52
MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

Inventory

Embed Size (px)

DESCRIPTION

inventory

Citation preview

  • MANAJEMEN PERSEDIAANILHAM SUGIRIHAMZAH KARIM AMRULLAHARIE TINO YULISTYO

  • PENGERTIANPersediaan :- Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi

    Manajemen persediaan :Menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total yang minimal.

  • FUNGSI PERSEDIAANmemberikan pilihan barang dapat memenuhi permintaan pelanggan yang diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan. memisahkan beberapa tahap dari proses produksi. Contohnya, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuatif, persedian tambahan mungkin diperlukan agar bisa memisahkan proses produksi dari pemsok.Untuk mengambil keuntungan dari potong jumlah karena pembelian dalam jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barangUntuk menghindari inflasi dan kenaikan harga

  • Jenis-jenis Persediaan:

    Persediaan bahan mentahPersediaan barang dalam prosesPersediaan barang jadi/produk akhirPersediaan bahan-bahan pembantu/pelengkap/perbaikan/pemeliharaan

  • Sistem Kontrol PersediaanKlasifikasi ABCSistem Persediaan PeriodikSistem Persediaan Kontinyu

  • KLASIFIKASI ABC

    Memfokuskan kepada persediaan yang critical (bernilai tinggi) daripada yang trivial (bernilai rendah).Klasifikasi ABC membagi persediaan dalam 3 kelompok berdasarkan atas volume tahunan dalam jumlah uangKelas A: nilai volume rupiah yang tinggi, mewakili 70 - 80% dari nilai total volume rupiah, meskipun jumlahnya sedikit (sekitar 15% dr jumlah persediaan)Kelas B: Nilai volume rupiah yang menengah, mewakili sekitar 15% dari nilai persediaan, dan sekitar 30% dari jumlah persediaanKelas C: Nilai volume rupiahnya rendah, hanya mewakili sekitar 10% dari nilai, tetapi terdiri dari sekitar 55% dari jumlah persediaan.

  • CONTOH ANALISIS ABCSuatu perusahaan dalam proses produksinya menggunakan 10 item bahan baku. Kebutuhan persediaan selama satu tahun dan harga bahan baku per unit seperti dalam tabel berikut :

    ItemKebutuhan (unit/tahun)Harga (rupiah/unit)H 101800600H 1023.000100H 1036002.200H 104800550H 1051.0001.500H 1062.400250H 1071.8002.500H 1087801.500H 10978012.200H 1101.000200

  • Untuk membagi kesepuluh jenis persediaan tesebut dalam tiga kelas A, B, C dapat dilakukan sebagai berikut :

    ItemVolume tahunan (unit)Harga per unit(rupiah)Volume tahunan (ribu rp)Nilai kumulatif (ribu rp)Nilai kumulatif (persen)KelasH 10978012.2009.5169.51647,5AH 1071.8002.5004.50014.01670,0AH 1051.0001.5001.50015.51677,5BH 1036002.2001.32016.83684,1BH 1087801.5001.17018.00689,9BH 1062.40025060018.60692,9CH 10180060048019.08695,3CH 10480055044019.52697,5CH 1023.00010030019.82699,0CH - 1101.00020020020.026100,0C

  • Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa :

    Kelas A memiliki volume tahunan rupiah sebesar 70,0% dari total persediaan, yang terdiri dari 2 item (20%), yaitu item H-109 dan H-107.Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 19,9% dari total persediaan, yang terdiri dari item 3 (30%) persediaan.

    Kelas C memiliki nilai volume tahuna rupiah sebesar 10,1% dari total persediaan, yang terdiri dari 5 item (50%) persediaan

    Apabila digambarkan dalam bentuk diagram Pareto, dapat terlihat bagaimana besarnya proporsi kelas A dibandingkan kelas B dan C seperti dalam berikut :

  • Gambar : Grafik dari analisis ABC % Pemakaian 80 - A 70 - 60 - 50 - 40 - B 30 - 20 - C 10 - 0 | | | | | | | | | 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % dari keseluruhan persediaan

  • Sistem Persediaan PeriodikSistem persediaan ini dikenal juga dengan sistem waktu tetap.Persediaan dihitung pada interval waktu tertentu, misalnya tiap pekan atau pada akhir bulan.Kerugian sistem ini adalah kurangnya pengendalian langsung.Contoh yang sering dilakukan ada pada toko kelontong/warung tradisional dan rumahan. Perusahaan seperti Sosro dan Coca Cola Company melakukan sistem persediaan periodik pada warung-warung tradisional dan rumahan.

  • *Sistem Persediaan KontinyuSistem ini juga disebut sistem perpetual atau sistem kuantitas pesanan tetap.Pesanan dilakukan ketika persediaan berkurang sampai suatu tingkat yang telah ditentukan (reorder system).Contoh yang sering dilakukan adalah sistem checkout terkomputerisasi dengan laser scanner di supermarket.Dengan sistem ini, scanner akan membaca barcode produk di kemasan produk dan transaksi dicatat secara langsung dan tingkat persediaan diperbarui.

  • * TEKNIK MENGAWASI PERSEDIAAN JASA Ada kecenderungan anggapan bahwa perusahaan yang bergerak di sektor jasa tidak ada persediaan, kenyataannya tidak demikian. Contohnya seperti dalam bisnis ritel ataupun pedagang besar, persediaan menjadi hal yang amat penting. Dalam jasa makanan persediaan menjadikan keberhasilan atau kegagalan. Persediaan yang tidak terpakai nilainya menjadi hilang, sedang yang rusak, dicuri atau hilang sebelum dijual merupakan kerugian. Biasanya disebut sebagai penyusutan atau penyerobotan yang pada umumnya ditentukan dalam persentase. Pengaruh kerugian terhadap profitabilitas sangat substansial, konsekuensinya keakuratan dan pengendalian persediaan sangat penting. Dalam hal ini teknik yang diterapkan mencakup: a. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin yang baik, walaupun tidak mudah tetapi sangat penting . b. Pengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang. Penerapannya misalkan dengan pemakaian system barcode yang dapat dirancang secara komputerisasi. c. Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas. Bisa dilakukan dengan barcode maupun garis magnetic ataupun pengamatan langsung melalui kaca satu arah, video atau pengawasan oleh manusia.

  • MODEL PERSEDIAAN Dalam bagian ini akan dijelaskan model persediaan menurut permintaannya dan biaya yang terkait dengan persediaan.Permintaan Independen dan Dependen Model pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan suatu produk bersifat dependen atau independen terhadap permintaan produk lainnya. Misalnya permintaan televisi independen terhadap permintaan mesin cuci, akan tetapi permintaan televisi dependen terhadap kebutuhan produksi dari televisi. Bahasan kali ini hanya berfokus pada mengelola persediaan dengan permintaan independent.

  • BIAYA-BIAYA DALAM PERSEDIAAN

    Ket :D = Jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)S = pemesanan (rupiah/pesanan)Q = Jumlah pemesanan (unit/pesanan)

  • MODEL-MODEL PERSEDIAAN PERMINTAAN INDEPENDENT1. Economic Order Quantity (EOQ) 2.Quantity Discount Model (QDM) 3.Production Order Quantity (POQ) Model persediaan digunakan utk menentukan kapan pesanan suatu barang dilakukan dan berapa banyak barang yg dipesan.

  • ECONOMIC ORDER QUANTITY - EOQ(Jumlah Pesanan Ekonomis)Model EOQ adalah suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan.Mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi :Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam Kebutuhan/permintaan brg adalah konstan dan diketahuBiaya pemesanan dan biaya penyimpanan adalah konstan dan diketahuiBarang yang dipesan segera dapat tersedia dan tidak ada pesanan tertunda (diterima dalam satu batch)Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan (tidak ada potongan kuantitas)Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan

  • Pola PersediaanQtingkat persediaan

    Q/2rata2 persediaan

    Waktu

    dengan asumsi permintaan konstan pada setiap periode

  • ContohPT A merupakan suatu perusahaan yang memproduksi tas wanita. Perusahaan ini memerlukan suatu komponen material sebanyak 12.000 unit selama setahun. Biaya pemesanan komponen itu Rp 50.000 untuk setiap kali pesan dan tidak tergantung pada jumlah komponen yang dipesan. Biaya penyimpanan ( perunit/pertahun) sebesar 10% dari nilai persediaan. Harga komponen Rp 3.000 perunit.Berdasarkan data itu, manajer perusahaan dapat menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ) yang dapat memberikan biaya total persediaan terendah.

  • Dari perhitungan biaya persediaan dengan metode coba-coba tsb, dapat diketahui bahwa biaya total persediaan paling minimal adalah Rp.600.000,- Jika diperhatikan pada saat biaya minimal tersebut ternyata biaya pesan sama dengan biaya simpan (Rp.300.000). Dengan dasar perhitungan tsb, maka bisa dicari jumlah pembelian dengan biaya yang paling minimal.Perhitungan Biaya Persediaan

    FREKUENSI PESAN(X)JUMLAH PESANAN(UNIT)PERSEDIAANRATA-RATA(UNIT)BIAYA PEMESANAN(Rp)BIAYA PENYIMPANAN(Rp)BIAYA TOTAL(Rp)112 0006 00050 0001 800 0001 850 00026 0003 000100 000900 0001 000 00034 0002 000150 000600 000750 00043 0001 500200 000450 000650 00052 4001 200250 000360 000610 00062 0001 000300 000300 000600 00071 714857350 000257 000607 00081 500750400 000225 000625 000

  • Notasi yang digunakan: Q = Jumlah barang setiap pemesanan Q * = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ) D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun Model Persediaan EOQ: Pendekatan Matematis

  • Hubungan Biaya Pesan dan Biaya SimpanTotal biayaQEOQ0Bi. Simpan = H.Q/2Bi. Pesan = S. D/QTC = H.Q/2 + S. D/Q

  • Contoh :

    PT B sebuah perusahaan yang memasarkan jarum suntik steril ke berbagai rumah sakit, memiliki - Permintaan tahunan (D) = 1000 unit- Biaya pesanan / pesanan (S) = Rp 10 per pesanan-Biaya simpanan/unit/ tahun (H) = Rp 0,5 /unit/tahun

    Pertanyaan:Hitunglah kuantitas optimum (EOQ)Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahunBerapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaanBerapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut

  • Penyelesaian :a. EOQ (jumlah pemesanan optimal) :

    b. Jumlah (kali) pemesanan :

    c. Waktu antar pemesanan : d. Total Biaya (TC) :

    ====+=+========

  • EOQ dengan Safety StockJika perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan yang harus ada digudang (Safety Stock) maka jumlah barang yang ada di gudang:

    Dari contoh perhitungan EOQ adalah 200 unit, maka besarnya jumlah barang yang ada di gudang bila ditetapkan safety stock sebesar 25:= EOQ + Safety Stock = EOQ + Safety Stock = 200 + 25= 225 unit

  • Menentukan Besarnya Safety StockFaktor pengalamanFaktor dugaanBiayaKeterlambatanContoh :Penggunaan per hari 15 KgKeterlambatan pengiriman 10 HariMaka besarnya safety stock= 10 x 15 Kg= 150 Kg

  • WAKTU TENGGANG, PERSEDIAAN PENGAMANDAN TITIK PEMESANAN ULANGWaktu tenggang (lead time): Perbedaan waktu antara waktu pemesanan sampai saat barang tiba atau siap dipakai.Persediaan pengaman (safety/buffer/iron stock): Persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama menunggu barang datang. Berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan.Titik pemesanan ulang (reorder point): Titik dimana harus diadakan pemesanan kembali sedemikian rupa, sehingga kedatangan atau penerimaan bahan baku yang dipesan adalah tepat waktu, dimana persediaan di atas persediaan pengaman sama dengan nol.

  • Cara menetapkan titik pemesanan ulang: 1) Jumlah penggunaan selama waktu tenggang ditambah dengan persentase tertentu 2) Jumlah penggunaan selama waktu tenggang ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sbg persediaan pengamanDalam bentuk rumus: ROP = d x L + SS dimana: ROP = reorder point (waktu pemesanan ulang) d = tingkat kebutuhan per unit waktu SS = safety stock (persediaan pengaman) L = lead time (waktu tenggang)

  • Grafik pemakaian persediaan dari waktu ke waktu

  • Contoh: Diketahui kebutuhan bahan per minggu adalah 100 unit, berdasarkan pengalaman rata-rata waktu tenggang adalah 3 minggu, dan persediaan pengaman ditentukan sebesar 20% dari kebutuhan selama waktu tenggang. TENTUKAN ROP!

    ROP = d x L + SSROP = 100 x 3 + 20% (100 x 3) = 360 unit

    Artinya pemesanan kembali perlu dilaku-kan pada saat tingkat persediaan barang mencapai 360 unit.

  • QUANTITY DISCOUNT MODEL Quantity discount secara sederhana merupakan harga yang dikurangi karena sebuah barang dibeli dalam jumlah yang besar.Penentuan kuantitas suatu pesanan bahkan dengan diskon yang terbesar sekalipun mungkin tidak meminimalkan biaya persediaan totalMemang dengan bertambahnya diskon karena kuantitas biaya produk menjadi turun tetapi biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah pesanan yang lebih besar. Dalam menentukan pilihan mana yang paling tepat adalah mempertimbangkan biaya persediaan total yang paling kecil diantara alternatif yang ada. Biaya Persediaan total = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Produk = D/Q .S + QH/2 + PD Dimana : Q = Jumlah unit yang dipesan D = Permintaan tahunan dalam satuan S = Biaya Pemesanan per pesanan P = Harga per unit H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun

  • Contoh 3. Suatu perusahaan menghadapi tiga paket penawaran sebagai berikut:D = 5.000 unit S = Rp 49.000,- I = 20 %

    Pertanyaan: Di paket apakah sebaiknya perusahaan melakukan pembelianTahapan: 1). Untuk setiap paket , hitung nilai Q *, dengan menggunakan persamaan Q * = H = IP dalam arti I = persentase dari harga per unit. Maka perhitungannya: Paket A : Q* =

    Paket B : Q* = Paket C : Q* =

    Paket Jumlah pembelian Harga per unit A 0-999Rp. 5000B1.000 - 1.999Rp. 4.800C2.000 lebihRp. 4.750

  • 2). Jika jumlah pemesanan terlalu rendah maka harus disesuaikan jumlah pesanan ke atas yaitu ke jumlah terendah yang memungkinkan diperoleh potongan harga . Pada contoh ini Q * A = 700 Q* B = 1.000 (disesuaikan) Q*C = 2.000 (disesuaikan)

    3). Dengan menggunakan rumus biaya total persediaan, hitung biaya persediaan masing-masing paket, biasanya menggunakan tabel:4) Yang biaya total persediaan terendah adalah Q = 1.000 unit, sehingga paket B yang dipilih karena menghasilkan biaya paling optimal.

    PKTPQ(1) Biaya Pemesanan = D/Q.S(2) Biaya Penyimpanan = Q.I.P/2(3) Biaya Produk = P.DBiaya Total Persediaan= 1+2+3A5.000700350.000350.00025.000.00025.700.000B4.8001.000245.000480.00024.000.00024.725.000C4.7502.000122.500950.00023.750.00024.822.500

  • Production Order Quantity (POQ)Model ketika persediaan tidak diterima sekaligus tetapi berangsur-angsur dalam suatu periode (bertahap)Biasanya terjadi jika perusahaan berfungsi sebagai pemasok dan sekaligus sebagai pemakai.

  • QItIDiproduksi danDigunakan (p - d)HanyaDigunakan(d)Jika semuaLangsungditerimaPersediaanmaksimumWaktuPersediaan(unit)

  • Pendekatan Matematis

  • *Contoh PT C merupakan industri sepatu wanita yang sedang berkembang. Jumlah permintaan sepatu kantor sebesar 10.000 unit per tahun., atau rata2 40 unit/hari. Sol sepatu dibuat sendiri dari kulit dengan kecepatan produksi 60 unit / hari. Biaya set up untuk pembuatan sol sepatu sebesar Rp 36.000, sedangkan biaya penyimpanan diperkirakan sebesar Rp 6.000 per unit/tahun.Hitunglah :A. Pesanan optimal B. Persediaan maksimumC. Biaya total pertahunD. Lama produksi berjalan

  • SolusiBerdasarkan data di atas dapat diketahui :D= 10.000 unit/tahund= 40 unit / harip= 60 unit / hariS= Rp 36.000H= Rp 6.000 per unit / tahunJumlah pesanan optimal

    == 600 unit

  • Persediaan maksimum :

    Biaya total pertahun :

    Lama produksi : Q* / p = 600 / 60 = 10 hari

  • EOQ Model dengan Backorder

    Model ini digunakan bila barang-barang yang dipasok terlambat datang ketika ada pesanan., sehingga ada biaya backorder. Asumsi-asumsi yang digunakan :Permintaan diketahui dan bersifat konstanPelanggan mau menerima pesanan yang menyusul (backorder)Ada waktu (t1) dimana ada surplus persediaan (I)Ada waktu (t2) dimana ada kekurangan persediaan ( Q I )Setiap siklus memerlukan waktu yang sama (tc)Biaya backorder per unit per tahun konstan ( B , Rp / unit / tahun)Backorder dan persediaan dipenuhi secara bersamaan.

  • Persediaan(unit)Backorder(unit)Q-ItCSatusiklusIQIt1t2Tingkat persediaan dengan backorder

  • (I2 / 2 Q ) . H= Total holding cost( D / Q ) .S= Total ordering cost { ( Q I)2 / 2 Q } . B= Total Shortage Cost- B = biaya backorder ; Q I = Jumlah yang dipesan kembaliBiaya Total : TC = (I2 / 2 Q ). H + S . ( D / Q ) .S + { ( Q I)2 / 2 Q } . B

    Dengan mendiferensialkan TC terhadap Q dan I ( dTC / dQ dan dTC / dI) maka akan diperoleh jumlah pemesanan optimal ( Q*) dan surplus persediaan tahunan (I).

    Pemesanan Optimal : Q* = ( 2 D S / H ) . { ( H + B ) / B }Surplus Persediaan tahunan : I = ( 2 D S / H ) . { B / ( H + B) }

    Pendekatan Matematis

  • Contoh:Seorang tenaga penjualan telah menginformasikan kepada departemen pengawasan persediaan suatu perusahaan bahwa para langganan produk tertentu tidak berkeberatan menunggu pengiriman barang bila diberikan potongan ketika harus menunggu. Tenaga penjualan tersebut memperkirakan bahwa biaya backordering Rp 150 perunit / pertahun;D = 250.000 unit/tahun; H = Rp 50,- / unit / tahun; S = Rp 35.000 / order. Tentukan:1. EOQ2. Jumlah order (siklus) per tahun3. Jumlah yang dipesan kembali (Q-I)4. Biaya tahunan total & bandingkan dg sebelumnya

  • 2SDH+BQ = H B

    2(35.000)(250.000) 50+150Q = 50 150

    Q = 18.708 (1,1547) = 21.602 unit

    Jumlah order (siklus) per tahun = D/Q:

    D250.000 = = 11,57Q 21.6022.

  • 3. Jumlah yang dipesan kembali = Q-I:

    2SD B I = HH+B

    2(35.000)(250.000) 150 I =5050+150

    I = 18.708 (0,866) = 16.202 unit

    Backorder = 21.602 16.202 = 5.400 unit

    4. I2 D (Q-I)2 TC = H + S + B 2Q Q 2Q

    16.2022 5.4002 = 50 + 35.000(11,57)+ 1502(21.602) 2(21602)

    = 303.796+404.950+101.240= Rp 809.987,-

  • MODEL PROBABILITAS dengan LEAD TIME yang KONSTAN Pada asumsi permintaan tidak konstan tetapi dapat dispesifikasi melaui distribusi probabilitas maka dapat digunakan model probabilitas. Permintaan yang tidak pasti memperbesar kemungkinan terjadinya kehabisan stok. Salah satu metode untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kehabisan stok adalah dengan menahan unit tambahan di persediaan, hal ini meliputi penambahan jumlah unit stok pengaman sebagai penyangga titik pemesanan ulang. Titik pemesanan ulang : ROP = d x L Dengan memasukkan ss (safety stok) maka ROP = d x L + ss

  • *Perusahaan telah mengalami probabilitas permintaan sebagai berikut: Jumlah Unit Probabilitas300,20400,20 ROP 500,30600,20700,10 1,00 Contoh 4. Suatu perusahaan mempunyai ROP = 50 unitBiaya penyimpanan = Rp 5.000,- per unit per tahun Biaya kehabisan stok = Rp 40.000,-per unit.

  • Perhitungannya sebagai berikut :Dari perhitungan tersebut, stok pengaman yang biaya totalnya paling rendah adalah 20 unit maka ROP yang baru = ROP lama + 20 = 50 + 20 = 70 unit.

    Stok PengamanBiaya PenyimpananBiaya Kehabisan StokBiaya Total20

    10

    0(20)(5.000) = Rp 100.000,-

    (10)(5.000) = Rp 50.000,-

    00

    (10)(0,1)(40.000)(6) = Rp 240.000,-

    (10)(0.1)(40.000)(6) +(20)(0,1)(40.000) (6) = Rp 960.000,-Rp 100.000,-

    Rp 290.000,-

    Rp 960.000,-

  • *Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa manajemen mempertahankan tingkat pemenuhan permintaan, yang bersifat komplementer terhadap probabilitas terjadinya kehabisan stock. Seandainya probabilitas kehabisan stok adalah 0,05 maka tingkat pemenuhan permintaannya adalah 0,95. maka perlu menggunakan kurve normal maka perlu digunakan table kurva normal.

    Contoh 5 Jika suatu perusahaan mempunyai permintaan rata-rata selama pemesanan ulang adalah 350 unit permintaan terdistribusi secara normal, standar deviasinya sebesar 10 unit kehabisan stok diperkirakan 5 % dari waktu yang ada. Berapa stok pengaman yang harus dipertahankan ? Diketahui: = permintaan rata-rata = 350 = standar deviasi = 10 Z = jumlah standar deviasi normal Stok pengaman = x - karena Z = maka stok pengaman = Z

    maka dari contoh tersebut: Z = 1,65 sesuai table distribusi normal untuk tingkat pemenuhan permintaan 95 %, sehingga 1,65 = stok Pengaman/ Stok pengaman = (1,65) (10) = 16,5 ROP = 350 + 16,5 = 366,5 atau dibulatkan menjadi 267 unit.

  • Model Periode Tunggal

    Model persediaan periode tunggal ( single periode inventory model ) menjelaskan situasi dimana satu pesanan dilakukan untuk satu produk. = Biaya kekurangan persediaan ( kita menaksi terlalu rendah ) = harga jumlah per unit Biaya perunitCo = Biaya kelebihan persediaan ( kita menaksir terlalu tinggi ) = Biaya per unit Nilai sisa perunit( jika ada )Tingkat pelayanan , yaitu probabilita dari tidak kehabisan persediaan, ditentukan sebagai berikut.Tingkat pelayanan = Oleh sebab itu , kita harus memperhatikan meningkatkannya kuantitas pesanan sampai tingkat pelayanan sama dengan atau lebih dari rasio .

  • *FIXED PERIOD SYSTEM (P) Pada system periode tetap, persediaan dipesan di akhir periode tertentu. Setelah itu baru persediaan di tangan di hitung, yang dipesan hanya sebesar jumlah yang diperlukan untuk menaikkan persediaan sampai ke tingkat target tertentu. Keuntungan system ini adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik atas unit yang dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang diambil. Penghitungan hanya terjadi bila waktunya tiba. Prosedur ini secara administratif lebih memudahkan, terutama apabila pengendalian persediaan hanya salah satu tugas saja. Rumus yang digunakan: Jumlah Yang dipesan (Q) = Target (T) On hand inventory order awal yang tidak diterima + back order. Contoh 5 Data: Back order = 3 unit , Target = 50 unit , Tidak ada pesanan awal yang tidak diterima , Back order = 3 . Maka Jumlah pemesanan Q = 50 0 0 + 3 = 53 unit