17
BAB I PENDAHULUAN Penyakit alergi dengan berbagai manifestasinya sering dijumpai di masyarakat. Salah satu manifestasi dari penyakit alergi berupa urtikaria. Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat berbagai macam penyebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang secara perlahan – lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit dan sekitarnya dapat dikelilingi halo. Pada penelitian ternyata hampir 80% penyebab terjadinya urtikaria masih belum diketahui. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, di antaranya bisa disebabkan oleh obat, makanan, gigitan atau sengatan serangga, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi, dan autoimun. 1 Berdasarkan data dari National Ambulatory Medical Care Survey dari tahun 1990 sampai dengan 1997 di USA, wanita terhitung 69% dari semua pasien urtikaria yang datang berobat ke pusat kesehatan. Distribusi usia paling sering adalah 0-9 tahun dan 30-40 tahun. Paling sering episode akut pada anak-anak adalah karena reaksi atau efek samping dari makanan atau karena penyakit-penyakit virus. Sedangkan untuk urtikaria kronik adalah urtikaria idiopatik atau urtikaria yang disebabkan karena autoimun. 4 Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% urtikaria bersama-sama dengan 1

LAPSUS URTIKARIA ASTRI FIX.doc

  • Upload
    astri

  • View
    257

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit alergi dengan berbagai manifestasinya sering dijumpai di masyarakat. Salah satu manifestasi dari penyakit alergi berupa urtikaria. Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat berbagai macam penyebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang secara perlahan lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit dan sekitarnya dapat dikelilingi halo. Pada penelitian ternyata hampir 80% penyebab terjadinya urtikaria masih belum diketahui. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, di antaranya bisa disebabkan oleh obat, makanan, gigitan atau sengatan serangga, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi, dan autoimun.1

Berdasarkan data dari National Ambulatory Medical Care Survey dari tahun 1990 sampai dengan 1997 di USA, wanita terhitung 69% dari semua pasien urtikaria yang datang berobat ke pusat kesehatan. Distribusi usia paling sering adalah 0-9 tahun dan 30-40 tahun. Paling sering episode akut pada anak-anak adalah karena reaksi atau efek samping dari makanan atau karena penyakit-penyakit virus. Sedangkan untuk urtikaria kronik adalah urtikaria idiopatik atau urtikaria yang disebabkan karena autoimun.4 Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja, 49% urtikaria bersama-sama dengan angioedema dan 11% angioedema saja. Kejadian urtikaria pada populasi umumnya antara 1% sampai 5%.1,2

Urtikaria secara umum dibagi menjadi bentuk akut dan kronis, berdasarkan durasi penyakit dan bukan dari bercak tunggal. Disebut akut apabila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari, apabila melebihi waktu tersebut digolongkan sebagai urtikaria kronik. Urtikaria akut lebih sering terjadi pada dewasa, umumnya laki laki lebih sering daripada perempuan. Urtikaria kronik lebih sering terjadi pada perempuan usia pertengahan. Ada kecendrungan urtikaria lebih sering diderita oleh penderita atopik.2,3Diagnosis urtikaria didasarkan pada: riwayat, pemeriksaan fisik, dan uji penunjang diagnostik. Gejala urtikaria dapat muncul apabila pasien sempat mengonsumsi ataupun terpapar alergen yang menyebabkan reaksi alergi sehingga riwayat adanya alergi pada pasien dapat membantu dalam penegakkan diagnosis urtikaria. Gambaran klinis urtikaria yaitu berupa munculnya ruam atau lesi kulit berupa biduran yaitu kulit kemerahan dengan penonjolan atau elevasi berbatas tegas dengan batas tepi yang pucat disertai dengan rasa gatal (pruritus) sedang sampai berat, pedih, dan atau sensasi panas seperti terbakar. Lesi dari urtikaria dapat tampak pada bagian tubuh manapun, termasuk wajah, bibir, lidah, tenggorokan, dan telinga. Uji penunjang diagnostik seperti pemeriksaan darah, urin, feses rutin dilakukan untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. Selain itu tes alergi seperti tes kulit ( skin prick test ) dan RAST (Radioallergosorbant Tests) juga dapat dilakukan, namun tes tersebut hanya bisa memberikan informasi adanya reaksi hipersensitivitas tipe I. Untuk urtikaria akut, tes-tes alergi mungkin sangat bermanfaat, khususnya bila urtikaria muncul sebagai bagian dari reaksi anafilaksis.1,4Penanganan urtikaria berupa terapi non-farmakologi dan farmakologi. Terapi non-farmakologi dilakukan dengan menghindari faktor pencetus atau penyebab terjadinya urtikaria. Bila tidak mungkin paling tidak mencoba mengurangi penyebab tersebut, sedikit-dikitnya tidak menggunakan dan tidak berkontak dengan penyebabnya. Sedangkan terapi farmakologi yang umumnya digunakan pada urtikaria berupa antihistamin (menghambat histamin pada reseptor-reseptornya) dan kortikosteroid oleh karena pada urtikaria terjadi vasodilatasi dan permeabilitas kapiler sehingga akan terjadinya transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat dimana efek dari kortikosteroid adalah vasokontriksi.5 Urtikaria merupakan salah satu manifestasi dari reaksi alergi. Beberapa pasien seringkali mengalami kesulitan dalam menetukan penyebabnya walaupun dengan tes alergi sekalipun karena sering terjadi reaksi silang. Walaupun penyakit ini tidak berbahaya keluhan gatal yang terjadi sangatlah mengganggu aktifitas sehari-hari. Untuk itu diperlukanlah pemahaman yang baik mengenai penanganan dan pencegahan terhadap penyakit ini dimana pengobatan yang paling ideal untuk urtikaria sebenarnya adalah menghindari penyebab yang dicurigai menimbulkan urtikaria tersebut.BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas PasienNama

: SAJenis kelamin

: PerempuanUmur

: 54 tahunAlamat

: Jl. Lembu Sura, Denpasar

Pekerjaan

: Ibu Rumah TanggaAgama

: Hindu

Suku

: Bali

Status

: Menikah

Tanggal Pemeriksaan: 9 Januari 20152.2 Keluhan UtamaGatal - gatal pada kedua tangan dan kedua kaki

2.3 AutoanamnesaRiwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh gatal - gatal pada kedua tangan dan kedua kakinya sejak 2 hari yang lalu. Gatal - gatal tersebut dialami pasien setelah pasien makan sambal terasi. Awalnya gatal dirasakan pada tangan kanannya kemudian menyebar ke tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri pasien lalu diikuti dengan munculnya peninggian serta perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Keluhan gatal dikatakan menetap dari hari ke hari. Untuk dapat mengurangi rasa gatal tersebut, pasien mandi dengan air hangat dan memakai bedak salisil. Namun keluhan gatal gatal tidak juga menghilang. Keluhan lainnya seperti nyeri dada, sesak napas, ataupun penurunan kesadaran tidak ada dialami oleh pasien.Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan

Pasien mempunyai riwayat alergi terasi. Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami gatal gatal seperti saat ini setelah mengonsumsi terasi dan keluhan tersebut membaik setelah pasien mendapatkan pengobatan dari dokter. Untuk keluhan gatal saat ini pasien belum dapat memeriksakan ke dokter sebelumnya.Riwayat Keluarga

Keterangan dari pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang memiliki keluhan serupa.Riwayat Sosial

Pasien bekerja sebagai sebagai ibu rumah tangga. Di lingkungan sosial tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. 2.4 Pemeriksaan FisikStatus Present

Keadaan Umum: Baik

Nadi

: 80 kali/menit

Respirasi

: 20 kali/menit

Temperatur aksila: 36,5C

Status General

Kepala

: Normocephali

Mata

: anemia -/-, ikt-/-

THT

: dalam batas normal

Thorax: Cor

: S1S2 normal, murmur (-)

Pulmo: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen: distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas

: akral hangat

edema Status Dermatologi

1. Lokasi

: Tangan kanan dan kiri, Kaki kanan dan kiri

Effloresensi

: Urtika, berbentuk bulat dan geografika, ukuran numuler 0,2 0,4 cm x 0,3 0,5 cm, batas tidak tegas, jumlah multiple yang bergabung menjadi satu membentuk konfluen, simetris.

2. Mukosa

: dalam batas normal

3. Rambut

: dalam batas normal

4. Kuku: dalam batas normal

5. Fungsi Kelenjar Keringat: dalam batas normal

6. Kelenjar Limfe

: dalam batas normal

7. Saraf

: dalam batas normal2.5 ResumePasien perempuan, 47 tahun, Bali, Islam mengeluh mengeluh gatal - gatal di kedua tangan dan kedua kaki sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini dialami setelah pasien makan sambal terasi. Keluhan dimulai dengan gatal diikuti munculnya peninggian dan kemerahan pada kulit daerah tangan kanan, kemudian menyebar ke tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri pasien. Keluhan gatal tersebut dikatakan menetap dari hari ke hari. Untuk dapat mengurangi rasa gatal tersebut, pasien mandi dengan air hangat dan memakai bedak salisil namun keluhan tidak juga menghilang.Pasien mempunyai riwayat alergi terasi. Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami gatal gatal seperti saat ini setelah mengonsumsi terasi dan keluhan tersebut membaik setelah pasien mendapatkan pengobatan dari dokter. Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan keadaan umum sadar penuh dan lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan khusus dermatologi pada kedua tangan dan kaki pasien ditemukan effloresensi urtika, berbentuk bulat dan geografika, ukuran numuler 0,2 0,4 cm x 0,3 0,5 cm, batas tidak tegas, jumlah multiple yang bergabung menjadi satu membentuk konfluen, simetris2.6 Diagnosis

Urtikaria Akut

2.7 Penatalaksanaan

MedikamentosaSistemik : Chlorpheniramine maleate (CTM) 3 x 4 mg Deksametason 3 x 0,5 mg

Topikal : Krim hidrokortison 2,5 % (dioles tipis pada daerah yang gatal)KIE

Pemakaian dan efek samping obat Hindari faktor risiko seperti makanan (terasi) ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya urtikaria2.8 Planning

Skin Prick Test

2.9 Prognosis Ad vitam

: dubius ad bonam Ad fungsional: dubius ad bonamBorang Laporan Kasus UrtikariaTopik: Urtikaria

Tanggal (kasus): 9 Januari 2015Presenter : dr. I.A Ida Astri Latamaosandhi, S.Ked

Tanggal presentasi : Pendamping : dr. IGAA Putri Juliani

Tempat presentasi : Puskesmas II Denpasar Utara

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Perempuan, 57 tahun, dengan keluhan gatal pada kedua tangan dan kaki setelah makan sambal terasi. Keluhan disertai peninggian serta perubahan warna kulit menjadi kemerahan.

Tujuan: Karena urtikaria disebabkan oleh beberapa faktor pencetus, maka penatalaksanaanya haruslah menghindari faktor pencetus disamping harus mengatasi keluhan gatal (urtikaria) terlebih dahulu

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama: SANo. Registasi: -

Nama klinik: Puskesmas II Denut Telp:Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/gambaran Klinis:

Urtikaria Akut, keadaan umum baik, keluhan gatal pada kedua tangan dan kaki setelah makan sambal terasi disertai peninggian dan perubahan warna kulit menjadi kemerahan.

2. Riwayat pengobatan: Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami gatal seperti saat ini setelah mengonsumsi terasi dan keluhan tersebut membaik setelah pasien mendapatkan pengobatan dari dokter. Untuk keluhan gatal saat ini pasien belum dapat memeriksakan ke dokter sebelumnya.

3. Riwayat kesehatan/penyakit:

Pasien sebelumnya pernah mengalami keluhan seperti ini dan biasanya akan hilang sesudah diobati

4. Riwayat keluarga:Keterangan dari pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang memiliki keluhan serupa.

5. Riwayat sosial:

Pasien bekerja sebagai sebagai ibu rumah tangga. Di lingkungan sosial tidak ada yang mengalami kelainan yang sama dengan pasien.

6. Lain-lain :

Daftar pustaka:

1. Djuanda, Adhi. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. 2005. Urtikaria. Dalam: Aisah, Siti. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm.169-176.2. Soter N. A, Kaplan A.P. Urticaria and Angioedema. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, editors. Fitzpatricks Dermatology In Genereal Medicine 6th ed. New York : McGraw-Hill Inc; 2003. p. 1129-38.

3. Poonawalla T, Kelly B. Urticaria A Review. Am J Clin Dermatol. 2009; 10 (1): 9-21

4. MacKie RM. Disorders of the vasculature :Urticaria. Clinical Dermatology. 4th ed. United States : Oxford medical publications; 1997. p. 182-184.5. Burkhart C.G. Patient-Oriented Treatment for Urticaria: A Three-Step Approach with Informational/Instructional Sheets. Open Dermatol J. 2008; 2: 57-63

Hasil pembelajaran :

1. Mengenali tanda dan gejala urtikaria

2. Mendiagnosis penyakit urtikaria berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

3. Memberikan terapi pada pasien dengan urtikaria

4. KIE kepada pasien tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan.

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

SubjektifPasien mengeluh gatal gatal pada kedua tangan dan kaki sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini dialami setelah pasien makan sambal terasi. Keluhan dimulai dengan gatal diikuti munculnya peninggian dan kemerahan pada kulit daerah tangan kanan, kemudian menyebar ke tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri pasien. Keluhan gatal tersebut dikatakan menetap dari hari ke hari. Pasien memiliki riwayat alergi terasi. Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan seperti saat ini setelah mengonsumsi terasi keluhan tersebut membaik setelah pasien mendapatkan pengobatan dari dokter. ObjektifHasil pemeriksaan fisik mendukung diagnosis urtikaria akut. Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan :

Gejala klinis (gatal gatal sejak 2 hari yang lalu setelah makan sambal terasi dimana gatal diikuti dengan peninggian serta perubahan warna kulit menjadi kemerahan )

Hasil pemeriksaan fisik: pada pemeriksaan khusus dermatologi pada kedua tangan dan kaki pasien ditemukan effloresensi urtika, berbentuk bulat dan geografika, ukuran numuler 0,2 0,4 cm x 0,3 0,5 cm, batas tidak tegas, jumlah multiple yang bergabung menjadi satu membentuk konfluen, simetris AssessmentDiagnosa ditegakkan melalui anamnesis, gejala klinis yang dijumpai dan pemeriksaan fisik diagnostik. Pada kasus ini, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, diagnosa urtikaria akut sudah dapat ditegakkan. Planning DiagnosisPenegakan diagnosis untuk urtikaria dapat ditegakkan melalui anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik yang tepat serta pemeriksaan khusus dimana salah satunya adalah skin prick test untuk dapat membuktikan penyebabnya. Skin Prick Test dapat dipergunakan untuk mencari allergen inhalan, makanan dermatofit, dan kandida. Namun dalam hal ini tidak tersedia alat untuk pemeriksaan skin prick test di lapangan. Jadi penegakan diagnosis hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti. Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan skin prick test pada pasien sehingga pasien dapat mengetahui penyebab penyakitnya secara keseluruhan. TerapiPada prinsipnya penatalaksanaan urtikaria yang ideal adalah mengobati penyebab atau bila mungkin menghindari penyebab yang dicurigai disamping harus mengatasi keluhan gatal terlebih dahulu. Pada kasus ini juga telah diberikan KIE mengenai pencegahan dan medikamentosa untuk meringankan keluhan apabila muncul kembali.

PendidikanDilakukan kepada pasien dan keluarganya bila ada untuk mencegah berulangnya keluhan dengan menghindari faktor pencetus penyakit dan mematuhi pengobatan yang telah diberikan untuk mengurangi keluhan.

KonsultasiKonsultasi untuk saat ini cukup diperlukan terutama mengenai faktor pencetus yang menyebabkan keluhan urtikaria muncul, pencegahan, dan juga tindakan yang perlu dilakukan agar keluhan bisa segera diatasi. KontrolPasien diminta untuk kontrol kembali apabila gejala masih dirasakan mengganggu. Namun apabila gejala memberat, dapat langsung dibawa ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit terdekat.+/+

+/+

-/-

-/-

9