106

LAPORAN - · PDF filei LEMBAR PENGESAHAN Laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan Masyarakat oleh Kelompok 148 di

  • Upload
    doananh

  • View
    252

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN

KKN SISDAMAS 2017

KELOMPOK 148

BERMEKAR POTENSI, WANGI INSPIRASI

DI DESA MEKARWANGI

Editor : Muhammad Kholid. SH., MH

Penulis :

Hafidz Ridwan, dkk.

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

Bermekar Potensi, Wangi Inspirasi di Desa Mekarwangi Buku ini adalah laporan hasil kegiatan KKN SISDAMAS UIN

Sunan Gunung DjatiBandung Tahun 2017 di Desa Mekarwangi Kecamatan

Haurwangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

ISBN

Tim Penyusun

Editor : Muhammad Kholid. SH., MH Penulis : Hapidz Ridwan, dkk. Layout : Firman Yudha Pratama Design Cover : Reno Tri Rahmansyah Kontributor : Cucu Ida Barokah, Dadang Abdullah, Erni Fitria, Imas

Maesyaroh, Jahida Wildani, M. Hafidz, Neni Sholihah, Ridwan Saprudin, Sairah, Tineu Istiqomah

Diterbitkan oleh:

Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Bekerjasama dengan:

Kelompok 148KKN SISDAMAS 2017 Desa Mekarwangi Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat oleh Kelompok 148 di Desa Mekarwangi Kecamatan Haurwangi

Kabupaten Cianjur dengan Judul “Bermekar Potensi, Wangi Inspirasi di

Desa Mekarwangi” telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 15 Maret 2017

Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Pusat Pengabdian Kepada

Masyarakt – LP2M UIN SGD Bandung

Muhammad Kholid. SH., MH

Nip. 198204272011011011

Dr. H. RamdaniWahyu Sururie, M.Ag

Nip. 197210302001121002

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita masih mempunyai

kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan laporan akhir kelompok

Kuliah Kerja Nyata (KKN) SISDAMAS 2017. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu memberi

inspirasi bagi kami untuk tetap peduli kepada sesama.

Alhamdulillah, penyusunan laporan akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

dengan segala partisipasinya kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, selaku penanggung jawab

pusat KKN SISDAMAS 2017 UIN Sunan Gunung Djti Bandung.

2. Kepala LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

3. Panitia pelaksana KKN SISDAMAS 2017 UIN Sunan Gunung Djati

Bandung, selaku pelaksanan coordinator kegiatan KKN SISDAMAS

2017 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

4. Bapak M. Kholid selaku Dosen Pembimbing Lapangan

5. Bapak Cecep Surahman selaku Kepala Desa Mekarwangi.

6. Masyarakat Desa Mekarwangi.

7. Teman-teman peserta KKN SISDAMAS 2017 khususnya kelompok

148 yang berlokasi di Kp Pasirjunti Desa Mekarwangi.

iii

8. Semua pihak yang telah membantu memperlancar dalam penyusunan

laporan akhir ini.

Akhirnya hanya do’a yang kami tuturkan semoga program yang telah

kami rencanakan dapat dilaksanakn dengan lancar dan mendapat ridho-Nya

dan semoga amal kebaikan kita semua diterima di sisi Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Bandung, 15 Maret 2017

Hormat Kami,

Kelompok 148

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ viii

PROLOG ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Dasar Pemikiran ............................................................................ 1

B. Permasalahan ................................................................................. 2

C. Fokus Program .............................................................................. 3

D. Sasaran Dan Target ....................................................................... 7

E. Jadwal Pelaksanaan Program ...................................................... 10

F. Pendanaan.................................................................................... 10

BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS ........................ 13

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ............................................ 13

B. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas......................................... 15

BAB III KONDISI WILAYAH DESA ..................................................... 32

v

A. Sejarah Singkat Desa ................................................................... 32

B. Letak Geografis ........................................................................... 33

C. Kondisi Geografis Desa .............................................................. 34

D. Monografi Desa ........................................................................... 36

E. Lembaga Pemerintahan Dan Lembaga Sosial Desa .................... 46

F. Sarana dan prasarana ................................................................... 54

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN .......................... 61

A. Kerangka Pemecahan Masalah.................................................... 61

B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada Masyarakat 66

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat ........................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDAS ...................................... 69

A. Kesimpulan.................................................................................. 69

B. Rekomendasi ............................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71

BIODATA TIM PENYUSUN ...................................................................... 72

LAMPIRAN .................................................................................................. 79

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 . Tabel Pesos Kebutuhan .................................................................. 19

Tabel 2 . Tabel Pesos Masalah ...................................................................... 20

Tabel 3 . Tabel Pesos Potensi ........................................................................ 21

Tabel 4 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Desa Mekarwangi ............. 35

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................ 38

Tabel 6 jenis Pekerjaan .................................................................................. 43

Tabel 7 Jenis Agama...................................................................................... 45

Tabel 8 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan .............................................. 55

Tabel 9 Data Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................ 58

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Soswal dan Rembug Warga ......................................................... 16

Gambar 2. Sinergi Program dengan DKM dan Remaja Masjid .................... 25

Gambar 3. Pelaksanaan Program Kuliah Subuh ............................................ 27

Gambar 4. Ust. Lili Berceramah tentang Islam dan Kebersihan ................... 29

Gambar 5. siswa berpamitan dengan Mahasiswa KKN Sisdamas ................ 31

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kuliah kerja nyata merupakan bentuk pelaksanaan tridarma yang

memiliki fungsi ganda dalam proses siklus pengetahuan. Pada satu sisi KKN

dapat menjadi media penerapan ilmu yang diperoleh oleh sivitas akademika

dimasyarakat. Di sisi lain, KKN dapat mengilhami mahasiswa untuk

mengembangkan ilmu yang selama ini degeluti dikampus. Dengan demikian

diharapkan terjadinya integrasi antara ilmu dan praktek yang padagilirannya

akan mewujudkan masyarakat yang melek pengetahuan dan pengetahuan

yang berbasis masyarakat.

KKN Sisdamas 2017 adalah terobosan baru dari Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Yakni KKN dengan perubahan

orientasi program yang semula KKN itu berbasis pembangunan

(Development) menuju basis pemberdayaan (empowerment). Dengan

paradigma bahwa sebenarnya masyarakat memiliki potensi dan kemampuan

untuk mengembangkan dirinya. Namun untuk mempercepat terjadinya hal itu

perlu adanya pendampingan yang seseuai dengan kebutuhan yang

semestinya.

Adapun fokus pemberdayaan yang dijadikan fokus oleh kelompok

148 dalah program Revitalisasi Fungsi Masjid dan Mushola. Adapun isi

program itu adalah mengadakan kajian-kajian keislaman, melatih anak-anak

untuk bisa Adzan. Dari kegiatan tersebut diharapkan peradaban islam akan

bangkit kembali dan semuanaya itu dimulai dari memakmurkan Masjid.

ix

PROLOG

SAMBUTAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji milik Alloh SWT semata yang telah memberikan

kenikmatan iman, islam dan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam semoga

terlimpah curahkan kepada Baginda Alam Nabi Besar Muhammad Saw, para

keluarganya, sahabatnya dan kepada umat yang senantiasi mengharapkan

syafa’atnya.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

(KKN-Sisdamas) yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan bentuk

nyata partisipasi civitas akademika di masyarakat dalam rangka melakukan

pengabdian dan pemberdayaan dengan menumbuhkan dan meningkatkan

kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki serta masalah yang

dihadapi. Peserta KKN Sisdamas dituntut untuk melakukan pendampingan

selama proses pemberdayaan berlangsung serta berperan aktif mengkader

beberapa warga masyarakat atau organisasi masyarakat (orgamas) sekitar

sebagai aktor terdepan (leading sector) dalam melakukan pemberdayaan.

Diantara lokasi yang menjadi wilayah KKN Sisdamas adalah Desa

Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur. Setidaknya diutus

sebanyak 40 peserta KKN Sisdamas yang berasal dari 3 kelompok, yaitu

x

Kelompok 38, 148, dan 258 terdiri dari berbagai jurusan dan fakultas di

lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selama 1 bulan lamanya

peserta KKN Sisdmas melakukan pengabdian diantaranya: mengajar di

sekolah-sekolah, madrasah, pengajian, dan lain-lain dan pemberdayaan

masyarakat diantaranya: penanggulangan sampah; revitalisasi fungsi masjid

dan musholla yaitu pembelajaran tilawah, adzan, shalawat, marawis, dll (soft

skill religion); dan revitalisasi fungsi karang taruna dan remaja masjid

dengan mengadakan acara penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan

remaja.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut

mensukseskan kegiatan KKN Sisdamas di Desa Mekarwangi diantaranya

LP2M (terutama Kapus Pengabdian Masyarakat) Pemdes, BPD, Toga, Topa,

Towa Desa Mekarwangi tidak lupa kepada seluruh para peserta KKN

Sisdamas terutama Kordes KKP, dan PJ Pemberdayaan yang telah

melaksanakan dan menjalankan kegiatan sesuai arahan yang diberikan DPL.

Semoga setiap perbuatan yang sudah dilakukan senantiasa mendapatkan

pahala dan ridho Alloh SWT.

Akhirnya, semoga buku laporan KKN Sisdamas di Desa Mekarwangi

ini dapat bermanfaat dan dijadikan pedoman untuk melakukan evaluasi

secara menyeluruh terhadap kegiatan KKN Sisdamas guna perbaikan

kegiatan KKN Sisdamas di masa yang akan datang. Mohon maaf apabila ada

perkataan yang kurang berkenan. Hanya kepada Alloh SWT kita berserah

diri.

xi

Wabillahitaufiq wal hidayah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandung, 14 Maret 2017

DPL,

Muhamad Kholid, S.H.,M.H.

NIP. 198204272011011011

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN) UIN Sunang

Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa

yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan

pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari

pembelajaran dengan masyarakat (learning with community)

sebagai bentuk pengamalan IPTEKS yang telah dipelajari oleh

para mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh karena itu,

KKN harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi

unuversitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu

memandu ilmu dalam bingkai ahklak karimah di Asean tahun

2025”. Sedangkan misi UIN adalah :

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang

profesional,akuntabel, dan berdaya saing tingkat nasional dan

Asean dalam rangka memperkuat pembangunan nasional.

2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian

ilmiah dengan bingkai akhlak karimah berbasis wahyu

memandu ilmu untuk mengembangkan pengetahuan dan

teknologi.

2

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan

memberdayakan masyarakat menuju tatanan masyrakat

madani yang demokratis dan berkeadilan.

4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang

berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship di

kalangan civitas akademika.

B. Permasalahan

Pada masyarakat Desa Mekarwangi kecamatan

Haurwangi Kabupaten Cianjur, terdapat beberapa permaslalahan

diantaranya masalahan sampah yang menumpuk di wilayah

perbatasan RW 1 dan RW 2. Sampah merupakan masalah umum

yang sering dialami oleh setiap desa, yang mana kurangnya

kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya.

Permasalahan lainnya yang dialami oleh masyarakat desa

mekarwangi adalah banyaknya remaja yang berperilaku

menyimpang seperti menggunakan narkoba dan meminum

minuman keras oplosan, tak jarang terdengar kabar ada beberapa

pemuda yang kedapatan meninggal dunia karena minuman

oplosan. Penyebab remaja berperilaku menyimpang diantaranya

adalah karena kurangnya perhatian dari keluarga, orang tua sibuk

bekerja sehingga anak dibiarkan hidup begitu saja.

Selain masalah sampah dan krisi moral yang dialami oleh

remaja di desa mekarwangi, masalah lainnya adalah kurangnya

3

minat baca masyarakat. Kurangnya minat baca masyarakat ini

dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di

desa mekarwangi, seperti tidak tersedianya perpustakaan umum

atau perpustakaan desa.

Diantara banyaknya permasalahan yang ada di Desa

Mekarwangi, permasalahan yang menjadi sorotan adalah

redupnya fungsi masjid atau mushola dengan kegiatan

keagamaan. Mushola atau tajuk yang ada di Desa Mekarwangi

sepi dari remja dan anak-anak,

C. Fokus Program

Pada zaman sekarang ini terdapat banyak mesjid/mushola

di pedesaan maupun di perkotaan. Tetapi masih banyak pula

masyarakat yang lupa akan fungsi dari mesjid/musholaitu sendiri.

Maka dalam laporan ini penulis berfokus kepada program

pemberdayaan Revitalisasi Fungsi Mesjid/Mushola sebagaimana

mestinya.

Mesjid/Mushola sebagai komponen fasilitas sosial

merupakan bangunan tempat berkumpul bagi sebagian besar

umat Islam untuk melakukan ibadah sebagai sebuah kebutuhan

spiritual yang diperlukan oleh setiap manusia. Mesjid sebagai

salah satu pemenuhan spiritual sebenarnya bukan hanya berfungsi

sebagai tempat shalat saja, tetapi juga sebagai pusat kegiatan

sosial kemasyarakatan diantaranya masjid merupakan tempat

4

kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah

SWT, masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf

membersihkan diri menggembleng bathin/ keagamaan sehingga

selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan

kepribadian, masjid adalah tempat bermusyawarah kaum

muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul

dalam masyarakat, masjid adalah tempat berkonsultasi

mengajukan kesulitan-kesulitan meminta bantuan dan

pertolongan, masjid adalah tempat mebina keutuhan ikatan

jamaah dan gotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan

bersama, masjid dengan Majlis Ta’limnya merupakan wahana

untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan, masjid

adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader

pemimpin umat, masjid adalah tempat menghimpun dana,

menyimpan dan

membagikannya, masjid adalah tempat melaksanakan

pengaturan dan supervisi sosial.Beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan dalam rangka memelihara dan membina jamaah, antara

lain:

1. Menyelenggarakan Kegiatan Ibadah secara tertib, sesuai

dengan salah satu fungsi Masjid adalah sebagai tempat ibadah

dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka pelaksanaan

ibadah terutama shalat wajib harus dilaksanakan tepat waktu,

dan berjamaah.

5

2. Menyelenggarakan Pengajian. Untuk membina jamaah dapat

dilakukan dengan mengadakan pengajian-pengajian,

bentuknya dapat berupa kultum sebelum atau sesudah dhuhur

dan sholat asar, kuliah subuh sesudah sholat subuh berjamaah,

kuliah dhuha setiap minggu pagi, atau pengajian khusus

membahas kitab-kitab tertentu. Pengajian semacam ini

dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan

tentang ajaran Islam, sehingga jamaah datang ke masjid tidak

hanya melaksanakan ibadah rutin, tetapi mereka dapat

menembah ilmu pengetahuan agama, mempererat tali

ukhuwah Islamiyah dan dapat meningkatkan ghirahdalam

pengamalan ajaran agama di masyarakat.

3. Menjelenggarakan Pendidikan khusus/ pelatihan. Dalam

program ini pembinaan jamaah lebih dikhususkan lagi. Bentuk

isi dan sasarannya tergantung kepada kebutuhan. Bentuknya

mungkin dapat berupa kegiatan jangka pendek ( program kilat

) seperti pelatihan muballigh, pesantren kilat, pelatihan

jurnalistik, kersus ketrampilan dan lain-lain. Dapat juga

program bulanan seperti kursus bahasa Arab, dan pendidikan

jangka panjang khusus untuk anak-anak seperti

penyelanggaraan diniyah, untuk membantu kekurangan

pengajaran agama yang dilaksanakan disekolah, jika ruangan

masjid tersedia dan memungkinkan untuk kegiatan tersebut.

Pendidikan khusus anak-anak adalah Taman Pendidikan Al-

Qur’an, seperti pembelajaran menggunakan metode Iqra’,

6

pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh remaja masjid

pengelolaannya. Program ini akan sejalan dengan program

Departemen Agama yang mencanangkan pemberantasan buta

huruf al-Qur’an bagi masyarakat, khususnya anak-anak

muslim, kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu para

orang tua muslim yang tidak mampu mendidik bacaan al-

Qur’an putra-putrinya di tengah keluarga, sehingga Taman

Pendidikan Al-Qur’an ini dapat membantu mereka

mengajarkan al-Qur’an. Effektifitas kegiatan pembelajaran

sangat dibutuhkan adanya kerjasama antara guru dan orang tua

dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

4. Pembinaan Remaja dan Anak-anak. Hal ini amat penting,

mengingat para remaja dan anak-anak amat mudah terbawa

pengaruh buruk lingkungannya, terutama dari media

elektronik, seperti televisi, VCD, internet dan media surat

kabar, majalah dan sebagainya. Kegiatan bagi remaja dan

anak-anak tidak cukup untuk ceramah-ceramah bahkan

ceramah tidak menarik bagi mereka, oleh karena itu, kegiatan

bagi remaja hendaknya dapat memadukan antara pembinaan

agama dan kegiatan penyaluran hoby seperti kesenian islami,

vestival, olah raga, tadabur alam, dan kegiatan yang

menunjang ketrampilan. Semuanya kegiatan diupayakan untuk

dapat meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal. Untuk

menampung aktivitas kegiatan remaja masjid, pengurus masjid

dapat membentuk organisasi Ikatan Remaja Masjid (IRMA),

7

agar program kegiatannya lebih terarah, terkoordinir dan

spesifik.

5. Mengusahakan berdirinya Perpustakaan. Buku-buku, majalah

dan sumber-sumber informasi lannya amatlah diperlukan

untuk meningkatkan jamaah dan memperluas wawasannya. Di

perpustakaan para jamaaah dapat membaca buku mendalami

ilmu pengetahuan keislaman, Tafsir, Hadits, fiqih dan buku-

buku yang menambah wawasan keislaman.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

masjid merupakan pusat ibadah dalam pengertian yang luas yang

mencakup juga kegiatan mu’amalah. Oleh karena itu agar masjid

dapat memerankan fungsinya, maka dalam perencanaan

pembangunan dan perencanaan kegiatan hendaknya mengacu

pada master plan yang terobsesi terhadap pelaksanaan fungsi

masjid secara optimal.

D. Sasaran Dan Target

Sasaran dan target dari pemberdayaan berupa revitalisasi

fungsi masjid/mushola itu sendiri adalah masyarakat yang ada di

daerah pasir loa khususnya anak-anak dan remaja. Mengingat

bahwa anak-anak ataupun remajalah orang yang paling rentan

terbawa arus, apalagi dengan adanya teknologi yang semakin

canggih.

8

Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja

tersebut menjadi anak yang shalih; yaitu anak yang baik,

beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak

yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang taat.

Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan

sarana, salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu

organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang

menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas. Remaja Masjid

merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang terbaik.

Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang

islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.

Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman,

berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah

subhanahu wa ta’ala untuk mencapai keridlaan-Nya. Pembinaan

dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjunya

ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang

telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan

terencana. Mereka menyusun Program Kerja periodik dan

melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada: keislaman,

kemasjidan, keremajaan, keterampilan dan Keilmuan. Mereka

juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan

organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Di era modern ini remaja mesjid memiliki peran yang

sangat penting karena remaja mesjid merupakan organisasi yang

9

benar-benar memikirkan perkembangan islam . Dalam artikel ini

akan kami jelaskan secara rinci beberapa peran remaja mesjid

Peran remaja mesjid

1. Pendidikan. Remaja mesjid memegang peranan dalam

penyebaran budaya islam . Melalui remaja mesjid secara

bertahap kita dapat menanamkan nilai - nilai keimanan dasar ,

sehingga dapat membentengi generasi islam dalam

pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para

pemuda,karena itu dengan remaja mesjid inilah kita bisa

mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat

memintai generasi islam kita.

2. Pembentukan jati diri. Dengan pembinaan remaja mesjid

kita bisa mengarahkan generasi muda islam untuk mengenal

jati diri mereka sebagai muslim.jika mereka sudah mengenal

jati diri nya maka mereka tidak akan terombang ambing dalam

menentukan jalan hidup mereka.

3. Pengembangan potensi . Melalui remaja mesjid kita bisa

memotivasi dan membantu generasi muda islam untuk

menggali potensinya mereka serta memotivasi mereka dengan

mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menampilkan kreatifitas

mereka.

10

E. Jadwal Pelaksanaan Program

Jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan terkait

membangun kembali kesadaran masyarakat khususnya remaja

terhadap fungsi masjid/mushola itu sendiri mengikuti alur jadwal

kegiatan yang sudah ditentukan di masjid/mushola yang ada di

wilayah pasir loa. Pertama, dengan mengikuti pengajian rutin

khusus untuk ikhwan di masjid tertentu yaitu pada hari jum’at

pukul 19.30-21.00 WIB. Dan kedua, dengan mengikuti jadwal

pengajian atau diskusi khusus untuk Ikatan Remaja Masjid

(IRMA) yang ada di daerah tertentu yaitu pada hari sabtu pukul

19.30-21.00 WIB.

Dalam kegiatan tersebut, kita selaku fasilitator ikut

memberikan partisipasi berupa berbagi wawasan tentang

keilmuan keislaman dan membangun kembali kesadaran

masyarakat akan pentingnya masjid dalam kehidupan sosial dan

dari segi keagamaan.

F. Pendanaan

Salah satu faktor pendorong berjalannya suatu kegiatan

adalah adanya dukungan material. Dalam melaksanakan program

kegiatan, pendanaan sangat berperan penting pasalya sukses atau

tidaknya kegiatan bergantung pada pendanaan. Apabila tidak ada

11

dana maka pelaksanaan kegiatan akan terhambat, meskipun tidak

setiap kegiatan memerlukan dana.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta KKN, tidak

begitu menyulitkan masyarakat dengan harus membayar iuran

yang dipatok untuk terlaksananya kegiatan. Dengan begitu

sumber dana utama kami adalah dari peserta KKN itu sendiri,

setiap kegiatan dirinci terlebih dahulu kemudian di total

jumlahnya, dan dibagi 3 untuk kemudian per kelompok

membayar iuran.

Rincian kegiatan dan Pendanaan

Tabel 1 Rincian kegiatan dan Pendanaan

NO Kegiatan Keterangan Sumber Dana

1 Pemberday

aan

Sampah

- Membuat

Banner

- Konsumsi

- Sewa Mobil

- Uang Bensin

Triseda

- Karung

Mahasiswa/kelomp

ok = Rp. 180.000 x

3

=

Rp. 530.000,-

2 Penyuluha

n Bahaya

- Banner

- Konsumsi

Mahasiswa/kelomp

ok = Rp. 120.000 x

12

Narkoba - Ongkos

pemateri

3

=

Rp. 360.000

3 Revitalisas

i Masjid

(Program

Kelompok

148)

- Penyediaan

makalah/

printout

tafsir

- Penyediaan

alat

penunjang

kegiatan

Mahasiswa/kelomp

ok = Rp. 470.000

4 Penutupan

Kegiatan

- Sewa tempat

- Sound

Sistem

- Konsumsi

- Photo kopi

- Hadiah

- Sertifikat

- dll

Mahasiswa/orang =

Rp. 50.000 x 40

=

Rp. 2.000.000,-

13

BAB II

METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat

awalan ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau

mempunyai daya. Daya artinya kekuatan,berdaya artinya

memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu

menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai

kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan

terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris.

Pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment

menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary

mengandung dua pengertian :

a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan

sebagai memberi kecakapan/kemampuan

b. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.

Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada

dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah sering

dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia

memegang peran penting dalam pembangunan.

Carver dan Clatter Back (1995:12) mendefinisikan

pemberdayaan adalah upaya memberi keberanian dan kesempatan

14

pada individu untuk mengambil tanggung jawab perorangan guna

meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi.

Menurut Shardlow (1998:32) pemberdayaan membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.

Sementara itu definisi masyarakat sebagaimana

dipaparkan oleh Selo Sumarjan (1974) mendifinisikan

masyarakat sebagai orang-orang yang hidup bersama yang

menghasilkan kebudayaan. sedangkan Menurut Koentjaraningrat

(1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

selanjutnya Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah

setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam

waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam

kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu

kesatuan sosial.

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana

masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial

untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya

ikut berpartisipasi. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai

15

"pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau

masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal

juga sebagai subjek. Disini subjek merupakan motor penggerak,

dan bukan penerima manfaat atau obyek saja.

B. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari terhitung

sejak kedatangan ke lokasi KKN tanggal 07 Februari sampai

dengan 09 Maret 2017. Berdasarkan hitungan waktu tersebut,

peserta KKN dan DPL memastikan bahwa tahapan KKN

Sisdamas dapat dilaksanakan menggunakan alokasi waktu yang

tersedia. Secara terjadwal tahapan KKN Sisdamas terdiri atas:

1. Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug

Warga)

KKN Sisdamas merupakan upaya penanggulangan

masalah masalah sosial yang diintervensi oleh pihak luar

(pemerintah), sehingga masyarakat harus diberi kesempatan

untuk mengambil keputusan berkehendak untuk menerima atau

menolak KKN Sisdamas sebagai alternatif pemecahan masalah.

Oleh karena itu Soswal dan RW merupakan proses awal dari

pengejawantahan pembangunan partisipatif, karena

masyarakatlah yang berhak untuk menentukan apakah mereka

akan melakukan upaya penanggulangan masalah sosialnya

sendiri.

16

Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN

Sisdamas, maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai

komitmen untuk melaksanakan upaya penanggulangan masalah

sosial dengan koridor yang sudah dikembangkan oleh KKN

Sisdamas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dalam daur

penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang

diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.

Gambar 1. Soswal dan Rembug Warga

Sosialisasi Awal dan Rembug warga di Desa Mekarwangi

diikuti oleh peserta KKN Sisdamas dan Masyarakat. Antusias

Masyarakat pada saat sosialisasi awal sangat tinggi sekali, hal ini

dibuktikan dengan banyaknya ide-ide dan gagasan yang

disampaikan oleh masyarakat yang begitu kompleks dan

komprehensif. Diantara gagasan masyarakat di Desa Mekarwangi

itu diantaranya adalah, keingininan untuk meningkatkan budaya

17

literasi atau minat baca masyarakat, optimalisasi fungsi Masjid

dan Madrasah, mengantisipasi kenakalan remaja, meningkatkan

kesadaran akan kebersihan lingkungan terutama masalah sampah

bahkan hingga masalah tata kelola kuangan masyarakatpun

menjadi isu yang hangat diperbincangkan pada siklus ini.

2. Refso (Refleksi Sosial)

Refleksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki

beberapa arti yaitu, Pertama gerakan, pantulan di luar kemauan

(kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang

dari luar, kedua gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena

suatu hal dari luar dan di luar kemauan atau kesadaran, ketiga

cerminan atau gambaran.

Refleksi Sosial itu sendiri adalah proses bercermin yang

dilakukan oleh masyarakat yang dimaksudkan untuk

menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar

penyebab masalah social. Kesadaran kritis ini menjadi penting,

karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang

menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan,

acapkali masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai

upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari

masalah yang sebenarnya.

Dalam pelaksanaan Refleksi sosial, ada dua hal penting

yang harus dilakukan dalam Refleksi Sosial, yaitu Olah Pikir dan

18

Olah Rasa sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan

mental, rasa dan karsa. Olah pikir merupakan proses analisis

kritis terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat,

untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering

tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap

permasalahan sosial sering juga disebut sebagai analisa sosial,

artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal-

hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar

permasalahan Sosial yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu

eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari

hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis.

3. Peso (Pemetaan Sosial)

Pemetaan sosial adalah siklus lanjutan dari Refleksi

Sosial. Fokus siklus ini mengidentifikasi kebutuhan masyarakat.

Dalam siklus ini para peserta KKN dan masyarakat melakukan

proses belajar untuk :

a. Menggali informasi, bagaimana kondisi nyata dari

masalah - masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat

refleksi sosial (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan,

kepemimpinan

b. Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan

dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa kritis

19

terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan informasi dan

fakta.

pemetaan Sosial didesa mekar wangi dilaksanan secara

bersamaan dengan siklus Refleksi Sosial dan perencanaan

partisipatif.

Pada siklus ini Mahasiswa dan masyarakat

mengidentifikasi potensi – potensi desa yang dapat di

berdayakan. Adapun potensi-potensi desa tersebut diperoleh dari

hasil refleksi sosial dan wawancara terhadap masyarakat itu

sendiri serta analisis mahasiswa terhadap masyarakat.

Dari Siklus Refleksi sosial di Desa mekarwangi dapat

diperoleh beberapa potensi yang terhimpun dalam tabel di bawah

ini.

Tabel 2 . Tabel Pesos Kebutuhan

No Kebutuhan Vol Frekuensi Lokasi

(RT/RW)

1. Adanya tempat

pembuangan sampah

yang layak

RT 01 R02W

2. Adanya sistem

pengelolaan sampah

yang terintegrasi

RW 01, RW

02 dan RW

03

3. Perlunya tenaga

pendidik untuk

mengajar di madrasah

RW 01, RW

02 dan RW

20

dan TPA 03

4. Perlunya ustadz yang

mengisi kajian di

masjid Atau mushola

RW 01, RW

02 dan RW

03

Sementara itu dari permasalahan yang ada di desa

mekarwangi dinataranaya adalah :

Tabel 3 . Tabel Pesos Masalah

No Kebutuhan Vol Frekuensi Lokasi

(RT/RW)

1. Tidak adanya tempat

pembuangan sampah,

sehingga sampah

berserakan disekitar

pemukiman warga

RT 01 R02W

2. Kurangnya minat

masyarakat untuk

bekerja bakti atau

gotong royong

RW 01, RW

02 dan RW

03

3. Perlunya tenaga

pendidik untuk

mengajar di madrasah

dan TPA

RW 01, RW

02 dan RW

03

4. Para ustadz atau kyai

yang mengisi kajian di

masjid Atau mushola

terkadang tidak bisa

hadir karena ada

kesibukan lain.

RW 01, dan

RW 03

21

5. Kegiatan karang taruna

yang vakum

RW 01, RW

02 dan RW

03

Namaun masalah dan kebutuhan masyarakat itu agaknya

akan terasa ringan jika potensi yang ada didesa mekarwangi

digali dan diberdayakan. Diantara potensi yang ada di dusun satu

adalah sebagai berikut

Tabel 4 . Tabel Pesos Potensi

No Kebutuhan Vol Frekuensi Lokasi

(RT/RW)

1. Adanya ikatan remaja

masjid khususnya di

Masjid Miftahul Khoir

RW 02

2. Semangat generasi

muda untuk mengaji

RW 01, RW

02 dan RW

03

3. Adanya madrash dan

TPA dan masjid

sebagai tempat kajian

keislaman

RW 01, RW

02 dan RW

03

4. Hubungan yang baik

antara DKM masjid

Miftakhul Khoir dengan

RW 02

22

Remaja Masjid dan

pemerintahan setempat

4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)

Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat

terhadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu

menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang

mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan oleh masyarakat

sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi

kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan

Sosial. Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat

organic berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau

memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di

masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

(LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Kemakmuran

Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang

Taruna dan lain-lain.

Untuk pengorganisasian masyarakat di Desa Mekar wangi

Khususnya di Dusun satu dimana kelompok KKN sisdamas 148

mengabdi, kami Bekerja sama dengan RW setempat dan tokoh

Masyarakat serta fokus menjalin mitra dengan DKM masjid

Miftahul Khoir dan Ikatan Remaja Masjid.

23

5. Cantif (Perencanaan Partisipatif)

Perencanaan Partisipatif (Cantif) merupakan perencanaan

partisifatif warga untuk mengembangkan program

penanggulangan sosial yang ada di masyarakat, baik menengah

maupun jangka panjang.

Pada hari Jum’at 17 Februari 2017, mahasiswa KKN

Sisdamas kelompok 38,148 dan 258 melakukan agenda Cantif di

Desa Mekarwangi Cianjur bersamaan dengan Rencana

Pembentukan Pengurusan Instalasi Pembuangan Air Limbah /

IPAL (KSM) di Kp. Pasir Gombong desa Mekarwangi

Kecamatan Haurwangi Cianjur.

Agenda tersebut dihadiri oleh Ketua RW 04, Ketua RT

01,02,03, ketua Karang Taruna dan Anggota, Tokoh Masyarakat,

serta Mahasiswa/i KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang

berada di Desa MEkarwangi, kecamatan Haurwangi kabupaten

Cianjur.

Pada pelaksanaannya, Masyarakat menjadi prioritas utama

untuk menjadi pengurus dalam IPAL / KSM yang akan dibentuk.

Hal ini sinergi dengan tujuan dari KKN Sisdamas yaitu dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, tetapi peran mahasiswa juga

ikut aktif dalam menjalankan program kepengurusan KSM

tersebut.

24

Adapun hasil dari agenda kegiatan tersebut diantaranya :

terbentuknya kepengurusan IPAL/KSM (dari warga) ,

perencanaan pelaksanaan Sipro (Sinergi Program) di hari-hari

berikutnya sesuai kesepakatan dengan KSM dalam

membicarakan Program Pemberdayaan Sampah.

Dokumen perencanaan partisipatif (dorantif) merupakan

perencaan partisipatif warga untuk mengembangkan program

penanggulangan Sosial, baik jangka pendek selama satu tahun

maupun jangka menengah selama 3 tahun. Program yang

dikembangkan berdasarkan hasil kajian masalah (kebutuhan) dan

analisa potensi dalam Pemetaan Sosial secara swadaya.

Walaupun siklus ini merupakan siklus lanjutan dari pemetaan

sosial akan tetapi pelaksanaannya setelah pengorganisasian

masyarakat dan pengembangan Pokja. Kegiatan ini dillakukan

belakangan, dengan dasar pemikiran bahwa pengurus

organisasilah yang akan mengambil keputusan untuk

pengembangan programprogram mana dari kebutuhan

masyarakat yang menjadi prioritas untuk dikembangkan.

6. Sipro (Sinergi Program)

Hasil perencanaan partisipatif ditentukan prioritas

program kegiatan yang disepakati bersama oleh seluruh

stakeholder di desa lokasi KKN melalui semacam forum rapat

paripurna. Rapat tersebut seyogyanya difasilitasi oleh organisasi

25

masyarakat yang disepakati melalui pendampingan peserta KKN

dan DPL. Pada forum itu hadir aparatur desa, ( Kades, LPMD,

BPD dll) tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh

pemuda. Kemudian forum tersebut membahas sinergi program

yang memungkinkan kegiatan tersebut dapat masuk pada agenda

musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes)

pada setiap bulan Januari dan atau memungkinkan dapat

melakukan chaneling dengan pihak-pihak swasta atau pengusaha

yang ada disekitar desa tersebut.

Gambar 2. Sinergi Program dengan DKM dan Remaja Masjid

26

Adapun siklus sinergi program pemberdayaan mengenai

revitalisasi fungsi masjid beserta peran masyarakat terutama

remaja dan pemuda dalam mengembalikan fungsi masjid sebagai

pusat peradaban umat, kegiatan tersebut kami laksanakan melalui

proses sinkronasi dengan kegiatan pengajian rutin. Hal itu

sengaja kami lakukan, supaya muncul kesadaran bahwa hasil

ngaji itu harus aksi, itulah yang dalam bahasa Islam Kesesuaian

antara ilmu dan amal.

Dalam sinergi program ini kami bekerja sama dengan

tokoh agama setempat yaitu Al-Ustadz Lili dan juga tokoh-tokoh

remaja yang aktif dalam Ikatan Remaja Masjid diantaranya kang

Sena selaku ketua IRMAS Miftahul Khoir. Selain itu kami juga

bersinergi dengan tokoh masyarakat yang kebetulan beliau

merupakan ketua badan penanggulangan sampah di Desa

Mekarwangi.

7. Pepro (Pelaksanaan Program)

Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan

pelaksanaan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing panitia. Relawan diarahkan oleh pokja untuk

mengisi pos-pos seksi yang sesuai dengan kemampuan masing-

masing. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk sikap gotong

royong, jujur, peduli, tanggungjawab dan sebagainya

diimplementasikan bersama pada tahap ini. Kegiatan dimulai

dengan sosialisasi baik secara lisan dan tulisan. Secara lisan dapat

27

dilakukan secara face to face atau melalui pengumuman pengeras

suara milik masyarakat seperti dari masjid atau mushola dengan

oleh tokoh masyarakat dan atas persetujuan bersama. Secara

tulisan dapat berbentuk surat, leaflet atau spanduk, papan proyek

dan lain-lain.

Gambar 3. Pelaksanaan Program Kuliah Subuh

Dalam pelaksanaan program kami memulai dengan

memfungsikan kembali mushola yang katanya sempat sepi

menurut masyarakat setempat. Mushola yang tak bernama itu

menjadi fokus utama diakrenakan dekat dengan posko kami.

Adapun pemberdayaan pada mushola tersebut diantaranya kami

mengadakan program kuliah subuh dengan fokus pembahasan

pada tafsir Al-Qur’an dan penjelasan hadits.

28

Selain kuliah subuh dengan fokus pembahasan Tafsir Al-

Qur’an, disana kami membahas Tafsir karya Imam Jalaluddin As-

Syuyuti dan Imam Jalaluddin Al-Mahalli yang terkenal dengan

sebutan tafsir Jalalain. Kami juga melatih anak-anak disekitar

mushola untuk terbiasa mengumandangkan adzan dan

melantunkan sholawat dan pupujian setelah adzan. Terkadang

sambil menunggu waktu Shalat Isya kami mengajar dan melatih

anak-anak disekitar mushola berkenaan Baca Tulis Al-Qur’an

sekaligus menghafal Surat-surat pendek dan Do’a sehari-hari.

Terkadang mereka juga request berkisah menganai sejarah para

nabi, maka kami pun membasahi kehausan mereka dengan

pengetahuan yang kami miliki.

Adapun untuk pemberdayaan remaja masjid kami

berfokus pada remaja yang ada disekitar masjid Miftahul Khoir

karena memang disana banyak remaja yang mulai merasa penting

adanya remaja masjid. Dan berdasarkan hasil obrolan dengan

masyrakat setempat , remaja masjid Miftahul Khoir ini

merupakan remaja masjid pertama sekaligus menjadi pionir di

Desa mekarwangi.

Maka selanjutnya kami mengajak remaja masjid untuk

bersilaturahmi dan bekerja bakti untuk membersihkan sampah

disekitaran pemukiman warga. Maka kami pun menyusun dua

program yang pertama program keilmuan yakni pembahasan

mengenai pentingnya kebersihan dalam perspektif islam. Adapun

29

yang menjadi pemateri dalam program keilmuan ini adalah Al-

Ustadz Lili yang membahas Islam dan Kebersihan

Gambar 4. Ust. Lili Berceramah tentang Islam dan Kebersihan

8. Monev (Monitoring dan Evaluasi)

Pada tahapan ini, organisasi masyarakat memfasilitasi

pertemuan warga bersama pemerintahan desa untuk membentuk

tim Monev. Kemudian tim melakukan tugas monitoring dan

evaluasi dengan mengecek kembali hasil pelaksanaan program

disesuaikan dengan rencana yang terdapat dalam proposal. Hasil

temuan monev direkomendasikan kepada organisasi masyarakat

untuk bahan tindak lanjut pada program tahun berikutnya.

Monitoring dan evaluasi pada program pemberdayaan

Revitalisasi Fungsi masjid dan Mushola dapat dikatakan terlalu

30

prematur. Karena berhubung waktu KKN yang telah Habis maka

siklus monitoring dan evaluasi tidak dapat terlaksana secara

optimal. Namun langkah solutif dari permasalahan tersebut kami

masih tetap berkomunikasi jarak jauh untuk memamntau sejauh

mana program pemberdayaan kami berjalan.

9. Pamitan dan penutupan KKN

Setelah beberapa tahapan pelaksanaan KKN Sisdamas

dilakukan oleh peserta KKN dan DPL, maka tahap berikutnya

adalah tahap pemulangan peserta KKN dari lokasi KKN. Pastikan

bahwa seluruh tahapan KKN Sisdamas sudah dilakukan dan

produk dari kegiatan tersebut ada yang bisa dirasakan langsung

pada saat peserta KKN dan DPL dilokasi KKN maupun ada

program jangka panjang. Tahap ini ditandai dengan ceremonial

kegiatan penutupan KKN dan bisa juga digabung dengan

kegiatan tahap Monev.

Acara penutupan KKN Sisdamas di Desa Mekarwangi

diisi dengan kegiatan lomba antar diniyah dan TPA se Desa

Mekarwangi. Acara ini mendapat sambutan hangat dari

masyarakat dan antusiasme yang tinggi dari para santri diniyah.

Hal tersebut terbukti dengan banyaknya para santri yang ikut

berpartisipasi dalam perlombaan tersebut.

Pamitan ke SDN 03 dan 04 Cipeuyem berlangsung lancar

dan penuh haru. Para siswa bersalaman dengan para mahasiswa.

31

Mahasiswa pun berpamitan dengan kepala sekolah dan guru-guru

serta tenaga kependidikan lainnya.

Gambar 5. siswa berpamitan dengan Mahasiswa KKN Sisdamas

Selain berpamitan di Sekolah Dasar , kamipun berpamitan

ke Madrasah-madrasah Diniyah yang kami mencurahkan segenap

tenaga dan pikiran untuk mengabdi di madrasah tersebut.

Diantaranya Madrasah Al-Fajar, madrasah Miftahul Khoir dan

Miftahul Al-Barokah. Ketika perpisahan dengan MD al-fajar

kami larut dalam suasana haru.

32

BAB III

KONDISI WILAYAH DESA

A. Sejarah Singkat Desa

Desa Mekarwangi adalah salah satu desa yang merupakan

pemecahan dari desa Karang Wangi hal tersebut terjadi sekitar

tahun 1984, pada saat itu yang menjadi kepala desa Karang

Wangi Djaji Rukmana. Setelah terjadi pemecahan dan pemekaran

desa, awal kepemimpinan yang di desa Mekarwangi ditetapkan

seorang pejabat sementara (PJS) kepala desa Somawinata, beliau

mantan kepala dusun putra daerah dari desa Mekarwangi selama

satu tahun. Pada tahun 1985, maka dilaksanakan pemilihan

kepala desa (Pilkades) dengan beberapa calon Alhamdulillah

Bapak Somawinata terpilih menjadi kepala desa Mekarwangi

dengan masa bakti 1985 s/d 1994, namun Tuhan menakdirkan

lain pada tahun 1991 pa Somawanita meninggal dunia.

Sejak itu desa Mekarwangi dijabat oleh bapak Endang

Suganda dari unsur kecamatan Ciranjang selama ± 3 tahun pada

tahun 1994 diadakan pemilihan antara bapak D. Abdurrahman

selaku sekdes dengan bapak H. Danan Sahid dan dimenangkan

oleh bapak D. Abdurrahman dengan masa bakti tahun 1994 s/d

2002 sampai masa jabatan berakhir.

Kemudian diadakan lagi pemilihan kepala desa (Pilkades)

pada awal tahun 2002 yang dimenangkan oleh bapak Jayadi masa

33

bakti antara 2002 s/d 2007, namun pada tahun 2004 bapak Jayadi

meninggal dunia lalu pada tahun 2004 s/d 2005 dijabat oleh

bapak Yanto dari pemerintah kabupaten Cianjur, terus dari tahun

2006 s/d 2007 dijabat oleh bapak Atang Djaelani dari sekdes

Mekarwangi, selanjutnya dari Juli 2007 diadakan pemilihan

kepala desa dan dimenangkan oleh bapak Cecep Surahman

dengan masa bakti dari tahun 2007 s/d 2013, kemudian pada

bulan Juli diadakan kembali pemilihan kepala desa akan tetapi

sehubungan dengan tidak adanya calon kepala desa yang lain

maka sesuai dengan kesepakatan bersama bapak Cecep Surahman

sebagai calon tunggal dan dilantik untuk dengan masa bakti 2013

s/d 2019.

Demikian riwayat singkat (kronologis) desa Mekarwangi

sejak dimekarkan sampai hari ini, agar menjadi maklum adanya.

B. Letak Geografis

Desa Mekarwangi merupakan salah satu Desa yang

berada di wilayah Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur

paling timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat yang

memiliki gambaran umum sebagai berikut:

- Luas Administratif : 177,39 Ha/M2

- Batas Wilayah :

Timur : Desa Kertasari

34

Selatan : Desa Ramasari

Barat : Desa Hegarmanah

Utara : Desa Cipeuyeum

- Wilayah terbagi menjadi : 2 Kedusunan

7 Rukun Warga

21 Rukun Tetangga

- Mata Pencaharian Penduduk : 80% sebagai Petani

Penggarap, sisanya ada PNS, Petani, TKI/TKW,

Pedagang,Wiraswasta.

Penggunaan Lahan Desa Mekarwangi

Dalam Satuan Hektar

Sawah : 137,09 Ha

Pekarangan/bangunan : 27,60 Ha

Tegal/Hutan Rkyat : 7,00 Ha

Lain-lain : 5,70 Ha

C. Kondisi Geografis Desa

1. Topografi

Desa Mekarwangi merupakan Desa yang berada di

Kabupaten Cianjur dengan ketinggian 267 M diatas permukaan

air laut. Sebagian besar wilayah desa adalah lahan pertanian.

2. Hidrlologi dan Klimatologi

Sumber air yang ada di Desa Mekarwangi meliputi air

permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air

35

tanah berupa sumur gali , yang merupakan Daerah Aliran Sungai

(DAS). Sesuai dengan kebijakan penyediaan air baku untuk

irigasi, maka di Desa Mekarwangi mendapat pasokan pelayanan

irigasi berasal dari Cisuru yang berada di daerah Kecamatan

Bojongpicung. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga,

masyarakat sebagian besar menggunaan air bersih dari sumur gali

dan Pengelola Sarana Air Bersih Desa ( MCK Plus).

3. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan

Tabel 5 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Desa Mekarwangi

No L a h a n Luas

(Ha)

1 Lahan

Sawah

Sawah Teknis

137,09

2. Lahan

Darat

Pekarangan /

Bangunan

27,60

Tegalan/Hutan

Rakyat

7,00

Lain-lain 5,70

Jumlah 177,39

36

D. Monografi Desa

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah laki-laki 2484 orang

Jumlah perempuan 2714 orang

Jumlah total 5198 orang

Jumlah kepala keluarga 1543 KK

Kepadatan penduduk 2475 per KM

Peningkatan jumlah penduduk di desa Mekarwangi

tidak berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian

di desa. Dikarenakan banyaknya warga desa yang

merantau ke Riau dan sudah banyak lowongan pekerjaan

seperti buruh pabrik di daerah Cipeuyeum mengakibatkan

pertambahan perkapita desa.

2. Usia

Usia Laki-laki Perempuan

0-4 tahun 207 orang 216 orang

5-9 tahun 320 orang 342 orang

10-14 tahun 223 orang 300 orang

37

15-19 tahun 220 orang 245 orang

20-24 tahun 342 orang 240 orang

25-29 tahun 252 orang 255 orang

30-34 tahun 261 orang 236 orang

35-38 tahun 244 orang 260 orang

39-43 tahun 171 orang 175 orang

45-49 tahun 162 orang 181 orang

50-52 tahun 180 orang 165 orang

53-55 tahun 137 orang 143 orang

56-59 tahun 139 orang 157 orang

60-64 tahun 79 orang 77 orang

65-69 tahun 74 orang 76 orang

70-74 tahun 71 orang 76 orang

Lebih dari 75

tahun

9 orang 14 orang

Total 3091 orang 3158 orang

Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia

tersebut, dapat kita lihat bahwa, jumlah angkatan kerja

yang tergolong usia produktif atau usia angkatan kerja 15-

64 tahun berjumlah 4.321 orang, sedangkan

38

jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja memiliki

jumlah 1.928 orang, sehingga angka tanggungan usia

angkatan kerja terhadap usia non-angkatan kerja

berjumlah 2,2 hal tersebut menunjukkan setiap orang

yang tergolong angkatan kerja menanggung 2 orang usia

yang non-produktif.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Tingkat

Pendidikan

Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkatan Pendidikan Laki-

laki

Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 30 orang 50 orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play

Group

65 orang 67 orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 0 orang 0 orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 550

orang

505 orang

Usia 18-56 tahun yang tidak pernah

sekolah

23 orang 21 orang

Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak

tamat

60 orang 101 orang

39

Tamat SD/ Sederajat 325

orang

361 orang

Jumlah usia 12-56 tidak tamat SLTP 66 orang 58 orang

Jumlah usia 16-56 tidak tamat SLTA 0 orang 0 orang

Tamat SMP/ Sederajat 105

orang

66 orang

Tamat SMA/ Sederajat 35 orang 45 orang

Tamat D-1/ Sederajat 21 orang 15 orang

Tamat D-2/ Sederajat 9 orang 6 orang

Tamat D-3/ Sederajat 31 orang 28 orang

Tamat S-1/ Sederajat 21 orang 9 orang

Tamat S-2/ Sederajat 2 orang 0 orang

Tamat S-3/ Sederajat 0 orang 0 orang

Tamat SLB A 0 orang 0 orang

Tamat SLB B 0 orang 0 orang

Tamat SLB C 0 orang 0 orang

……………………………………………

…..

Jumlah 1344

orang

1332 orang

Jumlah Total 2676 orang

40

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

di desa Mekarwangi belum merata, artinya pendidikan

disini bukan suatu hal yang utama dan tidak

dianggap sebagai suatu investasi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa Mekarwangi, hal tersebut

ditunjukkan dengan jumlah tamatan pendidikan, sebagian

besar lebih banyak tamat dari tingkat SD sampai SMA,

sedangkan tamatan pendidikan S-1 sangat sedikit bahkan

hanya ada pada golongan pria.

4. Cacat Fisik dan Mental

Cacat Fisik Laki-laki Perempuan

Tuna rungu 0 orang 0 orang

Tuna wicara 0 orang 0 orang

Tuna netra 0 orang 0 orang

Lumpuh 0 orang 0 orang

Sumbing 0 orang 0 orang

Cacat kulit 11 orang 1 orang

Cacat fisik/ tuna daksa

lainnya

0 orang 0 orang

Jumlah 11 orang 1 orang

41

Cacat Mental Laki-laki Perempuan

Idiot 0 orang 0 orang

Gila 1 orang 1 orang

Stress 0 orang 0 orang

Autis 0 orang 0 orang

Jumlah 1 orang 1 orang

5. Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja

Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan

Penduduk usia 18-56 tahun 1555 orang 1635 orang

Penduduk usia 18-56 tahun

yang bekerja

467 orang 491 orang

Penduduk usia 18-56 tahun

yang belum/ tidak bekerja

1038 orang 1145 orang

Penduduk usia 0-6 tahun 260 orang 262 orang

Penduduk masih sekolah 7-

18 tahun

770 orang 876 orang

Penduduk usia 56 tahun ke

atas

267 orang 273 orang

42

Angkatan kerja 734 orang 764 orang

Jumlah 1201 orang 1255 orang

Jumlah Total 2456 orang

Jumlah tenaga kerja penduduk yang berusia 18-56

tahun sebanyak 3190 orang, yang bekerja sebanyak 958

orang dan yang belum atau tidak bekerja sebanyak 2183

orang. Berikut adalah rincian penduduk berdasarkan

kualitas angkatan kerja.

Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan

Penduduk usia 18-56 tahun yang

buta aksara dan huruf/ angka latin

0 orang 0 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang

tidak tamat SD

199 orang 221 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang

tamat SD

1325 orang 1411 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang

tamat SLTP

235 orang 305 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang

tamat SLTA

560 orang 605 orang

Penduduk usia 18-56 tahun yang

tamat Perguruan Tinggi

145 orang 83 orang

43

Jumlah 2514 orang 2625 Orang

Mata pencaharian pokok penduduk desa Mekarwangi

sebagian besar adalah buruh tani sebanyak 130 orang dan petani

sebanyak 125 orang. Serta 75 orang sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS), 70 orang sebagai karyawan perusahaan swasta, dan

50 orang sebagai POLRI. Sisanya tersebar sebagai pengrajin

industry rumah tangga, peternak, pedagang, montir, pembantu

rumah tangga, pengusaha kecil dan menengah, jasa pengobatan

alternatif, dan pensiunan PNS/TNI/POLRI.

Semua penduduk mayoritas berkewarganegaraan Warga

Negara Indonesia dan beragama Islam, serta sebagian besar

penduduknya berasal dari etnis sunda, hanya 30 orang yang

berasal dari etnis jawa.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis

Pekerjaan

Tabel 7 jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 65 orang 60 orang

Buruh tani 67 orang 63 orang

Buruh migrant perempuan 0 orang 187 orang

44

Buruh migrant laki-laki 29 orang 0 orang

PNS 50 orang 25 orang

Pengrajin industry rumah

tangga

15 orang 15 orang

Pedagang keliling 20 orang 9 orang

Peternak 1 orang 1 orang

Montir 5 orang 0 orang

Pembantu rumah tangga 15 orang 25 orang

TNI 5 orang 0 orang

POLRI 4 orang 0 orang

Pensiunan PNS/TNI/POLRI 30 orang 20 orang

Pengusaha kecil menengah 4 orang 0 orang

Jasa pengobatan alternatif 8 orang 3 orang

Dosen swasta 0 orang 4 orang

Karyawan perusahaan

swasta

45 orang 25 orang

45

Jumlah 363 orang 437 orang

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Agama

Tabel 8 Jenis Agama

8. Etnis

Etnis Laki-laki Perempuan

Jawa 18 orang 12 orang

Sunda 2463 orang 2710 orang

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 2484 orang 2714 orang

Dan Lain-lain 0 orang 0 orang

Jumlah 2484 orang 2714 orang

Kewarnegaraan Laki-laki Perempuan

Warga Negara Indonesia 2484 orang 2714 orang

Dan Lain-lain 0 orang 0 orang

Jumlah 2484 orang 2714 orang

46

Dan Lain-lain 0 orang 0 orang

Jumlah 2481 orang 2722 orang

E. Lembaga Pemerintahan Dan Lembaga Sosial Desa

1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 84 tahun 2015 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa .

Adapun Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Mekarwangi Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur sebagai

berikut :

47

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Aparatur Pemerintah Desa

Jumlah Aparat Pemerintah Desa/Pamong Desa

Mekarwangi seluruhnya sebanyak 10 ( Sepuluh ) orang,

terdiri dari :

1(satu) orang Kepala Desa

1 (satu) orang Sekretaris Desa

48

3 ( Tiga ) Kepala Seksi

3 ( Tiga ) Kepala Urusan

2 ( dua ) Kepala Dusun / Kepala Kewilayahan.

Data Aparatur Pemerintah Desa Mekarwangi pada saat ini

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini

Data Aparatur Pemerintah Desa

Tabel 9 Data Aparatur Pemerintah Desa

No Jabatan Nama Pendidikan

1 Kepala Desa Cecep Surahman SMA

2 Sekretaris Desa Rahmat

Kurniawan SMA

3 Kasi Pemerintahan Yogi SMA

4 Kasi Kesejahtraan Lili Suherman SMA

5 Kasi Pelayanan Dedeh

Komalawati SMA

6 Kaur Tata Usaha Erna Maria SMK

7 Kaur Keuangan Uus Mulyadi

SIP S I

49

8 Kaur Perencanaan Irvan Supriatna

SH S I

9 Kepala Dusun I / Kepala

Kewilayahan I

Asep Dede

Suherman SMA

10 Kepala Dusun II/ Kepala

Kewilayahan II

Ma’mur

Solehudin SMP

Sumber : Data Desa Mekarwangi

Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa

Desa Mekarwangi

50

DAFTAR NOMINATIF ANGGOTA BPD

DESA MEKARWANGI KECAMATAN HAURWANGI

NO NAMA ALAMAT JABATAN KET

1 IWAN Kp Tegal koneng

RT 03/05 KETUA

2 OCIM HIDAYAT Kp Pasir waru

RT 03 RW 07

Wakil

Ketua

3 Dra. TUTI ASIH Kp Pasir Junti

RT 02 RW 03 Sekretaris

4 PIPING Am Pd Kp Pasir waru

RT 01 RW 07 Anggota

5 MUMUH SOPANDI

S.Pdi

Kp Pasir Junti

RT 03 RW 03 Anggota

6 YAYAN SOPIAN

Kp Tegal

Koneng RT 02

RW 05

Anggota

7 NANI WAHYUNI

Kp Pasir

Gombong RT 02

RW 04

Anggota

51

STRUKTUR ORGANISASI

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( LPM )

52

STRUKTUR ORGANISASI

MAJELIS ULAMA INDONESIA ( MUI )

53

STRUKTUR ORGANISASI

PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

( PKK )

54

STRUKTUR ORGANISASI PERLINDUNGAN

MASYARAKAT (LINMAS)

DESA MEKARWANGI

F. Sarana dan prasarana

1. Kesehatan

Ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan merupakan

salah satu faktor penentu untuk mewujudkan peningkatan derajat

dan status kesehatan masyarakat secara berkesinambungan.

Prasarana dan sarana kesehatan di Desa Mekarwangi masih relatif

kurang, baik kuantitas maupun kualitasnyan bila dibanding

dengan ratio jumlah penduduk , yaitu kiranya masih belum

55

memadai untuk dapat melayani kesehatan masyarakat dengan

baik.

Untuk lebih jelasnya Tenaga dan fasilias Kesehatan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Data Sarana dan Prasarana Kesehatan

Di Desa Mekarwangi Kecamatan Haurwangi

Tabel 10 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan

No Sarana dan Prasarana Kesehatan Jumlah Ket.

Tenaga Kesehatan ;

1 Medis Doktor Umum -

Dokter Spesialis -

2 Keperawatan Bidan 3

Perawat -

3 Partisipasi

Masyarakat

Dukun Bayi/Paraji 1

Kader Kesehatan

Aktif 41

Prasarana Kesehatan

Prasarana Kesehatan ;

1 PUSKESMAS -

2 PUSTU 1

56

3 Posyandu 8

4 Desa Siaga 1

5 Ambulance Desa 1

Sumber : Data Desa Mekarwangi

2. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah investasi (modal) dasar

pembangunan dimasa yang akan datang. Partisipasi masyarakat

dalam pendidikan cukup tinggi, terbukti anak-anak usia sekolah

hampir seluruhnya mengikuti jenjang pendidikan yang telah

tersedia.Sarana dan Prasarana pendidikan yang ada masih perlu

peningkatan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas guna

tercapainya mutu pendidikan anak didik yang lebih baik lagi.

Data jumlah murid dan Guru/Ustad sebagaimana tersebut

pada tabel dibawah ini.

Tabel : 6

N

o

Uraian PAU

D

TK SD/

MI

SMP

/

MTs

SMA/

SMK

MA

PT

1 Murid 189 102 889 540 76 14

57

Jumlah Siswa dan Guru

Sumber : Data Desa mekarwangi

Sarana dan Prasarana pendidikan yang ada masih perlu

peningkatan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas guna

tercapainya mutu pendidikan anak didik yang lebih baik lagi.

Data Sarana dan Prasarana Pendidikan baik Negeri

maupun swasta, dan formal maupun non formal dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

2 Guru 14 12 38 20

58

Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

Tabel 11 Data Sarana dan Prasarana Pendidikan

No Nama Sekolah

Lokasi

(RT/ RW)

Jumla

h

Status

(Neg/Sw

t)

1 TK Al-Barokah RW 01 RT 3 1 Swasta

2 TK Mekar Harapan RT 02 / RW

05 1 Swasta

3 DTA Miftahul Khoir RT 03 / RW

02 1 Swasta

4 DTA ALfajar RT 03 / RW

03 1 Swasta

5 DTA Riyadulhuda

Almusri’

RT 02 / RW

04 1 Swasta

6 DTA Nrul Huda RT 02 / RW

05 1 Swasta

7 DTA Alhikmah RT 03 / RW

07 1 Swasta

8 SDN CIPEUYEUM 3

SDN CIPEUYEUM 4

RT 052/ RW

05

RT 01 / RW

03

2 Negeri

9 SMPN SATU ATAP RT 02 / RW 1 Negeri

59

05

Sumber : Data Desa Mekarwangi

Tabel : 8

Jenjang Pendidikan Penduduk Desa

Mekarwangi

No Tingkat Pendidikan

Penduduk Jumlah

Prosentas

e

( % )

1 Usia 3 - 6 tahun yang belum

masuk TK 150

2 Usia 3 – 6 tahun yang sedang

TK/play group 189

3 Usia 7 - 18 tahun yang tidak

pernah sekolah -

4 Usia 7 - 18 tahun yang sedang

sekolah 647

5 Usia 18 - 56 tahun tidak pernah

sekolah -

6 Tamat SD/sederajat 335

7 Tamat SMP/sederajat 210

8 Tamat SMA/sederajat 115

9 Tamat D1/sederajat 12

10 Tamat D2/sederajat 14

60

11 Tamat D3/sederajat 10

12 Tamat S1/sederajat 29

13 Tamat S2/sederajat 3

14 Tamat S3/sederajat -

JUMLAH 100 %

Sumber : Data Desa Mekarwangi

61

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dialami oleh Desa Mekarwangi begitu

kompleks sebagaimana yang tergambar dari paparan masyarakat

ketika sosialisasi awal dan rembug warga. Sosialisasi awal dan

rembug warga itu sendiri merupakan langkah awal dari siklus

Kuliah Kerja Nyata Berbasis sistem Pemberdayaan masyarakat

Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung tahun

2017. Adapun masalah tersebut diantaranya kenakalan remaja,

tingkat konsumerisme dan tatakelola keuangan ibu rumah tangga

yang tidak stabil, melemahnya sikap gotong royong masyarakat

hingga tatakelola sampah yang masih belum menjadi prioritas

sehingga dapat berpotensi menjadi sumber wabah dan musibah.

Kenakanlan remaja dan tata kelola sampah menjadi fokus

masalah yang akan dibahas dan diberikan langkah solutif oleh

kelompok 148 KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati

Bandung yang bertepat di Dusun I Desa Mekarwangi Kecamatan

Haurwangi Kabupaten Cianjur. Kedua masalah tersebut sangat

penting untuk diberikan langkah solutif mengingat remaja

merupakan generasi penerus bangsa, maka hal-hal yang dapat

merusaknya harus segera diberikan solusi. Sedangkan masalah

62

yang berkenaan dengan sampah, ini menjadi masalah yang sudah

menjadi cakupan nasional bahkan internasional. Namun alangkah

baiknya jika permasalahan sampah ini dapat dinetralisir dari

mualai tingkat regional atau bahkan tingkat RT dan RW atau

lebih fundamental lagi tingkat Kepala Keluarga. Untuk

permasalahan sampah ini maka langkah solutifnya adalah

mengubah paradigma berfikir masyarakat yang semula berfikir

sampah adalah musibah menjadi paradigma sampah dapat

menjadi berkah.

Analisi SWOT di desa Mekarwangi

1. Strength (Kekuatan)

Kekuatan dari KKN Sisdamas yang dilaksanakan di Desa

Mekarwangi Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur yaitu:

a. Pertanian

Pertanian sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat

di Desa Mekarwangi dijadikan salah satu hal yang menarik untuk

dikembangkan, sebab di Desa Mekarwangi masih banyak lahan

persawahan yang bisa dijadikan komoditi untuk pertanian. Hal ini

di sadari bahwa perlu adanya peningkatan dalam sektor pertanian

untuk membuat hasil dari pertanian tersebut semakin meningkat

dan berkualitas serta dapat mensejahterakan warga masyarakat

Desa Mekarwangi.

63

b. Keagamaan

Jika diteliti dari segi keagamaan, Desa Mekarwangi

adalah salah satu desa yang mempunyai tingkat keagamaan yang

bisa dibilang luar biasa, dikarenakan banyaknya pengajian yang

rutin di laksanakan di desa ini, salah satunya yang di Masjid Al-

Barokah dan Masjid Miftakhul Khoir. Serta banyaknya sekolah

Islam yang berdiri di Desa mekarwangi ini, salah satunya adalah

Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Fajar, Diniyah Takmiliyah

Awaliyah Miftakhul Khoir dan Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-

Barokah.

c. Insfrastruktur

Insfrastruktur yang ada di Desa Mekarwangi adalah salah

satu percontohan untuk desa-desa yang lainnya, dikarenakan

insfrastruktur yang ada di Desa Mekarwangi ini tergolong baik

dan rapih. Itu bisa dilihat dari segi jalan yang menghubungkan

antara desa satu dengan desa yang lain tergolong jalan yang halus

dan rapih. Dilihat dari segi tempat peribadatan sudah layak untuk

di gunakan sebagai tempat ibadah terutama tempat ibadah untuk

masyarakat muslim (masjid). Dilihat dari sarana dan prasarana

pendidikan digolongkan sebagai tempat yang sudah layak untuk

digunakan dalam pembelajaran meskipun masih banyak hal yang

harus dibenahi terutama dari segi bangunan dan dari segi

manajemennya. Dari segi pelayanan kesehatan sudah dapat

digolongkan baik karena adanya kantor kesehatan, posiandu dan

64

doctor atau bidan sekitar desa yang tentunya dapat di panggil

kerumah oleh para pasiennya.

d. Pelayanan Desa

Pelayanan desa yang baik akan menentukan kegiatan yang

akan di adakan oleh warga masyarakat itu sendiri menjadi cepat

dan lancar. Itulah salah satu yang sedang dicanangkan oleh

Aparatur Desa Mekarwangi, yaitu melayani masyarakat dengan

baik dan dengan proses yang tidak lama.

e. Kerajinan,

Dari segi kerajinan Desa Mekarwangi mempunyai banyak

kerajinan yang bisa diberdayakan, salahsatunya yaitu: Kerajinan

dari batok Kelapa, Jejer Pancing (bahasa setempat). Hal ini bisa

dijadikan pemeberdayaan yang mampu menciptakan tenaga kerja

yang banyak jika mampu mengelolanya dengan baik.

f. Weakness (Tantangan)

Tantangan yang dihadapi oleh masyarakat desa

Mekarwangi diantaranya adalah banyak pemuda yang setelah

lulus sekolah mereka langsung mencari pekerjaan di kota,

sehingga di Desa Mekarwangi sedikit sekali yang meneruskan

sebagi petani.

65

Motivasi kerja pemuda Desa Mekarwangi untuk menjadi

petani sudah mulai resup, kebanyakan pemuda bekerja di luar

kota dengan harapan mendapatkan upah perbulan. Sedangkan

potensi desa sangat baik dibidang pertanian. Ini menjadi salah

satu tantangan yang besar bagi Desa itu sendiri.

g. Opportunity (Peluang)

Dilihat dari potensi Desa Mekarwangi, dibidang pangan

dan lingkungan hidup sangatlah baik, maka dapat dilihat peluang

yang ada adalah desa Mekarwangi dengan selalu menghasilkan

padi atau beras yang melimpah itu akan menjadikan sebuah

peluang yang baik bagi masyarakat itu sendiri.

h. Threat (Ancaman)

Adanya lingkungan masyarakat yang apatis sehingga

menghambat kinerja desa dalam mewujudkan desa yang

sejahtera. Selain itu, tantangan yang paling besar adalah krisis

moral yang dialami oleh remaja di Desa Mekarwangi yang mana

banyak pemuda yang berperilaku menyimpang seperti memakai

NARKOBA dan meminum minuman keras bahkan minum

oplosan.

66

B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada

Masyarakat

1. Bentuk Kegiatan Pemberdayaan Kepada Masyarakat

a. Penyuluhan Narkoba

Penyuluhan narkoba sebagai salah satu kegiatan

pemberdayaan KKN Sisdamas yang dilaksanakan di Desa

Mekarwangi Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur ini,

dilakukan di SMP Satu Atap yaitu satu-satunya SMP yang berada

di Desa Mekarwangi. Penyuluhan narkoba ini diadakan sebagai

wujud dari pemberdayaan masyarakat pada kenakalan remaja.

Penyuluhan narkoba ini langsung dihadiri oleh petugas dari BNN

yang menjelaskan akan bahasa narkoba bagi generasi penerus,

sehingga diharapkan dari adanya penyuluhan narkoba ini generasi

penerus Desa Mekarwangi khususnya akan menjadi generasi

emas yang mampu membangun desa kearah yang lebih baik lagi.

b. Pemberdayaan Sampah

Pemberdayaan sampah yang dilakukan di Desa

Mekarwangi Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur ini

tepatnya dilakukan di Rw 01 dan RW 02 yang dihadiri oleh

Aparatur Desa Mekarwangi, Sesepuh Desa, Mahasiswa KKN

67

Sisdamas Desa Mekarwangi, Remaja Masjid, Karang Taruna dan

Masyarakat Desa Mekarwangi.

Dari pemberdayaan sampah ini yang pertama dilakukan

adalah mensosialisasikan kepada aparatur desa baik ke kantor

desa maupun ke para Rt/Rw setempat, masyarakat dan remaja

masjid serta karang taruna, sehingga pemberdayaan sampah ini

dapat dilakukan dengan cepat karena banyaknya bantuan dari

masyarakat setempat.

Pemberdayaan sampah ini dilakukan di Rw 01 dan Rw 02

dengan cara membersihkan sampah yang ada disana dan

mengumpulkannya dikarung sehingga nantinya dapat di angkut

dan dibuang ke pembuangan akhir sampah.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan sampah ada

beberapa faktor pendukung diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat

b. Bekerjasama dengan BpLHd (Badan Pengawasan

Lingkungan Hidup)

c. TPS 3R

68

d. Pihak Aparatur Pemerintah Desa

e. BPD (Badan Pengawas Daerah)

2. Faktor Penghambat

Dibalik berjalannya suatu kegiatan tidak terlepas dari

faktor penghambat, terdapat beberapa faktor penghabat yang

dialami oleh kami, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran warga Pasir Loa akan kebersihan

lingkungan kurang terlihat dari perilaku

membuang sampah sembarangan.

b. Kurangnya kepedulian akan lingkungan

menyebabkan banyak penyakit yang menyerang

warga.

c. Warga mengabaikan sampah yang bisa didaur

ulang kembali.

d. Kurangnya pengetahuan mengenai sampah.

69

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus

dalam program pemberdayaan ini adalah revitalisasi fungsi

masjid/mushola. Karena masjid/mushola merupakan pusat ibadah

dalam pengertian yang luas yang mencakup juga kegiatan

mu’amalah. Oleh karena itu agar masjid dapat memerankan

fungsinya, maka dalam perencanaan pembangunan dan

perencanaan kegiatan hendaknya mengacu pada master plan yang

terobsesi terhadap pelaksanaan fungsi masjid secara optimal.

Sasaran dan target dari program pemberdayaan ini yaitu

masyarakat pasir loa khususnya anak-anak atau remaja yang ada

di wilayah tertentu. Dengan tujuan untuk menambah wawasan

pendidikan baik yang bersifat umum maupun keagamaan,

membentuk jati diri, mengembangkan potensi dan mencetak

generasi muda yang islami yang mengerti akan nilai moral

kehidupan.

B. Rekomendasi

1. Bagi Pelaksana KKN

Dari pelaksana KKN alangkah lebih baiknya jika dalam

pendaftaran KKN dilakukan lebih mudah, namun dalam hal ini

pun sudah ada kemajuan dengan diberlakukannya pendaftaran

70

online. Namun seperti diketahui untuk beberapa saat pendaftaran

online ini terganggu masalah teknis, sehingga tidak dapat berjalan

dengan baik untuk beberapa saat. Selain itu pula pendataan yang

baik, jelas dan satu jalur lebih ditingkatkan lagi.

Selain itu untuk konsep dalam pelaksanaan KKN pun

alangkah lebih baiknya jika diperjelas dan dipermudah, dan juga

ada forum dalam penjelasan konsep pelaksanaan KKN. Sehingga

dalam pelaksanaannya peserta KKN tidak terlalu bingung. Dan

juga untuk pemilihan tempat kegiatan KKN ini sudah cukup baik,

Desa Mekarwangi pun menjadi salah satu tempat yang bagus dan

sangat terbuka pada pelaksanaan KKN ini. Sehingga Desa

Mekarwangi direkomendasikan kembali oleh penulis untuk

dipilih sebagai tempat pelaksanaan KKN.

2. Bagi Pengabdian Masyarakat

Peserta KKN harus lebih aktif dan mengerti kegiatan-

kegiatan apa saja yang termasuk dalam garapan, khususnya yang

berkenaan dengan latar belakang universitas, sehingga dapat

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.

71

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththan, Syaikh Manna'. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al-

Qur'an Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta:

Syamil

As-suyuthi, Jalaluddin dan Jalaluddin Al-Mahalli. 2000. Tafsir

Jalalain. Beirut : Dar Fikr

Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.

Bandung : Alfabeta.

Joyce, Bruce. 2015. Model Of Teaching. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

LP2M, 2017. Panduan KKN Sisdamas : Kuliah Kerja Nyata

Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : LP2M

Usman, Sunyoto. 2008. Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

72

BIODATA TIM PENYUSUN

1. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

2. Ketua Kelompok 148

Nama

lengkap

Muhamad Kholid

Tempat,

Tanggal

Lahir

Bekasi, 27 April 1982

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Alamat Jl. Rancabolang No.400B,

Margasari Buahbatu

Bandung

Jabatan DPL KKN Desa

Mekarwangi Cianjur

Jurusan Ilmu Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Nama Hapidz Ridwan

Tempat,

tanggal

lahir

Purwakarta, 19

September 1995

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Manajemen Keuangan

Syari’ah

Fakultas Syari’ah dan Hukum

73

3. Anggota Kelompok 148

Nama Cucu Ida Barokah

Tempat,

tanggal

lahir

Subang, 06 Februari 1996

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Nama Dadang Abdulloh

Tempat,

tanggal

lahir

Sumedang, 11 januari

1995

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

74

Nama Erni Fitria

Tempat,

tanggal

lahir

Cilacap, 30 Maret 1995

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Bimbingan dan Konseling

Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Nama Firman Yuda Pratama

Tempat,

tanggal

lahir

Tegal, 11 September 1994

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Manajemen Pendidikan

Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

75

Nama Imas Maesyaroh

Tempat,

tanggal

lahir

Sumedang, 13 Desember

1994

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Jurnalistik

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Nama Jahida wildani

Tempat,

tanggal

lahir

Garut, 04 Agustus 1994

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

Fakultas Adab dan Humaniora

76

Nama Muhammad Hafizh

Tempat,

tanggal

lahir

Pasir, 27 Agustus 1994

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Perbandingan Madzhab

dan Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum

Nama Neni Solihah

Tempat,

tanggal

lahir

Karawang. 23 November

1995

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

77

Nama Ridwan Saprudin`

Tempat,

tanggal

lahir

Majalengka, 07 Juni 1995

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi

Nama Reno Tri Rahmansyah

Tempat,

tanggal

lahir

Bandung, 04 Juli 1995

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

78

Nama Sairah

Tempat,

tanggal

lahir

Bekasi, 06 Agustus 1995

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Nama Tineu Istiqomah

Tempat,

tanggal

lahir

Sumedang, 17 Oktober

1995

Jenis

Kelamin

Perempuan

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

79

LAMPIRAN

Kegiatan Peresmian Peserta KKN Sisdamas 2017

80

Kegiatan Pemberdayaan Sampah

81

Observasi ke DTA Al-Fajar

82

Kegiatan Belajar Mengajar

83

84

Kegiatan Pengajian Ibu-ibu

85

Kegiatan Rembug Warga

86

Kegiatan Piket Posko di Desa

Kegiatan Lomba dalam rangka penutupan KKN Sisdamas di

Desa Mekarwangi

87

88

Kegiatan Sosialisasi Kepada Masyarakat

89

Kesenian Desa Mekarwangi

90

Kegiatan Perpisahan