If you can't read please download the document
Upload
kakniii
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n
Citation preview
PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMENTERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
YOGY SUPRAYOGY
064020081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2010
PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah satu syarat Sidang Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, Desember 2010
Menyetujui,
Pembimbing,
Ruslina Lisda.,SE.,MSi
Dekan,Ketua Program Studi,
Dr. H. R.Abdul Maqin, SE., MPDr. Hj. Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak
MOTTO
m9$# Uq9$# !$# 0
T S>Y9$# >BU ! A$YTU Y$UtXU 5U A| ) %
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
(Q.S. 8, Al-Anaam : 162)
Kupersembahkan karya kecilku ini
Untuk kedua orang tua, dan kakakku
Terimakasih yang tak terhingga
Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan
Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT
ABSTRAK
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dalam mencapai tujuan perusahaan diperlukan suatu sistem manajemen yang baik.. Salah satu fungsi dari sistem akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk, Mengetahui pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Penelitian ini terdiri atas variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel X atau variabel independen dan Kinerja Manajerial sebagai variabel Y atau variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yaitu sebesar 35,4%, dan sisanya 64,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti faktor teknologi informasi dan saling ketergantungan.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum W r.Wb.
Alhamdulilla hirabbil Alamin segala puji dan s yukur penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan serta pertolongan-Ny a penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Pengaruh Karakter istik Sistem Akuntansi Manajemen Ter hadap Kinerja Manajerial . Yang merupakan salah satu syarat untuk mengik uti ujian sidang skripsi guna memper oleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi U niversitas Pasundan Bandung.
Dalam penyu sunan laporan ini penulis banyak menerim a bantuan serta
dorongan dari berba gai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Ucapan terima kasi h yang sebesar-besarnya kepada kepada k edua orang tua tercinta Ayahnda (H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nuraeni) dan
juga Kakakqu (Ad e Heryanto, ST) yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dorongan, doa baik moril maupun material kepada penulis.
Selain itu ju ga penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada Rusl ina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak membantu memberi kan saran, ide-ide serta meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
Disamping itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, MSi. Rektor Universitas Pasundan Bandung.
Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Selaku Dekan Universitas Pasundan Bandung.
Dr. Undang Juju, SE., MSi. Selaku PD I, Dr. Atang Hermawan, SE., MSi., Ak. Selaku PD II, R. Muchamad Noch, Drs. Selaku PD III Fakultas Ekonomi Universitas Bandung.
Dr. Hj, Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Bapak Dadan Soekardan, SE., Msi. Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi dan Staf Program Studi Akuntansi.
M. Idris Nawawi, Drs., MAg. selaku dosen wali selama penulis kuliah.
Ibu Titin Casniatin selaku pembimbing di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, terima kasih banyak atas segala nasehat dan bantuannya selama penelitian.
Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.
Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua, Bapak H. Udin Syamsudin dan mamah Hj. Nunung Nuraeni dan kakakku Ade Heryanto, ST. Yang telah banyak memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan nasehatnya yang tak terhingga.
Keluarga besar Bapak alm. H. Abdul Syukur dan Ibu Hj. Ilah Siti Ailah, terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.
Sahabat-sahabatku Bambang SE, Agi SE, Ikhwan SE, Yudi SE, Nofy SE, Mina SE, Anna SE, Tisaa SE, Ica SE, Putri SE, Destri SE, Om Dedi SE, Isa SE, Dwi SE, Trie SE, Erna SE, Mba dwi SE yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
Sahabat-sahabat seperjuangan Bayu, Rafiqi, Ican, Erul, Dani jamban, Akbar, Deri, Dedi Emang, Iki Botak, Dharies, Arif, Ade hikmat, Vera, Putri, Odel, Inuy, Tita, Indri, Nanda, Jane. Yang selalu bersemangat dalam mengerjakan skripsinya.
Semua teman-teman seperjuangan akuntansi angkatan 2006, khususnya AK-B terima kasih telah membuat kehangatan dan keceriaan belajar di kelas maupun di luar kelas.
Sahabat-sahabat kosan white apartement, Zeze SE, Roly SE, Reja SE, Fajar SE, Arie SE, Gema SE, Angga SE, Bily SE, Wiwit SE, Eka SE, Micky SE, Om jon, Iik, Rudie, Fahmi, Irfan, Godel. Terima kasih banyak atas semua dukungan & kebersamaanya.
Orang-orang yang pernah ada di kehidupan penulis, Fera, Destri, Sevie, Elis, Lusi, De ika, Astri, Erna, Anita, Maia, Fujie, Hanie, Imel, Meli, Lely, Hanifah, Yayu, Indie, Lina, Erlin, Jiehan, Mila, Eren. Terima kasih atas kasih sayang dan kebersamaan yang indah yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT melimpahkan pahala dan balasannya yang berlipat ganda.
Akhir kata semoga skripsi ini bisa memberikan energy positif bagi penulis khususnya serta pembaca pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih untuk semuanya dan penulis berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan rahmat dan hidayah-nya serta membalas amal baik kita semua, Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2010
Yogy Suprayogy
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
ABSTRAK........................................................................................................
iKATA PENGANTAR.....iiDAFTAR ISI............. viDAFTAR TABEL........ xi
DAFTAR LAMPIRAN.......xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang... 1
1.2Identifikasi Masalah dan........71.3Maksud dan Tujuan Penelitian.......71.4Kegunaan Penelitian......8
1.4.1Kegunaan Praktis.
8
1.4.2Kegunaan Teoritis....91.5Lokasi dan Waktu Penelitian. 1
0
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ..... 11
2.1.1 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen....11
Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen... 11
Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen...... 14
Model Operasional Sistem Akuntansi Manajemen. 15
Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi Manajemen.. 17
2.1.1.5 Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen 18
2.1.1.6 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen... 20
2.1.2 Kinerja Manajerial... 23
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial 23
2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Manajerial.. 25
2.1.2.3 Penilaian Kinerja. 27
2.1.2.4 Dimensi Kinerja Manajerial28
2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer.... 302.2Kerangka Pemikiran. 31
2.3Hipotesis... 35
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan..36
Objek Penelitian 36
Metode Penelitian. 36
3.2Definisi Variabel Dan Operasional Variabel.. 37
3.2.1 Definisi Variabel Dan Pengukurannya.37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel. 39
3.3Populasi Dan Sampel. 41
3.3.1 Populasi41
3.3.2 Sampel..41
3.4Teknik Sampling Dan Teknik Pengumpulan Data. 42
Teknik Sampling... 42
Teknik Pengumpulan Data 43
3.5 Metode Analisis Dan Pengujian Hipotesis. 46
Metode Analisis. 46
Analisis Data. 46
Uji Validitas.. 49
Uji Reliabilitas.. 50
Rancangan Pengujian Hipotesis 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.. 58
Gambaran Umum Perusahaan. 58
Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.. 58 Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.. 60 Falsafah Perusahaan.. 60
Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.. 62 Pelaksanaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat..... 64
4.1.3 Kinerja Manajerial Di PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat.. 70
Pembahasan 77
Pengujian Validitas Dan Realiabilitas Instrument.... 77
Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel X. 78
Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel Y. 79
4.2.1.3 Hasil Pengujian Realibilitas 81
Analisis Data.... 83
Analisis Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. 83 Analisis Kinerja Manajerial 86
Analisis Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan. 94
Saran... 95
DAFTAR PUSTAKA.. 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel3.1Operasional Variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen)..39
Tabel3.2Operasional Variabel Y (Kinerja Manajerial)...40
Tabel3.3Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi...54Tabel4.1Persentase Jawaban Scope (Lingkup)...66
Tabel4.2Persentase Jawaban Timelines (Tepat Waktu).67Tabel4.3Persentase Jawaban Aggregation (Agregasi)
68Tabel4.4Persentase Jawaban Integration (Integrasi)..69
Tabel4.5Persentase Jawaban Kinerja Perencanaan.71Tabel4.6Persentase Jawaban Kinerja Ivestigasi..72Tabel4.7Persentase Jawaban Kinerja Pengkoordinasian.73
Tabel4.8Persentase Jawaban Kinerja Evaluasi
73Tabel4.9Persentase Jawaban Kinerja Pengawasan..74Tabel4.10Persentase Jawaban Kinerja Pengaturan Staf
75Tabel4.11Persentase Jawaban Kinerja Negosiasi..76Tabel4.12Persentase Jawaban Kinerja Perwakilan
77Tabel4.13Hasil Akhir Uji Validitas Variabel X (Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen).. 78
Tabel4.14Hasil Akhir Uji Validitas Variabel Y
(Kinerja Manajerial).. 80
Tabel4.15Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen). 81
Tabel4.16Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
(Kinerja Manajerial)..82
Tabel4.17Total Skor Variabel X (Karakteristi Sistem Akuntansi
Manajemen)..84
Tabel4.18Total Skor Variabel Y (Kinerja Manajerial).87Tabel4.19Korelasi Rank Spearman..90
Tabel4.20Uji t...91
Tabel4.21Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi.92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi Lampiran 2 Kartu Perkembangan Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat Lampiran 4 Struktur Organisasi pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Data Jawaban Kuesioner Variabel X
Lampiran 7 Data Jawaban Kuesioner Variabel Y Lampiran 8 Hasil SPSS 18.0
Lampiran 9 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t
Lampiran 10 Tabel Nilai Rho (Rank Spearman) Lampiran 11 Lembar Persetujuan Perbaikan Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Untuk tetap bertahan dalam lingkungan persaingan saat ini, pelaku bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif, dan pelaku bisnis harus mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan yang semakin sulit diprediksi. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial.
Kinerja manajerial dalam organisasi merupakan salah satu jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali tidak memperhatikan tujuan organisasi secara optimal, kecuali jika kondisi perusahaan sudah semakin memburuk. Manajer sering tidak mengetahui betapa buruknya kinerja perusahaan sehingga menyebabkan perusahaan menghadapi krisis yang serius. Untuk itu, diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi merosotnya kinerja tersebut. Salah satunya yang diperlukan adalah terciptanya suatu sistem informasi yang terarah dan teritegrasi dengan baik. Perencanaan sistem informasi merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian, agar bisa memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi tersebut.
Kemampuan manajerial lahir dari suatu proses yang panjang yang terjadi secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti dari kemampuan manajerial adalah sejauhmana team kerja mereka mampu berkinerja secara optimal. Dalam hal ini team leader pimpinan di semua tingkatan harus mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup secara emosional dekat dengan bawahan sehingga bawahan dapat memberikan dukungan dengan komitmen yang kuat pada team kerjanya.
Adanya kinerja manajerial yang dihasilkan merupakan bukti bahwa para manajer mampu memahami secara jelas kinerja yang diharapkan akan menentukan peran yang disandang oleh team leader. Kinerja dan peran yang dimiliki oleh team leader tentang peran manajer yang akan menghasilkan kinerja tertentu yang diharapkan. Ada beberapa gejala (symptom) yang dapat mengidentifikasi rendahnya kemampuan manajerial team leader, antara lain rendahnya inisiatif bawahan, banyaknya desas desus, kurangnya antuisme bawahan terhadap penugasan baru, ketidakmampuan orang untuk mengambil keputusan atau adanya proses pengambilan keputusan yang panjang, rendahnya partisipasi dalam pertemuan formal, ketakutan dan sikap diam yang berlebihan. Bila kita menjumpai beberapa gejala diatas, itu pertanda bahwa kemampuan manajerial akan kurangnya suatu informasi manjadi masalah dalam team kerja.
Untuk dapat meningkatkan kinerja, maka manajemen harus mempunyai kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasikan permasalahan, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup (survive) serta mengendalikan perusahaan (going concern).
Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya. Informasi sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan keputusan. Informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis mempunyai sasaran utama.
Sasaran utama informasi tersebut dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (1997) yang dikutip oleh Himawan Bayuaji (2009), yaitu:
1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambila n keputusan,Menyediakan informasi yang mendukung proses harian,
Menyediakan informasi akuntansi yang menyangkut pengelolaan kekayaan.
Manajer membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model diskriptif dan bentuk statistik pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap aktivitas perusahaan.
Sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan sistem akuntansi manajemen (SAM) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu : broad scope (lingkup), timelines
(tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan
tingkat kebutuhan organisasi. Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi akuntansi manajemen.
Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) didefinisikan sebagai tingkat dimana manajer menggunakan informasi sistem akuntanasi manajemen (SAM) scope untuk pengambilan keputusan manajerial. Menurut Juniarti dan Evelyne dalam Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang dikutip dari Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik informasi yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial.
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan jasa yang berkembang secara terus menerus melalui informasi terbarunya yang menjadikan masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan. Dalam kinerjanya PT PLN (Persero) telah menggunkan sistem akuntansi manajemen dalam penyajian laporannya. Penggunaan sistem akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang tersedia digunakan manajemen untuk membantu para manajer dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga kinerja akan meningkat, dengan kinerja meningkat diharapkan perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
Menyadari betapa besarnya manfaat sistem akuntansi manajemen dalam suatu perusahaan khususnya bagi manajemen untuk melakukan suatu perencanaan dan pengambilan keputusan maka penulis mengambil judul Pengaruh
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
Bagaimana pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Bagaimana pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Berapa besar pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, penenelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari dan menilai Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang
dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak,
antara lain:
Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah wawasan pengetahuan tentang aplikasi ilmu teori yang penulis peroleh dibangku kuliah dengan penerapan yang sebenarnya dan mencoba untuk mengembangkan pemahaman tentang karakteristik sistem akuntansi manajemen dalam kaitanya dengan kinerja manajerial.
Sebagai suatu sarana untuk menambah khasanah keilmuan, khususnya dalam menambah wawasan untuk menyikapi isu-isu terkini dalam pengembangan akuntansi itu sendiri.
Untuk memenuhi salah satu tugas syarat dalam menempuh ujian untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran sehingga dapat semakin menyempurnakan rancangan sistem akuntansi manajemen yang terdapat dalam perusahaan, khususnya untuk mengukur kinerja manajerial.
Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh masukkan tentang informasi mengenai kualifikasi sarjana yang dibutuhkan dunia kerja dalam rangka peningkatan mutu lulusanya, serta sebagai alat evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan.
Pihak lain
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Kegunaan Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khusunya ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainya dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
yang berlokasi di Jln, LMU Nurtanio No. 117 Bandung. Waktu pelaksanaan
dilakukan mulai dari Desember 2010 sampai dengan selesai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang
dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan sistem akuntansi manajemen (SAM) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan pencapaian tujuan.
Menurut Kurniawan Tjakrawala (2002 : 5) mengemukakan bahwa: Sistem adalah suatu cara tertentu dan biasanya ber ulang untuk melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas.
Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 4) dalam Dewi Fitriasari dan Deny
Arnos Kwary mengemukakan pengertian mengenai sistem akuntansi manajemen
(SAM) adalah sebagai berikut:
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses adalah inti dari suatu sistem akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tugas sistem. Proses dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengolahan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja bahkan komunikasi personal.
Menurut Supriyono (2001 : 8), dalam buku Akuntansi Manajemen 1
mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:
Sistem akuntansi manajemen adalah proses identifik asi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut.
Menurut Supriyono (2001 : 72), dalam buku Akuntansi Manajemen 1
mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:
Suatuperangkat manusia dan sumber-sumber modal da lam suatu
organisasi yang bertangungjawab untuk menghasilkan dan menyebarkan
informasi yang dipertimbangkan relevan di dalam pembuatan keputusan.
Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi
manajemen (SAM) adalah sebagai berikut:
Sistem informasi yang mengumpulkan data operasiona l dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang dihasilkan pesaing, membantu supaya pemberian nilai tambah yang lebih besar dibandingkan pesaingnya, sehingga dengan
demikian tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai dengan efektif dan efesien.
Menurut Mulyadi (2001 : 1) mengemukakan pengertian sistem akuntansi
manajemen sebagai (SAM) sebagai berikut:
Sistem akuntansi manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sumber informasi utama
untuk pengambilan keputusan, peningkatan dan pengendalian organisasi. Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen yang efektif dapat menciptakan nilai yang dapat dipertimbangkan oleh organisasi saat ini dengan memberikan
informasi yang tepat waktu dan akurat tentang aktifitas yang dapat membawa
keberhasilan perusahaan.
Dengan memperhatikan definisi-definisi diatas, maka jelaslah bahwa sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan kumpulan dari manusia serta pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu, dapat dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam pengambilan keputusan manajemen.
Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Sistem informasi akuntansi manajemen (SAM) adalah sistem informasi
yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan
khusus manajemen.
Menurut Nazaruddin, I. (1998) dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
fungsi dari sistem akuntansi manajamen (SAM) adalah sebagai berikut:
Sebagai sumber informasi penting untuk membantu ma najer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan. Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.
Menurut Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos
kwary (2006 : 4) mengemukkan tujuan sistem informasi akuntansi manajemen
(SAM) sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dal am perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkesinambungan.
Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainya
membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana
cara menggunakanya.
Model Operasional Dari Sistem Akuntansi Manajemen
Dalam pengertian sistem akuntansi manajemen yang sebelumnya telah di
jelaskan, dikatakan bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan sistem
informasi yang menghasilkan suatu output dengan menggunakan input dan
berbagai proses yang diperlukan dalam memenuhi tujuan manajemen. Output
yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan dari masukan-masukan.
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
(2004:4) mengemukakan pengertian proses sebagai berikut:
Proses adalah inti dari suatu sistem informasi aku ntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem. Prose dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal.
Modeloperasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:
Peristiwa ekonomiPengumpulan,Laporan khusus
Pengukuran,Harga pokok produk
Penyimpanan,Anggaran
AnalisisLaporan kinerja
Masukan
Proses
Keluaran
Pengguna
Gambar 2.1
Operasional model: Management Accounting Information system
Sumber: Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan deny Arnos Kwary (2004 : 2).
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2004:4). Mengemukakan para manajer, pekerja, dan eksekutif menggunkan sistem informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Pada dasarnya sistem akuntansi manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan adalah rumus terperinci mengenai langkah-langkah untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian adalah proses memilih diantara alternative yang ada.
Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Saat ini fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar
memungkinkan para manajer melayani dengan lebih baik kebutuhan pelanggan
dan mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan. Lebih jauh lagi, untuk
mempertahankan keunggulan berulang, para manajer harus menekankan pada
waktu, kualitas serta efesiansi, dan informasi akuntansi harus dibuat untuk
mendukung tujuan fundamental organisasi.
Selain uraian di atas, saat ini muncul tema-tema baru dalam cangkupan
sistem akuntansi manejemen sebagai salah satu bentuk usaha dalam meningkatkan
keunggulan berulang perusahaan.
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Dany Arnos Kwary
(2004:11) mengemukakan beberapa tema-tema baru dalam akuntansi manajemen
yang diantaranya adalah:
1. Manajemen berdasarkan aktifitas Orientasi pada pelanggan Perspektif lintas fungsional Manajemen kualitas total (Total Quality Management) Waktu sebagai unsur kompetitif Efesiensi (E-Business) Bisnis secara elektronik
Penjelasan dari poin-poin di atas adalah sebagai berikut:
Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (Customer Value) dan laba sebagai hasilnya.
Orientasi Pada Pelanggan
Manajemen berdasarkan aktifitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan
bersaing dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing.
Perspektif Lintas Fungsional
Pengelolaan rantai nilai berarti bahwa akuntansi manajemen harus memahami banyak fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran distribusi hingga ke pelayanan konsumen. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management)
Filosofi dari manajemen kualitas total, dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerja nya menghasilkan produk yang sempurna, sedang mengganti sikap Kualitas yang dapat di terima dimasa lalu. Peneka nan pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang kualitas.
Waktu Sebagai Unsur Kompetitif
Waktu adalah unsur terpenting dari semua tahap rantai nilai. Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi.
Efesiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan dimensi tersebut tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia atau bahkan fatal. Meningkatkan efesiensi adalah hal vital. Baik pengukuran efesiensi financial maupun nonfinancial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efesiensi.
Bisnis Secara Elektronik (E-Business)
Bisnis secara elektronik adalah semua transaksi bisnis atau pertukaraan informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Struktur organisasi dalam suatu usaha dapat menunjukkan adanya
pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Suatu penambahan pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan kebutuhan informasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan didalam sistem akuntansi manajemen. Struktur kegiatan
pengumpulan, pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem akuntansi manajemen harus secara paralel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang dilayaninya.
G R. Terry mengemukakan pengertian organisasi yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2001 : 51) mengemukakan sebagai berikut:
Organisasi berarti penentuan, pengelompokkan serta peraturan dari berbagai macam aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
Suatu organisasi harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas perusahaan dengan didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya sistem dan prosedur yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan terjamin tujuan perusahaan dan tujuan manajemen. Suatu organisasi dapat diuraikan juga sesuai dengan tingkat sentralisasi dan desentralisasi yang mempunyai dampak terhadap pola pengambilan keputusan dan pada gilirannya juga terhadap metode pengumpulan dan pengolahan data berikut dengan penciptaan informasi manajemen pada waktu metode pengumpulan dan pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur organisasi adalah desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah didelegasikan oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah digunakannya sistem komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi.
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Secara konvensional, rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas
pada informasi keuangan internal yang berorientasi historis. Tetapi, meningkatnya peran sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk membantu manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk memasukkan data eksternal dan non keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (Informasi sistem akuntansi manajemen lingkup luas).
Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:
1. Scope (Lingkup)Timelines (Tepat waktu)
Aggregation (Agregasi)
Integration (Integrasi)
Berdasarkan identifikasi diatas karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen (SAM) dapat diuraikan sebagai berikut:
Scope (Lingkup)
Di dalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu. Sistem akuntansi manajemen (SAM) tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti gross national product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern. Disamping itu, lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas.
Timeliness (Tepat Waktu)
Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen (SAM). Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.
Aggregation (Agregasi)
Sistem akuntansi manajemen (SAM) memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisiten dengan model keputusan formal seperti analysis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal.
Integration (Integrasi)
Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh sub unit organisasi. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit.
Sedangkan menurut Gordon dan Nayarana (1984) yang dikutip oleh
Dakeng Setyo Budiarto memberikan definisi karakteristik sebagai berikut:
1. Karakteristik Broad ScopeKarakteristik Aggregation Karakteristik Integration Karakteristik Timeliness
Penjelasaan dari definisi karakteristik di atas adalah sebagai berikut:
Karakteristik Broad Scope
Mempunyai tiga sub dimensi yaitu : fokus, kuantifikasi, dan waktu. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi, kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan, dan waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas dan tanggung jawab mereka serta fungsinya sebagai pengendali. Untuk itu mereka membutuhkan informasi karakteristik broad scope untuk mendukung daya saing mereka.
Karakteristik Aggregation
Karakteristik aggregation atau pengumpulan merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan. Informasi menurut fungsi akan menyediakan informasi berkaitan dengan hasil dari unit-unit yang lain. Hal ini harus konsisten dengan model keputusan formal yang digunakan oleh organisasi, informasi ini dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam pengambilan keputusan karena informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut fungsi dan jangka waktu yang berbeda-beda.
Informasi yang terintegrasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi relatif lebih pendek dibandingkan dengan informasi yang masih mentah dan belum tersusun. Para manajer akan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan area atau unit bisnis yang menjadi tanggung jawab mereka. Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area tanggung jawab manajer dapat diperoleh dari informasi karakteristik aggregation. Dengan informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional masing-masing manajer, maka akan mengurangi terjadinya konflik. Informasi ini juga bermanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer.
Karakteristik Integration
Karakteristik terintegrasi atau terpadu memberikan sarana koordinasi antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam organisasi. Semakin banyak jumlah segmen atau unit bisnis dalam organisasi akan semakin besar kbutuhan informasi karakteristik integrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM). Dengan kata lain informasi terintegrasi memberikan peran pengkoordinasian dalam beragam keputusan pada organisasi. Informasi terintegrasi juga dipandang sebagai pembangkit moral bagi manajer unit bisnis dan mengindikasikan bahwa informasi ini memberikan andil dalam peningkatan kinerja. Karakteristik Timeliness
Karakteristik timeliness atau ketepatan waktu mempunyai dua sub dimensi yaitu frekuensi pelporan dan kecepatan pelaporan . frekuensi berkaitan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer.
Sedangkan kecepatan berkaitan dengan tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan tersedianya informasi.
Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu, maka informasi tersebut akan kehilangan nilai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka.
Kinerja Manajerial
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat
kesediaandan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya
perusahaanuntuk mencapai tujuan. Perusahaan umumnya mendasarkan
perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan. Berikut ini adalah
beberapa pengertian kinerja menurut para ahli:
Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes Lardoso Faustino
(2000 ; 135):
Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama satu periode tertentu.
Smith W. Augt yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:50), mengungkapkan bahwa kinerja adalah:
Ouput drive from process, human or otherwise
Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu p roses.
Marihot Tua Efendy (2002 : 194) mengatakan bahwa:
Kinerja adalah unjuk kerja yang merupakan hasil ke rja dihasilkan oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi.
Menurut Dessler, seperti yang dikutip oeh Anggono (2003) mendefinisikan kinerja adalah:
Sebagai perbandingan antara hasil kerja yang secar a nyata dengan standar kerja yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Lubis, (2005:22) kinerja manajerial didefinisikan sebagai:
Kinerja para individu anggota organisasi dalam keg iatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi, dan representasi.
Narsa dan Yuniawati (2003 : 24) mengatakan:
Kinerja manajerial merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial.
Dari definisi diatas maka kinerja manajerial merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja manajerial yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatan produktivitas. Kinerja manajerial merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila manajer mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki.
2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manjerial
Menurut Wulfram dalam Bambang Wahyudi (2004 : 23), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial, yaitu:
1. Faktor penghambat kinerja 2. Faktor pendukung kinerja
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Faktor Penghambat Proses Kinerja
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja menjadi tidak efektif, yaitu: Definisi Proyek
Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau gambaran proyek yang dibuat perencana. Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang
sama bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang dibuat perencana.
Faktor Tenaga Kerja
Pengawas atau inspektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat. Faktor Sistem Pengendalian
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan mengabaikan hubungan kemanusian akan timbul kekakuan dan keterpaksaan. Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan informasi secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.
Faktor Pendukung Proses Kinerja
Obyektifitas Data Mutu suatu pengendalian kinerja tidak terlepas dari mutu informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar kinerja dan sistem informasi berlangsung dengan baik, yaitu:
Ketepatan Waktu
Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi yang tidak sesuai lagi dengan kondisi.
Akses Antar tingkat
Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa sangat berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian kinerja. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga, seorang manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki performa jelek.
Perbandingan Data Terhadap Informasi
Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanya memberikan satu dua informasi. Sedangkan untuk mengolah data tersebut membutukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.
Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya
Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan, waktu pembayaran harus benar-benar ditepati.
Masalah menyangkut kejujuran
Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu perusahaan, unit bisnis dalam perusahaan, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja perusahaan sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam suatu perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson dalam Bambang Wahyudi (2002 : 101) mengemukakan penilaian kinerja adalah:
Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilak ukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
Menurut Robbins dalam Henry Simamora dalam buku Analisis Kinerja (338 : 2004) mengemukakan penilaian kinerja adalah:
Penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan.
Seperti yang diungkapkan Surya Dharma (2005 : 25) tentang penilaian terhadap unsur- unsur kinerja manajerial yaitu:
1. Kerangka kerja dari SasaranProses Pemahaman bersama Pendekatan Pencapaian
Unsur-unsur diatas dapat djelaskan sebagai berikut:
Kerangka kerja dan sasaran
Dalam kerangka kerja dan sasaran terdapat adanya kesepakatan antara karyawan dan manajer dalam mencapai tujuan perusahaan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Proses
Adanya tindak lanjut dari sasaran diatas yaitu tindakan yang diambil perusahaan dalam peningkatan kinerja nya agar hasil yang diharapkan dapat terwujud. Pemahaman bersama
Dalam menjalankan suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang sama, yaitu kemauan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu adanya kompetensi antar karyawan yang sehat dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Pendekatan
Dalam pengolaan suatu perusahaan diperlukan kerja sama, baik antara manajer dengan karyawan begitu pula antar karyawan dengan karyawan sehingga menimbulkan kerja sama yang baik didalam perusahaan.
Pencapaian
Hasil dari seluruh kegiatan perusahaan diharapkan dapat memberikan hasil maksimal terhadap perusahaan dimana hasil tersebut didapatkan dari kinerja perusahaan yang meningkat.
Dimensi Kinerja Manajerial
Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2003 : 24), penilaian kinerja
manajerial meliputi delapan dimensi kegiatan, yaitu:
1. Kinerja Perencanaan Kinerja Invenstigasi Kinerja Pengkoordinasian Kinerja Evaluasi Kinerja Pengawasan Kinerja Pengaturan Staff (Staffing) Negosiasi
Kinerja Perwakilan (Representatif)
Penjelasan dimensi-dimensi di atas adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Perecanaan
Kinerja perencanaan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam nenentukan tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalann kerja, penganggaran, merancang prosedur, serta pemrograman.
Kinerja Investigasi
Kinerja investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.
Kinerja Pengkoordinasian
Kinerja pengkoordinasian yang dimaksud yaitu kemampuan dalam tukar menukarinformasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahukanya kepada bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.
Kinerja Evaluasi
Kinerja evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk.
Kinerja Pengawasan
Kinerja paengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.
Kineja Pengaturan Staf (Sttafing)
Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melkukan perekrutan pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.
Kinerja Negosiasi
Kinerja negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual , serta tawar menawar secara kelompok.
Kinerja Perwakilan (representatif)
Kinerja perwakilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan umum perusahaan.
Hasibuan Malayu (2001 : 34) menjelaskan tentang cara penilaian kinerja
manajerial yaitu:
1. Esei Tertulis
Insiden Kritis
Skala Penilaian Grafik
Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 metode yang
digunakan dalam pengendalian kinerja:
1. Esei tertulis
Dengan menulis suatu cerita yang memberikan kekuatan, kelemahan, kinerja masa lalu, potensial, dan sasaran untuk perbaikan
Insiden Kritis
Memfokuskan perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara menjalankan pekerjaan itu secara efektif dan melaksanakannya secara tidak efektif Skala Penilaian Grafik
Skala ini kurang memakan waktu untuk dikembangkan dan diolah. Skala ini juga memungkinkan analisis kuantitatif dan pembandingan.
Kinerjamanajerial akan baik jika memiliki kemampuan untuk
menjalankan fungsi atau aktivitas bisnisnya tersebut, dimana kemampuan tersebut
dipengaruhi oleh informasi yang berkualitas yang diperoleh dari sistem informasi
yang terarah dan terintegrasi dengan baik, guna mendukung manajemen dalam
proses pengambilan keputusan.
2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer
Menurut Alicia (2007 : 19) tingkatan manajer dalam suatu organisasi
terdiri dari:
1. Manajer Atas ( Top Manager) Manajer Menengah (Middle Manager) Manjer lini pertama (First line manajer) Karyawan non manajer
Tingkatan manajer tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi meliputi tujuan organisasi, menetapkan strategi, mengawasi dan mengiterpretasikan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.
Manajer menengah (Middle Manager)
Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajer puncak serta menerapkan strategi subunit untuk mencapai tujuan organisasi.
Manjer lini pertama (First line manajer)
Manjer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari karyawan non manajerial serta bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi.
Karyawan non manajer.
Kerangka Pemikiran
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Sistem yang berkualitas yaitu sistem yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
Sistem informasi yang mengumpulkan data operasiona l dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu: broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi).
Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem akuntansi manajemen.
Dalam Juniarti dan Evelyne Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang dikutip dari Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik akuntansi manajemen yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Bukti-bukti bahwa karakteristik akuntansi manajemen berhubungan dengan kinerja manajemen juga diungkapkan AICPA yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyne (2003). Hasil survey yang pernah dilakukan oleh AICPA & Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik akuntansi manjemen yang berkualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial (Maisel and AICPA 2001:28) Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh karakteristik
sistem akuntansi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan karakteristik sistem akuntansi manajemen (broadscope, timeliness, agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.
Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Hipotesis
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dan hipotesis diatas dapat
disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Karakteristik sistem
Kinerja
akuntansi manajemen
Manajerial
(SAM)
HIPOTESIS
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Berpengar uh Signifikan Terhadap Kinerja Manajerial
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELlTIAN
Metode Penelitian yang Digunakan
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Objek penelitian
dalam penelitian ini mengenai pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln. LMU Nurtanio No. 117 Bandung.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu
peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey, metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2009:6). Sedangkan metode analisis datanya dilakukan melalui pendekatan deskriftif kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi suatu ukuran data kuantitatif yang bertujuan memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Dalam menguji hipotesis, penulis melakukan penelitian atas dasar kuesioner dengan menggunakan perhitungan persentase, data yang berupa jawaban-jawaban atas kuesioner itulah dijadikan dasar bagi penulis menarik kesimpulan.
Untuk pengujian diperlukan langkah-langkah penelitian yang akan dimulai dari penetapan variabel penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, model penelitian, analisis data dan rancangan pengujian hipotesis serta metode pengolahan data dan pengolahan analisis.
Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunkan statistik yang relevan untuk menguji hipotesis.
Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Definisi Variabel dan Pengukurannya
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian umumnya melakukan pengukuran
terhadap kebenaran suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Menurut Sugiyono (2009 : 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah: Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentu k apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati, variabel ini sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan lainya atau satu objek dengan yang lainya dalam Sugiyono (2009 : 38).
Untuk menghindari timbulnya salah penafsiran maka akan diuraikan mengenai definisi masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen:
Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:
1. Scope (Lingkup)Timelines (Tepat waktu)
Aggregation (Agregasi)
Integration (Integrasi)
Kinerja Manajerial:
Kinerja manajerial menurut (Lubis, 2005 : 22) didefinisikan sebagai: Kinerja para individu anggota organisasi dalam keg iatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi, dan representasi.
Operasionalisasi Variabel
Adapun operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel X
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
VariabelSub Variabel
Indikator
Skala
Karakteristik1. Scope (Lingkup)1.Fokus berkaitan denganOrdinal
Sistem
informasi yang berasal
Akuntansi
daridalamatauluar
Manajemen
organisasi.
(X)
2.Kuantifikasiberkaitan
denganinformasi
keuangandannon
keuangan.
3.Waktuberkaitan
estimasi peristiwa yang
akanterjadidimasa
yang akan datang.
2. Timelines1.Frekwensi pelaporan.Ordinal
(Tepat waktu)2.Kecepatan pelaporan.
3. Aggregation1.Mengurangi terjadinyaOrdinal
(Agregasi)
konflik.
2.Bermanfaat sebagai
input dalam
mengevaluasi kinerja
manajer.
4. Integration
Sebagai alat koordinasiOrdinal
(Integrasi)
antar segmen dari
subunit dan antar
subunit.
Sumber: Chenhall dan Morris dalam Arsono Laksamana (2002) Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Y
Kinerja Manajerial
VariabelSub Variabel
IndikatorSkala
KinerjaPenilaian kinerja1.Kinerja perencanaanOrdinalManajerialmanajerial berdasarkan2.Kinerja investigasi
(Y)kegiata-kegiatan3.Kinerja
manajerial.
pengkoordinasian
4.Kinerja evaluasi.
5.Kinerja pengawasan
6.Kinerja pengaturan
staf
7.Kinerja negoisasi
8.Kinerja Perwakilan
Sumber: Kurnianingsih dan Indriantoro (2003:24).
Indikator-indikator ini selanjutnya akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan pada alternatif jawaban.
Menurut Sugiyono (2009 : 93) mengemukakan bahwa:
Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: Skala n ominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio.
Tiap-tiap jawaban akan diberi nilai, dimana hasil nilai akan menghasilkan skala pengukuran ordinal. Untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen) dan variabel Y (Kinerja Manajerial), kuesioner tersebut merupakan pertanyaan positif dan memiliki 5 (lima) jawaban dengan masing-masing nilai yang berbeda dengan skor 1 sampai dengan 5.
Populasi dan Sampel
Populasi
Dari kegiatan yang berhubungan dengan judul skripsi, maka penulis
menentukan populasi sasaran.
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009 : 80) sebagai berikut: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sesuai dengan topik penelitian ini maka populasi penelitiannya adalah subjek yang berhubungan dengan Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial, yaitu kepada para manajer, asisten manajer, dan karyawan yang berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Sampel
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Sugiyono (2009 : 81)
sebagai berikut:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Selain itu juga diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif, artinya segala
karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Sampel dalam penelitian ini adalah para manajer, asisten manajer, dan karyawan yang berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Teknik Sampling dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik Non Probability sampling dengan jenis sampling purposive.
Pengertian Non Probability Sampling menurut Sugiyono (2009 : 120)
adalah:
Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Sedangkan pengertian Sampling Purposive menurut Sugiyono (2009 : 122) adalah:
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode proposive sampling yaitu metode sampling yang dilakukan dalam mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri khusus yang dimiliki sampel (Sugiyono, 2009 : 85).
Adapun syarat-syarat yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu:
Pendidikan S1, dengan alasan:
Pendidikan formal yang cukup
Kompetensi
Berwawasan
Minimal bekerja 5 tahun, dengan alasan:
Cukup berpengalaman
Mengetahui kondisi perusahaan
Dapat bekerja sama
Maka sampel yang diambil adalah hanya yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan. Yaitu sebanyak 20 orang yang sesuai kriteria diatas.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu:
Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pengamatan langsung pada perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini penulis memperoleh data primer dari perusahaan tempat
penulis melakukan penelitian.
Data Sekunder
Data sekunder data tidak langsung yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi, dimana data sekunder ini dapat penulis peroleh dari studi
kepustakaan dan pengumpulan data dari literatur-literatur serta sumber lain yang berhubungan dan relevan dengan masalah yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang mendukung penelitian ini. Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Penelitian Lapangan (Field Reseach)
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Maka sarana untuk memperoleh data dan informasi tersebut adalah:
Wawancara (Interview)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan
bahwa:
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan men gadakan tanya jawab atau wawancara langsung dengan para pegawai yang bewenang dilingkungan perusahaan untuk mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti.
Pengamatan Langsung (Observation)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa:
Pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan d ata dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
Kuesioner
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan bahwa:
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dokumentasi
Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan dan formulir yang digunakan organisasi.
Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)
Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dalam menunjang data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan. Data sekunder merupakan bahan informasi yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidangnya, sehingga relevan dengan pembahasan penelitian.
Metode Analisis dan Pegujian Hipotesis
Metode Analisis
Analisis Data
Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat
dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
Analisis data diperlukan agar penulis dapat memperoleh hasil yang dapat dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik yang diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif, adapun data yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Menganalisa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen pada
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Menganalisa Kinerja Manajerial yang dihasilkan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel (variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner) yang berhubungan dengan daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut kemudian ditunjukan bagi para responden di perusahaan. Data yang dihimpun dari hasil kuesioner tersebut penulis akan membandingkanya dengan landasan teori yang relevan atau yang dituangkan kedalam indikator-indikator penelitian.
Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang akan digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut:
Untuk variabel X
Me = ___
Untuk variabel Y
Me = ___
Dimana:Me= Mean (rata-rata)
= Jumlah (sigma)
Xi= Nilai X ke 1 sampai ke N
Yi= Nilai Y ke 1 sampai ke N
N= Jumlah atau responden
Setelah mendapatkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai yang terendah dan nilai yang tertinggi dari hasil kuesioner.
Nilai tersebut masing-masing diambil dari banyaknya responden dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan dikalikan dengan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi.
Selanjutnya untuk menilai Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
(variabel X), untuk variabel X terdapat pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan:
Nilai terendahnya sebanyak 1 x 12= 12
Nilai tertingginya sebanyak 5 x 12= 60
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, nilai terendah dari
variabel X adalah 12 sedangkan nilai tertingginya adalah 60. Maka kriteria untuk menilai karakteristik sistem akuntansi manajemen (variabel X) penulis tentukan sebagai berikut:
Nilai 12 21 untuk kriteria Tidak Baik
Nilai 22 31 untuk kriteria Kurang Baik
Nilai 32 41 untuk kriteria Cukup Baik
Nilai 42 51 untuk kriteria Baik
Nilai 52 60 untuk kriteria Sangat Baik
Selanjutnya untuk menilai Kinerja Manajerial (variabel Y), caranya sama dengan penilaian untuk variabel X, untuk variabel Y terdapat pertanyaan sebanyak
pertanyaan:
Nilai terendahnya sebanyak 1 x 18 = 18
Nilai tertingginya sebanyak 5 x 18 = 90
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk menilai Kinerja Manajerial (Y), penulis tentukan sebagai berikut:
Nilai 18 32 untuk kriteria Tidak Efektif
Nilai 33 47 untuk kriteriaa Kurang Efektif
Nilai 48 62 untuk kriteria Cukup Efektif
Nilai 63 77 untuk kriteria Efektif
Nilai 78 90 untuk kriteria Sangat Efektif
Uji Validitas
Instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai alat untuk mendapatkan
data primer melalui penyebaran kuesioner, harus terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian ini dilakukan agar pada saat penyebaran kuesioner, instrumen-instrumen penelitian tersebut sudah valid dan reliabel, yang artinya alat ukur untuk mendapatkan data sudah dapat digunakan.
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009 : 172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009 : 179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:
Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu:
__ = 1 6 _ 2
_(_2 1)Dimana :
rs=Koefisien Korelasi Rank Spearmandi=Selisih Setiap Rank
n=Banyaknya Pasangan Data
Uji Reliabilitas
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai
konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode
Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut:
r1 = 2___ 1 + ___
(Sumber : Sugiyono, 2009:186)
Dimana :
r1= Reliabilitas internal seluruh instrument
rAB= Korelasi Product Moment Pearson antara item ganjil dan genap
Rancangan Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah korelasi antara Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan menggunakan perhitungan statistik.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan dan penetapan kriteria pengujian. Untuk mengetahui lebih lanjut langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut:Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1)
Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1) digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara dua variabel di atas. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah Hipotesis Alternatif (H1),
sedangkan untuk keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan antara Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1).
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:
Ho = = 0 Tidak terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.H1 = 0, terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial.
Pemilihan Uji Hipotesis
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel
dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini penulis dapat membagi respondennya ke dalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu, maka dalam menguji hipotesis ini digunakan teknik statistik non parametrik. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri. Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.
Korelasi Rank Spearman menurut Sugiyono (2009:356) adalah:
Korelasi Rank Speraman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji spesifikasi hipotesis assosiatif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama.
Metode ini menggunakan ukuran asosiasi yang menghendaki sekurang-kurangnya variabel yang diuji dalam skala ordinal, sehingga objek penelitian dapat diranking dalam 2 rangkaian berurutan. Rumus untuk mengukur koefisien
Rank Spearman adalah sebagai berikut:__ = 1 _(_62 _21)(Sugiyono, 2009:357)
Dimana:
__= koefisien korelasi Rank Spearman yang menunjukkan keeratan hubungan
antara unsur-unsur variabel X dan variabel Ydi=selisih mutlak antara rangking data variabel X dan variabel Y (X1 Y 1)n=banyaknya responden atau sampel yang diteliti
Apabila dalam penelitian tersebut terdapat rank yang berangka sama, maka digunakan faktor koreksi, dengan rumus sebagai berikut:
T = t_ t 12
Dimana:
T = Faktor koreksi
t = Jumlah variabel yang memiliki peringkat sama
Untuk mengurang dampak jumlah data variabel dengan rank yang sama terhadap hasil penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:
__ = _ 2 + _2 _ 2 2 _ _ _2 _ _2Dengan ketentuan :
_ _ = !"# ! _ $%
_ & = !"# ! _ $'
Keterangan:
Tx : Jumlah ranking yang sama dalam variabel X
Ty : jumlah ranking yang sama dalam variabel Y
Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman rs hitung > rs
tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yaitu
terdapatnya karakteristik sistem akuntansi manajemen memadai terhadap kinerja manajerial. Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima
dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Tabel 3.3Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi
Interval Koefisien Korelasi (r)Tingkat Hubungan0,00 0,199Sangat Rendah0,20 0,399Rendah0,40 0,599Sedang0,60 0,799Kuat0,80 1,000Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono 2009 : 250
Untuk menguji tingkat signifikan koefisien korelasi rs yang dihasilkan, maka
digunakan uji t atau test t dengan rumus:
t = _( *+, 1 __(Sumber : Sugiyono 2009:250)
Hasil perhitungan uji t kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh
dengan tingkat signifikan = 0,05 dan dk = n 2 ( dk =derajat kebebasan). Hipotesis ini telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut:Ho diterima jika nilai thitung < ttabel
Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel
Selanjutnya dapat dihitung koefisien determinasi untuk menentukan
seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap variabel Y dari korelasi Rank Sparman. Menurut Sugiyono rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
-_ = __2 _ 100%Di mana:
Kd=Koefisien Determinasirs=Koefisien Rank Spearman
Penetapan Tingkat Signifikasi
Dalam suatu penelitian, sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu
harus ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf nyata yang dipilih adalah 0,05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan suatu signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian bidang ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh penulis adalah 0,95 atau 95%.
Penetapan kriteria Pengujian
Kriteria pegujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan nilai
pada tabel, dengan menggunakan tabel harga-harga kritis koefisien korelasi rank sperman dengan tingkat signifikasi 0,05 untuk mengetahui apakah kedua variabel berkorelasi atau tidak maka diperlukan uji signifikasi dari ranking tersebut.ts hitung > ts tabel,artinya ada terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan kata lain
Ho ditolak dan H1 diterima.
ts hitung < ts tabel,artinya ada hubungan tidak terdapat pengaruh karakteristik
sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
5 Pengambilan Keputusan
Jika rs hitung rs tabel atau ts hitung ts tabel, maka berada pada daerah penolakan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima, yaitu bahwa Implementasi Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Tetapi, jika rs hitung rs tabel atau ts hitung ts tabel, maka berada pada daerah penerimaan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis ditolak, yaitu bahwa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen tidak berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Rancangan Kuesioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperamgkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu, kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Rancangan kuisioner yang dibuat penulis adalah kuisioner tertutup dimana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis. Jumlah kuisioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian.
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln. LMU Nurtanio No. 117 Bandung. Adapun waktu penelitianya dimulai pada bulan Desember 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umun PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Sejak masa penjajahan Belanda sejak awal Tahun 1942, di Indonesia dikenal suatu badan atau perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga listrik milik Pemerintah, daerah otonom (Gemente) atau gabungan keduanya. Di Jawa Barat, khususnya Bandung, perusahaan pengeloloa serta penyedia tenaga listrik bagi kepentingan umum itu adalah Bandoengsche Electriciteit Maatschappij
(BEM) yang berdiri Tahun 1905. Pada tanggal 1 Januari 1920, perusahaan perseroan Gemeenschaplijk Eelectriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) menggantikan BEM. Pendirian ini dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophui