Upload
ghrenaamadeamariniyaastasari
View
131
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Infeksi Oportunistik HIV
Citation preview
Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik adalah
infeksi yang t imbul akibat penurunan kekebalan tubuh
Infeksi ini dapat timbul karena mikroba (bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh
Alasan IO menjadi alasan morbiditas dan mortalitas pada pasien HIV/AIDS
1. Banyak pasien yang tidak sadar terhadap infeksi HIVnya dan mencari perawatan medis berdasarkan IO yang mereka derita.
2. Pasien pasien tertentu sadar terhadap infeksi HIVnya, namun tidak mengkonsumsi ART karena faktor psikososial atau ekonomi
3. Beberapa pasien diresepkan ART, namun gagal mencapai respon virologi dan imunologi yang tidak adekuat karena faktor faktor terkait kepatuhan, farmakokinetik, atau faktor biologis yang tidak dijelaskan
Meskipun angka rawatan dan kematian telah menurun semenjak adanya ART, IO tetap menjadi penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas pasien yang terinfeksi HIV
Pola Infeksi Oportunistik
IndonesiaPenyakit Frekuensi
Kandidiasis oral 80,8%
Tuberkulosis paru 40,1%
CMV 28,8%
Ensefalitis toksoplasma 17,3%
PCP 13,4%
Herpes simpleks 9,6%
MAC 4,0%
Kriptosporodiosis 2,0%
Histoplasmosis paru 2,0%
Medan (2005)
Penyakit Frekuensi
Kandidiasis oral 72,7%
Pneumonia 45,4%
Tuberkulosis paru 27,3%
Ensefalitis Toksoplasma
9,6%
Jumlah CD4 Patogen Manifestasi
200-500 S. pneumoniae, H.Influinzae Community Acquired Pneumoniae
M. Tuberculosis TB paru
C. Albicans Sariawan, candidasis vagina
HSV 1 dan 2 Herpes orolabial, genital, perirectal
Virus Varicella-zooster Ruam pada saraf
Virus Epstein-Barr Oral hairy leukoplakia
Human Hervesvirus B Sarkoma kaposi
100-200 P. carinii Pneumonia
C. parvum Diare kronik
50-100 T. gondii Ensefalitis
C. albocans Ensefalitis
C. neoformans Meningitis
H. capsulatum Penyakit diseminata
Microsporidia Diare kronis
M. tuberculosis TB ekstrapulmoner
HSV 1 dan 2 HSV diseminata
Virus Varicella-Zooster VZV diseminata
Virus Epstein-Barr Limfoma primer SSP
<50 M. Avium complex MAC diseminata
Cytomegalovirus Retinitis, diare, ensefalitis
Klasifikasi Stadium HIV
Stadium Klinis 1
Asimptomatik
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
Berat badan menurun <10% dari BB semula
Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis)
Herpes zoster
Cheilitis angularis
Ulkus oral yang berulang
Papular pruritic eruption
Dermatitis seboroika
Infeksi jamur kuku
Stadium Klinis 3 Berat badan menurun >10% dari BB semula Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan > 37,5oC) > 1 bulan Kandidiasis Oral persisten (thrush) Oral Hairy Leukoplakia TB paru Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang
atau sendi, meningitis atau bakteremia) Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x10 9/L) dan/atau trombositopeni
kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya
HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
Pneumonia Pneumocystis (PCP) Pneumonia bakteri berat yg berulang Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal
> 1 bulan atau viseral) Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru) TB ekstra paru Sarkoma Kaposi Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain) Toksoplasmosis SSP Ensefalopati HIV Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
Stadium Klinis 4
Berdasarkan hasil pemeriksaan CD4
Fase 1 Infeksi HIV primer (infeksi HIV akut)
Fase II Penurunan imunitas dini (sel CD4>500/ul)
Fase III Penurunan imunitas sedang (sel CD4 500-200/ul)
Fase IV Penurunan imunitas berat (sel CD4<200/ul)
Kriteria Diagnosis Presumtif untuk Indikator AIDS
a. Kandidasis esofagus (nyeri retrosternal saat menelan)
b. Retinitis CMV
c. Mikobakteriosis
d. Sarkoma Kaposi
e. PCP
f. Ensefalitis toksoplamosis
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
Apabila:
1. Jumlah CD4<200/ul darah atau
2. Limfosit <14%
Berdasarkan Center for Disease Controls and Prevention (CDC)
Patogenesis
Pemeriksaan
Infeksi HIV TB paru
ANAMNESIS
• Batuk tidak sembuh 2 bulan• Demam naik-turun kurang lebih 1 bulan• Myalgia dan artralgia• Cepat lelah • Benjolan di leher• Pergaulan bebas dan sering berganti
pacar
VCT !!
• Demam subfebris kurang lebih 2 minggu tanpa sebab
• Keringat malam• Batuk produktif >3 minggu, dapat disertai
darah• BB turun tanpa sebab jelas• Tidak ada nafsu makan, anoreksi• Malaise, lesu• Diare persisten tidak sembuh dengan
pengobatan• Sesak nafas, terdengar mengi• Nyeri dada• Lingkungan tempat tinggal sempit, sanitasi
buruk dan tidak mendapat cukup sinar matahari
PEM.FISIK
• Retraksi m. Interkostalis• Paru yang sakit teringgal• Fremitus suara tidak simetris• Perkusi redup di apex paru, pekak di basal
paru• Suara nafas vesikobronkial, ronki basah,
amforik
Gejala Major dan Minor(menurut Komisi Penanggulangan Aids)
Major
• BB turun >10% dalam 1 bulan
• Diare kronis >1 bulan• Demam
berkepanjangan >1 bulan
• penurunan kesadaran dan gangguan neuroloogis
• Demensia/ ensefalopati
Minor•Batuk menetap >1 bulan•Dermatitis generalisata•Herpes zoster•Herpes simplek kronis progresif•Limfadenopati generalisata•Infeksi berulang pada alat genital•Retinitis virus sitomegalo
2 major dan 1 minor HIV
Strategi WHOuntuk diagnosis infeksi HIV
I. Menggunakan 1 jenis pemeriksaan yang sensitifitasnya tinggi. Bahan yang reaktif dinilai (+). Hasil tidak boleh digunakan untuk menegakkan diagnosis HIV akibat tranfusi/transplantasi.
II. Menggunakan 2 jenis pemeriksaan.
- pem. 1 = tidak reaktif (-) HIV
- pem. 1 dan 2 = reaktif (+) HIV
- pem. 1 = tidak reaktif, & pem. 2 = reaktif periksa ulang.
Bila hasil tetap sama intermediate
III. Menggunakan 3 jenis pemeriksaan.
- pem. 1 = tidak reaktif (-) HIV
- Pem. 1,2, dan 3 = reaktif (+) HIV
- pem. 1 = reaktif, pem. 2 = reaktif, dan pem. 3 = tidak reaktif intermediate
- pem. 1 = reaktif, pem. 2 = tidak reaktif, dan pem. 3 = reaktif intermediate
Enzyme Immuno Assay (EIA)
Mempunyai sensitifitas yang tinggi. Mendeteksi antibodi terhadap protein virus HIV.
Bahan: darah, cairan rongga mulut, dan urin.
Bila nilai sampel < nilai cutoff yng didapat non reaktif. Bila nilai sampel > nilai cutoff uji ulang dengan sampel baru.
Iap hasil pemeriksaan EIA harus di konfirmasi dengan pemeriksaan western blot (WB).
Western Blot Menilai reaksi antara antibodi anti HIV dengan antigen
HIV
Protein dari HIV didenaturasi dan selnjutnya dipisahkan dengan metode elektroforess, lalu dilakukan visualisasi hingga terlihat seperti bentuk pita.
Pita minimal terdapat dua dari antigen: Gag, p24, env, gp41, gp 120. Bila tidak ditemukan (-)
Rapid Test Mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2 secara kualitatif
Mudah dilakukan, mudah dibaca, dan cepat (<30 menit)
Polymerase Chain Reaction
untuk mendeteksi asam nukleat virus
biasanya dilakukan pada bayi yang berusia <18 bulan.
Dengan pengukuran HIV RNA di dalam darah, dapat dinilai besarnya replikasi virus. Tiap virus HIV membawa dua copy RNA.
Gambaran Infeksi HIV Dini & Lanjut
INFEKSI DINICD 4 > 200
INFEKSI LANJUTCD 4 < 200
Gambaran Klinis Post Primer Primer
Sputum BTA Sering (+) Sering (-)
TB Ekstra Paru jarang Banyak
Mikobakteriemia (-) (+)
Tuberkulin (+) (-)
Foto Thoraks Reaktivasi TB, kavitas di apeks
Tipikal primer TB milier / interstisial
Adenopati hilus / Mediastinum
(-) (+)
Efusi Pleura (-) (+)
Pemeriksaan BTA
Mikroskopis & kultur
Penekanan imunitas meningkat → hasil menurun
Banyak ditemukan pada BAL
TBLB → granuloma
TB extra paru : feses urine darah sumsum tulang
Gambaran Radiologik
Pada awal → lokasi apeks lobus atas bawah, kavitas
Gambaran atipik (lanjut) :
- Infiltrat di lobus bawah
- Milier / Infiltrat difus
- Adenopati hilus / mediastinum
- Kavitas : jarang
Kadang2 foto thoraks normal → ada TB ekstra paru
Jarang : Kavitas/jaringan parut → disebabkan sel T menurun
Sering infiltrat milier & Limfadenopati
Uji Tuberkulin
Fase awal (+) Fase lanjut (-)
Induksi > 10 mm pada 71 % kasus TB yang terjadi 2 tahun sebelum AIDS & menjadi 33 % setelah AIDS
Hasil (-) tidak menyingkirkan TB
Di Haiti : Tuberkulosis (-) 18 % (HIV - )
43 % (HIV +)
100 % (AIDS)
Penatalaksanaan
Memulai terapi ARV pada Keadaan IO yang aktif
Jangan memulai terapi ARV bila masih terdapat IO yang aktif, kecuali :
MAC
Kandidosis
Kriptosporidiosis
Tatalaksana IO Sebelum Memulai ART
PCP
Terapi PCP
ARV segera setelah terapi PCP lengkap
Infeksi jamur invasif
Kandidasis esofageal
Terapi kandidasis esofageal setelah bisa makan ARV
Meningitis kriptokokal, penisilinosis, histoplasmosis
mulai terapi ARV setelah terapi lengkap
Pneumoni bakterial
Mulai terapi ARV setelah terapi lengkap
Memulai ART pada Keadaan IO aktif
Malaria
Mulai terapi ARV setelah terapi malaria selesai
Diare akut
mulai terapi malaria setelah diare mereda atau terkendali
Anemia tidak berat (Hb>8g/dl)
Mulai terapi ARV bila tidak ada penyebab lain dari anemia. Hindari AZT
Kelainan kulit
Mulai terapi ARV (ARV dapat meredakan penyakit)
Diduga MAC, Kripsporidiosis, dan Mikrosporidiosis
Mulai terapi ARV (ARV dapat meredakan penyakit)
Infeksi MCV
Obati bila tersedia obatnya, bila tidak mulai terapi ARV
Herpes Zooster
Asiklovir 5x800mg selama 7 hari diberikan dalam 72 jam sejak timbulnya lesi. Famsiklovir dan valasiklovir sebagai alternatif
Onikomikosis (Infeksi jamur kuku)
Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu
Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
Kandidasis oral
Tablet Nistatin 100.000IU, dihisap setiap 4 jam selama 7 hari
Suspensi nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7 hari
Kasus berat flukonazole 150-200mg/hari selama 14 hari
Kandidasis Esofagus
Flukonazole 200mg/hari selama 14 hari atau
Itrakonazole 400mg/hari selama14 hari atau
Ketoconazole 200mg/hari selama14 hari
Managemen dan terapi Pneumonia Bakteri
Cefotaxime 2 gm IV tiap 6 jam Ceftriaxone 2 gm/hari IV Amoxicillin 750 mg (oral) 3 x sehari Fluoroquinolones:
- Levofloxacin 500 mg po/IV 1 x sehari;- Gatifloxacin 400 mg po/IV 1 x sehari;- Moxifloxacin 400 mg po/hari
Jika Streptokokus tidak resisten terhadap penisilin, berikan 4 - 6 juta U Penisilin Prokain G dalam 2 - 4 x suntikan IM
Pilihan lain: Makrolid, Vancomycin
Catatan:Amoksisilin adalah obat yang paling sering dipergunakan di negara dgn sumber daya terbatas
Managemen dan Terapi PCP Kotrimoksasol (TMP 15mg+SMX 75mg/kg/hari ) dibagi dalam
4 dosis atau
Kotrimosasol 480mg, 2 tab.4 x sehari untuk BB< 40kg selama 21 hari
Kotrimoksasol 480mg 3 tab. 4x sehati untuk BB> 40kg selama 21 hari
Terapi Alternatif
:Klindamicin 600mg IV atau 450mg oral 3x/hari +primaquin 15mg oral sekali sehari selama 21 hari bila pasien alergi terhadap sulfa
Untuk pasien yang parah dianjurkan pemberian prednisolon 40mg 2x sehari dengan penurunan dosis secara bertahap selama 7 -10 hari tergantung respon terhadap terapi
Managemen dan Terapi Mycobacterium Avium Complex (MAC) Azitromisin 1x500mg atau
Klaritromisin 2x500mg + etambutol 15mg/kg/hr
Bila infeksi berat dapat ditambah obat ketiga Levofloxacin 1x500mg atau
ciprofloxacin 2x500mg
Keadaan akan membaik dengan terapi ARV
Rumatan
Klaritromisin 2x500mg atau
Azitromisin 1x500mg +etambutol 15mg/kg/hr
Profilaksis Kotrimoksasol
Efektif untuk mencegah:
- PCP
- Toksoplasmosis
- Salmonela non-typhoid
- Pneumococcus spp
- Isospora belli
- Cyclospora
- Nocardia
- Plasmodim falciparum
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Status klinis Tidak ada CD4 Ada CD4
Hanya TB paru (tidak ada tanda lain Stad 3 atau 4)
OAT diberikan sampai selesai, baru dilanjutkan dengan ART
Jika CD4 > 350:Mulai dan selesaikan OAT, lalu mulai ART kecuali jika timbul tanda2 Stad 4 non-TB (mulai lebih dini, tergantung penilaian klinis)Jika CD4 200-350:Mulai OAT. Mulai ART setelah fase intensif (mulai lebih cepat jika toleransi baik)Jika CD4 < 200Mulai OAT. Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan)
TB paru disertai tanda2 Stad 3 atau 4 lainnya
Mulai OATWaktu pemberian ART tergantung penilaian klinis yg berkaitan dgn tanda2 lain imuno defisiensi
TB ekstra paru Mulai terapi TBMulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan) tanpa melihat jumlah CD4
KEADAAN PENYAKIT REKOMENDASI
TB paru CD 4 < 50/mm3TB eksta paru
Mulai terapi ARV dengan salah satu rejimen segera setelah terapi OAT ditoleransi• ZDV / 3TC / ABC• ZDV / 3TC / EFZ• ZDV / 3TC / SQV / r• ZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD 4 50 – 200/mm3atau Limfosit total < 1200/mm3
Mulai terapi ARV dengan salah satu rejimen berikut setelah terapi OAT 2 bulan • ZDC / 3TC / ABC• ZDV / 3TC / EFZ•ZDV / 3TC / SQV / r• ZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD4 > 200/mm3atau Limfosit > 1200/mm3
Terapi OAT pantau CD 4 mulai terapi sesuai CD 4
PROFILAKSIS INH 5 mg/kh BB/hati → max 300 mg 6-
9 bulan
Belum menjadi kebijaksanaan
Aspek Medikolegal HIV
Kaidah Etik Kedokteran Indonesia dengan Masalah Pencegahan AIDS
Sesuai dengan KODEKI, seorang dokter hendaklah berusaha untuk menjadi pendidik masyarakat yang seharusnya, yaitu dengan memberikan informasi kepasa masyarakat dan kelompok resiko tinggi dan tentang bagaimana pola penyebaran virus AIDS dan langkah langkah pencegahannya
Belum adanya obat atau vaksin yang efektif untuk menanggulangi HIV pencegahan dengan penyuluhan
Harus mengetahui secara pasti penyebaran HIV
Kaidah Etik Kedokteran dengan Masalah Pengobatan HIV/AIDS Seorang tenaga kesehatan tidak boleh menolak pasien yang sero +
Pasien tidak boleh didiskriminasikan atas dasar ketakutan
Seorang tenaga kesehatan diharapkan terlibat untuk menyediakan pelayanan medis yang baik dan bertanggung jawab dan menghormati hak hak psien sebagai makhluk insani
Seorang tenaga kesehatan yang tidak menyediakan pelayanan medis harus merujuk kepada tenaga yang lebih ahli atau ke tempat yang memiliki fasilitas lebih baik
Seorang tenaga kesehatan diharuskan menghormati hak pribadi dan kerahasiaan penderita AIDS dan orang orang yang mengidap HIV
Apabila tidak ada peraturan/ larangan untuk melaporkan orang orang yang menderita sero + ke lembaga kesehatan yang berwenang, sedangkan tenaga kesehatan tersebut mengetahui orang orang tersebut akan membahayakan masyarakat, tenaga kesehatan itu harus :
Menganjurkan penderita tersebut untuk menjaga diri supaya t idak membahayakan pihak ketiga
Kalau anjuran tersebut t idak dipatuhi, laporkan penderita tersebut ke pihak berwenang
Kalau pihak yang berwenang tidak memberikan tanggapan, laporkan penderita kepada masyarakat yang beresiko tertular
Tenaga kesehatan yang menemukan seseorang yang telah sero +, disarankan pada orang tersebut untuk tidak melibatkan diri pada aktivitas yang mempunyai resiko tinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS
Seorang tenaga medis yang menderita HIV/AIDS disarankan untuk tidak melibatkan diri pada aktivitas yang mempunyai resiko tinggi kepada pasiennya
AMA (American Medical Associat ion, 1987) disesuaikan dengan KODEKI
Aspek Hukum
Sehubungan dengan telah masuknya infeksi HIV dan penderita AIDS ke Indonesia, terbitlah Instruksi Menteri Kesehatan RI no.72/Menkes/II/1988 tentang kewajiban melaporkan penderita dengan gejala AIDS, ditetapkan pada tanggal 11 Februari 1988
Petunjuk pelaksanaannya diatur melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman No.286-1/PP0304
Isi intruksi menteri tersebut ditujukan kepada seluruh petugas kesehatan yang mengetahui dan atau menemukan seorang dengan gejala AIDS
Mereka wajib melaporkannya kepada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat dengan segera dan memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita. Laporan tentang tersangka penderita AIDS atau penderita dengan sero + harus dijaga kerahasiaanya dan tidak boleh dibaca oleh orang yang tidak berkepentingan
Prognosis AIDS
Saat ini AIDS belum dapat disembuhkan px hanya dapat bertahan hidup beberapa tahun.
ARV yang tepat memperlambat perkembangan HIV menjadi AIDS, yang juga dipengaruhi oleh adherence, behavior, dan seberapa cepat seseorang mendapatkan pengobatan.
Prognosis akan menjadi lebih buruk bila:
- CD4 <200- VL >100.000- Px usia >50th- Px penasun
NAPZA
Narkotika ada lah za t a tau oba t yang berasa l dar i tanaman ba ik s in te t i s maupun semis in te t i s yang dapa t menyebabkan penurunan a tau perubahan kesadaran , h i l angnya rasa , mengurang i sampa i mengh i langkan rasa nyer i dan dapa t men imbu lkan ke te rgan tungan,
Narkotika golongan I Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam ilmu pengobatan serta berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan
-Heroin (putaw)-Kokain-Ganja
Narkotika golongan II Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
-Morfin-Petidin
Narkotika golongan III Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
-Kodein
Undang-undang RI No.2 tahun 1997
Psikotropika ada lah za t a tau oba t , ba ik a lamiah maupun s in te t i s bukan narko t i ka , yang berkhas ia t ps i koak t i f me la lu i pengaruh se lek t i f pada susunan sara f pusa t yang menyebabkan perubahan khas pada ak t i f i t as menta l dan per i l aku
Psikotropika golongan I
Hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan
-Ekstasi (5-metoksi-3,4metilen-dioksiamfetamin)-Shabu-LSD (lysergic acid diethylamide)
Psikotropika golongan II
Berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan
-Amfetamin-Metilfenidat/Ritalin
Psikotropika golongan III
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan
-Pentobarbital-Flunitrazepam
Psikotropika golongan IV
Berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan
-Diazepam-Bromazepam-Fenobarbital-Klonazepam-KlodiazepoidNitrazepam seperti pil KB dan Dum
Undang-undang RI No.2 tahun 1997
Zat Adikt if ada lah bahan a tau za t yang berpengaruh ps ikoak t i f d i l ua r yang d i sebu t narko t i ka dan ps iko t rop ika
Minuman beralkohol
Minuman yang mengandung etil alkohol yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia
a. Kadar etanol 1-5% (bir)b. Kadar etanol 5-20%
(berbagai minuman anggur)
c. Kadar etanol 20-45% (whisky, Vodca, manson house, Johny Walker)
Inhalasi Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin
-Lem-Tiner-Penghapus cat kuku-Bensin
Tembakau Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas dimasyarakat
OPIAT atau Opium (candu)
Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi).
Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)
Menimbulkan semangat
Merasa waktu berjalan lambat.
Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
Morfin Merupakan zat aktif (narkotika)
yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena)
Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
Kebingungan (konfusi).
Berkeringat.
Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
Gelisah dan perubahan suasana hati.
Mulut kering dan warna muka berubah.
Heroin atau Putau Merupakan golongan narkotika semisintetis
yang dihasilkan atas pengolahan morfi n secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfi n itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap.
Denyut nadi melambat.
Tekanan darah menurun.
Otot-otot menjadi lemas/relaks.
Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
Ganja/ Kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa dan
kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
Mulut dan tenggorokan kering.
Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
Sulit mengingat sesuatu kejadian.
Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi.
Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek.
Gangguan kebiasaan tidur.
Sensitif dan gelisah.
Berkeringat.
Berfantasi.
Selera makan bertambah.
LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs Termasuk sebagai golongan halusinogen
(membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.
Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu.
Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Diafragma mata melebar dan demam.
Disorientasi.
Depresi.
Pusing
Panik dan rasa takut berlebihan.
Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.
Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
Kokain Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charl ie, srepet, sal ju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff . Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
Timbul masalah kulit.
Kejang-kejang, kesul itan bernafas.
Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
Merokok kokain merusak paru (emfi sema).
Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
Paranoid.
Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kul it (cocaine bugs).
Gangguan penglihatan (snow l ight).
Kebingungan (konfusi).
Bicara seperti menelan (slurred speech)
Amfetamin MFETAMINNama generik/ turunan amfetamin
adalah D-pseudo epinefr in yang pertama kal i dis intesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna put ih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (meti l d ioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy. Nama la in fantacy pi ls , inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat . Nama la innya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pi l d iminum. Dalam bentuk kr ista l dibakar dengan menggunakan kertas a lumunium fo i l dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai boto l kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kr ista l yang di larutkan dapat juga mela lui sunt ikan ke dalam pembuluh darah ( intravena).
Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
Suhu badan naik/demam.
Tidak bisa t idur.
Merasa sangat bergembira (eufor ia).
Menimbulkan hasutan (agitasi) .
Banyak bicara (ta lkat iveness).
Menjadi lebih berani/agresif.
Kehi langan nafsu makan.
Mulut ker ing dan merasa haus.
Berkeringat.
Tekanan darah meningkat .
Mual dan merasa sakit .
Sakit kepala, pusing, t remor/gemetar.
Timbul rasa let ih, takut dan depresi dalam beberapa har i .
Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kals ium
SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ
edatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal t idak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya aprazolam/Xanax/Alviz.
Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.
Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.
Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan misalnya seconal.
Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
Nampak bahagia dan santai.
Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
Jalan sempoyongan.
Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
Alkohol Merupakan suatu zat yang paling sering
disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput).
Pada umumnya alkohol :
Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
Merasa senang dan banyak tertawa.
Menimbulkan kebingungan.
Tidak mampu berjalan.
INHALANSIA atau SOLVEN A d a l a h u a p b a h a n y a n g m u d a h m e n g u a p y a n g
d i h i r u p . C o n t o h n y a a e r o s o l , a i c a a i b o n , i s i k o r e k a p i g a s , c a i r a n u n t u k d r y c l e a n i n g , t i n n e r , u a p b e n s i n . U m u m n y a d i g u n a k a n o l e h a n a k d i b a w a h u m u r a t a u g o l o n g a n k u r a n g m a m p u / a n a k j a l a n a n . P e n g g u n a a n m e n a h u n t o l u e n y a n g t e r d a p a t p a d a l e m d a p a t m e n i m b u l k a n k e r u s a k a n f u n g s i k e c e r d a s a n o t a k .
Pa d a m u l a n y a m e r a s a s e d i k i t t e r a n g s a n g .
D a p a t m e n g h i l a n g k a n p e n g e n d a l i a n d i r i a t a u f u n g s i h a m b a t a n .
B e r n a f a s m e n j a d i l a m b a t d a n s u l i t .
T i d a k m a m p u m e m b u a t k e p u t u s a n .
Te r l i h a t m a b u k d a n j a l a n s e m p o y o n g a n .
M u a l , b a t u k d a n b e r s i n - b e r s i n .
Ke h i l a n g a n n a f s u m a k a n .
H a l u s i n a s i .
P e r i l a k u m e n j a d i a g r e s i f / b e r a n i a t a u b a h k a n k e k e r a s a n .
B i s a t e r j a d i h e n t i j a n t u n g ( c a r d i a c a r r e s t ) .
P e m a k a i a n y a n g b e r l e b i h a n d a p a t m e n y e b a b k a n k e r u s a k a n s y a r a f o t a k m e n e t a p , k e l e t i h a n o t o t , g a n g g u a n i r a m a j a n t u n g , r a d a n g s e l a p u t m a t a , k e r u s a k a n h a t i d a n g i n j a l d a n g a n g g u a n p a d a d a r a h d a n s u m s u m t u l a n g . Te r j a d i k e m e r a h a n y a n g m e n e t a p d i s e k i t a r h i d u n g d a n t e n g g o r o k a n .
D a p a t t e r j a d i k e c e l a k a a n y a n g m e n y e b a b k a n k e m a t i a n d i a n t a r a n y a k a r e n a j a t u h , k e b a k a r , t e n g g e l a m y a n g u m u m n y a a k i b a t i n t o k s i k a s i / k e r a c u n a n d a n s e r i n g s e n d i r i a n . b a t i n t o k s i k a s i / k e r a c u n a n d a n s e r i n g s e n d i r i a