140
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010. ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN USU MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh DINA MELIANA PANGARIBUAN 080423050 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Jurnal RULA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA

PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN

PERPUSTAKAAN USU MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

DINA MELIANA PANGARIBUAN

080423050

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 2: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA

PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN

PERPUSTAKAAN USU MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

DINA MELIANA PANGARIBUAN

080423050

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. A. Jabbar M. Rambe, M. Eng ) (Ir. Dini Wahyuni, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 3: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Berkat

dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas sarjana

ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian

studi pada Program Ekstensi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “Analisa Postur

Kerja dengan Metode RULA pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan

USU Medan” diharapkan mampu memberikan perbaikan metode kerja dan

meningkatkan produktivitas Perpustakaan USU.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari tugas sarjana

ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap

tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan bagi

perpustakaan USU khususnya.

Medan, Juni 2009

Penulis,

Dina Meliana .P.

080423050

Page 4: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Tugas sarjana ini, penulis berusaha sebaik mungkin

sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis banyak

mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda G. Pangaribuan dan Ibunda M. Pane yang tercinta serta abangku

Ardian Tamara Putra Pangaribuan yang telah memberikan motivasi dan

dorongan dengan penuh cinta, karena berkat doa restu serta dukungan material

yang diberikan kepada penulis mulai menuntut ilmu sampai terselenggaranya

penyusunan tugas sarjana ini.

2. Bapak Ir. H. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, sebagai dosen pembimbing I yang

telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, sebagai dosen pembimbing II atas bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana

ini.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang

telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta

perhatian yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Ir. Parsaoran Parapat, M.Si, selaku dosen Pembanding I atas bimbingan,

pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.

6. Ibu Ir. Anizar, M. Kes, selaku dosen Pembanding II atas bimbingan,

pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.

7. Ibu Ir. Nazlina, MT, selaku dosen Pembanding III atas bimbingan, pengarahan

dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.

8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Universitas

Sumatera Utara Medan yang selalu sabar memberikan ilmu-ilmunya kepada

saya selama menjadi mahasiswa.

9. Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina dan Ibu Ani selaku staf dijurusan yang

dengan sabar membantu dalam proses birokrasi penyelenggaraan Tugas

Sarjana ini.

Page 5: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

10. Bang Kumis Margono dan Kak Rahma selaku staf di bagian perpustakaan yang

selalu membantu penulis dalam mengumpulkan referensi untuk kesempurnaan

Tugas Sarjana ini.

11. Uda Syakirin Pangaribuan, Kak Hetty dan Kak Lisna serta seluruh pegawai

perpustakaan USU yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di

lapangan.

12. Teman-teman terbaikku eda Dewi Angraini Gultom, Meliana Hutahaean,

Nurhayati Munthe, Srihartati Rajagukguk, Siti Khadijah Parinduri, Dwi

Lestari, Rusdi Lubis, M. Tazly Pramana, Benny, Rudi Kencana, Kesuma

Hadibroto, Fauzi Hardiansyah, Ahmad Afandi, David, Wanjun, Hendri Joy,

Sarihati Rahma, Kak Ayu, Wiwid dan seluruh teman-teman yang selalu

memberikan semangat, canda dan tawa, serta berbagi dalam keadaan susah

maupun senang.

Kepada semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga

Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009

Penulis

Dina Meliana .P.

Page 6: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR .................................................................... i

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................. I-1

1.2. Rumusan Permasalahan .......................................................... I-3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... I-4

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. I-4

1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian ................................... I-5

1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ I-5

1.5.2. Asumsi Penelitian ........................................................ I-5

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................ I-6

II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan ......... II-1

Page 7: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara ........................................................................ II-5

2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara .............................................................. II-5

2.2.2. Koleksi Perpustakaan .................................................... II-9

2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan ........ II-11

2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan .......... II-13

2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ................ II-15

2.3.1. Keanggotaan ................................................................. II-15

2.3.2. Jenis Pelayanan ............................................................. II-15

III. LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Ergonomi .................................................................... III-1

3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi ............................................. III-2

3.3. Postur Kerja ............................................................................. III-3

3.4. Kerja Otot Statis Dan Dinamis .................................................. III-5

3.5. Kelelahan ................................................................................. III-10

3.6. Metode Penilaian Postur Kerja ................................................. III-10

3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS) ....... III-12

3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ........................ III-12

Page 8: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6.3. Rapid Entire Body Assessment (REBA) ......................... III-25

3.6.4. Quick Exposure Check (QEC) ....................................... III-26

3.7. Nordic Body Map ..................................................................... III-26

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... IV-1

4.2. Metode Penelitian .................................................................... IV-1

4.3. Instrumen Penelitian ............................................................... IV-3

4.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... IV-3

4.5. Pengolahan Data ...................................................................... IV-4

4.6. Analisis Pemecahan Masalah ................................................... IV-6

4.7. Kesimpulan dan Saran ............................................................. IV-6

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ................................................................... V-1

5.1.1. Data Postur Kerja ........................................................... V-3

5.1.2. Data Waktu Postur Kerja ............................................... V-6

5.1.3. Data Ukuran Fasilitas .................................................... V-8

5.1.4. Data Jumlah Pegawai .................................................... V-10

5.1.5. Data Standard Nordic Questionnaire ............................ V-11

5.2. Pengolahan Data ....................................................................... V-14

Page 9: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ............... V-14

5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Jongkok .......................................................................... V-15

5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Bungkuk ......................................................................... V-19

5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri ............................................................................ V-22

5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ............................ V-26

5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh

Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Posisi

Kaki Berjinjit ................................................................. V-30

VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Masalah ....................................................................... VI-1

6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) .......................... VI-1

6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja .................................... VI-6

6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionnaire VI-6

Page 10: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard

Nordic Questionnaire .................................................... VI-10

6.2. Pemecahan Masalah ................................................................. VI-11

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan .............................................................................. VII-1

7.2. Saran ........................................................................................ VII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007) ..... II-9

2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(Januari – Desember 2007) ............................................................. II-12

2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari – Desember 2007) .............. II-15

2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan

di Situs Web Perpustakaan (Januari – Desember 2007) .................. II-19

3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ........................................... III-16

3.2. Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) ....................................... III-17

3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist) ..................................................... III-17

3.4. Skor Grup A .................................................................................... III-18

3.5. Skor Aktivitas ................................................................................. III-19

3.6. Skor Beban...................................................................................... III-20

3.7. Skor Bagian Leher (Neck) ............................................................... III-21

3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) ................................................. III-21

3.9. Skor Bagian Kaki (Legs) ................................................................. III-22

3.10. Skor Grup B (Trunk Posture Score)................................................. III-22

3.11. Skor Aktivitas ................................................................................. III-23

3.12. Skor Beban...................................................................................... III-23

3.13. Grand Total Score Table ................................................................. III-24

3.14. Kategori Tindakan RULA ............................................................... III-24

3.15. Standard Nordic Questionnaire ....................................................... III-29

Page 12: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat ... V-1

5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga ...................... V-2

5.3. Data Waktu Postur Kerja .................................................................. V-7

5.4. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU......................... V-11

5.5. Hasil Standard Nordic Questionnaire .............................................. V-12

5.6. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ................................ V-14

5.7. Skor Grup A untuk Postur Jongkok ................................................. V-16

5.8. Skor Grup B untuk Postur Jongkok .................................................. V-17

5.9. Skor Grup C untuk Postur Jongkok .................................................. V-18

5.10. Skor Grup A untuk Postur Bungkuk ............................................... V-20

5.11. Skor Grup B untuk Postur Bungkuk ............................................... V-21

5.12. Skor Grup C untuk Postur Bungkuk ................................................ V-22

5.13. Skor Grup A untuk Postur Berdiri ................................................... V-23

5.14. Skor Grup B untuk Postur Berdiri.................................................... V-25

5.15. Skor Grup C untuk Postur Berdiri.................................................... V-25

5.16. Skor Grup A untuk Postur Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas .......................................................................... V-27

5.17. Skor Grup B untuk Postur Berdiri dan Tangan

Terentang ke Atas .......................................................................... V-29

5.18. Skor Grup C untuk Postur Berdiri dan Tangan

Terentang ke Atas .......................................................................... V-29

Page 13: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.19. Skor Grup A untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-31

5.20. Skor Grup B untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-33

5.21. Skor Grup C untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-33

5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian

Pelayanan Berdasarkan Metode RULA .......................................... V-34

Page 14: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara......... II-7

3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ............................. III-15

3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) .......................... III-16

3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist) ....................................... III-17

3.4. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist) ...................................... III-18

3.5. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) .................................................. III-20

3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk) .............................................. III-21

3.7. Posisi Kaki (Legs) ........................................................................... III-22

3.8. Nordic Body Map ............................................................................ III-27

4.1. Blok Diagram Pengolahan Data....................................................... IV-5

4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ................................................... IV-7

5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan

Postur Jongkok ................................................................................ V-4

5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan

Postur Bungkuk ............................................................................... V-4

5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan

Postur Berdiri .................................................................................. V-5

5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan

Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas ............................ V-5

Page 15: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan

Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta

Kaki Berjinjit .................................................................................. V-6

5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi .................................................................. V-9

5.7. Troli Pembawa Buku ....................................................................... V-10

5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok ............ V-15

5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk .............. V-19

5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri ................. V-22

5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri

Dengan Tangan Terentang ke Atas .................................................. V-26

5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri

dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit .................... V-30

6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan Postur Kerja Usulan ...... V-12

Page 16: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Studi tentang muscolosketal disorder pada berbagai jenis industri telah

banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal yang

paling banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (low back pain) dan

bahu. Muscolosketol disorder adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai

ditempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan

manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami para

pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus.

Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak

ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang

salah seperti memutar dengan membungkuk dan membawa beban adalah

merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan kelelahan dini.

Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang

sesuai dengan anthropometri operator sehingga mempengaruhi kinerja operator.

Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok,

membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat

menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh.

Kelelahan dini pada pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja

dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian.

Page 17: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap perusahaan

wajib memperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan bagi pekerjaannya

dengan cara penyesuaian antara pekerja dengan metode kerja, proses kerja dan

lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.

Kondisi sikap kerja di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada

bagian pelayanan khususnya pegawai yang bertugas menyusun buku ke rak buku

besi dua sisi, masih banyak yang tidak alami. Postur kerja pegawai tersebut adalah

jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri

dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit. Keluhan rasa sakit pada bagian

tubuh sudah dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja yang tidak alami,

berupa rasa sakit pada leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, lutut, betis dan

kaki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah

memperbaiki metode kerja yaitu postur kerja yang tidak ergonomis.

Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja

misalnya menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).

Gutierrez (1998) telah menganalisa para pekerja bagian perakitan pada sebuah

pabrik elektonik dan membandingkan antara postur kerja aktual dan postur kerja

usulan. Hedge (1995) juga telah menganalisa perbedaan penggunaan peralatan

komputer. Selain itu, Cook dan Kothiyal menganalisa pengaruh posisi mouse

untuk aktivitas otot dengan menggunakan metode RULA dan EMG

(elektromiografi).

Dalam jurnal berjudul A Proposed RULA for Computer Users oleh Rani

Lueder (1996) djelaskan cara pengaplikasian metode RULA, khususnya untuk

Page 18: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

para pengguna komputer. Penelitian menggunakan metode RULA lainnya juga

telah dilakukan oleh Mohammad Pourmahabadian, Mehdi Akhavan dan Kamal

Azam dalam sebuah jurnal berjudul Investigation of Risk Factors of Work-Related

Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry. Penelitian

tersebut dilakukan pada pekerja bagian pengepakan industri farmasi di Iran,

dimana para pekerja banyak melakukan postur kerja duduk. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa total skor RULA adalah 3 dan 4 yang mengindikasikan

bahwa pekerjaan pengepakan pada industri farmasi di Iran memiliki level resiko

kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja beberapa waktu ke depan.

Pada penelitian ini analisis postur kerja akan menggunakan metode

RULA. RULA merupakan suatu metode penilaian postur untuk menginvestigasi

gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini menggunakan diagram dari

postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor

resiko yang telah diinvestigasi oleh Mc Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu

jumlah pergerakan, kerja otot statik, tenaga/kekuatan, penentuan postur kerja oleh

kondisi lingkungan kerja yang sehat yaitu kondisi dimana pekerja dapat bekerja

dengan rasa nyaman, aman dan mampu berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.

1.2. Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah penilaian postur kerja

para pegawai di bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara,

khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Para pegawai

tersebut bekerja dengan cara jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan

Page 19: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

terentang ke atas, dan berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit.

Pekerjaan dilakukan dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi, sehingga

dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada beberapa bagian tubuh.

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ialah :

1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari

kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam

melakukan pekerjaanya.

2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang

ergonomis kepada para pekerja untuk mendapatkan postur kerja yang lebih

baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pekerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Melatih kemampuan dan memberikan pengalaman pada peneliti untuk

dapat menyelesaikan suatu permasalahan, khususnya penilaian postur

kerja.

2. Bahan masukan bagi perusahaan untuk dipertimbangkan sebagai solusi

perbaikan metode kerja, sehingga membantu pegawai pada bagian

pelayanan khususnya untuk aktivitas menyusun buku ke rak buku besi dua

sisi agar bekerja dengan postur kerja yang ergonomis.

Page 20: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

1.5. Ruang Lingkup Dan Asumsi Penelitian

1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

1. Pegawai yang diamati adalah pegawai yang telah bekerja minimal selama

satu tahun di bagian pelayanan Koleksi Pinjam Singkat (KPS), lantai tiga

dan lantai empat perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan. .

2. Pengamatan postur kerja dilakukan terhadap pegawai yang bekerja di

bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku

besi dua sisi.

3. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah penyusunan buku pada

bagian pelayanan yang memiliki postur kerja yang tidak ergonomis.

1.5.2. Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut, antara

lain :

1. Pegawai yang diamati adalah pekerja normal, yaitu pekerja yang bekerja

secara wajar, sudah terlatih dan tidak lagi memerlukan penyesuaian dalam

bekerja.

2. Kondisi lingkungan dianggap baik dan memenuhi persyaratan

3. Peralatan dalam kondisi yang baik

Page 21: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

1.6. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan tugas sarjana ini terdiri dari beberapa bab

yang berisi uraian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang

digunakan.

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Bab ini berisi tentang sejarah, organisasi, manajemen dan sistem

pelayanan objek studi.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi

teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan

dan pemecahan masalah.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan

secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan

menggunakan metode yang digunakan.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan

pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

Page 22: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini mengemukakan analisa hasil pengolahan data dan pemecahan dari

masalah yang ada.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang

diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan.

Page 23: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu

keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi tidak mungkin

terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak didukung oleh

sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur penunjang yang

baik bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma

memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas

Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan

yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan

mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja,

penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri.

Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan

peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera

Utara.

2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun

1970. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan

Page 24: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang

diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah Universitas Sumatera Utara,

perpustakaan pertama didirikan di lingkungan Universitas Sumatera Utara adalah

perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh perpustakaan

fakultas hukum (1954). Ketika itu Universitas Sumatera Utara masih merupakan

sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan

sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20

November 1957.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menempati sebuah gedung

dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus.

Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departeman yang

terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman

dan parker seluas sekitar 4 hektar. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar

900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus

sampai dengan Desember dan Februari sampai dengan Juni), perpustakaan

biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu

mahasiswa harus antri terutama pada jam-jam sibuk.

Perpustakaan USU terdiri atas empat lantai, yaitu :

1. Lantai Satu

Pada lantai satu terdapat fasilitas sebagai berikut.

a. Koleksi Pinjam Singkat (Short Loan Collection)

Page 25: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

b. Layanan Digital (Electronic Materials Services)

Layanan Digital dibagi dalam tiga ruangan yaitu Layanan Digital-1

(untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa

Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib).

c. Layanan Akses Internet (Internet Accsess Service)

d. Ruang Konferensi (Conference Room)

e. Koleksi ADB/WB (ADB/WB Collection)

f. American Corner

Di lantai satu juga terdapat fasilitas fotokopi, kantin, warung telepon,

musalla dan toilet.

2. Lantai Dua

Pada lantai dua terdapat fasilitas sebagai berikut.

a. Divisi Sirkulasi (Circulation Department)

b. Pemanduan dan Keanggotaan (Guidance)

c. Penitipan Tas (Locker)

d. Tata Usaha (Administration)

e. Divisi Pengatalogan (Cataloguing Department)

f. Divisi Pengadaan (Acquisition Department)

g. Katalog (Catalog)

h. Perolehan Baru (Weekly New Acquisition Display)

i. Koleksi Jurnal Tercetak (Printed, Microfische, and Journal Collection)

j. Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Department)

Page 26: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3. Lantai Tiga

Pada lantai tiga terdapat fasilitas sebagai berikut.

a. Koleksi Referens (Reference Collection)

b. Layanan Fotokopi (Photocopying Services)

c. Koleksi DDC 000-559 (Dewey 000-559 Collection)

4. Lantai Empat

Pada lantai empat terdapat fasilitas sebagai berikut.

a. Koleksi Dewey 600-999 (Dewey 600-999 Collection)

b. Koleksi Deposit Universitas (USU Depository Collection)

c. Koleksi Langka (Rare Collection)

d. Divisi Pemeliharaan Koleksi (Book Maintenance Department)

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami

perkembangan pesat sejak lima belas tahun terakhir. Sejak tahun 1991,

perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek

pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas

akademika Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan benar-benar berorientasi

pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama perpustakaan Universitas

Sumater Utara. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan

dijadikan sebagai filosofi penyelenggaraan pelayanan. Upaya tersebut

menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya

penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata

antara 15 – 25 % setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2007.

Page 27: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera

Utara

2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian sumber daya

manusia untuk memanfaatkan sumber organisasi dalam mewujudkan tujuan

organisasi. Sebuah struktur organisasi membuat anggotanya mampu

mengembangkan keahlian dan menjadikan lebih spesifik dan produktif.

Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungannya

satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para

pegawai dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya, dari mana ia

mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggungjawab.

Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan

pengurutan dari berbagai aktivitas, penunjukan orang-orang untuk mengerjakan

aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai dengan

penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi dapat juga

diartikan sebagai kelompok orang yang bertanggung jawab bersama-sama

mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan yang tertentu. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar organisasi adalah dua orang atau lebih,

adanya maksud kerja sama, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang

hendak dicapai.

Setiap perusahaan mempunyai suatu pola dasar struktur organisasi, yang

relatif permanen sifatnya, tetapi kadang kala mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut, seperti penggantian

Page 28: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

pemimpin, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari sudut pandang ini

organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah dimana kegiatan manajeman

dilakukan.

Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu :

1. Organisasi Garis (Line Organization)

2. Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization)

3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

4. Kombinasi Organisasi Garis dan Fungsional

5. Kombinasi Organisasi Garis, Fungsional dan Staf

Sehubungan dengan perubahan status Universitas Sumatera Utara dari

perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum milik

negara (PT-BHMN) berdasarkan PP No. 56 tahun 2003, sejak tanggal 11

November 2003 organisasi dan tata kerja perpustakaan mengalami perubahan

mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Universitas

Sumatera Utara. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Rektor

Universitas Sumatera Utara No.1177/J05/SK/KP/2005 pada tanggal 12 September

2005.

Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Page 29: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi

Wakil Kepala PerpustakaanKelompok Pustakawan

Staf AhliKepala Sub Bagian

Tata Usaha

Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna

Kepala Sub Bidang Dukungan Teknis

Kepala Sub Bidang Manajemen Koleksi dan

Cabang

Ketua Tim Perpustakaan CabangKetua Tim SirkulasiKetua Tim Pengadaan

Ketua Tim Pengatalogan dan Data

Bibliografis

Ketua Tim Rujukan dan Bantuan Pengguna

Ketua Tim Manajemen Koleksi

Ketua Tim Dukungan TIK dan E-Library

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak

(1)

Ketua Tim Koleksi Khusus

Ketua Tim Pemeliharaan Koleksi

Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak

(2)

Ketua Tim Layanan Digital

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan

dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang

Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata

Usaha. Kepala perpustakaan juga dibantu oleh 3 orang Staf Ahli, masing-masing

untuk bidang pengembangan sistem, pelatihan perpustakaan dan pengelola

American Corner.

Page 30: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Pada prinsipnya bentuk struktur organisasi yang digunakan tergantung

pada ukuran, sifat dan kerumitan masalah yang timbul di Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Perpustakaan Universitas Sumatera

Utara mempunyai struktur organisasi yang berbentuk kombinasi organisasi garis,

fungsional dan staf.

Hubungan struktur organisasi garis atau lini ditunjukkan dengan adanya

Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi sebagai pemegang komando

organisasi dan pengambilan keputusan utama. Namun demikian, Kepala Sub

Bagian dan Ketua Tim masih diberi kesempatan untuk membuat keputusan bagi

departemen atau divisinya, tetapi tetap dalam komando Kepala Perpustakaan.

Hubungan struktur organisasi staf ditunjukkan dengan adanya Kelompok

Pustakawan, Staf Ahli dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas

membantu pimpinan dalam hal ini Kepala dan Wakil Kepala Perpustakaan dalam

perencanaan dan pengawasan tetapi tidak berhak memberi perintah.

Hubungan struktur organisasi fungsional ditunjukkan dengan adanya

pembagian departemen atau divisi berdasarkan fungsinya. Misalnya Divisi

Pengatalogan Buku, Divisi Layanan Deposit, Divisi Pengadaan Jurnal, Divisi

Layanan Serial, Divisi Pelayanan Pengguna dimana setiap divisi dapat

berhubungan satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi yang berbeda-

beda.

Page 31: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2.2.2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan terdiri atas 13 jenis dan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007)

No Jenis Koleksi Jumlah

Judul Eksemplar Kepingan CD, Disket, Kaset

1. Buku 112.944 405.393 2. Jurnal (Tercetak) 2.556 33.187 3. Jurnal (Mikrofis) 515 61.440 4. Jurnal Elektronik

(CD-ROM & Online) 8.849 -*) 5.114

5. Kaset audio/video 186 - 394 6. Disket Komputer 316 - 838 7. CD-ROM, database 30 - 1.571 8. CD-ROM, multimedia 152 - 167 9. CD-ROM, fulltext 762 - 1.307 10. Deposit USU 18.504 21.441 11. Deposit ADB 4.324 4.773 12. Deposit WB 1.196 1.331 13. American Corner 1.737 2.559 Jumlah 151.971 530.164 9.391 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007

Keterangan :

*) = Jumlah eksemplar (edisi) tidak dihitung, karena bervariasi frekwensi

penerbitannya

Jenis koleksi perpustakaan pada Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Referensi

Koleksi referensi biasanya terdiri dari bahan-bahan yang memuat

informasi ringkas tentang sesuatu hal seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan,

peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Bahan-bahan jenis ini hanya

untuk dipergunakan di dalam ruang perpustakaan, tidak dipinjam keluar.

Page 32: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

b. Buku Teks dan Jurnal

Semua buku teks dan jurnal tercetak dikelompokkan kedalam tiga

kelompok utama yaitu Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (ISH), Ilmu-ilmu Dasar

Keteknikan dan Pertanian (IDKP) dan Ilmu-ilmu Kedokteran dan Kesehatan

(IKK). Bahan-bahan terjilid dapat dipinjam selama dua minggu, sedangkan bahan-

bahan lepas hanya dapat digunakan di ruang baca, tidak dipinjamkan keluar.

c. Deposit USU

Koleksi ini terdiri dari karya oleh dan tentang USU termasuk karya para

dosen dan hasil-hasil penelitian yang tidak dipublikasikan (unpublished). Karena

bahan-bahan ini merupakan deposit universitas, penggunanya ditetapkan hanya

dalam ruang baca Deposit.

d. Deposit ADB (Asian Development Bank)

USU merupakan official depository library untuk semua jenis publikasi

Asian Development Bank sejak tahun 1994. Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan

berupa buku, laporan studi ekonomi negara-negara Asia, kertas kerja, laporan

tahunan, publikasi statistik, informasi umum dan lain-lain.

e. Mikrofis

Perpustakaan memiliki sejumlah bahan-bahan dalam bentuk mikrofis yang

sebagian besar merupakan rekaman berbagai judul jurnal yang diterbitkan antara

tahun 1977 sampai dengan 1989. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan

peralatan micro reader dan printer.

Page 33: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

f. Audio Visual

Bahan-bahan audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan terdiri dari

kaset dan CD suara, video dan VCD. Untuk menggunakan bahan-bahan ini

disediakan beberapa set peralatan yang dapat digunakan secara perorangan. Untuk

penggunaan secara berkelompok disediakan ruang yang memiliki kapasitas 60

orang.

g. CD-ROM

Koleksi CD-ROM yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari database

indeks artikel jurnal dan dokumen dalam berbagai disiplin ilmu, bahan multimedia

dan bahan-bahan referens lainnya. Untuk penggunaannya disediakan beberapa

unit computer yang dapat dipergunakan secara perorangan.

2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan

2.2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia (tenaga kerja) yang

mendukung segala aktivitas perusahaan. Sumber daya manusia yang baik dan

berkualitas sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan

juga untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan agar dapat bersaing

dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian faktor tenaga kerja ini

perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya guna memperoleh hasil yang optimal.

Untuk itu, perusahaan akan memberikan penghargaan dan peningkatan karir bagi

karyawan yang mempunyai dedikasi serta loyalitas tinggi kepada perusahaan dan

juga dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam perusahaan.

Page 34: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Saat ini seluruh kegiatan perpustakaan dilayani oleh 98 orang staf yang

terdiri dari 45 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan

informasi dan 53 orang asisten perpustakaan dan staf administrasi, dengan

perincian 47 orang adalah pegawai negeri sipil dan 51 orang adalah tenaga

honorer. Perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(Januari – Desember 2007)

No. Bagian Jenis Kelamin Jumlah (orang) Pria Wanita

1. Kepala Perpustakaan 1 - 1 2. Wakil Kepala Perpustakaan 1 - 1 3. Staf Ahli 1 2 3 4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 - 1 5. Kepala Sub. Bidang 3 - 3 6. Ketua Tim 4 8 12 7. Divisi Tata Usaha 1 2 3 8. Divisi Pengatalogan Buku - 4 4

9. Divisi Layanan Deposit 2 2 4 10. Divisi Sistem Automasi 2 - 2 10. Divisi Pelayanan Pengguna 8 16 24 11. Divisi Layanan Sirkulasi - 4 4 12. Divisi Layanan Digital 1 4 5 13. Divisi Keanggotaan - 2 2 14. Divisi Pengadaan Jurnal 1 2 3 15. Divisi Perpustakaan Cabang - 2 2 16. Divisi Perawatan Bahan Pustaka 1 1 2 17. Divisi Dukungan Tik dan E-Library 1 1 2 18. Divisi Penitipan Tas 1 2 3 19. Keuangan 1 - 1 20. Publikasi Perpustakaan - 1 1 21. American Corner 2 1 3 22. Divisi Perawatan Gedung/Taman 1 - 1 23. Penjaga Parkir 2 - 2 24. Satpam 9 - 9

Jumlah 43 55 98 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007

Page 35: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2.2.3.2. Jam Kerja

Jam kerja perpustakaan selama masa kuliah dan hari kerja adalah sebagai

berikut :

1. Seluruh Fasilitas

Senin – Jumat 08.00 WIB – 16.00 WIB

Sabtu 08.00 WIB – 13.00 WIB

2. Fasilitas Lantai 1

Fasilitas yang ada dilantai 1 yaitu Koleksi Pinjam Singkat (KPS), ruang

baca, American Corner, Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti,

Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3

(Saiberlib).

Senin – Jumat 08.00 WIB – 21.30 WIB

Sabtu 08.00 WIB – 16.00 WIB

Selama libur semester Perpustakaan USU Medan ditutup lebih awal

kecuali fasilitas yang terdapat di lantai satu, tetap dibuka seperti biasa.

2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

2.2.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

berlaku untuk setiap pegawai perpustakaan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS)

maupun Pegawai Honorer. Hanya sistem pengupahannya berbeda. Upah atau gaji

pegawai perpustakaan yang telah berstatus PNS ditetapkan oleh Negara dan dapat

diambil di Biro Rektor USU. Sedangkan untuk pegawai perpustakaan yang masih

Page 36: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

berstatus honorer, upah atau gajinya ditetapkan oleh pihak perpustakaan dan dapat

diambil di Bagian Keuangan Perpustakaan USU.

Selain itu ada beberapa keringanan yang diberikan, yaitu :

1. Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja

2. Cuti hamil/melahirkan untuk pegawai wanita maksimal selama 3 (tiga)

bulan

3. Pegawai diberikan kesempatan mengajukan pinjaman uang melalui Koperasi

yang pembayarannya dipotong dari gaji bulanan pegawai yang

bersangkutan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga memberikan kesempatan

kepada pegawai honorer untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Selain itu pihak perpustakaan juga memberikan kesempatan untuk para pegawai

yang telah berstatus PNS untuk mengajukan kenaikan golongan berdasarkan

aturan yang berlaku.

2.2.4.2. Fasilitas yang Digunakan

Dalam meningkatkan kesejahteraan pegawainya, pihak perpustakaan

memberikan fasilitas untuk pegawainya, yaitu :

1. Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu Hari Raya Idul Fitri bagi yang

beragama Islam dan Hari Natal bagi yang beragama Kristen.

2. Asuransi Kesehatan bagi setiap pegawai

3. Sarana ibadah bagi pegawai yang beragama Islam berupa Mushallah

4. Rekreasi setiap tahun bagi seluruh pegawai

Page 37: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Keanggotaan

Semua mahasiswa dan dosen yang terdaftar di USU secara otomatis

menjadi anggota perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah

fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan diperlukan Kartu Tanda Mahasiswa

(KTM) untuk mahasiswa dan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk para dosen.

Kategori anggota perpustakaan yaitu mahasiswa diploma, sarjana (S-1),

mahasiswa pascasarjana dan dosen serta alumni dan umum.

Jumlah anggota perpustakaan periode Januari - Desember 2007 dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari-Desember 2007)

No Kategori Jumlah (orang) 1. Mahasiswa 25.549 2. Dosen 1.710 3. Alumni dan Umum 3.481

Jumlah 29.740 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007 2.3.2. Jenis Pelayanan

Jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan yaitu :

1. Pemanduan Keanggotaan

Layanan ini disediakan di lobby lantai dua. Berfungsi untuk membantu

pengguna dalam menggunakan perpustakaan secara lebih efisien.

Pustakawan yang bertugas membantu, mengatasi masalah dalam

mendapatkan informasi atau bahan-bahan pustaka yang diperlukan,

memberi petunjuk cara menggunakan katalog dan menjawab pertanyaan

yang diajukan pengguna. Juga melayani hal-hal yang berkaitan dengan

Page 38: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

keanggotaan perpustakaan. Petunjuk penggunaan komputer untuk mencari

buku yang diinginkan pengguna juga dapat dilihat pada setiap meja

komputer yang tersedia di setiap lantai.

2. Sirkulasi

Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka untuk koleksi

umum dan koleksi pinjam singkat (KPS). Layanan sirkulasi meliputi

kegiatan peminjaman dan pengembalian buku serta perpanjangan masa

peminjaman buku. Masa peminjaman buku adalah 2 minggu dan dapat

diperpanjang selama 1 minggu. Jumlah buku yang dapat dipinjam oleh

seorang anggota perpustakaan adalah sebanyak 5 buah buku. Denda untuk

keterlambatan pengembalian buku adalah Rp. 300/hari.

3. Koleksi Pinjam Singkat

Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan yang permintaannya tinggi yang

sebagian besar direkomendasikan oleh dosen dan dibaca oleh mahasiswa.

Untuk memperluas peluang untuk memperolehnya, masa pinjam bahan-

bahan koleksi pinjam singkat hanya untuk dua hari kerja.

4. Bantuan Pengguna

Layanan ini terdapat di setiap lantai yang berfungsi melayani setiap

pengguna yang mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka

atau menggunakan peralatan yang tersedia di lantai yang bersangkutan.

5. Akses Internet

Layanan akses internet terdapat di setiap lantai. Layanan ini dapat

digunakan untuk mengakses sumber daya elektronik, baik yang dimiliki

Page 39: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

oleh perpustakaan maupun sumber daya lain yang terdapat di luar

perpustakaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan termasuk

koleksi deposit USU versi elektronik (e-journal).

6. American Corner

American Corner Universitas Sumatera Utara merupakan hasil kerja sama

antara Kedutaan Amerika Serikat dengan Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara. American Corner diresmikan pada tanggal 19 Agustus

2005 dan dikelola oleh satu orang staf ahli yang dibantu oleh 3 orang

pegawai. American Corner menyediakan informasi tentang Amerika

Serikat yang dapat diakses melalui koleksi buku, internet, dan program

local untuk masyarakat umum. Fungsi fundamental dari American Corner

adalah untuk memberikan informasi mengenai Amerika Serikat melalui

akses internet, produk audio dan video, DVD, CD dan CD-ROM. Jenis-

jenis koleksi yang terdapat di American Corner adalah.

a. Koleksi Referens (Refrence Collections)

Koleksi referens berupa kamus, direktori, ensiklopedia, kalender dan

buku-buku tentang TOEFL, GRE, SAT yang juga tersedia di sekolah-

sekolah atau universitas-universitas di Amerika Serikat. Koleksi

referens dapat diperoleh melalui telepon, e-mail dan fax.

b. Video

American Corner juga menyediakan kaset-kaset video yang dapat

dilihat melalui monitor American Corner.

Page 40: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

c. CD-ROMs

CD-ROM yang tersedia dan paling banyak digunakan adalah Encarta

Encyclopedia, Encyclopedia Britannica, Flash Back Atlas, Multimedia

of U.S. History dan World book Encyclopedia.

d. Akses Internet

Untuk pelayanan yang lebih cepat, American Corner menyediakan

pelayanan melalui media elektronik seperti internet dan CD-ROM.

Pelayanan diberikan secara gratis untuk setiap pengguna selama 30

menit.

Semua material di American Corner perpustakaan USU hanya dapat

dibaca dan digunakan dalam ruangan American Corner saja. Untuk

memprint artikel dari internet dikenakan biaya sebesar Rp.500/halaman.

Sedangkan untuk fotokopi dikenakan biaya Rp.200/halaman dan untuk

scanning biayanya adalah Rp.3.000/halaman.

7. Layanan Digital

Layanan digital terdapat di lantai dua. Layanan ini memberikan layanan

khusus untuk penelusuran bahan-bahan elektronik baik journal online

maupun dalam bentuk CD. Di ruangan ini tersedia lebih dari 13.000 judul

jurnal elektronik dalam bentuk CD yang dilanggan oleh perpustakaan.

Jumlah koleksi digital (USU Repository) yang dipublikasikan di Situs Web

Perpustakaan periode Januari sampai Desember 2007 dapat dilihat pada

Tabel 2.4.

Page 41: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository)

yang Dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan

(Januari – Desember 2007)

Jenis Dokumen Jumlah Format Dokumen Fulltext Abstract

1. Laporan Penelitian a. Kedokteran (Medicine) 275 √ b. Hukum (Law) 143 √ c. Pertanian (Agriculture) 118 √ d. Teknik (Engineering) 203 √ e. Ekonomi (Economics) 132 √ f. Kedokteran Gigi (Dentistry) 30 √ g. Sastra (Letters) 153 √ h. MIPA (Mathematics and Natural

Sciences) 88 √

i. ISIPOL (Social Sciences and Politics)

69 √

j. Kesehatan Masyarakat (Public Health)

114 √

k. Ilmu Komputer (Computer Science)

1 √

l. Kehutanan (Forestry) 140 √ m. Keperawatan (Nursing) 23 √ n. Psikologi (Psychology) 26 √

2. Tesis Magister (Masters Theses) 1.071 √ 3. Disertasi Doktor (PhD Dissertation) 28 √ 4. E-Books 27 √ 5. E-Journal 13 √ 6. Panduan (Guidelines) 10 √

Jumlah 2.664 Belum dipublikasi 3.000 √ Total 5.664

Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007

8. Fotokopi

Layanan fotokopi ini terdapat di lantai satu dan tiga. Fotokopi di lantai tiga

hanya diperuntukkan untuk memfotokopi koleksi perpustakaan yang tidak

dipinjamkan keluar.

Page 42: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

9. Pendidikan Pengguna

Perpustakaan dapat menyelenggarakan kelas singkat Orientasi

Perpustakaan dan Penelusuran Literatur untuk kelompok pengguna

tertentu apabila diminta.

10. Usulan Pengadaan Bahan Pustaka Baru

Pengguna dapat setiap saat mengusulkan pembelian suatu judul bahan

pustaka dengan mengisi formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang

dapat diperoleh pada bagian pemanduan dan bantuan pengguna. Pengguna

juga dapat mengisi formulir usualan melalui homepage perpustakaan.

Sivitas akademik USU juga dapat memesan buku untuk dimiliki atas biaya

sendiri.

Page 43: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Ergonomi

Perubahan waktu secara perlahan-perlahan telah mengubah manusia dari

keadaan primitif atau tradisional menjadi manusia yang berbudaya atau modern.

Manusia berusaha beradaptasi menurut situasi lingkungannya. Hal ini telah

terlihat pada perubahan rancangan peralatan (teknologi) yang dipergunakan

manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu

mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk

memudahkan dan memberi kenyamanan dalam operasi penggunaannya.

Penyelidikan dilakukan terhadap manusia, lingkungan, mesin, peralatan

dan bahan baku yang saling berinteraksi, sehingga perlu pemahaman tentang

manusia. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu

dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki oleh manusia.

Sistem kerja menganut perinsip human centered design yaitu manusia merupakan

fokus dari rancangan sistem kerja. Ilmu yang mempelajari manusia beserta

perilakunya didalam sistem kerja disebut Ergonomi.

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk

memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan

manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat hidup dan bekerja

Page 44: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui

pekerjaan tersebut dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.

Dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek fisik dan fasilitas dapat

lebih efektif serta dapat memberi kepuasan kerja. Selain untuk memberi kepuasan

kerja, ergonomi juga mengamati aspek-aspek manusia dan mesin dalam suatu

produksi. Ergonomi juga dapat digunakan untuk menganalisa kapasitas produksi

baik dari segi manusia maupun dari segi mesin, sehingga dapat digunakan untuk

mengoptimalkan kapasitas produksi dari suatu sistem produksi.

Ergonomi merupakan pertemuan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi,

antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika dan lain-lain.

Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi yang akan

digunakan untuk merancang fasilitas kerja sedemikian rupa sehingga mencapai

kegunaan yang optimal.

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis,

psikologis atau cara-cara tidak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan

modifikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dan beban kerja serta beban

tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga

produktivitas juga dapat ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja,

perhatian utama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu postur kerja,

intensitas, tempo, jam kerja, waktu istirahat dan pengaruh keadaan lingkungan.

Page 45: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi

Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja

pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi

kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan

bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan

demikian akan menurunkan jumlah tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Namun

pendekatan ergonomi mencoba mencapai kebaikan antara pekerja dan pimpinan

perusahaan. Hal itu dapat dicapai dengan memperhatikan empat tujuan utama,

antara lain :

1. Memaksimalkan efisiensi tenaga kerja

2. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat

4. Memaksimalkan performansi kerja yang meyakinkan

Konsekuensi situasi kerja yang tidak ergonomis adalah kondisi tubuh

menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa

mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri (low back pain), gangguan otot

rangka dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi penting karena pendekatan

ergonomi adalah membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin

atau lingkungan.

3.3. Postur kerja

Pertimbangan-pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja

dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu

Page 46: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

postur kerja berdiri, duduk, angkat maupun angkut. Beberapa jenis pekerjaan akan

memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak menyenangkan. Kondisi

kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak alami

dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan

pekerja cepat lelah, adanya keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan

cacat tubuh. Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbangan-

pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut:*

a. Mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan postur kerja

membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu

yang lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus dirancang

terutama sekali dengan memperhatikan fasilitas kerja seperti meja, kursi dan

lain-lain yang sesuai dengan data anthropometri agar pekerja dapat menjaga

postur kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali

ditekankan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan dengan postur berdiri.

b. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum.

Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal

(konsep/prinsip ekonomi gerakan). Disamping itu pengaturan ini bisa

memberikan postur kerja yang nyaman. Untuk hal-hal tertentu pekerja harus

mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja

yang lebih leluasa dalam bergerak.

c. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu

yang lama, dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam postur kerja

miring.

Page 47: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode

waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level

siku yang normal.

Postur duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal

ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator

yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara

potensial lebih produktif. Sedangkan postur berdiri merupakan sikap siaga baik

fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan

teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih

banyak 10-15% dibandingkan duduk.

Beberapa masalah berkenaan dengan postur kerja yang sering terjadi

sebagai berikut :

1. Hindari kepala dan leher yang mendongak

2. Hindari tungkai yang menaik

3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat

4. Hindari postur memutar atau asimetris

5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku

Kerja seseorang dihasilkan dari tugas pekerjaan, rancangan tempat kerja

dan karakteristik individu seperti ukuran dan bentuk tubuh. Pertimbangan untuk

semua komponen dibutuhkan analisis postur dan perancangan tempat kerja.

Page 48: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3.4. Kerja otot statis dan Dinamis.

Otot adalah organ yang terpenting dalam sistem gerak tubuh. Otot dapat

bekerja secara statis (postural) dan dinamis (rythmic). Pada kerja otot dinamis,

kontraksi dan relaksasi terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis otot

menetap dan berkontraksi untuk suatu periode tertentu.

Pada kerja otot statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan

dalam otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot

terganggu. Otot yang bekerja statis tidak memperoleh oksigen dan glukosa dari

darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme

tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga sisa

metabolisme tersebut menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan statis

menyebabkan kehilangan energi yang tidak perlu.

Keluhan muskulosletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal

yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat

sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama,

akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan

tendon. Keluhan dan kerusakan inilah yang dinamakan dengan keluhan

muskulosletal disorders (MDSS) atau keluhan pada sistem muskulosletal. Secara

garis besar keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Keluhan sementara (reversible)

Yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis,

namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan

dihentikan

Page 49: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2. Keluhan menetap (persistent)

Yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja

telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.

Keluhan otot skeletal pada ummnya terjadi karena kontraksi otot yang

berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi

pembebanan yang panjang.

Salah satu faktor yang menyebabkan keluhan moskuloskeletal adalah sikap

kerja yang tidak alamiah. Di Indonesia, postur kerja yang tidak alami ini lebih

banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun

kerja denga ukuran tubuh pekerja maupun tingkah laku pekerja itu sendiri. Postur

kerja yang tidak alami tersebut juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Peregangan Otot Yang Berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering

dikeluhkan oleh para pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengarahan

tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan

menahan beban yang berat. Peragangan otot yang berlebihan ini terjadi karena

pengarahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila

hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan

otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

2. Aktivitas Berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus

seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan

Page 50: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja

secar terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap Kerja Tidak Alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi

bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan

tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan

sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak

alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan

satasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh

tidak adanya kesesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran

tubuh pekerja. Sebagai negara berkembang, sampai saat ini Indonesia masih

tergantung pada perkembangan teknologi negara-negara maju, khususnya dalam

pengadaan peralatan industri. Mengingat bahwa dimensi peralatan tersebut

didesain tidak berdasarkan ukuran tubuh orang Indonesia, maka pada saat pekerja

orang Indonesia harus mengoperasikan peralatan tersebut, terjadilah sikap kerja

tidak alamiah.

Hal tersebut disebabkan karena negara produsen didalam mendesain

mesin-mesin tersebut hanya didasarkan antropometri dari populasi pekerja negara

yang bersangkutan, yang pada kenyataannya ukuran tubuhnya lebih besar dari

pekerja Indonesia. Sudah dapat dipastikan, bahwa kondisi tersebut akan

Page 51: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

menyebabkan sikap paksa pada waktu pekerja mengoperasikan mesin. Apabila hal

ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi akumulasi keluhan

yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cedera otot.

4. Faktor Penyebab Sekunder

a. Tekanan

Terjadinya tekanan langung pada jaringan otot yang lunak, Sebagai

contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan

yang lunak akan menerima tekan langsung dari pegangan alat, dan apabila

hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.

b. Getaran

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot

bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar,

penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri pada

otot.

c. Mikroklimat

Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,

kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban,

sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian

juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan

suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada

Page 52: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan

lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi pasokan energi yang

cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai

akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun,

proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam

laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot.

3.5. Kelelahan

Pada dasarnya kelelahan menggambarkan tiga fenomena yaitu perasaan

lelah, perubahn fisiologis tubuh dan pengurangan kemampuan melakukan kerja

(Barnes, 1980). Kelelahan merupakan suatu pertanda yng bersifat sebagai

pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah

melewati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan

suatu keadaan yang mudah dipulihkan dengan beristirahat. Tetapi jika dibiarkan

terus-menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat

kerja. Ada 2 (dua) jenis kelelahan yakni kelelahan otot dan kelelahan umum.

Kelelahan otot merupakan suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja

akibat konstraksi tulang. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan,

bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot

menjadi gemetar (Suma’mur, 1990).

Page 53: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3.6. Metode Penilaian Postur Kerja

Penilaian postur kerja diperlukan ketika didapati bahwa postur kerja

pekerja memiliki resiko menimbulkan cedera muskuleskeletal yang diketahui

secara visual atau melalui keluhan dari pekerja itu sendiri. Dengan adanya

penilaian dan analisis perbaikan postur kerja, diharapkan dapat diterapkan untuk

mengurangi atau menghilangkan resiko cedera muskuluskeletal yang dialami

pekerja.

Untuk penilaian kembali postur kerja, diperlukan ketika terjadi perubahan

spesifikasi produk atau penambahan jenis produk baru. Kedua hal tersebut akan

memungkinkan terjadinya perubahan metode kerja yang dilakukan pekerja dalam

menghasilkan produk, dan metode baru tersebut kemungkinan juga dapat

menimbulkan cedera muskuluskeletal, sehingga perlu dilakukan penilaian postur

kerja kembali.

Selain saat terjadi perubahan spesifikasi atau penambahan jenis produk

baru, penilaian kembali postur kerja juga diperlukan saat dilakukan rotasi kerja.

Rotasi kerja dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa kebosanan pekerja

karena melakukan pekerjaan yang sama dan terus-menerus (monoton). Maka saat

terjadi rotasi kerja, perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Hal ini

dikarenakan pekerja tersebut akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap

pekerjaannya, dan postur kerjanya dalam melakukan pekerjaan tersebut akan

berbeda dengan pekerjaan yang sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penilaian

kembali postur kerja dari pekerja. Namun jika tidak terjadi perubahan spesifikasi

Page 54: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

produk, atau penambahan jenis produk baru, atau rotasi kerja, tidak perlu

dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja yang ada.

3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS)

OWAS adalah suatu metode untuk mengevaluasi beban postur (postural

load) selama bekerja. Metode OWAS didasarkan pada sebuah klasifikasi yang

sederhana dan sistematis dari postur kerja yang dikombinasikan dengan

pengamatan dari tugas selama bekerja. Metode OWAS pertama kali dilakukan

untuk menganalisis postur kerja pada industri baja. Metode ini telah digunakan

dalam penelitian dan pembangunan di Finlandia, Swedia, Jerman, Belanda, India,

dan Australia.

Prosedur OWAS dilakukan dengan melakukan observasi untuk mengambil

data postur, beban/tenaga, dan fase kerja untuk kemudian dibuat kode berdasarkan

data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada skor dari tingkat bahaya postur

kerja yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus

diambil.

Klasifikasi postur kerja dari metode OWAS adalah pada pergerakan tubuh

bagian belakang (punggung), lengan (arms), dan kaki (legs). Setiap postur tubuh

tersebut terdiri atas 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan, dan 7 postur kaki.

Berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian mengandung 3 skala point.

Page 55: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode

penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas.

Metode ini dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett (1993) yang

menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuluskeletal di dalam

sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher

atau anggota badan bagian atas.

Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan

penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor

yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk

mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk

menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan

menimbulkan gangguan pada anggota badan atas.

Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor

dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi

dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu :

1. Jumlah pergerakan

2. Kerja otot statik

3. Tenaga/kekuatan

4. Penentuan postur kerja oleh peralatan

5. Waktu kerja tanpa istirahat.

Page 56: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan,

kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc

Atamney dan Corlett, 1993):

1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi ketja dengan

cepat, yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang

menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas.

2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja,

penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat

menimbulkan kelelahan otot.

3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode

penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan

faktor organisasi.

Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu :

1. Mengidentifikasi postur kerja

2. Sistem pemberian skor

3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat

resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang

melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat.

Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk :

1. Mengukur resiko muskuluskeletal, biasanya sebagai bagian dari

perbaikan yang lebih luas dari ergonomi.

2. Membandingkan beban muskuluskeletal antara rancangan stasiun kerja

yang sekarang dengan yang telah dimodifikasi.

Page 57: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian

penggunaan peralatan.

4. Melatih pekerja tentang beban muskuluskeletal yang diakibatkan

perbedaan postur kerja.

Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi atas 2

segmen grup yaitu grup A dan grup B.

3.6.2.1.Penilaian postur tubuh group A

Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah

(lower arm), pergelangan tangan (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist

twist).

a. Lengan atas (upper arm)

Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang

dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas

kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh.

Adapun postur lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 58: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)

Pergerakan Article I. Skor Skor Perubahan 200 (ke depan maupun ke belakang dari tubuh) 1

+ 1 jika bahu naik + 1 jika lengan

berputar/bengkok

>200 (ke belakang) atau 20-450 2

45-900 3 >900 4

b. Lengan Bawah (lower arm)

Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang

dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan

aktivitas kerja. Sudut yang dibentu oleh lengan bawah diukur menurut posisi

batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada

Gambar 3.2.

Page 59: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm)

Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada

Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Skor Lengan Bawah (lower arm)

Pergerakan Skor Skor Perubahan 60-1000 1 Jika lengan bawah bekerja

melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh <600 atau 1000 2

c. Pergelangan Tangan (wrist)

Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang

dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat

melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur

menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan (wrist) dapat

dilihat pada Gambar 3.3.

Page 60: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist)

Skor penilaian untuk bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist)

Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi netral 1

+ 1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah

0- 150 (ke atas maupun ke bawah) 2 >150 (ke atas maupun kebawah) 3

d. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist)

Adapun postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada

Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Postur Tubuh Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist)

Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral diberi skor :

1 = Posisi tengah dari putaran

2 = Pada atau dekat dari putaran

Page 61: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan

putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk

memperoleh skor seperti terlihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Skor Group A

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

e. Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.4,

maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor

aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Page 62: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 3.5. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam

Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit

f. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur

tubuh grup A pada Tabel 3.5, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor

beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat

pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Skor Beban

Beban Skor Keterangan < 2 kg 0 -

2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

> 10 kg 3 -

3.6.2.2.Penilaian postur tubuh group B

Postur tubuh grup B terdiri atas leher (neck), batang tubuh (trunk), dan

kaki (legs).

a. Leher (neck)

Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap

posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator harus melakukan

kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher dapat

dilihat pada Gambar 3.5.

Page 63: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.5. Postur tubuh bagian leher (neck)

Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Skor Bagian Leher (neck)

Article II. Pergerakan Article III. Skor Section 3.01 Skor

Perubahan 0-100 1

+ 1 jika leher berputar/bengkok

+ 1 batang tubuh bengkok

10-200 2 >200 3

Ekstensi 4

b. Batang Tubuh (Trunk)

Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap

sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan

kemiringan yang sudah diklasifikasikan. Adapun klasifikasi kemiringan batang

tubuh saat melakukan aktivitas kerja dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Page 64: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal (900) 1

+ 1 jika leher berputar/bengkok + 1 jika batang tubuh bungkuk

0-200 2 20-600 3 >600 4

c. Kaki (Legs)

Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan terhadap

posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja dengan

posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Adapun posisi kaki

dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Page 65: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 3.7. Posisi Kaki (Legs)

Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Skor Bagian kaki (legs)

Section 3.02 Pergerakan Skor Posisi normal/seimbang 1

Tidak seimbang 2

Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke

Tabel 3.10. untuk mengetahui skornya.

Tabel 3.10. Skor Group B Trunk Postur Score

Neck

Trunk Postur Score 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Page 66: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

d. Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.10,

maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor

aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam

Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit

e. Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur

tubuh grup B pada Tabel 3.11, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor

beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat

pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Skor Beban

Beban Skor Keterangan < 2 kg 0 -

2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang

> 10 kg 3 -

Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk

postur tubuh grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel 3.13.

Page 67: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 3.13. Grand Total Score Table

Score Group

A

Score Group B

1 2 3 4 5 6 7

1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7

+8 5 5 6 7 7 7 7

Hasil skor dari Tabel 3.13 tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa

kategori level resiko pada Tabel 3.14

Tabel 3.14. Kategori Tindakan RULA

Kategori Tindakan Level Resiko Tindakan

1 – 2 Minimum Aman

3 – 4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan

5 – 6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat

7 Tinggi Tindakan sekarang juga

3.6.3. Rapid Entire Body Assesment (REBA)

REBA dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Sue Hignett (2000) sebagai

sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh

secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh,

kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan dan pegangan.

Page 68: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat resiko

dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.

Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup

yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari batang tubuh

(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh

kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan

pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala

postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor

beban/kekuatan dan pegangan (coupling).

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam

sebuah pekerjaan :

1. Keseluruhan bagian badan digunakan

2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil

3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara

rutin ataupun sesekali.

4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang

dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

3.6.4. Quick Exposure Check (QEC)

Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode penilaian

postur kerja yang digunakan untuk menilai postur kerja pekerja yang berhubungan

dengan gangguan otot (work related musculoskeletal disorders). Metode ini

diciptakan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999. QEC didasarkan

Page 69: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

kepada riset dan penelitian para praktisi pada jenis pekerjaan yang beresiko

menimbulkan gangguan otot.

Penilaian postur kerja dengan metode QEC dilakukan dari dua sisi.

Penilaian pertama didasarkan kepada penilaian pengamat (Observer’s Assesment)

dengan mengisi Observer’s Assesment Checklist dan penilaian kedua didasarkan

kepada penilaian pekerja (Worker’s Assesment) dengan mengisi Worker’s

Assesment Checklist. QEC menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian

belakang punggung (back), bahu/lengan (shoulder/arm), pergelangan tangan

(hand/wrist), dan leher (neck).

Selanjutnya menghitung skor penilaian untuk masing-masing bagian tubuh

yang dinilai dengan tabel skor penilaian sebagai skor akhir QEC untuk

diwujudkan dalam empat tingkatan tindakan.

3.7. Nordic Body Map

Nala (1995) dan Hagg (1991) menyatakan bahwa kerja dengan sikap

paksa dapat menimbulkan gangguan pada sistem otot rangka. Pengaruh sikap atau

postur kerja terhadap keluhan pada otot rangka dapat dilihat pada penelitian yang

dibuat oleh Park & Bae (1997), yang melaporkan bahwa 40 % pekerja di industri

elektronik automobil mengalami gangguan pada sistim otot rangka.

Pengukurannya juga dengan menggunakan metoda Nordic Body Map. Instrumen

Nordic Body Map yang terdiri dari 27 items pertanyaan sudah biasa digunakan

terutama untuk penelitian ergonomi (Park & Bae, 1997; Sutajaya, 1997; Budiono,

Page 70: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

1985). Dimensi tubuh yang diteliti dalam Nordic Body Map dapat dilihat pada

Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Nordic Body Map

Keterangan :

1 = Leher bagian atas 16 = Tangan kiri

2 = Bahu kiri 17 = Tangan kanan

3 = Bahu kanan 18 = Paha kiri

4 = Lengan atas kiri 19 = Paha kanan

Page 71: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5 = Punggung 20 = Lutut kiri

6 = Lengan atas kanan 21 = Lutut kanan

7 = Pinggang 22 = Betis kiri

8 = Bokong 23 = Betis kanan

9 = Pantat 24 = Pergelangan kaki kiri

10 = Siku kiri 25 = Pergelangan kaki kanan

11 = Siku kanan 26 = Kaki kiri

12 = Lengan bawah kiri 27 = Kaki kanan

13 = Lengan bawah kanan

14 = Pergelangan tangan kiri

15 = Pergelangan tangan kanan

Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard

Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionnaire dibuat atau disebarkan

untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaannya.

Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena keluhan rasa sakit yang

dirasakan tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa

sakit pada bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang

dengan orang yang lain. Format Standard Nordic Questionnaire dapat dilihat pada

Tabel 3.15.

Page 72: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 3.15. Standard Nordic Questionnaire

No Jenis Keluhan A B 1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit di bahu kiri 3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit pada lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan 12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 Sakit pada kaki kiri 27 Sakit pada kaki kanan

A = Sakit

B = Tidak sakit

Page 73: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan untuk menyelesaiakan persoalan yang timbul, yang disusun

berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan

teori-teori pendukung dalam pemecahan masalah, dan melakukan pengumpulan

data, baik melalui literatur maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

data sampai pada penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bagian pelayanan khususnya penyusunan

buku ke rak buku besi dua sisi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan

yang berlokasi di Jalan Perpustakaan No 1 Kampus USU Medan. Penelitian

dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan (dari bulan Desember 2008 sampai

dengan bulan Maret 2009).

4.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif

ini digunakan untuk menjawab permasalahan penilaian postur kerja yang ada di

bagian pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan.

Page 74: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria umum sebagai berikut :

1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu

luas.

2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.

3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan

merupakan opini.

4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai

validitas.

5. Harus ada deskriptif yang terang tentang tempat serta waktu penelitian

dilakukan.

6. Hasil penelitian harus berisi secara mendetail yang digunakan baik dalam

mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi

kepustakaan yang dilakukan.

Sedangkan kriteria khusus dari Metode deskriptif ialah :

1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai

(value).

2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai

masalah status.

3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap

variabel, peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap

variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.

Page 75: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

4.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrumen penelitian sangat mendukung dalam analisa dan pengambilan data

di lokasi penelitian. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain adalah :

1. Kamera, yang berfungsi untuk memfoto postur kerja dari para operator di

bagian pelayanan perpustakaan USU.

2. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Worksheet, yang akan digunakan

untuk menilai setiap pergerakan leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper

arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), punggung

(trunk), serta mengukur beban (load/force), dan kegiatan (activity).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian

secara terhadap objek penelitian di lapangan yaitu kondisi aktual dari lantai

produksi, meliputi pengamatan langsung postur kerja operator. Data yang

diperlukan adalah :

- Data metode kerja

- Data postur kerja, berupa foto pegawai ketika melakukan aktivitas dengan

postur kerja tertentu

- Data waktu postur kerja

Page 76: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Data ukuran fasilitas

- Data Standard Nordic Questionaire

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan

referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang

diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan, jumlah

pegawai dan organisasi dan manajemen perusahaan.

4.5. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari :

1. Menggunakan data RULA worksheet untuk mengukur postur kerja dengan

cara :

a. Membagi pengamatan tubuh operator kedalam 2 grup, yaitu A yang terdiri

atas leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower

arm), pergelangan tangan (wrist), punggung (trunk), serta mengukur beban

(load/force) dan skor aktivitas.

b. Menilai setiap postur kerja operator menggunakan Rapid Upper Limb

Assesment (RULA) ke dalam skor A dan skor B.

c. Menentukan skor RULA dari hasil kombinasi perhitungan skor A dan

skor B.

d. Menentukan action level dari postur kerja operator.

Page 77: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

2. Menentukan postur kerja yang tidak ergonomis berdasarkan perhitungan skor

RULA dan penentuan action level.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dapat dilihat pada blok diagram

pengolahan data pada Gambar 4.1.

Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire

Pengamatan sikap kerja operator pada bagian pelayanan untuk setiap elemen kegiatan

Pembagian kegiatan kerja operator menurut postur tubuh yang diteliti

Leher (neck)

Penilaian postur kerja menurut tabel RULA

Kaki (leg)

Lengan atas (upper arm)

Batang tubuh (trunk)

Pergelangan tangan (wrist)

Lengan bawah (lower arm)

Penentuan level resiko dan tindakan yang harus dilakukan

Putaran pergelangan tangan (wrist twist),

Putaran pergelangan tangan (wrist twist),

Penambahan skor aktivitas dan skor beban

Penambahan skor aktivitas dan skor beban

Gambar 4.1. Blok Diagram Pengolahan Data

Page 78: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

4.6. Analisis Pemecahan Masalah

Berdasarkan penilaian work sheet RULA maka akan didapatkan berbagai

level tindakan terhadap postur kerja pegawai. Dari level tindakan ini

didentifikasikan dan dianalisis fasilitas penyebab postur kerja yang tidak alami.

Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki metode kerja agar didapat postur

kerja yang alami terhadap pegawai.

4.7. Kesimpulan dan Saran

Pada proses analisa data yang telah dilakukan akan diperoleh kesimpulan

berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian yang harus

dicapai. Berdasarkan kesimpulan, maka diuraikan saran lebih lanjut yang

bermanfaat bagi perusahaan.

Secara sistematis metode penelitian dapat dilihat pada blok diagram

prosedur penelitian seperti pada Gambar 4.2.

Page 79: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tujuan Penelitian :1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaannya. 2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang ergonomis kepada para pegawai untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pegawai.

Pengumpulan Data :

1. Pengamatan metode kerja yang dilakukan pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. 2. Pengamatan langsung pada pegawai yang sedang bekerja (mengamati postur kerja) dengan cara memotret postur kerja yang dilakukan pegawai.3. Mengukur waktu pada postur tertentu.4. Mengukur dimensi fasilitas kerja yaitu rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku.5. Data jumlah pegawai dari Divisi Tata Usaha berupa Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 6. Menyebarkan Standard Nordic Questionnaire kepada para pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan metode wawancara langsung.

Pengolahan Data :1. Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire dengan cara menghitung jumlah keluhan yang sejenis dan persentase keluhan tersebut dari jumlah pegawai yang diteliti.2. Penilaian postur kerja pegawai dengan metode RULA sesuai dengan postur kerja yang diteliti3. Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja pegawai bagian pelayanan berdasarkan metode RULA.

Analisa dan Evaluasi :Pembahasan dilakukan dengan :1. Analisa postur kerja pada bagian pelayanan dengan metode RULA berdasarkan kondisi saat ini 2. Analisa data waktu postur kerja 3. Analisa berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire. 4. Pemecahan masalah dengan memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah dan perbaikan metode kerja

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Page 80: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada bagian pelayanan perpustakaan

Universitas Sumatera Utara melalui kegiatan pengamatan langsung postur kerja

pegawai bagian pelayanan dan penelitian dari data perusahaan. Terdapat

perbedaan metode kerja antara pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi

pinjam singkat (KPS) dengan pegawai bagian pelayanan yang bekerja di lantai

tiga dan lantai empat.

Pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi pinjam singkat bertugas

membantu anggota perpustakaan yang ingin meminjam buku dengan cara mencari

buku tersebut di rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode

buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut. Selain itu pegawai juga

bertugas menyusun buku yang telah dikembalikan anggota perpustakaan ke rak

buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku. Sedangkan pegawai

bagian pelayanan yang bekerja di lantai tiga dan lantai empat hanya bertugas

menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa

buku.

Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan koleksi

pinjam singkat dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Page 81: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat

No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja

1. Mencari buku yang akan dipinjam anggota perpustakaan pada rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut.

a. Menerima dan membaca catatan kode buku dari anggota perpustakaan 10 Duduk

b. Mencari dan mengambil buku di rak buku secara manual sesuai dengan catatan kode buku

30

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi

c. Memberikan buku kepada anggota perpustakaan 5 Berdiri

2. Menyusun buku pada rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku

a. Menyusun dan menyortir buku menurut kode buku sesuai dengan letak buku dalam rak buku besi dua sisi pada troli pembawa buku

300 Bungkuk atau berdiri

b. Mendorong troli ke rak buku terdekat 15 Berdiri

c. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 6

Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku yang diambil dari troli

d. Mencari kode katalog buku yang sesuai pada rak buku besi dua sisi 20

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi

e. Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai dengan kode katalog buku 8

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi

Page 82: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam

Singkat (Lanjutan)

No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja

f. Merapikan buku yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi 5

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi

g. Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli 15 Berdiri

Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan di lantai tiga

dan lantai empat pada dasarnya memiliki kesamaan, sehingga data cukup diambil

sekali saja. Dalam hal ini data yang diambil adalah metode kerja pegawai bagian

pelayanan di lantai tiga dan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga

No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja

1. Mengambil troli pembawa buku dari area penyimpanan sementara 10 Berdiri

2. Mengambil buku dari atas meja dan mengumpulkan buku tersebut dalam troli pembawa buku

600 Bungkuk atau berdiri

3. Menyortir buku sesuai dengan kode buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi

300 Berdiri

4. Mendorong troli ke rak buku terdekat 15 Berdiri

5. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 8

Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku dalam troli

6. Menyusun buku di rak sesuai dengan kode katalog buku 8

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi

Page 83: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga

(Lanjutan)

No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja

7. Merapikan buku yang telah disusun pada rak 5

Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi

8. Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli 15 Berdiri

Postur kerja yang akan dipilih untuk dinilai adalah postur kerja yang lebih

sering dilakukan selama satu siklus kerja, atau postur kerja yang menjadi postur

utama ketika pekerja sedang bekerja. Elemen kegiatan yang paling sering dan

paling lama dilakukan oleh pegawai adalah menyusun buku ke rak buku besi dua

sisi. Postur kerja yang akan diteliti adalah postur kerja untuk elemen kegiatan

menyusun buku ke rak buku besi dua sisi di lantai tiga.

Postur kerja pada elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku besi dua

sisi di lantai tiga terdiri atas lima jenis postur yaitu jongkok, bungkuk, berdiri,

berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri dengan tangan terentang ke

atas serta kaki berjinjit. Kelima postur kerja tersebut dilakukan oleh para pegawai

secara berulang-ulang sesuai dengan letak buku yang akan disusun pada rak buku

besi dua sisi.

5.1.1. Pemilihan Pekerja Normal

Pemilihan pekerja normal bertujuan untuk menentukan salah satu pekerja

yang terpilih sebagai objek penelitian yang dilakukan di bagian pelayanan lantai

Page 84: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

tiga perpustakaan Universitas Sumatera Utara, karena terdapat 8 pekerja yang

bekerja di bagian pelayanan lantai tiga. Kegiatan yang diamati di bagian

pelayanan tersebut khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku

besi dua sisi. Data jumlah penyusunan buku yang diperoleh dari pengamatan pada

pekerja setiap 15 menit secara bergantian selama dua hari dapat dilihat pada Tabel

5.3.

Tabel 5.3. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi

pada Hari ke-1

No Waktu Pekerja A B C D E F G H

1. 15 menit 40 44 41 50 40 45 49 52 2. 15 menit 51 40 55 49 43 54 42 43 3. 15 menit 49 43 50 42 47 50 47 45 4. 15 menit 54 48 52 47 51 43 50 49 5. 15 menit 57 51 49 45 47 49 54 51 6. 15 menit 52 57 42 51 54 51 49 57 7. 15 menit 58 51 48 49 50 49 51 54 8. 15 menit 56 49 51 47 48 54 57 47

Jumlah 417 383 388 380 380 395 399 398 Rata-rata 52 48 48 47 47 49 50 50

Untuk jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi pada hari ke-2

dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi

pada Hari ke-2

No Waktu Pekerja A B C D E F G H

1. 15 menit 50 54 47 51 49 47 45 54 2. 15 menit 50 42 56 47 45 56 49 47 3. 15 menit 48 47 52 49 48 51 49 47 4. 15 menit 56 49 54 45 52 47 51 44 5. 15 menit 52 50 44 47 45 44 51 54

Page 85: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi

pada Hari ke-2 (Lanjutan)

No Waktu Pekerja A B C D E F G H

6. 15 menit 50 54 49 52 54 50 44 56 7. 15 menit 56 52 44 47 51 47 52 51 8. 15 menit 51 47 54 45 47 52 50 47

Jumlah 413 395 400 383 391 394 391 400 Rata-rata 52 49 50 48 49 49 49 50

Dari hasil data jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi yang

dilakukan selama dua hari pada Tabel 5.3 dan 5.4, maka dilakukan perhitungan

rata-rata hari pertama dengan hari kedua dari setiap pekerja. Maka hasil rata-rata

tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Rata-rata Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi

Oleh Pekerja pada Hari ke-1 dan Hari ke-2

Hari Pekerja A B C D E F G H

1 417 383 388 380 380 395 399 398 2 413 395 400 383 391 394 391 400

Jumlah 830 778 788 763 771 789 790 798 Rata-rata 52 48 49 47 48 49 49 50 Rata-rata Pekerja 49

Dari hasil perhitungan jumlah rata-rata dari kedelapan pekerja tersebut

adalah sebesar 49 buku, maka pekerja yang mendekati jumlah rata-rata tersebut

adalah pekerja C, F dan G.. Pemilihan pekerja normal yang menjadi objek

penelitian untuk pengumpulan data postur kerja di bagian pelayanan lantai tiga

pada penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi adalah pekerja C.

Page 86: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.1.2. Data Postur Kerja

Postur kerja pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera

Utara yang diamati adalah postur kerja untuk elemen kegiatan menyusun buku ke

dalam rak buku besi dua sisi. Elemen kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar

5.1.

Gambar 5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok

Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun

buku di rak paling bawah dengan postur jongkok. Tinggi rak terbawah dari lantai

adalah 23 cm. Lebar rak untuk setiap tingkatan adalah 498 cm, dimana dalam

setiap tingkatan terbagi atas lima barisan penyusunan buku berdasarkan kode

pengatalogan. Lebar setiap barisan penyusunan buku adalah 98 cm.

Page 87: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk

Penyusunan buku di rak kedua seperti terlihat pada Gambar 5.2 dilakukan

dengan postur bungkuk. Tinggi rak kedua dari lantai adalah 61 cm.

Gambar 5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri

Page 88: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun

buku pada rak ketiga dengan postur berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah

99 cm.

Gambar 5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas

Kegiatan menyusun buku pada rak keempat seperti terlihat pada Gambar

5.4 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas. Tinggi rak

keempat dari lantai adalah 137 cm.

Page 89: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Gambar 5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit

Penyusunan buku di rak paling tinggi atau rak kelima seperti terlihat pada

Gambar 5.5 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta

kaki berjinjit. Rentangan tangan pada rak kelima tersebut lebih jauh daripada rak

keempat. Tinggi rak kelima dari lantai adalah 175 cm.

5.1.3. Data Waktu Postur Kerja

Postur kerja pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku

kedalam rak buku besi dua sisi dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Data

waktu postur kerja diambil secara acak sebanyak 5 buah data dari setiap postur

kerja yang dilakukan pegawai. Tujuan pengambilan data waktu postur kerja

adalah untuk menganalisa pengaruh lamanya seorang pegawai melakukan suatu

postur kerja terhadap keluhan rasa sakit yang mungkin timbul pada bagian tubuh

pegawai akibat postur kerja tersebut.

Page 90: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Waktu dihitung mulai dari pegawai mengambil sebuah buku dari troli

sampai pegawai mengangkat tangannya dari rak penyusunan buku untuk

menyusun buku lainnya. Data waktu postur kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Data Waktu Postur Kerja

No Postur Kerja Waktu Keterangan

1. Jongkok

5 detik Menyusun buku di rak pertama

12 detik Menyusun dan merapikan buku di rak pertama

20 detik Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak pertama

8 detik Menyusun buku di rak pertama 6 detik Menyusun buku di rak pertama

2. Bungkuk

4 detik Menyusun buku di rak kedua 8 detik Menyusun buku di rak kedua 5 detik Menyusun buku di rak kedua

10 detik Menyusun dan merapikan buku di rak kedua

5 detik Menyusun buku di rak kedua

3. Berdiri

6 detik Menyusun buku di rak ketiga 4 detik Menyusun buku di rak ketiga 5 detik Menyusun buku di rak ketiga 5 detik Menyusun buku di rak ketiga 4 detik Menyusun buku di rak ketiga

4. Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas

8 detik Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak keempat

7 detik Menyusun buku di rak keempat 5 detik Menyusun buku di rak keempat 6 detik Menyusun buku di rak keempat 6 detik Menyusun buku di rak keempat

5. Berdiri dengan Tangan

Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit

4 detik Menyusun buku di rak kelima 8 detik Menyusun buku di rak kelima 6 detik Menyusun buku di rak kelima

6 detik Menyusun dan merapikan buku di rak kelima

5 detik Menyusun buku di rak kelima

Page 91: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.1.4. Data Ukuran Fasilitas

Fasilitas yang mendukung kegiatan penyusunan buku adalah rak buku besi

dua sisi yang berjumlah 438 buah dan troli pembawa buku dengan jumlah 50

buah. Rak buku besi dua sisi yang diukur adalah rak buku yang terdapat di lantai 1

yaitu di bagian koleksi pinjam singkat, lantai 3 dan lantai 4. Rak buku yang

digunakan di lantai 2 terdapat dalam 2 jenis yang berbeda yang memiliki ukuran

dan fungsi yang berbeda pula. Rak buku jenis yang pertama adalah rak buku besi

satu sisi yang berfungsi sebagai tempat memajang buku-buku baru. Rak buku

jenis yang kedua adalah rak buku besi dua sisi yang berfungsi untuk menyimpan

jurnal, majalah dan koran.

Rak buku besi dua sisi berfungsi sebagai tempat buku-buku disusun

berdasarkan sistem pengatalogan untuk memudahkan para pembaca memperoleh

buku-buku yang diperlukan. Sedangkan troli pembawa buku berfungsi sebagai

alat yang dapat membantu para pegawai bagian pelayanan khususnya bagian

penyusunan buku untuk memudahkan membawa buku yang akan disusun ke

dalam rak buku besi dua sisi. Kapasitas maksimal troli pembawa buku adalah 170

buku. Ukuran rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku dapat dilihat pada

Gambar 5.6 dan Gambar 5.7.

Page 92: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

236

cm55 cm

23 c

m38

cm

98 cm

498 cm

190 cm23 cm

Gambar 5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi

Page 93: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

89 c

m

9.5

cm25

cm

60 cm25 cm

Gambar 5.7. Troli Pembawa Buku

5.1.5. Data Jumlah Pegawai

Data pegawai yang digunakan adalah data pegawai bagian pelayanan

perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai yang bertugas untuk

menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi. Data yang digunakan adalah data

pegawai tahun 2008. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Sebenarnya jumlah pegawai bagian pelayanan, khususnya yang bertugas

menyusun buku adalah 24 orang, tetapi yang diamati hanya 15 orang. Hal ini

disebabkan karena 9 orang pegawai adalah pegawai yang masa kerjanya pada

Page 94: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

bagian pelayanan kurang dari satu tahun. Para pegawai tersebut sebelumnya

bekerja pada bagian lain di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Tabel 5.7. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU

No Nama Pegawai Jenis Kelamin

Tinggi Tubuh Umur Lama Bekerja

1. Nurhani Perempuan 158 cm 49 tahun 18 tahun 1 bulan 2. Lisnawati Gultom Perempuan 156 cm 36 tahun 11 tahun 2 bulan 3. Deliana Hadifah Hutabarat Perempuan 155 cm 34 tahun 11 tahun 2 bulan 4. Rahmadsyah Siagian Laki-laki 165 cm 45 tahun 11 tahun 2 bulan 5. Ernawati Abbas Perempuan 155 cm 37 tahun 11 tahun 2 bulan 6. Sorta Rusliya Manurung Perempuan 156 cm 42 tahun 11 tahun 2 bulan 7. Eldalin Rotua Sinaga, A. Md Perempuan 155 cm 34 tahun 10 tahun 2 bulan 8. Tri Wahyuni, S. S Perempuan 158 cm 37 tahun 10 tahun 2 bulan 9. Ernawati Perempuan 154 cm 30 tahun 8 tahun

10. Sri Netta Tarigan, S. S Perempuan 160 cm 35 tahun 8 tahun 11. Juliaty, S. Sos Perempuan 165 cm 33 tahun 5 tahun 12. Marianti Naibaho, A. Md Perempuan 155 cm 29 tahun 2 tahun 13. Mustajab, A. Md Laki-laki 157 cm 29 tahun 2 tahun 14. Saidah Tarihoran Perempuan 153 cm 38 tahun 2 tahun 15. Rahmat Hidayat, A. Md Laki-laki 160 cm 24 tahun 1 tahun

5.1.6. Data Standard Nordic Questionaire

Standard Nordic Questionaire dibuat untuk mengetahui keluhan yang

dialami para pegawai selama melaksanakan aktivitas penyusunan buku. Standard

Nordic Questionaire memuat 27 keluhan sakit pada seluruh bagian tubuh.

Standard Nordic Questionaire disebarkan pada hari kamis, 8 Januari 2009 dengan

metode wawancara langsung kepada para pegawai bagian pelayanan perpustakaan

Universitas Sumatera Utara. Format Standard Nordic Questionaire dapat dilihat

pada Lampiran 1. Hasil Standard Nordic Questionaire tersebut dapat dilihat pada

Tabel 5.8.

Page 95: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire

No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama

Bekerja Jenis Keluhan

1. Nurhani Perempuan 49 tahun 18 tahun 1 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

2. Lisnawati Gultom Perempuan 36 tahun 11 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di punggung Sakit pada pinggang

3. Deliana Hadifah Hutabarat Perempuan 34 tahun 11 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada betis kiri

4. Rahmadsyah Siagian Laki-laki 45 tahun 11 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

5. Ernawati Abbas Perempuan 37 tahun 11 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

6. Sorta Rusliya Manurung Perempuan 42 tahun 11 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

Page 96: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)

No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama

Bekerja Jenis Keluhan

7. Eldalin Rotua Sinaga, A. Md Perempuan 34 tahun 10 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan

8. Tri Wahyuni, S. S Perempuan 37 tahun 10 tahun 2 bulan

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

9. Ernawati Perempuan 30 tahun

8 tahun

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

10. Sri Netta Tarigan, S. S Perempuan 35 tahun

8 tahun

Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan

11. Juliaty, S. Sos Perempuan 33 tahun

5 tahun

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan

12. Marianti Naibaho, A. Md Perempuan 29 tahun

2 tahun

Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

13. Mustajab, A. Md Laki-laki 29 tahun

2 tahun

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan

Page 97: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)

No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama

Bekerja Jenis Keluhan

14. Saidah Tarihoran Perempuan 38 tahun

2 tahun

Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan

15. Rahmat Hidayat, A. Md Laki-laki 24 tahun

1 tahun

Sakit di punggung Sakit pada pinggang

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire

Masing-masing keluhan yang terdapat pada Standard Nordic Questionaire

ditabulasi dengan menjumlahkan keluhan-keluhan yang sejenis, untuk selanjutnya

dibuat persentasenya dari seluruh pegawai bagian pelayanan yang bertugas

menyusun buku ke dalam rak yang diteliti. Hasil tabulasi Standard Nordic

Questionaire dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire

No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 1 Sakit kaku di leher bagian atas 12 orang 80 % 2 Sakit di bahu kiri 3 orang 20 % 3 Sakit di bahu kanan 2 orang 13 % 4 Sakit di punggung 9 orang 60 % 5 Sakit pada pinggang 10 orang 67 % 6 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 orang 7 % 7 Sakit pada tangan kiri 2 orang 13 % 8 Sakit pada tangan kanan 2 orang 13 % 9 Sakit pada lutut kiri 2 orang 13 %

10 Sakit pada lutut kanan 2 orang 13 % 11 Sakit pada betis kiri 4 orang 27 %

Page 98: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

12 Sakit pada betis kanan 3 orang 20 % Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)

No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 13 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 orang 7 % 14 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1 orang 7 % 15 Sakit pada kaki kiri 8 orang 53 % 16 Sakit pada kaki kanan 8 orang 53 %

5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Jongkok

Lengan atas

Leher

Batang Tubuh

Lengan bawah

Pergelangan tangan

Gambar 5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan

Postur Jongkok

Dari Gambar 5.8 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada

saat menyusun buku dengan postur jongkok berada pada posisi yang sama,

sehingga perhitungan skor untuk postur kerja cukup dilakukan satu kali saja.

Page 99: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

4

a. Postur tubuh grup A

- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)

Lengan atas membentuk sudut > 900 diberi skor = 4 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)

Lengan bawah membentuk sudut > 1000, skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)

Sudut pergelangan tangan 0 - 150 diberi skor = 2 - Putaran pergelangan tangan (wrist twist)

Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Skor Group A untuk Postur Jongkok

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Skor postur kerja grup A berdasarkan tabel 5.7 adalah = 4

Page 100: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 - Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5

b. Postur tubuh Grup B

- Postur tubuh bagian leher (neck)

Leher membentuk sudut 100 - 200 diberi skor = 2

- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)

Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 diberi skor = 3

- Postur tubuh bagian kaki (legs)

Kaki tidak seimbang dengan skor = 2

Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Skor Group B untuk Postur Jongkok

Neck

Trunk 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.11 adalah = 5

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Page 101: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6

Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Skor Group C untuk Postur Jongkok

Skor Grup B

Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7

Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur jongkok berdasarkan Tabel 5.12 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut

maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur jongkok berada pada kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan

perbaikan postur kerja sekarang juga

Page 102: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Bungkuk

Leng

an a

tas

Lengan

bawah

Batang tubuh

Leher

Pergelangan tangan

Gambar 5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk

Dari Gambar 5.9 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada

saat menyusun buku dengan postur bungkuk berada pada posisi yang sama,

sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.

a. Postur tubuh grup A

- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)

Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3

- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)

Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2

- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)

Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2

Page 103: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)

Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Skor Group A untuk Postur Bungkuk

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.13 adalah = 3

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4

Page 104: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

b. Postur tubuh Grup B

- Postur tubuh bagian leher (neck)

Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3

- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)

Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 dengan skor = 3

- Postur tubuh bagian kaki (legs)

Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Skor Group B untuk Postur Bungkuk

Neck

Trunk 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.14 adalah = 4

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5

Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Page 105: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.15. Skor Group C untuk Postur Bungkuk

Skor Grup B

Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7

Skor akhir kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur

bungkuk berdasarkan Tabel 5.15 = 5. Berdasarkan skor tersebut, level resiko

kegiatan menyusun buku untuk postur bungkuk termasuk level resiko sedang dan

diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.

Page 106: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri

Batang tubuh

Lengan atasLengan bawah

Pergelangan tangan

Leher

Gambar 5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri

Dari Gambar 5.10 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai

pada saat menyusun buku dengan postur berdiri berada pada posisi yang sama,

sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.

a. Postur tubuh grup A

- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)

Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3

- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)

Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2

- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)

Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2

Page 107: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)

Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Skor Group A untuk Postur Berdiri

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.16 adalah = 3

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4

Page 108: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

b. Postur tubuh Grup B

- Postur tubuh bagian leher (neck)

Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3

- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)

Batang tubuh membentuk sudut 0 - 200 dengan skor = 2

- Postur tubuh bagian kaki (legs)

Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17. Skor Group B untuk Postur Berdiri

Neck

Trunk 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.17 adalah = 3

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4

Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Page 109: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Tabel 5.18. Skor Group C untuk Postur Berdiri

Skor Grup B

Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7

Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur berdiri berdasarkan Tabel 5.18 adalah = 4. Berdasarkan skor tersebut maka

level resiko dari kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur

berdiri berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan

postur kerja dalam beberapa waktu ke depan.

Page 110: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan

Tangan Terentang ke Atas

Batang tubuh

Lengan atas

Lengan bawah

Pergelangan

tangan

Leher

Gambar 5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri

dengan Tangan Terentang ke Atas

Dari Gambar 5.11 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai

pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas

berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh

cukup dilakukan satu kali saja.

a. Postur tubuh grup A

- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)

Lengan atas membentuk sudut > 900 dan bahu naik

dengan skor = 4 + 1 = 5

- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)

Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2

Page 111: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)

Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2

- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)

Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran

dengan skor = 2

Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19. Skor Group A untuk Postur Berdiri dengann

Tangan Terentang ke Atas

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.19 adalah = 6

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

Page 112: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 6 + 1 = 7

b. Postur tubuh Grup B

- Postur tubuh bagian leher (neck)

Leher berada pada posisi netral dengan skor = 1

- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)

Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1

- Postur tubuh bagian kaki (legs)

Kaki berada pada posisi tidak seimbang dengan skor = 2

Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20. Skor Group B untuk Postur Berdiri dengan

Tangan Terentang ke Atas

Neck

Trunk 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.20 adalah = 3

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

Page 113: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4

Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Skor Group C untuk Postur Berdiri dengan

Tangan Terentang ke Atas

Skor Grup B

Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7

Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas berdasarkan Tabel 5.21 adalah 6.

Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di

perpustakaan USU berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan

tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.

Page 114: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan

Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit

Lengan atas

Lengan

bawah

Batang tubuh

Leher

Pergelangan tangan

Gambar 5.12. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit

Dari Gambar 5.12 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai

pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas

serta kaki berjinjit berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk

postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.

a. Postur tubuh grup A

- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)

Lengan atas membentuk sudut > 900 dengan skor = 4

Page 115: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)

Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2

- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)

Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2

- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)

Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran

dengan skor = 2

Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.22.

Tabel 5.22. Skor Group A untuk Postur Tubuh Berdiri Tangan Terentang

ke Atas serta Kaki Berjinjit

Upper Arm

Lower Arm

Wrist 1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4

2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5

3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9

Page 116: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.22 adalah = 4

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0

Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5

b. Postur tubuh Grup B

- Postur tubuh bagian leher (neck)

Leher berada pada posisi ekstensi dengan skor = 4

- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)

Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1

- Postur tubuh bagian kaki (legs)

Kaki berada pada posisi seimbang dengan skor = 1

Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23. Skor Group B Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke

Atas serta Kaki Berjinjit

Neck

Trunk 1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Page 117: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.23 adalah = 5

- Skor aktivitas

Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1

- Skor beban

Beban < 2 kg dengan skor = 0. Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6

Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24. Skor Group C Postur Tubuh Berdiri dan

Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit

Skor Grup B

Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7

Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit berdasarkan

Tabel 5.24 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan

menyusun buku di perpustakaan USU untuk postur berdiri dengan tangan

terentang ke atas serta kaki berjinjit berada pada kategori level resiko tinggi dan

diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.

Page 118: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Hasil perhitungan untuk kelima postur kerja berdasarkan metode Rapid

Upper Limb Assessment (RULA) untuk pegawai bagian pelayanan perpustakaan

Universitas Sumatera Utara, khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam

rak buku besi dua sisi, dapat direkapitulasi pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian

Pelayanan Berdasarkan Metode RULA

No Postur Kerja Skor Akhir

Level Resiko

Tindakan Perbaikan

1. Jongkok 7 Tinggi Sekarang juga 2. Bungkuk 6 Sedang Dalam waktu dekat

3. Berdiri 4 Kecil Beberapa waktu ke depan

4. Berdiri dengan tangan terentang ke atas

6 Sedang Dalam waktu dekat

5.

Berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit

7 Tinggi Sekarang juga

Page 119: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB VI

ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Masalah

6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode Rapid Upper Limb

Assessment (RULA)

Dari hasil pengolahan data postur kerja untuk elemen kegiatan penyusunan

buku pada pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), maka

dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada, yaitu :

a. Postur tubuh jongkok

Skor akhir untuk elemen kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU

dengan postur kerja jongkok adalah 7. Berdasarkan skor tersebut maka level

resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko tinggi dan

diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga. Postur kerja jongkok

dilakukan oleh para pegawai bagian pelayanan untuk menyusun buku di rak

pertama. Para pegawai harus berjongkok karena tinggi rak pertama dari lantai

adalah 23 cm.

Apabila jumlah buku yang harus disusun pada rak pertama ini sangat

banyak, maka para pegawai dapat melakukan postur kerja jongkok dalam waktu

yang lama, sehingga bila terjadi perubahan postur kerja secara spontan, para

pegawai sering merasa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Postur tubuh jongkok

Page 120: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

memiliki level resiko tinggi karena berdasarkan perhitungan postur kerja dengan

metode RULA, sudut yang dibentuk oleh bagian tubuh pegawai cukup besar.

Pegawai yang memiliki tinggi tubuh diatas 155 cm lebih sulit melakukan

postur tubuh jongkok dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh

dibawah 155 cm. Hal ini dapat disebabkan karena tinggi rak pertama dari lantai

yang hanya 23 cm, jika diukur dari tubuh pegawai tersebut hanya sebatas lutut

atau bahkan dibawah lutut, sehingga pegawai merasa kesulitan ketika harus

berjongkok.

b. Postur tubuh bungkuk

Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur tubuh bungkuk adalah 5. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari

aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan

tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.

Aktivitas menyusun buku pada rak kedua dilakukan oleh pegawai dengan

postur tubuh membungkuk. Hal ini disebabkan karena tinggi rak kedua dari lantai

adalah 61 cm. Sistem pengatalogan buku juga sangat mempengaruhi postur kerja

pegawai. Kode katalog buku yang terletak dibagian bawah buku juga dianggap

menyulitkan oleh para pegawai, karena pegawai harus lebih membungkuk untuk

melihat kode katalog buku.

c. Postur tubuh berdiri

Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur tubuh berdiri adalah 4. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari

Page 121: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan

perbaikan postur kerja dalam beberapa waktu ke depan.

Penyusunan buku di rak ketiga menyebabkan para pegawai bagian

pelayanan harus berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah 99 cm. Postur tubuh

berdiri adalah postur tubuh yang memiliki level resiko paling kecil dibandingkan

dengan postur tubuh lainnya. Tetapi postur tubuh berdiri juga memerlukan

tindakan perbaikan karena bila dilakukan dalam waktu yang lama, bagian tubuh

para pegawai khususnya kaki sering merasa sakit.

d. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas

Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur berdiri dan tangan terentang ke atas adalah 6. Berdasarkan skor tersebut

maka level resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko sedang

dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.

Postur tubuh berdiri dengan tangan terentang keatas dilakukan oleh para

pegawai untuk menyusun buku di rak keempat, karena tinggi rak keempat dari

lantai adalah 137 cm. Sudut yang dibentuk oleh rentangan tangan pegawai sangat

bervariasi besarnya tergantung tinggi tubuh masing-masing pegawai. Umumnya

pegawai dengan tinggi tubuh diatas 155 cm memiliki sudut rentangan tangan lebih

kecil dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm.

e. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit

Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan

postur berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit adalah 7.

Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas tersebut berada pada

Page 122: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja

sekarang juga.

Penyusunan buku pada rak kelima membuat para pegawai harus berdiri

dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Hal ini disebabkan tinggi rak

kelima dari lantai adalah 175 cm. Tinggi tubuh pegawai yang paling tinggi adalah

165 cm, dan yang paling rendah adalah 153 cm. Untuk pegawai yang memiliki

tinggi tubuh diatas 155 cm, umumnya tidak begitu kesulitan ketika harus

menyusun buku di rak kelima, karena kaki para pegawai tersebut cukup berjinjit.

Tetapi untuk pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm, umumnya

kakinya harus berjinjit lebih tinggi.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi adalah

postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki

berjinjit. Postur kerja ini harus diperbaiki sekarang juga. Selain itu, postur kerja

bungkuk dan berdiri dengan tangan tangan terentang ke atas yang memiliki level

resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya, walaupun

resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil, tetapi juga perlu

dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan.

Tinggi rak buku besi dua sisi sangat mempengaruhi postur kerja para

pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku. Tinggi rak

buku dari lantai adalah 175 cm. Hal ini sangat menyulitkan para pegawai untuk

menyusun buku terutama buku-buku yang berada pada rak keempat dan kelima.

Untuk mencapai rak keempat, para pegawai harus merentangkan tangannya

Page 123: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

keatas. Untuk mencapai rak kelima, para pegawai harus berdiri dengan tangan

terentang ke atas serta kaki berjinjit sehingga postur kerja yang terbentuk menjadi

tidak alami.

Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat

kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai sering

menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi kapasitas troli. Buku-

buku diatas troli tersebut juga sering dibiarkan begitu saja di sudut ruangan dan

tidak segera disusun kedalam rak. Hal ini sangat merugikan khususnya untuk para

mahasiswa yang ingin membaca atau meminjam buku-buku tersebut. Terlebih lagi

apabila buku-buku tersebut tersedia dalam jumlah terbatas pada perpustakaan

Universitas Sumatera Utara.

Disamping itu, kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak

masuk kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi

terbengkalai. Terkadang buku-buku tersebut memang disusun oleh pegawai lain.

Tetapi hanya bila beban kerja atau buku-buku yang harus disusun pada saat itu

tidak terlalu banyak jumlahnya. Karena apabila buku-buku yang harus disusun

oleh para pegawai banyak jumlahnya, maka masing-masing pagawai

berkonsentrasi pada tugasnya. Sehingga buku-buku dari pegawai yang absen

tersebut menjadi terbengkalai.

Page 124: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja

Para pegawai yang bekerja pada bagian pelayanan khususnya yang

bertugas menyusun buku kedalam rak buku besi dua sisi, terlihat sudah cukup

terbiasa dengan kegiatan penyusunan buku. Para pegawai telah mengetahui dan

mengenal wilayah penyusunan bukunya masing-masing. Sehingga waktu yang

dibutuhkan untuk menyusun buku kedalam rak relatif cukup singkat. Untuk

menyusun satu buah buku, umumnya para pegawai hanya memerlukan waktu 4

sampai 6 detik.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama

apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun terlebih

dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku yang ada

didalam rak. Dari data waktu postur kerja terlihat bahwa waktu terbesar yang

dibutuhkan untuk menyusun buku adalah selama 8 detik. Sedangkan waktu

terbesar yang dibutuhkan untuk menyusun dan merapikan buku adalah pada rak

pertama dengan postur tubuh jongkok selama 12 detik. Waktu yang dibutuhkan

untuk mencari kode katalog buku dan menyusun buku pada rak pertama dengan

postur tubuh jongkok merupakan waktu terbesar dibandingkan dengan waktu

postur kerja lainnya yaitu selama 20 detik.

.

6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionaire

Hasil Standard Nordic Questionaire yang telah diperoleh melalui

wawancara langsung terhadap 15 orang pegawai yang telah bekerja minimal satu

tahun pada bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku kedalam rak buku

Page 125: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

besi dua sisi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak

dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja jongkok, membungkuk, berdiri

dan dengan tangan terentang ke atas adalah :

a. Sakit kaku di leher bagian atas yang dirasakan oleh 12 orang pegawai atau

dengan persentase 80 %. Rasa sakit kaku di leher bagian atas sering

dirasakan para pekerja apabila melakukan postur kerja berdiri dengan

tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Pada postur kerja tersebut,

umumnya leher bagian atas para pekerja berada pada posisi ekstensi atau

mendongak untuk melihat kode katalog buku.

b. Sakit pada pinggang yang dirasakan oleh 10 orang pegawai atau dengan

persentase 67 %. Rasa sakit pada pinggang dirasakan terutama apabila

terjadi perubahan postur kerja dari postur kerja jongkok menjadi postur

kerja berdiri. Rasa sakit tersebut juga sangat terasa apabila para pegawai

melakukan postur kerja jongkok atau bungkuk dalam waktu yang cukup

lama.

c. Sakit pada punggung yang dirasakan oleh 9 orang pegawai atau dengan

persentase 60 %. Rasa sakit pada punggung lebih banyak dirasakan untuk

postur kerja jongkok dan bungkuk, terutama bila dilakukan dalam waktu

yang lama.

d. Sakit pada kaki kiri dan kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 8

orang pegawai atau dengan persentase 53 %. Rasa sakit pada kaki kiri dan

kaki kanan dikeluhkan oleh para pegawai untuk kelima jenis postur kerja,

Page 126: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

karena apabila kelima jenis postur kerja tersebut dilakukan dalam waktu

yang lama, rasa sakit pada kaki kiri dan kanan sangat terasa.

e. Sakit pada betis kiri yang dirasakan oleh 4 orang pegawai atau dengan

persentase 27 %. Rasa sakit pada betis kiri umumnya dirasakan oleh para

pegawai apabila melakukan postur kerja jongkok dalam waktu yang cukup

lama.

f. Sakit pada bahu kiri dan betis kanan yang masing-masing dirasakan oleh 3

orang pegawai atau dengan persentase 20 %. Rasa sakit pada bahu kiri

dirasakan para pegawai apabila melakukan postur kerja berdiri dengan

tangan terentang ke atas maupun postur kerja berdiri dengan tangan

terentang ke atas serta kaki berjinjit. Sedangkan rasa sakit pada betis kanan

lebih terasa untuk aktivitas penyusunan buku dengan postur jongkok dan

bungkuk.

g. Sakit di bahu kanan, tangan kiri, tangan kanan, lutut kiri dan lutut kanan

yang masing-masing dirasakan oleh 2 orang pegawai atau dengan

persentase 13 %. Rasa sakit di bahu kanan dirasakan para pegawai apabila

melakukan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas, dan postur

kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Rasa sakit

pada tangan kiri dan tangan kanan dirasakan oleh para pekerja untuk

kelima jenis postur kerja apabila jumlah buku yang disusun cukup banyak.

Sedangkan rasa sakit pada lutut kiri dan lutut kanan dirasakan terutama

untuk postur kerja jongkok dan bungkuk.

Page 127: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

h. Sakit pada pergelangan tangan kiri, pergelangan kaki kiri dan pergelangan

kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 1 orang pegawai atau

dengan persentase 7 %. Rasa sakit pada pergelangan tangan kiri dirasakan

apabila buku yang disusun cukup banyak. Sedangkan rasa sakit pada

pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan dirasakan untuk kelima

jenis postur kerja apabila dilakukan dalam waktu yang lama.

Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionaire, keluhan rasa sakit pada

bagian tubuh yang dirasakan oleh para pegawai bagian pelayanan perpustakaan

Universitas Sumatera Utara khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam

rak buku besi dua sisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Jenis kelamin

Pegawai perempuan lebih banyak mengalami keluhan rasa sakit pada

bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai laki-laki. Hal ini dapat

disebabkan karena energi yang dimiliki oleh laki-laki lebih besar dari

perempuan, sehingga walaupun bekerja dengan beban kerja yang sama,

perempuan lebih cepat merasa lelah dibandingkan dengan laki-laki.

b. Umur

Faktor umur pegawai juga sangat mempengaruhi keluhan rasa sakit yang

dirasakan dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil Standard

Nordic Questionaire, pegawai yang berumur diatas 28 tahun lebih banyak

mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai

yang berumur dibawah 28 tahun.

Page 128: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

c. Lama bekerja

Pada umumnya, pegawai yang bekerja lebih dari 4 tahun lebih banyak

mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai

yang bekerja kurang dari 4 tahun. Meskipun jika dilihat dari hasil

Standard Nordic Questionaire, hal ini tidak begitu terlihat mempengaruhi

jumlah keluhan yang dirasakan para pegawai. Karena ada 2 orang pegawai

perempuan yang baru bekerja selama 2 tahun, tetapi telah mengalami 5 – 6

jenis keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya. Disisi lain, ada 6 orang

pegawai yang telah bekerja dibagian pelayanan lebih dari 7 tahun, tetapi

hanya memiliki 3 – 4 keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya.

6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard Nordic

Questionnaire

Hasil Standard Nordic Questionnaire memiliki hubungan atau kesesuaian

dengan hasil perhitungan skor postur kerja dengan metode RULA. Perbandingan

hasil standard Nordic Questionnaire dengan hasil perhitungan skor postur kerja

dengan metode RULA adalah :

1. Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire, bagian tubuh yang

dirasakan sakit oleh 80 % pegawai adalah leher. Skor terbesar untuk postur

tubuh bagian leher berdasarkan metode RULA adalah 4, yaitu pada postur

tubuh berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Skor

tersebut diberikan karena leher berada pada posisi ekstensi ketika pegawai

menyusun buku pada rak kelima. Skor yang juga cukup besar untuk postur

Page 129: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

tubuh bagian leher adalah 3, yaitu pada postur tubuh bungkuk dan berdiri.

Skor tersebut diberikan karena leher membentuk sudut > 200. Dengan kata

lain, rasa sakit pada leher yang dirasakan para pegawai akibat aktivitas

menyusun buku dapat disebabkan karena leher berada pada posisi ekstensi

maupun posisi membentuk sudut > 200.

2. Rasa sakit pada punggung atau batang tubuh juga dirasakan oleh 60 %

pegawai jika dilihat dari hasil Standard Nordic Questionnaire. Skor

terbesar untuk postur batang tubuh berdasarkan metode RULA adalah 3,

yaitu pada postur jongkok dan bungkuk. Skor tersebut diberikan karena

batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 ketika pegawai menyusun buku

pada rak pertama dan kedua. Dengan kata lain, rasa sakit pada batang

tubuh yang dirasakan para pegawai akibat kegiatan menyusun buku dapat

disebabkan karena batang tubuh membentuk sudut 200 - 600.

Keluhan rasa sakit pada leher dan batang tubuh yang dirasakan oleh para

pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas meyusun buku ke rak buku

besi dua sisi akan semakin terasa bila postur kerja dilakukan dalam waktu yang

lama.

6.2. Pemecahan Masalah

Dari masalah-masalah yang ditemui pada bagian pelayanan perpustakaan

Universitas Sumatera Utara, maka diperoleh beberapa alternatif pemecahan

masalah, yaitu :

Page 130: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

a. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal

ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak kelima,

khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155

cm. Pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm ada 2 orang,

sehingga jumlah bangku kecil yang perlu ditambahkan cukup 2 buah.

Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil tersebut

diharapkan para pegawai lebih mudah dalam melakukan postur kerja untuk

aktivitas penyusunan buku di rak kelima, dan dapat mengurangi keluhan

rasa sakit pada bagian tubuh yang dirasakan para pegawai. Perbaikan

postur kerja dengan penambahan bangku kecil dapat dilihat pada Gambar

6.1.

10 cm

Gambar 6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan

Postur Kerja Usulan

Page 131: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Postur kerja usulan tersebut kemudian dinilai kembali dengan metode

RULA untuk mengetahui apakah postur tersebut lebih baik atau tidak. Hasil

penilaian postur kerja usulan dengan menggunakan metode RULA dapat dilihat

pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Usulan untuk Elemen Kegiatan

Menyusun Buku pada Rak ke Lima

No Bagian Tubuh Skor Skor Akhir Total Skor

1. Lengan atas membentuk sudut 45-900 3

3

3

2. Lengan bawah membentuk sudut 60-1000 1 3. Pergelangan tangan membentuk sudut 0-150 2 4. Putaran pergelangan tangan berada dekat

dari putaran 2

5. Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit)

1 3 + 1 = 4 (Skor A)

6. Leher membentuk sudut 0-100 1 1 7. Batang tubuh berada pada posisi normal 900 1

8. Kaki berada pada posisi seimbang 1 9. Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang,

lebih dari 4 kali/menit) 1 1 + 1 = 2

(Skor B)

Pada postur kerja sebelumnya yaitu postur kerja aktual, kesimpulan yang

didapat adalah bahwa postur kerja perlu diperbaiki sekarang juga dengan skor 7

(level resiko tertinggi). Sedangkan untuk postur kerja usulan pada Tabel 6.1,

didapat kesimpulan bahwa postur kerja perlu diperbaiki beberapa waktu ke depan

atau memiliki resiko yang kecil dengan skor 3. Hal ini menunjukkan bahwa postur

kerja usulan lebih baik daripada postur kerja aktual.

Dengan penambahan bangku kecil untuk elemen kegiatan menyusun buku

pada rak kelima, maka akan terjadi perubahan metode kerja para pegawai bagian

Page 132: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

pelayanan, khususnya untuk kegiatan penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi.

Perubahan metode kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.1. Perubahan Metode Kerja dengan

Penambahan Bangku Kecil

No Elemen Kegiatan Waktu (detik)

Sikap Kerja

1. Mengambil troli pembawa buku dan bangku kecil dari area penyimpanan sementara 10 Berdiri

2. Meletakkan bangku kecil diatas troli 4 Berdiri

3.

Mengambil buku dari atas meja, menyortir buku sesuai dengan kode buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi dan meletakkan buku tersebut dalam troli

900 Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak

buku dalam troli

4. Mendorong troli dan meletakkan bangku kecil di rak buku terdekat 15 Berdiri

5. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 8

Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak

buku dalam troli

6. Mengambil bangku kecil bila buku yang akan disusun terletak di rak kelima 8 Bungkuk

7. Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai dengan kode katalog buku dan merapikan buku yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi

10

Jongkok, bungkuk atau berdiri,

tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku

besi dua sisi

8. Mendorong troli yang telah kosong dan bangku kecil ke area penyimpanan sementara 15 Berdiri

b. Agar para pegawai tidak terlalu sering menyusun buku dengan postur kerja

jongkok, khususnya untuk penyusunan buku pada rak pertama, sebaiknya

dilakukan koordinasi dengan bagian pengatalogan. Bagian pengatalogan

sebaiknya merubah susunan buku pada rak buku besi dua sisi, sehingga

buku-buku yang jarang dipinjam oleh mahasiswa ditempatkan pada rak

pertama. Dengan perubahan susunan buku tersebut, para pegawai tidak

Page 133: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

akan terlalu sering menyusun buku di rak pertama, sehingga postur kerja

jongkok dapat dikurangi.

c. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan

produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

- Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli

sampai melebihi kapasitas maksimal troli yaitu 170 buku, dan bila

buku-buku yang akan disusun telah memenuhi kapasitas satu troli

sebaiknya langsung disusun ke dalam rak buku besi dua sisi. Hal ini

akan mengurangi rasa letih para pegawai dan rasa sakit yang dirasakan

pada bagian tubuh. Selain itu, mahasiswa yang memerlukan buku-buku

tersebut juga akan mudah memperolehnya, terutama untuk buku-buku

yang tersedia dalam jumlah terbatas.

- Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki,

sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang

menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang

lama. Para pegawai sebaiknya melakukan postur kerja yang bervariasi

untuk mengurangi rasa sakit pada bagian tubuh tertentu.

- Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai

sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas

pegawai yang absen tersebut. Agar tidak terlalu berat, sebaiknya tugas

menyusun buku-buku tersebut dibagi-bagi antara para pegawai yang

ada.

Page 134: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan analisa pada

penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA maka dapat

disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi

adalah postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas

serta kaki berjinjit dengan skor 7. Postur kerja ini harus diperbaiki

sekarang juga. Selain itu, postur kerja bungkuk dengan skor 5 dan berdiri

dengan tangan tangan terentang ke atas dengan skor 4 yang memiliki level

resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya,

walaupun resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil,

tetapi juga perlu dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan.

2. Tinggi rak buku besi dua sisi yaitu 236 cm sangat mempengaruhi postur

kerja para pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun

buku. Hal ini menyebabkan para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah

155 cm harus melakukan postur kerja yang tidak alami.

3. Untuk membantu para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah 155 cm

perlu diberi fasilitas tambahan berupa bangku kecil. Penambahan bangku

kecil tersebut untuk mempermudah pegawai menyusun buku pada rak

buku besi dua sisi, khususnya pada rak kelima.

Page 135: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

4. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil, maka terjadi

perubahan postur kerja, khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku

pada rak kelima. Postur kerja usulan memiliki skor akhir = 3, yang berarti

bahwa postur kerja usulan memiliki level resiko kecil dan tindakan

perbaikan diperlukan beberapa waktu ke depan. Perubahan postur kerja

tersebut juga mengakibatkan perubahan metode kerja.

5. Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat

kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai

sering menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi

kapasitas troli, dimana kapasitas maksimal troli adalah 170 buku.

6. Kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi produktivitas

kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak masuk

kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi

terbengkalai.

7. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama

apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun

terlebih dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku

yang ada didalam rak.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara adalah :

1. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal

ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak keempat

Page 136: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

dan kelima, khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh

dibawah 155 cm.

2. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan

produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Para pegawai terlebih dahulu menyusun buku-buku ditroli pembawa

buku sesuai dengan kode katalog buku.

b. Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli

sampai melebihi kapasitas troli, dan bila buku-buku yang akan disusun

telah memenuhi kapasitas satu troli sebaiknya langsung disusun ke

dalam rak buku besi dua sisi.

c. Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki,

sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang

menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang

lama.

d. Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai

sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas

pegawai yang absen tersebut.

e. Para pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan sehingga akan

mempermudah dan tidak mengganggu tugas masing-masing pegawai.

3. Pihak perpustakaan USU sebaiknya mempertimbangkan tinggi tubuh

pegawai yang akan ditempatkan pada bagian pelayanan, khususnya yang

bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi.

Page 137: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2007, Perpustakaan Universitas, 2007.

Lueder, R., A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the

Ergonomics Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 1996.

Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, ITS,

Surabaya, 1998. Pourmahabadian, Mohammad, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam., Investigation

of Risk Factors of Work-Related Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Sciences 8 (7): 1262-1267, 2008.

Santoso G., Dr., Drs., M.Kes., Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan,

Cetakan I, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004. Suma’mur, Dr., P.K., M.Sc., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan

Kelima, Jakarta : Gunung Agung, 1986. Sutalaksana, I. Z., dkk., Teknik Tata Cara Kerja, Bandung : Penerbit ITB, 1982.

Tarwaka, Solichul, Sudiajeng, L., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2004.

Wignosoebroto, S., Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit :

PT. Guna Widya, Surabaya, 1995.

Page 138: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Page 139: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.

Standard Nordic Questionaire

Berilah tanda Check List (√) pada tabel Standard Nordic Questionaire

berikut bila anda memilih sakit (A) atau tidak sakit (B).

Nama :

Jenis kelamin/Tinggi tubuh :

Umur :

Lama bekerja :

Tabel Standard Nordic Questionaire

No Jenis Keluhan A B

1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit di bahu kiri 3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit pada lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan 12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 Sakit pada kaki kiri 27 Sakit pada kaki kanan

Page 140: Jurnal RULA

Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.