21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup.Elektrolit tubuh mengandung komponen- komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa.Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Sistem yang Berperan dalam Kebutuhan Cairan dan Elektrolit adalah Ginjal. Ginjal Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Terdapat pula kulit yang merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses 1

Makala h

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kmb 3

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangCairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup.Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa.Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Sistem yang Berperan dalam Kebutuhan Cairan dan Elektrolit adalah Ginjal. Ginjal Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Terdapat pula kulit yang merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi.Sedangkan cairan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam tubuh untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Fungsi NaCl bagi tubuh yang sehat sebenarnya tidak ada. NaCl 0,9%, misalnya, dulu dikenal sebagai cairan fisiologis karena dianggap memiliki kandungan cairan yang menyerupai kandungan cairan tubuh. Biasanya cairan ini digunakan pada penderita rawat inap yang memerlukan jalur infus, yang tanpa kelainan pada kandungan cairan tubuh (dalam artian tidak terdapat perubahan nilai elektrolit dalam tubuh). Namun, dalam keadaan tertentu (misalnya kadar natrium dalam darah menurun), NaCl dapat digunakan (secara infus) untuk meningkatkan kadar natrium, tentunya dengan menyesuaikan persen NaCl yang dibutuhkan. Dengan kata lain NaCl itu juga merupakan molekul yang orang bilang garem dapur terdiri dari Na+ dan Cl- merupakan ion elektrik... berperan dalam natrum kalium ATP-ase yang intinya semua kerja tubuh yang memerlukan listrik, seperti saraf, otot, chenel2 reseptor, dll

B. Rumusan Masalah1) Apakah pengertian cairan?2) Apa saja jenis-jenis cairan tubuh dan cairan intravena?3) Bagaimana cara menghitung kebutuhan cairan?

C. TujuanMakalah ini dibuat dengan tujuan :1) Untuk mengetahui definisi dari cairan2) Untuk mengetahui jenis-jenis dari cairan tubuh dan cairan intravena3) Untuk mengetahui cara menghitung kebutuhan cairan

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian CairanAir merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, nya merupakan cairan intrasel dan sisanya ekstrasel dengan nya tardapat pada intravaskuler dan sisanya merupakan intertisial. Lemak tubuh bebas air, sehingga yang kurus memiliki jumlah air lebih banyak dibanding yang gemuk. Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsur didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel. Cairan ini sebagian berada di luar sel (ekstraselular) dan yang sebagian lagi berada di dalam sel (intraselular). Asupan cairan harian, ada 2 sumber utama, yaitu :1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar 200 ml / hari.2. Berasal dari sintesis dalam tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat menambah sekitar 200 ml / hari.B. Jenis-Jenis Cairan TubuhSeluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas.1. Cairan Intraselular (CIS)40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.2. Cairan Ekstraselular (CES)20% dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular (CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).CES dibagi menjadi:a. Cairan interstisial (CIT) adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa volume cairan interstisial kira-kira 8L Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Volume Relatif (CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi baru lahir volume cairan interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding orang dewasa.b. Cairan intravaskular (CIV) adalah cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB).3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain.Adapun fungsi dari darah adalah mencakup : pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi transpor hormon ke tempat aksinya sirkulasi panas tubuhc. Cairan Transelular (CTS) adalah cairan yang terkandung didalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu volume (CTS) dapat mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.

C. Jenis-jenis cairan intravena1. Cairan hipotonik:osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.2. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

a. NaCl 0,9% Keuntungannya yaitu murah dan mudah didapat, cairan infus ini juga kompatibel untuk dicampurkan dengan produk-produk darah dan merupakan pilihan yang terbaik untuk resusitasi volume.Kekurangannya. NaCl 0,9% dapat berkontribusi menyebabkan asidosis hipercloremik ketika resusitasi cairan jumlah besar diperlukan. (untuk menggantikan setiap liter volume darah, maka kita membutuhkan sekitar 3 liter Nacl 0,9% ) jadi perbandingan cairan ini dengan volume darah yang hilang adalah 3 : 1.b. Ringer LaktatKeuntungannya: murah dan mudah didapat, memiliki komposisi isotonis yang lebih fisiologis dengan cairan tubuh, menghasilkan pergantian elemen kalsium dan pottasium, ion sodium dan chlor yang dihasilkan juga lebih fisiologis.

Kekurangannya: Relatif tidak kompatibel terhadap produk-produk darah, kandungan Ca pada Ringer laktat dapat mengaktifasi cascade koagulasi pada produk-produk darah, serta kandungan laktat dalam infus ringer laktat ini juga dapat memperburuk koreksi terhadap metabolik asidosis yang sedang berlangsung.3. Cairan hipertonik:osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.Adapun jenis-jenis cairan infus:a) ASERINGIndikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.Komposisi: Setiap liter asering mengandung:1. Na 130 mEq1. K 4 mEq1. Cl 109 mEq1. Ca 3 mEq1. Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan0. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati0. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus0. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran0. Mempunyai efek vasodilator0. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral

b) KA-EN 1BIndikasi: 1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)1. < 24 jam pasca operasi1. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak1. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

c) KA-EN 3A & KA-EN 3BIndikasi:1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas1. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)1. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A1. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

d) KA-EN MG3Indikasi :1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas1. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)1. Mensuplai kalium 20 mEq/L1. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

e) KA-EN 4AIndikasi :1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak1. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal1. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi (per 1000 ml):1. Na 30 mEq/L1. K 0 mEq/L1. Cl 20 mEq/L1. Laktat 10 mEq/L1. Glukosa 40 gr/L

f) KA-EN 4BIndikasi:1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun1. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia1. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi: Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/L

g) Otsu-NSIndikasi:1. Untuk resusitasi1. Kehilangan Na > Cl, misal diare1. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

h) Otsu-RLIndikasi:1. Resusitasi1. Suplai ion bikarbonat1. Asidosis metabolik

i) MARTOS-10Indikasi:1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik1. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein1. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam1. Mengandung 400 kcal/L

j) AMIPARENIndikasi:1. Stres metabolik berat1. Luka bakar1. Infeksi berat1. Kwasiokor1. Pasca operasi1. Total Parenteral Nutrition1. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

k) AMINOVEL-600Indikasi:1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI1. Penderita GI yang dipuasakan1. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)1. Stres metabolik sedang1. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

l) 0-PAN-AMIN GIndikasi:1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan1. Nitrisi dini pasca operasi1. Tifoid

D. MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRANBerdasarkan Indeks Water Lose (IWa. Dewasa : 15cc/Kg BB/harib. Anak : 30-usia(th)cc/kgBB/haric. Bayi: 30-50cc/kgBB/hari

Berdasarkan Total Body Water (TBW)

a. Dewasac. Laki-laki: 60%d. Perempuan: 50%b. Anak : 60-70%c. Bayi: 75-80%

A. Menghitung tetesan infusFaktor TetesanTetesan/ Menitfaktor tetes Otsuka --- 1cc = 15 tetesfaktor tetes Terumo --- 1 cc =20 tetes

1. Blood set: 15 tts/mnt2. Makro/Dewasa set: 20 tts/mnt3. Mikro/Pediatric set: 60 tts/mntRUMUSRumus Dasar (dalam satuan jam)

Rumus Dasar (dalam satuan menit)

CONTOH KASUSTetes/menit

Contoh soal 1Bapak Werman Umur 25 tahun mendapat terapi cairan infus Rl 500 cc harus habis dalam 8 jam menggunakan makro set. berapa tetesan infus yang digunakan?

JawabDiketahui :Jumlah cairan : 500 ccFaktorMakro/Dewasa : 20 tts/mntWaktu ( Menit ) : 8 jam = 480 mnt

Jawab :N =( Jumlah cairan yang diperlukan x Faktor tetesan ) Waktu dalam menitN = ( 500 x 20 ) 480N = 20,8 dibulatkan 21

Contoh soal 2Seorang pasien dengan berat 65 kg datang ke klinik dan membutuhkan 2.400 ml cairan RL. Berapa tetes infus yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien mesti dicapai dalam waktu 12 jam? Di klinik tersedia infus set merek Otsuka.Diketahui:Cairan = 2.400 ml (cc)Waktu = 12 jamFaktor tetes otsuka = 15 tetes

Jawab:

Jadi pasien tersebut membutuhkan 50 tetes infus untuk menghabiskan cairan 2400 ml dalam waktu 12 jam, dengan menggunakan infus set Otsuka.

Contoh soal 3Seorang pasien datang ke RSUD dan membutuhkan 500 ml cairan RL. Berapa tetes infus yang dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien mesti dicapai dalam waktu 100 menit? Di RSUD tersedia infus set merek Terumo. Diketahui:Cairan = 500 ml (cc)Waktu = 100 menitFaktor tetes Terumo = 20 tetes

Jawab:

Jadi pasien tersebut membutuhkan 100 tetes infus untuk menghabiskan cairan 500 ml dalam waktu 100 menit, dengan menggunakan infus set Terumo.

B. Menghitung balance cairan/IWL ( Insensible Water Loss) IWL = Contoh :Tn.A BB 60 kg dengan suhu tubuh 37CIWL = = 37,5 cc/jamkalo dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanAir adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel. 60 % berat badan tubuh adalah : a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.

Untuk dapat menghitung jumlah tetesan infus digunakan rumus sebagai berikut :

Dan untuk menghitung balance cairan/IWL ( Insensible Water Loss) digunakan rumus sebagai berikut : IWL =

B. Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

DAFTAR PUSTAKAAlimul, A.Aziz dkk.2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGCGoodner, Brenda.1994.Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis.Jakarta:EGCKusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium. Jakarta : EGCLaRocca, Joanne C.1998.Terapi Intavena.Jakarta:EGCPotter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Volume 1Edisi 4. Jakarta : EGC

3