Kuliah 1 Pendahuluan Spektrofotometri UV-Vis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c

Citation preview

  • DR. Harrizul Rivai, M.S. Lektor Kepala Kimia Analitik

    Universitas Andalas

    28/03/2013 Harrizul Rivai 1

    Dengan menyebut nama Allah yang

    Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  • Buku Rujukan

    28/03/2013 Harrizul Rivai 2

    2 1

  • Buku Rujukan

    28/03/2013 Harrizul Rivai 3

    3

  • Metode Analisis Obat PENGGOLONGAN METODE ANALISIS OBAT

    Beberapa metode analisis obat yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun yang menggunakan instrumen dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    1. Metode Analisis Kimia Gravimetri

    Titrasi (volumetri): meliputi titrasi asam basa, pengendapan, pembentukan komplek, oksidasi-reduksi, nitrimetri

    2. Metode Analisis Fisikokimia Analisis elektrokimia: meliputi polarografi, potensiometri, konduktometri

    Spektrofotometri meliputi: spektrofotometri sinar UV-tampak (UV-visibel), sinar infra merah (IR), serapan atom.

    Kromatografi: Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, Kromatografi Gas

    3. Metode Analisis Hayati (Bioassay)

    28/03/2013 Harrizul Rivai 4

  • SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DAN VISIBLE

    (SPEKTRO UV-VIS)

    28/03/2013 Harrizul Rivai 5

  • Pendahuluan Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel adalah teknik analisis yang memanfaatkan sumber radiasi (sinar) elektomagnetik ultraviolet dekat ( 190 380 nm) dan sinar tampak ( 380 780 nm). Radiasi ultraviolet jauh (100 190 nm) tidak dipakai dalam analisis sebab di daerah tersebut udara juga ikut mengabsorpsi radiasi. Spektrofotometri Ultraviolet dan Visible dalam analisis obat digunakan untuk :

    Analisis kuantitatif (penentuan kadar) Karakterisasi (identifikasi) obat,

    pengotornya, metabolitnya dan senyawa-senyawa sejenisnya

    28/03/2013 Harrizul Rivai 6

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 7

    Pendahuluan

    Absorpsi molekular dalam daerah UV dan Visible timbul karena transisi energi yang melibatkan elektron orbital kulit terluar atau elektron valensi.

  • Spektrum dalam media cair biasanya lebar karena banyak transisi vibrasional dan rotasional berdekatan jaraknya.

    Spektrum yang lebih rumit diperoleh untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap bila diukur dalam fase uap, karena struktur halus vibrasi dan rotasinya dapat terlihat dengan mudah.

    Lihat spektrum senyawa 1,2,4,5-tetrazine pada gambar di samping.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 8

    Pendahuluan

  • Dalam spektrum UV dan Vis, energi foton yang menyebabkan transisi elektronik terletak dalam rentang 147 630 kJ/mol. Energi ini (E) dapat dinyatakan sebagai parameter-parameter radiasi elektromagnetik, yaitu: frekuensi (Hz), panjang gelombang (nm) dan bilangan gelombang (cm-1).

    28/03/2013 Harrizul Rivai 9

    Pendahuluan

    hchc

    hE

    h = tetapan Planck, c = kecepatan cahaya dalam vakum. Posisi puncak serapan dinyatakan sebagai: 1. Bilangan gelombang, (untuk spektrofotometer IR) 2. Panjang gelombang () (untuk spektrofotometer UV dan Vis) Posisi serapan maksimum suatu puncak disebut max.

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 10

    Rentang panjang gelombang untuk analisis obat biasanya dibagi dua: 1. Panjang gelombang sinar UV = 200 400 nm 2. Panjang gelombang sinar tampak = 400 800 nm Di luar batas-batas ini tidak digunakan untuk analisis obat, yaitu: 1. Sinar UV jauh atau UV vakum = 100 200 nm 2. Sinar inframerah dekat = 1 3 m

    Kromofor dan auksokrom Kromofor adalah gugus-gugus yang menyebabkan absorpsi cahaya oleh suatu molekul obat. Ada dua macam kromofor, yaitu ikatan rangkap terkanjugasi dan ikatan rangkap terdelokalisasi. Auksokrom adalah suatu gugus jenuh yang tidak menyerap, tetapi dapat memodifikasi spektrum serapan bila terikat langsung pada suatu kromofor. Contoh : -OR , -NR2, -SR

    Ikatan rangkap terkonjugasi (1,3-pentadiena)

    Ikatan rangkap terdelokalisasi (sinamaldehida)

  • Interaksi elektron , , n dengan radiasi elektromagnetik

    Ada tiga macam distribusi elektron dalam suatu senyawa organik, yaitu orbital elektron pi (), sigma () dan elektron tidak berpasangan (n), seperti pada senyawa formaldehid berikut:

    H orbital elektron C O orbital elektron H orbital elektron n Bila molekul tersebut menyerap radiasi elektromagnetik

    akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron anti bonding (*)

    28/03/2013 Harrizul Rivai 11

    : * *

    :

    *

    .

  • Eksitasi elektron ( *) terjadi pada daerah ultraviolet jauh oleh ikatan tunggal seperti pada alkana

    Eksitasi elektron ( *) diberikan oleh ikatan rangkap dua dan tiga (alkena dan alkuna) juga di daerah ultraviolet jauh

    Pada gugus karbonil (dimetilketon dan asetaldehida) akan terjadi eksitasi elektron (n *) di daerah UV jauh.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 12

  • Hukum Lambert-Beer

    28/03/2013 Harrizul Rivai 13

    Ada dua hukum yang menghubungkan intensitas cahaya yang mengenai sistem pengabsorpsi (Io) dengan intensitas cahaya yang diteruskan (I).

    1. Hukum Lambert pada konsentrasi (c) tertentu suatu sistem pengabsorpsi yang homogen, intensitas cahaya yang diteruskan (I) berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya panjang jalan cahaya (b).

    2. Hukum Beer pada panjang jalan tertentu (b), intensitas cahaya yang diteruskan (I) berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi (c) sistem pengabsorpsi yang homogen.

    b

    c

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 14

    Hukum Lambert-Beer Gabungan kedua hukum tersebut disebut Hukum Lambert-Beer dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

    bcI

    I0log

    = absorptivitas molar, yang didefinisikan sebagai absorban larutan 1 molar dalam sel (kuvet) 1 cm lebarnya.

    b = lebar kuvet c = konsentrasi (mol/L) Transmitan (T= I/Io) dan persen transmitan (%T = 100(I/Io)) tidak linear hubungannya dengan konsentrasi (c) dan lebar kuvet (b), dan dapat dihubungkan dengan absorban sebagai berikut:

    bcTTI

    IA )log(%2

    1loglog 0

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 15

    Hukum Lambert-Beer Contoh Soal: Hitunglah persen radiasi masuk yang diserap oleh suatu sampel jika serapannya sebesar (i) 2 dan (ii) 0,1. Penyelesaian: (i) (ii)

    10log%

    0)log(%

    )log(%22

    )log(%21

    loglog 0

    antiT

    T

    T

    TTI

    IA

    Jadi radiasi yang diserap = 100 1 = 99%

    4,799,1log%

    9,11,02)log(%

    )log(%21,0

    )log(%21

    loglog 0

    antiT

    T

    T

    TTI

    IA

    Jadi radiasi yang diserap = 100 79,4 = 20,6%

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 16

    Macam-macam Rumus Hukum Lambert-Beer

    bcA adalah absorptivitas molar bila c dinyatakan dalam mol/L

    kbcA

    abcA

    atau a atau k adalah absorptivitas bila c dinyatakan dalam g/L

    bcEA

    bcAA

    cm

    cm

    %1

    1

    %1

    1

    atau

    adalah absorptivitas spesifik bila c dinyatakan dalam g/100 mL (% b/v)

    %1

    1

    %1

    1 atau cmcm EA

    BM

    Aa cm

    10

    %1

    1

    Contoh, suatu senyawa dengan BM = 100 dan absorptivitas a = 20 pada panjang gelombang dalam pelarut tertentu pada pH tertentu dan pada suhu tertentu, mempunyai absorptivitas spesifik A(1%, 1 cm) = 200 dan absorptivitas molar = 2.000.

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 17

    Latihan Berapakah konsentrasi larutan obat berikut dalam satuan g/100 mL dan mg/100 mL bila diketahui nilai absortivitas spesifik dan absorbannya? 1. Karbimazol, nilai A(1%, 1 cm) = 557 dan absorbans terukur = 0,557 pada =

    291 nm 2. Hidrokortison natrium fosfat, nilai A(1%, 1 cm) = 333 dan absorbans terukur

    = 0,666 pada = 248 nm. 3. Isoprenalin, nilai A(1%, 1 cm) = 100 dan absorbans terukur = 0,500 pada =

    280 nm

    Dalam produk farmasi, konsentrasi dan jumlah biasanya dinyatakan dalam gram atau mg dan bukan dalam mol sehingga untuk keperluan analisis produk farmasi, Hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

    bE

    AcbcEA

    bA

    AcbcAA

    cm

    cm

    cm

    cm

    .

    atau

    .

    %1

    1

    %1

    1

    %1

    1

    %1

    1

    Monografi Farmakope dan textbook lainnya sering menyatakan nilai baku A(1%, 1 cm) untuk suatu obat, yang akan digunakan dalam proses perhitungannya.

  • 28/03/2013 Harrizul Rivai 18

    Validitas Hukum Lambert-Beer

    Validitas Hukum Lambert-Beer dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Radiasi harus monokromatik. Jika radiasi tidak monokromatik, maka

    absorbans yang diamati akan lebih rendah daripada nilai batas yang sesungguhnya untuk radiasi monokromatik.

    2. Larutan analit harus homogen, tidak mengalami asosiasi, disosiasi, fotodegradasi, solvasi, kompleksasi atau adsorpsi dan tidak berfluoresensi. Jika tidak, maka akan terjadi penyimpangan positif atau negatif dari Hukum Lambert-Beer.

    3. Cahaya sesatan tidak boleh ada, karena akan menyebabkan tidak berlakunya Hukum Lambert-Beer. Cahaya sesatan adalah radiasi yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda dari panjang gelombang yang diinginkan.

    4. Jenis pelarut yang digunakan harus melarutkan analit dengan mudah dan tidak boleh menyerap pada panjang gelombang pengukuran analit.

  • SYARAT PENGGUNAAN HUKUM BEER

    1. KONSENTRASI : Hukum Beer baik untuk larutan sampel yang encer, sebab jika pekat ( 0,01 M), tidak maksimal mengabsorpsi cahaya pada maks yang digunakan. Peristiwa ini menyebabkan penyim-pangan kelineran hubungan antara absorbansi dan konsentrasi.

    2. KIMIA : Zat pengabsorpsi tidak boleh berdisosiasi,

    bereaksi dengan pelarut menghasilkan produk yang berbeda dengan zat yang dianalisis

    3. CAHAYA : Hukum Beer hanya berlaku untuk sinar monokromatik (hanya satu macam ).

    4. KEJERNIHAN : Larutan sampel harus jernih, karena

    kalau tidak jernih intensitas sinar yang diabsorpsi berkurang dari yang seharusnya.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 19

  • HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

    1. Pembentukan Molekul yang dapat Mengabsorpsi Sinar UV-VIS :

    Pereaksi yang digunakan harus selektif dan sensitif, reaksinya cepat dan reprodusibel, hasil reaksi stabil dalam jangka waktu lama. Analisis golongan Sulfonamida melalui reaksi diazotasi dan

    dikopling dengan naftil etilen diamin (NED) membentuk warna.

    20 28/03/2013 Harrizul Rivai

    Sulfisoksazol

    REAKSI DIAZOTASI

  • REAKSI PENGKOPLINGAN

    28/03/2013 Harrizul Rivai 21

    SENYAWA BERWARNA

  • Reaksi diazotasi tersebut akan kelebihan asam nitrit dan dapat dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat. Jika tidak dihilangkan, maka senyawa yang sudah berwarna akan dirusak (dioksidasi) oleh asam nitrat sehingga kembali menjadi tidak berwarna. Reaksi penghilangan asam nitrit, sesuai reaksi berikut :

    HNO2 + HSO3NH2 N2 + H2SO4 + H2O

    28/03/2013 Harrizul Rivai 22

  • 2. Waktu Operasional (operating time) : Cara ini biasanya untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna, dengan maksud mengetahui waktu pengukuran yang memberikan lautan sampel yang stabil atau selama pengukuran warna sampel tidak mengalami perubahan.

    Abs waktu operasional waktu, t

    28/03/2013 Harrizul Rivai 23

  • 3. Pemilihan Panjang Gelombang :

    Dipilih panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimal, yaitu pada max, karena di daerah tersebut kepekaannya maksimal atau perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 24

    1

    2 A

    A A

    Konsentrasi Konsentrasi

    Pada 1 Pada 2

  • Disekitar max, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Beer akan terpenuhi

    Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan ulang panjang gelombang, akan sangat kecil ketika digunakan max.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 25

  • 4. Pembuatan Kurva Baku. Mula-mula dibuat seri larutan baku dari zat

    yang akan dianalisis dalam berbagai konsentrasi dan masing-masing diukur absorbansinya pada max , kemudian dibuat kurva baku yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi.

    Bila hukum Beer terpenuhi maka diperoleh garis

    liner, dimana kemiringan atau slope adalah nilai a (absortivitas) atau (absortivitas molar)

    Penyimpangan dari garis liner dapat disebabkan oleh : kekuatan ion yang tinggi, perubahan suhu saat pengukuran, dan reaksi ikutan yang terjadi

    28/03/2013 Harrizul Rivai 26

  • Plot Hukum Beer untuk Teofillin dalam Pelarut Air

    KONSENTRASI TEOFILLIN ( X 10-5 M)

    A pada 272 nm pada 272 nm

    ( X 10-4 )

    2,04

    4,08

    6,12

    8,16

    0,209

    0,414

    0,621

    0,827

    1,025

    1,015

    1,015

    1,013

    28/03/2013 Harrizul Rivai 27

    Absorbansi

    1,0 -

    0,8 - -

    0,6 - -

    0,4 - -

    0,2 - -

    ! ! ! ! !

    0 2 4 6 8 10

    Tabel Hasil Pengukuran Absorbansi Teofillin dalam Pelarut Air pada 272 nm

    pada 272 nm = 1,02 X 10-4 M-1Cm-1

    Konsentrasi 10-4 M

  • Grafik Hubungan Transmitansi/Absorbansi dengan Persen Kesalahan Relatif

    5. Pembacaan Absorbansi Sampel. Batas terendah dan batas tertinggi nilai absorbansi atau transmitansi yang diperkenankan sehingga kesalahan fotometrik dalam pembacaan A atau T paling kecil sebesar 5% (0,05) adalah antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% T.

    28/03/2013 Harrizul Rivai 28

    25 -

    20 -

    15 -

    10 -

    5 -

    ! ! ! !

    20 40 60 80 100 % Transmitan

    ! ! ! ! ! ! ! ! !

    1 0,8 0,5 0,3 0,2 0,1 0,05 0 Absorbansi