1
GAZEBO NEWS-Peduli ter- hadap lingkungan terutama untuk wilayah Kutai Timur, serta realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat, dan karena visi, misi dari beberapa mahasiswa STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) Sangatta terhadap cintanya kepada alam, melatar belakangi berdirinya organisasi Mapala SABANA (Stais Back to Nature). Mapala SABANA terbentuk tahun lalu (22/04/2012) dalam musyawarah besar yang di hadiri oleh 10 pendiri mapala SABANA. Musyawarah Besar berlangsung di Gazebo besar STAI Sangatta. Dan pada hari itu pula ditetapkannya seb- agai hari lahirnya Mapala SABANA, yang juga bertepatan dengan hari Bumi (22/04). Penggunaan nama SABANA merupakan usulkan dari Zidni Ilma, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Mapala SA- BANA. Saat ditanya pentingnya ke- beradaan Mapala SABANA, Zidni Ilma mengutarakan bahwa khusus- nya Kutai Timur butuh pemerhati lingkungan di atas banyaknya ke- giatan pertambangan yang dapat dipastikan aktifitasnya membawa dampak buruk pada lingkungan. “Kutai Timur butuh pencinta alam, sedangkan organisasi pencinta alam di Kutai Timur sangat minim. Sementara di utara Sangatta terus berlangsung Coal moning (aktifitas pertambangan) selama 7 hari 24 jam”. Tuturnya Zidni ilma juga menambahkan mengenai beberapa kendala yang dialami Mapala SABANA, “pan- dangan buruk yang menganggap mapala adalah organisasi yang liar, sedangkan kendala yang mendasar adalah karena mahasiswa STAIS mempunyai kegiatan di luar selain hanya menjadi seorang mahasiswa, membuat pendiri harus pandai-pan- dai membagi waktu. Tapi, di balik itu semua berkat Mapala SABANA kami jadi mengerti arti Persauda- raan” lanjutnya. Mapala SABANA telah eksi- tensinya dalam prestasi, pernah terlibat dalam ekspedisi besar yang digawangi oleh Wanadiri (Organisasi penempuh rimbah, penjelajah hutan tertua di Indonesia) yaitu ekspedisi Tondoyan, Ekspedisi Goa Kerst di TNK (Taman Nasional Kutai ), SAR pesawat jatuh di Kandolo, dan ikut berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan seperti pertemuan mapala regional Kalimantan III di Samarin- da, serta Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) di Bandung.(//mkf) Mapala SABANA Ukir Prestasi Untuk Alam Sufianti - LPM Gazebo SKEK, Jadikan Mahasiswa Berburu Kegiatan Ekstra GAZEBO NEWS-Masduki Zakariya angkat bicara, sebagai mahasiswa yang mengikuti san- tiaji SKEK (Sistem Kredit Ekstra Kurikuler), melihat sepak terjang mahasiswa STAI Sangatta yang kurang antusias dalam mengi- kuti atau menghadiri kegiatan- kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan lembaga, guna mendatangkan mahasiswa untuk bisa hadir pada kegiatan yang diselenggarakan menggunakan sistem denda (sanksi). Sampai-sampai muncul rumor bahwa kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), juga akan menerapkan sistem denda. “Selama ini mahasiswa yang aktif dalam kegiatan tidak mendapat perhatian, utamanya dalam penilaian akademik. Inilah sebab mengapa kegiatan-kegiatan selain aktifitas perkuliahan dia- baikan oleh mahasiswa. Pengen dapat Index Prestasi (IP) 4.00 cukup aktif ikuti mata kuliah, beres.” Ujar duki, panggilan akrab mahasiswa satu ini. “Tetapi sebagai mahasiswa apakah cukup dengan itu, kalau benar demikian itu artinya kita melanggar Etika Diniyah kam- pus, yaitu membudayakan ajaran agama Islam melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.” Lanjutnya. Dimasukkannya sistem SKEK dalam penilaian akademik mahasiswa, diperkirakan akan mampu menggerakkan maha- siswa untuk aktif dalam kegiatan- kegiatan ekstra, “sistem SKEK lebih elegan ketimbang sistem denda yang mungkin akan diter- apkan oleh BEM,” imbuh duki. Pasalnya, untuk bisa lulus selain terpenuhinya nilai mata kuliah, mahasiswa juga harus memenuhi standar nilai SKEK yang telah ditetapkan oleh kam- pus. “dalam penilaian kegiatan akan dikelompokkan berdasar- kan dengan skala kegiatan, apakah kegiatan berskala inter- nasional, nasional, regional, atau lokal”, ujar duki mengisahkan apa yang ia peroleh dari santiaji SKEK, yang lalu.(//mkf) Mading Gazebo Mencerahkan Untuk Menggerakkan JUM’AT 15 FEBRUARI 2013 Phone : 085355508935 Email : [email protected] Web : http://lpmgazebo.wordpress.com Lembaga Pers Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kab. Kutai Timur Edisi 46/Tahun 3 Gabung di LPM GAZEBO | Reporter | Layout & Design | jadiapa.com/mading/ Faizin, MK - LPM Gazebo Sisi Lain di Sekolah Risha Annisa* Kirim Tulisan: Berita, Artikel, Opini, Puisi, Cerpen Terbit di: LPM GAZEBO, www.jadiapa.com Kirim ke: [email protected] Banyaknya pemberitaan yang ada di media pekan ini menunjukkan berbagai macam persoalan yang ada di sekitar kita, mulai dari isu lokal sampai isu nasional, mulai dari kalangan bawah sampai orang atas yang menjadi sorotan media. Semua yang menjadi pemberi- taan banyak dari petinggi-petinggi yang seharusnya menjadi panutan banyak orang. diantara pemberitaan yang saat ini sedang banyak terkait permasalahan narkoba yang bukan hanya dikalangan orang dewasa dan bahkan sudah masuk pada pelajar dan tidak kalah menarik dipemberitaan yaitu masalah korupsi yang terjadi dipemimpin-pemimpin bangsa. ‘’Korupsi sudah menjadi budaya bagi pejabat negara’’ ungkapan yang pantas untuk dilontarkan bagi pemimpin bangsa kita, bukan hanya daging sapi yang sudah termasuki dengan ungkapan itu, tapi juga sudah masuk pada daging manusia. Apakah kita harus menu- tup mata melihat kondisi bangsa kita yang sedemikian rusak, moral-moral pemimpin yang menjadi panutan sudah tidak bisa lagi kita ikuti. Pemangku kebijakan semuanya orang-orang hebat yang dalam pendidikan- ya sudah tidak diragukan lagi. Seperti yang dikatakan bahwa sesungguhnya ke- jujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kita ke surga, itu semua akan hanya tinggal kata yang tidak lebih hanya sebuah kata-kata yang tidak mempunyai makna apabila kita tidak menanamkan jauh-jauh hari sebelum kita menjadi pemimpin. Sosok pemimpin yang idealis akan selalu jujur dalam segala hal. di mana pemimpin bangsa ini, pemimpin yang mampu menaungi rakyat, pemimpin yang mengetahui kebutuhan rakyat, pemimpin yang jujur semuanya sudah tidak ada lagi yang ada hanya pemimpin-pemimpin yang rakus yang haus akan harta dan hanya mementingkan diri pribadi Itu semua gambaran bangsa kita saat ini, bangsa yang besar bangsa yang kita banggakan dan bangsa yang kita cintai akankah kita biarkan diambil oleh pe- mimpin kita sendiri. Tentunya semua akan terus ada pemimpin-pemimpin yang demikian jikalau semua itu tidak dibarengi dengan penegakan hukum yang tidak pilih kasih dan pendidikan kejujuran sejak dini bagi calon-calon pemimpin bangsa masa depan. Bangunan dengan bermacam warna, bentuk, dan ukuran. Bangunan yang berdiri untuk memberikan fasilitas para penun- tut ilmu, kini memiliki sudut lain. Sudut yang menjadi sarana mencari kesenangan? dengan melupakan tujuan awal. Mencari kesenangan dalam rangka meningkatkan ilmu, prestasi, potensi, dan kualitas diri itu adalah benar. Namun kesenangan selain itu bukan sekolah tempatnya. Fenomena ini juga digambarkan dengan jelas pada filem- filem yang bertema anak sekolah. Niat utama berdirinya sekolah menjadi terabaikan, lantaran sebab kesenangan yang bukan pada tempatnya. Pacaran, tawuran, merokok, adalah hal yang biasa dilakukan di sekolah. Siswa dan siswi yang harusnya menjadi generasi penerus masa depan bangsa, kini tak lagi memikirkan dan mengindah- kannya. Mereka telah larut dalam kesia-siaan. Adakah sedikit kesadaran atas semua ini. Adakah keinginan untuk membagun sekolah menjadi tempat yang benar-benar menjadikan kita gen- erasi yang berguna. Kawan, luruskan niat, bulatkan tekad, mantapkan tujuan, benahi prilaku, perbaiki jiwa, dan bangun skolahmu menjadi maju penuh prestasi. * Risha Annisa, Siswi SMAN 1 Sangkulirang Ketika Pemimpin, Hilang Kejujuran Nashirudin Wakil Presiden BEM STAI Sangatta

Mading Edisi 46

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Membahas tentang penerakan sistem kredit ekstra kurikuler

Citation preview

Page 1: Mading Edisi 46

GAZEBO NEWS-Peduli ter-hadap lingkungan terutama untuk wilayah Kutai Timur, serta realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat, dan karena visi, misi dari beberapa mahasiswa STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) Sangatta terhadap cintanya kepada alam, melatar belakangi berdirinya organisasi Mapala SABANA (Stais Back to Nature).

Mapala SABANA terbentuk tahun lalu (22/04/2012) dalam musyawarah besar yang di hadiri oleh 10 pendiri mapala SABANA. Musyawarah Besar berlangsung di Gazebo besar STAI Sangatta. Dan pada hari itu pula ditetapkannya seb-agai hari lahirnya Mapala SABANA, yang juga bertepatan dengan hari Bumi (22/04). Penggunaan nama SABANA merupakan usulkan dari Zidni Ilma, yang kini menjabat

sebagai Ketua Umum Mapala SA-BANA.

Saat ditanya pentingnya ke-beradaan Mapala SABANA, Zidni Ilma mengutarakan bahwa khusus-nya Kutai Timur butuh pemerhati lingkungan di atas banyaknya ke-giatan pertambangan yang dapat dipastikan aktifitasnya membawa dampak buruk pada lingkungan. “Kutai Timur butuh pencinta alam, sedangkan organisasi pencinta alam di Kutai Timur sangat minim. Sementara di utara Sangatta terus berlangsung Coal moning (aktifitas pertambangan) selama 7 hari 24 jam”. Tuturnya

Zidni ilma juga menambahkan mengenai beberapa kendala yang dialami Mapala SABANA, “pan-dangan buruk yang menganggap mapala adalah organisasi yang liar, sedangkan kendala yang mendasar

adalah karena mahasiswa STAIS mempunyai kegiatan di luar selain hanya menjadi seorang mahasiswa, membuat pendiri harus pandai-pan-dai membagi waktu. Tapi, di balik itu semua berkat Mapala SABANA kami jadi mengerti arti Persauda-raan” lanjutnya.

Mapala SABANA telah eksi-tensinya dalam prestasi, pernah terlibat dalam ekspedisi besar yang digawangi oleh Wanadiri (Organisasi penempuh rimbah, penjelajah hutan tertua di Indonesia) yaitu ekspedisi Tondoyan, Ekspedisi Goa Kerst di TNK (Taman Nasional Kutai ), SAR pesawat jatuh di Kandolo, dan ikut berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan seperti pertemuan mapala regional Kalimantan III di Samarin-da, serta Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) di Bandung.(//mkf)

Mapala SABANAUkir Prestasi Untuk Alam

Sufianti - LPM Gazebo

SKEK, Jadikan Mahasiswa Berburu Kegiatan Ekstra

GAZEBO NEWS-Masduki Zakariya angkat bicara, sebagai mahasiswa yang mengikuti san-tiaji SKEK (Sistem Kredit Ekstra Kurikuler), melihat sepak terjang mahasiswa STAI Sangatta yang kurang antusias dalam mengi-kuti atau menghadiri kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan lembaga, guna mendatangkan mahasiswa untuk bisa hadir pada kegiatan yang diselenggarakan menggunakan sistem denda (sanksi). Sampai-sampai muncul rumor bahwa kegiatan BEM

(Badan Eksekutif Mahasiswa), juga akan menerapkan sistem denda.

“Selama ini mahasiswa yang aktif dalam kegiatan tidak mendapat perhatian, utamanya dalam penilaian akademik. Inilah sebab mengapa kegiatan-kegiatan selain aktifitas perkuliahan dia-baikan oleh mahasiswa. Pengen dapat Index Prestasi (IP) 4.00 cukup aktif ikuti mata kuliah, beres.” Ujar duki, panggilan akrab mahasiswa satu ini.

“Tetapi sebagai mahasiswa

apakah cukup dengan itu, kalau benar demikian itu artinya kita melanggar Etika Diniyah kam-pus, yaitu membudayakan ajaran agama Islam melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.” Lanjutnya.

Dimasukkannya sistem SKEK dalam penilaian akademik mahasiswa, diperkirakan akan mampu menggerakkan maha-siswa untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstra, “sistem SKEK lebih elegan ketimbang sistem denda yang mungkin akan diter-apkan oleh BEM,” imbuh duki.

Pasalnya, untuk bisa lulus selain terpenuhinya nilai mata kuliah, mahasiswa juga harus memenuhi standar nilai SKEK yang telah ditetapkan oleh kam-pus. “dalam penilaian kegiatan akan dikelompokkan berdasar-kan dengan skala kegiatan, apakah kegiatan berskala inter-nasional, nasional, regional, atau lokal”, ujar duki mengisahkan apa yang ia peroleh dari santiaji SKEK, yang lalu.(//mkf)

Mading GazeboMencerahkan Untuk Menggerakkan

JUM’AT15 FEBRUARI 2013

Phone : 085355508935Email : [email protected] : http://lpmgazebo.wordpress.com

Lembaga Pers MahasiswaSekolah Tinggi Agama Islam

Sangatta Kab. Kutai Timur

Edisi 46/Tahun 3

Gabung di LPM GAZEBO | Reporter | Layout & Design | jadiapa.com/mading/

Faizin, MK - LPM Gazebo

Sisi Lain di Sekolah

Risha Annisa*

Kirim Tulisan: Berita, Artikel, Opini, Puisi, Cerpen Terbit di: LPM GAZEBO, www.jadiapa.com Kirim ke: [email protected]

Banyaknya pemberitaan yang ada di media pekan ini menunjukkan berbagai macam persoalan yang ada di sekitar kita, mulai dari isu lokal sampai isu nasional, mulai dari kalangan bawah sampai orang atas yang menjadi sorotan media. Semua yang menjadi pemberi-taan banyak dari petinggi-petinggi yang seharusnya menjadi panutan banyak orang. diantara pemberitaan yang saat ini sedang banyak terkait permasalahan narkoba yang bukan hanya dikalangan orang dewasa dan bahkan sudah masuk pada pelajar dan tidak kalah menarik dipemberitaan yaitu masalah korupsi yang terjadi dipemimpin-pemimpin bangsa.

‘’Korupsi sudah menjadi budaya bagi pejabat negara’’ ungkapan yang pantas untuk dilontarkan bagi pemimpin bangsa kita, bukan hanya daging sapi yang sudah termasuki dengan ungkapan itu, tapi juga sudah masuk pada daging manusia. Apakah kita harus menu-tup mata melihat kondisi bangsa kita yang sedemikian rusak, moral-moral pemimpin yang menjadi panutan sudah tidak bisa lagi kita ikuti. Pemangku kebijakan semuanya orang-orang hebat yang dalam pendidikan-ya sudah tidak diragukan lagi.

Seperti yang dikatakan bahwa sesungguhnya ke-jujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kita ke surga, itu semua akan hanya tinggal kata yang tidak lebih hanya sebuah kata-kata yang tidak mempunyai makna apabila kita tidak menanamkan jauh-jauh hari sebelum kita menjadi pemimpin. Sosok pemimpin yang idealis akan selalu jujur dalam segala hal. di mana pemimpin bangsa ini, pemimpin yang mampu menaungi rakyat, pemimpin yang mengetahui kebutuhan rakyat, pemimpin yang jujur semuanya sudah tidak ada lagi yang ada hanya pemimpin-pemimpin yang rakus yang haus akan harta dan hanya mementingkan diri pribadi

Itu semua gambaran bangsa kita saat ini, bangsa yang besar bangsa yang kita banggakan dan bangsa yang kita cintai akankah kita biarkan diambil oleh pe-mimpin kita sendiri. Tentunya semua akan terus ada pemimpin-pemimpin yang demikian jikalau semua itu tidak dibarengi dengan penegakan hukum yang tidak pilih kasih dan pendidikan kejujuran sejak dini bagi calon-calon pemimpin bangsa masa depan.

Bangunan dengan bermacam warna, bentuk, dan ukuran. Bangunan yang berdiri untuk memberikan fasilitas para penun-tut ilmu, kini memiliki sudut lain. Sudut yang menjadi sarana mencari kesenangan? dengan melupakan tujuan awal. Mencari kesenangan dalam rangka meningkatkan ilmu, prestasi, potensi, dan kualitas diri itu adalah benar. Namun kesenangan selain itu bukan sekolah tempatnya.

Fenomena ini juga digambarkan dengan jelas pada filem-filem yang bertema anak sekolah. Niat utama berdirinya sekolah menjadi terabaikan, lantaran sebab kesenangan yang bukan pada tempatnya. Pacaran, tawuran, merokok, adalah hal yang biasa dilakukan di sekolah.

Siswa dan siswi yang harusnya menjadi generasi penerus masa depan bangsa, kini tak lagi memikirkan dan mengindah-kannya. Mereka telah larut dalam kesia-siaan. Adakah sedikit kesadaran atas semua ini. Adakah keinginan untuk membagun sekolah menjadi tempat yang benar-benar menjadikan kita gen-erasi yang berguna.

Kawan, luruskan niat, bulatkan tekad, mantapkan tujuan, benahi prilaku, perbaiki jiwa, dan bangun skolahmu menjadi maju penuh prestasi.

* Risha Annisa, Siswi SMAN 1 Sangkulirang

Ketika Pemimpin,Hilang Kejujuran

NashirudinWakil Presiden BEM STAI Sangatta