57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan atau financial market untuk mendukung sumber dananya. Pasar keuangan adalah pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter) (Wikipedia). Didalam pasar keuangan (financial market) terdapat 2 jenis pasar yaitu: a. Pasar uang (money market), merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka pendek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper. b. Pasar modal (capital market), merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang 17

jbptunpaspp-gdl-rinisukawa-2575-2-babii.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan atau financial market

untuk mendukung sumber dananya. Pasar keuangan adalah pertemuan antara

pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai

cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli

(over-the-counter) (Wikipedia). Didalam pasar keuangan (financial market)

terdapat 2 jenis pasar yaitu:

a. Pasar uang (money market), merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka pendek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat

Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper.

b. Pasar modal (capital market), merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

hutang maupun modal sendiri.

Menurut Agus Sartono (2001:21), definisi pasar modal sebagai berikut:

“Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi assets keuangan jangka

panjang atau long-term financial assets”

Sedangkan pasar modal menurut Rusdin (2008:1)

“Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

17

18

efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung di Bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun instrumen pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya”.

Pasar modal sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki fungsi

intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dengan

yang kelebihan modal. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi

pembangunan ekonomi sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi

dunia usaha. Selain itu pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi

investor dalam maupun luar negeri.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan konsep

yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market) karena dalam financial

market diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka

pendek maupun jangka panjang, baik yang dapat dinegosiasikan ataupun tidak

(Suad Husnan, 2004).

Sedangkan dalam kaitan dengan efek (surat berharga) beserta elemen yang

terkait, UU RI No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan:

“Pasar modal adalah tempat kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”

2.1.2 Manfaat Pasar Modal

Manfaat yang dapat diperoleh dari pasar modal menurut Agus Sartono

(2001:38) adalah sebagai berikut:

19

1. Bagi Emiten2. Bagi Pemodal3. Bagi Lembaga Penunjang4. Bagi Pemerintah

Berikut dijelaskan secara rinci keempat manfaat tersebut:

1. Bagi Emiten

Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat bagi

emiten memberikan banyak manfaat. Dalam kondisi di mana debt to equity ratio

perusahaan telah tinggi maka akan sulit menarik pinjaman dari bank, oleh karena

itu pasar modal menjadi alternatif lain. Adapun manfaat bagi emiten adalah:

a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar, dan dapat sekaligus

diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.

b. Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai

keleluasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan.

c. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan dan

ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu penggunaan dana tak

terbatas.

d. Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar daripada harga

nominal perusahaan. Emisi saham sangat cocok untuk membiayai

perusahaan yang berisiko tinggi.

e. Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen

meningkat.

2. Bagi Pemodal

Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemodal (investor). Bagi investor,

20

investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrumen

pasar modal seperti saham, obligasi ataupun sekuritas kredit.

Investasi dipasar modal juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan investasi pada sektor perbankan. Melalui pasar modal investor dapat

memilih berbagai jenis efek yang diinginkan. Adapun manfaat pasar modal bagi

para investor adalah:

a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan

tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi

capital gain.

b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai

pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.

c. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS, dan hak suara

dalam RUPO bagi pemegang obligasi

d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misalnya dari saham

A ke saham B sehingga dapat mengurangi risiko dan meningkatkan

keuntungan.

e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk

memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.

3. Bagi Lembaga Penunjang

Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan

lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan

sesuai dengan bidang masing-masing. Keberhasilan pasar modal tidak terlepas

dari peran lembaga penunjang. Manfaat lain dari berkembangnya pasar modal

21

munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas efek

semakin tinggi.

4. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah, perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain

sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain sektor perbankan dan tabungan

pemerintah. Pembangunan yang semakin pesat memerlukan dana yang semakin

besar pula, untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana masyarakat. Adapun

manfaat yang langsung dirasakan oleh pemerintah adalah:

a. Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik Negara sehingga tidak lagi

tergantung pada subsidi dari pemerintah.

b. Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut untuk

lebih profesional.

c. Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi

pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

2.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal

Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan

jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan.

Menurut Jogiyanto (2003:15) jenis-jenis pasar modal tersebut ada

beberapa macam yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary Market)2. Pasar Sekunder (Secondary Market)3. Pasar Ketiga (Third Market)4. Pasar Keempat (Fourth Market)

22

Keempat jenis pasar modal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pengertian pasar perdana menurut Rusdin (2008:115) adalah:

“Pasar perdana adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk

pertama kalinya, sebelum dicatatkan di Bursa Efek”.

Sedangkan pasar perdana menurut Keputusan Menteri Keuangan RI

No.859/KMK.01/1987 adalah:

“Pasar perdana adalah penawaran surat berharga untuk pertama kali kepada pemodal selama masa tertentu sebelum surat tersebut dicatatkan di bursa. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya enam hari kerja”.

Penawaran surat berharga di pasar primer dilakukan oleh penjamin emisi

dengan dibantu oleh agen penjualan atau broker yang menjadi anggota bursa dan

ditunjuk oleh penjamin palaksana emisi.

Dengan kata lain pasar primer adalah pasar tempat penjualan surat

berharga untuk pertama kali atau disebut juga dengan pasar emisi surat berharga

baru karena untuk pertama kali emisi surat berharga tersebut dijual (Agus Sartono,

2001:38). Proses ini biasa disebut dengan penawaran umum perdana (Initial

Public Offering/IPO). Pasar primer terdiri atas perusahaan yang mengeluarkan

surat berharga dan kumpulan individu serta lembaga investasi yang akan membeli

surat berharga baru tersebut.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Setelah perusahaan menjual surat berharganya di pasar primer, surat

berharga tersebut diperjualbelikan di pasar sekunder.

23

Pasar sekunder menurut Rusdin (2008:117) adalah sebagai berikut:

“Pasar sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek diperjualbelikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa, setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya”.

Pasar sekunder sangat penting peranannya terhadap operasi pasar primer.

Tanpa pasar sekunder yang likuid, tentunya akan sangat terbatas operasi pasar

primer. Karena setiap pelaku harus secara individu mendapatkan pembeli atau

penjual dan melakukan transaksi. Kondisi semacam ini tentunya sangat

memerlukan biaya yang besar dan memakan waktu yang lama, sehingga investasi

dalam surat berharga menjadi tidak menarik lagi. Akibat selanjutnya perusahaan

akan mengalami kesulitan mengumpulkan dana yang diperlukan untuk investasi:

konsekuensi akhir, pertumbuhan ekonomi akan terganggu. Dengan kata lain, pasar

sekunder memungkinkan:

a. Pemegang asset keuangan untuk merubahnya menjadi kas secara cepat

serta dengan biaya yang wajar.

b. Pembentukan harga dan tingkat kepastian yang rasional karena dengan

harga ditentukan oleh mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran,

dan

c. Investor mempunyai akses yang sama dalam setiap kesempatan investasi.

Pasar sekunder dibedakan menjadi pasar bursa saham (Stock Exchange)

dan Over The Counter (OTC) market. Sekuritas dari perusahaan kecil umumnya

diperdagangkan di OTC market sedang sekuritas untuk perusahaan yang besar di

stock exchange.

24

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar

kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker (dapat diterjemahkan sebagai

makelar atau wali amanat atau pialang) yang mempertemukan pembeli dan

penjual pada saat pasar kedua tutup.

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diatara institusi

berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat

umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham

dalam jumlah blok yang besar. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh

permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor internal berupa

earning per share (EPS) atau kebijakan dividen dan faktor eksternal seperti

kebijakan moneter dan inflasi.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian Saham

Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) adalah:

“Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan

dan aktiva perusahaan”.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2004:389) pengertian saham adalah:

“Saham merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai

berikut:

25

1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.

2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan.

3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah.

4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi”.

Dari definisi diatas, dapat disimpulakan bahwa saham merupakan salah

satu alternatif sumber dana bagi perusahaan yang menerbitkannya dan dapat

dijadika sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan bagi pemegang sahamnya.

2.2.2 Harga Saham

Pengertian dari harga saham menurut Agus Sartono (2001:41) adalah:

“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran

kas yang diharapkan akan diterima”.

Sedangkan menurut Triyono dan Jogiyanto (2000:60) mendefnisikan

harga saham sebagai berikut:

“Harga saham adalah harga pada closing price pada periode pengamatan”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan harga saham adalah nilai pasar

dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu.

Menurut Jogiyanto (2003:80) terdapat berbagai jenis harga saham

diantaranya sebagai berikut:

1. Nilai Buku (Book Value)Nilai buku menunjukan aktiva bersih (net asset) yang dimilki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

26

2. Nilai Pasar (Market Value)Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

3. Nilai instrinsik (Intrinsic Value)Nilai intrinsik adalah nilai seharusnya dari suatu saham.

Harga saham di pasar modal tidak bersifat statis melainkan dapat

berfluktuasi mengikuti situasi pasar yang berlaku. Berfluktuasinya harga saham di

bursa efek disebabkan oleh faktor yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Faktor-

faktor tersebut terus bekerja secara random dan mempengaruhi harga saham yang

terjadi di bursa efek. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham (Agus

Sartono, 2001:17) yaitu laba per lembar saham yang diproyeksikan, waktu

penerimaan laba, tingkat risiko laba, tingkat risiko usaha, penggunaan utang,

kebijakan dividen dan faktor-faktor eksternal lainnya.

2.3 Initial Public Offering (IPO)

2.3.1 Pengertian Initial Public Offering

Perusahaan yang pertama kali menawarkan sahamnya ke publik disebut

melakukan penawaran perdana (IPO atau go public). Pertama kali disini berarti

bahwa pihak penerbit pertama kali melakukan penjualan saham atau obligasi.

Menurut UU RI No. 8 Tahun 1995 yang dimaksud dengan penawaran

umum yaitu:

“Penawaran umum yaitu kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh

emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang

diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaanya”.

27

Sedangkan Tjiptono Darmaji dan Hendy M Fakhrudin (2006:73),

mengungkapkan pengertian initial public offering adalah sebagai berikut:

“Initial public offering (IPO) adalah kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat untuk pertama kalinya di pasar perdana oleh penjamin emisi melalui para agen penjual berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan pelaksanaanya”.

Sebelum perusahaan go public, awalnya saham-saham perusahaan tersebut

dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh pegawai-pegawai kunci dan

hanya sejumlah kecil yang dimiliki oleh investor. Sebagaimana biasanya, jika

perusahaan berkembang, kebutuhan akan modal tambahan sangat dirasakan

(Jogiyanto, 2003).

Jika saham dijual untuk menambah modal, saham baru dapat dijual dengan

berbagai macam cara sebagai berikut ini:

1. Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada.

2. Dijual kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership plan)

3. Menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

plan).

4. Dijual langsung kepada pembeli tunggal (biasanya investor institusi)

secara privat (private placement).

5. Ditawarkan ke publik.

Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik (go public)

merupakan suatu keputusan yang tidak tanpa perhitungan karena dengan go public

perusahaan dihadapkan pada beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat

menguntungkan (benefit) maupun yang merugikan (costs).

28

Jika perusahaan memutuskan untuk going public dan melemparkan saham

perdananya ke publik (initial public offering), isu pertama yang muncul adalah

tipe saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk

selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat.

2.3.2 Alasan Melakukan Initial Pubilc Offering

Tjiptono Darmaji dan Hendy M Fakhruddin (2006:73)

mengungkapkan beberapa alasan kenapa suatu perusahaan melakukan initial

public offering adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan dana untuk melunasi hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga mengurangi beban bunga.

2. Meningkatkan modal kerja.3. Membiayai perluasan perusahaan (pembangunan pabrik dan peningkatan

kapasitas produksi).4. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi.5. Meningkatkan dan membayar sarana penunjang (pabrik, perawatan, kantor

dan lain-lain)

Namun pada prakteknya, sangat jarang terjadi perusahaan yang

menerbitkan saham baru di pasar modal hanya untuk mengganti hutang dan

umumnya selalu ada aspek keputusan investasi sehingga dikatakan alasan yang

mendorong penerbitan saham merupakan kombinasi dari kedua tersebut.

Apapun motivasi go public, perusahaan menginginkan dana yang

terkumpul dari IPO bisa maksimum maka perusahaan tersebut menyerahkan

masalah yang berkaitan dengan IPO kepada underwriter.

29

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Initial Public Offering

Ketika perusahaan memutuskan untuk menawarkan sahamnya ke publik

maka ada beberapa faktor untung dan rugi yang perlu dipertimbangkan.

Keuntungan dari going public menurut Jogiyanto (2003:16) adalah:

1. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang

Untuk perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan untuk

menanamkan modalnya disebabkan kurangnya keterbukaan informasi

keuangan antara pemilik dan investor. Sedang untuk perusahaan yang

sudah going public, informasi keuangan harus dilaporkan ke publik secara

regular yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik.

2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham

Untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar

untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual

sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public.

3. Nilai pasar perusahaan diketahui

Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui.

Misalnya jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi

saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya

dari opsi tersebut perlu diketahui. Jika perusahaan masih tertutup, nilai

dari opsi sulit ditentukan.

Selain keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dengan menawarkan

sahamnya kepada publik, ada juga kerugian-kerugian yang harus ditanggung

perusahaan dari go public, beberapa kerugiannya adalah sebagai berikut:

30

1. Biaya laporan meningkat

Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya

harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulator. Laporan-laporan ini

sangat mahal terutama untuk perusahaan yang ukurannya kecil.

2. Pengungkapan (Disclousure)

Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan dengan ide

pengungkapan. Manajer enggan mengungkapkan semua informasi yang

dimiliki karena dapat digunakan oleh pesaing. Sedang pemilik enggan

mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik

akan mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai.

3. Ketakutan untuk diambil alih

Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan khawatir

jika perusahaan going public. Manajer perusahaan publik dengan hak veto

yang rendah umumnya diganti dengan manajer yang baru jika perusahaan

diambil alih.

2.3.4 Prospektus

Ketika perusahaan yang memutuskan akan melakukan initial public

offering (IPO) tidak terlalu dikenal investor, mereka harus menyediakan informasi

detail mengenai kondisi operasi dan finansial mereka. Prospektus mengandung

laporan keuangan yang detail dan penjelasan mengenai risiko yang terkandung di

dalamnya. Prospektus disediakan untuk investor potensial yang berkeinginan

31

untuk berinvestasi pada saat IPO. Setelah perusahaan memperoleh izin dari

BAPEPAM maka mereka akan mengumumkan prospektusnya.

Menurut Agus Sartono (2001:492) prospektus yaitu:

“Prospektus yaitu informasi yang disusun pada suatu penerbitan surat berharga baru untuk menyajikan suatu gambaran catatan oleh pihak penerbit kepada pembeli yang prospektif. Informasi yang tercakup didalamnya di antaranya tentang AD/ART, Dewan Komisaris, tujuan dan bidang usaha, persentase emisi saham dan peruntukan modal yang diperoleh serta masa penawaran”.

Sedangkan pengertian prospektus menurut Rusdin (2008:90) adalah:

“Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan

penawaran umum yang dimaksudkan agar pihak lain membeli efek yang

ditawarkan”.

Prospektus berfungsi sebagai media komunikasi antara emiten, pemodal,

lembaga penunjang dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (Rusdin,

2008:101). Prospektus mengandung informasi yang antara lain terdiri dari:

a. Penjelasan mengenai penawaran umumb. Tujuan penawaran umum c. Rencana penggunaan dana hasil emisid. Sejarah perseroane. Usaha perseroan dan prospeknyaf. Faktor-faktor risiko usahag. Ikhtisar keuangan pokokh. Modal sendiri dan penilaian kembali aktiva tetapi. Kebijakan dividenj. Pengurusan dan pengawasank. Penjaminan emisi efekl. Lembaga-lembaga penunjang emisim. Laporan dari perusahaan penilain. Pendapat dari segi hukumo. Laporan akuntan publikp. Laporan keuanganq. Anggaran dasar perseroan

32

r. Persyaratan pemesanan sahams. Perpajakant. Penyebarluasan prospektus dan formulir pemesanan saham

2.3.5 Penetapan Harga Perdana

Pada umunya perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan

dengan IPO (initial public offering) ke banker investasi (investment banker) yang

mempunyai keahlian didalam penjualan sekuritas. Penjualan saham baru

perusahaan yang melibatkan banker investasi ini dijual di pasar primer (primary

market).

Selain sebagai perantara perusahaan yang menjual saham baru dengan

calon investor, banker investasi juga berfungsi sebagai pembeli saham dan sebagai

pemasar saham ke investor di pasar sekunder. Banker sering kali membeli saham

dengan harga yang sudah disetujui dan menanggung risiko kegagalan/kerugian

penjualan ke publik.

Penentuan atau penetapan harga saham pada saaat IPO merupakan

pekerjaan yang tidak mudah. Penjamin emisi (underwriter) harus melakukan

analisis secara menyeluruh untuk dapat menyimpulkan bahwa harga yang

ditetapkan merupakan harga yang paling wajar. Harga jual yang terlalu mahal

akan menyebabkan saham tidak laku. Sebaliknya, harga yang murah akan

menyebabkan perusahaan mengalami opportunity cost, karena pemilik lama akan

kehilangan potensi untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

Harga saham perdana yang ditawarkan pada saat IPO ditetapkan atas

kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter). Dalam

33

menetukan harga saham yang wajar penjamin emisi akan memperhatikan

beberapa hal.

Menurut Asril Sitompul (2000:85) terdapat beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan oleh underwriter ketika akan menetapkan harga saham perdana,

yaitu:

1. Kondisi pasar modal saat penawaran umum perdana2. Harga final haruslah merupakan pencerminan dari road show3. Harga saham dari perusahaan sejenis yang melakukan penawaran umum

perdana4. Proyeksi laba dan cash flow perusahaan5. Rasio P/E dan pendapatan dari perusahaan sejenis lain6. Tingkat pertumbuhan perusahaan yang diharapkan7. Harga yang diberikan kepada pembeli khusus dalam transaksi privat (jika

pernah melakukan privat placement)8. Risiko bisnis9. Stabilitas perusahaan10. Sasaran setelah penawaran umum perdana

Harga perdana cenderung ditetapkan sedikit lebih rendah dibandingkan

harga pasarnya atau harga estimasinya. Hal ini dimaksudkan untuk menstimulasi

minat investor untuk membeli saham perdana tersebut. Sekaligus untuk

melindungi kepentingan underwriter atas risiko saham yang tidak terjual selama

periode penawaran umum perdana tersebut.

2.4 Earning Per Share (EPS)

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan

adalah laba per lembar saham atau earning per share (EPS).

Menurut Rusdin (2008:145) Earning per Share, yaitu:

“Earning per share menggambarkan jumlah laba bersih setelah pajak pada

satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham”.

34

Sedangkan menurut IAI dalam PSAK (2007:56.1)

“Laba per saham (LPS) adalah data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan. Laba per saham dengan ringkas menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saham beredar. Laba per saham (LPS) yang dikaitkan dengan harga pasar saham (PER) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan”.

Munawir (2004:96) menyatakan bahwa:

“Jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham adalah keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan. Keuntungan netto ini setelah dikurangi dengan dividen dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham prioritas, merupakan keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham tersebut (earning per share of common stock) jika yang beredar terdiri dari saham-saham prioritas dan saham biasa, maka langkah pertama adalah menentukan keuntungan yang menjadi hak saham prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba yang diperoleh, baru kemudian menghitung laba per lembar saham masing-masing saham tersebut”.

Earning per share merupakan salah satu unit dasar yang digunakan untuk

mengukur pendapatan yang akan dinikmati oleh pemegang saham, untuk

perseroan publik, data per lembar saham biasa harus dilaporkan pada perhitungan

laba rugi.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, EPS merupakan laba yang

diperoleh investor dari setiap lembar saham yang dimilikinya. Oleh karena itu,

investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi tentang EPS dalam

menentukan harga saham. Investor yang merupakan pemilik perusahaan memiliki

perhatian utama terhadap tingkat pengembalian investasi. Dalam konteks ini kita

membicarakan berapa return yang akan diterima melalui usaha dari manajemen

dengan dana yang diinvestasikan oleh pemilik (investor).

35

Earning per share menurut Rusdin (2008:145) dapat dirumuskan sebagai

berikut:

2.5 Underwriter

2.5.1 Pengertian Underwriter

Underwriter merupakan lembaga yang memiliki peranan kunci pada setiap

emisi efek di pasar modal. Underwriter akan mengkoordinir persiapan yang

diperlukan bersama emiten dalam penyusunan dokumen pendaftaran, dokumen

pendukung dan prospektus, dan menjamin penawaran saham di pasar modal.

Underwriter juga yang menentukan harga saham perdana serta membantu

memasarkan sekuritas. Oleh karena itu penting bagi para emiten menggunakan

underwriter bereputasi baik yaitu underwriter yang memiliki pengetahuan dan

kemampuan tinggi.

Penjamin emisi efek atau disebut juga underwriter menurut Undang-

undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah:

“Penjamin emisi adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten

untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau

tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual”.

Pengertian underwriter menurut Agus Sartono (2001:494) sebagai

berikut:

EPS = Laba bersihJumlah saham yang beredar

36

“Pihak penjamin emisi saham baru yang menanggung risiko terhadap

fluktuasi harga yang merugikan selama periode di mana emisi saham baru

atau obligasi sedang didistribusikan kepada pemesan”.

2.5.2 Jenis Underwriter

Dalam praktik penjamin emisi, pada umumnya dikenal 4 macam tipe

penjamin emisi berdasarkan kesanggupan penjaminan (Rusdin, 2008:37) yaitu:

1. Kesanggupan Penuh (Full Firm Commitment)2. Kesanggupan Terbaik (Best Efforts Commitment)3. Kesanggupan Siaga (Standby Commitment)4. Kesanggupan Semua atau Tidak Sama Sekali (All of None Commitment)

Berikut dijelaskan secara rinci empat jenis penjamin emisi berdasarkan

tipe kesanggupan penjaminan tersebut.

1. Kesanggupan Penuh (Full Firm Commitment)

Penjamin model ini mengambil risiko penuh. Penjamin emisi menyatakan

kesanggupan penuh (full commitment). Dalam hal saham/obligasi terjual sebagian

maupun seluruhnya, penjamin emisi akan membeli seluruh saham/obligasi yang

tidak laku itu dengan harga yang sama dengan harga penawaran kepada pemodal

secara umum.

Penjaminan full commitment seperti itu berlaku urutan “menjual dan

membeli” (sell and purchase), karena bila tidak laku baru dibeli.

2. Kesanggupan Terbaik (Best Efforts Commitment)

Kesanggupan model ini hanya menuntut penjaminan emisi agar berusaha

sebaik mungkin menjual saham/obligasi emiten supaya banyak/semuanya laku.

Bila pada akhir masa penjualan masih ada saham/obligasi yang tidak laku,

37

saham/obligasi itu akan dikembalikan kepada emiten. Tidak ada kewajiban bagi

penjamin emisi untuk membeli saham-saham yang tidak laku itu.

3. Kesanggupan Siaga (Standby Commitment)

Menurut kesanggupan siaga ini, bila ada saham/obligasi yang tidak laku

sampai batas waktu penjualan yang telah ditentukan, penjamin emisi akan

bersedia pula membeli saham/obligasi yang tidak laku itu. Hanya saja harga

pembelian oleh penjamin emisi itu tidak sama dengan harga penawaran umum.

4. Kesanggupan Semua atau Tidak Sama Sekali (All of None Commitment)

Penjamin emisi akan berusaha menjual saham/obligasi emiten sampai laku

semua. Bila saham/obligasi yang ditawarkan itu tidak laku semua, maka

saham/obligasi yang telah dipesan oleh pemodal, transaksinya dibatalkan. Jadi

semua saham/obligasi tidak jadi dijual, dikembalikan kepada emiten dan emiten

tidak mendapat sedikit danapun. Komitmen ini timbul dengan latar belakang

bahwa perusahaan membutuhkan modal dalam skala tertentu. Bila jumlah itu

tidak tercapai berarti investasi perusahaan kurang bermanfaat. Oleh karena itu

lebih baik tidak jadi sekalian.

Dilihat dari fungsinya yang menjamin emisi penjualan efek emiten, maka

dalam kegiatannya kemungkinan underwriter menghadapi risiko membeli sendiri

efek-efek emiten dapat terjadi. Karena besarnya risiko yang dihadapi sudah

menjadi kebiasaan dalam penjaminan emisi , underwriter membentuk sindikasi

penjaminan. Berdasarkan fungsi tanggung jawabnya, dalam sindikasi tersebut

dapat dibedakan tingkatan underwriter (Rusdin, 2008:40) sebagai berikut:

38

a. Penjamin Utama Emisi (Lead Underwriter)b. Penjaminan Pelaksana Emisi (Managing Underwriter)c. Penjamin Peserta Emisi (Co Underwriter)

Berikut dijelaskan secara rinci tingkatan underwriter berdasarkan fungsi

tanggung jawabnya.

a. Penjamin Utama Emisi (Lead Underwriter)

Underwriter ini membuat ikatan dengan emiten dalam suatu perjanjian

yang disebut perjanjian penjamin emisi efek. Dalam perjanjian ini Lead

Underwriter memberikan jaminan penjualan efek dan pembayaran seluruh nilai

efek kepada Emiten. Apabila Lead Underwriter lebih dari satu, maka jaminan

tersebut diberikan secara bersama-sama.

Tugas pokok penjamin Utama Emisi (Dahlan, 2004:265) adalah sebagai

berikut:

1. Menjamin penjualan emisi efek dan pembayaran keseluruhan nilai efek yang diemisikan kepada emiten.

2. Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten dan pihak ketiga.

3. Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin emisi.

4. Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para penjamin peserta emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa penutupan penawaran umum.

5. Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek yang tidak habis terjual tepat pada tanggal yang telah disepakati.

b. Penjaminan Pelaksana Emisi (Managing Underwriter)

Dalam suatu indikasi, terdapat satu atau lebih penjaminan utama emisi.

Dengan demikian penjaminan utama emisi mempunyai tugas sentral karena dialah

yang bertanggung jawab dalam pengelolaan serta menyelenggarakan aspek

administrasi emisi efek.

39

Dalam pelaksanaannya penjamin pelaksana emisi mengkoordinasikan

seluruh proses emisi termasuk penyiapan dokumen, distribusi prospektus dan

formulir pendaftaran, mengatur penyetoran uang pembelian dan mengatur

penjatahan dan penyampaian sertifikat saham/obligasi. Managing underwriter ini

merupakan salah satu dari anggota penjamin utama emisi.

c. Penjamin Peserta Emisi (Co Underwriter)

Fungsi co underwriter ini ikut serta menjamin penjualan dan pembayaran

nilai efek kepada penjamin utama emisi sesuai dengan bagian yang diambilnya.

Dengan demikian co underwriter ini tidak bertanggung jawab kepada emiten,

tetapi bertanggung jawab kepada penjaminan utama emisi.

Ikatan antara penjamin utama emisi, penjamin pelaksana emisi dan

penjamin peserta emisi diwujudkan dalam suatu perjanjian yang disebut

perjanjian antar penjamin emisi. Dalam pelaksanaan penawaran efek kepada

publik, underwriter mengambil porsi tertentu dari jumlah efek yang menjadi

bagiannya untuk ditawarkan langsung kepada pemodal. Sedangkan selebihnya

disalurkan melalaui agen-agen penjual yang terdiri dari para anggota bursa,

dealer, dan broker yang menjadi anggota bursa. Ikatan antara underwriter dengan

agen penjual diwujudkan dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian agen

penjual.

40

2.5.3 Reputasi Underwriter

Reputasi underwriter menurut Kusuma (2001), yaitu:

“Reputasi underwriter didefinisikan sebagai skala kualitas underwriter

dalam menawarkan saham emiten”.

Menurut Hidayati dan Indriatoro (1998) menyatakan bahwa:

“Pemeringkatan penjamin emisi didasarkan pada fee yang didapatkan penjamin emisi. Fee penjamin emisi menunjukkan jumlah saham dan banyaknya saham yang dapat dijamin oleh penjamin emisi, secara tidak langsung menunjukkan asset yang dimiliki penjamin emisi”.

Dalam kegiatan penjaminan emisi, para penjamin peserta emisi

memperoleh jasa penjaminan (underwriting fee). Besarnya fee biasanya ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan underwriter yang dinyatakan

dalam suatu persentase. Jumlah fee tersebut dihitung dari nilai penawaran dalam

pasar perdana.

Jasa-jasa penjamin emisi tersebut menurut Dahlan (2004:266) terdiri atas:

1. Management fee. Pada dasarnya management fee ini dibayarkan kepada pelaksana emisi (managing underwriter).

2. Underwriting fee, yaitu pembayaran fee kepada semua penjamin emisi secara proporsional artinya besar kecilnya fee yang dibayarkan tergantung dari besarnya bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter.

3. Selling fee, yaitu pembayaran fee kepada agen penjual yang ditunjuk (broker atau perusahaan-perusahaan efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang besarnya sesuai dengan jumlah efek yang terjual.

Sebagai penjamin emisi penggunaan underwriter yang mempunyai

reputasi yang tinggi dapat dipakai sebagai sinyal untuk mengurangi tingkat

ketidakpastian yang tidak dapat diungkapkan oleh informasi yang terdapat dalam

prospektus dan memberi sinyal bahwa informasi privat dari emiten mengenai

41

prospek perusahaan di masa datang tidak menyesatkan (Chastina dan Martani,

2005).

Menurut Sitompul (2000:72) underwriter yang baik setidaknya harus

memiliki keahlian sebagai berikut:

1. Pengalaman dalam pemasaran, hal ini diperlukan dalam menyusun struktur penawaran, dan membentuk sindikasi dengan para broker (agen penjual) untuk mendukung penawaran efek perusahaan setelah pendaftaran.

2. Pengetahuan yang luas, underwriter diharuskan mempunyai pengetahuan yang luas tentang kondisi pasar dan berbagai tipe investor.

3. Berpengalaman dalam penetapan harga penawaran efek, dengan demikian dapat membuat perusahaan menjadi kelihatan menarik dan juga menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi bagi para investor.

4. Kemampuan memberi dukungan, underwriter yang baik harus mempunyai kemapuan untuk membantu perusahaan dalam penawaran efek selanjutnya.

5. Memiliki bagian riset dan pengembangan dengan ruang lingkup kerjanya untuk menganalisis perusahaan kliennya, pesaing, pasar, dan juga perekonomian secara mikro dan makro.

Dengan adanya reputasi underwriter akan mampu menaikan harga saham

dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus kualitas perusahaan

yang melakukan Initial Public Offering (IPO). Reputasi underwriter akan dapat

menyakinkan emiten bahwa saham yang ditawarkan akan laku terjual, karena

underwriter akan mengalami kerugian bila saham yang ditawarkan tidak laku

dijual. Semakin tinggi reputasi underwriter maka tingkat underpricing akan

semakin rendah serta peluang terjadi initial return juga semakin baik. Walau

begitu, secara analisis lebih lanjut harus dilihat lagi apakah saham yang dijual

merupakan saham baru atau kombinasi dengan saham lama.

Hingga saat ini belum ada standar baku untuk mengkategorikan

underwriter bereputasi tinggi dan rendah. Pengukuran reputasi underwriter pada

42

tiap penelitian mungkin berbeda. Penelitian Misnen (2003) memeringkat

penjamin emisi berdasarkan pada besar kecil jumlah fee yang diterima oleh

penjamin emisi. Kemudian diklasifikasikan dengan ukuran penjamin emisi Johson

Miller (JM) yang membagi data peringkatan menjadi 4 kategori. Untuk penjamin

emisi yang mempunyai reputasi yang paling tinggi diberi skala 3 dan untuk

penjamin emisi yang mempunyai reputasi paling rendah diberi skala 0.

Sedangkan penelitian Helen (2005), penilaian reputasi underwriter adalah

dengan menggunakan pemeringkatan yang dilakukan oleh Tim Litbang dimana

hasil pemeringkatan tersebut dapat dilihat pada Majalah Investor atau JSX

factbook. Pemeringkatan tersebut didasarkan pada 10 underwriter dengan nilai

transaksi tertinggi. Selanjutnya penentuan reputasi underwriter menggunakan

variabel dummy, nilai 1 untuk underwriter yang mempunyai reputasi tinggi dan

nilai 0 untuk underwriter yang mempunyai reputasi rendah atau tidak mempunyai

reputasi.

2.6 Auditor

2.6.1 Pengertian Auditor

Pengertian auditor menurut Amin Widjaja Tunggal dalam kamus

auditing adalah:

“Orang yang bertanggung jawab untuk melakukan suatu audit”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:15) pengertian auditor adalah:

“Pihak yang melakukan audit atas kewajaran laporan keuangan”.

43

Ridwan dan Nirwana (2004) dalam Kamus Istilah Akuntansi

mendefinisikan auditor sebagai berikut:

“Auditor adalah seseorang baik sebagai pegawai tetap atau sebagai orang

luar yang memiliki kemampuan profesional untuk melakukan audit

laporan keuangan perusahaan”.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa auditor adalah

orang yang melakukan kegiatan audit dalam bidang ekonomi (keuangan), dimana

dia bertanggung jawab untuk mengkoreksi kewajaran atas laporan keuangan.

2.6.2 Jenis Auditor

Pada prakteknya, sekarang terdapat beberapa tipe auditor. Tipe yang

umum menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003:21), yaitu:

1. Auditor Independen (Kantor Akuntan Publik)2. Auditor Pemerintah (General Accounting Office Auditors)3. Auditor Pajak4. Auditor Intern

Jenis-jenis auditor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Auditor Independen (Kantor Akuntan Publik)

Kantor akuntan publik sering kali dinamakan sebagai auditor eksternal atau

auditor independen untuk membedakan mereka dengan auditor intern. Auditor

independen adalah akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan yang

melaksanakan audit bagi entitas keuangan baik yang bersifat komersial

maupun non komersial. Kantor akuntan publik sebagai auditor independen

bertanggung jawab pada laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari

semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, mayoritas

44

perusahaan besar lainnya, serta benyak perusahaan berskala kecil dan

organisasi non komersil.

2. Auditor Pemerintah (General Accounting Office Auditors)

General accounting office auditors adalah seorang auditor yang bekerja bagi

The United States General Accounting Office (GAO) di Indonesia = BPK:

GAO melapor dan bertanggung jawab hanya kepada Kongres. Tanggung

jawab auditor pamerintah sama dengan tanggung jawab dari akuntan publik.

Sebagaian besar informasi keuangan yang disediakan oleh berbagai badan

pemerintah telah diaudit oleh auditor GAO sebelum laporan tersebut

disampaikan kepada Kongres. Dikarenakan oleh adanya wewenang

pengeluaran dan penerimaan oleh badan-badan pemerintah yang telah diatur

dalam undang-undang.

3. Auditor Pajak

Internal revenue agent (auditor pajak) adalah auditor yang bekerja bagi

Internal Revenue Service (IRS) di Indonesia (Dirjen Pajak) serta melakukan

pengujian atas pajak penghasilan dari wajib pajak. IRS bertanggung jawab

untuk menegakkan undang-undang perpajakan federal sebagaimana yang telah

ditetapkan oleh kongres serta yang telah diinterprestasikan oleh Badan

Peradilan. Tanggung jawab utama yang diemban oleh IRS adalah mengaudit

pajak penghasilan dari para wajib pajak untuk menentukan apakah mereka

telah mematuhi undang-undang perpajakan yang berlaku.

4. Auditor Intern

45

Auditor intern adalah auditor yang dipekerjakan pada suatu perusahan untuk

melaksanakan audit bagi kepentingan dewan direksi dan manajemen dari

perusahaan tersebut, hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh auditor

GAO bagi Kongres.

2.6.3 Pendapat Auditor

Pendapat akuntan publik menurut Rusdin (2008:25) ada 4 macam:

a. Unqualified Opinion (Wajar tanpa Syarat). Pendapat ini akan diberikan

apabila laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prinsip-Prinsip

Akuntansi Indonesia tanpa suatu catatan atau kekurangan.

b. Qualified Opinion (Pendapat Kualifikasi). Atas laporan keuangan yang

diperiksanya, akuntan publik memberikan pendapat wajar, dengan

kualifikasi atas penyajian laporan keuangan tersebut karena tidak sesuai

dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia.

c. Adverse (Pendapat Tidak Setuju). Dalam hal ini akuntan publik tidak

setuju atas penyusunan laporan keuangan tersebut.

d. Disclaimer of opinion. Dalam ini akuntan publik yang bersangkutan

menolak memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang

diperiksanya. Hal ini dapat terjadi karena akuntan yang bersangkutan tidak

mempunyai cukup bukti yang dapat dipergunakan untuk memberikan

pendapatnya secara profesional seperti yang dipersyaratkan oleh Norma

Pemeriksaan Akuntan (NPA).

46

Dalam kaitannya dengan pasar modal peran akuntan publik yang pertama

adalah memeriksa laporan keuangan perusahaan. Harus dipahami benar yang

dilakukannya adalah memeriksa, bukan menyusun. Penyusunan/pembuatan

laporan keuangan dilakukan oleh perusahaan. Laporan keuangan yang telah dibuat

dan disusun oleh perusahan itulah yang akan diperiksa oleh auditor. Atas hasil

pemeriksaan ini, akuntan publik akan memberikan pendapatnya.

Laporan keuangan perusahaan yang disampaikan kepada Bapepam baik

untuk proses go public maupun sesudah go public adalah laporan keuangan yang

telah diperiksa oleh akuntan publik. Peran kedua yang dilakukan akuntan publik

adalah melakukan pemeriksaan. Penelaahan terbatas atas “modal sendiri” dan

“ikhtisar keuangan pokok” perusahaan yang akan dimuat dalam prospektus.

Dan ketiga, menyusun comfort Letter, yakni pernyataan tentang keadaan

keuangan perusahaan dalam periode setelah laporan keuangan disusun, sampai

dengan saat 2 minggu sebelum izin go public diberikan.

2.6.4 Reputasi Auditor Eksternal

Perusahaan menyewa auditor independen untuk memeriksa kesesuaian

laporan keuangan yang disusun manajemen dengan PSAK, dan memberikan

pendapat atas keabsahannya. Pendapat wajar tanpa syarat dari auditor bereputasi

baik berperan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk pengambilan

keputusan investasi (Helen, 2005). Hanya auditor yang berkualitas yang dapat

menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkannya reliable. Selama ini,

47

penelitian mengenai kualitas auditor banyak dikaitkan dengan ukuran KAP dan

reputasi KAP.

Auditor yang mempunyai banyak klien berarti auditor tersebut mendapat

kepercayaan yang lebih dari klien untuk membawa nilai perusahaan klien ke pasar

modal (Kartini dan Payamta, 2002).

Kredibilitas auditor dikarakteristikkan sebagai satu atribut dari diferensiasi

produk audit (DeAngelo 1981a,1981b; Simunic dan Stein 1987) dalam Syaiful

dan Jogiyanto (2003). Hal ini dapat diartikan bahwa kredibilitas laporan keuangan

tergantung dari persepsi kualitas audit. Karena kualitas aktual audit tidak dapat

diobservasi, auditor berusaha untuk mengkomunikasikan kualitas mereka melalui

signal seperti brand names dan reputasi.

Daljono (2000) mengungkapkan bahwa:

“Reputasi auditor menunjukkan kualitas dan profesionalisme auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Reputasi auditor didasarkan pada frekuensi penguasaan yang dilakukan oleh emiten. Perusahaan yang menggunakan auditor yang berkualitas tinggi dapat diartikan sebagai sinyal kualitas emiten”.

Dalam penelitian ini penulis menetapkan standar pengukuran reputasi

auditor berdasarkan KAP yang menjadi partner dari auditor The Big Four.

Adapun partner dari The Big Four tersebut adalah:

a. KAP Haryanto Sahari

b. KAP Osman Bing Satrio

c. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja

d. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja

48

Alasan dilakukannya pemilihan the big four karena merupakan grup

internasional akuntansi profesional dan layanan perusahaan yang menangani

sebagian besar audit bagi perusahaan publik serta perusahaan swasta. Selain itu

mempunyai pendapatan tertinggi dibandingkan dengan auditor yang lainnya.

2.7 Initial Return

Harga penawaran saham di pasar perdana adalah hasil kesepakatan antara

emiten dengan underwriter. Setelah melakukan Penawaran Perdana, saham

diperjualbelikan di pasar sekunder dimana harga saham ditentukan oleh kuatnya

penawaran dan permintaan akan saham. Apabila harga saham di pasar sekunder

pada hari pertama perdagangan saham secara signifikan lebih tinggi dibandingkan

dengan harga penawaran di pasar perdana maka saham mengalami underpricing.

Sementara jika yang terjadi sebaliknya, maka hal tersebut dikatakan bahwa saham

mengalami overpricing. Pihak investor lebih mengharapkan tingginya

underpricing karena dengan demikian para investor dapat menerima initial return.

Menurut Helen (2005) initial return adalah:

“Initial return adalah selisih harga saham di pasar sekunder dibandingkan

dengan harga penawaran saham pada Penawaran Perdana”.

Umumnya harga perdana cenderung ditetapkan lebih rendah dari harga

estimasinya atau underpriced. De Lorenzo dan Fabrizio (2001) menyatakan

terjadinya perbedaan antara harga perdana dengan harga pasar sebenarnya sebagai

akibat dari adanya adanya asimetri dalam distribusi informasi antara pelaku IPO

yaitu perusahaan, underwriter, dan investor. Bagi perusahaan, underpricing dapat

49

dijadikan strategi pemasaran untuk meningkatkan minat investor berinvestasi

dalam saham IPO dengan memberikan initial return yang tinggi.

Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari investasinya.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang

diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Risiko dari investasi juga perlu

diperhitungkan. Van Horne dan Wachowics, Jr (1992) dalam Jogiyanto

(2003:130) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang

diharapkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena

pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Return

dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus

ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Terdapat dua komponen return pada investasi (Jogiyanto, 2003:110)

yaitu:

1. Yield, merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi

periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase

dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.

2. Capital gain (loss), merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi

sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.

Naik turun pada harga saham juga dapat ditemui pada return. Ada banyak

faktor yang mempengaruhi return ini. Investor menggunakan informasi keuangan

dan non keuangan untuk dapat menganalisis return. Pada perusahaan yang baru

melakukan IPO, investor hanya mendapat informasi dari prospektus yang

50

diterbitkan perusahaan tersebut saja. Perusahaan baru pertama kali menjual

sahamnya sehingga investor belum tahu harga pasarnya. Jadi, investor

mengandalkan informasi yang diperolehnya dari prospektus ini untuk

menganalisis return dan risiko.

Initial return menurut Helen (2005) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

IR = return awalPt0 = harga penawaran perdana (offering price)Pt1 = harga penutupan (closing price) pada hari pertama perdagangan di

pasar sekunder.

2.8 Pengaruh Earning Per Share, Reputasi Underwriter dan Reputasi Auditor

Eksternal Terhadap Initial Return

Sebelum melakukan IPO, perusahaan emiten wajib mempublikasikan

prospektus yang berisi informasi mengenai perusahaan. Informasi tersebut

digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi. Para investor

dalam hal ini investor pasar modal, dalam berinvestasi biasanya memperhitungkan

seberapa besar keuntungan, baik berupa dividen maupun capital gain, yang dapat

diberikan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan investasi yang

ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Dalam melakukan proyeksi keuntungan

inilah berbagai alat ukur akuntansi dan indikator non akuntansi digunakan oleh

investor.

IR=Pt 1−Pt0

Pt0

X 100 %

51

Salah satu indikator akuntansi yang umumnya digunakan oleh investor

dalam analisis investasinya adalah earning per share (EPS) karena informasi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu

investor untuk menilai kemampuan perusahan dalam menghasilkan arus kas yang

baik di masa yang akan datang (Misnen, 2003).

Ketika investor mengevaluasi performance dari perusahaan, investor tidak

cukup hanya mengetahui apakah income suatu perusahaan mengalami kenaikan

atau penurunan, investor juga perlu mencermati bagaimana perubahan income

berakibat terhadap investasinya. James Gill dan Moira Chatton (2003:66)

dalam Helen (2005) menyatakan bahwa perusahan yang mapan umumnya

mempunyai rasio EPS tinggi sedangkan perusahan yang berusia muda mempunyai

kecenderungan EPS rendah.

Kemudian indikator yang menjadi pertimbangan investasi investor adalah

reputasi underwriter yang menjamin dan melaksanakan proses IPO. Karena dalam

proses IPO underwriterlah yang berperan besar dalam menentukan harga perdana.

Underwriter yang berpengalaman dan memiliki reputasi baik tentunya akan dapat

mengorganisir IPO secara profesional, termasuk didalamnya menentukan harga

perdana yang menguntungkan emiten, investor, dan dirinya sendiri, serta

memberikan pelayanan yang lebih baik kepada investor (Helen, 2005). Mereka

juga mempunyai beban moral yang lebih besar untuk mempertahankan reputasi

baiknya sehingga pemilihan underwriter yang berkualitas akan memberikan

keyakinan lebih bagi investor akan keberhasilan IPO perusahaan.

52

Dalam menghadapi IPO, publik selalu mengetahui terlebih dahulu pihak

yang menjadi penjamin emisi. Reputasi penjamin emisi ini menjadi pertimbangan

penting bagi investor untuk memutuskan membeli saham suatu perusahaan

(Balvers et al, 1988) dalam Misnen (2003). Semakin prestisius suatu penjamin

emisi, semakin mampu untuk memasarkan IPO dengan harga yang lebih tinggi

(Hayes, 1987) dalam (Syaiful dan Jogiyanto, 2003).

Perusahaan yang memiliki karakteristik risiko yang rendah akan berusaha

untuk menunjukannya pada pasar (Syaiful dan Jogiyanto, 2003). Hal ini

dilakukan dengan memilih penjamin emisi yang prestisius. Penjamin emisi yang

prestisius, untuk mempertahankan reputasinya, hanya akan memasarkan IPO

perusahaan yang memiliki risiko yang rendah (low dispersion).

Informasi yang menjadi dasar analisis investasi invetor perlu diyakini dulu

keabsahanya sehingga diperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan emiten bebas

dari error atau missaplication kebijakan akuntansi yang material dan ramalan laba

yang dibuat sesuai dengan aturan yang semestinya dan bahwa asumsi yang

digunakan merupakan dasar yang rasional terhadap ramalan yang dibuat

manajemen. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, maka investor perlu

mengetahui bahwa laporan keuangan emiten telah diaudit dengan benar. Lebih

lanjut dikatakan bahwa dengan menggunakan auditor yang berkualitas akan

mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan

informasi yang tidak akurat ke pasar. Pendapat wajar tanpa syarat dari auditor

bereputasi baik berperan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat akan

53

keakuratan informasi akuntansi yang disajikan dalam prospektus yang merupakan

dasar analisis keputusan investasi

Misnen (2003) Reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan

keuangan ketika suatu perusahaan go public. Pentingnya kredibilitas laporan

keuangan ini memungkinkan perusahaan untuk memilih auditor yang reputasinya

baik. Pemilihan ini didasari bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor

yang reputasinya baik akan lebih dipercaya oleh investor dibandingkan yang

tidak.

Jika investor memperoleh sinyal yang positif dari informasi-informasi

yang diperolehnya atau jika investor menangkap suatu indikasi akan memperoleh

keuntungan yang tinggi jika berinvestasi dalam suatu saham tertentu, maka minat

investasinya pada saham tersebut akan meningkat.

Kenaikan minat investasi ini akan pula mempengaruhi tingkat harga di

hari pertama saat saham tersebut memasuki pasar sekunder. Karena harga dipasar

sekunder terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Perbedaan

antara harga saham pada hari pertama perdagangan di pasar sekunder dengan

harga penawaran pada saat IPO inilah yang disebut initial return ( Kooli dan

Suret, 2002) dalam Helen (2005).

Dari uraian di atas, maka kita dapat melihat bahwa terdapat hubungan

antara earning per share (EPS), reputasi underwriter, dan reputasi auditor

eksternal terhadap initial return.