8
ANALISA ZAT PEWARNA ALAMI DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM A. ACARA Analisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan metode pemisahan kromatografi kolom. B. PRINSIP C. TUJUAN Memisahkan zat pewarna alami dalam contoh dengan menggunakan metode kromatografi kolom D. DASAR TEORI Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler. Kromatografi tergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan. Untuk memisahkan suatu campuran, kolom seperti gambar l.a dapat digunakan dan diisi dengan penyerap zat padat seperti alumina sebagai fasa tetap dan dialiri dengan pelarut seperti benzena sebagai fasa

krom kolom

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: krom kolom

ANALISA ZAT PEWARNA ALAMI DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

A. ACARA

Analisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan

metode pemisahan kromatografi kolom.

B. PRINSIP

C. TUJUAN

Memisahkan zat pewarna alami dalam contoh dengan menggunakan metode

kromatografi kolom

D. DASAR TEORI

Kromatografi telah didefinisikan terutama sebagai suatu proses pemisahan yang

digunakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler. Kromatografi

tergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih.

tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi cairan, dan

pertukaran ion.

Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-komponen

dalam fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen yang akan

dipisahkan.

Untuk memisahkan suatu campuran, kolom seperti gambar l.a dapat

digunakan dan diisi dengan penyerap zat padat seperti alumina sebagai fasa

tetap dan dialiri dengan pelarut seperti benzena sebagai fasa gerak. berikut

merupakan gambar pemisahan dengan kromatografi kolom.

Gambar 1. pemisahan suatu campuran dengan menggunakan kolom kromatografi

Page 2: krom kolom

E. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Mortar

Batang pengaduk

Corong gelas

Corong pisah

Gelas ukur

Beaker glass

Spatula

Neraca analitik

Pinset

2. Bahan

n-Hexane

CaCO3

Glass wool

Kapas

Kertas saring

F. PROSEDUR

1. Pembuatan sampel

a. mengekstrak daun atau wortel dengan menggunakan pelarut organic

(ethanol/kloroform).

b. menyaring hasil ekstraksi (filtrate) dengan kapas, kemudian filtrate diuapkan

hingga diperoleh larutan yang kental.

2. Penyiapan kolom dan pembuatan penyerap

a. memasukan kapas hingga sampai pada bagian bawah dari kolom dengan maksud

sebagai penahan penyerap.

b. melarutkan serbuk CaCO3 dengan pelarut tertentu (petroleum eter) sehingga

diperoleh bubur.

c. menuangkan bubur CaCO3 kedalam kolom setinggi 2/3 dari panjang kolom.

Page 3: krom kolom

d. memasukan kertas saring berbentuk bulat kedalam kolom diatas permukaan

penyerap.

e. meneteskan larutan sampel kedalam kolom penyerap dengan menggunakan pipet,

berikut menuangkan fasa gerak (petroleum eter) jangan sampai diatas permukaan

penyerap kering.

f. menunggu beberapa saat sampai diperoleh pita-pita berwarna.

g. bila dikehendaki untuk memisahkan tiap-tiap pita komponen, pemberian fasa

gerak dapat dijalankan terus-menerus, dan tiap-tiap pita yang keluar ditampung

dalam tempat atau wadah yang berbeda.

G. DATA HASIL PENGAMATAN

Pita-pita warna yang dihasilkan adalah berwarna hijau (klorofil) dan kuning,

dengan hasil pemisahan berwarna hijau.

H. PEMBAHASAN

Sampel yang dipergunakan dalam teknik pemisahan dengan menggunakan

metode kromatografi kolom adalah daun belimbing. seperti pada teknik kromatografi

lainnya, sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar,

kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini

kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai

mengental.

Kolom yang dipergunakan saat praktikum adalah corong pisah yang berbentuk

tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah

dengan memasang penahan pada kolom, dalam prosedur penahan yang dipergunakan

adalah kapas, akan tetapi saat praktikum penahan yang dipergunakan adalah glass wool,

hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan

penyerap lebih baik daripada kapas.

Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan

menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool

Page 4: krom kolom

juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass

wool yang sudah masuk corong pisah tidak boleh dipadatkan.

Penyerap yang dapat dipergunakan dalam kromatografi kolom adalah

Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum

karbonat, dan aluminium silikat. Saat praktikum penyerap yang dipergunakan adalah

kalsium karbonat (CaCO3).

CaCO3 ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut

organic n-hexane sampai CaCO3 menjadi bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan

kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan menggunakan

spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah

n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika

bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.

Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan

homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat

menyebabkan putusnya penyerap dalam kolom.

Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah

memasukan kertas saring diatas penyerap sesusai dengan bentuk dari kolom, pemberian

kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga contoh

akan dengan mudah merata.

Contoh dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan

menggunakan pipet tetes, penetesan contoh dilakukan secara perlahan dan dengan

gerakan memutar sehingga contoh dapat menyebar dengan baik.

Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut, pelarut yang dipergunakan saat

praktikum kromatografi kolom adalah n-hexane. pemilihan pelarut tergantung dari sifat

kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung

pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan”

dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.

Penambahan pelarut diatas contoh tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan

ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. pelarut yang

ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna

Page 5: krom kolom

sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam contoh, saat praktikum pita-pita

warna yang dihasilkan berwarna kuning dan hijau (klorofil).

Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna

yang terlarut tersebut, saat praktikum zat warna yang ditampung berwarna hijau. hal ini

dapat disebabkan karena zat warna yang terkandung dalam contoh lebih dominan oleh

warna hijau (klorofil), sehingga warna-warna lain seperti kuning yang timbul pada pita-

pita warna dalam penyerap tidak dapat teridentifikasi.

I. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dan pengamatan, maka dapat diketahui bahwa pada

pemisahan dengan metode kroamtografi kolom, contoh daun belimbing menghasilkan

pita-pita warna kuning dan hijau (klorofil), akan tetapi zat pewarna yang ditampung

berwarna hijau hal ini dikarenakan warna hijau dalam contoh memilliki konsentrasi

yang lebih besar atau lebih dominan dari warna kuning sehingga warna kuning tidak

teridentifikasi.

J. DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J ; Denney, R.C ; Jeffery, G.H ; Mendham, J. Buku Ajar Vogel Kimia

Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Modul PJJ Kromatografi. 2008

Page 6: krom kolom