Upload
risa-maulida-widjaya
View
96
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dsagdfshfxgjxfjfgkj
Citation preview
MODUL DASAR SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tutorial ke-1
Laporan Sub Modul 1
KELOMPOK 7
Syaeful Firdaus 2011730107
Ikrom Mullah 2011730041
Annisa Tri Handayani 2011730010
Nindhita Ayu Andhini 2011730075
Nabilla Syafrilia 2011730070
Dita Kunti Heru putri 2011730025
Risa Maulida 2011730094
Rani Anggraini 2011730085
Suci Sukmawati 2011730105
Tutor : dr. Pitut Aprilia Savitri
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya pada
kelompok VII sehingga dapat menyelesaikan laporan PBL (Program Based Learning) sistem
Muskuloskeletal ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Laporan ini penulis buat dengan tujuan memenuhi tugas dan untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang struktur sel, fisiologi sel dan proses biokimia di dalam sel
yang akan dipelajari dalam sistem Muskuloskeletal nantinya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan ini. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang destruktif untuk perbaikan laporan ini.
Terimakasih penulis ucapkan kepada tutor kelompok VII dr. Pitut Aprilia Savitri yang
telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Terimakasih juga pada semua
pihak yang telah membantu dalam tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data
hingga mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat kepada kelompok VII pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Jakarta, Oktober 2011
Penulis
1
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR…...………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...…...4
1.2Tujuan Pembelajaran……...……………………………………………………………….4
BAB II ANALISA MASALAH……………………………………………………………………………….6
2.1 Skenario……………………………………………………………………………….6
2.2 Klarifikasi Kata Sulit………………………………………………………………….6
2.3 Klarifikasi Kata Kunci………………………………………………………………...7
2.4 Identifikasi Masalah dengan Rumusan Pertanyaan…………………………………...7
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………….9
3.1 Sistem Alat gerak tubuh……………..………………………………………………..9
3.2 pengertian tulang, sendi dan otot serta fungsi………………………………………..11
3.3 Mekanisme fisiologi tulang sendi dan otot…………...……………………………...13
3.4 Mekanisme histologi tulang sendi dan otot.…………………………………………14
3.5 Anatomi tulang sendi dan otot……………………………………………………….21
3.6 Mekanisme kontraksi dan relaksasi takbir, rukuk, sujud berjalan mengetik&duduk..24
3.7 topografi innervasi extremitas……………………………………………………......29
3.8 Peran zat gizi serta biokimia pada tulang, sendi, dan otot……………...……………29
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..40
2
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..40
4.2 Saran……………………………………………………………………………....40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………41
REFLEKSI………………………………………………………………...………….42
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Muskuloskeletal adalah sistem yang mempelajari alat gerak tubuh yang meliputi tulang,
sendi dan otot. Yang terbagi dari extremitas atas dan extremitas bawah. Di extremitas
atas tersusun dari Skapula hingga phalanges, dan extremitas bawah tersusun dari Gluteus
Maximus hingga phalanges.
Di tulang sendi dan otot juga ada anatomi tulang sendi dan otot. Yang menjelaskan apa
apa saja bagian bagian yang ada di tubuh kita. Serta kita juga menjelaskan tentang
fistologi histologi dan biokimia mengenai tulang sendi dan otot yang dimulai dari kepala
hingga kaki.
1.2 Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh
Mampu menjelaskan tentang anatomi sendi lutut, tangan dan kaki
4
Mampu menjelaskan tentang lingkup gerak sendi masing-masing sendi lutut,
tangan, dan kaki
Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh manusia, dengan
memperhatikan factor stuktur histologi tulang, sendi dan otot.
Mampu menjelaskan topografi innervasi extremitas
Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh manusia, dengan
memperhatikan faktor struktur fifiologi tulang, sendi dan otot.
Mampu menjelaskan peran berbagai zat gizi dan substrat kimia lainnya dalam
struktur biokimia
BAB II
ANALISA MASALAH
5
2.1 Skenario
Pada saat sholat, kita harus melakukan gerakan takbir, sujud, rukuk dan duduk.
Pada saat bekerja dengan menggunakan computer kita harus menggerakkan jari-jari tangan
kita.
Pada saat jalan-jalan di Mall, kaki dipergunakan untuk berjalan.
2.2 Klarifikasi Kata Sulit
Topografi innervasi extremitas = system saraf
Substrat kimia
2.3 Klarifikasi Kata Kunci
Gerakan takbir, sujud, rukuk dan duduk
Gerakan kaki berjalan
Kaki untuk berjalan
2.4 Identifikasi Masalah dengan Rumusan Pertanyaan
1) Apa yang dimaksud dengan sistem alat gerak tubuh?
2) Apa yang dimaksud dengan tulang, sendi, dan otot beserta fungsinya?
3) Jelaskan mekanisme alat gerak ditinjau dari fisiologi tulang, sendi, dan otot?
4) Jelaskan mekanisme alat gerak ditinjau dari histologi tulang, sendi, dan otot?
5) Sebutkan dan jelaskan anatomi tentang sendi, tulang, dan otot?
6) Jelaskan mekanisme dari kontraksi dan relaksasi otot ketika takbir, sujud, rukuk, berjalan,
mengetik dan duduk?
7) Jelaskan tentang topografi innervasi extremitas?
6
8) Apa peranan berbagai zat gizi dan subsrat kimia dalam struktur biokimia dalam tulang,
sendi, dan otot
BAB III
3.1 PEMBAHASAN
1. Pengertian
• Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan hubungan kerja sama antara otot (alat gerak aktif), tulang (alat gerak pasif), sendi dan saraf dengan suatu mekanisme tertentu sehingga menimbulkan suatu rangsangan atau gerakan.
• Otot adalah alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi (memendek)• Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah akibat tekanan yang
mengenai tulang. • Sendi adalah hubungan antar tulang.• Saraf adalah jaringan yang mengatur kerja sama,menyalurkan rangsangan dr dan ke alat-
alat tubuh.
Macam Gerak secara Umum
Gerak secara umum terbagi menjadi 2, yaitu :1. Gerak sadar• Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori,
dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor yaitu suatu alat indra. Contohnya gerakan takbir, gerakan rukuk, gerakan sujud, gerakan duduk, gerakan jari tangan dan berjalan
2. Gerak Refleks• Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Mekanisme Gerak Refleks
7
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara otot, tulang, sendi dan saraf dalam suatu sistem gerak.
Alat Gerak
Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang.
Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
menegakkan tubuhsebagai alat gerak pasiftempat melekatnya otot-otot rangkamelindungi alat-alat yang vital seperti otak,
jantung, paru-paru dan lain sebagainyatempat pembentukan sel-sel darah
8
tempat deposit kalsium dan fosfat
Macam-macam Tulang
Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya maupun berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (kondroblas).
Tulang keras / sejati (osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras. Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf dan pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan nutrisi bagi osteosit.
9
Berdasarkan matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:
tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih
Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
10
tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil
tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas tulang
belakang
Osifikasi (proses penulangan)
Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun atas tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra epifise, yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit). Pada orang yang masih dalam pertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi karena aktivitas osteoklas yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga itu berisi sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran antara lemak dan sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
1. tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan
2. osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun melingkar membentuk suatu sistem Havers, yang banyak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf
3. osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah mendapatkan tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan mengeras
11
4. terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas
5. bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat menyebabkan tulang tumbuh memanjang
6. di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebut artikulasi (persendian) yang saling berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri atas dua tipe makromolekul, yaitu proteoglikan meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air. Hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
12
Kolagen yaitu komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin ke arah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan. Di samping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
Beberapa komponen penunjang sendi:
Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang
tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiarthrosis atau sinfibrisis dan diartrosis:
a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerak (yang tidak dapat digerakkan). Ada dua tipe utama sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
13
b. Amfiartrosis atau Sinfibrosis
Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contohnya sendi antara tulang betis dan tulang kering, ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang rusuk.
c. Diartrosis Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa. Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan.Diartrosis meliputi beberapa macam persendian.Berdasarkan arah gerak yang ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi yang dijelaskan sebagai berikut.
Macam Macam Jenis Sendi
1. Sendi EngselSendi engsel adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah. Contohnya, Persendian pada tulang siku dan lutut.
Gambar Sendi Engsel
2. Sendi PelanaSendi pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contohnya, Persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.
14
Gambar Sendi Pelana
3. Sendi PutarSendi putar adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga menimbulkan gerak rotasi. Contohnya, Tengkorak dengan tulang atlas dan radius dengan ulna.
Gambar Sendi Putar
4. Sendi GeserSendi geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak rata dan tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid. Contohnya, Persendian pada hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
15
5. Sendi LuncurSendi luncur adalah persendian tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan melengkung ke depan, ke belakang atau memutar. Contohnya, Skapula dengan klavikula dan karpal dengan metakarpal.
Gambar Sendi Luncur
6.SendiPeluruSendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara persendian yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contohnya, Tulang lengan atas dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul.
Gambar Sendi Peluru
7. Sendi Elipsoid / KondiloidMirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan
16
Gambar Sendi Elipsoid
Menurut sumber lain macam-macam hubungan diartrosis:
1. Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga menghasilkan gerakan geser dan tidak berporos. Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan kaki).
2. Sendi engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini berporos satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku, lutut dan ruas antar jari.
3. Sendi ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk oval, dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak ke kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.
4. Sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan ini memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan antara tulang kepala dan tulang atlas.
5. Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya, hubungan antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.
6. Sendi peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.
Otot
Otot disebut juga alat gerak aktif karena memiliki kemampuan berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang.
Fungsi Otot - Otot-otot merupakan alat gerak aktif. Otot mempunyai tiga kemampuan spesifik berikut.
17
a) Kemampuan untuk memendek (berkontraksi) disebut kontratibilitasb) .Kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat
kontraksi otot disebut ekstensibilitas. Saat otot kembali ke ukuran semula, otot disebut dalam keadaan relaksasi.
c) Kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah kontraksi atau ekstensi disebut elastisitas
Setiap otot memiliki dua atau lebih tendon (ujung otot). Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, sedang yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.
Otot dibungkus oleh selaput yang disebut fasia superfisialis, sebenarnya disusun oleh kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh selaput fasia propia. Satu serabut otot dibungkus oleh selaputsarkolemma, dan dibentuk oleh banyak miofibril. Satu miofibril disusun oleh banyak sarkomer dimana tiap sarkomer tersusun dari aktin danmiosin.
18
Beginilah struktur otot manusia
a.Otot LurikOtot lurik atau disebut juga dengan otot rangka karena melekat pada rangka dan berfungsi menggerakkan rangka. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau miofibril yang berinti banyak. Miofibril dalam plasma berwarna gelap dan terang, tersusun teratur, dan tampak bergaris sehinggadisebut otot seran lintang atau otot lurik.
Miofibril membentuk kumpulan serabut yang disebut otot atau daging. Tiap kumpulan serabut dilindungi oleh selaput yang disebut fasia propria, sedangkan otot atau daging dilindungi oleh selaput fasia superfisialis.
Biasanya gabungan otot berbentuk kumparan dengan bagian tengahnya menggelembung disebut empal atau ventrikel. Sementara itu, bagian tepi gabungan otot tersebut mengecil disebut urat otot atau tendon. Bagian empal dapat berkontraksi mengerut dan mengendur. Setiap otot memiliki dua buah tendon atau lebih. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, sedangkan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.
Otot lurik disebut otot sadar karena bekerjanya dikendalikan oleh kehendak kita. Kontraksinya cepat, tidak teratur, dan mudah lelah. Otot lurik dapat bergerak karena rangsang berupa panas, dingin, arus listrik, dan rangsang kimia.
19
b. Otot Jantung atau MyocardiumOtot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini secara anatomis mempunyai ciri seperti otot lurik, tetapi berinti banyak dan terletak di tengah. Otot jantung mempunyai cabang-cabang yang menghubungkan sel satu dengan selsel lain disebut anastomosis. Batas antarselnya tampak jelas dan disebut diskus interkalaris.
c. Otot PolosSel-sel otot polos mempunyai bentuk seperti gelendong, berinti satu, dan terdapat di tengah. Miofibril berwarna polos (tidak berwarna gelap dan terang). Kerja otot polos adalah tidak sadar (tidak dipengaruhi kehendak), lambat, teratur, dan tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada dinding saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan pembuluh darah sehingga sering disebut otot alat-alat dalam.
Cara otot menggerakkan tulang
Rangsang yang datang dari otak akan diteruskan ke otot olehasetilkolin, suatu zat yang berfungsi menghantarkan rangsang (impuls). Rangsang yang tiba di otot akan menyebabkan terbentuknya ikatan antara aktin dan miosin membentuk aktomiosin. Bila terbentuk aktomiosin, otot akan memendek (berkontraksi) sehingga dapat menggerakkan tulang.
20
Arah gerak otot
Otot-otot yang menimbulkan arah gerak yang berlawanan disebut ototantagonis. Arah gerakan yang antagonis dapat berupa:
ekstensor (meluruskan) x fleksor (membengkokkan) abduktor (menjauhi badan) x adduktor (mendekati badan) depresor (menurunkan) x elevator (mengangkat) supinasi (menengadah) x pronasi (menelungkup)
Contoh otot antagonis adalah otot bisep (otot ber-origo dua) dan otot trisep (otot ber-origo tiga).
Otot-otot yang bekerjasama untuk menimbulkan suatu gerak searah disebut otot sinergis. Contoh gerak sinergis adalah gerak pronasi (menelungkupkan telapak tangan) yang timbul karena kerjasama otot pronator teres dan pronator kuadratus.
3) Mekanisme kerja system alat gerak tubuh manusia, dengan memperhatikan factor struktur fisiologi tulang,sendi dan otot.
Pembahasan fisiologi :
Alat gerak terbagi tiga bagian :
1. MYOLOGI (Otot)
2. OSTEOLOGI (Tulang)
3. SENDI (ARTICULASIO)
21
1.Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi .
Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang istirahat.
1. Fungsi : Untuk menggerakkan skelet
2. Untuk menghasilkan panas
3. Untuk mempertahankan sikap badan
Mekanisme Gerak secara Umum
Otot lurik (alat gerak aktif) - terdapat serabut otot - naerobic - sarkomer terdiri dari :
•Pita I : naerobi tipis/aktin
•Pita A : naerobi tebal/naero
•Garis Z : yang menghubungkan naerobi tipis dari 2 sarkomer yang berdampingan
•Zona H : daerah yang lebih terang di pita A tempat naerobi tipis tidak bertemu
•Garis M : protein penunjang yang menahan naerobi tebal secara naerobi di dalam
setiap tumpukan
- diantara 2 sarkomer terdapat naerobi tipis :
22
• Saat kontraksi : naerobi tipis tersebut tergelincir masuk naerob pusat pita A, naerobi tipis menarik garis Z melekat satu sama lain sehingga sarkomernya memendek (pita I memendek dan zona H memendek)
• Saat relaksasi : kembali ke posisi semula
• Kontraksi otot - naero - sumber naero ATP (naero kimia menjadi kerja mekanis) - ATP diperoleh dari naerobic karbohidrat dan lemak - lemak digunakan untuk aktivitas ringan - karbohidrat penting digunakan sebagai campuran untuk aktivitas yang berat - glukosa dalam darah masuk ke dalam sel - menjadi piruvat (oksigen cukup) - siklus asam sitrat -- naerobic yang disebut glikolisis naerob - glukosa menjadi CO2 dan H2O - menghasilkan ATP, tetapi jika oksigen tidak mencukupi maka piruvat tidak masuk siklus asam trikarboksilat melainkan direduksi menjadi laktat ( glikolisis naerobic)
2.tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah akibat tekanan yang mengenai tulang.
Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut dan matriks.
Tulang bersifat keras karena klasifikasi matriks ekstraselnya dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik.
3.sendi
Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebutartikulasi. Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan diartrosis.
Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini penghubungnya adalah jaringan ikatyang kelak akan mengalami osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura)
Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh tulang rawan. Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang rusuk.
Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi
23
4 ) Jelaskan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensiasi dan mengandung protein
kontraktil. Struktur biologis protein ini membangkitkan tenaga yang diperlukan untuk
kontraksi sel, yang menghasilkan gerakan di organ tertentu tubuh dan tubuh secara
keseluruhan. Kebanyakan sel otot berasal dari mesoderm, dan sel –sel ini terutama
mengalami diferensiasi melalui proses pemanjangan secara berangsur, sekaligus sintesis
protein myofibril.
Tiga jenis jaringan otot pada mamalia dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi dan
fungsional dengan struktur yang disesuaikan dengan peran fisiologinya.
1. Otot rangka
Terdiri atas serabut otot, berkas-berkas sel silindris yang sangat panjang (sampai 30 cm)
dan berinti banyak dengan diameter 10-100 µm. Inti yang banyak ini terjadi akibat
peleburan mioblas mononuclear embrional (precursor sel otot). Inti lonjong umumnya
terdapat di tepian sel di bawah membrane sel. Inilah yang membadakan otot rangka
dengan otot jantung dan otot polos yang intinya terdapat di tengah. Kontraksi otot rangka
cepat, kuat dan biasanya dipengaruhi kehendak (volunter).
Massa serabut yang menyusun berbagai jenis otot tidak berkelompok secara acak namun
tersusun dalam berkas-berkas teratur namun oleh beberapa struktur:
a. Epimisium, yakni suatu selubung luar jaringan ikat padat yang mengelilingi seluruh otot.
b. Perimysium, yakni septa tipis jaringan ikat menyusup ke dalam, dan mengelilingi berkas
serabut didalam otot. Jaringan ikat di sekitar masing-masing berkas serabut otot.
c. Endomisium, selapis halus jaringan ikat yang mengelilingi serabut otot, yang terdiri dari
atas sebuah lamina basal dan serat-serat retikulin.
d. Serabut otot, serabut yang memenuhi jaringan endomisium.
e. Sarkolema, membrane yang melapisi suatusel otot yang fungsinyasebagai pelindung otot.
f. sarkoplasma, cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibril berada.
24
g. Miofibril, adalah serat-serat pada serabut otot, yakni berkas-berkas filament silindris
panjang yang memenuhi sarkoplasma. Memiliki diameter 1-2 µm dan berjalan paralel
terhadap sumbu panjang serabut otot, yang terdiri atas deretan sakromer yang tersusun
seperti rantai yang berhubungan dari ujung ke ujung. Di bawah mikroskop, miofibril akan
tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) dibentuk
oleh myosin dan pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin
h. Sarkomer, yakni subunit terkecil yang berulang-ulang dari myofibril, terbentang dari
garis Z ke garis Z. Susunan lateral sarkomer di myofibril yang bersebelahan,
menyebabkan keseluruhan serabut otot memperlihatkan pola garis melintang yang khas.
2. Otot jantung
Sel otot jantung tersusun berderet seperti rantai, sel-selnya membentuk membentuk tautan
yang rumit diantara cabang-cabangnya yang terjulur. Sel di dalam serabut seringkali
bercabang dua dan bersambung dengan sel rantai yang berdekatan. Akibatnya jantung
terdiri atas berkas-berkas sel yang teranyam erat sedemikian rupa sehingga damat
menimbulkan gelombang kontraksi khas yang berakibat pemerasan isi ventrikel jantung.
Sel otot jantung dewasa bergaris tengah lebih kurang 15 µm dan panjangnya antara 85-100
µm. memiliki hanya satu atau dua inti sel pucat yang terletak di tengah.
Di sekeliling sel-sel otot terdapat selubung halus jaringan ikat yang mengandung
jalinan kapiler luas. Terdapat diskus interkalaris, yakni garis gelap melintang yang
melintasi deretan sel-sel jantung dengan interval tidak teratur, yang merupakan kompleks
pertautan yang terdapat pada pertemuan atar sel-sel otot jantung yang bersebelahan. Dapat
berupa garis lurus atau berpola seperti tangga, dan dua daerah dapat dikenali dari pertautan
mirip tangga ini.
Terdapat bagian transversal yang berjalan tegak lurus terhadap serabut, terdapat fasia
adherens membrane khusus yang paling mencolok pada bagian transversal diskus,
sebagai tempat penamban filament aktin dari sarkomer terminal dan merupakan pita hemi-
Z . Makula adherens (desmosome) juga pada bagian tranversal dan mengikat sel jantung
agar sel jantung tidak terpisah oleh aktivitas kontraktil yang konstan.
25
Bagian lateral yang paralel terhadap mikrofilamen, terdapat taut rekah untuk pertukaran
ion antara sel bersebelahan secara konstan, manfaatnya membuat sel bekerja sebagai
suatu sinsitium, yang menimbulkan kontraksi yang berpindah dari sel ke sel dalam
bentuk gelombang.
Perbedaanya dengan otot rangka yaitu system tubulus yaitu tubulus T yang terdapat pada
ketinggian garis Z bukan pada batas A-I pada otot rangka. Kemudian reticulum
sarkoplasma yang tidak begitu berkembang dan berpindah-pindah tidak teratur dalam
miofilamen, menyebabkan berkas mifibril menjadi tidak jelas.
Mengandung banyak mitokondria yang menempati 40% atau lebih volume sitoplasma,
yang mencerminkan kebutuhan akan metabolism anaerob yang terus menerus. Sedangkan
pada otot rangka mitokondria hanya menempati 2%. Otot atrium dan vesikel memiliki
sedikit perbedaan. Pada atrium tubulus T lebih sedikit dan selnya lebih kecil, sedangkan
susunan miofilamennya sama.
3. Otot polos
Terdiri dari sel panjang tanpa garis melintang dan setiap sel dibungkus oleh lamina basal
dan jaringan serat retikulin. Keduanya berfungsi menggabungkan kekuatan yang
dibangkitkan oleh masing-masing serabut otot polos menjadi aksi bersama contohnya
gerakan peristaltic usus.
Berbentuk fusiformis, yakni lebar dibagian tengahnya dan runcing dibagian ujung.
Ukurannya antara 20 µm pada pembuluh darah kecil sampai 500 µm pada uterus dimasa
kehamilan.
Setiap sel memiliki inti dipusat pada bagian sel yang paling lebar. Agar dapat berhimpit
bagian sel yang sempit terletak berdampingan dengan bagian sel yang lebar pada sel
tetangga.
Pada kutub-kutub inti, berkumpul mitokondria, poliribosom, sisterna reticulum
endoplasma, dan kompleks golgi. Seringkali terdapat vesikel pinositotik dekat permukaan
sel.
26
Terdapat reticulum sarkoplasma rudimenter, retukulum ini terdiri atas system membrane
yang tertutup, mirip reticulum sarkoplasma pada otot rangka, tubulus T tidak ditemui
pada sel otot polos.
Tulang
Merupakan unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang penyangga struktur otot,
melindungi organ vital yang terdapat di dalam tengkorak dan rongga dada dan
menampung sumsum tulang tempat sel darah dibentuk. Berfungsi juga sebagai cadangan
kalisium, fosfat, dan ion lain yang dapat disimpan atau dilepaskan secara terkendali untuk
mempertahankan konsentrasi ion-ion penting dalam cairan tubuh.
Tulang terdiri dari berbagai komponen-komponen:
1. Matriks tulang, adalah materi antar sel berkapur yang terdiri dari 50% bahan
anorganik yaitu paling banyak adalah kalium dan fosfor, juga bikarbonat, sitrat,
magnesium, kalium dan natrium. Bahan organic dalam matriks adalah kolagen tipe I
dan substansi dasar. Yang mengandung agregat proteoglikan dan beberapa
glikoprotein structural spesifik.
2. Osteoblast, yaitu sel yang menyintesis unsur organic matriks yang sudah tua dengan
cara mensekresinya dan menghasilkan lapisan matriks baru (yang belum berkapur)
yaitu osteoid (proses aposisi tulang).
3. Osteosit , sel yang berasal dari osteoblast yang terletak di dalam lacuna bersama
sedikit matriks yang tidak mengapur diantara lemela-lamela matriks. Hanya ada satu
osteosit dalam satu lacuna.
4. Osteoklas, adalah sel motil bercabang yang sangat besar, bagian selnya melebar
mengandung 5 sampai 50 inti atau lebih. Pada daerah terjadinya resorbsi tulang,
osteoklas terdapat dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks,
yang dikenal sebagai lacuna howship. Berasal dari penggabunggan sel-sel sumsum
tulang.
27
5. Periosteum, terdiri atas lapisan luar serat-serat kolagen dan fibroblast. Berkas serat
kolagen yang disebut serat Sharpey. Masuk ke matriks tulang dan mengikat
periosteum pada tulang. Bagian dalamnya banyak mengandung sel-sel yang mirip
fibroblast yang disebut osteoprogenitor.
6. Havers (osteon), yakni seluruh kompleks lamel tulang konsentrik yang mengelilingi
suatu saluran yang mengelilingi pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat longgar.
7. Endosteum, yakni jaringan yang melapisi semua rongga dalam tulang dan terdiri atas
selapis sel osteoprogenitor gepeng dan sejumlah kecil jaringan ikat, oleh karena itu
lebih tipis dari periosteum.
8. Tulang kompakta yaitu tulang yang padat, dan tulang berongga.
Jelaskan mengenai tulang, sendi dan otot di tinjau dari histologi..
Tulang rawan
Tulang rawan merupakan bentuk khusus jaringan ikat dengan konsistensi matriks
ekstrasel yang keras yang memungkinkan jaringan ini menahan stress mekanik.
Fungsinya adalah sebagai menyangga jaringan lunak, karena permukaannya lentur dan
licin tulang rawan merupakan peredam penturan dan dan daerah pergerakan sendi dan
memudahkan pergerakan tulang, dan penting untuk pembentukan tulang-tulang panjang
baik sebelum atau sesudah lahir.
Substansi-substansi yang terdapat pada tulang rawan antara lain:
1. Sel kondrosit, yakni sel yang menyintesis dan mengekskresi matriks ekstrasel .
2. Matriks ekstrasel yang luas yang terdiri dari substansi dasar.
3. Lacuna, yakni rongga-rongga matriks tempat beradanya kondrosit.
4. Perikondrium, yakni selubung jaringan ikat yang menyelubungi tulang rawan di
kebanyakan tempat.
28
5. Tulang rawan hialin, berfungsi sebagai kerangka sementara sampai tulang ini menjadi
tulang sejati. Terdapat dipermukaan sendi yang dapat bergerak, di dinding jalan napas
(hidung , laring, trakea, bronkus), di ujung ventral tulang rusuk tempat persendian rusuk
dengan sternum, dan di lempeng epifisis.
6. Tulang rawan elastis, Tulang rawan elastis identik dengan tulang rawan hialin,kecuali
banyaknya kandungan elastis halus yang terbentuk jalinan, ditemukanmenyatu dengan
tulang rawan hialin. Ditemukan di aurukula telinga,dinding liang telinga luar, tuba auditorius,
epiglotis, dan tulang rawan kuneiformis laring.
7. Fibriokartilago, jaringan intermediat antara jaringan ikat padat dan tulang rawan
hialin. Ditemukan di diskus intervertebralis, ditempat beberpa ligament pada permukaan
tulang rawan dari tulang, dan disimfisis fubis.
Sendi
Sendi merupakan derah tulang yang ditutupi dan dikelilingi jaringan ikat yang menahan
tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan diantaranya. Sendi ada beberapa
jenis yaitu:
1. Diartrosis, adalah sendi yang umumnya menyatukan tulang-tulang panjang seperti
siku dan lutut. Pada diartrosis ligament atau suatu simpai jaringan ikat
mempertahankan kontak kedua tulang. Simpai terdiri dari 2 lapisan, lapisan fibrosa
dan lapisan synovial. Simpai membungkus sebuah rongga sendi tertutup yang
mengandung cairan synovia.
2. Sinartrosis, sendi yang memiliki sedikit gerakan atau tidak sama sekali. Berdasarkan
jaringan yang memisahkan tulang dibedakan menjadi sinostosis, sinkondrosis dan
sindesmosis.
3. Sinostosis, yaitu tulang yang disatukan oleh jaringan tulang yang tidak mungkin ada
gerakan lagi contohnya tulang tengkorak dan jaringan ikat padat.
4. Sinkondrosis, sendi yang disatukan oleh tulang rawan hialin. Contohnya penyambung
iga pertama pada sternum.
29
5. Sindesmosis, sendi yang memungkinkan sedikit pergerakan, yaitu tulang yang
dipersatukan oleh ligament interoseus dari jaringan ikat padat, misalnya simfisis
pubis. Cairan synovia yaitu cairan kental, transparan dan tanpa warna berfungsi
sebagai pelumas dan pemasok nutrient untuk tulang rawan yang avascular
5) Anatomi tulang, sendi dan otot pada alat gerak
TULANG
Ekstremitas atas :
a) Osteo clavicula
b) Osteo scapula
c) Osteo humerus
d) Ostero radius
e) Osteo ulna
f) Osteo carpus
g) Osteo metacarpus
h) Osteo phalanx
2. Ekstremitas bawah :
a) Osteo coxae
b) Osteo femur
c) Osteo patella
d) Osteo tibia
e) Osteo fibula
f) Osteo tarsus
g) Osteo metatarsus
h) Osteo phalanx
Stuktur tulang
a) Matriks
30
b) Osteoblas
c) Osteosit
d) Osteoklas
e) Lakuna
f) Kanalikuli
g) Endosteum
h) Periosteum
Matriks
Bahan Anorganik
Kalsium Magnesium
Fosfor Kalium
Bikarbonat Natrium
Sitrat
Bahan Organik
Kolagen I
Substansi Dasar
a) proteoglikan
b) glikoprotein
Osteoblas
a) Sintesis komponen organik matriks tulang
b) Permukaan tulang
Aktif :
a) Kuboid-silindris
b) Sitoplasma basofilik
31
Pasif :
a) Gepeng
b) Sitoplasma Basofilik Menurun
Osteosit
a) Lamela matriks
b) Gepeng & berbentuk kenari
c) Retikulum endoplasma kasar sedikit
d) Kompleks golgi & kromatin inti >padat
Osteoklas
a) Sel motil bercabang
b) 5-50 inti
Fungsi :
a) Tempat sekresi kolagenase & enzim
b) Memompa proton ke dalam kantung subseluler
c) Melarutkan kristal garam kalsium
d) Aktivitas dikendalikan sitokin & hormone
Endosteum dan Periosteum
Periosteum terdiri dari lapisan luar serat-serat kolagen & fibroblas. Sedangkan
endosteum terdiri dari selapis sel osteogprogenitor gepeng & sejumlah kecil jaringan
ikat
Fungsi :
32
Memberi nutrisi kepada jaringan tulang & menyediakan osteoblas baru secara kontinu
untuk perbaikan/pertumbuhan tulang
Bentuk dan jenis tulang
Berdasarkan jaringan & bentuk fisik :
Tulang Rawan (kartilago) : tulang yang tidak mengandung pembuluh darah & saraf
a) Tulang rawan hialin
warna putih kebiru-biruan
serat kolagen & chondrosit
saring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian
depan, cuping hidung, & rangka janin
b) Tulang Rawan Elastis
serabut-serabut elastis
daun telinga, tuba eustachii, & telinga
c) Tulang Rawan Fibrosa
bundel-bundel serat kolagen
discus diantara tulang vertebrae & simphisis pubis diantara 2 tulang pubis
2. Tulang Keras (osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang(osteoblas) ruang antar sel tulang
keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, dan bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsim karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat
(Ca(PO4)2 yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah
yang berfuingsi mengatur kehidupan sel. Tulang keras berfungsi untuk menyusun
sistem rangka.
33
Tulang terbagi atas:
1. tulang pipih :
osteo cranium
osteo scapulao
osteo costae
2. tulang pipa
osteo ulna
osteo rasdius
osteo tibia
osteo fibula
osteo femur
osteo phalanx
3. tulang pendek
osteo vertebrae
4. tulang tak berbantuk
tulang tulang di sekitar wajah
PERSENDIAN
Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan
dua tulang tersebut disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia,
yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
1. Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat
dibedakan menjadi dua:
Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat
fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
34
Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan.
Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
Hubungan antar tulang yang membentuk tengkorak kepala adalah artikulasi yang rapat
dan tidak memungkinkan pergerakan sama sekali.
2. Amfiartrosis. Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan
dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal. Di bagian
luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar. Struktur pada amfiartrosis
masih memungkinkan pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya
sebatas gerak mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini
adalah hubungan antartulang belakang (Gambar 4.12).
Hubungan antartulang belakang termasuk contoh persendian amfiartrosis.
3. Diartrosis. Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh
jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak
dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk
persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas.
Berdasarkan arah gerakan yang dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Sendi Peluru. Sendi peluru mampu melakukan gerakan ke banyak arah. Sendi ini
merupakan sendi yang paling bebas melakukan gerakan. Contohnya, sendi gelang
bahu dan sendi gelang panggul (Gambar 4.13).
Sendi peluru memungkinkan pergerakan ke banyak arah.
b. Sendi Putar. Sendi putar mampu melakukan gerakan berputar yang bertumpu pada
satu sumbu. Contohnya, sendi yang menghubungkan tulang atlas dan tulang
tengkorak, serta tulang pengumpil dengan tulang hasta (Gambar 4.14).
Sendi putar memungkinkan pergerakan berputar.
35
c. Sendi Engsel. Sendi engsel mampu melakukan gerakan satu arah, mirip engsel
pintu. Contohnya, pada siku, lutut, dan ruas-ruas jari.
Sendi engsel memungkinkan pergerakan satu arah.
d. Sendi Elipsoid. Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki
bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena
itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru.
Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan
(Gambar 4.16).
Sendi elipsoid memiliki bonggol yang ujung-ujungnya sedikit oval.
e. Sendi Pelana. Sendi pelana adalah hubungan antartulang yang kedua ujung
tulangnya membentuk hubungan mirip seperti pelana dan tubuh orang yang
menunggangi kudanya. Misalnya, sendi yang dibentuk oleh tulang-tulang telapak
tangan dan tulang pergelangan tangan. Sendi pelana memungkinkan pergerakan mirip
pelana dengan penunggang kuda.
f. Sendi Luncur. Sendi luncur adalah hubungan antartulang yang kedua ujung
tulangnya sedikit rata sehingga terjadi gerakan menggeser. Contohnya, persendian
yang dibentuk oleh tulang-tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, serta
antartulang selangka.
Sendi luncur memungkinkan gerakan menggeser.
OTOT
Otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi
otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot
dapat memanjang dan memendek.
Otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1. Otot Polos
36
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
2. Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu
nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Kontraksi otot lurik
berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak
dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan
keras.
3. Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta
reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke
luar jantung.
Otot Ekstremitas Atas:
a) M. Biceps Brachii
b) M. Trapezius
c) M. Deltoideus
d) M. Infraspinatus
e) M. Brachioradialis
37
f) M. Ekstensor Carpi Radialis Longus
g) M. Anconeus
h) M. Ekstensor Carpi Radialis Bervis
i) M. Ekstensor Digitorum
j) M. Teres Minor
k) M. Ekstensor Carpi Ulnaris
l) M. Teres major
m) M. Latissimus Dorsi
n) M.TricepsBrachi
Otot Ekstremitas Bawah:
a) M.gluteus maximus
b) M.gluteus medius
c) M.biceps femoris
d) M. semitendinosus
e) M.semi membranosus
f) M. gastrocnemius
g) M.soleus
h) M.ektensor digitorum longus
i) M.ektensor hallucis longus
j) M.Iliopsoas
k) M.tensor fasciae latae
l) M.pectineus
m) M.sartorius
n) M.adductor longus
o) M.quadeiceps femoris
p) M.gracilis
6) Mekanisme ketika takbir, rukuk, sujud, duduk, mengetik dan berjalan.
1. Ketika takbir.
38
Gerakan punggung elevasi
Gerakan lengan bawah pronasi
39
Gerakan tangan flexi
Rangka ekstremitas atas
40
OTOT YANG TERLIBAT
a) M. Biceps Brachii
b) M. Trapezius
c) M. Teres Minor
d) M. Teres major
e) M. Latissimus Dorsi
f) M. Triceps Brachii
g) M. Brachioradialis
h) M. Ekstensor Carpi Radialis Long
i) M. Ekstensor Carpi Radialis Bervis
j) M. Anconeus
k) M. Ekstensor Digitorum
2. M. Ekstensor Carpi Ulnaris
41
42
b. rukuk
Gerakan punggung elevasi
Gerakan pergelangan tangan Gerakan badan flexi
TULANG YANG TERLIBAT
1. Os.clavicula2. Os.scapula3. Os.humerus4. Os.radius5. Os.ulna6. Os.carpal7. Os.metacarpal8. Os.phalang
43
9. Os.femur10. Os.patella11. Os.tibia12. Os.fibula13. Os.tarsus
SENDI YANG TERLIBAT
1. Articulatio acromioclavicularis
2. Articulatio Humeri
3. Articulatio cubiti
4. Articulatio radioulnaris distalis
5. Articulatio coxae
6. Articulatio genus
7. Articulatio talocruralis
8. Articulatio Subtalaris
44
OTOT FLEKSOR
1. M.deltoideus
2. M.pectoralis mayor
3. M.biceps brachii
4. M.brachialis
5. M.brachioradialis
6. M.pronator teres
7. M.flexor carpi radialis
8. M.ekstensor carpi radialis longus
9. M.palmaris longus
10. M.flexor carpi ulnaris
11. M.flexor digitorum superfisialis
12. M.flexor digitorum profundus
OTOT EKTENSOR
1. M.trapezius
2. M.infraspinatus
3. M. teres minor
4. M.latissimus dorsi
5. M. anconeus
6. M.ektensor carpi radialis brevis
7. M.ektensor digitorum
8. M.ektensor carpi ulnaris
OTOT EKTREMITAS BAWAH RUKU
1. M.gluteus maximus
2. M.biceps femoris
3. M. semitendinosus
4. M.semi membranosus
5. M. gastrocnemius
6. M.soleus
45
SUJUD
Gerakan badan : flexi Gerakan tangan : flexi Gerakan jari kaki :
ekstensi
Gerakan sendi bahu : elevasi Gerakan kaki : plantar flexi
46
Os. Pada ekstremitas atas : Os. Pada ekstremitas bawah :
a. Os.clavicula a. Os. femur
b. Os.scapula b. Os. patella
c. Os.humerus c. Os. tibia
d. Os.radius d. Os. fibula
e. Os.ulna e. Os. tarsus
f. Os.carpal f. Os. metatarsus
g. Os.metacarpal g. Os. phalang
h. Os.phalang
Sendi yang terlibat :
a. Articulatio atlas
b. Articulatio acromioclavicularis
c. Articulatio humeroulnaris
d. Articulatio humeoradialis
e. Articulatio radioulnaris proximalis
f. Articulatio radioulnaris distalis
g. Articulatio coxae
h. Articulatio genus
i. Articulatio talocruralis
j. Articulatio Subtalaris
47
k. Articulatio metatarsophalangeae
l. Articulatio interphalangeae pedis
Otot fleksor : Otot ekstensor:
a. M.deltoideus a. M.trapezius
b. M.pectoralis mayor b. M.infraspinatus
c. M.biceps brachii c. M. teres minor
d. M.brachialis d. M.latissimus dorsi
e. M.brachioradialis e. M. anconeus
f. M.pronator teres f. M.ektensor carpi radialis brevis
g. M.flexor carpi radialis g. M.ektensor digitorum
h. M.ekstensor carpi radialis longus h. M.ektensor carpi ulnaris
i. M.palmaris longus
j. M.flexor carpi ulnaris
k. M.flexor digitorum superfisialis
l. M.flexor digitorum profundus
Otot ekstremitas bawah sujud :
a) M.gluteus maximus
b) M.gluteus medius
c) M.biceps femoris
d) M. semitendinosus
e) M.semi membranosus
f) M. gastrocnemius
g) M.soleus
h) M.ektensor digitorum longus
i) M.ektensor hallucis longus
j) M.Iliopsoas
k) M.tensor fasciae latae
l) M.pectineus
m) M.sartorius
48
n) M.adductor longus
o) M.quadeiceps femoris
p) M.gracilis
49
DUDUK
Gerakan paha : flexi Gerakan telapak kaki : flexi
50
Gerakan lengan bawah : pronasi
Os. Pada ektremitas bawah : Sendi yang terlibat :
a. Os.coxae a. Articulatio coxae
b. Os.femur b. Articulatio genus
c. Os.patella c. Articulatio tibiofibularis
d. Os.tibia d. Articulatio talocruralis
e. Os.fibula e. Articulatio calcaneocuboidea
f. Os.tarsus f. Articulatio talotarsalis
g. Os.metatarsus
h. Os.phalangs
51
Otot ekstremitas bawah duduk :
a. M.Iliopsoas
b. M.tensor fasciae latae
c. M.pectineus
d. M.sartorius
e. M.adductor longus
f. M.quadeiceps femoris
g. M.gracilis
h. M.gluteus maximus
i. M.gluteus medius
j. M.biceps femoris
k. M. semitendinosus
l. M.semi membranosus
m. M. gastrocnemius
n. M.soleus
o. M.ektensor digitorum longus
p. M.ektensor hallucis longus
52
53
Kegiatan mengetik.
Hal yang terlibat dalam mengetik.
a. Tulang (osteo)
b. Otot (myology)
c. Sendi (articulation)
d. Saraf (neurology)
54
Tulang yang terlibat :
Ekstremitas atas
a. Os.Humerus
b. Os.Radius
c. Os.Ulna
d. Os.carpi
e. Os.metacarpi
f. Os.Phalangs
No Nama sendi Jenis Sendi Gerakan
1 Articulasio humeri (sendi bahu) Sendi peluru (Anteversio (flexio)
2 Sendi Siku,
a. Articulasio humero ulnaris Sendi engsel Fleksi
b. Articulasio humero radilalisSendi engsel, Sendi konoid
Fleksi, Pronasi
c. Articulasio radioulnaris proksimal Sendi kisar Pronasi
3 Sendi radioulnaris distal Sendi Kisar Pronasi
4 Sendi carpometacarpal ibu jari Sendi Pelana Abduksi
5 Sendi carpometacarpal (II-V) Sendi DatarMacam-macam gerakan yang berbeda
6 Sendi metacarpo palangea Sendi pelana Fleksi
7 Sendi Interphalangea jari tangan Sendi engsel Fleksi
Otot yang terlibat.
55
a. M.Brachialis
b. M.triceps brachii
c. M.anconeus
d. M.fleksor carpi radialis
e. M.palmaris longus
f. M.fleksor digitorum superficialis
g. M.fleksor carpi ulnaris
h. M.brachioradialis
i. M.ekstensor carpi radialis longus
j. M.ekstensor carpi radialis brevis
k. M.ekstensor pollicis longus
l. M.ekstensor indicis
m. M.ekstensor pollicis brevis
n. M.abductor pollicis brevis
o. M.lumbricales I-IV
p. M.biceps brachii
q. M.deltoides
r. M.teres major
Mekanisme berjalan
Gerakan jalan dari sikap berdiri tegak pada kedua kaki dimulai dengan pemindahan berat
badan ke satu kaki. Antefleksi tungkai kiri dilakukan oleh M. Illio psoas dan M. rectus
femoralis, dengan demikian kaki terangkat dari tanah.
Titik berat bergerak ke depan sehingga tidak terdapat lagi di atas salah satu kaki. Akibatnya,
badan jatuh ke depan dan bersamaan dengan itu terjadi planto fleksi kaki oleh kontraksi M.
triseps dan tumit terangkat dari tanah. Dengan demikian, titik berat yang tadinya turun, naik
kembali
Tulang yang terlibat.
56
a) Os.coxae (os.iliuim, ischium,pubis)
b) Os.Femur
c) Os.Patella
d) Os.Tibia
e) Os.Fibula
f) Os. Carpalia
g) Os Calcaneus
h) Os Cuneiforme I
i) Os Tarsalia
j) Os Cuneiforme II
k) Os Naviculare
l) Os Cuneiforme III
m) Os Cuboideum
n) Os. Metacarpalia
o) Os.Phalanges
Sendi panggul(Articulatio coxae)
Sendi peluru(Articulatio spheroidea)
Fleksi (anterversi)Ekstensi (retroversi)
Sendi lutut(Articulatio genus)
Sendi engsel(Trochoginglymus)
FleksiEkstensi
Sendi pergelangan kaki(Articulatio talocruralis)
Sendi engsel(Ginglymus)
Fleksi plantarFleksi dorsal
Sendi intertarsala) Articulatio cuneonavicularisb) Articulationess intercuneiformesc) Articulatio cuneocuboidea
Sendi kaku(Amphiarthroses)
Gerakan minimal pada deformasi kaki sewaktu meletakan kaki ke tanah
Otot yang terlibat
1. M. obturatorius internus
57
2. M. gamellus superior
3. M. gamellus inferior
4. M. quadriceps femoris
5. M. Sartorius
6. M. tensor fasciae latae
7. M. pectineus
8. M. gracilis
9. M. fibularis (peroneus) brevis
10. M. gastrocnemius
11. M. plantaris
12. M. popliteus
13. M. tibialis posterior
14. M. flexor digitorium longus
15. M. flexor hallucis longus
16. M. Gluteus medius
17. M. adductor brevis
18. M. adductor longus
19. M. adductor magnus
20. M. biceps femoris
21. M. semitendinosus
22. M. semimembranosus
23. M. tibialis anterior
24. M. extensor hallucis longus
25. M. extensor digitorium longus
26. M. fibularis (peroneus) tertius
27. M. fibularis (peroneus) longus
28. M. Gluteus minimus
29. M. Gluteus maximus
30. M. Piriformis
7) Topografi Innervasi Ekstremitas atas dan bawah
58
Saraf
Saraf atau Nerve/Nervus ialah suatu struktur mirip tali yang terdiri dari sekumpulan serat
sarafyang menghantarkan impuls dari satu bagian system saraf pusat ke beberapa tubuh
lainnya.
Secara anatomis terbagi dua yaitu susunan saraf pusat dari otak menuju ke medulla spinalis
yang terdapat di cranium dan kanalis vertebralis. Dan satu lagi yaitu susunan saraf tepi yang
meliputi susunan saraf lain.
Macam-macam saraf :
Saraf sensoris : saraf yang membawa impuls dari reseptor
Saraf konektor : saraf yang menghubungkan saraf sensoris dan saraf motorik di medula
spinalis pada gerak refleks
Saraf motoris :saraf yang membawa impuls dari sistem saraf pusat efektor.
Ekstremitas atas
n. musculocutaneus
n. medianus
n. axillaris
n. radialis
n. ulnaris
59
Ekstremitas bawah
n. femoris
pada saat sujud
Semua saraf pada tangan
Semua saraf pada pinggul dan tungkai
Otot punggung kaki
60
Pada saat mengetik
Otot eminentia hinaris
Otot telapak tangan
Pada saat berjalan
N.Gluteus superior
N.ischiadicus
N.tibialis
N.Suralis
N.Plantars lateralis
N.plantars medialis
Pembuluh darah
Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2 yang berasal dari sirkulasi
sistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan, masuk ke
ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paru untuk di-
61
oksigenasi kembali. Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen akan masuk melalui
vena pulmonalis menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuju
sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta. Demikian seterusnya. Secara umum, pembuluh
darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi pembuluh yang membawa darah
menjauhi jantung (arteri) dan menuju jantung (vena).
Arteri
Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya
adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk
dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang
keluar langsung dari ventrikel kiri jantung.
Pendarahan arteri ekstremitas atas
Pendarahan ekstremitas atas disuplai oleh a.aksilaris, yang merupakan cabang dari
a.subclavia (baik dextra maupun sinistra). A.aksilaris ini akan melanjutkan diri
62
sebagai a.brachialis di sisi ventral lengan atas, selanjutnya pada fossa cubiti akan bercabang
menjadi a.radialis (berjalan di sisi lateral lengan bawah, sering digunakan untuk mengukur
tekanan darah dan dapat diraba pada anatomical snuffbox) dan a.ulnaris (berjalan di sisi
medial lengan bawah). A.radialis terutama akan membentuk arkus volaris profundus,
sedangkan a.ulnaris terutama akan membentuk arkus volaris superfisialis, yang mana kedua
arkus tersebut akan mendarahi daerah tangan dan jari-jari.
Pendarahan arteri ekstremitas bawah
Pendarahan ekstremitas bawah disuplai oleh a.femoralis, yang merupakan kelanjutan
dari a.iliaka eksterna (suatu cabang a.iliaka communis, cabang terminal dari aorta
abdominalis). Selanjutnya a.femoralis memiliki cabang yaitu a.profunda femoris, sedangkan
a.femoralis sendiri tetap berlanjut menjadi a.poplitea. A.profunda femoris sendiri memiliki
empat cabang a.perfontrantes. Selain itu juga terdapat a.circumflexa femoris
lateral dan a.circumflexa femoris medial yang merupakan percabangan dari a.profunda
femoris.
Arteri femoralis
A.poplitea akan bercabang menjadi a.tibialis anterior dan a.tibialis posterior. A.tibialis
anterior akan berlanjut ke dorsum pedis menjadia.dorsalis pedis yang dapat diraba di antara
63
digiti 1 dan 2. A.tibialis posterior akan membentuk cabang a.fibular/peroneal, dan a.tibialis
posterior pedis sendiri tetap berjalan hingga ke daerah plantar pedis dan bercabang
menjadi a.plantaris medial dana.plantaris lateral. Keduanya akan membentuk arcus
plantarisyang mendarahi telapak kaki.
Sedangkan di daerah gluteus, terdapat a.gluteus superior, a.gluteus inferior dan a.pudenda
interna. Ketiganya merupakan percabangan dari a.iliaca interna.
Vena
Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung (atrium
dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua vena-
vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena cava inferior.
Pendarahan vena ekstremitas atas
64
Vena-vena yang ada di tangan, seperti v.intercapitular, v.digiti palmaris dan v.metacarpal
dorsalis akan bermuara pada v.cephalicadan v.basilica di lengan bawah. Dari distal ke
proksimal, kedua vena ini akan mengalami percabangan dan penyatuan
membentukv.mediana cephalica, v.mediana basilica, v.mediana cubiti, v.mediana
profunda dan v. mediana antebrachii sebelum mencapai regio cubiti. Setelah regio cubiti,
vena-vena tersebut kembali membentuk v.cephalica dan v.basilica. V.basilica akan bersatu
dengan v.brachialis (yang merupakan pertemuan v.radialis dan v.ulnaris)
membentuk v.aksilaris di mana nantinya v.cephalica juga akan menyatu dengannya
(v.aksilaris). V.aksilaris akan terus berjalan menuju jantung sebagai v.subclavia lalu
beranastomosis dengan v.jugularis interna dan eksterna (dari kepala) membentuk
v.brachiocephalica untuk selanjutnya masuk ke atrium dextra sebagai vena cava superior.
Pendarahan vena ekstremitas bawah
Arcus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik melalui v.saphena
magna di bagian anterior medial tungkai bawah.V.saphena magna tersebut akan bermuara
di v.femoralis. Sedangkan v.saphena parva yang berasal dari bagian posterior tungkai bawah
akan bermuara pada v.poplitea dan berakhir di v.femoralis. V.tibialis anterior dan v.tibialis
65
posterior juga bermuara pada v.poplitea. Dari v.femoralis, akan berlanjut ke v.iliaca
externa lalu menujuv.iliaca communis dan selanjutnya v.cava inferior. Selain itu terdapat
juga v.glutea superior, v.glutea inferior dan v.pudenda interna di daerah gluteus, yang
bermuara ke v.iliaca interna
8) PERAN BERBAGAI ZAT GIZI DAN SUBSTRAT KIMIA LAINNYA DALAM
STRUKTUR BIOKIMIA
Energi yang digunakan dalam sistem gerak adalah dalam bentuk ATP (Adenin
Trifosfat). Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan
menghasilkan energi, dimana energi tersebut digunakan untuk membentuk sejumlah besar
ATP, dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel.
Sehingga ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua
mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung
dari ATP.
ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa
dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa
molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika
bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel lainnya. Enzim-enzim oksidatif yang
mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian
reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen
digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP
dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan
menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua
langkah reaksi kimia dalam tubuh.
Glikolisis merupakan salah satu bentuk metabolisme energi yang dapat berjalan secara
anaerobik tanpa kehadiran oksigen. Proses metabolisme energi ini mengunakan simpanan
glukosa yang sebagian besar akan diperoleh dari glikogen otot atau juga dari glukosa yang
terdapat di dalam aliran darah untuk menghasilkan ATP. Inti dari proses glikolisis yang
66
terjadi di dalam sitoplasma sel ini adalah mengubah molekul glukosa menjadi asam piruvat
dimana proses ini juga akan disertai dengan membentukan ATP.
Mokelul asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis ini dapat mengalami proses
metabolism lanjut baik secara aerobik maupun secara anaerobik bergantung terhadap
ketersediaan oksigen di dalam tubuh. Pada saat berolahraga dengan intensitas rendah dimana
ketersediaan oksigen di dalam tubuh cukup besar, molekul asam piruvat yang terbentuk ini
dapat diubah menjadi CO2 dan H2O di dalam mitokondria sel. Dan jika ketersediaan oksigen
terbatas di dalam tubuh atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat seperti saat
melakukan sprint, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam laktat.
Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber
glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan
apabila glukosaberasal dari glikogen otot. Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat
yang di hasilkan ini kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia.
Proses perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan
ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga
dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh,
Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat
untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida (CO2), ATP, NADH dan FADH2 melalui
tahapan reaksi yang kompleks. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses yang telah disebutkan
dapat dituliskan melalui persamaan reaksi sederhana sebagai berikut:
Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H2O ---> 2CO2+ CoA + ATP + 3 NADH +
3H + FADH2
Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat,
metabolisme energy dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui suatu proses
reaksi yang disebut sebagai proses fosforilasi oksidatif. Dalam proses ini, molekul NADH
dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah menjadi molekul ATP
dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan 3 buah molekul ATP dan dari 1 buah
molekul FADH2 akan dapat menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara
aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah
67
molekul ATP dan juga akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO2)
serta air (H2O). Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
Glukosa + 6O2 +38 ADP + 38Pi ---> 6 CO2 + 6 H2 O + 38 ATP
Rincian diatas dapat diringkas sebagai berikut;
Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
Siklus Krebs
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
Rantai Transport electron respirasi
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total ATP 38
Bentuk ATP inilah yang digunakan oleh tubuh dalam menunjang sistem gerak.
68
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari scenario satu ini kita bisa manyimpulkan bahwa alat gerak dibagi menjadi 2, yaitu
tersusun dari extremitas atas dan extremitas bawah. Dimana extremitas atas yang tersusun
dari scapula hingga phalanges. Dan extremitas bawah yang tersusun dari Coxea hingga
phalanges. Pada sistem alat gerak itu sendiri tersusun atas tulang, sendi dan otot. Serta kita
dapat memahami fisiologi, histologi, anatomi serta biokimia dari tulang, sendi dan otot. Dan
dari fisiologi dan anatomi tulang sendi dan otot itu, kita bisa mengetahui apa saja tulang
sendi dan otot pada saat kita melakukan gerakan shalat, berjalan dan mengetik
69
1.2 Saran
Dari PBL ini diharapkan setaip anak dapat memahami tentang sistem alat gerak tubuh,
tulang, sendi dan otot. Serta fisiologi, histologi, anatomi dan biokimia dari tulang sendi dan
otot. Kami harapkan dari PBL ini apa yang telah di diskusikan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
70
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Adaptasi_sel
http://ikdu.fk.ui.ac.id
http://askaryunusumi.blogspot.com/2009/05/komunikasi-antar-sel.html
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0114%20Bio%203-
1c.htm
www.nature.com/horizon/living/frontier/background/diseases.html
http://www.g-excess.com/9889/pengertian-dan-fungsi-sitoskeleton-serta-bagian-bagian-
sitoskeleton/
Stansfield, William D.; Colome, Jaime S; Cano, J Raul;. (1996). Mollecular and cell biology.
US America: McGraw-Hill Companies
Junqueira LC, Carneiro Jose. (2007). Histologi Dasar Teks dan Atlas Edisi 10. EGC;2007
Goodman Steven R. (2008). Medical Cell Biology Edisi ke Tiga: Academic Press
Biokimia kedokteran dasar, hal 136
Pengantar kimia buku panduan mahasiswa kedokteran, hal 12
71
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University
and Proffesional Dinsion.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
.
REFLEKSI
1. Apa yang telah dicapai oleh kelompok dalam pembahasan submodul tersebut?
Hasil yang kami dapatkan setelah diskusi kelompok yang dilakukan adalah
mengetahui dasar dari sistem musculoskeletal.
2. Apa yang belum tercapai oleh kelompok dalam pembahasan submodul
tersebut?
Tidak ada. Sesuai koreksi dari tutor kami, Dr. Pitut Aprilia Savitri. Pembahasan dari
sub modul 1 ini, pembahasan kami sudah mencakupi dari sasaran pembelajaran.
3. Sebutkan kekuatan kelompok dalam membahas submodul tersebut?
Semua anggota kelompok bertanggung jawab dengan masing-masing tugasnya dan
mau membantu satu sama lain apabila ada yang kesulitan dalam memecahkan satu
jawaban.
4. Sebutkan kelemahan kelompok dalam membahas submodul tersebut?
Perbedaan pendapat antar anggota dan kadang keinginan mendominasi dalam
kelompok menyebabkan timbulnya masalah dalam membahas submodul
72
5. Bagaimana rencana kelompok bila menghadapi masalah yang sama dikemudian
hari?
Dibicarakan secara baik-baik dengan semua anggota permasalahan yang terjadi dan
mencoba merendahkan egois masing-masing dalam kelompok agar terjalin hubungan
baik dengan anggota dan mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
73