14
1 IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA OLEH PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG (Studi Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat) Emaretta Denamari 1 ; Afrizal, 2 ; Nazaki 3 Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat Pemerintah Kota Tanjungpinang menjalankan program kampung keluarga Berencana, salah satunya di daerah Tanjungpinang Barat. Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau menetapkan Tanjungpinang Barat sebagai salah satu kampung KB. Pelayanan Kampung KB juga akan terintegrasi dengan sektor lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. Namun fenomena yang terjadi adalah program ini belum berjalan sesuai dengan harapan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat kampung KB, kemudian kurangnya sumber daya manusia yang menjalankannya. Kemudian hambatannya adalah Pemerintah daerah setempat tidak bisa mempersatukan dinas-dinas terkait lain, misal dinas kependudukan dan dinas kesehatan Tujuan penelitian ini mengetahui Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat). Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah Implementasi Program Kampung Keluarga Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat) sudah baik. Kelurahan Tanjungpinang Barat sendiri sesuai dengan keputusan Lurah Tanjungpinang Barat Nomor 39 Tahun 2017 tentang penetapan kepengurusan pengelola kampung KB, namun untuk para kader kemudian pengurus perlu adanya informasi seperti pelatihan dan sosialisasi secara khusus dalam program kampung KB ini, para pelaksana dianggap perlu menguasai petunjuk teknis yang ada, Dalam pelaksanaan implementasi, Juknis Kampung KB juga sangat diperlukan, karena dengan adanya standar, yakni Juklak (Petunjuk Pelaksanaan), diharapkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam program kampung maka dari itu pelatihan dilakukan harus berkesinambungan dan merata Kata Kunci : Implementasi, Keluarga Berencana

IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA …repository.umrah.ac.id/1988/1/EMARETTA DENAMARI-110565201174-FISIP-2018.pdfkemudian pengurus perlu adanya informasi seperti pelatihan dan sosialisasi

Embed Size (px)

Citation preview

1

IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA

OLEH PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

(Studi Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat)

Emaretta Denamari1; Afrizal,

2; Nazaki

3

Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat Pemerintah

Kota Tanjungpinang menjalankan program kampung keluarga Berencana, salah

satunya di daerah Tanjungpinang Barat. Pemerintah Kota Tanjungpinang,

Kepulauan Riau menetapkan Tanjungpinang Barat sebagai salah satu kampung

KB. Pelayanan Kampung KB juga akan terintegrasi dengan sektor lainnya, seperti

pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. Namun fenomena yang terjadi

adalah program ini belum berjalan sesuai dengan harapan, banyak masyarakat

yang tidak mengetahui manfaat kampung KB, kemudian kurangnya sumber daya

manusia yang menjalankannya. Kemudian hambatannya adalah Pemerintah

daerah setempat tidak bisa mempersatukan dinas-dinas terkait lain, misal dinas

kependudukan dan dinas kesehatan

Tujuan penelitian ini mengetahui Implementasi Program Kampung

Keluarga Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan

Tanjungpinang Barat). Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

Deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian adalah Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan

Tanjungpinang Barat) sudah baik. Kelurahan Tanjungpinang Barat sendiri sesuai

dengan keputusan Lurah Tanjungpinang Barat Nomor 39 Tahun 2017 tentang

penetapan kepengurusan pengelola kampung KB, namun untuk para kader

kemudian pengurus perlu adanya informasi seperti pelatihan dan sosialisasi secara

khusus dalam program kampung KB ini, para pelaksana dianggap perlu

menguasai petunjuk teknis yang ada, Dalam pelaksanaan implementasi, Juknis

Kampung KB juga sangat diperlukan, karena dengan adanya standar, yakni Juklak

(Petunjuk Pelaksanaan), diharapkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam program

kampung maka dari itu pelatihan dilakukan harus berkesinambungan dan merata

Kata Kunci : Implementasi, Keluarga Berencana

2

PENDAHULUAN

Jumlah penduduk Indonesia saat ini melaju dengan cepat dan

mengakibatkan angka pengangguran dan kemiskinan semakin tinggi. Indonesia

saat ini tengah menghadapi suatu persoalan yang rumit yakni masalah kemiskinan.

Kemiskinan adalah salah satu dampak sosial pembangunan karena pembangunan

dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antar penduduk. (Martono,

2011:163). Pertumbuhan pendudukan yang tidak terkendali menjadi salah satu

kendala dalam pembangunan di beberapa sektor. Jika tidak ditangani, maka

berakibat meningkatnya kemiskinan serta kesehatan masyarakat juga akan

menurun, sehingga daya saing dari bangsa semakin rendah. Dari permasalahan

penduduk tersebut maka perlu adanya suatu kebijakan program pengendalian

penduduk

Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan kepada Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk tidak

memfokuskan hanya pada masalah Pengendalian Penduduk saja namun masalah

Pembangunan Keluarga juga harus mendapatkan perhatian. Karena itu, dalam

rangka penguatan program KKBPKtahun 2015-2019, BKKBNdiharapkan dapat

menyusun suatu kegiatan yang dapat memperkuat upaya pencapaian target atau

sasaran yang secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada

masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka untuk menjawab tantangan tersebut

digagaslah programKampung KB.

3

Melalui wadah Kampung KB ini nantinya diharapkan pelaksanaan

program KKBPK dan program-program pembangunan lainnya dapat berjalan

secara terpadu dan bersamaan.Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang dalam

Agenda Prioritas Pembangunan terutama agenda prioritas ke 3 yaitu “ Memulai

pembangunan dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan". Oleh karena itu cukup beralasan apabila

pembangunan kependudukan dimulai dari wilayah-wilayah pinggiran yaitu

kampung, karena kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa, dan apabila

pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desapun akan maju, apabila

seluruh desa maju maka sudah barang tentu negarapun akan menjadi maju

Kota Tanjungpinang saat ini merupakan salah satu kota yang mengalami

perkembangan jumlah penduduk yang pesat. jumlah penduduk Kota

Tanjungpinang dari tahun 2014 hingga Maret 2017 tercatat sebanyak 260.519

jiwa. Jumlah penduduk pada laporan periode Maret 2017, laki – laki sebanyak

132.656 jiwa dan perempuan 127.873 jiwa dengan jumlah total sebanyak 260.519

jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk di masing – masing kecamatan yakni :

1. Kecamatan Tanjungpinang Barat sebanyak 61.431 jiwa.

2. Kecamatan Tanjungpinang Timur sebanyak 104.981 jiwa.

3. Kecamatan Tanjungpinang Kota sebanyak 24.866 jiwa.

4. Kecamatan Bukit Bestari sebanyak 69.251 jiwa. (sumber: Disdukcapil Kota

Tanjungpinang, 2017)

4

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat Pemerintah Kota

Tanjungpinang menjalankan program kampung keluarga Berencana, salah satunya

di daerah Tanjungpinang Barat. Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau

menetapkan Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Dompak, Kampung

Bugis, Kampung Bulang, dan Tanjungpinang Barat. Pelayanan Kampung KB juga

akan terintegrasi dengan sektor lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial

kemasyarakatan.

Program tersebut sangat penting untuk menekan pertumbuhan penduduk,

sekaligus memberdayakan potensi masyarakat agar berperan dalam pembangunan.

Program ini tidak akan bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan

pengurus RT dan RW. Semua pihak yang terlibat dalam program ini harus

memiliki komitmen, bersinergi sehingga Kampung KB bukan sekadar acara

seremonial belaka yang kemudian ditinggalkan.

Namun fenomena yang terjadi adalah program ini belum berjalan sesuai

dengan harapan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat kampung

KB, kemudian kurangnya sumber daya manusia yang menjalankannya. Kemudian

hambatannya adalah Pemerintah daerah setempat tidak bisa mempersatukan

dinas-dinas terkait lain, misal dinas kependudukan dan dinas kesehatan. Padahal,

membangun Kampung KB harus bermitra baik dengan dinas lainnya. persoalan

anggaran juga menjadi kendala. BKKBN sedang mengupayakan kebutuhan

alokasi dana dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi, agar alokasi dana ikut mendukung program Kampung KB.

5

(Sumber: Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dalam

Liputan 6 Tanggal 18 Juni 2017)

BAHAN DAN METODE

A. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deksirptif

kualitatif

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Tanjungpinang Barat

c. Jenis Data

a. Data Primer

b. Data Sekunder

d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Wawancara

b. Observasi

HASIL

Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia

sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan

laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang

pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan

tidak berfaedah. Penduduk merupakan sumber daya atau aset suatu bangsa.

6

Penduduk yang produktif merupakan suatu potensi atau aset pembangunan.

Sedangkan penduduk yang non produktif merupakan suatu beban bagi

pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat mempengaruhi

perkembangan bangsa. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Apabila

laju pertumbuhan penduduk tinggi, maka dituntut kualitas hidup atau

kemakmuran semakin tinggi.

Salah satu untuk menekan angka pertumbuhan penduduk adalah melalui

program keluarga berencana, Program Kampung Keluarga Berencana (KB)

merupakan salah satu inovasi program pemerintah. Kehadiran Kampung KB

bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang

setara melalui program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga

(KKBPK). serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan keluarga

kecil berkualitas. Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia

dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan

Pencanangan Kampung KB ini merupakan langkah untuk menyuluhkan

kepada masyarakat agar dalam menerima pelayanan KB bisa lebih efisien dan

lebih cepat. Dalam masa pertumbuhannya, nantinya masyarakat bisa hidup lebih

berkualitas lagi. Salah satu wilayah di Kota Tanjungpinang yang menjalankan

Kampung KB adalah Kelurahan Tanjungpinang Barat.

Dalam rangka Integrasi Kampung Keluarga Berencana (KB), Kampung KB

merupakan miniatur suatu Program Pemerintah yang dilaksanakan secara utuh,

baik masalah Kependudukan, KB dan pembangunan keluarga yang disinergikan

dengan pembangunan lintas sektor yang lain, di Kelurahan Tanjungpinang Barat

7

sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, dalam pelaksanaannya diketahui bahwa

perlu adanya sosialisasi dan pengetahuan karena memang masih banyak pelaksana

yang diharapkan menjalankan program ini namun tidak memahami isi dari

kampung KB tersebut. Di Kelurahan Kampung Baru sendiri sudah pernah

dilakukan sosialisasi, berikut data observasi yang didapatkan :

Gambar I

Sosialisasi Kampung KB di Kelurahan Tanjungpinang Barat

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa untuk sosialisasi

sendiri sudah pernah dilakukan kepada masyarakat, kemudian kepada

para pelaksana yang terlibat dalam program ini, seperti yang ditunjukan

dalam gambar berikut :

8

Gambar II

Pemerintah beserta kader di Kelurahan Tanjungpinang Barat

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dilapangan diketahui bahwa

pemerintah sudah melakukan sosalisasi sehingga para pelaksana mengetahui

tentang kampung KB. Khususnya untuk pembinaan kader dan pengurus KB,

karena selama ini pelatihan minim di lakukan dan peserta juga di batasi hanya

ketua saja yang hadir. Karena peran kader KB yang sudah dibentuk untuk terus

menyosialisasikan program-program BKKBN ini tidak terputus, dalam

memahami kampung KB, ada pelatihannya ada sertifikatnya juga ini sudah

berjalan satu tahun, peresmian kampung KB RW 04 tanggal 25 September 2017

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan hasil observasi

diketahui bahwa untuk para kader kemudian pengurus perlu adanya informasi

seperti pelatihan dan sosialisasi secara khusus dalam program kampung KB ini,

para pelaksana dianggap perlu menguasai petunjuk teknis yang ada, Dalam

pelaksanaan implementasi, Juknis Kampung KB juga sangat diperlukan, karena

dengan adanya standar, yakni Juklak (Petunjuk Pelaksanaan), diharapkan

kegiatan-kegiatan yang ada di dalam program kampung maka dari itu pelatihan

9

dilakukan harus berkesinambungan dan merata. Pelaksana merupakan seluruh

orang yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung KB ini, diantaranaya

yakni masyarakat dan kader dan pengurus yang ada di Kelurahan Tanjungpinang

Barat. Pengetahuan serta pemahaman tujuan kebijakan masyarakat Kelurahan

Tanjungpinang Barat terbilang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan h

masyarakat, terutama kader dari program tersebut dapat menjawab saat

ditanyakan mengenai tujuan kampung KB ini. Sedangkan pengetahuan serta

pemahaman mengenai isi kebijakan kampung KB di masyarakat sendiri masih

kurang. Ini ditunjukkan dengan tidak tahunya sebagian masyarakat mengenai isi

dari program kampung KB ini. Hal ini disebabkan oleh minimnya sosialisasi dari

pemerintah mengenai isi dari program kampung KB dan belum terlaksananya

sebagian program kampung KB.

PEMBAHASAN

Kampung KB akses pendidikannya rendah maka pemerintah harus terjun

langsung, begitu juga jika penduduknya sering terserang penyakit maka dinas

kesehatan ikut bertanggung jawab, program Kampung KB dengan sasaran daerah

tertinggal, daerah pinggiran, dan daerah dengan akses pendidikan dan kesehatan

rendah, maka diharapkan dalam waktu tiga hingga lima tahun bisa sejajar dengan

kampung/daerah yang lain, program Kampung KB diharapkan dapat menjadi

salah satu cara untuk pengendalian penduduk, program Kampung KB sangat

lengkap mulai aspek KB, pembangunan keluarga (meningkatkan kualitas, dan

membangun karakter bangsa. Para kader Kampung KB, akan mendapatkan

10

pemahaman yang sama mengenai program lintas sektoral yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup di daerah tersebut.

1. Standar dan sasaran kebijakan ditemukan bahwa Kelurahan

Tanjungpinang Barat sendiri sesuai dengan keputusan Lurah

Tanjungpinang Barat Nomor 39 Tahun 2017 tentang penetapan

kepengurusan pengelola kampung KB, kelurahan Tanjungpinang Barat

resmi menjalankan program Kampung KB. Kelurahan Tanjungpinang

Barat tepatnya di RW 04 sudah menjalankan program Kampung KB,

pemilihan RW 04 sudah sesuai dengan standar dan sasaran dari program

KB tersebut. Kampung KB adalah suatu upaya yang merupakan gagasan

pemerintah yang memiliki makna sebagai pembangunan nasional yang

difokuskan untuk pengembangan yang berawal dari tingkat paling rendah

yaitu desa atau kampong

2. Sumberdaya ditemukan bahwa nama-nama tersebut dipilih atas

pertimbangan tertentu salah satunya adalah komitmen untuk menjadikan

wilayah RW 04 ini adalah Kampung KB yang bisa di contoh oleh daerah

lainnya, kemudian jika dilihat sarana juga sudah memadai namun untuk

pendanaan masih sangat minim, pemerintah daerah tidak menyiapkan dana

khusus untuk program ini begitu juga dengan pemerintah pusat, selama ini

dana diambil dari swakelola masyarakat.

3. Hubungan antar organisasi ditemukan bahwa adanya koordinasi antar

instansi. Pembagian tugas BKKBN dalam berkoordinasi dengan instansi

terkait lainnya berdasarkan arahan dan tupoksi masing-masing instansi

11

semua sudah dijelaskan dari surat keputusan. Program Kampung KB

merupakan program yang bersifat lintas sektoral, maka diperlukan

koordinasi dan penajaman program serta kegiatan pembangunan yang

intensif antara semua instansi terkait

4. Karakteristik agen pelaksana ditemukan bahwa adanya pola hubungan

yang di bangun dalam program kampung KB di Kelurahan Tanjungpinang

Barat. Pola hubungan antar instansi yaitu antara BKKBN kemudian pihak

Kelurahan, Dinas Kesehatan dan masyarakat semua saling bersinergi,

kurangnya informasi mengenai Program KB tersebut

5. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi ditemukan bahwa masyarakat di

Kelurahan Tanjungpinang Barat khususnya di RW 04 sudah ikut

mendukung adanya program KB di wilayah mereka, hal ini dibuktikan

bersedianya masyarakat ikut menjadi kader posyandu. Kemudian bersedia

mendukung dengan membantu baik pendanaan kemudian makanan pada

saat posyandu berlangsung. Sejauh ini pihak kelurahan dan kader juga

masyarakat sudah merespon dengan baik program ini.

6. Disposisi implementor ditemukan bahwa pemahaman mengenai isi

kebijakan kampung KB di masyarakat sendiri masih kurang. Ini

ditunjukkan dengan tidak tahunya sebagian masyarakat mengenai isi dari

program kampung KB ini. Hal ini disebabkan oleh minimnya sosialisasi

dari pemerintah mengenai isi dari program kampung KB dan belum

terlaksananya sebagian program kampung KB.

12

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Implementasi Program Kampung Keluarga

Berencana Oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang (Studi Pada Kelurahan

Tanjungpinang Barat) sudah baik Perlu adanya pendanaan khusus dari

pemerintah daerah dalam program kampung KB ini agar kegiatannya dapat

berjalan dengan baik. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan bagi kader, para

pelaksana, maupun masyarakat tentang program kampung KB ini

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Abdulsyani, 2002.Sosiologi Skematika,Teori, Dan Terapan. Jakarta: PT Bumi.

Aksara.

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan.

Pancur Siwah.

Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana

Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabetha

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

BPS/Badan Pusat Statistik dan Depsos/Departemen Sosial. 2002. Penduduk Fakir

Miskin Indonesia. Jakarta: BPS

Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Analiysis. Gava Media:

Yogyakarta.

13

Hariyoso, S. 2002. Pembangunan. Birokrasi dan Kebijakan Publik. Bandung:

Peradaban.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya.

Mustopadidjaya. 2002. Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,.

Implementasi dan Evaluasi Kinerja, Jakarta:LAN.

Nugroho, Riant D. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.

Purwanto, Irwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. Implementasi

Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Gava Media,

Yokyakarta.

Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik.

Yogyakarta : Pustaka Pelaja

Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung. :

Refika Aditama.

Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah.

Jakarta : Citra Utama

Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Konsep, Aplikasi &. Implementasinya Dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Mandar. Maju

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku

Kita.

Perundang-Undangan :

14

Undang-Undang 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga

Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi

Keluarga