Upload
nguyenbao
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
OLEH PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
(Studi Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat)
Emaretta Denamari1; Afrizal,
2; Nazaki
3
Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat Pemerintah
Kota Tanjungpinang menjalankan program kampung keluarga Berencana, salah
satunya di daerah Tanjungpinang Barat. Pemerintah Kota Tanjungpinang,
Kepulauan Riau menetapkan Tanjungpinang Barat sebagai salah satu kampung
KB. Pelayanan Kampung KB juga akan terintegrasi dengan sektor lainnya, seperti
pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. Namun fenomena yang terjadi
adalah program ini belum berjalan sesuai dengan harapan, banyak masyarakat
yang tidak mengetahui manfaat kampung KB, kemudian kurangnya sumber daya
manusia yang menjalankannya. Kemudian hambatannya adalah Pemerintah
daerah setempat tidak bisa mempersatukan dinas-dinas terkait lain, misal dinas
kependudukan dan dinas kesehatan
Tujuan penelitian ini mengetahui Implementasi Program Kampung
Keluarga Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan
Tanjungpinang Barat). Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
Deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian adalah Implementasi Program Kampung Keluarga
Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan
Tanjungpinang Barat) sudah baik. Kelurahan Tanjungpinang Barat sendiri sesuai
dengan keputusan Lurah Tanjungpinang Barat Nomor 39 Tahun 2017 tentang
penetapan kepengurusan pengelola kampung KB, namun untuk para kader
kemudian pengurus perlu adanya informasi seperti pelatihan dan sosialisasi secara
khusus dalam program kampung KB ini, para pelaksana dianggap perlu
menguasai petunjuk teknis yang ada, Dalam pelaksanaan implementasi, Juknis
Kampung KB juga sangat diperlukan, karena dengan adanya standar, yakni Juklak
(Petunjuk Pelaksanaan), diharapkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam program
kampung maka dari itu pelatihan dilakukan harus berkesinambungan dan merata
Kata Kunci : Implementasi, Keluarga Berencana
2
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia saat ini melaju dengan cepat dan
mengakibatkan angka pengangguran dan kemiskinan semakin tinggi. Indonesia
saat ini tengah menghadapi suatu persoalan yang rumit yakni masalah kemiskinan.
Kemiskinan adalah salah satu dampak sosial pembangunan karena pembangunan
dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antar penduduk. (Martono,
2011:163). Pertumbuhan pendudukan yang tidak terkendali menjadi salah satu
kendala dalam pembangunan di beberapa sektor. Jika tidak ditangani, maka
berakibat meningkatnya kemiskinan serta kesehatan masyarakat juga akan
menurun, sehingga daya saing dari bangsa semakin rendah. Dari permasalahan
penduduk tersebut maka perlu adanya suatu kebijakan program pengendalian
penduduk
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan kepada Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk tidak
memfokuskan hanya pada masalah Pengendalian Penduduk saja namun masalah
Pembangunan Keluarga juga harus mendapatkan perhatian. Karena itu, dalam
rangka penguatan program KKBPKtahun 2015-2019, BKKBNdiharapkan dapat
menyusun suatu kegiatan yang dapat memperkuat upaya pencapaian target atau
sasaran yang secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada
masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka untuk menjawab tantangan tersebut
digagaslah programKampung KB.
3
Melalui wadah Kampung KB ini nantinya diharapkan pelaksanaan
program KKBPK dan program-program pembangunan lainnya dapat berjalan
secara terpadu dan bersamaan.Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang dalam
Agenda Prioritas Pembangunan terutama agenda prioritas ke 3 yaitu “ Memulai
pembangunan dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan". Oleh karena itu cukup beralasan apabila
pembangunan kependudukan dimulai dari wilayah-wilayah pinggiran yaitu
kampung, karena kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa, dan apabila
pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desapun akan maju, apabila
seluruh desa maju maka sudah barang tentu negarapun akan menjadi maju
Kota Tanjungpinang saat ini merupakan salah satu kota yang mengalami
perkembangan jumlah penduduk yang pesat. jumlah penduduk Kota
Tanjungpinang dari tahun 2014 hingga Maret 2017 tercatat sebanyak 260.519
jiwa. Jumlah penduduk pada laporan periode Maret 2017, laki – laki sebanyak
132.656 jiwa dan perempuan 127.873 jiwa dengan jumlah total sebanyak 260.519
jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk di masing – masing kecamatan yakni :
1. Kecamatan Tanjungpinang Barat sebanyak 61.431 jiwa.
2. Kecamatan Tanjungpinang Timur sebanyak 104.981 jiwa.
3. Kecamatan Tanjungpinang Kota sebanyak 24.866 jiwa.
4. Kecamatan Bukit Bestari sebanyak 69.251 jiwa. (sumber: Disdukcapil Kota
Tanjungpinang, 2017)
4
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat Pemerintah Kota
Tanjungpinang menjalankan program kampung keluarga Berencana, salah satunya
di daerah Tanjungpinang Barat. Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau
menetapkan Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Dompak, Kampung
Bugis, Kampung Bulang, dan Tanjungpinang Barat. Pelayanan Kampung KB juga
akan terintegrasi dengan sektor lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial
kemasyarakatan.
Program tersebut sangat penting untuk menekan pertumbuhan penduduk,
sekaligus memberdayakan potensi masyarakat agar berperan dalam pembangunan.
Program ini tidak akan bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan
pengurus RT dan RW. Semua pihak yang terlibat dalam program ini harus
memiliki komitmen, bersinergi sehingga Kampung KB bukan sekadar acara
seremonial belaka yang kemudian ditinggalkan.
Namun fenomena yang terjadi adalah program ini belum berjalan sesuai
dengan harapan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat kampung
KB, kemudian kurangnya sumber daya manusia yang menjalankannya. Kemudian
hambatannya adalah Pemerintah daerah setempat tidak bisa mempersatukan
dinas-dinas terkait lain, misal dinas kependudukan dan dinas kesehatan. Padahal,
membangun Kampung KB harus bermitra baik dengan dinas lainnya. persoalan
anggaran juga menjadi kendala. BKKBN sedang mengupayakan kebutuhan
alokasi dana dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, agar alokasi dana ikut mendukung program Kampung KB.
5
(Sumber: Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dalam
Liputan 6 Tanggal 18 Juni 2017)
BAHAN DAN METODE
A. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deksirptif
kualitatif
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Tanjungpinang Barat
c. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Wawancara
b. Observasi
HASIL
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia
sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan
laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang
pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan
tidak berfaedah. Penduduk merupakan sumber daya atau aset suatu bangsa.
6
Penduduk yang produktif merupakan suatu potensi atau aset pembangunan.
Sedangkan penduduk yang non produktif merupakan suatu beban bagi
pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat mempengaruhi
perkembangan bangsa. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Apabila
laju pertumbuhan penduduk tinggi, maka dituntut kualitas hidup atau
kemakmuran semakin tinggi.
Salah satu untuk menekan angka pertumbuhan penduduk adalah melalui
program keluarga berencana, Program Kampung Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu inovasi program pemerintah. Kehadiran Kampung KB
bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang
setara melalui program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK). serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan keluarga
kecil berkualitas. Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia
dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
Pencanangan Kampung KB ini merupakan langkah untuk menyuluhkan
kepada masyarakat agar dalam menerima pelayanan KB bisa lebih efisien dan
lebih cepat. Dalam masa pertumbuhannya, nantinya masyarakat bisa hidup lebih
berkualitas lagi. Salah satu wilayah di Kota Tanjungpinang yang menjalankan
Kampung KB adalah Kelurahan Tanjungpinang Barat.
Dalam rangka Integrasi Kampung Keluarga Berencana (KB), Kampung KB
merupakan miniatur suatu Program Pemerintah yang dilaksanakan secara utuh,
baik masalah Kependudukan, KB dan pembangunan keluarga yang disinergikan
dengan pembangunan lintas sektor yang lain, di Kelurahan Tanjungpinang Barat
7
sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, dalam pelaksanaannya diketahui bahwa
perlu adanya sosialisasi dan pengetahuan karena memang masih banyak pelaksana
yang diharapkan menjalankan program ini namun tidak memahami isi dari
kampung KB tersebut. Di Kelurahan Kampung Baru sendiri sudah pernah
dilakukan sosialisasi, berikut data observasi yang didapatkan :
Gambar I
Sosialisasi Kampung KB di Kelurahan Tanjungpinang Barat
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa untuk sosialisasi
sendiri sudah pernah dilakukan kepada masyarakat, kemudian kepada
para pelaksana yang terlibat dalam program ini, seperti yang ditunjukan
dalam gambar berikut :
8
Gambar II
Pemerintah beserta kader di Kelurahan Tanjungpinang Barat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dilapangan diketahui bahwa
pemerintah sudah melakukan sosalisasi sehingga para pelaksana mengetahui
tentang kampung KB. Khususnya untuk pembinaan kader dan pengurus KB,
karena selama ini pelatihan minim di lakukan dan peserta juga di batasi hanya
ketua saja yang hadir. Karena peran kader KB yang sudah dibentuk untuk terus
menyosialisasikan program-program BKKBN ini tidak terputus, dalam
memahami kampung KB, ada pelatihannya ada sertifikatnya juga ini sudah
berjalan satu tahun, peresmian kampung KB RW 04 tanggal 25 September 2017
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan hasil observasi
diketahui bahwa untuk para kader kemudian pengurus perlu adanya informasi
seperti pelatihan dan sosialisasi secara khusus dalam program kampung KB ini,
para pelaksana dianggap perlu menguasai petunjuk teknis yang ada, Dalam
pelaksanaan implementasi, Juknis Kampung KB juga sangat diperlukan, karena
dengan adanya standar, yakni Juklak (Petunjuk Pelaksanaan), diharapkan
kegiatan-kegiatan yang ada di dalam program kampung maka dari itu pelatihan
9
dilakukan harus berkesinambungan dan merata. Pelaksana merupakan seluruh
orang yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung KB ini, diantaranaya
yakni masyarakat dan kader dan pengurus yang ada di Kelurahan Tanjungpinang
Barat. Pengetahuan serta pemahaman tujuan kebijakan masyarakat Kelurahan
Tanjungpinang Barat terbilang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan h
masyarakat, terutama kader dari program tersebut dapat menjawab saat
ditanyakan mengenai tujuan kampung KB ini. Sedangkan pengetahuan serta
pemahaman mengenai isi kebijakan kampung KB di masyarakat sendiri masih
kurang. Ini ditunjukkan dengan tidak tahunya sebagian masyarakat mengenai isi
dari program kampung KB ini. Hal ini disebabkan oleh minimnya sosialisasi dari
pemerintah mengenai isi dari program kampung KB dan belum terlaksananya
sebagian program kampung KB.
PEMBAHASAN
Kampung KB akses pendidikannya rendah maka pemerintah harus terjun
langsung, begitu juga jika penduduknya sering terserang penyakit maka dinas
kesehatan ikut bertanggung jawab, program Kampung KB dengan sasaran daerah
tertinggal, daerah pinggiran, dan daerah dengan akses pendidikan dan kesehatan
rendah, maka diharapkan dalam waktu tiga hingga lima tahun bisa sejajar dengan
kampung/daerah yang lain, program Kampung KB diharapkan dapat menjadi
salah satu cara untuk pengendalian penduduk, program Kampung KB sangat
lengkap mulai aspek KB, pembangunan keluarga (meningkatkan kualitas, dan
membangun karakter bangsa. Para kader Kampung KB, akan mendapatkan
10
pemahaman yang sama mengenai program lintas sektoral yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup di daerah tersebut.
1. Standar dan sasaran kebijakan ditemukan bahwa Kelurahan
Tanjungpinang Barat sendiri sesuai dengan keputusan Lurah
Tanjungpinang Barat Nomor 39 Tahun 2017 tentang penetapan
kepengurusan pengelola kampung KB, kelurahan Tanjungpinang Barat
resmi menjalankan program Kampung KB. Kelurahan Tanjungpinang
Barat tepatnya di RW 04 sudah menjalankan program Kampung KB,
pemilihan RW 04 sudah sesuai dengan standar dan sasaran dari program
KB tersebut. Kampung KB adalah suatu upaya yang merupakan gagasan
pemerintah yang memiliki makna sebagai pembangunan nasional yang
difokuskan untuk pengembangan yang berawal dari tingkat paling rendah
yaitu desa atau kampong
2. Sumberdaya ditemukan bahwa nama-nama tersebut dipilih atas
pertimbangan tertentu salah satunya adalah komitmen untuk menjadikan
wilayah RW 04 ini adalah Kampung KB yang bisa di contoh oleh daerah
lainnya, kemudian jika dilihat sarana juga sudah memadai namun untuk
pendanaan masih sangat minim, pemerintah daerah tidak menyiapkan dana
khusus untuk program ini begitu juga dengan pemerintah pusat, selama ini
dana diambil dari swakelola masyarakat.
3. Hubungan antar organisasi ditemukan bahwa adanya koordinasi antar
instansi. Pembagian tugas BKKBN dalam berkoordinasi dengan instansi
terkait lainnya berdasarkan arahan dan tupoksi masing-masing instansi
11
semua sudah dijelaskan dari surat keputusan. Program Kampung KB
merupakan program yang bersifat lintas sektoral, maka diperlukan
koordinasi dan penajaman program serta kegiatan pembangunan yang
intensif antara semua instansi terkait
4. Karakteristik agen pelaksana ditemukan bahwa adanya pola hubungan
yang di bangun dalam program kampung KB di Kelurahan Tanjungpinang
Barat. Pola hubungan antar instansi yaitu antara BKKBN kemudian pihak
Kelurahan, Dinas Kesehatan dan masyarakat semua saling bersinergi,
kurangnya informasi mengenai Program KB tersebut
5. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi ditemukan bahwa masyarakat di
Kelurahan Tanjungpinang Barat khususnya di RW 04 sudah ikut
mendukung adanya program KB di wilayah mereka, hal ini dibuktikan
bersedianya masyarakat ikut menjadi kader posyandu. Kemudian bersedia
mendukung dengan membantu baik pendanaan kemudian makanan pada
saat posyandu berlangsung. Sejauh ini pihak kelurahan dan kader juga
masyarakat sudah merespon dengan baik program ini.
6. Disposisi implementor ditemukan bahwa pemahaman mengenai isi
kebijakan kampung KB di masyarakat sendiri masih kurang. Ini
ditunjukkan dengan tidak tahunya sebagian masyarakat mengenai isi dari
program kampung KB ini. Hal ini disebabkan oleh minimnya sosialisasi
dari pemerintah mengenai isi dari program kampung KB dan belum
terlaksananya sebagian program kampung KB.
12
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Implementasi Program Kampung Keluarga
Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan
Tanjungpinang Barat) sudah baik Perlu adanya pendanaan khusus dari
pemerintah daerah dalam program kampung KB ini agar kegiatannya dapat
berjalan dengan baik. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan bagi kader, para
pelaksana, maupun masyarakat tentang program kampung KB ini
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU :
Abdulsyani, 2002.Sosiologi Skematika,Teori, Dan Terapan. Jakarta: PT Bumi.
Aksara.
Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan.
Pancur Siwah.
Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabetha
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
BPS/Badan Pusat Statistik dan Depsos/Departemen Sosial. 2002. Penduduk Fakir
Miskin Indonesia. Jakarta: BPS
Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Analiysis. Gava Media:
Yogyakarta.
13
Hariyoso, S. 2002. Pembangunan. Birokrasi dan Kebijakan Publik. Bandung:
Peradaban.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.
Mustopadidjaya. 2002. Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,.
Implementasi dan Evaluasi Kinerja, Jakarta:LAN.
Nugroho, Riant D. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
Purwanto, Irwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi
Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Gava Media,
Yokyakarta.
Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik.
Yogyakarta : Pustaka Pelaja
Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung. :
Refika Aditama.
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah.
Jakarta : Citra Utama
Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Konsep, Aplikasi &. Implementasinya Dalam
Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandar. Maju
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku
Kita.
Perundang-Undangan :