1

Aktivitas Pabrik Asia Kian Lesu - IDX

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aktivitas Pabrik Asia Kian Lesu - IDX

GLOBAL �Kontan Selasa, 3 September 2019

Aktivitas Pabrik Asia Kian Lesu Produktivitas pabrik di China, Jepang dan Korea Selatan semakin melambat akibat perang dagang AS-China

TOKYO. Perang dagang Ame-rika Serikat (AS) dengan Chi-na benar-benar berdampak

langsung pada kegiatan eko-nomi dunia. Salah satunya ke aktivitas pabrik di kawasan Asia yang mulai mengalami perlambatan pada Agustus kemarin. Kondisi ini akan

memperkuat alasan bagi para pembuat kebijakan mengelu-arkan stimulus baru untuk mencegah risiko resesi.

Pabrik di Korea Selatan, Je-pang, dan Taiwan yang ber-

gantung pada ekspor mengha-dapi perlambatan aktivitas pabrik. Ini menunjukkan te-kanan semakin besar akibat perang tarif AS-China terse-but. "Gambaran umum ekspor Asia masih sangat lemah kare-na dampak perang dagang AS-China yang terus meningkat," kata Rajiv Biswas, Kepala Ekonom Asia Pasifik di IHS Markit seperti dikutip Reu-ters, Senin (2/9).

Sementara, aktivitas pabrik China secara tak terduga me-mang meningkat pada Agus-tus karena output naik berda-sarkan index Purchasing Managers (PM) sektor swasta yang dirilis pada Senin (2/9).

Namun, tetap saja pesanan melemah dan kepercayaan bisnis goyah.

China pasar utama

Dampak lain juga semakin melemahnya ekspor di Asia akibat perlambatan sektor otomotif dan menurunnya permintaan smartphone di Tiongkok. Faktor itu memba-wa dampak negatif pada sek-tor elektronik Korea Selatan dan Jepang.

Aktivitas manufaktur Je-pang turun selama empat bu-lan berturut-turut pada bulan Agustus. Ini mengindikasikan prospek yang semakin gelap

untuk negara ekonomi terbe-sar ketiga di dunia. Ekspor Negeri Sakura ini merosot untuk bulan kedelapan di bu-lan Juli karena penjualan Chi-na yang merosot.

Jepang juga kemungkinan akan mulai kehilangan du-kungan dari konsumsi dan belanja modal dari dalam ne-gerinya. Berakhirnya kon-struksi untuk kebutuhan Olimpiade Tokyo 2020 dan kenaikan pajak penjualan ter-jadwal pada Oktober diperki-rakan akan mengurangi volu-me produksi dalam beberapa bulan mendatang.

Tanda-tanda pelemahan permintaan domestik dapat

menambah tekanan pada Bank Sentral Jepang untuk meningkatkan stimulus pada tinjauan suku bunga pada 18–19 September, mengikuti ke-putusan suku bunga Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve AS.

Sementara, di Korea Selatan juga menyusut, karena perti-kaian diplomatik yang me-ningkat dengan Jepang. Eks-por negara itu jatuh pada bu-lan Agustus selama sembilan bulan berturut-turut, karena permintaan yang lesu dari China sebagai pembeli terbe-sarnya. Bank Sentral Korea Selatan bisa kembali menu-runkan suku bunga. n

Dina Mirayanti

IndIan

Manufaktur India Melambat

BENGALURU. Ekspansi sektor manufaktur India mencapai level terendah dalam 15 bulan pada Agustus. Nikkei Manufacturing Purchasing Managers' Index turun ke 51,4 Agustus dari Juli lalu yang masih ada di 52,5.

Ini adalah level PMI terendah sejak Mei 2018. Meski begitu, ang-ka PMI yang dirilis IHSG Markit ini di atas 50 masih menunjukkan ekspansi. "Agustus merupakan kombinasi dari perlambatan per-tumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi biaya yang lebih besar di

industri manufaktur India," ujar Pollyanna De Lima, ekonom utama di IHS Markit dalam rilisnya (2/9).

Tipisnya ekspansi ini juga seja-lan dengan ekonomi India yang tumbuh 5% pada kuartal kedua lalu. Ini adalah level pertumbuhan terendah India dalam lebih dari enam tahun terakhir.

Lebih dalam tanda pelambatan di India juga nampak. Biaya input perusahaan naik pada laju tercepat dalam 7 bulan. Adapun kenaikan harga output lebih lambat dari pada Juli. Alhasil margin laba per-usahaan-perusahaan tertekan.

"Ini adalah Penurunan pertama dalam pembelian input selama 15 bulan, yang mencerminkan pengu-rangan stok dan ketersediaan pen-danaan," kata De Lima.

Wahyu Rahmawati

InGGRISn

Produksi Minyak Naik Tipis

LONDON. Produksi minyak negara-negara pengekspor minyak atau OPEC meningkat untuk pertama kalinya di bulan Agustus ini. Irak dan Nigeria memproduksi minyak lebih besar, melebihi pengengakan produksi Arab Saudi, sebagai eks-portir utama minyak.

Survei Reuters menyebut ke-14 anggota OPEC telah memompa 29,61 juta barel per hari (bph) bulan Agustus lalu. Survei menunjukkan, produksi naik 80.000 bph dari ang-ka revisi Juli yang merupakan total produksi terendag OPEC terendah sejak 2014.

Arab Saudi bergeming menahan produksi minyak, meski sudah me-lebihi batas kesepakatan. Pasalnya, pembatasan pasokan OPEC dilaku-kan, menyusul harga minyak men-tah turun dari tertinggi 2019 di atas $ 75 per barel pada April menjadi $ 61 pekan lalu.

"Kekhawatiran melambatnya per-mintaan minyak dan pertumbuhan ekonomi global menjadi sebab,: ujar analis Commerzbank Eugen Weinberg.

Kenaikan produksi minyak Irak dan Nigeria ini dituding melanggar kesepakatan 11 negara OPEC untuk memangkas minyak sampai Maret 2020 dengan prosentase 136% dari pemangkasan yang dijanjikan.

Titis Nurdiana

InGGRISn

Johnson Ancam Parlemen

LONDON. Perdana Menteri Ing-gris Boris Johnson mengancam akan mengusir anggota parlemen pemberontak Partai Konservatif-nya jika menggagalkan rencana Brexit yang ia gagas dengan me-milih untuk mencegah keluarnya kesepakatan dari Uni Eropa.

Janji Johnson meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa perjanjian perceraian mendorong Inggris menuju krisis konstitusional dan pertikaian de-ngan 27 anggota blok lainnya.

Mengutip Reuters, Senin (2/9). pemberontak Partai Konservatif bersama partai-partai oposisi be-rencana mengambil kendali parle-men serta mengikat pemerintah dengan undang-undang yang mem-blokir jalan keluar tanpa kesepa-katan dari UE yang mereka kata-kan akan merusak perekonomian. Para pendukung Johnson mem-

peringatkan para pemberontak jika mereka memberikan suara menentang pemerintah, pada Sela-sa, mereka akan memberikan kon-trol parlemen kepada pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn.

Lebih dari 3 tahun sejak Inggris memberikan suara 52%-48% dalam referendum untuk meninggalkan Uni Eropa, hingga kini belum jelas apakah Brexit akan terjadi.

Noverius Laoli

Ekspor Asia masih sangat lemah, karena

dampak perang dagang AS-China.

Rajiv Biswas, Kepala Ekonom Asia Pasifik IHS Markit

Aksi Petugas Kesehatan

REUTERS/Anushree Fadnavis

Seorang pasien didorong ketika petugas kesehatan memegang poster dan berpartisipasi dalam rantai manusia untuk memprotes kebrutalan polisi selama protes anti ekstradisi, di Rumah Sakit Queen Mary di Hong Kong, Senin (2/9).