11
Laporan Pengumpulan Data Mengenai e-Procurement di LKPP Waktu : Kamis, 15 Maret 2012 Tempat : LKPP Nara sumber : Ir. Ikak G. Patriastomo, MSP a. Latar belakang dikembangkannya sistem e-Procurement? Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan salah satu dari 3 (tiga) komponen utama sistem pendukung manajemen pembangunan nasional sebagaimana dinyatakan pada Buku II Bab XI RPJMN 2010 – 2014. Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN tersebut, sasaran untuk bidang perencanaan pembangunan, data dan statistik, serta kebijakan pengadaan barang dan jasa publik diarahkan untuk mewujudkan: 1. Rencana pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) yang berkualitas; 2. Data dan informasi statistik yang lengkap, akurat, dan tepat waktu di seluruh bidang pembangunan serta meningkatnya pelayanan bagi pengguna data statistik; 3. Proses pengadaan barang dan jasa publik di lingkungan instansi pemerintah secara transparan, akuntabel, adil dan efisien, serta menurunnya praktik penyimpangan atau KKN. Guna mewujudkan proses pengadaan barang dan jasa publik di lingkungan instansi pemerintah yang transparan, akuntabel, adil dan efisien, serta menurunkan praktek penyimpangan atau KKN. Aplikasi E-Procurement atau disebut Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) telah diimplementasikan oleh LKPP pada 394 LPSE di 225 instansi di seluruh Indonesia. Penyelenggaraan e- Procurement di Indonesia didukung oleh adanya kebijakan penerapan e-Procurement dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Laporan Pengumpulan Data Mengenai e-Procurement di LKPP

Waktu : Kamis, 15 Maret 2012

Tempat : LKPP

Nara sumber : Ir. Ikak G. Patriastomo, MSP

a. Latar belakang dikembangkannya sistem e-Procurement?

Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan salah satu dari 3 (tiga) komponen

utama sistem pendukung manajemen pembangunan nasional sebagaimana

dinyatakan pada Buku II Bab XI RPJMN 2010 – 2014. Untuk mendukung pencapaian

tujuan dan sasaran RPJMN tersebut, sasaran untuk bidang perencanaan

pembangunan, data dan statistik, serta kebijakan pengadaan barang dan jasa publik

diarahkan untuk mewujudkan:

1. Rencana pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) yang berkualitas;

2. Data dan informasi statistik yang lengkap, akurat, dan tepat waktu di seluruh

bidang pembangunan serta meningkatnya pelayanan bagi pengguna data

statistik;

3. Proses pengadaan barang dan jasa publik di lingkungan instansi

pemerintah secara transparan, akuntabel, adil dan efisien, serta

menurunnya praktik penyimpangan atau KKN.

Guna mewujudkan proses pengadaan barang dan jasa publik di lingkungan instansi

pemerintah yang transparan, akuntabel, adil dan efisien, serta menurunkan praktek

penyimpangan atau KKN.

Aplikasi E-Procurement atau disebut Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

telah diimplementasikan oleh LKPP pada 394 LPSE di 225 instansi di seluruh

Indonesia. Penyelenggaraan e-Procurement di Indonesia didukung oleh adanya

kebijakan penerapan e-Procurement dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan terbitnya UU ITE No. 11 Tahun 2008 yang

membari payung terhadap legalitas transaksi secara elektronik.

proses pengadaan secara elektronik dilakukan terhadap proses pemilihan penyedia

dan pengelolaan kontrak pekerjaan pengadaan. Pemilihan penyedia dapat dilakukan

melalui dua mekanisme pengadaan secara elektronik yaitu dengan e-Tendering atau

e-Purchasing:

1. E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang

dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa

yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu kali

penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan.

Page 2: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

2. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog

elektronik.

Adapun tujuan pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah :

1. Memperbaiki transparansi dan akuntabilitas;

2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;

3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;

4. Mendukung proses monitoring dan audit.

Ideologi yang digunakan dalam e-Procurement adalah “Anti Korupsi”

b. Cakupan sistem e-Procurement?

Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menurut Perpres No. 54 Tahun

2010 yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa, adalah kegiatan

untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja

Perangkat Daerah/Institusi Lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan

kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh

Barang/Jasa.

Menurut electronic procurement within the public sector or Government (e-GP),

yang didukung oleh The World Bank, The Inter-American Development Bank dan

The Asian Development Bank, Pengadaan barang itu mulai dari mengindetifikasi

kebutuhan, kemudian melakukan proses pemilihan rekanan (dengan pilihan

Tendering atau Purchasing), melaksanakan kontrak, serah terima barang/jasa

hingga sampai masa jaminan barang/jasa selesai. Digambarkan sebagai berikut:

Direktorat E-Procurement dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

a. pengembangan sistem dan strategi pengembangan e-procurement;

Page 3: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

b. penyusunan pedoman, standar dan manual e-procurement;

c. pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) nasional;

d. pembinaan unit layanan pengadaan secara elektronik;

e. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pengembangan sistem, pelaksanaan

dan penyusunan pedoman, standar dan manual sistem e-procurement serta

pembinaan unit layanan;

f. pelaksanaan sosialisasi, pemantauan, dan penilaian kinerja pelaksanaan

pedoman, standar dan manual e-procurement.

Interaksi bisnis pengadaan nasional

c. Tujuan sistem e-Procurement?

Tujuan strategis pengadaan nasional adalah mewujudkan pengadaan nasional yang

kredibel dan menyejahterakan bangsa

Melakukan otomasi dan transformasi di bidang pengadaan barang dan jasa

d. Dasar hukum dan peraturan terkait sistem e-Procurement?

Page 4: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government;

Pada angka 15 Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

Disebutkan bahwa ”Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement,

e-reporting yang dapat dimanfaatkan oleh setiap situs pemerintah untuk menjamin

keandalan, kerahasiaan, keamanan dan interoperabilitas transaksi informasi dan

pelayanan publik.”

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah 2010 -1014, Buku II Bab XI

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan barang dan jasa ini

perlu dilakukan beberapa upaya, seperti (i) mendorong penyusunan rencana

pengadaan barang/jasa melalui aplikasi yang terintegrasi dengan pengusulan

anggaran, (ii) pemantauan terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa agar

sesuai dengan rencana, serta (iii) mendorong pelaksanaan e-procurement di

seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah. Jika ketiga hal ini dilakukan,

diharapkan dapat terwujud efisiensi dan efektivitas anggaran negara dalam

pengadaan barang/jasa.

Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

mengatur Ketentuan Umum Pengadaan Secara Elektronik pada pasal 106, 107,

dan 108.

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi;

Instruksi “KESEBELAS: Khusus kepada : “Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas melakukan kajian dan uji coba untuk

pelaksanaan sistem e-procurement yang dapat dipergunakan bersama oleh

Instansi Pemerintah.”

Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2006 tentang Dewan Teknologi

Informasi dan Komunikasi Nasional;

Salah satu program flagship Dewan Tekonologi dan Komunikasi Nasional dalam

penerapan e-Government adalah “e-procurement”. Program Flagship, yaitu suatu

program Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menjadi fokus nasional, yang

memiliki dampak besar pada pemerintah, masyarakat, dan internasional.

Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (Pasal 3 huruf d);

Page 5: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Salah satu fungsi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

adalah Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan

penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik (electronic

procurement);“

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025 (Lampiran Bab II.2 huruf G)

“Pemanfaatan TI dalam bentuk e-government, e-procurement, e-business dan

cyber law, selain akan menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik

dan lebih murah, juga akan meningkatkan diterapkannya prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik”

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik;

Pada pasal 5, disebutkan bahwa: Informasi Elektronik dan atau Dokumen

Elektronik dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah; Informasi

Elektronik dan atau Dokumen Elektronik dan atau hasil cetaknya merupakan

perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di

Indonesia.

Pada pasal 11, disebutkan bahwa : “Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan

hukum dan akibat hukum yang sah”.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

Muatan/substansi yang mendukung, sesuai bunyi pasal 2 ayat (1), yaitu : “Setiap

Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi

Publik”.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Kehadiran undang-undang tersebut semakin menegaskan pentingnya

menghadirkan pelayanan publik yang berkualitas. Oleh karena itu, teknologi

informasi dapat berperan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparan, dan

akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan publik.

e. Arsitektur sistem e-Procurement?

Arsitektur informasi pengadaan nasional:

Page 6: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa beberapa data/informasi dikelola oleh LKPP dan

tidak perlu di-share, beberapa data/informasi dikelola oleh LKPP dan di-share kepada

instansi lain, data/informasi yang dikelola oleh masing-masing instansi dan perlu

dishare serta data/informasi yang dikelola masing-masing instansi dan tidak perlu di-

share.

Page 7: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

Arsitektur e-Procurement

1. Portal INAPROC menjadi delivery channel pengadaan barang/jasa pemerintah

dan gerbang utama bagi para pihak yang ingin mengakses informasi terkait

pengadaan atau terlibat dalam proses pengadaan itu sendiri;

2. Dikembangkan tiga modul e-Procurement yaitu e-Purchasing yang sudah dalam

tahap pengembangan, dengan rancangan dasar telah disusun oleh Tim

Pengembangan e-Purchasing yang dibentuk oleh LKPP, bekerja sama dengan

tim ITB, Universitas Diponegoro, dan ITS; SPSE atau e- Tendering yang sudah

diterapkan (warna hijau) dengan proses evaluasi penawaran yang masih

dilakukan secara manual; dan e-Contract Management yang pengembangannya

harus melibatkan ranah pengelola keuangan dalam hal ini Kementerian

Keuangan;

Page 8: Laporan Pengumpulan Data_e-Procurement

3. Saat telah terpilihnya pemenang pengadaan baik melalui e-Purchasing maupun

e-Tendering, maka proses selanjutnya dikelola oleh sistem e-Contract

Management yang dimulai dari proses penyusunan dokumen kontrak,

administrasi penandatanganan kontrak, monitoring kontrak, pembayaran,

sampai dengan serah terima barang;

4. Terintegrasinya sistem e-Contract Management dengan proses administrasi

pemerintahan yang terdiri atas sistem keuangan, sistem pengelolaan aset,

sistem perencanaan, dan sistem kepegawaian untuk proses perencanaan

pengadaan, pembayaran online, pengelolaan aset hasil proses pengadaan, dan

monitoring indikator kinerja pengawai;

5. Terkumpulnya data tertentu yang berasal dari transaksi pengadaan melalui e-

Purchasing dan e-Tendering, e-Contract Management, dan sistem administrasi

kedalam satu datawarehouse pengadaan nasional untuk kepentingan monitoring

pengadaan dan bahan analisis pengembangan strategi dan kebijakan

pengadaan.

Arsitektur aplikasi LKPP ke depan berbasis SOA (Service-Oriented Architecture)

yang nantinya akan memudahkan dalam interoperabilitas antar sistem, bahkan

antar modul, seperti pertukaran layanan atau service dan data. Di satu sisi, hal ini

akan memudahkan pengelolaan dan menjaga kinerja sistem, juga untuk

memberikan fleksibilitas terhadap kebutuhan organisasi yang senantiasa

berkembang.

Tim Pelaksana:

Nama Tanda Tangan Mengetahui,

Penanggung Jawab

Kegiatan,

Dra. Widiastuti

1. M. Iqbal

2. Rizki Malinda I.P

3. Redi Kalingga