18
Hukum Membaca Isti’adzah (Ta’awudz) Membaca Isti’adzah (Ta’awudz), yakni bacaan ( ِ انَ طْ يَ ش ل اَ نِ مِ له الِ بُ ذْ وُ عَ اِ مْ يِ جَ ر لا) hukumnya sunnah, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: ِ مْ يِ جَ ر ل اِ ا نَ طْ يَ ش ل اَ نِ مِ له الِ بْ ذِ عَ ثْ س اَ فَ نَ اْ رُ + قْ ل اَ ثْ ءَ رَ + ق اَ ذِ 1 اَ ف‘’Apabila engkau akan membaca Al Qur’an, maka mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk. “ (Q.S. An Nahl: 89). Maksudnya: Apabila kita akan membaca Al Qur’an, maka disunahkan membaca Ta’awudz kemudian membaca Basmalah, kecuali pada surat At Taubah (cukup membaca Ta’awudz saja, tanpa membaca Basmalah). Makalah tentang Hukum Isti'adzah dalam Al-Qur'an BAB I ISTI’AZAH Seluruh Ulama sepakat bahwa membaca Isti’azah diperintahkan bagi orang yang mau membaca Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT pada surat an-Nahl ayat 98. Namun terjadi ikhtilaf (perbedaan), apakah Amr (perintah) dalam ayat tersebut sebagai Sunnat atau wajib. Jumhur (sebagian besar) Ulama dan Ahlul Ada’ (ahli membaca) berpendapat bahwa perintah pada ayat tersebut adalah Sunnat dan bila qari’ tidak membaca Isti’azah tidak

Hukum Membaca Isti

  • Upload
    erieos

  • View
    83

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

Page 1: Hukum Membaca Isti

Hukum Membaca Isti’adzah (Ta’awudz)Membaca Isti’adzah (Ta’awudz), yakni bacaan ( � �م ي ج� الر� �ط�ان� ي الش� م�ن� �الله� �ع�و�ذ�ب (أhukumnya sunnah, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

� �م ي ج� الر� ن� �ط�ا ي الش� م�ن� �الله� ب �ع�ذ� ث س� ف�ا �ن� ا �ق�ر� ال ء�ث� ق�ر� ذ�ا � ف�إ

‘’Apabila engkau akan membaca Al Qur’an, maka mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk. “ (Q.S. An Nahl: 89).

Maksudnya: Apabila kita akan membaca Al Qur’an, maka disunahkan membaca Ta’awudz kemudian membaca Basmalah, kecuali pada surat At Taubah (cukup membaca Ta’awudz saja, tanpa membaca Basmalah).

Makalah tentang Hukum Isti'adzah dalam Al-Qur'an

BAB I

ISTI’AZAH

Seluruh Ulama sepakat bahwa membaca Isti’azah diperintahkan bagi

orang yang mau membaca Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT pada

surat an-Nahl ayat 98.

Namun terjadi ikhtilaf (perbedaan), apakah Amr (perintah) dalam ayat

tersebut sebagai Sunnat atau wajib.

Jumhur (sebagian besar) Ulama dan Ahlul Ada’ (ahli membaca)

berpendapat bahwa perintah pada ayat tersebut adalah Sunnat dan bila  qari’

tidak membaca Isti’azah tidak berdosa. Sedangakan sebagian Ulama yang lain 

berpendapat bahwa perintah pada ayat tersebut adalah Wajib.

A.    Sigat Isti’azah

Sigat yang terpilih menurut seluruh Ulama Qiraat adalah :

�ع�و�د�باذ الله من الشيطان الرجيم sebab sigat  ا ini tercantum

pada surat an-Nahl ayat 98. Dikalangan Ulama Qiraat juga tak ada Khilaf

(perbedaan), bahwa sigat tersebut boleh dikurangi seperti: الله �ع�و�د�باذ ا

: atau ditambah, seperti  من الشيطان

Page 2: Hukum Membaca Isti

�ع�و�د�باذ الله السميع العليم من الشيطان الرجيم ا

اعودب((ا الل((ه العظيم الس((ميع العليم من الش((يطان

الرجيم

اعودباالل((ه من الش((يطان ال((رجيم ان((ه ه((و الس((ميع

العليمAtau semacamnya yang biasa dipakai oleh Imam-imam Qiraat.

B.     Cara Membaca Isti’azah

Diriwayatkan bahwa NAFI dan HAMZAH membaca Isti’azah di mana saja

dalam Al-Qur'an, dengan suara samar/pelan. Yang mengamalkan tariqah (cara)

HAMZAH dengan suara pelan ini adalah sebagian Ulama Qiraat, di antaranya Al-

Imam Abul Abbas AhMad bin Ammar Al-Mahdawi, seorang Muqri’ (ahli membaca

al-Qur’an) dan ahli Tafsir yang wafat tahun 430 H.

Diriwayatkan pula bahwa KHALAF (periwayat HAMZAH) membaca

Isti’azah dengan suara nyaring pada awal  surat al-Fatihah dan membacanya

dengan suara samar pada tempat-tempat (selain Al-Fatihah) dalam Al-Qur'an.

Begitu juga diriwayatkan bahwa KHALLAD (diriwayat HAMZAH) membaca

Isti’azah pada seluruh tempat dalam Al-Qur'an dengan suara samar atau dengan

suara nyaring (yakni tak ada bedanya). Tapi menurut pendapat yang terpilih,

dalam masalah cara membaca Isti’azah ini, seluruh Imam Qiraat mempunyai

rincian. Maksudnya ada tempat-tempat yang disunatkan membaca dengan suara

samar dan ada pula tempat-tempat yang disunatkan membaca dengan suara

nyaring.

Tempat-tempat yang disunatkan membaca Isti’azah dengan suara samar

adalah:

1.                  Bilamana pembaca Al-Qur'an memakai suara pelan.

2.                  Bilamana pembaca Al-Qur'an berada pada tempat yang sepi

(sendirian)

3.                  Bilamana pembaca Al-Qur'an sedang mengerjakan salat

4.                   Bilamana pembaca Al-Qur'an berada di dalam suatu jamaah

yang mengadakan tadarrus, sedang dia tidak sebagai pembaca pertama.

Page 3: Hukum Membaca Isti

Selain 4 tempat ini, pembaca Al-Qur'an membaca Isti’azah dengan suara

nyaring.

C.    Memulai Bacaan Al-Qur'an Awal Surat

Bilamana pembaca Al-Qur'an memulai dari Awal surat, disunatkan

memakai bacaan Basmalah (seperti yang akan diterangkan di bab Basmalah

nanti). Maka dari itu bagi pembaca Al-Qur'an, dalam mewaqafkan bacaan

Isti’azah atau meWasalkan dengan Basmalah, boleh memakai 4 wajah (cara)

berikut :

1.                  Waqaf  pada Isti’azah dan juga pada Basmalah;

2.                  Waqaf  pada Isti’azah, dan meWasalkan Basmalah dengan Awal

Surat;

3.                  MeWasalkan Isti’azah dengan Basmalah dan Waqaf di Basmalah;

4.                  MeWasalkan Isti’azah dengan Basmalah, begitu juga

meWasalkan Basmalah dengan Awal Surat.

Keempat wajah ini dipakai oleh semua Imam Qiraat, ketika mau membaca

Al-Qur'an dari setiap awal surat, kecuali surat At-Taubah.

Sedang bila pembaca memulai dari surat At-Taubah Imam-Imam Qiraat

mempunyai dua wajah :

1.                  Waqaf  pada Isti’azah dan tidak memakai Basmalah;

2.                  MeWasalkan Isti’azah dengan Awal Surat.

D.    Memulai Bacaan Al-Qur'an dari Pertengahan Surat

Bilamana pembaca Al-Qur'an memulai dari pertengahan surat,

maksudnya tidak dari Awal Surat, maka menurut semua Imam Qiraat, pembaca

boleh memakai dan boleh juga tidak memakai bacaan Basmalah. Dan bilamana

memakai Basmalah, tentunya dapat memberlakukan 4 wajah tersebut di atas.

Namun bilamana  tidak memakai Basmalah, maka boleh memberlakukan dua

wajah berikut :

1.                  Waqaf  pada Isti’azah;

2.                  MeWasalkan Isti’azah dengan awal ayat.

Catatan: Bilamana Pembaca Al-Qur’an terputus bacaannya karena

keadaan yang terpaksa, seperti batuk, bersin, dan lain-lain, atau bicara yang

masih ada hubungannya dengan bacaan Al-Qur’an misalnya dia ragu tentang

Page 4: Hukum Membaca Isti

suatu bacaan lalu bertanya kepada orang di sampingnya, maka tidak usah

membaca Isti’azah lagi. Tapi bilamana bacaan Al-Qur’an terputus karena

disengaja, atau karena berbicara yang tidak berhubungan dengan bacaanAl-

Qur’an, maka Pembaca disunnatkan lagi memulai dengan Isti’azah.

Hukum Isti’adzah

1.1 Definisi Isti’adzahAllah Ta’ala berfirman:“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl ayat 98)Kemudian firman Allah Ta’ala:“Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Al-Mu’minun ayat 97-98)Isti’adzah yaitu: meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan.

1.2 Makna Setan Secara BahasaSetan disebut jauh dari kebaikan karena tidak mungkin dia itu diharapkan kebaikan dan manfaatnya.Maka setan adalah setiap makhluk yang congkak dan melampaui batas dari jin dan manusia.1.3 Definisi Lafazh Ar-Rajim

Setan disifati Ar-Rajim karena dia dirajam dengan bintang pada saat ingin mencoba naik untuk mendengar khabar dari langit.Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan.” (Al-Mulk ayat 5)Ulama lain berkata: “karena dia (setan) dikutuk dengan laknat dan murka Allah serta tidak mendapatkan rahmat.”

1.4 Perseteruan Setan dengan Anak Adam (manusia)

Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu).” (Fathir ayat 6)Kemudian Allah Ta’ala berfirman:“Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (An-Nas ayat 4-6)Godaan setan seperti menyibukkan berbicara sehingga lupa apa yang harus dikerjakan, sehingga lupa menyandarkan sebab (kelupaan) ini kepada setan.Sebagaimana firman Allah Ta’ala:“Maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku

Page 5: Hukum Membaca Isti

untuk menceritakannya kecuali setan.” (Al-Kahfi ayat 63)Hati adalah pangkal dan sumber kemauan. Oleh karena itu setan berusaha merusaknya sebab bila kemauan sudah rusak maka amalpun akan rusak.

1.5 Anjuran Isti’adzah

Para ulama sepakat bahwa dianjurkan (anjuran yang ditekankan sekali) berlindung kepada Allah pada saat akan membaca Al-Qur’an, berdasarkan firman Allah Ta’ala:“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl ayat 98)

1.6 Isti’adzah dalam Shalat

Imam Abu Hanifah dan Asy-Syafi’i berpendapat bahwa dianjurkan membaca ta’awudz dalam setiap jenis shalat, dan Abu Hanifah menganjurkan membaca hanya pada raka’at awal saja (yakni sebelum basmalah pada Al-Fatihah) dan demikian itu sudah menjadi ta’awudz bagi seluruh bacaan.

1.7 Pendapat Para Ulama dalam Masalah Ta’awudz

Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa ta’awudz hukumnya sunnah dan jika tidak membacanya, maka shalat tetap sah. Inilah pendapat imam 4 madzhab (yakni Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad).(Catatan: Untuk bacaan ta’awudz bermacam-macam, silahkan lihat buku ini yakni menelanjangi setan hal.25)

1. MOHAMAD ZAHIER BIN ZAMAHSHARIMOHAMAD HUSAINI BIN ABDUL HISHAMPISMP PENDIDIKAN ISLAM 1 (SJKC)1 2. HukumMembacaBentukTempatdiperlahankanIsti’azah2 3. Menurut Jumhur Ulama Isti’azah amatdituntut bila mana seseorang hendakmemulakan bacaan Al-Quran sama ada dipermulaan surah atau dipertengahannya. Namun para ulama berselisih dalammenafsirkan perkataan tuntut samaada wajibatau sunat3 4. Sebahagian ulama berpendapat membaca di awal Quranhukumnya adalah sunat- Dalil : Surah An-Nahl: 98Yang bermaksud : “Apabila kamu hendak membaca Al-Quran(mohonlah perlindungan dengan Allah dari syaitan yangdirejam” Berdasarkan dalil ini tidak berdosa jika tidak membacaIsti’azah4 5. Segolongan ulama pula berpendapatmembaca Isti’azah wajib pada permulaanbacaan berdasarkan dalil yang sama. Berdosa bagi sesiapa yang tidak membacanya Ibnu Sirin (ulama yang menghukum

Page 6: Hukum Membaca Isti

wajibmembaca Istiazah) berpendapat cukuplahsekadar sekali membaca dalam seumur hidupsebagai menggugurkan wajib.5 6. Al-Imam Al-Dani : Terdapat beberapa bentukuntuk bacaan dan yang terbaik ialah :انرجيم انشيطان مه باهلل اعىذBentuk-bentuk lain ialah:انر Ianya sesuai dengan firman Allahجيم انشيطان مه انعهيم انسميع باهلل اعىذyang terdapatdalam surah An-Nahl :6 7. Nyaring Perlahan7 8. Semasa Majlis Tilawatul Quran, Majliskeugamaan dan semasa belajar. Dibaca dalam sembahyang dan seorang diri.*Nota Tambahan :Jika isti’azah telah dibaca dengan nyaring sewaktumemulakan bacaan oleh orang pertama dalam majlismembaca Al-Quran secara bergilir-gilir maka pembaca-pembaca yang berikutnya harus membaca secara perlahan.8 9. • Sunat membaca suara sirri.• Kitab Al-Mughni : Isti’azah dibaca dengan suarasirri dan tidak dengan suara jahri(lantang).9 10. Isti’azah antara األوفال dengan انتىبت Terdapat 3 cara :1) قطع iaitu berhenti pada kalimah عهيم sertabernafas kemudian memulakan2) سك diakhir surah tanpa bernafas laluعهيم iaitu berhenti pada kalimah تmeneruskanbacaan.3) وصم iaitu menyambung عهيم dengan 10براءة sertabernafas kemudian عهيم iaitu berhenti pada kalimah قطع (1 .11memulakan11 12. 2) سكت iaitu berhenti pada kalimah عهيمdiakhir surah tanpa bernafas lalu meneruskanbacaan.12 13. 3) وصم iaitu menyambung عهيم dengan 13براءة 14. Hukum MembacaMembacaBasmalah dipertengahan SurahBasmalah DiAntara Dua surahBasmalah AntaraAl-Anfal denganAt-TaubahSebab Larangan14 15. Para ulama bersepakat bahawa hukum membacabasmalah adalah sunat kerana tertulis basmalahpada setiap awal surah kecuali surah At-Taubah Wajib hukumnya bagi surah Al-Fatihah keranaianya adalah satu ayat daripadanya. Tidak Harus membaca basmalah bagi permulaansurah At-Taubah kerana tidak ditulis basmalahpada permulaan surah tersebut.15 16. Dalil : Sabda Rasullullah وسهم عهيه هلال صه هلال رسىل قال:بال ذي امر Maksudnya : Setiap perkaraكمفهى انرحيم انرحمه هلال ببسم فيه يبدأ الأقطعbaik yang tidakdimulai dengan Basmalah maka ia terputus(keberkatannya)] في حبان وابه ماجت وابه وانىسائي داود أبىهريرة أبي

16حديث مه صحيحه[ 17. Menurut Jumhur Ulama hukum harusmembaca basmalah di pertengahan surah. Lafaz bacaan basmalah :- Ertinya : Dengan Nama Allah Yang MahaPemurah, Lagi Maha Mengasihani17 18. Terdapat 4 cara : - 3 diharuskan- 1 tidak diharuskanDiharuskan ققطعووصمانبسمهتبانسىر iaitu wakaf di akhir surah dan Basmalah - طعانجميعوص wakaf di akhirsurah lalu sambung Basmalah dengan awal surah - ة sambung akhir surah denganbasmalah dan wakaf dengan awal - مانجميعsurah.18

Page 7: Hukum Membaca Isti

19. - Tidak Diharuskan Wasal Basmalah dengan akhir surahkemudian wakaf.19 20. Basmalah tidak tertulis di awal At-taubah.Sebaliknya Basmalah tertulis di awal surah-surahyang lain. Surah Bara’ah (At-Taubah) diturunkan waktupeperangan seperti yang ditegaskan oleh ibnuAbbas-Yang Bermaksud :“ Aku bertanya Saidina Ali ( (عه kenapa tidak ditulisBasmalah di awal surah Bara’ah, jawabnya keranabasmalah itu aman sedangkan Bara’ah tidak amankerana ia diturunkan di waktu peperangan.20 21. Takbir bukan sebahagian daripada ayat al-Qurandan tidak ditulis di dalam Mashaf al-Quran. Terdapat 3 lafaz Takbir,iaitu:كبر هلال وهلال Hukum membacanya adalahوهلال هلال إال إنه الكبروهللانحمدهلال إال إنه الكبرSUNAT. 22. Sejarah Bacaan “Takbir” Diriwayatkan bahawa Nabi Muhammad S.A.W telah terputus menerima wahyudari Allah S.W.T seketika sehingga orang-orang Musyrik berkata : “Muhammadtelah ditinggalkan oleh tuhannya!” Tidak berapa lama selepas itu turunlahsurah ad-Dhuha Nabi Muhammad S.A.W berkata : (AllahMaha Besar) dan ( .(سورةالضحىBaginda mengarahkan kepada pembaca al-Quran supayamembaca “Takbir” apabila sampai pada surah ad-Dhuha (سورةالضحى) danseterusya pada surah-surah selepas itu sehingga tamat bacaan. Sebahagian ulama’ meriwayatkan bahawa Nabi Muhammad S.A.W bertakbiratas sebab bersyukur kepada Allah S.W.T kerana menafikan kata-kata orang-orang Musyrik. Manakala sebahagian yang lain mentafsirkannya sebagaikegembiraan Nabi diatas turunnya wahyu selepas beberapa ketika terhenti. 23. Ada 2 pendapat mengenai bilakah bermulanya bacaan takbir ini.Pendapat tersebut ialah : Bermula selepas akhir surah ad-Dhuha س Walaupun( (سورةالليل Bermula selepas akhir surah al-Lail( (ورةالضحىulama’ berselisih pendapat mengenai bilakah bermulanyabacaan takbir ini. Namun, mereka bersepakat mengenai tempatberakhirnya bacaan takbir iaitu selepas tamat bacaan surah an-Nasسورةالناس). ) Selepas menghabiskan bacaan surah an-Nas سورةالناس), ) pembaca al-Quran hendaklah menyambung bacaan merekadengan membaca surah al-Fatihah الفاتحت) )dan disambung dengan 5ayat dari awal surah al-Baqarah البقرة) )kemudian diikuti denganbacaan ayat 115 surah al-An’am األنعام). ) 24. Buku Haji Abdul Qadir Leong (Al-Azhari), TajwidAl-Quran, Pustaka Salam 1998. Ustaz Hassan Mahmud Al-Hafiz, PelajaranIlmu Tajwid Al-Quran Rasm Usmani, DiniePublisher. Fiqih Sunah, Sayid Sabiq Bahrul Mazi, Muhamad Idris Al-Marbawi24

Tafsir al-Isti'azah (أعوذ بالله من الشيطان الرجيم)

Page 8: Hukum Membaca Isti

Tafsir al-Isti'azah (اإلستعاذة)

Aku berlindung dengan Allah daripada kejahatan syaitan) أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

yang direjam)

Huraian makna :

•Aku minta perlindungan dari sisi Allah, dan mencari perlindungan daripada kejahatan

syaitan yang angkuh lagi penderhaka, yang akan memudharatkan agama dan

duniaku, yang akan menghalangku daripada melaksanakan perintahMu. Dan aku

berlindung dengan pencipta yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

daripada gangguan, godaan dan bisikannya. Sesungguhnya Syaitan tidak dapat

dihalang daripada mengganggu manusia melainkan dengan bantuan Allah Tuhan

seluruh alam.

•Daripada Nabi s.a.w, sesungguhnya apabila baginda bangun pada waktu malam,

baginda akan memulakan (membuka) solatnya dengan takbir kemudian

menyebut:

(أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم من همزه ونفخه ونفثه)

"Aku berlindung dengan Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui daripada

Syaitan yang direjam, daripada bisikannya, kesombongannya, dan tiupannya.

(Hadis ini dikeluarkan oleh Ashab as-Sunan).

•Amru berkata : همزه المؤتة ، ونفثه الشعر ، ونفخه الكبر (Hamaza bermaksud kegilaan,

Nafasa bermakna syair dan Nafakha bermaksud sombong). Ibnu Majah pula

berkata:

-al) المؤتة يعني الجنون. والنفث: نفخ الرجل من فيه من غير أن يخرج ريقه. والكبر: التيه

mu'tah bermaksud gila. an-naftsu ialah seorang lelaki meludah dari mulutnya

Page 9: Hukum Membaca Isti

tanpa mengeluarkan air liurnya. dan al-Kibru bermakna keangkuhan) (al-Jami' li

ahkam al-Quran, al-Qurtubi)

•Peringatan: lafaz isti'azah bukanlah ayat al-Quran, ia merupakan adab yang Allah s.w.t

ajarkan kepada kita ketika hendak membaca al-Quran al-Karim.

surah an-Nahl: 98 [ فإذا قرأت القرآن فاستعذ بالله من الشيطان الرجيم ]

Oleh yang demikian ia tidak ditulis di dalam al-Quran berbeza dengan basmalah.

Hukum berkaitan Isti'azah:

[ فإذا قرأت القرآن فاستعذ بالله من الشيطان الرجيم ]

"Maka, apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Quran mohonlah

perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk" (surah an-Nahl: 98)

•Jumhur ulama' berkata: perintah di dalam ayat ini adalah sunat setiap kali ingin

membaca al-Quran selain di dalam sembahyang.

•Ulama' berselisih pendapat tentang bacaan isti'azah di dalam sembahyang.

Diriwayatkan daripada an-Naqash dari 'Atho' bahawa isti'azah adalah wajib, Ibnu

Sirin, Nakhaie dan terdapat satu golongan, mereka membaca isti'azah di setiap

rakaat di dalam sembahyang, bagi mereka perintah membaca isti'azah adalah

umum. Manakala Abu Hanifah dan Syafie, mereka membaca isti'azah pada

rakaat pertama sahaja di dalam solat dan diriwayatkan daripada keduanya

bahawa bacaan di dalam sembahyang semuanya adalah seperti satu bacaan.

Adapun Malik tidak ada meriwayatkan bacaan isti'azah di dalam solat fardhu,

akan tetapi terdapat riwayat membacanya ketika Qiyam Ramadhan.

wallahu'alam.

Page 10: Hukum Membaca Isti

Rujukan:

1.Tafsir bahasa Melayu

2.al-Jami' fi Ahkam al-Quran, Abi Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Ansori al-Qurtubi

(671H), Jil. 1, 1999, Dar al-Fikr, Bayrut.

3.Sofwatu at-Tafasir, Syeikh Muhammad Ali as-Sobuni

4.Mu'jam al-Wasit

5.Kamus al-Miftah

Al-ISTI‘AZAH ( االستعاذة )

Oleh : Ustaz Muhammad Amiri bin Ab.Ghani

Pensyarah Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra ( KIAS ),

Nilam Puri.

Maksud isti‘azah ialah minta perlindungan kepada Allah daripada syaitan yang direjam.

Maka apabila seseorang membaca isti‘azah ketika hendak memulakan bacaan

al-Quran, dia seolah-olah memohon perlindungan kepada Allah dan

pemeliharaanNya.

1. Hukum Isti‘azah :

Ulama’ telah bersepakat bahawa membaca isti‘azah adalah dituntut bagi sesiapa yang

ingin memulakan bacaan al-Quran sama ada pada awal surah atau

dipertengahannya. Mereka berdalilkan pada firman Allah S.W.T ( Al-Nahl: 98 )

bermaksud;

“ Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada

Allah dari syaitan yang terkutuk ”.

Page 11: Hukum Membaca Isti

Namun ulama’ berselisih pendapat adakah tuntutan itu bermaksud sunat atau wajib.

Menurut pendapat jumhur ulama’ ianya adalah sunat. Manakala sebahagian

ulama’ berpendapat ianya adalah wajib.

2. Sighah / Bentuk-bentuk ucapan Isti‘azah

Terdapat lapan (8) lafaz yang harus dibaca iaitu [1] ;

3. Keadaan Bacaan Isti‘azah

Bagi bacaan isti‘azah terdapat dua keadaan ;

3.1 Diperlahankan bacaan isti‘azah

3.2 Dinyaringkan bacaan isti‘azah

3.1 Tempat diperlahankan isti‘azah [2]

3.1.1 Jika membaca al-Quran secara perlahan sama ada seorang diri atau di majlis.

3.1.2 Jika membaca seorang diri ditempat sunyi sama ada membaca al-Quran secara

nyaring atau perlahan.

3.1.3 Di dalam solat sama ada menjadi imam atau makmum, sama ada solat sirriyyah

[3] atau jahriyyah [4].

3.1.4 Jika membaca di dalam jama‘ah tadarus al-Quran dan qari tersebut bukan orang

pertama yang memulakan bacaan al-Quran.

Selain daripada tempat-tempat tersebut di atas bolehlah dinyaringkan isti‘azah,

antaranya;

i. Jika di tempat pengajian atau dalam jama‘ah tadarus dan qari tersebut adalah orang

pertama yang memulaan bacaan.

ii. Jika qari membaca al-Quran secara nyaring di hadapan khalayak ramai yang

mendengar bacaan tersebut.

Page 12: Hukum Membaca Isti

4. Wajah-wajah isti‘azah

A. Isti‘azah dengan awal surah

Apabila seseorang qari ingin memulakan bacaan pada awal surah kecuali al-

Taubah,maka harus dibaca dengan empat (4) wajah. Empat (4) wajah tersebut

adalah sebagaimana berikut ;

4.1 Waqaf kesemuanya.

4.2 Waqaf pada isti‘azah kemudian menyambung basmalah dengan awal surah.

4.3 Menyambung isti‘azah dengan basmalah dan waqaf padanya kemudian baca awal

surah.

4.4 Menyambung kesemuanya.

B. Isti‘azah dengan awal surah al-Taubah

Apabila hendak memulakan bacaan pada awal surah al-Taubah, maka harus dibaca

dengan dua(2) wajah sahaja iaitu ;

i. Memutuskan isti‘azah daripada awal al-Taubah. Misalnya ;

ii. Menyambung isti‘azah dengan awal al-Taubah. Misalnya ;

Kedua-dua wajah ini dibaca dengan tanpa basmalah.

C. Isti‘azah dengan pertengahan surah

Bagi seseorang qari, harus menyambung isti‘azah dengan sesuatu ayat daripada mana-

mana surah atau sebaliknya sama ada dihubung dengan basmalah atau tanpa

basmalah. Misalnya ; (Al-Baqarah:142)

Namun, mewaqafkan pada isti‘azah adalah lebih utama sekiranya ayat tersebut bermula

dengan sesuatu nama daripada nama-nama Allah, atau dhamir(gantinama) yang

merujuk kepada Allah, atau nama rasul atau sifat-sifat bagi rasul.Ini adalah

kerana ianya boleh memberi makna yang tidak sepatutnya. Misalnya ; Tidak

boleh kita membaca menyambung isti‘azah dengan ayat ;

( Al-Fath:29) , ( Al-Baqarah:257) , (Fussilat:47)

Page 13: Hukum Membaca Isti

Sekiranya qari tersebut ingin mewasalkan isti‘azah dengan ayat-ayat yang seumpama

itu, maka dikehendaki membaca basmalah terlebih dahulu. Pada setengah

keadaan pula meninggalkan basmalah adalah lebih utama misalnya apabila

hendak memulakan bacaan pada ayat berikut ; ( Al-Baqarah:268)

Perhatian ;

1. Sekiranya seseorang qari terhenti bacaannya kerana sesuatu sebab yang terdesak

seperti, batuk, bersin, berdehem atau memberhentikan bacaannya kerana

bercakap tetapi berkaitan dengan bacaan seperti bertanya hukum tajwid atau

terlupa ayat lalu bertanya kepada orang bersebelahannya, maka tidak perlu

diulangi isti‘azah.

2. Sekiranya seseorang qari berhenti daripada bacaan al-Quran kerana sudah tidak

berhajat untuk menyambungkan bacaannya atau bercakap yang tidak ada kaitan

dengan al-Quran walaupun memberi atau menjawab salam, maka apabila dia

ingin memulakan semula bacaannya, hendaklah membaca isti‘azah terlebih

dahulu.

[1] Kursus Qari dan Qari‘ah, oleh Hj Abdullah bin Haji Saleh ( Aqhas ), hlm 131.

Walaubagaimanapun masih ada lagi sighah isti‘azah yang harus dibaca sama

ada ditambah atau dikurangkannya dengan syarat ianya sahih daripada imam-

imam qurra’. Lihat Taisir al-Rahman Fi Tajwid al-Quran, oleh Dr. Saad Ab.Hamid.

[2] Sila lihat al-Budur al-Zahirah Fi al-Qiraat al-‘Asyr al-Mutawatirah Min Tariqay Al-

Syatibiyyah Wa al-dura, hlm 12, karangan al-Syaikh Abdul Fattah al-Qadhi.

[3] Solat Zohor dan ‘Asar.

[4] Solat Maghrib, ‘Isya’ dan Subuh.

Page 14: Hukum Membaca Isti