Upload
alif
View
65
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bisnis
Citation preview
Sejarah dan Profil Singkat PGAS
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) didirikan tahun 1859 dengan nama “Firma L. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage”. Kemudian, pada tahun 1950, pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda, PGAS diberi nama “NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV. NIGM)”. Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, nama PGAS diganti menjadi “Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG)” yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961.Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah, PGAS ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai “Perusahaan Negara Gas (PN. Gas)”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi perusahaan umum (“Perum”) dengan nama “Perusahaan Umum Gas Negara”. Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah no.37 tahun 1994, PGAS diubah dari Perum menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara (Persero) dan namanya berubah menjadi “PT Perusahaan Gas Negara (Persero)”. Kantor pusat PGAS berlokasi di di Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20, Jakarta.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas buatan; atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat ini, usaha utama PGAS adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga.
Pada tanggal 05 Desember 2003, PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003.
Sejarah Pencatatan Saham
JENIS PECATATAN SAHAM TGL PENCATATAN
Negara Republik Indonesia (Seri A Dwiwarna) 1 15-Des-2003
Saham Perdana @ Rp1.500,- (Seri B) 1.296.296.000 15-Des-2003
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) (Seri B) 3.024.690.999 15-Des-2003
Konversi MSOP I (2004 s/d 2006) 215.637.305
Konversi MSOP I (2006 s/d 2007) 3.261.500
Konversi ESOP I (2008) 53.551.388
Pemecahan Saham (Stock Split) 18.373.748.772 04-Ags-2008
Konversi Dana Proyek Pemerintah (2009) 1.274.322.231
Saham Seri A Dwiwarna yang dipegang Pemerintah Negara Republik Indonesia. Saham Seri A Dwiwarna adalah saham yang memberikan hak-hak preferen kepada pemegangnya untuk menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dan Direksi, perubahan anggaran dasar termasuk perubahan modal, pembubaran dan likuidasi, penggabungan, peleburan, pengambilalihan PGAS.
Perusahaan Gas Negara
PGN - Perusahaan Gas Negara
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Jenis Publik (IDX: PGAS)
Industri Transmisi dan distribusi gas bumi
Didirikan 1859 (I.J.N. Eindhoven & Co)
Kantor
pusat
Kantor Pusat Jl. KH Zainul Arifin No.
20 Jakarta - 11140, Indonesia
Tokoh
penting
Hendi Prio Santoso (Direktur Utama)
Produk Gas bumi
Situs web www.pgn.co.id
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS) adalah sebuah BUMN yang
bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.
Sejarah
Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swastaBelanda yang bernama I.J.N.
Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota
di Indonesia yang terbuat dari batu bara.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI
Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar
157,5 MW.
Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah
yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya.
Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari batu bara dan minyak dengan
teknik Catalytic Reformingyang tidak ekonomis mulai menggantinya dengan mengalirkan gas
alam pada tahun 1974 di kota Cirebon. Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial
dan industri. Penyaluran gas alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974,
kemudian disusul berturut-turut di wilayah Jakarta tahun
1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun1985, Surabaya tahun 1994, dan Palembang tahun 1996.
Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun 1984 statusnya
berubah menjadiPerusahaan Umum Gas Negara Perum dan
pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain di bidang
distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana
PGN berfungsi sebagai transporter.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan tercatatnya
saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Indonesia dan namanya resmi
menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Galeri logo
Pada tahun 2011, PGN melakukan perubahan logo dan Corporate Identity-nya.
Logo lama PGN
Logo baru PGN
Bisnis PGN[sunting | sunting sumber]
Distribusi gas bumi[sunting | sunting sumber]
PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km, menyuplai gas bumi ke
pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah
tangga di wilayah-wilayah yang paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan
keuntungan dari penjualan gas kepada konsumen.
Transmisi Gas Bumi[sunting | sunting sumber]
Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160
km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima
Toll Fee untuk pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku selama
10-20 tahun. Unit Bisnis Strategis
Untuk mengawasi kegiatan operasional transmisi dan distribusi, PGN membagi area bisnisnya
menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis masing-masing:
SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan, Lampung hingga Jawa
Barat (termasuk Jakarta)
SBU Distribusi Wilayah II , mencakup area Jawa Timur
SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru) dan Kepulauan
Riau (Batam)
SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa
Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia, mengelola bisnis transmisi gas bumi
untuk jaringan Grissik-Duri dan Grissik-Singapura. Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi
PT Transportasi Gas Indonesia : transmisi gas bumi
PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM): telekomunikasi
PT PGN Solution : konstruksi, enginering, operation & maintenance
PT Nusantara Regas : terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung
PT Saka Energi Indonesia : kegiatan di bidang hulu
PT Gagas Energi Indonesia : kegiatan di bidang hilir
PT Gas Energi Jambi : perdagangan, konstruksi dan jasa
PT Banten Gas Synergi : jasa, transportasi, perdagangan dan pertambangan (Afiliasi)
PT PGN LNG Indonesia : bisnis LNG dan terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung
Saham PGN[sunting | sunting sumber]
Kode Saham : PGAS
Seiring dengan gencarnya privatisasi BUMN di Indonesia, maka pemerintah melakukan penjualan
saham perdana PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) pada tanggal 05 Desember 2003. PGAS
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LKuntuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per
saham dengan harga penawaran Rp. 1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003.
Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ
dari manajemen PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar
23% dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaan bahwa PGN
dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang harusnya sudah operasi pada
Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret [1]. Akibatnya PGN
dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006[2].
Pada tahun 2011, komposisi saham pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43% [3]
Sejarah Pencatatan Saham PGAS
NO JENIS PECATATAN JUMLAH SAHAM TANGGAL PENCATATAN
01 Saham Perdana @ Rp.1.500,- 1.296.296.000 15 Desember 2003
02 Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 3.024.691.000
03 Konversi MSOP I (2004 s/d 2006) 215.637.305
04 Konversi MSOP II (2006 s/d 2007) 3.261.500
05 Konversi ESOP I (2008) 53.551.388
06 Pemecahan Saham (Stock Split) 18.373.748.772 04 Agustus 2008
07 Konversi Dana Proyek Pemerintah (2009) 1.274.322.231
Pranala luar
(Indonesia) Situs Web Resmi
(Indonesia) PGN di BUMN Online
Referensi
1. ̂ "BEJ dan Bapepam Diminta Selidiki Anjloknya Saham PGN". Media Indonesia. 14-01-2007.
Diakses 2007-01-16.
2. ̂ "PGN Bayar Denda". Kompas Cybermedia. 16-01-2007. Diakses 2007-01-16.
3. ̂ Komposisi saham PGN
Kesimpulan :
Terjadinya penurunan pada September 2011 adalah karena turunnya nilai saham dan adanya penurunan mata uang.
Peningkatan pada bulan Februari 2013 adalah karena kebutuhan akan gas di Indonesia yang mulai melambung tinggi terutama dibidang industri dan rumah tangga maka dari bulan januari 2012 peningkatan secara bertahap sudah mulai terlihat. Apalagi semenjak pemerintah mengalihkan dari Minyak tanah ke GAS, ini juga termasuk faktor mengapa tahun-tahun terakhir harganya melambung tinggi sampai di 4.575.