39
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Rencana Strategis (Rentra) Tahun 2015-2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dapat diselesaikan dengan baik. Untuk mewujutkan Visi” Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah menjadi Unit Pelaksana Tindakan Karantina yang tangguh dan terpercaya dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK” Guna mencapai Visi tersebut diatas ditempuh melalui Perencanaan yang matang dan didukung seluruh unsur terkait termasuk Sumber Daya Manusia yang Profesional ,sarana prasarana yang memadai serta kajian ilmiah yang senantiasa mengikuti perkembangan dan moderenisasi dimana setiap pelaksanaan tindak karantina selalu memiliki integritas, kompetensi, jujur bertanggung jawab ,kreatif dan efisiensi Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 bertujuan agar dapat tersusunnya kebijakan program serta kegiatan strategi pembangunan yang terpadu dan bersifat antisipatif terhadap tantangan pembangunan. Sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja organisasi dan keberhasilan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Kami menyadari bahwa penyusunan Renstra 2015-2019 ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan sangat kami harapkan sehingga Rencana kerja ini pada tahun mendatang akan semakin baik. Denpasar, 08 Juni 2016 Kepala Balai Drh. Saiful Muhtadin,MM NIP.19610815.199003.1.002

KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/denpasar full.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Rencana

Strategis (Rentra) Tahun 2015-2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I

Denpasar dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk mewujutkan Visi” Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

adalah menjadi Unit Pelaksana Tindakan Karantina yang tangguh dan

terpercaya dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK” Guna

mencapai Visi tersebut diatas ditempuh melalui Perencanaan yang matang

dan didukung seluruh unsur terkait termasuk Sumber Daya Manusia yang

Profesional ,sarana prasarana yang memadai serta kajian ilmiah yang

senantiasa mengikuti perkembangan dan moderenisasi dimana setiap

pelaksanaan tindak karantina selalu memiliki integritas, kompetensi, jujur

bertanggung jawab ,kreatif dan efisiensi

Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 bertujuan agar

dapat tersusunnya kebijakan program serta kegiatan strategi pembangunan

yang terpadu dan bersifat antisipatif terhadap tantangan pembangunan.

Sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja organisasi dan keberhasilan Balai

Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dalam pencapaian tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan

Kami menyadari bahwa penyusunan Renstra 2015-2019 ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan

sangat kami harapkan sehingga Rencana kerja ini pada tahun mendatang

akan semakin baik.

Denpasar, 08 Juni 2016

Kepala Balai

Drh. Saiful Muhtadin,MM

NIP.19610815.199003.1.002

DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………….. i DAFTAR ISI …………………………………………….. ii DAFTAR TABEL …………………………………………….. iii 1. PENDAHULUAN ……….…………………………………….. 1 2. TUJUAN ……….…………………………………….. 3 3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS .......................................... 4

3.1. Karakteristik UPT ................................................................. 4 3.2. Geografis ............................................................................. 5 3.3. Data frekuensi/ Volume Lalulintas ....................................... 8

3.3.1. Data Operasional Karantina Hewan ......................... 8 3.3.2. Data perasional Karantina Tumbuhan ..................... 12

4. PERMASALAHAN …………………………………………………. 16 4.1. Operasional ……………………………………………………. 16

4.1.1. Peraturan Perundang-Undangan …………………… 16 4.1.2. Tindakan Perlakuan Karantina Tumbuhan ………… 18

4.2. Non Operasional ………………………………………………. 19 4.2.1. Sumber Daya Manusia ………………………………… 19 4.2.2. Sarana dan Prasarana …………………………………. 20

5. ANALISA RESIKO …………………………………………………… 22 5.1. Kekuatan ………………………………………………………… 22 5.2. Kelemahan ………………………………………………………. 23 5.3. Peluang …………………………………………………………... 23 5.4. Tantangan ……………………………………………………….. 24

6. RENCANA KERJA (2015 – 2016) …………………………………. 24 6.1. Penguatan Kelembagaan ……………………………………… 24

6.1.1. Koordinasi ………………………………………………… 24 6.1.2. In Line Inpection ………………………………………… 25 6.1.3. Akreditasi SMM ISO/IEC 17025 ……………………….. 26 6.1.4. Akreitasi SMM ISO 9001 ……………………………….. 28

6.2. Penguatan SDM ………………………………………………… 29 6.2.1. Inhousetraining ………………………………………….. 29 6.2.2. Pembinaan Mental ………………………………………. 31

7. LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA (2015-2019) …………..

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel .1. Data Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali .......... 6 Tabel .2. Data Tindakan Karantina Hewan Ekspor Tahun 2015 ....... 8 Tabel.3. DataTindakan Karantina Hewan Impor Tahun 2015 ......... 9 Tabel.4. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Keluar

Tahun 2015 ....................................................................... 9 Tabel.5. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Masuk

Tahun 2015 ....................................................................... 10 Tabel.6. Data Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan

Karantina Hewan Tahun 2015 ........................................... 11 Tabel.7. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor

Tahun 2015 ....................................................................... 12 Tabel.8. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun

2015 .................................................................................. 13 Tabel.9. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk

Tahun 2015 ....................................................................... 13 Tabel.10. Data Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Tahun

2015 .................................................................................. 14 Tabel.11. Data Jumlah Pegawai Lingkup BKP Kelas I Denpasar

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 15 Tabel.12. Data Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Tahun

2015 .................................................................................. 19 Tabel.13. Data Penguatan Kelembagaan In Line Inspection

Karantina Tumbuhan Tahun 2015 ..................................... 20 Tabel 1.4. Data Pengembangan Ruang lingkup Akreditasi 2015-2019

Laboratorium Uji Karantina Hewan ................................... 26 Tabel 15. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 2015-

2019 Laboratorium Karantina Tumbuhan .......................... 27 Tabel.16. Rencana Kerja Penguatan SMM 9001 : 20008 Tahun

2015-2019 ......................................................................... 29 Tabel.17. Rencana Kerja Penguatan SDM (Inhousetraining)

Karantina Hewan Tahun 2015-2019 ................................ 30 Tabel.18. Rencana Kerja Penguatan SDM (Inhousetraining)

Karantina Tumbuhan Tahun 2015-2019 .......................... 31

1

1. PENDAHULUAN

Lingkungan strategis global yang meningkat sangat cepat dan

pesat di bidang teknologi tranportasi dan komunikasi membawa pengaruh

meningkatnya volume dan frekwensi lalu lintas manusia, barang, jasa,

hewan, tumbuhan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu negara

maupun antar negara yang kemudian dapat menyebabkan meningkatnya

ancaman terhadap resiko penularan penyakit dan penyebaran hama penyakit

hewan karantina serta organisme pengganggu tumbuhan karantina.

Melaksanakan perlindungan sumber daya alam hayati (bio safety),

pelestarian keanekaragaman hayati (bio diversity), keamanan pangan (food

safety), adalah sejalan dengan peran karantina pertanian, karena menjadi

ujung tombak di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran guna

mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina

(HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat

mengancam sumber daya alam hayati, pelestarian keanekaragaman hayati

dan keamanan pangan

Perjanjian Sanitasi dan Fitosanitasi (SPS-Agrements) yang mulai berlaku

seiring dengan terbentuknya WTO pada tanggal 1 Januari 1995, perjanjian ini

mengatur tentang applikasi keamanan pangan (food safety) dan peraturan

mengenai kesehatan tumbuhan dan hewan (quarantine). Perjanjian ini

memberikan ruang peran kepada karantina pertanian menjadi semakin

strategis

Aktifitas pelaksanaan tindakan karantina pertanian yang meliputi kegiatan:

deteksi HPHK dan OPTK, status kesehatan dan sanitasi media pembawa

HPHK dan OPTK, kelayakan sarana prasarana karantina dan alat angkut.

pengamatan serta perlakuan. Pemeriksaan kesehatan atau sanitasi media

2

pembawa dilakukan secara fisik, pemeriksaan klinis, pemeriksaan kemurnian

atau keutuhan secara organoleptik pada produk pertanian, pemeriksaan

laboratorium, patologi, uji biologis, uji diagnostika atau teknik dan metode

pemeriksaan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 dan Nomor 14 tahun

2002). Keseluruhan aktifitas ini sesungguhnya merupakan wujud mata rantai

kegiatan teknis fungsional karantina pertanian yang pelaksanaannya

menuntut profesionalisme petugas karantina pertanian.

Peran dan fungsi karantina pertanian yang semakin strategis, memerlukan

peningkatan kemampuan petugas, sarana dan prasarana, untuk mendukung

pelaksanaan tindakan karantina pertanian yang semakin profesional, dan

diharapkan nantinya juga dapat meningkatkan kinerja, sehingga dapat

melindungi sumber daya alam hayati (bio safety), pelestarian

keanekaragaman hayati (bio diversity), dan keamanan pangan (food safety).

Peran strategis yang terus bergulir ini mengharuskan karantina pertanian

untuk memperkuat institusi perkarantinaan seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui penyusunan Rencana Strategis

(Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar periode 2015-2019

dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang-undang Nomor 25 tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 2015-2019 merupakan

dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,

kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan pertanian yang akan

dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar selama lima

tahun (2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas

potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini

serta yang akan dihadapi dalam pembangunan pertanian.

3

Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 2015-2019 merupakan

implementasi dari Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 bidang Karantina pertanian . Dokumen Rensra ini

selanjutnya digunakan sebagai acuan dan arahan dalam merencanakan dan

melaksanakan Tugas dan Fungsi Karantina secara menyeluruh,terintegrasi

dan sinergis baik didalam maupun antar Instansi terkait.

2. TUJUAN

Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian selama

lima Tahun adalah :

a. Tersusunnya kebijakan program serta kegiatan dan strategi pembanguan

yang tertuang dalam bentuk dokumen perencanaan pembanguanan yang

terpadu dan bersifat antisipatif terhadap tantangan pembangunan selama

lima Tahun

b. Tersusunnya Rencana Kerja dan Anggaran Balai Karantina Pertanian

kelas I Denpasar secara Cermat dan dapat dipertanggung jawabkan

c. Dana Yang dialokasikan dalam DIPA TA.2015-2019 Terencana, dan

terprogram sesuai dengan sekala Prioritas serta mendukung Pelaksanaan

tugas dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar.

d. Sebagai Tolok Ukur dan Acuan untuk menilai kinerja organisasi dan

keberhasilan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dalam

pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

4

3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS

3.1. Karakteristik UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang “Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian” Balai

Karantina Pertanian Kelas I Denpasar merupakan Unit Pelaksana

Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, dengan wilayah

kerja Bandar Udara Ngurah Rai, Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan

Laut Celukan Bawang, Pelabuhan Laut Padang Bai, Pelabuhan

Penyeberangan Gilimanuk dan Kantor Pos Denpasar.

Tugas pokok Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar adalah

melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan

tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Dengan

memperhatikan dan mensinergikan visi Badan Karantina Pertanian

yaitu “Menjadi Karantina Pertanian yang Tangguh dan Terpercaya”,

maka ditetapkan visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar

adalah : “ Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yang

Tangguh dan Terpercaya “.

Karena Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar merupakan Unit

Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian maka Visi Balai

Karantina Pertanian Kelas I Denpasar sejalan dengan Visi Badan

Karantina Pertanian yaitu Menjadi instansi yang Tangguh dan

Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumber Daya Alam

Hayati Hewani dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman

Hayati serta Keamanan Pangan.

5

Untuk mewujudkan Visi Badan Karantina Pertanian dan Balai

Karantina Pertanian Kelas I Denpasar menetapkan Misi sebagai

berikut :

1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan

tumbuhan dari hama penyakit hewan karantina (HPHK), dan

organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian melalui sertifikasi

Karantina.

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan

5. Meningkatkan Citra dan Kualiats Layanan Publik

3.2. Geografis

Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang

Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi

Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang

dari barat ke timur.

Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas

fisiknya adalah sebagai berikut:

Utara : Laut Bali

Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)

Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)

Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten

dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar,

Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang

juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga

terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa

6

Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung,

Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di

Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40

ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.

Tabel.1. Data Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali

Kabupaten Ibukota Luas (km2) Persentase (100%)

Jembrana Negara 841,80 14,94

Tabanan Tabanan 839,30 14,90

Badung Badung 420,09 7,43

Denpasar Denpasar 123,98 2,20

Gianyar Gianyar 368,00 6,53

Klungkung Semarapura 315,00 5,59

Bangli Bangli 520,81 9,25

Karangasem Amlapura 839,54 14,90

Buleleng Singaraja 1365,88 24,25

Jumlah 5,634,40 100,00

Sumber: Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 2010-

2014

Wilayah Provinsi Bali terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut

dengan total luas wilayah mencapai 5.636,66 Km2 atau sebesar

0,29% dari luas kepulauan Indonesia. Wilayah Bali secara umum

beriklim laut tropis. Sepanjang Tahun 2013, suhu/temperatur udara

tertinggi di wilayah Bali terjadi di Kabupaten Buleleng mencapai

28,6oC denga kelembaban Udara 75%, sebaliknya suhu terendah

terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 20,2oC dengan tingkat

kelembaban udara cukup tinggi sebesar 80%. Kabupaten Tabanan

memiliki curah hujan tertinggi yang mencapai 3.348,1 mm. Sebaliknya,

7

curah hujan terendah terjadi di Kabupaten Jembrana yang mencapai

1.936,2 mm.

Struktur ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2013 didominasi sektor

Perdagangan (29,89%), Pertanian (16,82%) dan jasa (11,08%). Pada

sektor perkebunan kontribusi sub sektor perkebunan kelapa menjadi

yang terbesar. Untuk sektor pengolahan, Sektor perdagangan

kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran mempunyai andil

terbesar, diikuti oleh restoran dan hotel.

Komoditi unggulan Provinsi Bali yaitu sektor pertanian, perkebunan,

perikanan, peternakan dan jasa . Sektor pertanian komoditi

unggulannya adalah jagung, kedelai, kentang, pisang, ubi jalar, dan

ubi kayu, perkebunan komoditi unggulannya adalah kakao, karet, kopi,

kelapa, cengkeh, jambu mete, jarak, kapuk, lada, tembakau, dan vanili.

Sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa Perikanan

Tangkap, Budidaya Jaring Apung, Budidaya Keramba, Budidaya

Kolam, Budidaya Laut, Budidaya Saluran Irigasi, Budidaya Sawah, dan

Budidaya Tambak.Sektor Peternakani yang diunggulkan berupa sapi,

babi, kambing, kerbau, kuda dan domba. Sedangkan sub sektor jasa

komoditi unggulannya adalah wisata alam dan wisata budaya.

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia

satu bandar udara, yaitu Bandara Ngurah Rai yang terletak di Kota

Denpasar. Di Provinsi ini juga terdapat tiga jalan, Yaitu jalan Negara,

jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/Kota. Panjang Jalan Negara adalah

535,23 km, panjang jalan Provinsi adalah 860,53 km, sedangkan

panjang jalan Kabupaten/Kota adalah 6.170,23. Untuk transportasi laut

tersedia sepuluh pelabuhan, antara lain Pelabuhan Benoa, Pelabuhan

Sangsit Buleleng pesisir utara Kota Singaraja, Pelabuhan Celukan

8

Bawang, Pelabuhan Ferry Gilimanuk, Pelabuhan Laut Padangbai,

Pelabuhan Laut Benoa. Untuk industri tersedia satu kawasan industri,

yaitu Kawasan Industri Celukan Bawang yang didukung juga oleh

fasilitas listrik dan telekomunikasi.

3.3. Data Frekuensi/ Volume Lalulintas

3.3.1. Data Operasional Karantina Hewan

Tabel.2. Data Tindakan Karantina Hewan Ekspor Tahun 2015

KOMODITI JUMLAH (Ekor/kg)

FREKUENSI (kali)

KETERANGAN

HEWAN 1.380 6 2 komoditi ; reptil, kelinci

UNGGAS 450 22 1 komoditi : Burung

SERANGGA 41.800 58 1 komoditi : kepompong

BAH 9.497 68 8 komoditi : Opsetan,sarang burung walet, kepala kerbau,tanduk sapi,tanduk rusa,tulang sapi,kepala sapi,tanduk kerbau,telur bebek

HBAH 2.990 37 7 komoditi : daging olahan, kulit ular, bulu ayam,kulit buaya,kulit sapi,bulu ayam,handycraf

BENDA LAIN 1 1 1 komoditi : obat hewan

9

Tabel.3. DataTindakan Karantina Hewan Impor Tahun 2015

KOMODITI JUMLAH (Ekor/kg)

FREKUENSI (kali)

KETERANGAN

HEWAN 23.228 5 2 komoditi ; DOC, reptil

BAH 119.847 87 5 komoditi : daging sapi, daging kambing, gading mammoth, tanduk rusa,tanduk fosil

HBAH 105.301 38 3 komoditi : keju, yoghurt, kulit buaya

BENDA LAIN

876 2 2 komoditi : pakan ternak,enzim

Tabel.4. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Keluar Tahun 2015

KOMODITI JUMLAH (Ekor/kg)

FREKWENSI (kali)

KETERANGAN

HEWAN 66.540 4.815 10 komoditi ; sapi potong, sapi bibit, babi potong, babi bibit, anjing pelacak,buaya,ular,iguana,tokek,kelinci

UNGGAS 12.156.341 1590 5 komoditi : DOC, Ayam potong, burung, ayam

SERANGGA 26 24 2 komoditi : semut rang –rang,semut jepang

BAH 7.428.992 2.813 8 komoditi : daging ayam, daging sapi, daging babi, daging kalkun, daging kambing, telur konsumsi,

10

sarang burung walet,daging penyu hijau

HBAH 1.723.518 1.976 7 komoditi : daging olahan,keju,susu pasteurisasi,kulit babi

Benda Lain 53 39 6 komoditi :Vaksin,semen,serum,hormone,obat hewan,N2 cair

Tabel.5. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Masuk Tahun 2015

KOMODITI JUMLAH (Ekor/kg)

FREKUENSI (kali)

KETERANGAN

HEWAN 23.241 1.104 12 komoditi ; kerbau potong, kambing potong, kambing bibit, reptil, kelinci, anjing pelacak, hewan aquatik, satwa,sapi bali,kadal kuning,iguana,kura-kura

UNGGAS 12.321.537 1.019 5 komoditi : DOC, burung

SERANGGA 1 1 1 komoditi : lalat

BAH 36.354.751 2.812 10 komoditi : daging ayam, daging sapi, daging kambing, daging bebek, daging kangguru, daging kalkun, telur konsumsi, telur tetas, sarang burung walet, madu

HBAH 1.682.059 1.342 8 komoditi : daging olahan, yoghurt, keju, cream, butter, susu pasteurisasi/olahan, kulit domba/sapi.

Benda Lain 30.709.855 1.802 2 komoditi :Vaksin, pakan ternak

11

Tabel.6. Data Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2015

No KOMODITI PENAHANAN PENOLAKAN PEMUSNAHAN KET.

1. ANJING 3 kali 3 kali - Domestik

2. KUCING 2 kali 2 kali - Domestik

3. UNGGAS 35 kali 12 kali 23 kali Dom, Impor

4. ULAR 1 kali - 1 kali Impor (Pos)

5. DAGING 11 kali 6 kali 4 kali Dom, Impor

6. KULIT HEWAN

3 kali - 2 kali Impor

7. SAPI POTONG

1 kali 1 kali - Keluar Dom

8. TANDUK, TULANG

13 kali - 13 kali Impor

12

3.3.2. Data Operasional Karantina Tumbuhan

Tabel.7. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun

2015

NO GOLONGAN KG BATANG M3 BOTOL FREK.

1. A (Berupa Bibit tanaman hidup)

30 715 0 939 35

2. B (berupa hasil tanaman hidup berupa bunga potong segar,buah segar ,biji dan kacangan kacangan )

327116,006 2230 0 0 2163

3. C (berupa hasil tanaman mati yg telah diolah maupun belum diolah berupa bumbu,handicraft dan furniture,serbuk,gula merah, rumput laut,rumput gajah dll )

192281,636 1297,5 57308,85 0 2798

13

Tabel. 8. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun

2015

NO GOLONGAN KGS BATANG

KEMASAN M3 FREK.

1 A ( Berupa Bibit Tanaman Hidup)

0 300 0 0 1

2 B (Hasil Tanaman hidup berupa Biji,beras,bunga Potong Segar,Kava dll)

5104892,35 0 0 0 18

3 C (hasil Tanaman Mati Berupa Bumbu,Daun,Biji-Bijian Kering, kayu dll)

258429,48 0 12 190 363

4 D (benda lain berupa Kemasan Kayu)

0 0 40 0 7

Tabel.9. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area

Masuk Tahun 2015

NO GOLONGAN KG BTG M3 FREK

1. A (Bibit Tanaman hidup berupa Benih,Pohon,stek)

27850,85 242587 0 1587

2. B (hasil tanaman Hidup Berupa buah segar,bunga potong segar dll)

944285,086 441392,5 0 2203

3. C (hasil Tanaman Mati berupa Sayuran Segar,

612424,68 6350 3256,3376 367

14

Kentang Beku,Kayu Kelapa,Batok Kelapa dll)

4. D (benda lain berupa umbut Kelapa sawit)

10 0 0 1

Tabel.10. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Tahun 2015

NO GOLONGAN KG BTG BOTOL FREK

1. A (Bibit Tanaman hidup berupa Benih,Pohon,stek)

964 203708 3 317

2. B (hasil tanaman Hidup Berupa buah segar,bunga potong segar dll)

749789,85 26949 0 1942

3. C (hasil Tanaman Mati berupa Sayuran Segar, Bumbu Kering,buah kering daun kering dll)

392160,2 405 0 363

15

Tabel.11. Data Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Tumbuhan Tahun 2015

NO NAMA KOMODITAS

ASAL JML TH TOLAK MUSNAH

1 BIBIT TANAMAN HIAS DAN SAYURAN

CHINA 42 KEMASAN

22 22 22

2 BENIH PADI CHINA 20 KGS 1 1 1

3 BIBIT KELAPA THAILAND 2 BUAH 1 1 1

4 BENIH SAYURAN

SINGAPURA 2 KEMASAN

2 2 2

5 BENIH TANAMAN

JERMAN 2 KEMASAN

2 2 2

6 BENIH TANAMAN

INGGRIS 4 KEMASAN

4 4 4

7 BENIH REMPAH THAILAND 1 KEMASAN

1 1 1

8 BIBIT TANAMAN HIAS

PRANCIS 1 KEMASAN

1 1 1

9 BIBIT TANAMAN HIAS

AUSTRALIA 1 KEMASAN

1 1 1

10 AKAR TANAMAN CHINA 1 KEMASAN

1 1 1

11 BENIH TANAMAN

TURKI 1 KEMASAN

1 1 1

12 TANAMAN HIDUP

JEPANG 2 POHON 1 1 1

13 BENIH SAYURAN

VIETNAM 1 KEMASAN

1 1 1

14. JAMUR CHINA 1 KEMASAN

1 1 1

15 BENIH TANAMAN

USA 45 KEMASAN

1 1 1

16 BIBIT TANAMAN HIAS

USA 24 BATANG

1 1 1

17 CABE KERING AUSTRALIA 3 KG 1 1 1

16

18 KAYU GHANA 12 M3 1 1 1

19 BERAS DAN BUMBU

INDIA 50 KGS 1 1 1

20 BENIH PADI JEPANG 1 KEMASAN

1 1 1

1. PERMASALAHAN

1.1. Operasional

1.1.1. Peraturan Perundang-Undangan

Dasar hukum pelaksanaan tindakan karantina hewan meliputi:

Undang-Undang No.16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2000

tentang Karantina Tumbuhan. Secara operasional beberapa

ketentuan Peraturan Pemerintah telah dijabarkan dalam sejumlah

Keputusan Menteri Pertanian, dan beberapa diantaranya juga

telah dilengkapi dengan petunjuk teknis. Dari peraturan

perundangan tersebut masih ada beberapa peraturan menteri

yang harus ada sesuai ketentuan UU No. 16 Tahun 1992 dan

perlu dilakukan harmonisasi antara peraturan pusat dan daerah,

seperti :

1. Prosedur pemasukan unggas ke Provinsi Bali

Terdapat perbedaan persyaratan pemasukan unggas antara

Undang-Undang nomor.16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82

tahun 2000 tentang Karantina Hewan, Peraturan Menteri

Pertanian nomor.37 tahun 2014 tentang Tindakan Karantina

Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas, serta

Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor

.316a tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina

Hewan Terhadap Media Pembawa HPAI dengan Peraturan

Gubenur Bali Nomor.44 Tahun2005 tentang Penutupan

17

Sementara Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau

Bali.

Solusi yang dilakukan oleh Balai karantina Pertanian Kelas I

Denpasar yaitu :

1. BKP Kelas I Denpasar melaksanakan ketentuan pada

pamakai jasa untuk memenuhi seluruh persyaratan

pemasukan unggas ke Provinsi Bali.

2. Perlunya sinkronisasi aturan pemasukan unggas yang

berlaku secara Nasional.

2. Prosedur pemasukan Pemasukan Ternak, Hewan/Satwa,

Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke Provinsi Bali. Terdapat perbedaan persyaratan pemasukan Ternak,

Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal

Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke Provinsi Bali

antara Undang-Undang nomor.16 Tahun 1992 tentang

Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah

Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan, serta Surat

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor .

153/KPTS/KH010/L/02/2014 tentang Pedoman Tindakan

Karantina Hewan Terhadap Ruminansia Sebagai Media

Pembawa Anthrax dengan Peraturan Gubenur Bali Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pelarangan Sementara Masuknya

Ternak, Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan

Asal Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke

Provinsi Bali.

18

Solusi yang dilakukan oleh Balai karantina Pertanian Kelas I

Denpasar yaitu :

1. BKP Kelas I Denpasar melaksanakan ketentuan pada

pamakai jasa untuk memenuhi seluruh persyaratan

pemasukanTernak, Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan

Hasil Bahan Asal Hewan ke Provinsi Bali.

2. Perlunya sinkronisasi aturan pemasukan Ternak,

Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal

Hewan yang berlaku secara Nasional.

1.1.2. Tindakan Perlakuan Karantina Tumbuhan

1. Pelaksanaan tindakan karantina oleh pihak ketiga yang telah

diregistrasi melalui progran Skim Audit Badan Karantina

Pertanian belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan

monitoring dan evaluasi tindakan karantina perlakuan yang

dilakukan oleh pihak ketiga serta menyarankan kepada skim

audit Barantan agar dilakukan perbaikan sistem audit tidak

hanya sekedar audit kecukupan tetapi melakukan audit

kelayakan.

2. Kekurangan Sumber Daya Manusia untuk mendukung

pelayanan tindakan karantina tumbuhan sesuai dengan

ketentuan dan sistem aplikasi yang telah ditetapkan yaitu e-

plaq sistem dan manajemen user.

19

1.2. Non Operasional

1.2.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I

Denpasar berjumlah 112 orang pegawai negeri sipil, dengan

latar belakang pendidikan terdiri dari 20 orang Pasca Sarjana

(dokter hewan) dan 17 orang sarjana pertanian, 2 orang Sarjana

Biologi, 1 orang Sarjana Hukum, 3 orang Sarjana Ekonomi, 6

orang Sarjana Administrasi Negara, 20 SLTA (IPA), 16 orang

SLTA (IPS), 6 orang SLTA (SMEA), 19 orang SLTA

(SNAKMA/SPP-SPMA), 1 orang SLTA (STM). Dari komposisi

jumlah pegawai tersebut 5 orang merupakan pejabat struktural.

Tabel.12. Jumlah Pegawai Lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan (2015).

Unit Kerja L P S2 S1 SLTA D3 Jumlah

Balai Bandara Ngurah Rai Pelabuhan Laut Benoa Pelabuhan Celukan Bawang Pelabuhan Padang Bai Pelabuhan Gilimanuk

29 15

4

2

6

17

23 10

2

2

0

2

12 5 1

1

3

3

17 6 0

1

1

2

21 11

5

2

1

14

2 3 0

0

1

0

52 25

6

4

6

19

Jumlah 73 39 25 27 54 6 112

Dengan memperhatikan tabel di atas dan berdasarkan analisis

beban kerja dan analisis jabatan masih dibutuhkan jumlah

pegawai dan kompetensi pegawai sebagai berikut :

20

Tabel.13. Data Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Tahun 2015

No Jabatan Kondisi Saat ini Kebutuhan Kurang

PNS CPNS HNR

1 Struktural 5 0 0 5 0

2 Medik Vet 19 0 0 21 2

3 POPT Ahli 15 0 0 16 1

4 Paramedik Vet 33 0 0 40 7

5 POPT Terampil 14 0 0 26 12

6 Analis Kepegawaian

1 0 0 2 1

7 Administrasi 25 0 0 40 15

8 Satpam,Sopir, Kebersihan

0 0 16 0 0

Jumlah 112 0 16 150 38

1.2.2. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana pada Balai Karantina Pertanian Kelas I

Denpasar yang merupakan infrastruktur untuk menunjang

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina, terdiri dari :

a. Tanah seluas 29.552,5 m2 bersertifikat yang terletak

dibeberapa lokasi di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian

Kelas I Denpasar .

b. Bangunan kantor Balai dan Wilayah Kerja belum memenuhi

kebutuhan penerapan Standar Pelayanan Publik berdasarkan

Undang-Undang No. 25 Tahun 2011.

c. Laboratorium Karantina Hewan kondisi saat ini yang

memerlukan perbaikan sebagai berikut : Perluasan ruang

lingkup yang membutuhkan penambahan ruang pengujian

yang semula ada 4 bagian (Bakteriologi, Parasitologi, Virologi

dan Biomolekuler), menjadi 5 bagian ditambah bagian

kesmavet, ruang pencucian alat dekontaminasi, perluasan

bagian virologi dan biomolekuler, dan berdasarkan Surat

Kepala Badan Karantina No. 5539/PL.130/L.1/7/2014, perihal

Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Laboratorium sebagai

21

laboratorium referen untuk pengujian keamanan pangan

menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Belum

adanya kesesuaian bahan konstruksi untuk memudahkan

pembersihan dan desinfeksi : lantai masih porselin tanpa

lapisan vinyl, meja masih mempunyi sudut lancip yang

menyulitkan pembersihan, sekat ruang masih menggunakan

triplek.

d. Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan, beberapa kandang

hewan ( 2 unit kandang babi rusak berat, 7 unit kandang sapi

rusak berat, 1 unit kandang sapi rusak ringan, 1 unit kandang

unggas rusak berat), 1 unit rumah timbangan hewan dan

timbangannya, 3 unit screen house rusak berat serta1 unit

incenerator rusak berat.

e. Peralatan Laboratorium Karantina Hewan dan Tumbuhan

masih membutuhkan peralatan untuk peningkatan pengujian

Deteksi Avian Influenza dengan metode PCR dan Pengujian

Residu Hormon dan Antibiotika. Karantina Tumbuhan

(Scaning electron mikroskop untuk pengujian nematoda dan

mikologi, Nested PCR dan real time PCR untuk pengujian

bakteriologi, Biomolekuler, sekuen DNA dan Bank Kontrol

Positif DNA).

f. Unit Alat kedokteran untuk diagnose klinik dalam keadaan

rusak berat.

g. Belum memiliki peralatan untuk mengukur standar tindakan

perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga (Mc Tester,

Masker Full Face, dll).

h. Belum memiliki ruang arsip.

i. Alat pengolah data eksisting belum memenuhi kebutuhan

yang sesuai dengan master plan teknologi informasi Barantan.

22

j. Meubelair yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan

standar pelayanan publik dan kebutuhan laboratorium.

2. ANALISA RESIKO STRENGTHS, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, DAN

THREATS (SWOT) 2.1. Kekuatan

1. Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis customs,

imigration, and quarantine – CIQ) yang berdasarkan ketentuan

International harus ada di tempat pemasukan dan pengeluaran suatu

Negara.

2. Karantina telah memeiliki landasan hukum yang kuat dalam

operasionalnya yang terdiri dari Undang-Undang (UU), Peraturan

Pemerintah (PP), Keputusan/ Peraturan Menteri, Juklak/Juknis,

Manual serta mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan

Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan serta Pengawasan

Keamanan Hayati.

3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar telah memiliki Sumber

Daya Manusia yang berkompeten dalam penyelenggaraan

perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari

Tenaga Fungsional Karantina Hewan ( Medik Veteriner dan

Paramedik Veteriner), Fungsional Karantina Tumbuhan (Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan – POPT, Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS), POLSUS, dan Intelijen Karantina.

4. Mempunyai sarana dan prasarana operasional pokok di seluruh

Wilayah Kerja yang mampu mendukung terlaksananya operasional

pengawasan dan pelayanan karantina.

5. Dari aspek pendanaan selain APBN rupiah murni, Balai Karantina

Pertanian Kelas I Denpasar mempunyai PNBP yang sampai saat ini

merupakan PNBP yang tersebar di Wilayah Kerja.

23

2.2. Kelemahan 1. BKP Kelas I Denpasar masih memerlukan penyesuaian terhadap

strategis perlindungan sumber daya hayati dan keamanan pangan.

2. Kebijakan teknis operasional standar teknik dan metode masih perlu

dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan

akuntanbilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan.

3. Kualitas kompetensi dan jumlah Sumber Daya Manusia masih

memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja

operasional.

4. Sarana dan prasarana Teknologi dan system informasi belum cukup

untuk menerapkan roadmap teknologi informasi barantan.

5. Sarana dan prasarana operasional masih memerlukan penataan dan

peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan

kepuasan masyarakat dalam pelayanan.

2.3. Peluang

1. SPS agreement mendukung peran karantina menjadi lebih maksimal

dan dapat dipergunakan sebagai instrument teknis perdagangan

dunia.

2. Adanya fokus pemerintah pada pembangunan jangka menengah

(RPJM 2015 – 2019) untuk kedaulatan pangan dan target

swasembada pangan strategis (Padi, Jagung, Kedelai dan Daging).

3. Kesadaran masyarakat meningkat untuk mendapatkan pangan yang

sehat/ keamanan pangan.

4. Sertifikasi karantina pertanian meningkatkan akses pasar ekspor

komoditas pertanian.

5. Dalam era otonomi pemerintah daerah fungsi penyelenggaraan

karantina pertanian masih kewenangan Pemerintah Pusat.

24

2.4. Tantangan 1. Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan berpengaruh

terhadap meningkatnya ancaman kelestarian Sumber Daya Alam

Hayati hewan dan tumbuhan. (HPHK, OPTK, IAS, GMO).

2. Meningkatnya tuntutan kualitas pelayanan oleh masyarakat dan

kewajiban untuk melaksanakan standar pelayanan publik

berdasarkan UU No. 25 Tahun 2011.

3. Fungsi otonomi daerah menyebabkan disharmonisasi Peraturan

Perundangan Pusat dan Peraturan Daerah.

4. Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK/ OPTK dari

berbagai Negara.

5. Meningkatnya modus pemasukan dan pengeluaran secara illegal

media pembawa HPHK/ OPTK.

3. RENCANA KERJA (2015 – 2019)

3.1. Penguatan Kelembagaan (koordinasi) in line inspection :

3.1.1. Koordinasi

Rapat Koordinasi antar instansi terkait di pelabuhan laut,

pelabuhan penyebrangan, bandar udara, instansi teknis

Pemda dan Kepolisian bertujuan untuk meningkatkan

pengawasan dan mendukung operasional tindakan karantina

dan pelaksanaan penegakan hukum.

Sosialisasi dan Pameran Pembangunan untuk meningkatkan

pemahaman tentang karantina dan partisipasi masyarakat

dalam membantu melaksanakan tugas pokok dan fungsi

karantina.

Operasi Pangawasan Lalulintas Komoditas Karantina

bertujuan untuk penguatan pelaksanaan tindakan karantina

dan mencegah terjadinya pelanggaran di bidang karantina.

25

3.1.2. In Line Inspection

Dalam memenuhi persyaratan negara tujuan tentang kualitas

komoditas ekspor, seringkali terkendala pada pelaksanaan

tindakan KT. Karena Waktu permohonan ekspor dengan jadwal

keberangkatan komoditas sangat pendek sehingga tidak cukup

waktu melaksanakan sertifikasi kesehatan tumbuhan di tempat

pengeluaran. Hal lain yang menjadi kendala adalah tidak

tersedianya fasilitas khusus untuk pemeriksaan di tempat

pengeluaran, sehingga bisa menyebabkan rusaknya komoditas

ekspor saat diperiksa, dan berdampak pada rendahnya

penerimaan komoditas pertanian Indonesia di pasar internasional.

Sesuai kebijakan Barantan yaitu pengembangan sistem sertifikasi

ekspor dengan prioritas pelaksanaan tindakan KT di luar tempat

pengeluaran, pemeriksaan kualitas komoditas ekspor agar

memenuhi persyaratan negara tujuan dapat dilakukan di luar

tempat pengeluaran (in-line inspection). In-line inspection

merupakan tindakan KT di luar tempat pengeluaran yang dapat

dilakukan selama dalam keseluruhan proses produksi atau

sebagian dari proses produksi. In-line inspection bertujuan agar

proses tindakan KT terhadap komoditas yang akan diekspor

mulai dari tempat produksi hingga tempat pengeluaran dapat

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan.

Diharapkan dengan adanya In-line inspection ini kualitas

komoditas ekspor bisa terjaga dan ditingkatkan sehingga dapat

meningkatkan penerimaan komoditas ekspor dari Indonesia ke

pasar Internasional.

26

Tabel.14. Data Penguatan Kelembagaan In line Inspection Karantina Tumbuhan Tahun 2015.

3.1.3. Akreditasi SMM ISO/IEC 17025

Untuk meningkatkan kualitas tindakan karantina hewan dan

tumbuhan serta produknya laboratorium karantina dituntut

mempunyai standar kinerja yang diakui secara Nasional maupun

Internasional, sehingga laboratorium tersebut perlu di Akreditasi

oleh Badan yang berwenang yaitu BSN-KAN. Komite Akreditasi

Nasional merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang

mempunyai kewenangan untuk mengukur sistem dan kinerja

suatu laboratorium sesuai dengan pedoman ISO/IEC 17025-2008

dimana laboratorium yang lulus akreditasi akan diberikan sertifikat

Akreditasi resmi dari KAN. Laboratorium Balai Karantina

Pertanian Kelas I Denpasar telah Diakreditasi oleh KAN sejak

tanggal 17 Januari 2013 dengan No. ID : LP-691 IDN.

No 3 Pilar Karantina

Pertanian

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

1. Penguatan Kelembagaan (Koordinasi) : In-line Inspection

- Buah Mangga tujuan Singapura

- Buah Manggis tujuan Malaysia

- Buah Manggis tujuan China

- Bunga Potong Waterlily tujuan Amerika Serikat

1 kali 3 kali 1 kali

1 kali 2 kali

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

27

Tabel.15. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 2015-2019 Laboratorium Uji Karantina Hewan

No. Tahun Ruang Lingkup Pengujian

Biomolekuler Parasitologi Virologi Bakteriologi Kesmavet

1 2015 Persiapan PCR AI Persiapan PCR Jembrana

Persiapan Akreditasi Trypanosoma, sp

Persiapan Uji HA/HI Elisa AI Elisa Rabies

Persiapan Reakreditasi TPC dan akreditasi RBT

2 2016 sda Trypanosoma sp

Persiapan Uji HA/HI Elisa AI Elisa Rabies

Persiapan Reakreditasi TPC dan akreditasi RBT

3 2017 sda sda sda sda

4 2018 Persiapan PCR AI Persiapan PCR Jembrana

sda sda Salmonella E Coli

Elisa residu antibiotika

5 2019 sda Elissa Cysticercosis

sda sda sda

Tabel.16. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 2015-2019 Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan

No.

TAHUN

RUANG LINGKUP PENGUJIAN

Entomologi Nemato logi

Mikologi Virologi Bakteriologi

1. 2015 DI-Fruit Fly 1. B. umbrosa

2. B. albistrigata

3. B. caudata

4. B. papayae

5. B. cucurbitae

6. B.

carambolae

Bloter Test 1.Helmintosporium solani

DAS ELISA - TuMV

DAS ELISA 1. CMM

2. 2016 DI-Fruit Fly 1. B. umbrosa

2. B. albistrigata

3. B. caudata

4. B. papayae

5. B. cucurbitae

6. B.

carambolae

Bloter Test 1.Helmintosporium solani

DAS ELISA - TuMV

DAS ELISA 1. CMM

28

3. 2017 DI 1. Sitophilus

oryzae

2. Areacerus sp

3. Tribolium

castaneum

DI-Root Knot Nematoda Globodera rostochiensis

PCR -TuMV -GLraV

PCR - Bactrocera spp

4. 2018 DI Pseudococcus sp

DI Balansia oryzae

PCR - Pantoea

stewartii

5. 2019 DI 1. Rhyzoperta

dominica

2. Oryzapilus sp

PCR - PRSV

3.1.4. Sertifikasi SMM ISO 9001

Tantangan global menuntut akan pentingnya mutu dan usaha

untuk meningkatkan pelayanan aparatur pemerintahan dengan

cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus menerus.

Persoalan mutu merupakan isu kritis bagi institusi milik

pemerintah di Indonesia mengingat makin tingginya tuntutan

publik atas kinerja institusi pemerintah. Terwujudnya pelayanan

publik yang berkualitas (prima) merupakan salah satu ciri

pemerintahan yang baik (Good Governance) sebagai tujuan dari

pendayagunaan aparatur negara.

Standar Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008

merupakan konsensus internasional yang berkenaan dengan

praktek manajemen yang baik (good management practices)

dengan tujuan untuk memastikan suatu organisasi dari waktu ke

waktu senantiasa dapat menyampaikan produk atau jasa sesuai

29

dengan persyaratan pelanggannya (pelayanan prima). Selain itu

ISO 9001:2008 juga menyediakan kerangka kerja yang sistematis

sehingga bukan saja bermanfaat untuk peningkatan pelayanan,

tetapi juga mengintegrasikan program-program dari Kementerian

Pertanian dan peraturan perundangan lainnya.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, telah menerapkan

sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan disertifikasi sejak

tanggal 3 Februari 2014 oleh Lembaga Sertfikasi yang telah

diakreditasi oleh KAN dengan nomor sertifikat QMS/ 471.

Adapun Rencana Kerja Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 sebagai berikut : Tabel. 17. Rencana Kerja Penguatan SMM 9001:2008 Tahun

2015-2019

NO TEMA PENGUATAN SDM

2015 2016 2017 2018 2019

1 Survailance Resertifikasi Survailance Survailance Resertifikasi

2 Penambahan Ruang lingkup Wilker Padang Bai, Gilimanuk dan Celukan BAwang

3.2. Penguatan SDM

3.2.1. Inhousetraining KH dan KT

Untuk meningkatkan kepercayaan stake holder terhadap

pemeriksaan karantina pertanian dan hasil uji laboratorium, maka

laboratorium harus menerapkan Good Laboratory Practice dan

standar mutu pengujian sesuai dengan sistem mutu internasional,

30

yaitu ISO/IEC 17025:2008 sehingga laporan hasil uji dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik.

Agar pelayanan kepada pengguna jasa dan masyarakat luas

berjalan optimal serta hasilnya akurat, teliti dan dapat dipercaya,

maka laboratorium harus ditunjang dengan sarana dan prasarana

yang memadai serta petugas dan sumber daya manusia yang

handal dan professional. Untuk meningkatkan kompetensi

sumber daya manusia yang handal dan professional sesuai

dengan Panduan Mutu Laboratorium Karantina Pertanian BKP

Kelas I Denpasar PM 5.2 Point 5.2.2 dan Dokumen Prosedur 21

dilaksanakan Program pendidikan dan pelatihan terhadap

petugas/ sumber daya manusia yang dilaksanakan sesuai

dengan pengembangan ruang lingkup pengujian.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Balai Karantina

Kelas I Denpasar mengadakan Kegiatan In Housetraining

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk peningkatan

kompetensi sumber daya manusia baik di bidang laboratorium

maupun teknis lapangan.

Tabel.18. Rencana Kerja Penguatan SDM (inhousetraining) Karantina Hewan Tahun 2015-2019

NO TEMA PENGUATAN SDM

2015 2016 2017 2018 2019

1 DETEKSI FORMALIN PD PRODUK PANGAN

ELISA CYSTICERCOSIS PD TERNAK BABI

PCR JEMBRANA

ELISA PRRS RESIDU HORMON

2 ELISA RESIDU ANTIBIOTIKA PD PRODUK PANGAN

ELISA RABIES PD HPR

PENILAIAN IKH/IKPH

ELISA SALMONELLA SP PADA PRODUK HEWAN

RESIDU LOGAM BERAT

31

Tabel.19. Rencana Kerja Penguatan SDM (inhousetraining) Karantina Tumbuhan 2015-2019.

NO 3 Pilar

Karantina Pertanian

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

1. Penguatan SDM (Inhouse Training KT)

Identifikasi Morfologi Serangga Hama Gudang (Araecerus fasciculatus, Hipotenemus hampeii, Sitophillus oryzae, Tribolium sp, Rhizopertha dominica, Trogoderma granarium) Teknik Dasar Kloning DNA Bactrocera spp

Identifikasi Morfologi Kutu Putih Teknik Dasar Kloning virus PRSV

Identifikasi Morfologi Nematoda Globodera rostochiensis Identifikasi Molekuler Nematoda Globodera rostochiensis

Identifikasi Morfologi Pseudococcus sp Identifikasi Molekuler Balansia oryzae

Identifikasi Morfologi Pseudococcus sp Teknik Dasar Kloning DNA Pantoea stewartii

3.2.2. Pembinaan Mental Pegawai

Untuk dapat menggerakkan atau mengarahkan dengan tepat

sehingga pegawai dapat bekerja lebih efisien guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi, maka unsur

manusia dalam organisasi khususnya pegawai atau aparatur

pemerintah perlu mendapat perhatian yang serius dari setiap

organisasi. Salah satu kunci keberhasilan suatu organsiasi

dalam usaha pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh

kemampuan serta keterampilan pegawainya disamping

kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan bawahan

atau pegawai dari pimpinan organisasi itu sendiri yang tangguh,

professional dan terpercaya, yang memiliki disiplin tinggi dalam

32

melaksanakan tugas maupun pegawai yang berkualitas maka

diperlukan pembinaan mental pegawai baik secara rohani

maupun organisasi.

Kegiatan Pembinaan Mental pegawai ini bertujuan sebagai

Pembinaan terhadap petugas karantina dalam rangka

pelaksanaan tugas sehari-hari guna membangun kondisi

organisasi yang kondusif, efektif dan efisien dalam mencapai

sasarannya; Meningkatkan pengetahuan petugas karantina

terhadap pengembangan tim (tim building), pengembangan

kepemimpinan (leadership), pengelolaan perubahan (managing

change), pengembangan budaya organisasi (culture

development), perencanaan strategis (strategik planning) dan

pengembangan diri (personal development); Meningkatkan

kemampuan petugas karantina menghadapi berbagai tantangan

dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang

dihadapi.

4. LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA (2015 – 2019)

(Terlampir di Excell).

33

34

35