26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta. Pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market) (Suad Husnan, 2009:3). Pasar modal juga merupakan faktor penting dalam keputusan investasi perusahaan karena harga saham mempengaruhi jumlah dana yang dapat diperoleh dengan menjual saham baru untuk membiayai pengeluaran investasinya. Sekuritas pasar modal, seperti saham dan obligasi jangka panjang, seringkali dimiliki oleh perantara keuangan seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun yang memiliki ketidakpastian mengenai nilai dana

Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rancangan pemberitahuan mahasiswa

Citation preview

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas)

jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal

sendiri, diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta. Pasar

modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market)

(Suad Husnan, 2009:3). Pasar modal juga merupakan faktor penting dalam keputusan

investasi perusahaan karena harga saham mempengaruhi jumlah dana yang dapat

diperoleh dengan menjual saham baru untuk membiayai pengeluaran investasinya.

Sekuritas pasar modal, seperti saham dan obligasi jangka panjang, seringkali dimiliki

oleh perantara keuangan seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun yang memiliki

ketidakpastian mengenai nilai dana yang harus mereka sediakan di masa yang akan

datang. Harga saham yang semakin tinggi dari suatu perusahaan berarti perusahaan

tersebut dapat memperoleh dana yang lebih besar, yang dapat digunakan untuk

membeli fasilitas produksi dan peralatan (Frederic S. Miskhin yang dialihbahasakan

oleh Lana dan Beta, 2010:6).

Harga saham adalah harga suatu saham yang diperdagangkan di bursa. Harga

saham sering dicatat berdasarkan perdagangan terakhir pada hari bursa sehingga

sering disebut harga penutupan. Harga saham sangat dipengaruhi oleh hukum

permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

2

saham tersebut akan cenderung meningkat, sebaliknya pada saat banyak pemilik

saham menjual saham yang dimilikinya, maka harga saham tersebut cenderung akan

mengalami penurunan (Anoraga, 2001:59).

Perusahaan yang go public dapat memperjualbelikan saham secara luas di

pasar sekunder. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh demand dan supply

antara pembeli dan penjual. Demand dan supply biasanya dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal meliputi informasi arus kas,

informasi laba dan informasi akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan

keuangan perusahaan dan faktor eksternal perusahaan meliputi volume transaksi

saham, perubahan kurs, laju inflasi yang tinggi, tingkat suku bunga, kepercayaan

masyarakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijaksanaan

perekonomian makro lainnya (Wahyu dan Wijayanto, 2005).

Prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental

dan teknikal. Analisis fundamental adalah analisis yang memperkirakan harga saham

di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhi harga saham, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan, 2009:307). Analisis teknikal

menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan pola perilaku harga

saham itu sendiri, sehingga cenderung untuk terulang kembali. Asumsi dasar dari

analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan kegiatan yang berspekulasi

(Suad Husnan, 2009:341).

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

3

Secara fundamental harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan

risiko yang dihadapi. Kinerja perusahaan tercermin dari laba operasi dan laba bersih

per saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen

dalam mengelola perusahaan. Risiko perusahaan tercermin dari daya tahan

perusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor ekonomi makro serta

makro non ekonomi. Kinerja perusahaan dan risiko yang dihadapi dipengaruhi oleh

faktor makro dan mikro ekonomi. Perubahan faktor ekonomi makro dan ekonomi

mikro tidak akan dengan seketika mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara

perlahan dalam jangka panjang (Muhammad Fahmi, 2010).

Harga saham selalu bergerak fluktuatif tergantung pada penawaran dan

permintaan, cenderung naik apabila terjadi kelebihan permintaan dan menurun

apabila terjadi kelebihan penawaran. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi

dapat dilihat bahwa harga saham periode 2008-2011 mengalami peningkatan.

Investasi dalam saham, mempunyai risiko sesuai dengan kondisi perekonomian suatu

negara maupun mancanegara, di antaranya perubahan politik, ekonomi, kebijakan

pemerintah, moneter, atau bahkan bencana alam. Perubahan tersebut dapat

berdampak positif atau negatif bagi pergerakan harga saham. Berikut adalah grafik

yang menunjukkan rata-rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 :

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

4

2008 2009 2010 20110

500

1000

1500

2000

800

1,235

1,752 1,743

Data Rata-rata Harga Saham

Harga SahamRp

Tahun

Grafik 1.1

Data rata-rata pertahun harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011

Grafik 1.1 menunjukkan nilai rata-rata harga saham pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Rata-rata

harga saham pada tahun 2008 merupakan harga yang paling rendah, dikarenakan

pada tahun 2008 terjadi krisis global yang berasal dari kerugian pasar perumahan

(subprime mortgage) yang berimbas ke sektor keuangan Amerika Serikat. Kondisi

bursa saham di Amerika mengalami penurunan kepada posisi yang sangat rendah, hal

ini berimbas pada bursa saham di negara-negara lain di dunia, termasuk Indonesia,

indeks harga saham mengalami penurunan yang besar. Peristiwa ini mengakibatkan

kepanikan bagi para investor, sehingga sentimen negatif terus berkembang, yang

mengakibatkan banyak harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia mengalami penurunan. Tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

5

yang cukup besar dari tahun 2008, tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan

kembali sebesar Rp 9. Harga saham adalah harga suatu saham yang diperdagangkan

di bursa. Harga saham sering dicatat berdasarkan perdagangan terakhir pada hari

bursa sehingga sering disebut harga penutupan. Harga saham sangat dipengaruhi oleh

hukum permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka

harga saham tersebut akan cenderung meningkat, sebaliknya pada saat banyak

pemilik saham menjual saham yang dimilikinya, maka harga saham tersebut

cenderung akan mengalami penurunan (Anoraga, 2001:59).

Memprediksi pergerakan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2011 peneliti menggunakan lima variabel

independen, yaitu suku bunga, inflasi, kurs US$, earning per share, dan volume

perdagangan saham.

Prediksi pergerakan harga saham yang pertama dalam penelitian ini adalah

suku bunga, Frederic S. Miskhin dialihbahasakan oleh Lana dan Beta (2010:4)

mengemukakan bahwa suku bunga (interest rate) adalah biaya pinjaman atau harga

yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya dinyatakan sebagai

persentase pinjaman). Mangasa Simatupang (2010:78) mengemukakan bahwa

hubungan pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga saham secara

teoritis berbanding terbalik, artinya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan

maka harga saham yang diperdagangkan di bursa efek akan mengalami penurunan,

karena para investor saham akan beralih berinvestasi pada instrumen perbankan

seperti deposito dan sebaliknya jika pergerakan tingkat suku bunga mengalami

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

6

penurunan, maka harga saham akan naik karena para investor akan beralih

berinvestasi pada instrumen saham. Faktor kedua yang memungkinkan pengaruh

naik-turunnya tingkat suku bunga terhadap harga saham dikarenakan bahwa secara

umum perusahaan perbankan memiliki rasio utang yang cukup besar, di mana utang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional perusahaan,

sehingga naiknya tingkat suku bunga dipastikan akan menambah beban biaya

terhadap perusahaan dan akibatnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan serta

mendorong meningkatnya risiko terhadap perusahaan. Berikut adalah grafik yang

menunjukkan tingkat suku bunga periode 2008-2011 :

2008 2009 2010 20110

2

4

6

8

10

9.25

6.5 6.5 6

Tingkat Suku Bunga

Suku Bunga

Per

sent

ase

Tahun

Grafik 1.2Data Tingkat Suku Bunga Periode 2008-2011

Grafik 1.2 menunjukkan tingkat suku bunga periode 2008-2011. Tingkat suku

bunga cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga bergerak

berlawanan arah dengan rata-rata harga saham. Tingkat suku bunga tertinggi terjadi

pada tahun 2008 yaitu sebesar 9,25%, hal ini dikarenakan pada tahun 2008 terjadi

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

7

krisis global yang berasal dari Amerika Serikat yang menyebabkan tingkat peredaran

uang menjadi sangat tinggi, sehingga harga-harga barang meningkat dan nilai mata

uang rupiah mengalami pelemahan khususnya terhadap dollar AS, oleh karena itu

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang mempunyai independensi dari

pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat meminimalisir dampak dari krisis

global. Kebijakan Bank Indonesia itu adalah menaikkan BI rate atau suku bunga

menjadi 9,5%, dengan kebijakan tersebut peredaran uang yang berlebihan dapat

dikurangi, sehingga harga-harga barang atau jasa tidak terlalu tinggi dan BI dapat

mengantisipasi depresiasi terhadap nilai rupiah. Tingkat suku bunga terendah terjadi

pada tahun 2011 yaitu sebesar 6,0%.

Prediksi pergerakan harga saham yang kedua dalam penelitian ini adalah

inflasi, di mana Inflasi merupakan kejadian yang menggambarkan suatu situasi dan

kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami

pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan

memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh (Irham Fahmi, 2011:186). Inflasi

yang tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of

money), dan mengurangi pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya.

Tingkat inflasi yang mengalami penurunan merupakan sinyal positif bagi investor

seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil

(Tandelilin, 2010:342). Berikut adalah grafik yang menunjukkan tingkat inflasi

periode 2008-2011 :

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

8

2008 2009 2010 20110

2

4

6

8

10

1211.06

2.78

6.96

3.79

Data Inflasi Periode 2008-2011

Inflasi

Pers

enta

se

Tahun

Grafik 1.3Data Tingkat Inflasi Periode 2008-2011

Grafik 1.3 menunjukkan tingkat inflasi periode 2008-2011 yang mengalami

fluktuasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 11,06%, dikarenakan

pada tahun 2008 terjadi krisis global yang berasal dari kerugian kredit perumahan

yang kemudian berimbas pada sektor keuangan di Amerika Serikat. Pada tahun 2009

inflasi mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2010 inflasi mengalami peningkatan

kembali pada tingkat 6,96%, hal ini dikarenakan terjadinya krisis ekonomi eropa yang

berasal dari negara Yunani dan merembet ke negara eropa lainnya, peristiwa tersebut

disebabkan karena Yunani dan negara-negara eropa lainnya memiliki utang yang

lebih besar dari GDP-nya (gross domestic product) atau pengeluaran lebih besar

dibandingkan dengan pendapatannya. Dampak dari krisis eropa tersebut cukup

berdampak pada harga-harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

9

Prediksi pergerakan harga saham yang ketiga dalam penelitian ini adalah kurs

US$, di mana kurs US$ yaitu banyaknya mata uang rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang dolar Amerika Serikat. Kurs yang menunjukkan

bahwa US$1.00 sama dengan Rp 8.400 berarti untuk memperoleh satu dolar Amerika

Serikat dibutuhkan 8.400 rupiah Indonesia. Kurs valuta di antara dua negara kerapkali

berbeda di antara satu masa dengan masa yang lainnya (Sadono Sukirno, 2006:397).

Data-data transaksi perdagangan di bursa efek menunjukkan adanya hubungan yang

kuat antara pergerakan fluktuasi nilai mata uang dengan fluktuasi harga saham yang

diperdagangkan di bursa. Sebagian investor, terutama yang mencoba berfikir seperti

investor asing berlogika bahwa penurunan nilai rupiah akan membuat nilai saham

BEI dalam kurs mata uang di negara asalnya juga menurun. Berikut adalah grafik

yang menunjukkan kurs US$ periode 2008-2011 :

2008 2009 2010 20110

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

10,9509,400 9,800

8,770

Data Kurs US$ Periode 2008-2011

Kurs $Rp

Tahun

Grafik 1.4Data Kurs US$ Periode 2008-2011

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

10

Grafik 1.4 menunjukkan data kurs US$ periode 2008-2011 yang mengalami

fluktuasi. Nilai kurs US$ tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 10.950,

hal ini merupakan dampak dari krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat yang

menyebabkan mata uang rupiah melemah terhadap mata uang dolar Amerika,

melemahnya nilai mata uang rupiah tersebut dikarenakan banyaknya investor asing

yang menarik kembali investasinya akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis

keuangan global. Nilai kurs US$ terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp

8.770, pergerakan kurs US$ pada tahun 2009-2011 bergerak searah dengan rata-rata

harga saham.

Prediksi pergerakan harga saham yang keempat dalam penelitian ini adalah

earning per share (EPS), di mana EPS dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu

perusahaan di mana EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu

memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham

(Angrawit Kusumawardani, 2011). Seorang investor yang melakukan investasi pada

perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba

per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian

yang cukup baik, ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih

besar lagi. Berikut adalah grafik yang menunjukkan data rata-rata earning per share

(laba per lembar saham) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2008-2011 :

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

11

2008 2009 2010 20110

50

100

150

90 93

136 131

Data Earning Per Share Periode 2008-2011

EPSR

p

Tahun

Grafik 1.5Data Earning Per Share Periode 2008-2011

Grafik 1.5 menunjukkan data rata-rata Earning Per Share (EPS) perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Laba per

lembar saham cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi pada tahun

2011 mengalami penurunan, sehingga rata-rata earning per share atau laba per

lembar saham bergerak searah dengan rata-rata harga saham. Nilai rata-rata laba per

lembar saham tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 136, tetapi pada

tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 5, itu artinya bahwa kesejahteraan

pemegang saham menurun, oleh karena itu manajemen perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI ke depannya perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh mengapa

rasio laba per lembar saham menurun.

Prediksi pergerakan harga saham yang terakhir dalam penelitian ini adalah

volume perdagangan saham, di mana volume perdagangan saham adalah banyaknya

lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

12

tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui

perantara perdagangan saham di pasar modal (Wahyu dan Wijayanto, 2005). Volume

perdagangan saham berhubungan dengan perilaku investor dalam bertransaksi.

Investor yang melihat volume perdagangan saham dan harga saham yang meningkat

beranggapan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang menguntungkan, jika

volume perdagangan saham menurun dan harga saham menurun, investor dapat

beranggapan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

(Gadiesya Mahalanie, 2011).

. Berikut adalah grafik data rata-rata perdagangan saham perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 :

2008 2009 2010 20110

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000 4,577

1,832 2,106 2,218

Data Rata-rata Volume Perdagangan Saham

Volume Perdagangan Saham

Juta

Lem

bar

Tahun

Grafik 1.6Data Rata-rata Volume Perdagangan Saham Periode 2008-2011

Grafik 1.6 menunjukkan data rata-rata volume perdagangan saham perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Rata-rata

volume perdagangan saham mengalami penurunan pada tahun 2009, tetapi

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

13

mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, sehingga bergerak berlawanan

arah dengan harga saham. Volume perdagangan saham tertinggi terjadi pada tahun

2008 yaitu sebanyak 4.577 juta lembar saham, sedangkan volume perdagangan saham

terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.832 juta lembar saham.

Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Perusahaan perbankan

dipilih sebagai unit analisis karena perusahaan perbankan menyediakan jasa keuangan

bagi seluruh lapisan masyarakat dan dapat mendukung atau memperlancar kebutuhan

utama bagi masyarakat dalam setiap kali bertransaksi. Perbankan adalah lembaga

keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank

lainnya (Kasmir, 2010:11).

Berdasarkan berbagai fenomena yang telah dijabarkan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH TINGKAT

SUKU BUNGA, INFLASI, KURS US$, EARNING PER SHARE (EPS) DAN

VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2011”.

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

14

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian ini diajukan untuk

merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahn yang tercakup dalam

penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2008-2011.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rata-rata harga saham periode 2008-2011 cenderung mengalami peningkatan

setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan.

2. Suku bunga di Indonesia periode 2008-2011 mengalami penurunan setiap

tahunnya, sehingga bergerak berlawanan arah dengan rata-rata harga saham.

3. Inflasi di Indonesia periode 2008-2011 mengalami fluktuasi, akan tetapi pada

tahun 2009 bergerak berlawanan arah dengan harga saham.

4. Kurs US$ periode 2008-2011 mengalami fluktuasi, akan tetapi pada tahun 2009

bergerak berlawanan arah dengan harga saham.

5. Earning Per Share (EPS) periode 2008-2011 cenderung mengalami peningkatan

setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan, sehingga EPS

bergerak searah dengan rata-rata harga saham.

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

15

6. Rata-rata volume perdagangan saham mengalami penurunan pada tahun 2009,

tetapi mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, sehingga bergerak

berlawanan arah dengan rata-rata harga saham.

1.2.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat suku bunga, inflasi, dan kurs US$ periode 2008-2011.

2. Bagaimana earning per share dan volume perdagangan saham di perusahaan

perbankan pada periode 2008-2011.

3. Bagaimana harga saham pada perusahaan perbankan yang tercatat di BEI periode

2008-2011.

4. Seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga, inflasi, kurs US$, earning per

share, dan volume perdagangan saham terhadap harga saham perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011, baik secara parsial maupun

simultan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji :

1. Tingkat suku bunga, inflasi, dan kurs US$ periode 2008-2011.

2. Earning per share dan volume perdagangan saham di perusahaan perbankan

pada periode 2008-2011.

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

16

3. Harga saham pada perusahaan perbankan yang tercatat di BEI periode 2008-

2011.

4. Besarnya pengaruh tingkat suku bunga, inflasi, kurs US$, earning per share, dan

volume perdagangan saham terhadap harga saham perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI periode 2008-2011, baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diajukan guna menjelaskan mengenai manfaat dan

kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian baik menurut kegunaan teoritis

maupun praktis. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah pemahaman serta lebih mendukung teori-teori yang telah ada

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam

perkembangan ilmu manajemen dan menambah wawasan tentang analisis saham.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Sandyfaiza 2367-1-9.Babi

17

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan, khususnya yang

menyangkut suku bunga, inflasi, kurs US$, earning per share, volume

perdagangan saham, dan harga saham.

2. Bagi pihak perguruan tinggi, hasil karya ini semoga dapat berguna sebagai

penambahan pembendaharaan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai

referensi bagi peneliti berikutnya.

3. Bagi masyarakat, dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam proses pemilihan saham yang akan dijadikan investasi.