34
LAPORAN HASILTUTORIAL LBM 4 BLOK 3.3 KELOMPOK 7 Prestian Indra Yulianto 13623 Fania Sari Kinanti 13627 Fera Krisna Nuryani 13631 Meilia Putri Utami 13643 Irena Sandra Dewi 13646 Lalu Arif Sofyan N 13659 Tri Handayani P 14190 Anisa Rimadhani 14195 Aprilia Putri S 14196 Fitria Ermawita 14200 Jihanni Mustika M 14203 Zumira Fastawa 14204 1

Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor

Citation preview

Page 1: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

LAPORAN HASILTUTORIAL LBM 4 BLOK 3.3

KELOMPOK 7

Prestian Indra Yulianto 13623

Fania Sari Kinanti 13627

Fera Krisna Nuryani 13631

Meilia Putri Utami 13643

Irena Sandra Dewi 13646

Lalu Arif Sofyan N 13659

Tri Handayani P 14190

Anisa Rimadhani 14195

Aprilia Putri S 14196

Fitria Ermawita 14200

Jihanni Mustika M 14203

Zumira Fastawa 14204

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

1

Page 2: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

2012/2013

AGENDA TUTORIAL

Pertemuan IHari : KamisTanggal : 20 Desember 2012Agenda : Step 1 – 5Kehadiran : 12 orangTidak Hadir : -

Pertemuan IIHari : KamisTanggal : 27 Desember 2012Agenda : Step 7Kehadiran : 11 orangTidak Hadir : 1

Ketua : Fania Sari Kinanti 13627

Sekretaris : Prestian Indra Yulianto 13623

Scriber : Fera Krisna Nuryani 13631

Anggota : Meilia Putri Utami 13643

Irena Sandra Dewi 13646

Lalu Arif Sofyan N 13659

Tri Handayani P 14190

Anisa Rimadhani 14195

Aprilia Putri S 14196

Fitria Ermawita 14200

Jihanni Mustika M 14203

Zumira Fastawa 14204

2

Page 3: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

SKENARIO

Aku tida mendengar suara itu

Ny W (27 thn), dirawat untuk ketiga kalinya di RS UGM bangsal jiwa dengan

diagnosa medis skizofrenia. Pasien dibawa masuk RS oleh keluarga karena keluyuran di

malam hari, teriak-teriak, dan tidak bisa tidur. Pasien memiliki riwayat halusinasi

auditori. Dora, mahasiswa keperawatan yang sedang praktek profesi segera melakukan

asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi dengan memperhatikan prinsip

merawat klien halusinasi.

STEP 1

- Skizofrenia : Gangguan mental yang ditandai dengan kelainan panca indra

- Halusinasi : suatu perasaa sensori berupa pendengaran padahal tidak ada

rangsang eksternal.

STEP 2

1. Bagaimana prinsip perawatan pasien dengan halusinasi?

2. Apa etiologi skizofrenia?

3. Apa faktor resiko skizofrenia?

4. Bagaimana terapi untuk skizofrenia?

5. Berapa persen faktor genetik mempengaruhi skizofrenia?

6. Apa saja manifestasi klinik skizofrenia?

7. Askep dan pengkajian pada kasus!

8. Apa saja tipe dari sizofrenia?

9. Apa saja fase dari skizofrenia?

10. Bagaimana peran keluarga dalam skizofrenia?

11. Sebutkan macam-macam halusianasi!

12. Bagaimana penatalaksanaa skizofrenia?

3

Page 4: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

13. Apa penyebab relapse selain putus obat? Faktor apa yang menyebabkan putus

obat?

14. Apa hubungan skizofrenia dengan halusinasi auditori?

15. Bagaimana penatalaksanaan halusinasi?

16. Apa saja komplikasi skizofrenia?

STEP 3

1. - Manajemen halusinasi

- Meningkatkan kualitas hidup

- Memandirikan pasien

2. Biologis, Biokimia, psikososial, perjalanan penyakit, dan komplikasi kelahiran.

3. - Riwayat skizofrenia - Status sosioekonomi

- Stres lingkungan - Laki-laki lebih besar resikonya

4. Terapi psikososial, biologis, hospitalisation, ECT.

5. - Kedua orang tua skizofrenia 40%

- Anggota saudara skizofrenia 8%

- Salah satu orang tua skizofrenia 12%

- 1% semua orang beresiko skizofrenia.

6. - Gejala positif meliputi : waham kebesaran, halusinasi

- Gejala negatif : penarikan diri, kurangnya spontanitas

Sulit kosentrasi, sulit tidur, primer & sekunder.

7. Pengkjian: jenis, isi, waktu, respon halusinasi, presposisi, presdiposisi.

Diagnosa: isolasi sosial, perubahan sensori: halusinasi, koping individu tidak

efektif.

8. - Skizofrenia simpleks

- Skizofrenia hebefrenia

- Skizofrenia paranoid

- Skizofrenia akut

- Skizofrenia residual

- Skizofrenia afektif

4

Page 5: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

- Skizofrenia katatonik

- Depresi pasca skizofrenia

- Skizofrenia terdisorganisasi

- Skizofrenia tak tergolongkan

- Skizofrenia kompleksi

9. 1. Prodomal 1. Aktif

2. fase aktif 2. Stabilisasi

3. Residual. 3. Stabil.

10. Support system, caregiver.

11. - Halusinasi penglihatan

- Halusinasi perabaan

- Halusinasi penciuman

- Halusinasi kinestetik

- Halusinasi pengecap

12. - Non farmakologik: terapi psikososial, biologis, suportif

- Farmakologik: anti psikotik,.

13. Karena adanya stressor

Penyebab putus obat karena faktor krluarga, harga, rasa.

14. L. Parietal verbal

L. temporal pendengaran

Kerusakan menyebabkan derajat halusinasi

15. Farmakologik: antipsikotik

Non farmakologik: ECT, TAK, terapi halusinasi.

16. Bunuh diri,melukai orang lain, penyalahgunaan obat, koplikasi pengobatan.

STEP 4

2. Biokimia: gangguan neurotransmitter, hormon

Biologi: faktor genetik

Psikososial: interaksi sosial, hubungan interpersonal terganggu.

5

Page 6: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

3. Usia akhir remaja sampai dewasa muda.

4. Biologis anti psikotik: untuk mengendalikan gejala

- ECT

Hospitalisasi dilakukan sampai fase stabil.

6. - Kognitif: sulit kosentasi

- positif: gajala dapat diobservsi.

8. - Skizofrenia simpleks: terjadi pada usia pubertas, terjadi kemunduran kemauan

- skizofrenia hebefrenia: terjadi pada dewasa, terjadi kesulita berfikir

- Skizofrenia paranoid: terdapat gejala halusinasi, ansietas

- Skizofrenia katagonik: terjadi pada usia 30 thn, biasanya psikomotor terganggu

- Skizofrenia tak terinci: emosi mudah berubah

9. Prodomal menarik diri

Aktif terdapat gangguan realita

Residual lepas dari skizofrenia tetapi masih mempunyai gejala sisa.

11. H.kinesteik: halusinasi gerak ( merasakan bagian tubuh seakan-akan terlepas)

H.kanestetik: merasakan gerakan pada tubuh.

6

Page 7: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

1. Halusinasi:

7

Skizofrenia

Etiologi

komplikasi Tipe Fase Tanda dan gejala

Faktor resiko

ASKEPTerapi farmako+non farmako

Penatalaksanaan

Tipe

Halusinasi

Page 8: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

- prinsip perawatan pasien halusinasi

- mekanisme dan hubungan skizofrenia dengan halusinasi auditori

2. Skizofrenia:

- penatalaksanaan skizofrenia

- gejala skizofrenia

- fase skizofrenia

3. ASKEP kasus

STEP 7

1. a. Prinsip perawatan halusinasi meliputi:

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi

terapeutik

Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

Observasi tingkah laku klien yg terkait dengan halusinasinya : bicara dan

tertawa tanpa stimulus, dan memandang kekiri, kekanan, depan seolah ada yang

mengajak klien

Melibatkan klien dalam TAK

Diskusikan dengn keluarga (pada saat keluarga berkunjung- pada saat kunjungan

rumah) gejala halusinsi, cara yang dapat dilkukan, cara merawat keluarga yang

halusinasi

Ajarkan klien program pengobatan secara optimal

Menyamakan persepsi jika klien bertnya nyatakan secara sederhana pada

perawat bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang sama (tidak mendengar)

Sarankan dan kuatkan penggunaan interpersonal dalam memenuhi kebutuhan.

8

Page 9: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

b. Gangguan halusinasi dengar berhubungan dengar berhubungan dengan

kerusakan lobus temporal dan parietal. Dimana lobus temporal ini merupakan

pusat primer dan sekunder pendengaran( auditori) sedangkan parietal memiliki

peran dalam verbal. Halusinasi dengar pada skizofrenia ini dikarenakan

kerusakan lobus tersebut. Pasien skizofrenia ketika berhalusinasi akan berbicara

saat halusinasinya muncul. Maka kerusakan lobus satu dan yang lainnya

memiliki keterkaiatan.

2. a. Penatalaksanaan skizofrenia:

non farmakologik:

a. Terapi perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial

untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri,

latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong

dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan,

seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi

perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara

sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b. Terapi berorintasi-keluarga

----Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan

dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali

seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun

intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang

dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan

kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas

mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan

aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal

dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan dari penyangkalan tentang

keparahan penyakitnya.

9

Page 10: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

----Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa

menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa

terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian

terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahuna tanpa

terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,

masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin

terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau

suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial,

meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien

skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam

cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

d. Psikoterapi individual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam

pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu

dan menambah efek terapi farmakologis.Suatu konsep penting di dalam

psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatuhubungan

terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi

olehdapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan

pasien, dan keikhlasan ahl terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.

Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan

di dalam pengobatanpasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali

sulit dilakukan; pasien skizofreniaseringkali kesepian dan menolak terhadap

keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikapcuriga, cemas,

bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang

10

Page 11: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

cermatdari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan

kepekaan terhadapkaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang

prematur dan penggunaan namapertama yang merendahkan diri. Kehangatan

atau profesi persahabatan yang berlebihan adalahtidak tepat dan kemungkinan

dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

e. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,

menstabilkanmedikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau

membunuh, prilaku yang sanga kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi

kebutuhan dasar.

Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah

ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan

penyesuaian yang dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan.

Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuhserta keluarga pasien

tentang skizofrenia.

Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu

mereka menyusunaktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit

tergantung dari keparahan penyakitpasien dan tersedianya fasilitas pengobatan

rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakitharus memiliki orientasi praktis

ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup,pekerjaan, dan

hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk

mengikatpasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat

perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam

memperbaiki kualitas hidup.

f. Terapi Elektro Konvulsif Terapi (ECT).

Farmakologik:

a. Antipsikotik Konvensional

11

Page 12: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik

konvensional.

Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek

samping yang

serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :

1. Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)

2. Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)

3. Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

4. Prolixin (fluphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik

konvensional,

banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical

antipsycotic.

Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama,

pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesan

menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti.

Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian

antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil

secarareguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang

lama (long acting)dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot

formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih

dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot

formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic.

b. Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip

kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan

dengan antipsikotik konvensional.

Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :

· Risperdal (risperidone)

· Seroquel (quetiapine)

12

Page 13: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

· Zyprexa (olanzopine)

Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-

pasien dengan Skizofrenia.

b. Gejala skizofrenia

Gejala positif

Simtom-simtom positif mencakup hal-hal yang berlebihan dan distorsi,

seperti halusinasi dan waham. Simtom-simtom ini sebagian besarnya,

menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.

Delusi (atau dikenal juga dengan istilah waham)

Halusinasi dan Gangguan Persepsi lain

Gejala negatif

Simtom-simtom negatif skizofrenia mencakup berbagai defisit

behavioral, seperti avoilition, alogia, anhedonia, afek datar, dan

asosialitas.

Avoilition : apati atau avoilition merupakan kondisi kurangnya energi

dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan

apa yang biasanya merupakan aktivitas rutin. Pasien dapat menjadi

tidak tertarik untuk berdandan dan menjaga kebersihan diri, dengan

rambut yang tidak tersisir, kuku kotor, gigi yang tidak disikat, dan

pakaian yang berantakan. Mereka mengalami kesulitan untuk

melakukan aktivitas sehari-hari dalam perkerjaan, sekolah, dan rumah

tangga dan dapat menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan

duduk tanpa melakukan apa-apa.

13

Page 14: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

Alogia : merupakan suatu gangguan pikiran negatif, alogia dapat

terwujud dalam beberapa bentuk. Dalam miskin percakapan, jumlah

total percakapan sangat jauh berkurang. Dalam miskin isi percakapan,

jumlah percakapan memadai, namun hanya mengandung sedikit

informasi dan cenderung membingungkan serta diulang-ulang.

Anhedonia : ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan. Ini

tercermin dalam kurangnya minat dalam berbagai aktivitas

rekreasional, gagal untuk mengembangkan hubungan dekat dengan

orang lain, dan kurangnya minat dalam hubungan seks. Pasien sadar

akan simtom-simtom ini dan menuturkan bahwa apa yang biasanya

dianggap aktivitas yang menyenangkan tidaklah demikian bagi

mereka.

Afek Datar : pada pasien yang memiliki afek datar hampir tidak ada

stimulus yang dapat memunculkan respons emosional. Pasien menatap

dengan pandangan kosong, otot-otot wajah kendur, dan mata mereka

tidak hidup. Ketika diajak berbicara, pasien menjawab dengan suara

datar dan tanpa nada. Afek datar terjadi pada 66 persen dari suatu

sampel besar pasien skizofrenia (Sartorius dkk., 1974). Konsep afek

datar hanya merujuk pada ekspresi yang tampak dan tidak pada

pengalaman dalam diri pasien, yang bisa saja sama sekali tidak

mengalami pemiskinan.

Asosialitas : beberapa pasien skizofrenia mengalami ketidakmampuan

parahdalam hubungan sosial, yaitu disebut asosialitas. Mereka hanya

memiliki sedikit keterampilan sosial yang rendah, dan sangat kurang

berminat berkumpul bersama orang lain.

c. Fase Skizofrenia

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase

prodromal, fase aktif dan fase residual seperti yang diuraikan di bawah ini :

14

Page 15: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

a. Fase prodromal ditandai oleh timbulnya gejala-gejala skizofrenia yang

tidak begitu spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari

satu tahun sebelum gejala psikotiknya menjadi jelas. Gejala tersebut

meliputi menurunnya fungsi sosial juga fungsi interpersonal pada

seseorang seperti ketidakmampuan bekerja, mengurus kebersihan diri,

respon emosional yang tidak sesuai, memunculkan pemikiran dan

pembicaraan yang aneh, dan kurangnya inisiatif untuk melakukan sesuatu.

b. Fase aktif ditandai oleh munculnya sedikitnya dua gejala positif seperti

delusi, pembicaraan yang kacau, gangguan perilaku, dan gejala negatif

seperti halusinasi kurangnya pembicaraan, inisiatif dan minat untuk hidup

yang terjadi selama kurang lebih satu bulan.

c. Fase residual ditandai oleh meunculnya gejala yang sama dengan fase

prodormal namun gejala positifnya sudah berkurang. Disamping gejala

gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga

mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan,

mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan atensi, konsentrasi, hubungan

sosial (Nantingkaseh, 1997; Halgin dan Whitbourne, 1997).

3. Askep

ASKEP SKIZOFRENIA (NANDA, NOC, and NIC Linkages)

Diagnosis : Thought process disturbed, definition disruption in cognitive

operations and activities.

Outcome#1: Cognition, definition: ability to execute complex mental process

Major intervention : Environmental management: safety

Outcome#2: Cognitive orientation, definition ability to identify person,

place, and time accurately.

Major intervention : reality intervention.

Outcome#3: Distorted thought self-control, definition self-restraint of

disruptions in perception thought process, and thought content

Major intervention : delusion management, hallucination management.

15

Page 16: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

Outcome#4 : Information processing, definition ability to acquire, organize,

and use information.

Major intervention : cognitive stimulation.

Outcome#5 : Memory, definition ability to cognitively retrieve and report

previously stored information.

Major intervention : memory training.

Outcome#6 : neurological status;consciousness, definition arousal,

oriebtation, and attention to the environment.

Major intervention : neurologic monitoring.

NoDx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. Resiko mencederai diri sendiri/orang lain/lingkungan b.d halusinasi pendengaran

TUM :

Klien tidak mencederai orang lain

Tuk 1 :

Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Ekspresi wajah bersahabat menunjukan rasa senang ada kontak mata. Mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengungkapkan masalah yang dihadapi.

1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.

1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal2. Perkenalkan diri dengan sopan3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai kx4. Jelaskan tujuan pertemuan5. Jujur dan menepati janji6. Tunjukan sikp simpati dan menerimaapa adanya7. Beri perhatian pada kebutuhan dasar klien

16

Page 17: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

2. TUK 2 :

Klien dapat mengenal halusinasinya

1. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekunsi dan situasi yang menimbulkan halusinasi

1) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinsinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus memandang kekiri/ke kanan/ ke depan seolah-olah ada teman bicara

17

Page 18: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

NoDx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

2. Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasi nya

2) Bantu klien mengenal halusinasinya :

8. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi,

9. Tanyakan apakah ada suara yang didengar

10. Jika klien menjawab ada, lanjutkan : apa apa yang dikatakan

11. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)

12. Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien

13. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.

14. Jika Klien

18

Page 19: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

tidak sedang berhalusinasi klari fikasi tentang adanya pengalaman halusinasi.

3) Diskusikan dengan klien :

15. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi ( jika

sendiri, jengkel / sedih)

Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang sore, dan

malam atau sering dan kadang-kadang)

4) Diskusikan dengan klien bagaimana perasaannya jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, senang) dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

3. TUK 3 :

Klien dapat mengontrol halusinasinya

1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendali-kan

1) Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)

2) Diskusikan manfaat

19

Page 20: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

halusinasinya2. Klien dapat

menyebutkan cara baru

dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian

3) Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :

NoDx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan klien

4. Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinyaKlien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok

16. Katakan : “saya tidak mau dengar/lihat kamu” (pada saat halusinasi terjadi)

17. Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakap cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar / dilihat

18. Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak sempat muncul

19. Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika tampak bicara sendiri

Bantu Klien

memilih dan

melatih cara

memutus

halusinasi secara

20

Page 21: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

bertahap

Beri

kesempatan untuk

melakukan cara

yang dilatih.

Evaluasi hasilnya

dan beri pujian

jika berhasil

4) Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

4. TUK 4 :

Kilen dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendali kan halusinasi

1) Anjurkan Klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi

2) Diskusikan dengan keluarga )pada saat keluarga berkunjung/pada saat kunjungan rumah)

20. Gejala halusinasi yang di alami klien

21. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi

22. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama

23. Beri informasi waktu follow up

21

Page 22: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

atau kapan perlu mendapat bantuan halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain

22

Page 23: Laporan Hasil Tutorial LBM 4 Blok 3.3 Kelompok 2

NoDx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

5. TUK 5 :

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat

2. Klien dapat mendemontrasi kan penggunaan obat dgn benar

3. Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat

4. Klien memahami akibat berhenti minum obat tanpa konsultasiKlien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat

3) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,efek samping dan manfaat obat

4) Anjurkan Klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya

5) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan

6) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi

7) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar

23