dapat dijelaskan bahwa komunikasi interpersonal terjadi

karena adanya interaksi tatap muka antar dua orang atau lebih.

Menurut De Vito komunikasi interpersonal merupakan proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau

disekelompok kecil orang, dengan beberapa effect atau umpan balik

seketika.29

Menurut beberapa pendapat sebagaimana yang telah diuraikan

dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah interaksi

tatap muka antara dua orang atau lebih dengan membawakan pesan

verbal maupun non verbal sehingga masing-masing bisa memahami

satu sama lain dan berinteraksi secara efektif.

b. Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang

frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Suranto komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri

sebagai: arus pesan dua arah, suasan formal, umpan balik segera,

peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat, dan Peserta

komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan

spontan.30

1) Arus pesan dua arah

Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan

penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya

pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya

komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat.

Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai penerima

pesan. Begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini

berlangsung secara berkelanjutan.

28

Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, (Yogyakarta : Kanisius,

2003), Cet. 5, h. 85 29

Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi : Perilaku Insani Dalam

Organisasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 1, h. 4 30

Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 14

20

2) Suasana nonformal

Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam

suasana nonformal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu

berlangsung antara para pejabat sebuah instansi, maka para

pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada herarki

jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih

pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. Relevan

dengan suasan nonformal tersebut, pesan yang dilakukan

bersifat lisan, bukan tertulis.

3) Umpan balik segera

Komunikasi interpesonal biasanya mempertemukan para

pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik

dapat diketahui dengan segera. Seorang komunikator dapat

segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari

komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal.

4) Peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat

Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi

antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada

dalam jarak yang dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun

psikologis. Jarak yang dekat dalam arti fisik, artinya para

pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat

tertentu. sedangkan jarak yang dekat secara psikologis

menunjukan keintiman hubungan antarindividu.

5) Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara

simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal

Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal,

peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan

kekuatan pesan verbal maupun nonverbal secara simultan.

Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan

mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal

21

secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai

tujuan komunikasi.

Menurut Reardon sebagaimana dikutip Alo Liliweri ciri-ciri

komunikasi antarpribadi mempunyai enam ciri yaitu:

1) Dilaksanakan atas dorongan berbagai faktor

2) Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja

3) Kerapkali berbalas-balasan

4) Mengisyaratkan hubungan antarpribadi antara paling sedikit dua

orang

5) Berlangsung dalam suasana bebas, bervariasi dan berpengaruh

6) Menggunakan berbagai lambang yang bermakna31

c. Tujuan Komunikasi Interpersonal

1) Tujuan Komunikasi Interpersonal

Setiap proses komunikasi pastilah terkait dengan adanya

tujuan tertentu yang ingin dicapai. Komunikasi interpersonal

mempunyai beberapa tujuan seperti yang dikemukakan Arni

Muhammad, bahwa komunikasi interpersonal mempunyai

tujuan sebagai:

a) Menemukan diri sendiri

Dengan pertemuan komunikasi interpersonal dengan

orang lain, kita belajar banyak sekali tentang diri kita

maupunorang lain, dengan komunikasi ini kita belajar

bagaimana kita menghadapi yang lain.

b) Menemukan dunia luar

Dengan memahami lebih banyak tentang diri kita dan

orang lain, menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar,

dunia objek, kejadian-kejadian orang lain. Banyak informasi

yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal.

Waktu yang digunakan dalam komunikasi interpersonal

diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial

dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu

mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan kita sanggup

saling berbagi, kesenangan kita dan umumnya membuat kita

merasa lebih positif tentang diri kita.

c) Berubah sikap dan tingkah laku

Dengan hubungan komunikasi interpersonal dapat

mengubah sikap dan tingkah laku, seperti berpikir dalam

cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu benar atau salah.

31

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, (PT : Citra Aditya Bakti, 1997), Cet. 2, h. 13

22

d) Untuk bermain dan kesenangan

Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada

waktu akhir pekan, berdiskusi, bercerita lucu merupakan

pembicaraan untuk menghabiskan waktu. Kegiatan ini

memang tidak berarti tetapi memnpunyai tujuan yang

penting.

e) Untuk membantu

Interaksi interpersonal berfungsi membantu orang lain.

Banyak ahli-ahli kejiwaan ahli psikologis klinis dan terapi

menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan

profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.32

Dari kelima tujuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk meningkatkan

hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan sekitar.

Menurut Devito sebagaimana dikutip Ade Ifroh ada 3

tujuan komunikasi interpersonal yaitu:

a) Mendapat rangsangan

Manusia membutuhkan stimulasi, bila tidak, manusia

akan mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak

antarmanusia merupakan salah satu cara terbaik unttk

mendapatkan stimulasi ini.

b) Mendapatkan pengetahuan diri

Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia

kita belajar mengenai diri kita sendiri. Persepsi diri kita

sangat dipengaruhi oleh apa yang kita yakini dan dipikirkan

orang tentang kita.

c) Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan

Berusaha berhubungan baik dengan manusia lain untuk

memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan

penderitaan.33

Dari ketiga tujuan tersebut, hanya komunikasi

interpersonal diperlukan dalam sutu hubungan demi

mencapai harmonisasi.

32

Arni Muhammad, op. cit., h. 165-167 33

http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2013/03/JURNAL%20ILMIAH%20ADE%20IFROH%20QOLBI%20(03-05-13-

09-51-40).pdf

23

d. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah yang Efektif

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan

yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Kepala sekolah juga bertanggung jawab atas manajemen pendidikan

secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses

pembelajaran disekolah.34

Kepala sekolah yang efektif harus memiliki keterampilan

memimpin dan ilmu untuk menyatukan semua pemangku

kepentingan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu,

kepala sekolah harus memahami pentingnya melibatkan staf dan

anggota komunitas dalam menentukan keputusan-keputusan sekolah.

Seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi yang efektif

karena salah satu ciri kepemimpinan. Komunikasi yang efektif

adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan

perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara

pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi efektif juga

menghubungkan kepala sekolah dengan para guru, dan komunikasi

yang baik sangat penting dalam mencapai tujuan-tujuan sekolah.

Menurut Kythereotis et al agar dapat berkomunikasi dengan

efektif kepala sekolah harus dapat:

1) Mengembangkan sarana untuk guru agar dapat berkomunikasi

satu sama lain

2) Mudah dihubungi oleh guru

3) Harus menjaga arus komunikasi terbuka bagi semua staf

sekolah.35

Sedangkan menurut Joseph komunikasi tidak jauh berbeda

dengan bentuk perilaku orang-orang, adakalanya efektif dan

adakalanya tidak efektif. Lima hal komunikasi interpersonal yang

efektif yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan

kesamaan.36

1) Keterbukaan

Keterbukaan dalam berkomunikasi diharapkan masing-

masing orang tidak tertutup di dalam menerima informasi dan

34

E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2006), Cet. 6, h. 24-25 35

James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Kualitas Kepala Sekolah yang

Efektif, (Jakarta : PT Indeks, 2013), Cet. 1, h. 108 36

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2008), Ed. 1, h. 191-194

24

berkeinginan untuk menyampaikan informasi dari dirinya

bahkan juga informasi mengenai dirinya kalau dipandang

relevan dalam rangka pembicaraan antarpribadi dengan lawan

bicaranya.

2) Empati

Empati dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk

merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu

perasaan bersama perasaan orang lain yakni, mencoba

merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain.

3) Dukungan

Dukungan dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk

memberikan dorongan, motivasi, atau semangat serta nasehat

kepada orang lain yang sedang di dalam situasi membuat

keputusan.

4) Kepositifan

Positif dalam berkomunikasi dimaksudkan untuk

mempengaruhi diri sendiri agar bersikap positif sehingga

komunikasi yang disampaikan kepada orang lain juga akan

diterima dengan positif.

5) Kesamaan

Kesamaan dalam berkomunikasi sangat penting karena

dapat membuat komunikasi berjalan dengan efektif antara yang

menyampaikan pesan dengan yang menerima pesan.

Sedangkan menurut Supratiknya bahwa keefektifan kita dalam

hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk

mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan,

menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang

lain sesuai kehendak kita.37

Hubungan komunikasi interpersonal

akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi

berikut :

37

A Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, (Yogyakarta : Kanisius,

1995), Cet. 1, h. 24

25

1) Bertemu satu sama lain secara personal

2) Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan

berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara

berarti

3) Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa

menilai atau keberatan

4) Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-

sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain

5) Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang

mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti

6) Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan

memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.38

Berdasarkan kajian teori tentang komunikasi interpersoal kepala

sekolah dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal kepala

sekolah adalah pertukaran informasi, ide, dan perasaan antara kepala

sekolah sebagai pemimpin dengan warga sekolah yang menghasilkan

perubahan sikap sehingga terjadi hubungan yang baik. Komunikasi

interpersonal kepala sekolah yang efektif mempersyaratkan adanya

keterbukaan, empati, kepositifan, dan kesamaan yang menghasilkan

perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan yang baik antara

kepala sekolah dengan guru.

38

Arni Muhammad, op. cit., h. 176

26

B. Kerangka Berfikir

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan oleh

individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu

lainnya. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal

maupun non verbal. Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa

yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal

itu dikatakan, bagaiaman bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi

wajah yang diberikan.

Kinerja guru adalah hasil kerja guru dalam menjalankan tugasnya

dalam mengelola pembelajaran, mengelola kelas, mempersiapkan bahan

ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran,

dan melakukan penilaian baik proses maupun hasil.

Hal yang menentukan bahwa komunikasi interpersonal yang baik

dapat mempengaruhi kinerja guru. Guru adalah bagian terpenting dalam

pendidikan. Untuk itu keberadaan seorang guru dituntut untuk

melaksanakan suatu pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaanya, yaitu

usaha penerapan gagasan, ide, konsep dengan efektif dan efesien dalam

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh sebab itu

dengan adanya komunikasi dalam lingkungan sekolah diharapkan kinerja

guru akan semakin baik.

KOMUNIKASI KINERJA GURU

Bagan 2.1

27

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis dalam

penelitian ini adalah.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi

interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 2 TANGSEL.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal

kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 2 TANGSEL.

D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan Penelitian tentang komunikasi interpersonal engan kinerja

guru terdapat penelitian yang relevan:

1. Eka Cahyati, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017,

―Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Dengan Kinerja

Guru Di SMK Negri 1 Tangerang‖. Perbedaan penelitian ini terdapat

pada tempat dan tahun, yang memungkinkan perbedaan hasil.

2. Saipulloh, Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014,

―Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Di

MTS Negeri 8 Jakarta‖. Perbedaan penelitian ini mengukur

kepemimpinan, sedangkan peneliti akan mengukur komunikasi

interpersonal.

3. Umdatul Faizah Kholid, Program Studi Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

2017,―Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja

Guru Di MAN Insan Cendekia Serpong‖. Perbedaan penelitian ini

mengukur kepemimpinan, sedangkan peneliti akan mengukur

komunikasi interpersonal.

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMKN 2 Tangerang Selatan yang berlokasi

di Jl. Pondok Aren Raya no. 52 Tangerang Selatan. Adapun waktu yang

digunakan untuk melaksanakan penelitian pada bulan Januari s.d Juni

2018 yang tergambarkan pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

No

Kegiatan

Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust

1 Obeservasi

Pendahuluan

2 Perbaikan bab

1, 2, dan 3

3 Penyusunan

instrumen

penelitian

4 Penyebaran

angket

5 Pengolahan

data dan

penyusununan

laporan

29

B. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini :

1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat

(Dependen Variabel) yaitu Kinerja Guru.

2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas

(Independen Variabel) yaitu Komunikasi Interpersonal Kepala

Sekolah.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui dua variabel. Koefisien

korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk

membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat

menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel.1

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti.2

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh guru

SMKN 2 Tangerang Selatan yaitu berjumlah 50 guru.

2. Sampel

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.3

Peneliti menggunakan sampel purposive. Sampel purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.4 Untuk

mempermudah penelitian ini dapat diketahui jumlah guru di SMKN 2

Tangerang Selatan sebanyak 50 guru. Jadi, sampel yang akan

digunakan oleh peneliti yaitu 44 guru.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), h. 251

2 Sulistyaningsih, Metodologi Penilitian Kebidanan Kuantitatif – Kualitatif, (Yogyakarta

: Graha Ilmu, 2011), cet. 1, h. 100 3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana, 2011), cet.1, h. 147 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013),

Cet. 3, h. 126

30

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis

menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Angket

Angket diberikan kepada guru SMKN 2 Tangerang Selatan. Angket

ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai komunikasi

interpersonal kepala sekolah dan kinerja guru. Data hasil angket

digunakan untuk menggambarkan tingkat kinerja guru dan komunikasi

interpersonal kepala sekolah.

2. Studi Dokumen

Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data yang

didokumentasikan oleh pihak sekolah, data yang akan dikumpulkan

melalui teknik dokumentasi meliputi: data sejarah sekolah, profil

sekolah, guru, sarana prasarana, RPP, dan program tahunan/semesteran.

Sehingga data dari hasil dokumentasi tidak digunakan sebagai judgment

hasil penelitian

F. Instrument Pengumpulan Data

1. Variabel Kinerja Guru (Y)

a. Definisi Konseptual

Kinerja guru adalah hasil kerja guru dalam menjalankan

tugasnya dalam mengelola pembelajaran, mengelola kelas,

mempersiapkan bahan ajar, metode pembelajara, media

pembelajaran, sumber pembelajaran, dan melakukan penilaian baik

proses maupun hasil.

b. Definisi Operasional

Secara operasional kinerja guru adalah hasil kerja guru

dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola pembelajaran

diantaranya yaitu: kemampuan membuat perencanaan dan

persiapan mengajar, penguasaan materi pembelajaran, penguasaan

metode dan strategi mengajar, pemberian tugas—tugas kepada

31

siswa, dan kemampuan mengelola kelas, kemampuan melakukan

penilaian dan evaluasi

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Kinerja Guru

Dimensi Indikator Item

1. Membuat

perencanaan dan

persiapan mengajar

a. Terampil menyusun

RPP

b. Terampil menyusun

program

tahunan/semesteran

c. Terampil

menentukan KKM

d. Terampil

menentukan

media/alat

pembelajaran

1,2,3

4,5,6

7,8,9,10

11,12,13

2. Menguasai materi

pembelajaran

a. Menguasai

materi dengan

baik

b. Menggunakan

berbagai sumber

belajar

c. Memanfaatkan

teknologi untuk

mendapatkan

materi belajar

14,15,16

17,18

19,20

32

3. Menguasai metode

dan strategi

mengajar

a. Menggunakan

metode belajar yang

bervariasi dalam

pembelajaran

b. Terampil

menggunakan

metode pembelajaran

21,22,23

24,25,26

4. Memberikan tugas-

tugas kepada siswa

a. Memberikan tugas

secara proposional

b. Memberikan tugas

sesuai dengan

kompetensi

27,28

29,30

5. Mengelola kelas a. Mengatur tempat

duduk siswa dan tata

ruang kelas

b. Mengatur keindahan,

kebersihan,

keamanan, dan

kenyamanan kelas

c. Mengatur kelompok-

kelompok diskusi

d. Mengatur disiplin

kelas

31,32,33,34

35,36,37,38,39,4

0,41

42,43,44,45

46,47,48

6. Melakukan

penilaian atau

evaluasi

a. Melakukan penilaian

proses

b. Melakukan penilaian

hasil

49,50,51

52,53,54

33

c. Skala Kinerja Guru

Dalam penelitian ini, skala kinerja guru memiliki lima

alternatif jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skala Kinerja Guru

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Sangat Sering (SS) 5

Sering ( SR ) 4

Jarang-jarang (JR) 3

Pernah (P) 2

Tidak Pernah ( TP ) 1

2. Variabel Komunikasi Interpesonal Kepala Sekolah

a. Definisi Konseptual

Komunikasi interpersonal kepala sekolah adalah interaksi tatap

muka antara dua orang atau lebih dengan membawakan pesan

verbal maupun non verbal sehingga masing-masing bisa

memahami satu sama lain dan berinteraksi secara efektif.

b. Definisi Operasional

Secara operasional komunikasi interpersonal kepala sekolah

adalah keterampilan kepala sekolah untuk menciptakan dan

memelihara kondisi kerja yang optimal melalui komunikasi yang

efektif. Diantaranya yaitu: keterbukaan, empati, dukungan,

kepositifan, dan kesamaan.

34

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Dimensi Indikator Item

1. Keterbukaan a. Menciptakan iklim

keterbukaan

b. Menerima saran dan

kritik secara positif

c. Membuka

bimbingan

profesional

1,2,3

4,5

6,7,8,9

2. Empati a. Mau mendengarkan

dan menanggapi

keluhan guru

b. Memberi dukungan

moril

c. Menghayati

pengalaman yang

diceritakan

10,11,12

13,14,15

16,17

3. Kepositifan a. Bersikap tulus

b. Sikap saling

percaya

c. Tidak pilih kasih

d. Menghargai orang

lain

18, 19, 20

21, 22, 23

24, 25, 26,

27, 28

35

29, 30, 31,

32, 33

4. Dukungan a. Memberi

kesempatan

menyampaikan ide

/pendapat secara

personal

b. Mendukung guru

untuk maju

34, 35

36, 37

5. Kesamaan a. Memberikan pesan

yang jelas

b. Memastikan pesan

dapat dimengerti

c. Menggunakan

bahasa yang dapat

dipahami

38, 39

40, 41, 42

43, 44, 45

36

d. Skala Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Tabel 3.5

Skala Komunikasi Interpesonal Kepala Sekolah

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Sangat Sering ( SS ) 5

Sering ( SR ) 4

Jarang-jarang ( JR ) 3

Pernah (P) 2

Tidak Pernah ( TP ) 1

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.5 Instrumen dikatakan

valid apabila instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang

hendak diukur. Dalam menentukan validitas suatu instrumen

digunakan rumus product moment yaitu :

Dimana :

( )( )

√( ( ( ) )

rxy : koefisien korelasi product moment

n : jumlah sampel

X : jumlah skor perbutir

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), cet. 14, h. 211

37

Y : jumlah skor seluruh butir

X2 : jumlah skor kuadrat per butir

Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir

Hasil perhitungan setiap skor tersebut akan dikonsultasikan dengan

―r‖ tabel, dengan ketentuan jika r hit > r tabel maka butir tersebut

dinyatakan valid. Sebaliknya jika r tabel > r hit maka butir tersebut

dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring

data.

a. Variabel Kinerja Guru (Y)

Hasil perhitungan variabel Y (Kinerja Guru) menggunakan

SPSS diketahui bahwa dari 54 soal yang diujikan terdapat 18 butir

soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 3, 4, 6, 7, 12, 13, 18,

20, 29, 32, 33, 36, 40,42, 43, 46, 49, 52.

b. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)

Hasil perhitungan variabel X (Komunikasi Interpersonal

Kepala Sekolah) menggunakan SPSS diketahui bahwa dari 45 soal

yang diujikan terdapat 3 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal

nomor 3, 8, 10. Untuk selanjutnya hanya butir-butir soal yang valid

yangdijadikan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu

instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di

atas 0,60. Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha.

Rumus alpha Cronbach sebagai berikut :

=

*

}

Dimana :

r11 = Nilai Reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians Total

38

k = Jumlah Item

a. Variabel Kinerja Guru(Y)

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap

variabel kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Kinerja Guru

Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel

kinerja guru sebesar 0,974. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel kinerja guru sudah reliabel.

b. Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap

variabel komunikasi interpersonal kepala sekolah (X) dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Berdasarkan tabel di atas, nilai hitung reliabilitas untuk variabel

komunikasi interpersonal sebesar 0,987. Suatu variabel dikatakan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,974 36

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,987 42

39

reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel komunikasi interpersonal kepala

sekolah sudah reliabel.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang

telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada

kemungkinan data yang telah dimasukan tidak memenuhi

syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan editing untuk

mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang

terdapat pada catatan di lapangan6

b. Pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai

yang gunanya untuk memberikan identitas pada data yang

telah di edit.

c. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya.

d. Mengolah data menggunakan SPSS 2.3

I. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisa data sebagai uji prasyarat adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data

berasal dari populasi normal ataukah tidak.7 Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Kolmogrov Smirnov (KS)

6 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan

Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 86. 7 Getut Pramesti, Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi Dengan SPSS 23,

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016), h. 67

40

J. Pengujian Hipotesis

1. Uji Korelasi

Untuk mengetahui tingkat korelasi antara komunikasi interpersonal

kepala sekolah terhadap kinerja guru, akan menggunakan rumus

product momen dengan rumus :8

( )( )

√* ( )

+ *

( )

+

Keterangan :

rxy = koefisien validitas

N = Banyaknya Subjek

X = Nilai pembanding

Y = Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

Tabel 3.8

Interprestasi Data

Besarnya r product memen rxy Interprestasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah/sangat

rendah sehingga korelasi itu

diabaikan

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2006), Cet. 1 h. 205-206

41

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi yang sedang

atau cukup

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi yang sangat kuat

dan sangat tinggi

2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa kontribusi variabel X terhadap

variabel Y digunakan rumus sebagai berikut :

Rumus koefisien determinan :

KD = r2 x 100%

9

9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada,2010), Cet. XXII, h. 193

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMKN 2 Tangerang Selatan

1. Sejarah Singkat

SMKN 2 Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2009 dengan nama

awalnya adalah SMKN 8 Pondok Aren. Kemudian dengan adanya

pemekaran wilayah, sebagian Kabupaten Tangerang menjadi Kota

Tangerang Selatan. SMKN 8 Pondok Aren yang masuk dalam wilayah

Kota Tangerang Selatan berubah menjadi SMKN 2 Kota Tangerang

Selatan.

2. Visi, Misi

a. Visi

― Terwujudnya SMK yang menghasilkan tamatan unggul Imtaq

dan Ipteks, berbudi pekerti luhur, peduli dan berbudaya lingkungan

serta mampu bersaing ditingkat nasional maupun global.‖

b. Misi

Adapun misi untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dalam

mencapai kompetensi siswa berstandar nasional maupun

global.

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam

mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian.

3) Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam

mewujudkan standar pelayanan minimal.

4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana

pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEKS.

5) Mewujudkan kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri

sesuai prinsip demand driven.

6) Mewujudkan kualitas pengelolaan unit produksi dalam

menunjang kualitas SDM.

43

7) Mengembangkan pembelajaran keterampilan dan teknologi

ramah lingkungan yang sesuai bakat dan minat peserta didik.

8) Melaksanakan dan mengembangkan program kepeduliaan

terhadap lingkungan hidup, pelestarian dan pencegahan

kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan pemanfaatan sampah

organic dan non organic.

9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, rindang, asri,

dan bersih.

Visi misi ini tidak akan tertuju kalau standar kinerja guru rendah.

Oleh karena itu, kepala sekolah dan guru harus berupaya secara

optimal agar dapat menghasilkan kinerja guru yang tinggi. Kepala

sekolah juga harus mampu berkomunikasi yang baik sehingga dapat

mempengaruhi kinerja guru.

3. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan SMKN 2 Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif

mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada

di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian

yang dipilihnya.

2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan

gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang

diminatinya.

3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni, agar mampu mengembangkan diridikemudian hari

baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang

sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

44

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga

pendidikan. karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya

maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu,

guru merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan

program pendidikan.

Tabel 4.1

Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMKN 2

TANGSEL

No Nama Pendidikan MATPEL

Diampu

TMT Status

1 Drs. H.

Ambiar, M. Pd

Manajemen

Pend

Dasar Teknik

Mesin

2013 PNS

2 Dra. Hj.

Ernidawati

Pend MIPA Matematika 2011 PNS

3 Drs. H.

Askolani

Bahasa Arab Pend Agama &

Budi Pekerti

2009 PNS

4 Rochmat U,

SE

Manajemen Kewirausahaan 2013 PNS

5 Dipo Imam S,

S.Pd, MM

Manajemen

SDM

Produktif TKR 2015 PNS

6 Tri Iswati,

S.Pd

Pendidikan

Akuntansi

Produktif

Akuntansi

2013 PNS

7 Drs. Gede

Yenu Yani

IPS PPKN & IPS 2013 PNS

8 Wawan

Herwanto,

S.Pd

Pendidikan

Teknik Mesin

Produktif

Teknik Sepeda

Motor

2017 PNS

9 Santoso, M.Pd Manajemen

Pendidikan

Elektronika 2013 PNS

10 Jumiyem, S.Pd Pendidikan

Ekonomi

Produktif

Akuntansi

2012 PNS

11 Yudi Purwa T,

S.Pd

Teknik Mesin Produktif

Teknik

Kendaraan

Ringan

2016 PNS

12 Suprapti

Handayani,

Fisika Fisika 2017 PNS

45

S.Si

13 Erwin Eka W,

S.Pd

Pendidikan

Penjaskes

Penjas Orkes 2016 PNS

14 Ririn Rahmani,

S.Pd, Si, M.Pd

Pendidikan

Kimia

kimia 2014 PNS

15 Yadi, S.Pd Pendidikan

Bahasa

Inggris

Bahasa Inggris 2014 PNS

16 Galih

Windiagiri,

S.Pd

Pendidikan

Seni Musik

Seni Budaya 2014 PNS

17 Bambang

Herlambang S,

S.Pd

MIPA Matematika 2014 PNS

18 Nuni Rosiana,

S.Pd

Pendidikan

Akuntansi

Produktif

Akuntansi

2014 PNS

19 Fitria Rahayu

N, SE, M.Pd

Manajemen

Administrasi

Produktif

Akuntansi

2014 PNS

20 Nur Bayu

Wijayaningsih,

S.Pd, S.kons

Bimbingan

Konseling

Bimbingan

Konseling

2012 PNS

21 Herawati, S.Pd Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

2014 PNS

22 Nur Azizah,

S.Pd

Pendidikan

Ilmu

Komputer

Produktif

Multimedia

2014 PNS

23 Retno Lestari,

S.Pd

Pendidikan

Ilmu

Komputer

Produktif

Multimedia

2014 PNS

24 Lovina, S.Pd Seni Tari Seni Budaya 2016 PNS

25 Marwati, S.Pd IPS Produktif

Akuntansi

2012 PNS

26 Octafiana Dwi

S, ST, S.Pd

Pendidikan

Matematika

Matematika 2009 HONORER

27 Yuli

Kurniasih, M.

Pd

Pendidikan

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

2009 HONORER

46

28 Sari

Purwaningrum

, ST, M.Pd

Evaluasi

Pendidikan

IPA 2009 HONORER

29 Taufik Solihin,

S. Kom

Sistem

Informasi

KKPI 2009 HONORER

30 Ghema Nusa

P, S.Kom, S.

Pd, M.TI

Tek.

Informatika

Produktif

Multimedia

2009 HONORER

31 Ade Putra A,

S. Pd

PPKN PPKN 2009 HONORER

32 Ir. Riyan

Alfian

Teknik Mesin Produktif

Teknik

Kendaraan

Ringan

2009 HONORER

33 Lena Ayu,

S.Pd

Pendidikan

IPS

Sejarah

Indonesia

2009 HONORER

34 Rini Hariyani,

SE. Sy. M. Pd

Administrasi

Pendidikan

Produktif

Akuntansi

2010 HONORER

35 Hamdi Gafur,

S. Kom

Sistem

Informasi

Produktif

Multimedia

2010 HONORER

36 Heru Sutanto,

S. Pd

Matematika Matematika 2010 HONORER

37 Imawan

Susanto, S. H

Ilmu Hukum PPKN 2010 HONORER

38 Elija Miko

Fanani, SE

Administrasi

Perkantoran

KKPI 2010 HONORER

39 Drs.

Burhanudin

Penjaskes Penjas Orkes 2012 HONORER

40 A. Salim

Sabiti, S. Pd

Pendidikan

Bahasa

Inggris

Bahasa Inggris 2012 HONORER

41 Nur Eka

Yuliana, M. Pd

Bahasa

Inggris

Bahasa Inggris 2012 HONORER

47

42 Suhendi, M.

Kom

Rekayasa

Komputasi

Terapan

Produktif

Teknik

Kendaraan

Ringan

2012 HONORER

43 Fitria Trisna,

S. Pd

Pendidikan

Matematika

Matematika 2013 HONORER

44 Hanafi, S. PdI,

M. PdI

Manajemen

Pendidikan

Islam

Pendidikan

Agama & Budi

Pekerti

2013 HONORER

45 Dhony

Setiawan, M.

Pd

Pendidikan

Bahasa

Inggris

Bahasa Inggris 2013 HONORER

46 Idris Afandi, S.

Pd

Pendidikan

Bahasa dan

Sastra

Indonesia

Bahasa

Indonesia

2013 HONORER

47 Mukhamad

Azhar, SE

Pendidikan

Ekonomi

Produktif

Akuntansi

2013 HONORER

48 Deggy Susilo,

ST

Teknik Mesin Produktif

Teknik Sepeda

Motor

2015 HONORER

49 Sipa Paujiah,

S. Pd.I

Pend. Agama

Islam

Pendidikan

Agama & Budi

Pekerti

2016 HONORER

50 Yamin, SS, M.

Pd

Bahasa

Inggris

Bahasa Inggris 2016 HONORER

51 Lely

Rosmalini, S.

Pd

Pendidikan

Matematika

KKPI 2016 HONORER

52 Luluk Sofiyani

H, S.Psi

Bimbingan

dan

Konseling

Bimbingan

Konseling

2016 HONORER

53 Tri

Wahyuningsih,

S.Pd

Pendidikan

IPS

IPS - HONORER

48

54 Imaniar Aidul

Y E, S. Pd

Bimbingan

dan

Konseling

Bimbingan

Konseling

- HONORER

55 Gagas Rahmat

S, S. Kom

Teknik

Informatika

- HONORER

56 Ahmad

Saltuth, S.Pd

Pendidikan

Olahraga

Penjas Orkes - HONORER

5. Keadaan Sarana Prasarana

Sarana prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaanya

tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya dalam melangsungkan

proses belajar mengajar.

Tabel 4.2

Keadaan Sarana Prasarana

No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Kapasitas

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik Memadai

2 Ruang Waka Hubin 1 Baik Memadai

3 Ruang Waka Kurikulum 1 Baik Memadai

4 Ruang BP/BK 1 Baik Memadai

5 Ruang Guru 1 Baik Memadai

6 Ruang Keamanan 1 Baik Memadai

7 Ruang Koperasi 1 Baik Memadai

8 Ruang Lab Akuntansi 1 Baik Memadai

9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik Memadai

10 Ruang Osis 1 Baik Memadai

11 Ruang Perpustakaan 1 Baik Memadai

49

12 Ruang Praktek Editing 1 Baik Memadai

13 Ruang Praktek

Multimedia

1 Baik Memadai

14 Ruang Praktek Tek.

Kendaraan Ringan

1 Baik Memadai

15 Ruang Toilet Guru 4 Baik Memadai

16 Ruang Toilet Siswa 8 Baik Memadai

17 Ruang Belajar/Kelas 31 Baik Memadai

18 Ruang TU 1 Baik Memadai

Sarana dan prasarana yang seperti ini sangat memungkinkan guru

dapat bekerja menjalankan tugas-tugas profesinya secara optimal.

Sehingga guru menghasilkan kinerja yang baik.

B. Deskripsi Data

1. Kinerja Guru (Y)

Kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang disebarkan

kepada responden sebanyak 44 guru. Angket yang telah diisi oleh

responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor

tertinggi didapat oleh responden no. 32 dengan skor 168, sedangkan

skor terendah didapat oleh responden no. 12 dengan skor 141. Berikut

adalah tabel yang memuat hasil penelitian data statistik deskriptif

kinerja guru.

Tabel 4.3

Data Statistik Deskriptif Kinerja guru

Jumlah 6744

Nilai Maksimum 168

50

Nilai Minimum 141

Mean 153,27

Median 153,00

Modus 152

Standar Deviasi 5,671

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu

6744. Sedangkan nilai mean 153,27, median 153,00, dan modus 152.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata kinerja guru dapat

diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara

rata-rata skor kinerja guru dikurangi simpangan baku sampai

dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

153,27 – 5,671 = 147,599

153,27 +5,671 = 158,941

Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainnya 147,599 – 158,941

b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang

berada di atas 158,941 sampai dengan skor tertinggi yaitu 168.

c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor berada dibawah 147,599 sampai skor terendah

yaitu 141.

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata kinerja guru (153,27) berada pada kategori sedang. Berikut adalah

persentase hasil angket pada variabel kinerja guru:

51

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi

Hasil Angket Kinerja Guru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 141 1 2,3 2,3 2,3

145 1 2,3 2,3 4,5

146 3 6,8 6,8 11,4

147 1 2,3 2,3 13,6

148 3 6,8 6,8 20,5

149 2 4,5 4,5 25,0

150 4 9,1 9,1 34,1

152 6 13,6 13,6 47,7

153 6 13,6 13,6 61,4

154 2 4,5 4,5 65,9

155 1 2,3 2,3 68,2

156 3 6,8 6,8 75,0

158 4 9,1 9,1 84,1

159 1 2,3 2,3 86,4

160 2 4,5 4,5 90,9

161 1 2,3 2,3 93,2

164 1 2,3 2,3 95,5

166 1 2,3 2,3 97,7

168 1 2,3 2,3 100,0

Total 44 100,0 100,0

Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai

berikut:

52

GAMBAR 4.1

Diagram Kinerja Guru

Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah

skor tertinggi dengan skor 168 sebanyak 1 responden, sedangkan skor

terendah dengan skor 141 sebanyak 1 responden.

2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)

Komunikasi interpersonal kepala sekolah diukur dengan

menggunakan angket yang disebarkan kepada responden sebanyak 44

guru. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor,

diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi didapat oleh responden no.

44 dengan skor 195, sedangkan skor terendah didapat oleh responden

no. 29 dengan skor 164. Berikut adalah tabel yang memuat hasil

penelitian data statistik deskriptif komunikasi interpersonal kepala

sekolah.

53

Tabel 4.5

Data Statistik Deskriptif

Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Jumlah 7884

Nilai Maksimum 195

Nilai Minimum 164

Mean 179,18

Median 178,00

Modus 170

Standar Deviasi 8,472

Dari tabel diatas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu

7884. Sedangkan nilai mean 179,18, median 178,00, dan modus 170.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata kinerja guru dapat

diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara

rata-rata skor kinerja guru dikurangi simpangan baku sampai

dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

179,18 – 8,472 = 170,708

179,18 + 8,472 = 187,652

Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainnya 170,708 - 187,652

b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang

berada di atas 187,652sampai dengan skor tertinggi yaitu 195.

54

c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan

menentukan skor berada dibawah 170,708 sampai skor terendah

yaitu 164.

Berdasarkan ketentuan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-

rata komunikasi interpersonal (179,18) berada pada kategori sedang.

Berikut adalah persentase hasil angket pada variabel komunikasi

interpersonal kepala sekolah:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi

Hasil Angket Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 164 1 2,3 2,3 2,3

165 2 4,5 4,5 6,8

168 1 2,3 2,3 9,1

170 3 6,8 6,8 15,9

171 2 4,5 4,5 20,5

172 2 4,5 4,5 25,0

173 3 6,8 6,8 31,8

174 2 4,5 4,5 36,4

175 1 2,3 2,3 38,6

176 2 4,5 4,5 43,2

177 3 6,8 6,8 50,0

179 1 2,3 2,3 52,3

180 2 4,5 4,5 56,8

182 2 4,5 4,5 61,4

183 2 4,5 4,5 65,9

184 2 4,5 4,5 70,5

185 1 2,3 2,3 72,7

186 3 6,8 6,8 79,5

188 1 2,3 2,3 81,8

189 2 4,5 4,5 86,4

190 1 2,3 2,3 88,6

55

191 1 2,3 2,3 90,9

192 1 2,3 2,3 93,2

193 1 2,3 2,3 95,5

194 1 2,3 2,3 97,7

195 1 2,3 2,3 100,0

Total 44 100,0 100,0

Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai

berikut:

GAMBAR 4.2

Diagram Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah

skor tertinggi dengan skor 195 sebanyak 1 responden, sedangkan skor

terendah dengan skor 164 sebanyak 1 responden.

56

C. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang digunakan

penulis adalah uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov (KS). Perhitungan data

tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. 23

Tabel 4.7

Test of Normalitiy

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

kinerja guru ,133 44 ,050 ,974 44 ,426

komunikasi interpersonal ,102 44 ,200* ,967 44 ,242

Dari hasil uji kolmogrov smirnov di atas dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi (Asymo. Sign 2-tailed) untuk X sebesar 0,200 dan

untuk variabel Y sebesar 0,050 karena signifikansi lebih dari 0,05

maka data tersebut telah berdistribusi secara normal.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji Korelasi

Deskripsi data hasil korelasi antara komunikasi interpersonal

kepala sekolah dengan kinerja guruyang dilakukan di SMKN 2

TANGSEL menggunakan rumus product moment dengan bantuan

software SPSS. 23

Tabel 4.8

Correlations

kinerja guru

komunikasi

interpersonal

kinerja guru Pearson Correlation 1 ,377*

Sig. (2-tailed) ,012

57

N 44 44

komunikasi interpersonal Pearson Correlation ,377* 1

Sig. (2-tailed) ,012

N 44 44

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil output tersebut diperoleh angka koefisien

korelasi pearson correlation dengan rumus product moment sebesar

0,377. Hal ini menunjukan bahwa hasil korelasi antara komunikasi

interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,377%.

Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 3.8 tentang

interpretasi data menunjukan bahwa korelasi antara komunikasi

interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru terdapat korelasi

yang rendah berada pada angka (0,20 – 0,40).

2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap

variabel Y digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus koefisien determinan

KD = r2

x 100%

KD = 0,3772

x 100%

KD = 14, 21%

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi

sebesar 14,21%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

kurang antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja

guru sebesar 14,21%.

E. Pembahasan dan Hasil

Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan sebesar 14,21%

anatara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di

SMKN 2 Tangerang Selatan. Dengan demikian dari hasil perhitungan data

yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya hubungan yang signifikan

antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru di

58

SMKN 2 Tangerang Selatan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan

bahwa kinerja guru tidak hanya disebabkan atau dipengaruhi oleh

komunikasi interpesonal kepala sekolah, tetapi masih banyak faktor lain

yang dapat mempengaruhi kinerja guru seperti: gaji, sarana & prasarana,

lingkungan kerja fisik, kepemimpinan.

Untuk hasil penelitian yang membuktikan ada atau tidaknya hubungan

anatar variabel X dan variabel Y maka dilakukan perhitungan product

moment untuk kedua variabel tersebut dengan taraf signifikasi 5%. Dari

hasil perhitungan x dan y diperoleh nilai rxy = 0,377 yang dikonsultasikan

pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi

rendah karena 0,377 berada di antara 0,20 – 0,40.

Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari

lapangan, terlihat hubungan yang signifikan antara komunikasi

interpersonal kepala sekolah dengan kinerja guru.

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya tentang

hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan kinerja

guru, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Rata-rata kinerja guru dan komunikasi interpersonal kepala

sekolah berada pada kategori sedang.

2. Terdapat korelasi yang rendah antara komunikasi interpersonal

kepala sekolah dengan kinerja guru. Setidaknya jika

komunikasi interpersonal kepala sekolah berjalan dengan baik,

maka dapat memberikan kontribusi yang tinggi bagi kinerja

guru.

3. Kinerja guru terlaksana secara efektif hal ini terjadi karena

guru mengajar sesuai dengan indikator yang ada seperti

membuat perencanaan pembelajaran, menguasai strategi dan

metode pembelajaran, mampu mengelola kelas dengan baik,

menguasai materi pelajaran serta melakukan penilaian dan

evaluasi.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kinerja guru dapat ditingkatkan melalui berbagai cara dan media

salah satunya adalah dengan mengefektifkan komunikasi kepala

sekolah. Dengan demikian, agar guru dapat menampilkan kinerja

terbaiknya maka kepala sekolah perlu menciptakan komunikasi

interpersonal yang baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil penelitian maka dapat

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kepala sekolah,

disarankan agar kepala sekolah dapat lebih memahami guru.

60

sehingga dapat dengan mudah memberikan arahan dan

pelatihan kepada guru yang memiliki kemampuan kinerja yang

masih rendah.

2. Perlu adanya peningkatan kinerja guru agar lebih kreatif dan

inovatif dalam mengajar (pelatihan)

61

DAFTAR PUSTAKA

Martinis Yamin. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta : Gaung

Persada Press, 2006.

Idris Apandi. Guru Kalbu. Bandung : CV. SMILE’s Indonesia Institute,

2015.

Jamil Suprihatiningrum. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi &

Kompetensi Guru. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2016.

Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2014.

Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber daya Manusia

Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo. Teori Kinerja dan Pengukurannya.

Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012.

Asri Laksmi Riani. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini.

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013.

Burnawi dan Muhammad Arifin. Instrumen Pembinaan, Peningkatan, &

Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2012.

Tabrani Rusyan. Membangun Guru Berkualitas. Jakarta : PT Pustaka

Dinamika

Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009.

PERMEN RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

snp.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/snpPERMENNo.19Tahun2005.p

df-tanggal 11-04-2018.

Ondi Saondi dan Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. Bandung : PT

Refika Aditama, 2010.

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional : Konsep, Strategi dan Aplikasinya.

Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

62

Slameto. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Cipta, 2010.

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Rajawali Pers, 2016.

Suranto Aw. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.

Muhammad Zamroni. Filsafat Komunikasi : Pengantar Ontologis,

Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.

Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007

Nurani Soyomukti. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media, 2010.

Agus M Hardjana. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta :

Kanisius, 2003.

Edi Harapan dan Syarwani Ahmad. Komunikasi Antarpribadi : Perilaku

Insani Dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2014.

Suranto Aw. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.

Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi. PT : Citra Aditya Bakti, 1997.

http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2013/03/JURNAL%20ILMIAH%20ADE%20IFRO

H%20QOLBI%20(03-05-13-09-51-40).pdf

E Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano. Kualitas Kepala

Sekolah yang Efektif. Jakarta : PT Indeks, 2013.

Miftah Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada, 2008.

A Supratiknya. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta :

Kanisius, 1995.

Sulistyaningsih. Metodologi Penilitian Kebidanan Kuantitatif – Kualitatif.

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.

63

Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta, 2013.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2013.

Getut Pramesti. Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi Dengan SPSS

23. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta, 2006.

Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada,2010.

64

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

65

66

67

68

69

70

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

71

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

72

Lampiran 4 Keterangan Surat Izin Penelitian

73

Lampiran 5

Uji Coba Instrumen Kinerja Guru

Nama :

Petunjuk

1. berilah tanda ceklis (√) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai

dengan penilaian anda.

2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar – salah, jawab sesuai

dengan keadaanya yang sebenarnya.

3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.

4. Terimakasih atas partisipasi anda

Keterangan alternatif jawaban:

SS: Sangat Sering JR: Jarang – jarang TP: Tidak Pernah

SR: Sering P : Pernah

No Pernyataan SS SR JR P TP

1 Saya menyusun RPP sendiri

untuk mata pelajaran yang

saya ampu

2 RPP yang saya susun sesuai

dengan rambu-rambu

penyusunan RPP

3 Saya mampu menyusun RPP

yang baik/benar

4 Saya menyusun sendiri

program tahunan/semesteran

74

5 Program tahunan yang saya

susun sesuai dengan rambu-

rambu penyusunan program

tahunan/semesteran

6 Saya mampu menyusun

program tahunan/semesteran

dengan baik/benar

7 Saya menentukan KKM

sendiri tanpa intervensi kepala

sekolah

8 KKM yang saya tentukan

sesuai dengan intake siswa

9 KKM yang saya rumuskan

berdasarkan daya dukung

yang dimiliki sekolah

10 Saya merumuskan KKM

dengan mempertimbangkan 3

kriteria yaitu kompleksitas,

daya dukung, dan intake

materi pelajaran

11 Saya menentukan media pada

setiap materi yang

dipelajarkan

12 Media yang saya pilih sesuai

dengan karakter peserta didik

75

13 Media yang saya pilih sesuai

dengan materi yang

dipelajarkan

14 Saya dapat menerangkan

setiap materi dengan baik

15 Saya mampu menjawab

persoalan/pertanyaan siswa

pada materi pembelajaran

16 Saya mampu menghubungkan

materi yang dibelajarkan

dengan materi-materi yang

relevan

17 Saya memanfaatkan buku

pelajaran yang sesuai tuntutan

kompetensi

18 Selain buku pelajaran saya

mencari materi tambahan dari

sumber lain

76

19 Saya menggunakan internet

untuk memperkaya wawasan

20 Saya meminta siswa untuk

mencari bahan materi melalui

internet dan sumber lainnya

21 Dalam setiap pembelajaran

saya menggunakan lebih dari

2 metode/teknik

pemebelajaran

22 Metode/teknik yang saya

gunakan sesuai dengan materi

pelajaran

23 Metode/teknik yang saya

gunakan sesuai dengan

karekteristik peserta didik

77

24 Saya merasa enjoy dalam

menggunakan berbagai

metode

25 Saya merasa seluruh peserta

didik menikmati kegiatan

pembelajaran yang saya

lakukan

26 Dalam setiap pembelajaran

seluruh siswa aktif

melaksanakan pembelajaran

27 Saya memberi tugas

individu/kelompok sesuai

kebutuhan materi pelajaran

28 Saya memberi tugas kepada

peserta didik yang dapat

menambah pengetahuan dan

wawasan mereka

29 Saya memberikan tugas

remedial hanya kepada siswa

yang belum mencapai

kompetensi

78

30 Saya memberikan tugas yang

bersifat pengayaan hanya

kepada siswa yang mencapai

kompetensi

31 Saya secara berkala mengubah

tempat duduk siswa agar

mudah

berinteraksi/berkomunikasi

32 Saya mengatur tempat duduk

siswa agar dapat bergerak

bebas

33 Saya mengatur tempat duduk

siswa agar siswa mudah

mengakses sumber/alat

pembelajaran

34 Saya menata hasil kerja atau

hasil eksperimen siswa dikelas

35 Saya menata peralatan/media

belajar agar nampak indah

79

36 Saya selalu mengingatkan

siswa membuang sampah

pada tempatnya

37 Saya memastikan papan tulis

dalam keadaan bersih

sebelum/setelah pelajaran

38 Saya memastikan ruang kelas

dalam keadaan bersih

sebelum/setelah pelajaran

39 Saya memastikan selama

proses pembelajarm tidak

terjadi pencurian/mengambil

hak orang lain

40 Saya memastikan selama

proses pembelajaran ruangan

dalam kondisi nyaman/cukup

udara

41 Saya memastikan selama

proses pembelajaran

pencahayaan sesuai kebutuhan

42 Saya membuat kelompok

diskusi dengan adil

80

43 Saya membuat kelompok

diskusi dengan jumlah

berimbang antara laki-laki &

perempuan disetiap kelompok

44 Saya membuat kelompok

diskusi dengan berimbang

kemampuan

45 Saya memastikan setiap anak

berkerjasama disetiap

kelompok

46 Saya memeriksa kerapian

siswa sebelum masuk kelas

47 Saya memberikan teguran

kepada siswa yang melanggar

aturan

81

48 Saya masuk keluar kelas tepat

waktu

49 Saya mengawasi setiap siswa

didalam kelas selama proses

pembelajaran

50 Saya menggunakan instrumen

penilaian proses selama

pembelajaran

51 Saya menggunakan hasil

penilaian proses untuk bahan

pertimbangan prestasi siswa

52 Saya menyusun soal/test

sesuai dengan indikator

82

53 Saya mengadakan test dengan

pengawasan yang ketat

54 Saya menggunakan hasil test

sebagai pertimbangan tindak

lanjut

83

Lampiran 6

Uji Coba Instrumen Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

Nama :

Petunjuk

1. berilah tanda ceklis (√) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia sesuai

dengan penilaian anda.

2. Jawaban yang anda berikan tidak bersifat benar – salah, jawab sesuai

dengan keadaanya yang sebenarnya.

3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.

4. Terimakasih atas partisipasi anda

Keterangan alternatif jawaban:

SS: Sangat Sering JR: Jarang-jarang TP:Tidak Pernah

SR: Sering P : Pernah

No Pernyataan SS SR JR P TP

1 Kepala sekolah

memberikan kesempatan

kepada guru untuk

melakukan penilaian

2 Kepala sekolah

memberikan kesempatan

kepada guru untuk

menyatakan gagasan atau

perasaannya dalam setiap

berkomunikasi

84

3 Kepala sekolah

mempersilahkan semua

guru untuk mengakses

keuangan sekolah

4 Kepala sekolah menerima

saran dan kritik dari guru

dengan senang hati

5 Kepala sekolah tidak

bersangka buruk kepada

guru yang memberi saran

6 Kepala sekolah bersedia

membantu guru yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran

7 Kepala sekolah bersedia

membantu guru yang

mengalami kesulitan dalam

pengembangan karier

8 Kepala sekolah tidak

mengumbar

kekurangan/kelemahan guru

85

9 Kepala sekolah

menciptakan suasana

kekeluargaan dalam proses

bimbingan

10 Kepala sekolah berusaha

menjadi pendengar yang

baik dalam berkomunikasi

11 Kepala sekolah

memberikan tanggapan

terhadap keluhan guru

12 Kepala sekolah mampu

memberikan solusi yang

bermanfaat bagi guru

13 Kepala sekolah

memberikan kesempatan

guru mengikuti workshop

untuk meningkatkan kinerja

guru

14 Kepala sekolah

memberikan izin bagi guru

yang ingin studi lanjut

15 Kepala sekolah menunjukan

sikap empati kepada guru

yang terkena musibah

86

16 Kepala sekolah senantiasa

menunjukan minat terhadap

masalah yang dihadapi guru

17 Kepala sekolah berusaha

menjadi pendengar yang

baik bagi guru yang

berkeluh kesah

18 Kepala sekolah

menampilkan sikap

semangat dalam

berkomunikasi

19 Kepala sekolah tidak

nampak terpaksa dalam

berkomunikasi

20 Kepala sekolah tidak ingin

mendapat pujian dari guru

ketika berkomunikasi

87

21 Kepala sekolah mampu

menjaga rahasia guru

22 Guru merasa nyaman

berkomunikasi dengan

kepala sekolah, karena

mengganggap kepala

sekolah mampu menjaga

rahasia

23 Kepala sekolah merasa

nyaman berkomunikasi

dengan guru, karena

menganggap guru dapat

menjaga rahasia

24 Kepala sekolah tidak

membeda-bedakan guru

dalam berkomunikasi

25 Kepala sekolah mengayomi

semua guru tanpa melihat

jabatan

26 Kepala sekolah mengayomi

semua guru tanpa

membedakan jenis kelamin

27 Kepala sekolah memberi

kesempatan setiap guru

untuk maju

88

28 Kepala sekolah

memberikan bimbingan

kepada guru yang

membutuhkan

29 Kepala sekolah menghargai

karya guru

30 Kepala sekolah tidak

meremehkan kinerja guru

31 Kepala sekolah mau

mendengarkan

pendapat/gagasan dari guru

32 Kepala sekolah tidak

mencela pembicaraaan guru

yang sedang memberikan

pendapat

33 Kepala sekolah

memberikan

reward/penghargaan bagi

guru berprestasi

34 Kepala sekolah meminta

guru menyampaikan ide,

gagasan, pendapatnya

dalam setiap rapat

35 Kepala sekolah menghargai

pendapat/gagasan guru

walaupun tidak sesuai

89

36 Kepala sekolah mendukung

guru untuk studi lanjut

37 kepala sekolah mendukung

guru untuk mengikuti

event-event profesi/ilmiah

38 Kepala sekolah tidak

bertele-tele/basa-basi dalam

berkomunikasi

39 Kepala sekolah

menyesuaikan intonasi

komunikasi sesuai dengan

keadaan

40 Kepala sekolah

menyesuaikan bahasa yang

digunakan dengan lawan

bicara/pihak yang diajak

komunikasi

41 Kepala sekolah memastikan

bahwa pesan yang

disampaikan dapat

dimengerti

42 Kepala sekolah

menanyakan kembali

apakah pesan dapat

dimengerti

90

43 Kepala sekolah

menggunakan intonasi yang

tepat dalam berkomunikasi

44 Kepala sekolah

menggunakan dinamika

yang tepat dalam

berkomunikasi

45 Kepala sekolah memilih

diksi/bahasa yang mudah

dalam berkomunikasi

91

Lampiran 7

DATA VALID HASIL UJI COBA INSTRUMEN

KINERJA GURU

N = 15, rtabel = 0,514

Soal no Rhitung rtabel Keterangan

1 0,724 0,514 Valid

2 0,856 0,514 Valid

3 0,463 0,514 Tidak Valid

4 0,417 0,514 Tidak Valid

5 0,732 0,514 Valid

6 0,395 0,514 Tidak Valid

7 0,449 0,514 Tidak Valid

8 0,601 0,514 Valid

9 0,586 0,514 Valid

10 0,529 0,514 Valid

11 0, 550 0,514 Valid

12 0,307 0,514 Tidak Valid

13 0,422 0,514 Tidak Valid

14 0,857 0,514 Valid

15 0,555 0,514 Valid

16 0,857 0,514 Valid

92

17 0,520 0,514 Valid

18 0,411 0,514 Tidak Valid

19 0,758 0,514 Valid

20 0,418 0,514 Tidak Valid

21 0,826 0,514 Valid

22 0,823 0,514 Valid

23 0,796 0,514 Valid

24 0,560 0,514 Valid

25 0,845 0,514 Valid

26 0,872 0,514 Valid

27 0,794 0,514 Valid

28 0,781 0,514 Valid

29 -0,201 0,514 Tidak Valid

30 0,705 0,514 Valid

31 0,805 0,514 Valid

32 0,236 0,514 Tidak Valid

33 0,281 0,514 Tidak Valid

34 0,717 0,514 Valid

35 0,656 0,514 Valid

36 0,188 0,514 Tidak Valid

93

37 0,791 0,514 Valid

38 0,791 0,514 Valid

39 0,548 0,514 Valid

40 0,000 0,514 Tidak Valid

41 0,653 0,514 Valid

42 0,258 0,514 Tidak Valid

43 0,118 0,514 Tidak Valid

44 0,687 0,514 Valid

45 0,763 0,514 Valid

46 0,436 0,514 Tidak Valid

47 0,771 0,514 Valid

48 0,543 0,514 Valid

49 0,510 0,514 Tidak Valid

50 0,568 0,514 Valid

51 0,863 0,514 Valid

52 -0,112 0,514 Tidak Valid

53 0,780 0,514 Valid

54 0,773 0,514 Valid

94

Lampiran 8

DATA VALID HASIL UJI COBA INSTRUMEN

KINERJA GURU

N = 15, rtabel = 0,514

Soal No Rhitung rtabel Keterangan

1 0,618 0,514 Valid

2 0,678 0,514 Valid

3 0,136 0,514 Tidak Valid

4 0,833 0,514 Valid

5 0,808 0,514 Valid

6 0,837 0,514 Valid

7 0,739 0,514 Valid

8 0,259 0,514 Tidak Valid

9 0,575 0,514 Valid

10 0,484 0,514 Tidak Valid

11 0,875 0,514 Valid

12 0,832 0,514 Valid

13 0,808 0,514 Valid

14 0,651 0,514 Valid

15 0,557 0,514 Valid

95

16 0,761 0,514 Valid

17 0,951 0,514 Valid

18 0,647 0,514 Valid

19 0,835 0,514 Valid

20 0,948 0,514 Valid

21 0,700 0,514 Valid

22 0,943 0,514 Valid

23 0,873 0,514 Valid

24 0,894 0,514 Valid

25 0,881 0,514 Valid

26 0,910 0,514 Valid

27 0,931 0,514 Valid

28 0,645 0,514 Valid

29 0,881 0,514 Valid

30 0,966 0,514 Valid

31 0,902 0,514 Valid

32 0,953 0,514 Valid

33 0,853 0,514 Valid

34 0,870 0,514 Valid

35 0,907 0,514 Valid

96

36 0,807 0,514 Valid

37 0,748 0,514 Valid

38 0,793 0,514 Valid

39 0,869 0,514 Valid

40 0,804 0,514 Valid

41 0,870 0,514 Valid

42 0,908 0,514 Valid

43 0,835 0,514 Valid

44 0,892 0,514 Valid

45 0,835 0,514 Valid

97

Lampiran 9

DATA HASIL

SKOR PENELITIAN KINERJA GURU

98

Lampiran 10

DATA HASIL SKOR

PENELITIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPSEK

99