30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku. Sistem hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku. Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk di antaranya adalah mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar yang disebut kelenjar endokrin. Kelenjar ini disebut pula kelenjar buntu. Hormon tidak 1

Makala h

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur

homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku. Sistem hormone (sistem endoklin =

sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan

sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan

perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah

laku. Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya

langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran

dan hasil sekresinya disebut hormon

Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk di antaranya

adalah mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.

Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar yang disebut kelenjar endokrin. Kelenjar ini disebut pula

kelenjar buntu. Hormon tidak dialirkan melalui saluran, tetapi alirannya langsung masuk ke

pembuluh darah dan mengadakan kontak dengan semua jaringan yang ada pada tubuh, akan

tetapi hanya sel jaringan yang mengandung reseptor spesifik terhadap hormon tertentulah yang

terpengaruh.

Korteks adrenal menghasilkan beberapa hormon steroid, yang paling penting adalah

kortisol, aldosteron dan androgen adrenal. Kelainan pada kelenjar adrenal menyebabkan

endokrinopati yang klasik seperti sindroma Cushing, penyakit Addison, hiperaldosteronisme dan

sindroma pada hiperplasia adrenal kongenital. Kemajuan dalam prosedur diagnosis telah

1

Page 2: Makala h

memudahkan evaluasi kelainan adrenokortikal, terutama penentuan plasma glukokortikoid,

androgen dan ACTH telah memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan tepat . Saat ini

kemajuan pengobatan kedokteran telah dapat memperbaiki nasib sebagian besar penderita

dengan kelainan ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan adrenalin ?

2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kelenjar adrenal?

3. Bagaimana Mekanisme pengaturan sekresi hormone adrenal?

4.

1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui penjelasan dari kelenjar adrenalin

2. Agar mengetahui anatomi fisiologi dari kelenjar adrenal.

3. Agar mengetahui penjelasan dari Mekanisme pengaturan sekresi hormone adrenal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kelenjar Adrenal

Adrenalin (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon yang memicu reaksi

terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan

respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon

adrenalin.

2

Page 3: Makala h

Kelenjar adrenal ( kelenjar suprarenal ) adalah dua masa triangular pipih yang berwarna kuning

yang tertanam pada jaringan adipose. Organ ini berada di kutub atas ginjal. Masing – masing

kelenjar ini terdiri dari korteks di bagian luar dan medulla di bagian dalam kelenjar adrenal.

Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari:

1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam

2. Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein

3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Korteks mensekresi hormone steroid. Korteks terbagi menjadi tiga lapisan, dari luar ke dalam,

yaitu zona glomerulosa, zona fasi kulata, dan zona retikularis. Sedangkan medula yang secara

embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama yang menjadi asal neuron simpatis. Sel

medula sebenarnya adalah neuron postganglionic simpatis yang bermodifikasi.

3

Page 4: Makala h

2.2 Anatomi Kelenjar Adrenal

Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas)

ginjal. Pada manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan

mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram. Kelenjar

ini berpasangan, masing-masing menempel di atas ginjal sebagai topi.

Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks berbobot

sekitar 90% massa kelenjar.Bagian medula merupakan sumber penghasil katekolamin hormon

adrenalin epinefrin dan norepinefrin. Sedangkan bagian korteks menghasilkan kortisol. Sel

penghasil kortisol dapat pula menghasilkan hormon androgen seperti testosteron.

Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon

yang saling berkaitan. Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang

merangsang kelenjar hipofisa utnuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan

kortikosteroid oleh kelenjar adrenal. Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun

hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan

atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius.

Kelenjar adrenal ini terbagi atas 2 bagian, yaitu:

1. Medula Adrenal: Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom.

Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel

pada medulla adrenal aka menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine

dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan

katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber

endogen terpenuhi. Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam

4

Page 5: Makala h

persiapan untuk memenuhi suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga

menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic

basal (BMR) dan menaikkan kadar glukosa darah.

2. Korteks Adrenal: Korteks adrenal tersusun dari zona yaitu zona glomerulosa, zona

fasikulata dan zona retikularis.

Bagian Korteks Adrenal Tersusun atas 3 zona (Arnold. 1866) :

a. Zona Glomerulosa

1. Terdiri atas sel-sel epitel kecil berbentuk polygonal yang tersusun dalam kelompok

membulat atau kolom melengkung

2. Inti sel terwarna kuat, sitoplasma sedikit, mungkin mengandung lemak.

3. Sitoplasma banyak mengandung mikrotobuli, mitokondria yang memanjang dan

reticulum endoplasmik granuler.

b. Zona Faciculata

1. Sel tersusun dalam bentuk kolom lurus setebal 2 sel

5

Page 6: Makala h

2. Sel memiliki banyak fosfolipid, asam lemak, lemak dan kolesterol terhambat pada

reticulum endoplasma agranuler

c. Zona reticularis

1. Terdiri atas percabangan dan penggabungan kolom yang terbentuk atas sel-sel yang

membulat.

2. Sitoplasma mengandung retikulum endoplasma halus, sejumlah besar lisosom dan

beberapa badan pigmen.

Korteks adrenal

1. Glukokortikoid:

Hormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukos, peningkatan

hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoid disekresikan dari

6

Page 7: Makala h

korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis.

Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks

adrenal. Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada

cedera jaringan dan menekan manifestasi alergi.

Fungsinya:

a. Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh

Meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis dalam sel hati

Meninghkatkan metabolisme protein terutama di otot dan tulang

Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dalam sel hati

Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal

Meningkatan lipolisis perefer, deposit lemak

b. Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat

c. Mnenggiatkan sekresi asam lambung

d. Mengguatkan efek nonadrenalin terhadap pembuluh darah dan merendahkan

premeabilitas dinding pebuluh darah

e. Menurunkan daya tahan terhadap infeksi dan menghambat pembentukan antibodi

f. Menghambat pelepasan histamin dalam reaksi alergi

Hipersekresi glukokortikoid:

1. Hiperglikemia, peningkatan kadar gula dalam darah

2. Otot rangka dan atrofi lemah

3. Tangan dan kaki kurus, perut membesar

4. Luka sukar sembuh, protein tulang berkurang (osteoporosis)

5. Retensi ion menyebabkan hipertensi

7

Page 8: Makala h

2. Mineralokortikoid:

Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal

untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan

ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon

ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran

darah.Meningkatkan retensi ekskresi ion K di ginjal ( tubulus distal dsan tubulus

koligentes), meningkatkan retensi Na di kelenjar keringat dan saluran pencernaan pada

ginjal aldesteron meningkat.

Pengaturan minerolokortiroid:

a. Renin- angiostesin, merangsang sel-sel zona glomerulus korteks adrenal untuk

melepaskan aldesteron, meningkatkan retensi Na, Cl, dan air

b. Kadar ion Na, K, dan plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K naik maka

sekresi aldosteron meningkat

c. ACTH dalam dosis yang kecil. Perannya sangat kecil hanya dalam kosentrasi yang

tinggi merangsang pelepasan aldesteron

Kelainan mineralokortiroid

a. Insufesiensi adrenal , Na banyak terbuangf, kadar ion K plasma meningkat, volume

plasma rendah, dan tekanan darah turun

b. Hiperaldesteron primer, aldesteronberlebihan dengan grejala hipernatremia hipertensi

tanpa edema, hipokalemia, dan otot lemah

8

Page 9: Makala h

3. Hormon-hormon seks Adrenal (Androgen):

Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis

dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon

androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar

adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita.

Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara

berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada kelainan bawaan defisiensi

enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.

4. Hormon Cortison atau anldosteron

Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.

Hiposekresi :

Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.

5. Hormon Cortisol

Berfungsi :

Memacu metabolisme karbohidrat.

Meningkatkan respon imunitas tubuh.

Hipersekresi :

Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing

syndrome.

6. Hormon Corticosterone

Berfungsi :

9

Page 10: Makala h

Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.

Meningkatkan respon imunitas tubuh.

Pengaturan sekresi kentakolamin

Perangsangan sistem saraf simpatis melepaskan non adrenalin dan adrenalin dari kelnjar adrenal.

Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medulla adrenal( keadaan

darurat) dengan gejala:

a. Marah, dingin, dan rasa takut

b. Keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia)

c. Tekanan darah rendah ( hipotensi)

d. Anoksia otak (kekurangan oksigen di otak)

e. Asfiksia

f. Meningkatkan kadar angiostenin

Efek katekolamin berupa penggiatan reseptor beta, meningkatkan sistesis siklik AMP yang

menimbulkan pengaruh inhibisi menghambat proses pada sel yang bersangkutan) kecuali otot

jantung, dan meningkatkan senyawa atom:

a. Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah

b. Meningkatkan glikogenesis meningkatkan gula darah)

c. Meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa di dalam sel

10

Page 11: Makala h

d. Meningkatan pembentukan energi dalam panas

Medulla Adrenal terdiri dari :

1. Hormon Adrenalin/Epinefrin

Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas

keseluruhan katekolamin, termasuk L-dopa, dopamine, norepinefrin, and epinefrin.

Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin

oleh feniltanolamin N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-

sel medulla adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula

adrenal.. PNMT menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang

menyumbangkan gugus metil pada norepinefrin, membentuk epinefrin.

Hormon ini secara umum berfungsi :

Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.

Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya

dll.

Secara khusus hormon ini berfungsi :

Memacu aktivitas cor/jantung.

Menaikkan tekanan darah.

Mengerutkan otot polos pada arteri.

Mengendurkan otot polos bronchiolus

Mempercepat glikolisis.

11

Page 12: Makala h

Pengeluaran keringat dingin.

Rasa keterkejutan/shock.

Mengatur metabolisme glukosa saat stress.

Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :

a. Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.

b. Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.

c. Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.

d. Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.

Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium

dan osteoporosis.

Mencegah efek penuaan dini.

Hiposekresi : Bila terjadi kekurangan penghasilan hormon adrenalin/epinefrin akan

menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon

Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.

2.3 Mekanisme Kerja Hormon Adrenal

Sistem Pertahanan Diri

Saat orang-orang ini dalam bahaya kelenjar adrenalin, cairan ini membuat mereka lebih kuat,

lebih cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga. Adenalin segera di lepaskan didalam tubuh, kemudian

cairan mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke otak, sehingga membuat seseorang yang

dalam keadaan bahaya untuk siaga tekanan darah dan detak jantungnya meningkat membuatnya

lebih waspada ini hanyalah beberapa perubahan yang dihasilkan adrenalin.Daya tampung sistem

pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak oksigen (dan lebih banyak

12

Page 13: Makala h

darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi

lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang

dibutuhkannya.

Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal - bagian dalam kelenjar

adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya

Sebagaimana terlihat pada gambar, saat melihat ular, si perempuan

ketakutan dan sebuah tombol bahaya di dalam tubuhnya tertekan. 

Otaknya mengirimkan perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. 

Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal disiagakan dan melepaskan

adrenalin untuk keadaan darurat.  Molekul adrenalin bercampur

dengan darah dan disebarkan ke berbagai bagian tubuh.  Tubuh

kemudian dapat bereaksi dengan tepat terhadap bahaya.  Misalnya,

jantung si perempuan berdetak lebih cepat, dan gula darahnya

13

Page 14: Makala h

meningkat, memberi otot-ototnya kekuatan lebih, dan ia mampu

menghindari bahaya.

Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang

memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan

karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-

sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak darah yang

dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan

jantung dapat dipasok.

Korteks adrenal berperan

penting mengurangi

ketegangan (stres) pada tubuh. 

Saat tubuh mengalami

14

Page 15: Makala h

ketegangan yang parah,

hipotalamus mengirimkan

perintah ke kelenjar pituitari

agar melepaskan ACTH

(hormon adrenokortikotropis). 

Di sisi lain, ACTH

merangsang korteks adrenal,

mendorong pembuatan

kortikosteroid.  Kortikosteroid

ini memastikan produksi

glukosa dari molekul-molekul

seperti protein, yang tak

mengandung karbohidrat. 

Akibatnya, tubuh menerima

tenaga tambahan dan tekanan

pun berkurang.

Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda, ketika menuju

pembuluh darah, molekul adrenalin menyebabkan pembuluh

melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat

penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih

cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.

15

Dalam keadaan bahaya, tubuh

disiagakan karena adanya

hubungan antara otak dan

kelenjar adrenal.

Page 16: Makala h

Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul

adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula

dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar

tambahan yang dibutuhkan otot.

Hormon "aldosteron"

Hormon aldesteron yang dihasilkan kelenjar adrenal bertugas mencegah penurunan tekanan

darah Anda dan mengatur keseimbangan natrium di dalam tubuh. hormon ini meningkatkan

jumlah natrium; di sisi lain, menggunakan kemampuan natrium menyerap cairan. Saat kadar

natrium di dalam darah menurun, aldosteron memperingatkan sel-sel di tabung-tabung kecil di

ginjal. Sel-sel ini menangkap ion natrium di dalam air seni dan menyerapnya. Ini menyebabkan

ion natrium memasuki sel-sel yang membentuk tabung-tabung itu, dan dari sana kembali

dilepaskan ke dalam darah.

Lewat cara ini, jumlah natrium ditingkatkan, keseimbangan ion dipertahankan, jumlah cairan di

dalam darah ditingkatkan, dan tekanan darah dikembalikan ke tingkat yang wajar. Ketika ion

natrium dalam tabung-tabung kecil di ginjal dipulihkan, ion kalium (K+) dilepaskan dari darah

ke air seni karena kadar natrium dan kalium di dalam darah harus di tingkat yang amat tertentu.

Kadar mineral sangat penting untuk memastikan keseimbangan asam-basa cairan di dalam dan di

luar sel, dan supaya sistem syaraf dapat berfungsi tepat.

16

Page 17: Makala h

Karena harus ada natrium dan

kalium dengan kadar tertentu

di dalam darah, sel-sel saluran

ginjal menyerap kembali ion

natrium (Na+) dan melepaskan

ion kalium (K+) ke air seni. 

Aldosteron bertanggungjawab

memastikan keseimbangan

penting ini.

Kortisol

Peran dalam adaptasi terhadap stress

Kortisol berperan penting dalam adaptasi terhadap stress. Stress dapat terjadi dalam bentuk fisik

(trauma, pembedahan), kimia (penurunan pasokan oksigen), fisiologis (olahraga berat, nyeri),

psikologis atau emosi (rasa cemas, ketakutan), dan sosial (konflik pribadi, perubahan gaya

hidup). Semua jenis stress adalah perangsang kuat untuk sekresi kortisol.

Walaupun peran pasti kortisol dalam adaptasi terhadap stress belum diketahui, penjelasan berikut

mungkin memada walaupun masih bersifat spekulatif. Manusia primitif atau hewan yang terluka

atau menghadapi situasi yang mengancam nyawa harus menunda makan. Efek kortisol yang

17

Page 18: Makala h

menyebabkan perubahan dari simpanan protein dan lemak menjadi penanbahan simpanan

karbohidrat dan peningkatan ketersediaan glukosa darah akan membantu melindungi otak dari

malnutrisi selama periode puasa terpaksa ini. Di samping itu, asam-asam amino yang dibebaskan

oleh penguraian protein akan dapat digunkana untuk memperbaiki jaringan yang rusak apabila

terjadi cedera fisik. Dengan demikian terjadi peningkatan ketersediaan glukosa, asam amino, dan

asam lemak untuk digunakan apabila diperlukan.

18

Page 19: Makala h

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Adrenalin (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon yang memicu reaksi

terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan

respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon

adrenalin.

Kelenjar adrenal ( kelenjar suprarenal ) adalah dua masa triangular pipih yang berwarna kuning

yang tertanam pada jaringan adipose. Organ ini berada di kutub atas ginjal. Masing – masing

kelenjar ini terdiri dari korteks di bagian luar dan medulla di bagian dalam kelenjar adrenal.

Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari:

1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam

2. Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein

3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

19

Page 20: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id

www.wikipedia.co.id

Selahattin Kologlu, Endokrinoloji Temel ve Klinik (Basic and Clinical Endocrinology)

Eldra Pearl Solomon, Introduction to Human Anatomy and Physiology

20

Page 21: Makala h

Cortisol:The "Stress Hormone" http://stress.about.com/library/weekly/aa012901a.htm

21