Upload
680089
View
231
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penjelasan laporan mengenai praktikum farter
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 1FARMAKOTERAPI PASIEN GASTROENTERITIS AKUT + DEHIDRASI
Disusun Oleh:
1. Deasy Tiara
G1F012069
2. M. Salman Al Farizi
G1F012071
3. Firda Wuda F.
G1F012073
4. Hasna Mutia
G1F012075
5. Rizka Prihantono
G1F012077
6. Alvian Prima
G1F012079
7. Ling Ling Tri A
G1F012081
8. Mutiara Rizqi
G1F012083
9. Satya Agustian
G1F012085
10. Elysia Santie
G1F012087
11. Tyas Pratika
G1F012089
Dosen Pembimbing Praktikum: Tunggul Adi P.Asisten Praktikum: HijroyantiLaboratorium Farmasi Klinik
Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
2014
GASTROENTERITIS AKUT + DEHIDRASI
A. Kasus
Profil Pasien
Nama
: Ny. Titin Listyoningsih
Jenis Kelamin
: Perempuan
No. RM
: 00619574
Alamat
: PurwokertoUsia
: 42 th
Tgl.MRS
: 01/06/14Keluhan
: mencret, mencret sejak pagi lebih dari 10 kali, muntah 5 kali
Riwayat Penyakit : nyeri kepala sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan sangat hebat, meningitis unspecified Riwayat Obat : dexamethasone 3x2 amp, ceftriaxone 2x1 vial, ketoprofen 2x1 tablet, ranitidin 2x1 tablet, RL 24 tts/menit
Riwayat Alergi : -
Diagnosa
: GEA + dehidrasi
Parameter Penyakit (Data Klinik)ParameterNormal123456
Suhu36,5-37,5 C38,13636,536,336,136,2
Nadi60-90x/menit768484767272
RR18-20x/menit232020202020
TD120/80 mmHg100/60100/70110/70110/70110/70110/70
Demam-+
Pingsan-+
Lemas-+
Data Laboratorium
ParameterNilai NormalTanggal Keterangan
15/1/13
HemoglobinWanita 11-16 gr/dL12,2Normal
Leukosit4000-10.000 L/mm317120Naik
HCT35 50 %37Normal
EritrositWanita 3,8 5,6 106/mm34,4Normal
Trombosit150.000-450.000 /cmm274000Normal
MCV80 97 m383,7Normal
MCH26,5 33,5 pg28,6Normal
MCHC31,5 35 g/dL33,4Normal
RDW10 -15 H%13,3Normal
MPV0,5 11m39,6Normal
Basofil0 -1 %0,1Normal
Eosinofil2 4 %0,0Turun
Batang2 5 %0,5Turun
Segmen40 90 %84,2Normal
Limfosit20 35 %11,1Turun
Monosit2 8 %4,1Normal
Glukosa SewaktuDewasa 70 -110 mg/dl ( < 200 )97Normal
NatriumDewasa 135-145 mEq/L134Turun
KalliumDewasa 3,5 5,0 mEq/L3,2Turun
KloridaDewasa 95-105 mEq/L103Normal
B. Dasar Teori
1. Patofisiologi
Gastroenteritis Akut adalah peradangan yang terjadi di lambung dan usus yang menyebabkan gejala diare, dengan atau tidak disertai muntah. Penyebabnya dapat dikarenakan masuknya virus, bakteri, parasit. Mikroorganisme patogen tersebut menyebabkan infeksi pada sel-sel dimana merusak sel atau nukleat pada dinding usus yang biasanya terjadi karena makanan. Terjadi gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga terjadi diare dan mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) (Berardi, R.R, et.al, 2009).Gastroenteritis merupakan keadaan non-spesifik untuk berbagai macam keadaan patologis di jalur gastrointestinal. Manifestasi utama dari gastroenteritis adalah diare. Diare akut merupakan diare yang terjadi selama kurang dari 14 hari (Spruill & Wade, 2008). Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan patogen parasitik. Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan/setengah cair (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya dan berlangsung kurang dari 7 hari, terjadi secara mendadak. (Diskin, 2009).Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi infeksi enterik, yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating.Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear. Mikroorganisme penyebab seperti, E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus, C.difficile, dan C.jejuni.Non Inflamatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebabnya seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.Penetrating diarrhea, lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikrooragnisme penyebab biasanya S.thypi, S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea, dan C.fetus.Karakteristik pada 3 Tipe Diare Akut:KarakteristikInflamatoryNon-InflamatoryPenetrating
Gambaran TinjaBerdarah, mukus
volume sedang
Leukosit PMNBerair
Volume>>>
Leukosit (-)Mukus
Volume sedikit
Leukosit MN
Demam+-+
Nyeri Perut+-
Dehidrasi++++
Tenesmus+--
KomplikasiToksikHipovolemikSepsis
(Zein, 2004)Beberapa manifestasi klinis dari GEA sebagai berikut:1. Diare, peningkatan jumlah feses dengan konsistensi yang menurun/encer, merupakan manifestasi utama dari GEA.2. Panas, adanya panas (dengan demam maupun tidak) secara umum menunjukkan adanya organisme invasif sebagai penyebab diare.3. Muntah, merupakan tanda adanya obstruksi usus.4. Nyeri perut, berkaitan dengan lokasi infeksi karena kolonisasi bakteri.5. Kram, berkaitan dengan ketidakseimbangan elektrolit (electrolic imbalance).6. Tenesmus & Fecal urgency, dorongan konstan untuk defekasi.
(Diskin, 2009).C. Penatalaksanaan Kasus dan Pembahasan
1. Subjective
Keluhan utama
: mencret, mencret sejak pagi >10x, muntah 5 kali
Riwayat penyakit dahulu: nyeri kepala sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk, nyeri
yang sangat hebat, meningitis unspecifiedRiwayat pengobatan: dexamethasone 3x2 amp, Ceftriaxone 2x1 vial,
Ketoprofen 2x1 tablet, Ranitidin 2x1 tablet, RL 24 tetes/menit.Diagnosis
: Gastroenteritis Akut dan dehidrasi2. Objective
Data Klinik
ParameterNormal123456
Suhu36,5-37,5 C38,13636,536,336,136,2
Nadi60-90x/menit768484767272
RR18-20x/menit232020202020
TD120/80 mmHg100/60100/70110/70110/70110/70110/70
Demam-+
Pingsan-+
Lemas-+
Keterangan: Suhu meningkat pada hari pertama dan kembali normal pada hari kedua
Nadi menurun pada hari ke 5 dan 6, namun masih normal
RR meningkat pada hari pertama dan kembali normal pada hari kedua
TD normal
Pasien demam, pingsan dan lemas pada hari pertama dan kembali normal pada hari kedua
(Pearce, Evelyn, 2002).Data Laboratorium
ParameterNilai NormalTanggal Keterangan
15/1/13
HemoglobinWanita 11-16 gr/dL12,2Normal
Leukosit4000-10.000 L/mm317120Naik
HCT35 50 %37Normal
EritrositWanita 3,8 5,6 106/mm34,4Normal
Trombosit150.000-450.000 /cmm274000Normal
MCV80 97 m383,7Normal
MCH26,5 33,5 pg28,6Normal
MCHC31,5 35 g/dL33,4Normal
RDW10 -15 H%13,3Normal
MPV0,5 11m39,6Normal
Basofil0 -1 %0,1Normal
Eosinofil2 4 %0,0Turun
Batang2 5 %0,5Turun
Segmen40 90 %84,2Normal
Limfosit20 35 %11,1Turun
Monosit2 8 %4,1Normal
Glukosa SewaktuDewasa 70 -110 mg/dl ( < 200 )97Normal
NatriumDewasa 135-145 mEq/L134Turun
KalliumDewasa 3,5 5,0 mEq/L3,2Turun
KloridaDewasa 95-105 mEq/L103Normal
Keterangan:
Hb (Hemoglobin), yaitu metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
Leukosit (sel darah putih), peningkatan dan penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena pengaruh patologis yang disebabkan oleh proses apatologis dalam tanggapan terhadap serangan penyakit. Jumlah leukosit diatas kisaran normal dapat menjadi indikasi adanya infeksi (Ganong, 1999).
HCT (Hematokrit). Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Eritrosit adalah sel darah merah yang membawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh dan karbondioksida keluar dari sel-sel tubuh.
Trombosit (platelet) adalah jenis sel darah yang bertanggungjawab untuk penggumpalan darah normal. Trombosit umumnya berdiameter 2-3 mikron, tetapi bentuk yang besar muncul ketika produksi meningkat.
MCV (Mean Corpuscular Volum) = Volume eritrosit rata-rata
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) = Hb eritrosit rata-rata
MCH yang rendah menunjukkan anemia defisiensi besi.
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration) = Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata.
MCHC < 30 gr/100 mL => hipokromik
MCHC yang rendah menunjukkan anemia defisiensi besi, anemia hipokromik mikrositik, dan thalasemia.
RDW (Red Cell Width) = Volum abnormal dalam ukuran RBC
RDW naik menunjukkan anemia defisiensi besi. Anisositosis merupakan tanda awal ADB, peningkatan anisositosis ditandai dengan naiknya RDW.
MPV (Mean Platelet Volume) yaitu ukuran rata-rata platelet/trombosit.
Basofil adalah sejenis sel darah putih yang berisi (dan dapat melepaskan) histamine dan serotonin selama respon kekebalan tubuh; jumlahnya meningkat pada reaksi alergi dan keganasan.
Eosinofil berfungsi pada reaksi antigen antibodi, sebagai fagosit lemah. Eosinofil turun pada infeksi parasit tertentu. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar selain itu eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 4%. Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kanker tulang, otak, testis, dan ovarium (Widmann, Frances K, 1992)
Penurunan nilai limfosit dikarenakan penggunaan obat dexamethasone dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebababkan dispepsia oleh karena itu sistem imun menjadi menurun dan terjadi penurunan limfosit (Makmuri, 1994).
Monosit berfungsi sebagai fagosit, membuang sel-sel cedera dan mati serta, mikroorganisme.
Dari data lab diatas terlihat terjadi penurunan nilai Na dan K. Penurunan nilai Na dan K disebabkan karena status diare, muntah dan dehidrasi sehingga pasien banyak kehilangan cairan elektrolit (Yaswir, Rismawati dan Ira Ferawati, 2012).
3. Assesment
Diagnosis pasien
: Gastroenteritis Akut + Dehidrasi
Problem medik pasien: demam, lemas, pingsan
Demam: karena adanya peradangan atau infeksi yang terjadi pada bagian gastro yang disebabkan oleh mikroorganisme
Rekomendasi: istirahat yang cukup
Lemas dan Pingsan: karena dehidrasi yang sudah parah
Rekomendasi: infus RL
4. Plan
a. Tujuan Terapi
Menormalkan Na dan K
Menghambat motilitas usus
Membunuh bakteri
Meningkatkan sistem imun
b. Terapi:i. Terapi Non Farmakologis:
Memperbanyak minum air putih dan istirahat.
Mengurangi makanan berserat dan yang merangsang pengeluaran asam lambung serta pedas.
Perbaikan sanitasi
ii. Terapi Farmakologis:
Menurut alogaritma terapi tersebut, pasien mengalami Gastroenteritis Akut, dimana pasien mengalami diare akut dengan diiringi demam dan dari hasil data laboratorium uji feses didapatkan hasil uji bakteri positif 2 maka pasien diberikan antibiotik dan terapi simptomatik (Berardi, R.R, et.al, 2008). Ny. Titin Listyoningsih mengalami Gastroenteritis Akut disertai dehidrasi. Terapi yang disarankan untuk pasien tersebut adalah: Loperamida. Efek Teraupetik Obat/ Indikasi ObatDigunakan untuk mengatasi diare nonspesifik akut dan diare kronik. Loperamide menghambat motilitas/peristaltic usus dengan mempengaruhi secara langsung pada otot sirkular dan longitudinal dinding usus.b. Hubungan Umur Pasien dan ObatTidak ada hubungan umur pasien dan obat. Obat ini tidak boleh digunakan untuk anak usia dibawah 2 tahun.
c. Hubungan Pengobatan dengan Data Klinik dan Data LaboratoriumBerdasarkan hasil uji laboratorium diketahui terdapat bakteri pada feses, digunakan loperamid karena obat ini tidak menimbulkan efek tidak diinginkan ketika dikombinasikan dengan antibiotik amoxicilin yang digunakan untuk membunuh bakteri.d. Hubungan Pengobatan dengan Riwayat Pasien, Penyakit dan Riwayat PengobatanTidak ada hubungan antara pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat pengobatan.e. DosisObat2mg 3x sehari, maksimal 8x sehari atau 16 mgf. Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat-JamuTidak ada interaksi antara obat dengan obat, makanan dan jamu.g. Efek Samping ObatJika mengkonsumsi lebih dari 8x sehari atau lebih dari 16 mg sehari dapat menyebabkan konstipasi.
h. Aturan Pemakaian Obat2mg 3x sehari, dikonsumsi setelah BAB, maksimal 8x sehari atau 16 mg.
i. Lama Penggunaan ObatDikonsumsi sampai diare berhenti.
j. Harga ObatObat generik
(Anonim, 2013).
Amoxicillin 3 x 500 mg seharia. Efek Teraupetik Obat/Indikasi ObatDigunakan sebagai antibiotik dispesifikasikan untuk membunuh bakteri gram positif yang terlacak pada data laboratorium di uji feses. Karena GEA disebabkan oleh bakteri. Merupakan antibiotik spektrum luas, yang dapat membunuh bakteri gram positif dan negatif sekaligus. Tujuan pemberiannya adalah untuk membunuh bakteri penyebab
(Berardi, et.al, 2009).b. Hubungan Umur Pasien dan Obat
Tidak ada hubungan umur pasien dan obat.
c. Hubungan Pengobatan dengan Data Klinik dan Data Laboratorium
Dari data klinik dan data laboratorium terdapat bakteri garm positif 2 yang merupakan penyebab terjadinya GEA. Amoxicillin berfungsi sebagai antibiotik yang bekerja spesifik untuk membunuh bakteri penyebabnya
(Berardi, et.al, 2009).
d. Hubungan Pengobatan dengan Riwayat Pasien, Penyakit dan Riwayat Pengobatan
Tidak ada hubungan antara pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat pengobatan.
e. Dosis Obat
Tablet1500 mg 1 x sehari(Berardi, et.al, 2009).f. Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat-Jamu
Tidak ada interaksi antara obat dengan obat, makanan, dan jamu.
g. Efek Samping Obat
Tidak ada efek samping.
h. Aturan Pemakaian Obat
Tablet diminum 3x sehari @500 mg.
i. Lama Penggunaan Obat
Selama pasien masih dalam proses terapi, antibiotik amoxicillin ini penggunaannya harus sampai habis
(Berardi, et.al, 2009).
j. HargaObat
Generik.
Kaolin Pektina. Efek Teraupetik Obat/ Indikasi Obat
Kaolin dan pectin merupakan antidiare adsorben yang dapat menyerap bakteri, berikatan dengan air di dalam usus sehingga dapat memperkeras feses, selain itu karena pengunaan loperamid yang bersifat anti motilitas yang menyebabkan transit makanan di usus semakin lama dan bakterinya tidak dapat dikeluarkan, sehingga digunakanlah kaolin dan pektin untuk menyerap enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri penginfeksinya(Ami, P. dkk, 2013).
b. Hubungan Umur Pasien dan Obat
Tidak ada hubungan umur pasien dan obat
c. Hubungan Pengobatan dengan Data Klinik dan Data Laboratorium
Dalam data laboratorium hasil uji feses diketahui terdapat bakteri, kaolin pektin digunakan untuk menyerap bakteri yang telah dibunuh oleh antibiotik.
d. Hubungan Pengobatan dengan Riwayat Pasien, Penyakit dan Riwayat Pengobatan
Tidak ada hubungan antara pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat pengobatan.
e. Dosis Obat
Tiap 5 ml (1 sendok takaran) mengandung: Kaolin986 mg, Pektin 40 mgdan Sodium citrate 0.3 %f. Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat-Jamu
Tidak ada interaksi antara obat dengan obat, makanan dan jamu.
g. Efek Samping Obat
Konsumsi berlebih dapat menyebabkan konstipasi
(Delign, 2004).h. Aturan Pemakaian Obat
3x sehari 10 ml dikonsumsi setelah BAB
i. Lama Penggunaan Obat
Dikonsumsi sampai diare berhenti
j. Harga Obat
Guainstrep (brand name) adalah nama dagang dari kaolin dan pektin
(Anonim, 2012). Infus RL 20 tpma. Efek Teraupetik Obat/Indikasi Obat
Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi
(Anonim, 2000).
b. Hubungan Umur Pasien dan Obat
Tidak ada hubungan umur pasien dan obat.
c. Hubungan Pengobatan dengan Data Klinik dan Data Laboratorium
Dari data klinik dan data laboratorium disebutkan bahwa pasien mengalami diare dan muntah, dimana pasien akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit serta mengalami dehidrasi. Sesuai dengan kasus yang terjadi pada pasien diare akut disini yang mengalami kekurangan elektrolit di dalam tubuhnya dengan kadar Cl tidak menurun melainkan kadar Na yang menurun oleh karena itu digunakanlah infus RL yang kandungannya terdiri dari Na dan K, sehingga kandungan Na yang berada di dalam infus RL dapat memperbaiki kekurangan elektrolit di dalam pasien(Voight, 1994).d. Hubungan Pengobatan dengan Riwayat Pasien, Penyakit dan Riwayat Pengobatan
Tidak ada hubungan antara pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat pengobatan.
e. Dosis Obat
Infuse RL ini diberikan 20 tpm dimana 1 cc untuk 20 tetes/ menit, setiap kemasan sebanyak @500ml. Infuse habis pada jam 500 ml/60 menit = 8,33 jam.
f. Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat-Jamu
Tidak boleh dicampur dengan larutan yang mengandung fosfat
(Anonim, 2000).
g. Efek Samping Obat
Reaksi- reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara pemberiannya termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang meluas dari penyuntikan, ektravasasi. Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap pasien
(Anonim, 2000).
h. Kontra IndikasiHipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati dan asidosis laktat.
i. Aturan Pemakaian ObatSesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
j. Lama Penggunaan ObatSesuai kebutuhan pasien.
k. Harga ObatGenerik
(Tjay dan Rahardja, 2007). Zinc 1x sehari
a. Efek Teraupetik Obat/Indikasi Obat
Pada saat diare, akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan.b. Hubungan Umur Pasien dan Obat
Tidak ada hubungan antara umur pasien dengan obat. Obat ini boleh digunakan.
c. Hubungan Pengobatan dengan Data Klinik dan Laboratorium
Berdasarkan data klinik diketahui bahwa pasien mengalami suatu Penurunan nilai limfosit.
d. Hubungan Pengobatan dengan Riwayat Pasien, Penyakit dan Riwayat Pengobatan
Penurunan nilai limfosit dikarenakan penggunaan obat dexamethasone dalam jangka waktu yang lama.
e. Dosis Obat
1 tablet dispersibel (zinc 20 mg) diberikan setiap hari selama 10 hari berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti)f. Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat-Jamu
Tidak ada interaksi antara sanmol dengan obat-obat dalam terapi yang diberikan.
g. Efek Samping Obat
Toksisitaszinc secara oral pada orang dewasa dapat terjadi akibat asupanzinc > 150 mg/hari ( 10 kali dosis yang direkomendasikan) dalam jangka panjang. Dosis tinggizinc dalam jangka panjang dapat menurunkan konsentrasi lipoprotein dan absorpsi tembaga.h. Aturan Pemakaian
Zinc diberikan 1x sehari 1 tab diminum sebelum makan.
i. Lama Penggunaan Obat
Zinc diberikan selama 10 hari meski pasien sudah tidak mengalami diare.j. Harga Obat
Zincare (brand name) adalah nama dagang dari Zinc sulphatemonohydrate.
iii. KIE
a. Komunikasi kepada dokter yang merawat pasien
Melaporkan adanya penurunan frekuensi diare dan muntah pasien dan kenormalan cairan tubuh.
b. Komunikasi untuk tenaga kerja yang merawat pasien
Perlu monitoring kadar cairan tubuh
Perlu monitoring frekuensi diare dan muntah pada pasien
Penggunaan infus RL dengan kecepatan 20 tetes/menit diberikan hingga kadar Na dan K normal, sehingga perlu pengecekkan ulang kadar Na dan K setelah pemberian infus RL.
c. KIE untuk keluarga pasien
Cara minum obat dan frekuensinya
Nama ObatJadwal MinumJumlahManfaatHal yg perlu diperhatikan
Loperamid3xsehari, setelah BAB, maks 8x1Mengatasi diare-
Amoxicillin 500mg3xsehari1Membunuh bakteri-
Kaolin pektin3xsehari1Adsorben-
Zinc 20 mg3xsehari1Meningkatkan imunitas-
d. KIE untuk pasien
Memberikan jadwal minum obat pada pasien seperti yang diberikan kepada keluarganya.
Motivasi untuk memperbanyak minum dan istirahat, mengurangi makanan berserat dan yang dapat merangsang pengeluaran asam lambung, serta perbaikan sanitasi dan higenitas untuk mencegah GEA dan dehidrasi terjadi kembali.
iv. Monitoring
Hal yang perlu dimonitoring dari pengobatan adalah:
ObatMonitoringTarget Keberhasilan
KeberhasilanEfek Samping Obat
LoperamidDiare-Frekuensi diare berkurang sampai berhenti
AmoxicillinBakteri penyebab infeksi-Bakteri mati
Kaolin PektinToksik dalam tubuh-Toksik dalam tubuh keluar
ZincImunitas tubuh-Meningkatkan imunitas tubuh
RLNa dan K-Keadaan elektrolit Na dan K kembali normal
D. Kesimpulan1. Problem medik pasien sesuai diagnosis adalah Gastroenteritis Akut dan problem diluar diagnosis adalah demam disertai pingsan akibat dehidrasi.2. Penatalaksanaan terapi farmakologi untuk mengatasi Gastroenteritis Akut adalah dengan pemberian Loperamid HCl 3xsehari 1 tabel setelah BAB dan maksimal 8x pemberian dalam sehari; Amoxicillin 3xsehari 1 tablet 500 mg setelah makan; kaolin pectin 3xsehari; Zinc 3xsehari 1 tablet 20 mg. Terapi non farmakologi yang disarankan adalah memperbanyak minum air putih dan istirahat, dan mengurangi makanan yang berserat dan yang merangsang pengeluaran asam lambung, serta perbaikan sanitasi.
3. Penatalaksanaan dehidrasi dengan infuse RL 20 tetes/menit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Ringer Laktat (Lactate Ringer Injection USP), Jawa Timur: PT. Widatra Bhakti, Pandaan .Anonim, 2013, http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/3138 /Motilex.aspx. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014.
Anonim. 2012. http://www.dechacare.com/New-Guanistrep-P584.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014.
Anonim. 2013. http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/ 3250/Zincare.aspx. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014.
Berardi, R.R., et al,. 2009. Handbook of Non-Prescription Drugs: an interactive appoarch to self care. Washington: American Pharmacist Association, page 9.Delign, Judith Hopfer. 2004. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta: EGC
Diskin, Arthur. 2009. Gastroenteritis. www.medscape.com. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014.
Frances K. Widmann. 1992. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 9 cetakan ke-1. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.Makmuri, Gunadi S, MS. 1994. Tuberculosis Paru: Skema pengobatan Tbc anak, Pedoman Diagnosis danTerapi. 124.
Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Spruill,J.William& Wade, E.William. 2008. Diarrhea, Constipation, and Irritable Bowel Syndrome in: Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc
Tjay.T.H., dan Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Voight. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi V. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.Yaswir, Rismawati, Ira Ferawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(2), 4-6