1
KAMIS, 13 SEPTEMBER 2018 SM/dok SERAHKAN BANTUAN : Ketua Kwarran Sidorejo, Suharnanie Tarwoco, menyerahkan bantuan korban gempa Lombok kepada Wali Kota Yuliyanto dan Wawali Muh Haris, sebagai pembina dan ketua PMI Kota Salatiga. (61) Pramuka Sidorejo Sumbang Rp 18.765.000 BALAI KOTA - Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka Kecamatan Sidorejo, menyerahkan bantuan kepada korban ben- cana gempa bumi di Lombok, NTB, senilai Rp 18.765.000 dan 1 kardus pakaian bekas, kemarin. Bantuan disalurkan lewat PMI Kota Salatiga yang diterima oleh Pembina PMI, Yuliyanto dan Ketua PMI, Muh Haris. Ketua Kwarran Sidorejo, Suharnanie Tarwoco, menjelaskan, bantuan itu merupakan wujud kepedulian terhadap sesama. Pengumpulan dana dari seluruh pangkalan Gerakan Pramuka yang ada di Kecamatan Sidorejo, Kota Sala- tiga. Kegiatan itu mendapat respons dari seluruh anggota pramu- ka mulai dari Siaga Penggalang, Penegak, dan para Pembina Pramuka, dengan bersama-sama mengumpulkan dana bantuan bagi Lombok. (H2-61) SALATIGA- Masyarakat yang tinggal di desa wisata didorong untuk dapat menampilkan kesen- ian khas desa setempat. Hal itu penting supaya desa juga memiliki kekhasan seni tersendiri sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Dosen Seni Drama Tari dan Musik (Sendra- tasik) Universitas Negeri Semarang (Unnes) Lesa Paranti mengungkapkan, tren desa wisata yang semakin potensial membuat kesenian rakyat harus beradaptasi dengan kebutuhan wisata, hingga akhirnya seni kerakyatan bisa berfungsi sebagai seni wisata. Untuk itu, melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat, ia memberikan pelatihan kepa- da masyarakat di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Getasan, Kabupaten Semarang. ”Potensi seni yang ada di sini adalah tari kerak- yatan, yang meliputi Tari Topeng Ayu, Warok Bocah, dan Geculan Bocah. Tarian tersebut meru- pakan hasil masyarakat mengenal seni secara otodi- dak. Mereka melihat dan mengadopsi kesenian yang ada di sekitar wilayahnya,” ujar Lesa saat memberi pelatihan di desa tersebut, baru-baru ini. Beberapa tahun bekalangan, Dusun Tanon sering dijuluki sebagai Desa Menari karena warga desa menjadikan kesenian tari sebagai ikon wisata. Lesa menuturkan Tari Topeng Ayu menjadi satu-satunya tarian selamat datang (welcome dance) di Tanon. Namun, selama ini warga merasa kesulitan untuk mengembangkannya, termasuk membuat tarian yang baru dan khas. Lesa kemudi- an memberikan pelatihan untuk membuat tarian baru, yaitu Tari Lembu Tanon. Tarian ini mengek- spresikan potensi dan aktivitas masyarakat Dusun Tanon sebagai peternak sapi. Tarian ini ditujukan untuk anak laki-laki yang berperan sebagai lembu dan penggembala, serta anak perempuan sebagai pemerah susu sapi. ”Pelatihan dimulai dari pemanasan, pelatihan gerak dasar, dan pelatihan gerak tari Lembu Tanon,” ujarnya. Pelatihan diselenggarakan pada Sabtu malam dan diikuti oleh belasan remaja. Mereka nampak antusias dan cepat menirukan gerakan yang dilatih. Ke depan, Tari Lembu Tanon bisa menjadi salah satu referensi dalam menyambut kunjungan wisata. Sutrisno, tokoh masyarakat desa itu mengata- kan, sebelumnya pihaknya telah mengajukan per- mohonan sebagai desa mitra untuk program kuliah kerja nyata kepada Unnes. Pelatihan ini menjadi langkah awal sebelum mahasiswa KKN diter- junkan oleh pihak kampus pada akhir September ini. Sutrisno berharap agar pelatihan dan kerja sama terus berlanjut, sebagai upaya memberdayakan warga dan mengelola Dusun Tanon. Namun, menurut Sutrino, pemberdayaan warga mesti dilakukan secara berkesinambungan. Pihaknya membuka diri bagi pihak-pihak yang ingin memberdayakan desa agar potensinya tergali secara optimal. Di sisi lain, pemberdayaan berman- faat supaya para pemuda mengisi waktu dengan aktivitas positif dan tidak terjerumus pada perilaku negatif. (G2-61) SALATIGA - Industri sudah tidak lagi mendasarkan peneri- maan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan indek presta- si (IP) yang diraih. Konsep lulusan SMK yang dipilih perusahaan adalah yang memiliki competitive advantage (keuntungan/keunggulan kom- petitif) dibandingkan lulusan lainnya. Hal itu diungkapkan HRD PT Denso Indonesia, Yosta Yose Rizal, saat kegiatan ”Link and Match PT Denso dengan SMK Muhammadiyah Salatiga” di Grand Wahid Hotel, kemarin. Kegiatan dalam rangka men- jadikan SMK sebagai sekolah berbasis dan berbudaya industri itu, diikuti guru SMK dari seko- lah lainnya. ”Saat ini nilai atau IP, sudah bukan lagi menjadi patokan perekrutan tenaga kerja di perusahaan kami,” kata Yose Rizal didampingi Joko Sutoro dari Bagian Perekrutan. Dijelaskannya, keunggulan kompetitif lulusan SMK terben- tuk dari SMK itu sendiri. Untuk itu, sejak kini SMK dituntut harus mampu menyiapkan lulusan seperti keinginan perusaha- an/industri. Yose Rizal mengingatkan, saat ini tantangan dan kompetisi para pencari kerja dari lulusan SMK itu sangat berat. Tantangan itu di antaranya diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pasar bebas, kecen- derungan penggunaan robot di industri. Di sisi lain, dia meminta agar SMK mampu menyiapkan lulusan yang memiliki kemam- puan berorganisasi dan keteram- pilan kerja yang baik. Persaingan Adapun PT Denso Indonesia merupakan produsen berbagai sejumlah komponen kendaraan yang sekarang banyak dipakai semua jenis mobil. Perusahaan terus berupaya menciptakan dan memproduksi semua komponen mobil. Hal itu membuat per- usahaan tetap bertahan dalam persaingan industri pembuatan komponen mobil. Sejak berdiri tahun 1975, PT Denso Indonesia telah berkem- bang menjadi 4 perusahaan, di mana tiga perusahaan penghasil suku cadang dan sebuah per- usahaan pemasaran. Sudah ribu- an jenis produk yang dibuat oleh PT Denso Indonesia. Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga, Mu- hammad Busri berharap, kegiat- an ini dapat menyelaraskan seko- lah sebagai penghasil lulusan siap kerja dengan kebutuhan industri. (H2-61) Pertunjukan Tari untuk Desa Wisata Dioptimalkan SM/Arie Widiarto BERLATIH MENARI : Warga Dusun Tanon, Getasan, berlatih menari didampingi dosen Sendratasik Unnes, Lesa Paranti, dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat, baru-baru ini. (61) SIDOREJO - Badan Peng- awas Pemilu (Bawaslu) Salatiga menemukan sedikitnya 84 nama pemilih ganda dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019. Temuan itu tersebar di seluruh keca- matan yang ada di Salatiga. Ketua Bawaslu Salatiga Agung Mursito mengatakan, temuan nama ganda itu misalnya masuk kategori identik Nomor Induk Kependu- dukan (NIK), nama dan tempat tanggal lahir sama, nama sama teta- pi tempat tanggal lahir berbeda, dan kategori nama beda tetapi NIK dan tempat tanggal lahir sama. ”Bawaslu sudah menyisir DPT di tingkat kota bersama dengan teman-teman Panwaslu Kecamat- an. Hasilnya, kami menemukan 84 nama ganda dalam DPT Pemilu 2019. Nama-nama ganda itu ada dalam satu TPS, ganda dalam satu kelurahan, ganda antar kelurahan, ganda antar kecamatan,” terangnya. Terkait temuan-temuan itu, pihaknya sudah melakukan koordi- nasi antara KPU dan partai politik. Dari koordinasi itu, ada 84 nama ganda itu kemudian dicoret oleh KPU. Kemudian ada 34 pemilih yang ubah data. ”KPU sudah menindaklanjuti temuan ini. Kemudian bagi pemilih yang sudah meninggal, saat ini sedang disisir oleh teman-teman pengawas. Nanti kami sampaikan ke KPU untuk pemeliharaan DPT,” ucapnya. Ditambahkan dia, untuk pemi- lih saat Pilgub masuk dalam daftar pemilih tambahan (DPTb) mung- kin juga perlu diperhatikan. Sebab saat penetapan DPS lalu baru ter- catat 603 pemilih dari 899 pemilih dalam DPTb Pilgub itu. Kesadaran Mandiri Saat Pilgub lalu, KPU mengun- dang Bawaslu untuk mengawasi pembukaan kotak suara guna mengambil formulir pemilih tam- bahan. Ternyata petugas KPPS mencatatnya tidak lengkap, sehing- ga KPU juga mengalami kesulitan. ”Kami akan terus mengawal DPT ini hingga saat coblosan nanti dan dari pusat pun sudah ada kese- pakatan 10 hari untuk dilakukan pencermatan hingga 16 September nanti. Sehingga nanti akan ada penetapan DPT setelah dilakukan pencermatan, baik oleh KPU, Bawaslu dan Parpol,” paparnya. Agung mengimbau masyarakat perlu kesadaran mandiri melihat dan mencermati DPT yang sudah diumumkan oleh Panitia Pemu- ngutan Suara (PPS) di kelurahan dan tempat strategis lainnya. Warga perlu memastikan, apakah namanya sudah terdaftar atau belum. ”Bisa juga dilihat dari situs yang disediakan KPU, karena sebagian besar warga Salatiga itu pengguna android. Jadi bisa langsung buka di manapun berada dengan memasuk- kan NIK masing-masing,” tandas- nya. Terpisah, Komisioner KPU Salatiga Divisi Data Syaemuri mengatakan, pihaknya menyam- paikan terima kasih dan mengapre- siasi Bawaslu yang sudah mem- berikan laporan tentang DPT. Menurutnya, itu bentuk kepedulian dari sesama penyelenggara pemilu. ”Laporan sudah kami tindak lanjuti dengan mengadakan rakor bersama antara KPU, Bawaslu dan partai politik peserta pemilu pada 10 September di kantor KPU. Laporan Bawaslu ternyata sama dengan hasil pencermatan KPU Salatiga,” ujarnya. Artinya, kata dia, KPU juga sudah punya datanya yang selanjut- nya akan dicoret. Dalam rakor dengan Bawaslu dan parpol terse- but, kemudian dilakukan pencore- tan, yang dituangkan dalam berita acara. Menurut Syaemuri, Rakor tersebut merupakan perintah KPU RI yang dilakukan KPU Kota Salatiga.Agar daftar pemilih pemilu 2019 tersusun secara, valid, mutakhir, dan transparan. ”Dalam rakor tersebut, KPU mengharapkan kepada parpol untuk sejak saat ini bisa memberikan laporan tentang data pemilih yang bermasalah. Supaya daftar pemilih bisa valid menjelang penetapan DPT hasil perbaikan 13 September nanti, dan tidak mempersoalkan daftar pemilih dikemudian hari,” jelasnya. (H32-61) Terlebih tunggakan BPJS yang seharusnya untuk kelanjutnya ope- rasional rumah sakit, telah mencapai Rp 34 miliar. Rata-rata tunggakan BPJS yang harus dibayarkan ke RSUD mencapai Rp 6,8 miliar seti- ap bulan. Hal itu diungkapkan Dewan Pengawas RSUD Kota Salatiga, Sri Mulyono, kemarin. ”Tagihan BPJS yang belum cair dan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pelayanan sam- pai Agustus mencapai Rp 34 miliar. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pelayanan RSUD Kota Salatiga. Jangan sampai akibat klaim BPJS yang belum terbayar tersebut, mem- buat operasional RSUD tidak opti- mal atau bahkan bisa berhenti,” ungkap Sri Mulyono. Menurut Sri Mulyono, apa yang dialami oleh RSUD Kota Salatiga juga dialami oleh rumah sakit lain- nya, karena secara nasional BPJS bermasalah dalam membayar klaim kepada semua rumah sakit. Namun sebagai rumah sakit milik pemerintah daerah, maka Pemkot Salatiga, harus bisa memban- tu RSUD Kota Salatiga mengurangi beban persoalan yang dihadapi. Apalagi RSUD Kota Salatiga meru- pakan rumah sakit daerah yang mengemban misi layanan sosial dan kemanusiaan, sehingga tetap berupa- ya memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam kondisi apa pun. ”Sebagai anggota Dewan Peng- awas RSUD Kota Salatiga, saya wajib mengingatkan persoalan ini. Agar masyarakat dan pemerintah daerah tahu dengan kondisi sebenar- nya yang dihadapi RSUD,” jelasnya. Dana Talangan Dirut RSUD Kota Salatiga dok- ter Sri Pamudji Eko Sudarko meng- akui hingga kini klaim BPJS belum juga dicairkan. Dia mengungkapkan Bank Jateng menawarkan dana talangan menutup klaim BPJS kepa- da RSUD Kota Salatiga. Namun perlu Peraturan Wali Kota untuk mengucurkan dana talangan hingga Rp 34 miliar terse- but, sebagai investasi jangan pan- jang sesuai dengan Permendagri. Dijelaskannya pula secara nasional, seluruh bank daerah dan Bank BNI, telah menawarkan memberikan dana talangan kepada semua rumah sakit. ”Teknisnya saya belum tahu soal dana talangan dari perbankan ini,” kata Pamudji. Meski demikian, Pamudji mengakui, saat ini RSUD masih memiliki dana sekitar Rp 3,5 miliar, untuk operasional rumah sakit. Tetapi setelah itu dia tidak bisa men- jamin bagaimana operasional RSUD selanjutnya. Namun rumah sakit tetap akan berupaya terus memberikan pelayanan kepada masyarakat. (H2-61) Dewan Pengawas Ingatkan Krisis Keuangan RSUD Klaim BPJS Tidak Dibayar SALATIGA - Dewan Pengawas RSUD Kota Salatiga mengingatkan kepada Pemerintah Kota Salatiga, terhadap kondisi rumah sakit yang mengalami krisis keuangan, akibat sejak April lalu, klaim layanan pasien BPJS tidak juga dicairkan. Keunggulan Kompetitif Jadi Pilihan Industri Link and Match PT Denso dengan SMK Muhammadiyah SM/dok Sri Mulyono SM/dok Sri Pamudji Berfoto di Patung Naga PATUNG naga berukuran besar yang dibangun di salah satu sudut Taman Wisata Kopeng Getasan Kabupaten Semarang menarik perhatian pengunjung. Tak jarang mereka berfoto dan berswafoto dengan latar belakang patung naga dan pepohonan yang rindang yang ada di taman itu. (61) Bawaslu Temukan 84 Data Pemilih Ganda Cermati DPT Pemilu 2019 SM/Moch Kundori

KAMIS, Dewan Pengawas Ingatkan Krisis Keuangan RSUD

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAMIS, Dewan Pengawas Ingatkan Krisis Keuangan RSUD

KAMIS, 13 SEPTEMBER 2018

SM/dok

SERAHKAN BANTUAN : Ketua Kwarran Sidorejo,Suharnanie Tarwoco, menyerahkan bantuan korban

gempa Lombok kepada Wali Kota Yuliyanto dan Wawali Muh Haris, sebagai pembina dan ketua PMI

Kota Salatiga. (61)

Pramuka Sidorejo Sumbang Rp 18.765.000BALAI KOTA-Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka

Kecamatan Sidorejo, menyerahkan bantuan kepada korban ben-cana gempa bumi di Lombok, NTB, senilai Rp 18.765.000 dan 1kardus pakaian bekas, kemarin. Bantuan disalurkan lewat PMIKota Salatiga yang diterima oleh Pembina PMI, Yuliyanto danKetua PMI, Muh Haris. Ketua Kwarran Sidorejo, SuharnanieTarwoco, menjelaskan, bantuan itu merupakan wujud kepedulianterhadap sesama. Pengumpulan dana dari seluruh pangkalanGerakan Pramuka yang ada di Kecamatan Sidorejo, Kota Sala-tiga. Kegiatan itu mendapat respons dari seluruh anggota pramu-ka mulai dari Siaga Penggalang, Penegak, dan para PembinaPramuka, dengan bersama-sama mengumpulkan dana bantuanbagi Lombok. (H2-61)

SALATIGA-Masyarakat yang tinggal di desawisata didorong untuk dapat menampilkan kesen-ian khas desa setempat. Hal itu penting supaya desajuga memiliki kekhasan seni tersendiri sehinggadapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dosen Seni Drama Tari dan Musik (Sendra-tasik) Universitas Negeri Semarang (Unnes) LesaParanti mengungkapkan, tren desa wisata yangsemakin potensial membuat kesenian rakyat harusberadaptasi dengan kebutuhan wisata, hinggaakhirnya seni kerakyatan bisa berfungsi sebagaiseni wisata. Untuk itu, melalui Program Pengabdiankepada Masyarakat, ia memberikan pelatihan kepa-da masyarakat di Dusun Tanon, Desa Ngrawan,Getasan, Kabupaten Semarang.

”Potensi seni yang ada di sini adalah tari kerak-yatan, yang meliputi Tari Topeng Ayu, WarokBocah, dan Geculan Bocah. Tarian tersebut meru-pakan hasil masyarakat mengenal seni secara otodi-dak. Mereka melihat dan mengadopsi kesenianyang ada di sekitar wilayahnya,” ujar Lesa saatmemberi pelatihan di desa tersebut, baru-baru ini.

Beberapa tahun bekalangan, Dusun Tanonsering dijuluki sebagai Desa Menari karena wargadesa menjadikan kesenian tari sebagai ikon wisata.

Lesa menuturkan Tari Topeng Ayu menjadisatu-satunya tarian selamat datang (welcomedance) di Tanon. Namun, selama ini warga merasakesulitan untuk mengembangkannya, termasukmembuat tarian yang baru dan khas. Lesa kemudi-an memberikan pelatihan untuk membuat tarianbaru, yaitu Tari Lembu Tanon. Tarian ini mengek-spresikan potensi dan aktivitas masyarakat DusunTanon sebagai peternak sapi.

Tarian ini ditujukan untuk anak laki-laki yangberperan sebagai lembu dan penggembala, serta

anak perempuan sebagai pemerah susu sapi.”Pelatihan dimulai dari pemanasan, pelatihan gerakdasar, dan pelatihan gerak tari Lembu Tanon,”ujarnya.

Pelatihan diselenggarakan pada Sabtu malamdan diikuti oleh belasan remaja. Mereka nampakantusias dan cepat menirukan gerakan yang dilatih.Ke depan, Tari Lembu Tanon bisa menjadi salahsatu referensi dalam menyambut kunjungan wisata.

Sutrisno, tokoh masyarakat desa itu mengata-kan, sebelumnya pihaknya telah mengajukan per-mohonan sebagai desa mitra untuk program kuliahkerja nyata kepada Unnes. Pelatihan ini menjadi

langkah awal sebelum mahasiswa KKN diter-junkan oleh pihak kampus pada akhir Septemberini. Sutrisno berharap agar pelatihan dan kerja samaterus berlanjut, sebagai upaya memberdayakanwarga dan mengelola Dusun Tanon.

Namun, menurut Sutrino, pemberdayaanwarga mesti dilakukan secara berkesinambungan.Pihaknya membuka diri bagi pihak-pihak yangingin memberdayakan desa agar potensinya tergalisecara optimal. Di sisi lain, pemberdayaan berman-faat supaya para pemuda mengisi waktu denganaktivitas positif dan tidak terjerumus pada perilakunegatif. (G2-61)

SALATIGA- Industri sudahtidak lagi mendasarkan peneri-maan tenaga kerja lulusanSekolah Menengah Kejuruan(SMK) berdasarkan indek presta-si (IP) yang diraih.

Konsep lulusan SMK yangdipilih perusahaan adalah yangmemiliki competitive advantage(keuntungan/keunggulan kom-petitif) dibandingkan lulusanlainnya.

Hal itu diungkapkan HRDPT Denso Indonesia, Yosta YoseRizal, saat kegiatan ”Link andMatch PT Denso dengan SMKMuhammadiyah Salatiga” diGrand Wahid Hotel, kemarin.Kegiatan dalam rangka men-jadikan SMK sebagai sekolahberbasis dan berbudaya industriitu, diikuti guru SMK dari seko-lah lainnya. ”Saat ini nilai atau IP,sudah bukan lagi menjadipatokan perekrutan tenaga kerja

di perusahaan kami,” kata YoseRizal didampingi Joko Sutorodari Bagian Perekrutan.

Dijelaskannya, keunggulankompetitif lulusan SMK terben-tuk dari SMK itu sendiri. Untukitu, sejak kini SMK dituntut harusmampu menyiapkan lulusanseperti keinginan perusaha-an/industri.

Yose Rizal mengingatkan,saat ini tantangan dan kompetisipara pencari kerja dari lulusanSMK itu sangat berat. Tantanganitu di antaranya diberlakukannyaMasyarakat Ekonomi ASEAN(MEA), pasar bebas, kecen-derungan penggunaan robot diindustri. Di sisi lain, dia memintaagar SMK mampu menyiapkanlulusan yang memiliki kemam-puan berorganisasi dan keteram-pilan kerja yang baik.Persaingan

Adapun PT Denso Indonesia

merupakan produsen berbagaisejumlah komponen kendaraanyang sekarang banyak dipakaisemua jenis mobil. Perusahaanterus berupaya menciptakan danmemproduksi semua komponenmobil. Hal itu membuat per-usahaan tetap bertahan dalampersaingan industri pembuatankomponen mobil.

Sejak berdiri tahun 1975, PTDenso Indonesia telah berkem-bang menjadi 4 perusahaan, dimana tiga perusahaan penghasilsuku cadang dan sebuah per-usahaan pemasaran. Sudah ribu-an jenis produk yang dibuat olehPT Denso Indonesia.

Sementara itu, Kepala SMKMuhammadiyah Salatiga, Mu-hammad Busri berharap, kegiat-an ini dapat menyelaraskan seko-lah sebagai penghasil lulusan siapkerja dengan kebutuhan industri.(H2-61)

Pertunjukan Tari untuk Desa Wisata Dioptimalkan

SM/Arie Widiarto

BERLATIH MENARI : Warga Dusun Tanon, Getasan, berlatih menari didampingi dosen Sendratasik Unnes, Lesa Paranti, dalam Program Pengabdian

kepada Masyarakat, baru-baru ini. (61)

SIDOREJO - Badan Peng-awas Pemilu (Bawaslu) Salatigamenemukan sedikitnya 84 namapemilih ganda dalam DaftarPemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.Temuan itu tersebar di seluruh keca-matan yang ada di Salatiga.

Ketua Bawaslu Salatiga AgungMursito mengatakan, temuan namaganda itu misalnya masuk kategoriidentik Nomor Induk Kependu-dukan (NIK), nama dan tempattanggal lahir sama, nama sama teta-pi tempat tanggal lahir berbeda, dankategori nama beda tetapi NIK dantempat tanggal lahir sama.

”Bawaslu sudah menyisir DPTdi tingkat kota bersama denganteman-teman Panwaslu Kecamat-an. Hasilnya, kami menemukan 84nama ganda dalam DPT Pemilu2019. Nama-nama ganda itu adadalam satu TPS, ganda dalam satukelurahan, ganda antar kelurahan,ganda antar kecamatan,” terangnya.

Terkait temuan-temuan itu,pihaknya sudah melakukan koordi-nasi antara KPU dan partai politik.Dari koordinasi itu, ada 84 namaganda itu kemudian dicoret olehKPU. Kemudian ada 34 pemilihyang ubah data.

”KPU sudah menindaklanjutitemuan ini. Kemudian bagi pemilihyang sudah meninggal, saat inisedang disisir oleh teman-temanpengawas. Nanti kami sampaikanke KPU untuk pemeliharaan DPT,”

ucapnya. Ditambahkan dia, untuk pemi-

lih saat Pilgub masuk dalam daftarpemilih tambahan (DPTb) mung-kin juga perlu diperhatikan. Sebabsaat penetapan DPS lalu baru ter-catat 603 pemilih dari 899 pemilihdalam DPTb Pilgub itu. Kesadaran Mandiri

Saat Pilgub lalu, KPU mengun-dang Bawaslu untuk mengawasipembukaan kotak suara gunamengambil formulir pemilih tam-bahan. Ternyata petugas KPPSmencatatnya tidak lengkap, sehing-ga KPU juga mengalami kesulitan.

”Kami akan terus mengawalDPT ini hingga saat coblosan nantidan dari pusat pun sudah ada kese-pakatan 10 hari untuk dilakukanpencermatan hingga 16 Septembernanti. Sehingga nanti akan adapenetapan DPT setelah dilakukanpencermatan, baik oleh KPU,Bawaslu dan Parpol,” paparnya.

Agung mengimbau masyarakatperlu kesadaran mandiri melihatdan mencermati DPT yang sudahdiumumkan oleh Panitia Pemu-ngutan Suara (PPS) di kelurahandan tempat strategis lainnya. Wargaperlu memastikan, apakah namanyasudah terdaftar atau belum.

”Bisa juga dilihat dari situs yangdisediakan KPU, karena sebagianbesar warga Salatiga itu penggunaandroid. Jadi bisa langsung buka dimanapun berada dengan memasuk-

kan NIK masing-masing,” tandas-nya.

Terpisah, Komisioner KPUSalatiga Divisi Data Syaemurimengatakan, pihaknya menyam-paikan terima kasih dan mengapre-siasi Bawaslu yang sudah mem-berikan laporan tentang DPT.Menurutnya, itu bentuk kepeduliandari sesama penyelenggara pemilu.

”Laporan sudah kami tindaklanjuti dengan mengadakan rakorbersama antara KPU, Bawaslu danpartai politik peserta pemilu pada 10September di kantor KPU. LaporanBawaslu ternyata sama dengan hasilpencermatan KPU Salatiga,”ujarnya.

Artinya, kata dia, KPU jugasudah punya datanya yang selanjut-nya akan dicoret. Dalam rakordengan Bawaslu dan parpol terse-but, kemudian dilakukan pencore-tan, yang dituangkan dalam beritaacara. Menurut Syaemuri, Rakortersebut merupakan perintah KPURI yang dilakukan KPU KotaSalatiga. Agar daftar pemilih pemilu2019 tersusun secara, valid,mutakhir, dan transparan.

”Dalam rakor tersebut, KPUmengharapkan kepada parpol untuksejak saat ini bisa memberikanlaporan tentang data pemilih yangbermasalah. Supaya daftar pemilihbisa valid menjelang penetapanDPT hasil perbaikan 13 Septembernanti, dan tidak mempersoalkandaftar pemilih dikemudian hari,”jelasnya. (H32-61)

Terlebih tunggakan BPJS yangseharusnya untuk kelanjutnya ope-rasional rumah sakit, telah mencapaiRp 34 miliar. Rata-rata tunggakanBPJS yang harus dibayarkan keRSUD mencapai Rp 6,8 miliar seti-ap bulan.

Hal itu diungkapkan DewanPengawas RSUD Kota Salatiga, SriMulyono, kemarin. ”Tagihan BPJSyang belum cair dan seharusnya bisadimanfaatkan untuk pelayanan sam-pai Agustus mencapai Rp 34 miliar.Kondisi ini sangat berbahaya bagipelayanan RSUD Kota Salatiga.

Jangan sampai akibat klaim BPJSyang belum terbayar tersebut, mem-buat operasional RSUD tidak opti-mal atau bahkan bisa berhenti,”ungkap Sri Mulyono.

Menurut Sri Mulyono, apa yangdialami oleh RSUD Kota Salatigajuga dialami oleh rumah sakit lain-nya, karena secara nasional BPJSbermasalah dalam membayar klaimkepada semua rumah sakit.

Namun sebagai rumah sakitmilik pemerintah daerah, makaPemkot Salatiga, harus bisa memban-tu RSUD Kota Salatiga mengurangi

beban persoalan yang dihadapi.Apalagi RSUD Kota Salatiga meru-pakan rumah sakit daerah yangmengemban misi layanan sosial dankemanusiaan, sehingga tetap berupa-ya memberikan pelayanan kepadamasyarakat, dalam kondisi apa pun.

”Sebagai anggota Dewan Peng-awas RSUD Kota Salatiga, sayawajib mengingatkan persoalan ini.Agar masyarakat dan pemerintahdaerah tahu dengan kondisi sebenar-nya yang dihadapi RSUD,” jelasnya.Dana Talangan

Dirut RSUD Kota Salatiga dok-ter Sri Pamudji Eko Sudarko meng-akui hingga kini klaim BPJS belumjuga dicairkan. Dia mengungkapkanBank Jateng menawarkan danatalangan menutup klaim BPJS kepa-da RSUD Kota Salatiga.

Namun perlu Peraturan WaliKota untuk mengucurkan danatalangan hingga Rp 34 miliar terse-but, sebagai investasi jangan pan-jang sesuai dengan Permendagri.Dijelaskannya pula secara nasional,seluruh bank daerah dan Bank BNI,telah menawarkan memberikandana talangan kepada semua rumahsakit. ”Teknisnya saya belum tahusoal dana talangan dari perbankanini,” kata Pamudji.

Meski demikian, Pamudjimengakui, saat ini RSUD masihmemiliki dana sekitar Rp 3,5 miliar,untuk operasional rumah sakit.Tetapi setelah itu dia tidak bisa men-jamin bagaimana operasionalRSUD selanjutnya. Namun rumahsakit tetap akan berupaya terusmemberikan pelayanan kepadamasyarakat. (H2-61)

Dewan PengawasIngatkan Krisis

Keuangan RSUD■ Klaim BPJS Tidak DibayarSALATIGA- Dewan Pengawas RSUD KotaSalatiga mengingatkan kepada Pemerintah KotaSalatiga, terhadap kondisi rumah sakit yang mengalami krisis keuangan, akibat sejak April lalu,klaim layanan pasien BPJS tidak juga dicairkan.

Keunggulan Kompetitif Jadi Pilihan Industri■ Link and Match PT Denso dengan SMK Muhammadiyah

SM/dok

Sri MulyonoSM/dok

Sri PamudjiBerfoto di Patung NagaPATUNG naga berukuran besar yang dibangun di salah satu sudut Taman Wisata Kopeng Getasan

Kabupaten Semarang menarik perhatian pengunjung. Tak jarang mereka berfoto dan berswafotodengan latar belakang patung naga dan pepohonan yang rindang yang ada di taman itu. (61)

Bawaslu Temukan 84 Data Pemilih Ganda■ Cermati DPT Pemilu 2019

SM/Moch Kundori