66
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan Devita Suba Mairi Nur Af’Idah Anas O1A1 14 009

LP Mikro Perc. 4 (Isolasi & Inokulasi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mikrobiologi Percobaan 4

Citation preview

Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

48

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik penggoresan agar, teknik agar tuang dan teknik agar sebar.B. TujuanTujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi dan menginokulasi suatu mikroba dari lingkungannya.

C. ManfaatManfaat dari percobaan ini yaitu : 1. mahasiswa dapat mengetahui teknik isolasi dan inokulasi pada mikroorganisme.2. mahasiswa dapat mengetahui morfologi mikroba yang tumbuh pada medium setelah diinkubasikan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumMikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan khusus. Makhluk ini yang disebut jasad renik atau mikroorganisme yang terdapat di mana mana. Di antaranya ada yang bermanfaat bagi manusia tetapi banyak pula yang merugikan seperti misalnya yang menimbulkan berbagai penyakit (Syahrurachman dkk., 2012).Dalam ilmu mikrobiologi, proses pengambilan bagian tubuh mikroba yang mengandung spora (isolat) dan ditumbuhkan di media khusus yang steril sering disebut dengan inokulasi, yaitu dengan sengaja menumbuhkan suatu suatu jasad (renik) ke dalam suatu media tertentu. Kunci keberhasilan pembibitan secara mikrobiologis terletak pada sterilisasi, baik alat, bahan, lokasi, maupun pekerjanya. Sedangkan untuk mencegah kontaminasi, pembibitan harus dilakukan di dalam suatu ruangan khusus yang steril. Ruangan tersebut biasa dikenal dengan ruang inokulasi. Setiap ruangan bisa dijadikan ruang inokulasi, asalkan terbebas dari jasad renik yang tidak dikehendaki (Suharjo, 2010).Ruang isolasi dan inokulasi adalah ruang suci hama (aseptik) yang dipergunakan untuk membuat media agar-agar cawan, biakan murni, dan mengisolasi biakan tersebut ke media lain untuk menghasilkan biakan induk, bibit induk, ataupun bibit produksi. Di dalam ruangan tersebut, tersedia berbagai peralatan untuk isolasi maupun inokulasi (penanaman benih), seperti alkohol 70%, bunsen, pembakar spiritus, skalpel, pinset, jarum inokulasi, tabung reaksi, cawan, botol, dan kotak inokulasi. Sebelum digunakan, ruangan harus benar-benar steril. Karena itu, perlu disemprot terlebih dahulu dengan disinfektan (tim redaksi, 2002).Identifikasi yang dilakukan terhadap isolat dapat dengan cara makroskopik dan mikroskopik. Secara makroskopik pengamatan meliputi ukuran koloni, bentuk koloni, permukaan koloni, dan warna koloni. Sedangkan secara mikroskopik dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk mengamati bentuk sel bakteri (Delfahedah dkk., 2013).Biakkan murni yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme untuk dapat mempelajari sifat biakkan, morfologi dan sifat faalinya, maka mikroorganisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan dengan teknik isolasi. Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini karena dalam medium padat sel sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya. Sel mikroba yang tertangkap pada medium padat pada beberapa tempat yang terpisah , maka sel atau kumpulan sel mikroba yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah. Teknik biakkan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan/ penggoresan, cara penyebaran dan cara pengucilan satu sel (Waluyo, 2008).Pemurnian isolat bakteri bertujuan untuk memisahkan hasil inokulasi yang terdiri dari banyak koloni bakteri yang berlainan jenis sehingga didapat koloni bakteri murni pada setiap biakan bakteri. Koloni bakteri yang diambil untuk dimurnikan adalah koloni yang dominan. Pemurnian dengan menggunakan metode cawan gores (Pastra dkk., 2012).Setiap koloni bakteri yang tumbuh dan mempunyai ciri yang berbeda, dipindahkan pada medium nutrien agar (NA) padat dalam cawan petri menggunakan jarum ose dengan cara goresan (streak plate) dan diinkubasi (Gofar, 2012).B. Uraian Bahan1. Agar (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 74)Nama resmi: AgarNama lain: Agar-agarPemerian: Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu kekuningan sampai putih kekuningan atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik2. Aquadest (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 96)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM/ BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.Stabilitas: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel - partikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.3. Alkohol (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: 65) Nama resmi: AethanolumNama lain: Etanol / AlkoholRumus molekul: C2H6OBM: 46,07Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar.Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.Kegunaan: Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan: Wadah tertutup rapat jauh dari api.4. Dekstrosa (Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi III : 257)Nama resmi: DextrosumNama Lain: Dekstrosa; GlukosaRM / BM : C6H12O6.H20 / 180,16Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis.Kelarutan: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.5. Ekstrak Beef (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 242)Nama resmi: Beef ExtractNama lain:Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beefPemerian: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentukresidu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.Kelarutan: Larut dalam air dingin.Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme.Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.6. Kapas (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 277)Nama resmi: Gossypium depuratumNama lain: Kapas murni ; kapas tak berlemakPemerian: Hampir tidak berbau ; praktis tidak berasa.Makroskopik: Rambut utuh atau terputus, berbentuk pita halus, warna putih, lunak, panjang tidak kurang dari 2 cm.Mikroskopik: Pita berongga, terpilih, dan bergaris-garis ; ujung agak menebal. Setiap rambut terdiri dari 1 sel, lebar sampai 40 m atau lebih, ujung rambut membulat, sering tidak berongga.Kelarutan: praktis tidak larut dalam pelarut biasa ; larut dalam larutan tembaga (II) klorida ammonia P.Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Tidak boleh dibungkus langsung dengan kertas lilin.Penggunaan: Pembalut7. Kentang ( Solanum tuberosum )a) KlasifikasiRegnum: PlantaeDivisio: SpermatophytaSub Divisio: AngiospermaeClass: DicotyledoneaeSub Class: SympetalaeOrdo: SolanalesFamilia: SolanaceaeGenus: SolanumSpecies: Solanum tuberosumKegunaan: Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.b) MorfologiBagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.8. Pepton (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 721)Nama resmi: PeptonNama lain: Pepton dagingPemerian: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas, tidak busuk.Kelarutan: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam Eter P.Kegunaan: Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba bakteri.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.9. Sodium Chloride (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 403)Nama resmi: Natrii chloridumNama lain: Natrium kloridaRM / BM: NaCl / 58,44Pemerian: Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa asinKelarutan: Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P ; sukar larut dalam etanol (95 %) PPenyimpanan: dalam wadah tertutup rapatKegunaan: Sebagai sampel10. Yeast Extract (Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 671)Nama resmi: Ekstrak ragiSinonim: Sari ragiPemerian: Kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busukKelarutan: Larut dalam air, membentuk larutan kuning sampai coklat, bereaksi asam lemah. Tidak mengandung karbohidrat.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.c. Uraian Sampel1. Air HujanKomposisi: H2O 99,9 %, 0,01 % asam sulfat, asam nitrat, karbon, silika, dan lain lain. Tergantung pada lokasi kejadian hujan dan arah angin.Tempat pengambilan:Masjid Arrafur - RahimWaktu pengambilan: Kamis, 27 Februari 20152. LumpurKomposisi: kandungan zat padat, lemak dan minyak, nitrogen, fosfat, besi, silika, pH, kebasaan, asam organic, dan kandungan energi.Tempat pengambilan: Belakang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.Waktu pengambilan: Kamis, 5 Maret 20153. Air Parit Komposisi: Mikroba seperti bakteri Salmonela typhi), materi organik berupa sisa dan ampas makanan yang tidak tercerna dalam bentuk karbohidrat, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati, telur cacing, dan nutrien yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa oleh sisa sisa protein dan sel-sel mati.Tempat pengambilan: Got Perumahan DosenWaktu pengambilan:Kamis, 5 maret 20154. Air Kemasan AquaKomposisi: Air mineralProduksi: PT Aqua Golden Mississippi Tbk5. Kol (Brassica oleracea)a) Klasifikasi kolKingdom: Plantae Subkingdom: TracheobiontaSuper Divisi: SpermatophytaDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaSub Kelas: DilleniidaeOrdo: CapparalesFamili: BrassicaceaeGenus: BrassicaSpesies: Brassica oleracea var. capitata L.b) Morfologi KolKol atau kubis memeiliki daun yang bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Awalnya, daunnya yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh membengkok, menutupi daun-daun muda yang terakhir tumbuh. Pertumbuhan daun terhenti ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (kepala) dan krop samping pada kubis tunas (Brussel sprouts). Selanjutnya, krop akan pecah dan keluar malai bunga yang bertangkai panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna kuning. Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu. Umur panennya berbeda-beda, berkisar dari 90 hari sampai 150 hari. Daun kubis segar rasanya renyah dan garing sehingga dapat dimakan sebagai lalap mentah dan matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat diperbanyak dengan biji atau setek tunas. 6. Roti Komposisi: Tepung terigu, air, gula pasir, margarin (mengandung antioksidan BHA, pewarnamakanan beta karoten CI 75130), telur, ragi, susu bubuk, pengganti minyakmentega (mengandung antioksidan BHA, pewarna makanan beta karoten CI75130), garam, pengemulsi nabati, perlakuan tepung, perisa mentega,pengawet kalsium propionat.Produksi: PT. Nippon Indosari Corpindo7. Saus tomatKomposisi: air, gula, garam, pasta tomat, pati, cuka, pengawet natrium benzoat dan natrium metabisulfit, rempah-rempah, ekstrak ragi, pemantap nabati.Produksi: PT Heinz ABC Indonesia.8. Wortela) Klasifikasi WortelKingdom: PlantaeDivisio: SpermatophytaSub division: AngiospermaeKelas: DicotyledonOrdo: UmbelliferalesFamily: UmbelliferaeGenus: DaucusSpecies: Daucus carota L.b) Morfologi Wortel1) DaunDaun tanaman wortel termasuk daun majemuk, menyirip ganda dua atau tiga dan bertangkai. Daun memiliki anak-anak daun yang berbentuk lanset (garis-garis). Bagian tepi daun bercangap. Setiap tanaman memiliki 5 7 tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis untuk menghasilkan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetative maupun untuk bagian generative.2) BatangBatang tanaman wortel pendek sehingga hampir tidak nampak, berbentuk bulat, tidak berkayu, agak keras dan berdiameter 1 1.5 cm. Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi tangkai-tangkai daunn yang berukuran panjang sehingga kelihatan seperti cabang. Batang berfungsi sebagai media translokasi hara dan air dari tanam maupun hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman.3) AkarWortel memiliki akar tunggang dan serabut. Namun dalam pertumbuhannya, akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi mejadi tempat penyimpanan makanan sehingga bentuk akar akan berubah menjadi besar, bulat dan memanjang dengan diameter 6 cm dan panjang 30 cm tergantung varietasnya. Akar tunggang yang membesar inilah disebut umbi wortel. Adapun akar serabut yang menempel pada akar tunggang, menyebar ke samping berwarna kekuning-kuningan (putih gading).4) BungaBunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung berganda, berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji berukuran kecil dan berbulu.5) BijiBiji wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman. Biji berbentuk kecoklatan dengan panjang 3 mm dan lebar 1.5 mm. setiap gram benih akan berisi 200 biji.6) UmbiUmbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air). Ukuran umbi wortel bervariasi bergantung varietasnya. Umbi yang berukuran besar berdiameter 6.3 cm sedangkan wortel yang berukuran kecil berdiameter 3.5 cm. berat umbi dapat mencapai 300 g sedangkan yang berukuran kecil mempunyai berat 100 g.

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :a. Batang pengadukb. Buncen Burnerc. Cawan petrid. Elektromantele. Erlenmeyerf. Fillerg. Gelas ukurh. Incubatori. Jarum inokulasi (ose) lurus dan bulatj. Laminar Air Flow (LAF)k. Pipet tetesl. Pipet volumem. Rak tabung reaksin. Tabung reaksi2. BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :a. Aquadesb. Alkohol 70%c. Kain kasad. Kapase. Medium steril PDA (PotatoDextrose Agar)f. Medium steril NA (NutrientAgar)g. Plastik wraph. Sampel (air got, air hujan, air kemasan, kol, lumpur, roti, saus tomat, wortel)B. Cara Kerja1. Isolasi mikroorganismea) Isolasi bakteri dengan metode sebarCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan.2) Dipanaskan medium NA (Nutrient Agar) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Dimasukkan air hujan sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1 dengan pipet tetes, kemudian ditambahkan 9 ml aquadest dan dihomogenkan dengan batang pengaduk yang telah disterilkan.5) Dilakukan pengenceran bertingkat hingga 10-6.6) Dimasukkan medium NA ke dalam cawan petri hingga memadat.7) Diambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian diteteskan di atas permukaan agar.8) Dihomogenkan dengan cara digoyangkan secara perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan kembali memadat.9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu37C selama 1 x 24 jam dalam posisi terbalik.10) Diamati bentuk koloni dari bakteri.11) Dilakukan hal yang sama pada lumpur, air parit, air mineral aqua, dan saus tomat.

b) Isolasi bakteri dengan metode tuangCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan.2) Dipanaskan medium NA (Nutrient Agar) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Dimasukkan air hujan sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1 dengan pipet tetes, kemudian ditambahkan 9 ml aquadest dan dihomogenkan dengan batang pengaduk yang telah disterilkan.5) Dilakukan pengenceran bertingkat hingga 10-6.6) Dimasukkan suspensi cairan sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur ke dalam cawan petri yang telah disterilkan.7) Dituang medium NA ke dalam cawan petri.8) Dihomogenkan dengan cara digoyangkan secara perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan memadat.9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu37C selama 1 x 24 jam dalam posisi terbalik.10) Diamati bentuk koloni dari bakteri.11) Dilakukan hal yang sama pada lumpur, air parit, air mineral aqua, dan saus tomat.c) Isolasi jamur dengan metode sebarCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan.2) Dipanaskan medium PDA (Potato Dextrose Agar) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Dimasukkan sedikit jamur dari kol dan 10 ml aquadest ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1 dengan pipet tetes, dan dihomogenkan dengan batang pengaduk yang telah disterilkan.5) Dilakukan pengenceran bertingkat hingga 10-6.6) Dimasukkan medium PDA ke dalam cawan petri hingga memadat.7) Diambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian diteteskan di atas permukaan agar.8) Dihomogenkan dengan cara digoyangkan secara perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan kembali memadat.9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu37C selama 3 x 24 jam dalam posisi terbalik.10) Diamati bentuk koloni dari jamur.11) Dilakukan hal yang sama pada roti dan wortel.d) Isolasi jamur dengan metode tuangCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan.2) Dipanaskan medium PDA (Potato Dextrose Agar) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Dimasukkan sedikit jamur dari kol dan 10 ml aquadest ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1 dengan pipet tetes, dan dihomogenkan dengan batang pengaduk yang telah disterilkan.5) Dilakukan pengenceran bertingkat hingga 10-6.6) Dimasukkan suspensi cairan sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur ke dalam cawan petri yang telah disterilkan.7) Dituang medium PDA ke dalam cawan petri.8) Dihomogenkan dengan cara digoyangkan secara perlahan-lahan dengan membentuk angka delapan dan biarkan memadat.9) Diinkubasi dalam inkubator pada suhu37C selama 3 x 24 jam dalam posisi terbalik.10) Diamati bentuk koloni dari jamur.11) Dilakukan hal yang sama pada roti dan wortel.2. Inokulasi mikroorganismea) Inokulasi bakteri dengan metode gores dan metode tanamCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan2) Dipanaskan media NA (Nutrient Agar) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Disterilkan alat dan bahan di dalam Laminar Air Flow (LAF) dengan diberi sinar UV selama 15 menit.5) Dibagi ruangan laminar air flow menjadi 3 bagian. Bagian kanan merupakan tempat penyimpanan alat dan bahan, bagian tengah merupakan area kerja, dan bagian kiri merupakan tempat penyimpanan bahan yang telah digunakan.6) Disiapkan medium NA tegak dengan memasukkan agar setinggi tabung ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan memadat. Sebelum dituang, mulut tabung reaksi dan gelas ukur dipijarkan sebentar di atas nyala buncen.7) Disiapkan medium NA miring dengan cara memasukkan agar setinggi tabung ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar NA miring dapat terbentuk dengan baik. 8) Dipanaskan ujung ose hingga berpijar. Panaskan pula kawat baja hingga ke pangkal pegangan. Dinginkan ose selama 10-20 detik. Jangan diletakkan ose di atas meja untuk mencegah kontaminasi.9) Diambil isolat air hujan dari cawan petri menggunakan ose lurus hingga ujung ose berwarna putih.10) Digoreskan ose pada media agar miring secara zig-zag dengan hati-hati supaya agar tidak rusak.11) Ditanam isolat air hujan pada media agar tegak. Pada saat penanaman, ose tidak boleh mengenai dinding tabung reaksi.12) Dipijarkan ujung ose yang telah digunakan dan mulut tabung reaksi.13) Ditutup tabung reaksi menggunakan kapas dan kasa yang telah disemprotkan sedikit alkohol. Dibalut menggunakan plastic wrap. 14) Disusun kedua tabung pada rak tabung reaksi.15) Diinkubasi tabung reaksi selama 1 x 24 jam pada suhu 370 C.16) Diamati pertumbuhan koloni bakteri.17) Dilakukan hal yang sama pada isolat lumpur, air mineral aqua, dan saus tomat.b. Inokulasi jamur dengan metode gores dan metode tanamCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1) Disiapkan alat dan bahan2) Dipanaskan media Potato Dextrose Agar (PDA) di atas electro mantle.3) Dikerjakan secara aseptis di dekat buncen burner.4) Disterilkan alat dan bahan di dalam LAF (Laminar Air Flow) dengan diberi sinar UV selama 15 menit.5) Dibagi ruangan LAF (Laminar Air Flow) menjadi 3 bagian. Bagian kanan merupakan tempat penyimpanan alat dan bahan, bagian tengah merupakan area kerja, dan bagian kiri merupakan tempat penyimpanan bahan yang telah digunakan.6) Disiapkan medium NA tegak dengan memasukkan agar setinggi tabung ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan memadat. Sebelum dituang, mulut tabung reaksi dan gelas ukur dipijarkan sebentar di atas nyala buncen.7) Disiapkan medium NA miring dengan cara memasukkan agar setinggi tabung ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar NA miring dapat terbentuk dengan baik. 8) Dipanaskan ujung ose hingga berpijar. Panaskan pula kawat baja hingga ke pangkal pegangan. Dinginkan ose selama 10-20 detik. Jangan diletakkan ose di atas meja untuk mencegah kontaminasi.9) Diambil isolat kol dari cawan petri menggunakan ose lurus hingga ujung ose berwarna putih.10) Digoreskan ose pada media agar miring secara zig-zag dengan hati-hati supaya agar tidak rusak.11) Ditanam isolat kol pada media agar tegak. Pada saat penanaman, ose tidak boleh mengenai dinding tabung reaksi.12) Dipijarkan ujung ose yang telah digunakan dan mulut tabung reaksi.13) Ditutup tabung reaksi menggunakan kapas dan kasa yang telah disemprotkan sedikit alkohol. Dibalut menggunakan plastic wrap. 14) Disusun kedua tabung pada rak tabung reaksi.15) Diinkubasi tabung reaksi selama 3 x 24 jam pada suhu 370 C.16) Diamati pertumbuhan koloni jamur.17) Dilakukan hal yang sama pada isolat roti dan wortel.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Gambar Pengamatana. Isolasi Mikroorganisme1) Metode sebar

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR HUJANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR GOTMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: LUMPURMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR KEMASANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: KOLMEDIA: POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: SAUS TOMATMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)2) Metode tuang

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR HUJANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR GOTMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: LUMPURMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR KEMASANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: KOLMEDIA: POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: SAUS TOMATMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)b. Inokulasi Mikroorganisme1) Teknik gores

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR HUJANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: LUMPURMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR KEMASANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: KOLMEDIA: POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)2) Teknik tanam

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR HUJANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: LUMPURMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: AIR KEMASANMEDIA: NUTRIENT AGAR (NA)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOSAMPEL: KOLMEDIA: POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)

2. Tabel Pengamatana. Tabel Pengamatan Isolasi

NoGambarSampelBentuk

AtasElevasiMarginUkuran

1.a) Metode sebar

b) Metode tuang

Air HujanIrregular

CircularUmbonate

ConvexUndulate

EntireModerate

Moderate

2.a) Metode sebar

b) Metode tuang

Air Got

Circular

Convex

Undulate

Large

3.a) Metode sebar

b) Metode tuang

Air LumpurIrregular

CircularConvex

UmbonateUndulate

Moderate

Large

4a) Metode sebar

b) Metode tuang

Air Kemasan Aqua

5.a) Metode sebar

b) Metode tuang

KolIrregular

IrregularUmbonate

UmbonateUndulate

LobateModerate

Large

7.a) Metode sebar

b) Metode tuang

Saus TomatIrregular

IrregularUmbonate

UmbonateUndulate

UndulateSmall

Moderate

8.a) Metode sebarb) Metode tuangWortelLarge

b. Tabel Pengamatan InokulasiNoGambarSampelMediaBentuk

1.a) Teknik gores

b) Teknik tanam

Air HujanAgar miring

Agar lurus

Rhizoid

Villose

2.a) Teknik gores

b) Teknik tanam

Air LumpurAgar miring

Agar lurusRhizoid

Fill form

3.a) Teknik gores

b) Teknik tanam

Air kemasan aquaAgar miring

Agar lurusSpreading

Pulmose

4.a) Teknik gores

b) Teknik tanam

KolAgar miring

Agar lurus

5.Saus TomatAgar miring

Agar lurusSpreading

Fillform

6.Roti

Agar miring

Agar lurus

7.WortelAgar miring

Agar lurus

B. PembahasanBakteri adalah mikroorganisme unicelluler prokaryotik yang umumnya tidak berklorofil meskipun mempunyai dinding sel Organisme ini bersifat kosmopolitan paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat. Di makanan , di udara , air tanah, magma, batuan maupun tubuh mahkluk hidup. Bakteri mempunyai kemampuan mereproduksi tergolong sangat cepat dengan cara membelah diri secara biner atau dikenal dengan membelah secara amitosis. Misal pada bakteri kolera bisa membelah diri jadi dua setiap 20 menit, maka bisa dibayangkan setiap jam saja sudah jadi 8.Percobaan kali ini mempelajari bagaimana cara isolasi dan inokulasi berbagai sampel pada media agar. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga akan diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Teknik yang digunakan untuk mengisolasi bakteri pada praktikum ini yaitu teknik sebar dan teknik tuang. Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar yang telah memadat. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar. Teknik cawan tuang, cara lain untuk memperoleh koloni murni daripopulasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar.Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.Percobaan ini, sebelum dimasukkan ke cawan petri, pada sampel dilakukan pengenceran hingga konsentrasi menjadi 10-6, tujuan pengenceran adalah supaya diperoleh isolat yang tidak begitu padat dan mewakili semua jenis bakteri yang terdapat pada sampel.Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi dimana semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca yang biasa disebut sebagai laminar air flow ataupun dalam ruangan yang terjaga kesterilannya. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni.Teknik yang digunakan dalam menginokulasi bakteri yaitu metode gores. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan ose. Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng / miring. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Metode yang kedua adalah metode tusuk yaitu dengan dengan cara menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.Mikroba yang di isolasi tersebut dibiakkan dalam pada media PDA dan NA.Media PDAmerupakan media yang digunakan untuk membiakkan mikrobia berupa jamur. PDA sesuai bagi pertumbuhan jamur dikarenakan pada PDA terdapat kandungan ekstrak kentang yang merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan jamur. NA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan bakteri. Kandunganbeef extract dalam NA berperan sebagai sumber protein bagi pertumbuhan bakteri.Media mikroba, agar-agar disebut koloid karena dalam proses pembuatannya terbentuk struktur gel yang tercipta karena ketika dipanaskan di dalam air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas kemudian saat didinginkan, molekul-molekul agar-agar merapat satu sama lain, memadat, dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air. Sehingga terbentuklah sistem koloid padat dan cair. Pada sistem koloid ini yang menjadi fase terdispersi adalah air dan yang menjadi fase pendispersi adalah molekul agar-agar. Agar-agar merupakan koloid yang mempunyai sifat koloid liofil. Koloid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi atau menyerap cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.Ciri-ciri morfologi mikroba yang dapat diamati dari hasil percobaan isolasi pada cawan petri yaitu untuk metode sebar memiliki ciri-ciri: berukuran sedang, berbentuk irregular, berelevasi umbonate dan memiliki margin undulate. Sedangkan untuk metode tuang ciri-ciri pertumbuhan bakterinya yaitu: berukuran sedang, berbentuk circular, berelevasi convex dan bermargin entire.Manfaat isolasi dan inokulasi dalam bidang farmasi yaitu dapat digunakan untuk pembuatan antibiotik serta mencari antibiotik baru yang belum pernah ada sebelumnya.BAB VPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil simpulanyaitu isolasi bakteri dapat dilakukan dengan 2 metode, diantaranya metode sebar dan metode tuang. Sedangkan pada inokulasi teknik yang dapat digunakan adalah teknik gores dan teknik tusuk, dimana kedua teknik ini dilakukan dengan menggunakan jarum ose lurus.B. SaranPercobaan kali ini praktikan sangat mengharapkan petunjuk dari para asisten, agar dapat berhati-hati dalam melakukan praktikum mengingat bahan percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengontaminasi praktikan.

DAFTAR PUSTAKADelfahedah, Yulia, Sumaryati Syukur, dan Jamsari. 2013. Isolasi, Karakterisasi Dan Identifikasi DNA Bakteri Asam Laktat (BAL) Yang Berpotensi Sebagai Antimikroba Dari Fermentasi Kakao Varietas Hibrid (Trinitario). Jurnal Kimia Unand. Volume 2, Nomor 2.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

_________. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Gofar, Nuni. 2012. Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak Bumi. Jurnal Lahan Suboptimal. Volume 1, Nomor 2.

Pastra, Defin Ari, Melki, dan Heron Surbakti.2012. Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Pulau Tegal Lampung. Maspari Journal. Volume 4, Nomor 1.

Suharjo, Enjo. 2010. Budi Daya Jamur Merang dengan Media Kardus. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Syahrurachman, Agus dkk,. 2012. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Tangerang: Binapura Aksara Publisher.

Tim Redaksi. 2002. Budi Daya Jamur Konsumsi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.Devita Suba Mairi Nur AfIdah AnasO1A1 14 009