MAKALA biocomp

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    1/26

    MAKALA

    INNATE IMMUNITY REACTION TRIGGERED BY THE INTERACTION BETWEEN

    BLOOD AND BIOMATERIAL SURFACE

    OLEH :

    Yohana Maria Penga

    NIM : 080917045

    Program Studi Teknobiomedik

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Airlangga

    2011/2012

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    2/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Dalam perkembangan dunia kedokteran saat ini, telah ditemukan berbagai jenis

    material implan yang dapat digunakan sebagai material medis (biomaterial). Material-

    material ini ada yang berasal dari alam maupun disintesis oleh manusia. Adanya material ini

    sangat membantu para medis karena bisa diaplikasikan sebagai material implan, untuk

    restorasi di bidang kedokteran gigi, material pada alat-alat medis, sebagai drug delivery dan

    aplikasi lainnya. Untuk menjadi material medis, suatu bahan atau material harus memenuhi

    beberapa syarat, dan salah satu syarat penting yang harus dimiliki oleh suatu material medis

    adalah biocompatibilitas. Biocompatibilitas merupakan kemampuan biomaterial atau alat-alat

    medis untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan respon tubuh pada

    Saat ini biomaterial yang digunakan sudah sangat bervariasi dan hampir sebagian

    besar biomaterial tersebut berkontak langsung dengan darah baik secara permanen maupun

    sementara. Kontak antara biomaterial dengan sistem pertahanan tubuh di dalam darah dapat

    menimbulkan efek samping

    Dalam makala ini, penulis akan membahas khusus tentang interaksi antara material

    dengan darah. Dalam interaksi antara material dengan darah, yang juga harus diperhatikan

    adalah biocompatibilitas material yang digunakan oleh karena itu perlu ada penilaian

    biocompatibilitas. Penilaian biocompatibilitas merupakan pengukuran besar dan lamanya

    perubahan yang merugikan bagi mekanisme homeostatis (keseimbangan), yang ditentukan

    oleh respon tubuh. Tujuan dari penilaian biocompatibilitas ini adalah untuk menilai apakah

    biomaterial atau alat-alat medis mempunyai potensi membahayakan tubuh atau tidak. Adapun3 respon utama yang harus diperhatikan dalam penilaian biocompatibilitas adalah inflamasi,

    penyembuhan luka, dan reaksi imunologi atau imunotoksitas. Pada makala ini juga, penulis

    memfokuskan pada inflamasi (innate immunity).

    1.2 tujuan

    tujuan dari penulisan makala ini adalah untuk dapat mendeskripsikan tentang reaksi imun

    bawaan yang dipicu oleh interaksi antar darah dengan permukaan biomaterial

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    3/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Darah (Blood)

    2.1.1 Definisi dan fungsi

    Darah dalam dunia medis dikenal dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari

    bahasa yunani. Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai

    sel, yangmengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yangmengirimkan oksigen dan zat-zat gizi

    ke jaringan dan membawa karbon dioksida danhasil limbah lainnya.

    Darah manusia adalah cairanjaringan tubuh yang Fungsi utamanya adalah :

    mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.

    menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,

    mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan zat-zat yang mengandung berbagai bahan

    penyusun sistem imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai

    penyakit.

    Mengedarkan hormon-hormon dari sistem endokrin.

    Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai

    merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

    hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk

    heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

    Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam

    pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen

    melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena

    pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta.

    Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut

    pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava

    superior dan vena cava inferior.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin
  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    4/26

    2.1.1 Komponen darah

    Plasma darah

    Plasma darah merupakan komponen terbesar pada darah. Jumlahnya lebih dari

    separuh bagian dari darah. Sebagian besar plasma mengandung garam-garam terlarut

    dan protein Protein utama dalam plasma adalah albumin.Protein lainnya adalah

    antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-

    hormon, elektrolit,lemak, gula, mineral danvitamin.

    Fungsi plasma darah adalah :

    o menyalurkan sel-sel darah

    o plasma juga merupakan cadangan air untuk tubuh

    o mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah

    o membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh

    tubuh.

    o Fungsi Penting : antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan

    bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker).

    o Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga

    mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.

    Plasma terdiridari:

    o Air. terdapat 91-92% air dalam plasma yang diabsorbsi dari instestinal.

    Fungsinya adalah sebagai media transport dan keseimbangan volume.

    o Organik

    Komponen organik pada plasma merupakan komponen yang terdiri dari

    protein yang 5 % terbentuk di hati. Protein ini terdiri dari: albumin 50-60%,

    globulin 38%, dan fibrinogen 7%.

    Albumin

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    5/26

    mempunyai peranan untuk mempertahankan volume darah =

    tekosmotik koloid, pH, kesimbangan elektrolit serta transport ion-ion

    logam, asam lemak, steroid, hormon, dan obat.

    Globulin

    dibentuk di jaringan limfoid. Mempunyai peranan untuk pembentukan

    antibodi dan protrombin. Globulin terdiri dari:

    o alfa dan beta (faktor pembeku, prekusor inaktif )

    o Gama (antibodi)

    Fibrinogen

    Pada saat diperlukan, fibrinogen dapat berubah menjadi fibrin. Pada

    kondisi trauma pembuluh darah, fibrin membentuk jaring-jaring untuk

    menangkap platelet dan membentuk sumbatan pada daerah luka.

    Protein lainnya (C-reactive protein).

    Komponen Darah

    Sel darah.

    o Sel dmerah (Eritrosit)

    Gambar sel darah merah

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    6/26

    Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari

    Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti

    selubung/sel. Sel darah merah meliputi 45% dari volume darah yaitu

    berkisar antara 4,8-5,4 juta/ml. Sel darah merah tidak memiliki inti dan

    bentuknya bikonkaf (cekung pada kedua sisinya). Fungsi utama sel darah

    merah adalah transport dan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida

    yang dilakukan oleh hemoglobin. Hemoglobin akan mengambil oksigen

    dari paru-paru dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati

    pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna

    hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Sel darah merah

    berumur sangat pendek, yaitu hanya 120 hari. Pada manusia, sel darah

    merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan

    bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus.

    o Sel darah putih (Leukosit)

    Gambar sel darah putih

    Sel darah putih merupakan sel darah yang jumlahnya 1% dari volume

    darah, yaitu 5.000-10.000 /ml. Fungsi utama sel darah putih adalah untuk

    membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari

    sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,

    dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler

    (diapedesis). Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat

    dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independenseperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    7/26

    berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau

    mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri

    atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah

    produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum

    tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan

    fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

    o Keping darah (Trombosit)

    Keping darah atau trombosit (en:platelet, thrombocyte) adalah sel anuclear

    nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya), dengan bentuk tak

    beraturan dan ukuran diameter 2-3 m yang merupakan fragmentasi dari

    megakariosit. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam

    mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan

    membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara

    200.000-300.000 keping/mm. Nilai dibawah rentang tersebut dapat

    menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama

    dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang

    tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari

    eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Pada

    saat pembekuan darah, trombosit akan saling menggumpal dan agregasi di

    tempat trauma, untuk menutup luka.

    2.2 Biomaterial

    2.2.1 biocompatibilitas

    Istilah biocompatibility mengarah pada kemampuan suatu material untuk tampil

    dengan respon hostyang sesuai pada aplikasi spesifik. Kebanyakan biomaterial muncul pada

    kontak dengan darah, secara kontinyu dan sepanjang implantasi. Akibatnya, biomaterial akan

    terlindung dan diidentifikasi oleh molekul-molekul pengenal dari sistem kaskade yang

    berbeda. C1q, mannose binding lectin (MBL), dan properdin dari sistem komplemen; FXII

    dan high molecular weight kininogen (HMWK) dari sistem aktivasi kontak, dan FVII dan TF

    dari sistem koagulasi.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    8/26

    Kontak awal ini menyebabkan munculnya generasi dari mediator-mediator protein;

    anaphylatoxin C3a dan C5a, serta kompleks sC5b-9 lytic (sistem komplemen), bradykinin

    (sistem aktivasi kontak), dan thrombin (sistem koagulasi). Mediator- mediator tersebut

    memicu leukosit (PMNs dan monocyte ) dan platelet-platelet, menimbulkan reaksi inflamasi

    dan thrombotic. Proses-proses yang boleh dimanifest Atau pada beberapa kasus secara

    sistemik dan menyebabkan inflamasi di seluruh tubuh yang mungkin mengganggu atau

    bahkan fatal untuk pasien.

    2.2.2 biomaterial sebelumnya

    Beberapa penemuan telah membentuk pengobatan pada cara yang dramatis sebagai

    biomaterial, menentukan kembali penggunaan glass eyes dan aplikasi dari emas pada

    kedokteran gigi 2000 tahun yang lalu. Revolusi pertama pada evolusi biomaterial dipicu oleh

    kemunculan polimer sintetik pada awal abad ke 20, yang diikuti oleh material dengan sifat

    istimewa tiruan pabrik. Sementara itu, material asli beradaptasi untuk aplikasi medis dari

    sumber-sumber lainnya (contohnya tekstil plastik commodity), ini menjadi jelas bahwa

    polimer harus disesuaikan secara teliti untuk mengoptimalkan tampilanny. Kenbnyak

    keuksesan awal adalah hasil dari kesanggupan lebih dari design. Teknisi implan menerapkan

    yang umum dan material yang dipinjam dari bidang lain, dikembangkan melalui kolaborasi

    dari ahli fisika dan teknisi, telah mendapatkan keuntungan dari kemajuan dalam ilmu

    material. Umumnya digunakan biomaterial dari era ini termasuk kain parasut dan darkon

    untuk implan vaskular, titanium alloy untuk implan dental dan orthopedi, dan UHMW

    bantalan permukaan polyethylene untuk penggantian total sendi, katub jantung, dan

    pacemaker.

    Suatu hal yang menarik adalah bahwa salah satu komplikasi klinis yang pertama

    dilaporkan aktivasi pada permukaan biomaterial dilakukan sehubungan dengan hemodialisis

    menggunakan selulosa-yang diderivatisasi membran. Daerah yang relatif luas dari membran

    menyebabkan aktivasi komplemen yang besar yang menyebabkan peningkatan tingkat C3A

    dan C5a dalam darah pasien dan agregasi granulosit. Dalam laporan terdahulu lainnya,

    prosedur pengobatan extracorporeal lainnya seperti leukapheresis filtrasi serat nilon, yang

    ditemukan untuk menginduksi aktivasi komplemen mendalam. Sejak itu, pemilihan kontak

    darah dan polimer yang telah dibuat dilakukan dengan lebih berhati-hati telah dibuat.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    9/26

    2.2.3 Biomaterial sekarang

    Bersamaan dengan kemajuan yang terjadi dalam ilmu material, perkembangan pesat

    dalam biologi molekular, mikro-manufaktur, dan nanoteknologi telah menghasilkan suatu

    revolusi kedua yang berkelanjutan yang telah memperkenalkan biomaterial untuk bidang

    yang tak terbayangkan sampai sekarang. Saat ini kita mendefinisikan suatu biomaterial

    sebagai "zat-zat lain selain makanan dan obat-obatan yang terkandung dalam sistem

    terapeutik atau diagnostik yang berada dalam kontak dengan cairan jaringan atau biologis".Kisaran aplikasi dari sistem pengiriman obat dan perangkat implan (misalnya pompa insulin)

    untuk sirkuit extracorporeal digunakan selama menjalani operasi bypass kardio-pulmoner.

    Biomaterial saat ini terdiri dari implan buatan menggunakan bahan buatan dan beberapa

    perangkat polimer dimodifikasi dan baru, dengan beberapa contoh di pasar tapi banyak dalam

    pengembangan. Cutting-edge contoh yang termasuk implan -rekayasa jaringan yang

    dirancang untuk menumbuhkan kembali daripada mengganti jaringan kulit buatan prosedur

    sel tulang rawan semen tulang resorbable perbaikan, dan rekayasa genetika "biologis"

    komponen.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    10/26

    Meskipun kebanyakan dari biomaterial tersedia, penggunaannya yang efektif masih

    sulit karena biomaterial merangsang kedua aplikasi-yang diarahkan dan berpotensi

    merugikan reaksi yang dilakukan oleh tubuh manusia, setelah itu, biomaterial adalah benda

    asing yang dapat menginduksi sistem pertahanan in vivo. Dengan dampak dan potensinya

    yang sangat besar, kebutuhan mendesak untuk mengembangkan polimer dengan peningkatan

    biokompatibilitas dan metode untuk pengujian efek mereka pada tubuh kini telah diakui.

    Penjelasannya, pencegahan, dan modulasi aktif dari reaksi merugikan dimediasi oleh

    kekebalan tubuh dan kontak-sistem dianggap sebagai aspek yang sangat penting dari

    pengembangan biomaterial.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    11/26

    BAB III

    ISI

    3.1. Hemocompatibility

    Saat ini, penggunaan berbagai macam biomaterial dalam pengobatan sudah sangat

    luas. Sebagian besar biomaterial tersebut berkontak dengan darah baik secara permanen

    ataupun sementara. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa lebih dari 25 juta pasien

    memiliki beberapa jenis perangkat implan. Bahkan sebagian pasien diperlakukan dengan cara

    non-implan dan biomaterial sementara (termasuk 400 juta kateter, 25 juta dialyzer ginjal, dan

    lebih dari 2 juta per tahun stent) . Pada tahun 2007, aplikasi gabungan dalam pengiriman obat

    dan peralatan medis telah diperkirakan menghasilkan pasar sebesar $ 200 miliar di Amerika

    Serikat saja.

    Meskipun dalam rekayasa biomaterial dan pengembangan klinis telah mengalami

    kemajuan, banyak bahan dan prosedur yang masih berhubungan dengan efek samping yang

    tidak diinginkan. Sebagai contoh, hemodialisis dapat berkontribusi pada cepatnya inflamasi

    sistemik dan arteriosclerosis, dan pengobatan dengan stent berhubungan dengan trombosis.

    Reaksi-reaksi yang merugikan diprakarsai oleh kontak antara biomaterial dan sistem

    pertahanan dalam darah, terutama sistem kaskade, yang menyebabkan aktivasi selular.

    Dengan demikian, tujuan kompatibilitas darah belum tercapai .

    Dalam kondisi fisiologis, kontak langsung dengan darah terbatas pada lapisan sel

    endotel utuh pembuluh darah, permukaan yang benar-benar hemocompatible hanya

    ditemukan di alam. Aktivasi komplemen dan pembekuan ini dipicu oleh gangguanpermukaan ini atau dengan pengenalan bahan asing, non-sel darah, atau mikroorganisme ke

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    12/26

    dalam sirkulasi. Kaskade yang terdiri dari plasma komplemen, koagulasi, aktivasi kontak

    (atau kallikrein/kinin), dan sistem fibrinolisis semuanya bertindak sesuai prinsip-prinsip yang

    sama, dan interaksi antara sistem-sistem, baik langsung dan tidak langsung (yaitu cell

    mediated) yang telah lama diketahui terjadi. Selain itu, ada crosstalk yang erat antara sistem

    kaskade dengan trombosit dan leukosit selama induksi pembekuan dan peradangan. Selain

    itu, sel-sel endotel memainkan peran aktif tidak hanya dalam propagasi suatu peristiwa

    inflamasi/ trombotik tetapi juga dengan menyediakan senyawa penghambat platelet

    3.2 Complement

    Sistem komplemen adalah kontributor utama untuk sistem kekebalan tubuh bawaan dari

    suatu host, membersihkan tubuh dari sel-sel asing dan organisme melalui lisis secara

    langsung atau dengan perekrutan leukosit yang mendorong fagositosis. Kaskade terdiri dari

    sebuah jaringan protein plasma yang rumit serta reseptor dan regulator yang terikat pada

    permukaan sel. Aktivasi melibatkan empat tahap yaitu :

    o Pengenalan pola permukaan non-self melalui inisiasi jalur yang berbeda, jalur

    klasik dan lektin (CP dan LP) yang diinduksi oleh kompleks antigen-antibodi

    dan karbohidrat tertentu, masing-masing, dan jalur alternatif (AP), mungkin

    dipicu langsung oleh permukaan asing (misalnya biomaterial buatan manusia );

    o Aktivasi komplemen komponen C3 ke C3A dan C3b opsonizing (membuat

    bakteri atau sel-sel lain yang lebih rentan terhadap aksi fagosit) oleh dua

    molekul kompleks multi enzim yang disebut C3 convertases (Convertase

    merupakan enzim yang mengubah substrat ke kondisi aktif mereka);

    o Inisiasi dari sebuah loop amplifikasi oleh AP, yang mengarah pada sebagian

    besar dari aktivasi C3, karena permukaan yang disimpan C3b memulai

    pembentukan kompleks convertase AP yang lebih banyak (C3bBb);

    o Generasi convertases yang dapat mengaktifkan komponen C5 ke C5a

    anaphylatoxin yang kuat dan fragmen C5b yang dapat menginduksi

    pembentukan kompleks melengkapi terminal (TCC atau C5b-9).Anaphylatoxins (C3A dan C5a) mengaktifkan dan merekrut fagosit dan sel

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    13/26

    kekebalan lainnya, sementara target yang terikat fragmen C3 memfasilitasi

    pengikatan dan aktivasi sel-sel yang direkrut.

    Overview of the complement system, with emphasis on activation pathways, potential

    therapeutic targets and membrane- and fluid-phase inhibitors.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    14/26

    Secara In vivo, sistem komplemen dikendalikan oleh beberapa zat yang terlarut dan

    regulator yang terikat membran yang melindungi sel itu sendiri. Kerusakan disebabkan oleh

    produk aktivasi komplemen autologous. Sebagian besar modulator adalah golongan pengatur

    aktivasi komplemen (RCA) superfamily, yang bertindak ditingkat convertases. Protein

    Plasma Faktor H (regulator dari AP) dan protein C4b pengikat protein (C4BP, regulator

    CP), serta protein dan regulator yang terikat pada permukaan sel, membran kofaktor protein

    (MCP), kerusakan faktor akselerasi (DAF), dan reseptor komplemen 1 (CR1 atau CD35)

    merupakan kelompok ini. C4BP dan Faktor H tidak hanya melemahkan produk aktivasi

    komplemen dalam sirkulasi tetapi juga mengenali pola tertentu misalnya, glikosaminoglikan

    dan asam sialic (GAG) pada sel host dan dengan demikian melengkapi dukungan

    penghambatan pada permukaan yaitu, pengenalan sel itu sendiri.

    3.3 Crosstalk antara sistem kaskade darah dan sel-sel pada saat inflamasi

    Telah dikenal selama beberapa dekade bahwa aktivasi hasil dari sistem aktivasi

    kontak Faktor XIIa (FXIIa) dan kallikrein, serta trombin dan plasmin, mampu melekat

    melengkapi komponen yang telah dimurnikan atau fragmen campurannya secara in vitro.

    Baru-baru ini, pengamatan dini telah dikonfirmasi dan diperluas, dan FXIa, FXA, serta FIXa

    telah ditambahkan ke daftar protease yang berpotensi mampu melewati convertases dan

    langsung menghasilkan masing-masing C3A dan C5a. Selain itu, trombin yang dimediasi

    generasi C5a telah ditunjukkan untuk mengambil tempat di C3KO tikus, yang tidak dapat

    membentuk C5 convertases dan dengan demikian tidak dapat mengaktifkan C5 dengan

    mekanisme konvensional.

    Sebuah koneksi timbal balik dimana aktivasi komplemen akan menyebabkan aktivasi

    koagulasi, juga telah dijelaskan dalam kasus C5a-yang dimediasi upregulasi dari faktor

    jaringan (TF), inisiator poten dari jalur ekstrinsik (jalur TF) dari koagulasi, pada kedua sel

    endotel dan polimorfonuklear leukosit yang bersirkulasi (PMN). Selain itu, telah ditunjukkan

    bahwa aktivasi komplemen terjadi secara in vivo selama hemodialisis pasien dengan

    penyakit ginjal stadium akhir mengarah pada generasi C5a dan ekspresi TF aktif fungsional

    pada PMN, sehingga mengakibatkan keadaan procoagulative yang mungkin berkontribusi

    pada peningkatan risiko trombosis pada pasien ini.

    Aktivasi platelet selama peristiwa trombotik sangat erat hubungannya dengan aktivasi

    komplemen dan sistem kontak, yang pada gilirannya menyebabkan peradangan. Chondroitin

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    15/26

    sulfat A (CS-A), dibebaskan dari butiran alfa selama aktivasi trombosit, adalah mediator

    poten dari crosstalk antara trombosit dan sistem komplemen. Reseptor trombosit yang

    diaktifkan trombin adalah promotor yang kuat pada peradangan sejak dilepaskan, CS-A

    mengaktifkan komplemen dalam fase cair dan menghasilkan anaphylatoxin yang memicu

    aktivasi leukosit. Selain itu, aktivasi platelet menyebabkan aktivasi kontak sistem enzim

    FXIIa dan FXIa, yang secara khusus dihambat oleh antitrombin (AT) bukan oleh C1INH,

    seperti kasus ketika aktivasi kontak dipicu oleh permukaan material.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    16/26

    3.4. Model untuk darah-biomaterial interaksi

    Karena sistem kaskade berbagai jenis sel dalam darah dikenal untuk berinteraksi, efek

    sebenarnya dari permukaan biomaterial pada darah hanya dapat diketahui ketika darah

    keseluruhan digunakan untuk studi interaksi (Gorbet dan Sefton, 2004). saat ini kami

    menggunakan dua dalam sistem in vitro, loop Chandler dan ruang model, untuk mempelajari

    urutan peristiwa yang terjadi ketika permukaan biomaterial datang ke dalam kontak dengan

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    17/26

    darah. Dalam rangka meminimalkan penghambatan melengkapi dan koagulasi, kita

    menggunakan salah satu jumlah yang rendah heparin (kurang dari 0,5 IU / mL), atau inhibitor

    trombin spesifik seperti melagatran atau lepuridin.

    Chandler loop terdiri dari potongan pipa diisi dengan darah; bagian-bagian tabung

    ditutup ke dalam loop dengan cara konektor logam heparinized dan dibiarkan berputar pada

    37 C dalam bak air. Dengan menggunakan model ini kita telah mendokumentasikan bahwa

    berbagai biomaterial berperilaku berbeda sehubungan dengan aktivasi komplemen pada fase

    padat dan dalam fase cairan, dan kedua fase karena itu perlu dipertimbangkan ketika

    mengevaluasi aktivasi komplemen oleh biomaterial (Gong dkk, 1996;. Mollnes et al, 1995;.

    Nilsson et al, 1998)..

    Model ruang dibuat dengan memperbaiki dua cincin polimetilmetakrilat (PMMA) ke

    slide mikroskop (juga dari PMMA), menciptakan dua sumur. Seluruh perangkat dilapisi

    dengan heparin untuk menghindari non-spesifik aktivasi. Sebuah slide mikroskop kedua (dari

    bahan apapun [bio]) terpasang, menciptakan dua kamar melingkar yang diputar pada 37 C

    dalam penangas air (Hong et al, 1999;.. Nilsson et al, 1998). Setelah inkubasi darah di kedua

    model, sel-sel yang melekat, protein atau produk aktivasi dapat dianalisis.

    3.5. Contoh modifikasi permukaan untuk meningkatkan darah kompatibilitas

    Bahan dimaksudkan untuk digunakan dalam kontak dengan darah keseluruhan harus

    idealnya inert untuk kedua komplemen dan aktivasi koagulasi, sehingga darah untuk lolos

    tanpa dipengaruhi oleh materi. Sifat bahan yang dimaksudkan untuk implantasi dan integrasi

    telah hati-hati diteliti selama bertahun-tahun dan dioptimalkan pada tingkat material. Namun,

    sifat biologis yang diperlukan untuk integrasi jaringan belum sepenuhnya didefinisikan.

    Pelapis heparin telah banyak digunakan untuk menjamin kompatibilitas dari

    biomaterial dengan darah berkaitan dengan aktivasi dari koagulasi, kontak dan komplemen

    biomaterial yang ter induksi aktivasi sistem. Hipotesis diterima yang mendasari penggunaan

    heparin yang turun-regulasi dicapai oleh regulator mengikat seperti faktor H (Videm et al.,

    1999), Cl inhibitor dan antithrombin. Sistem koagulasi dihambat oleh heparin larut pada

    konsentrasi jauh lebih rendah daripada yang sistem komplemen (Gong et al., 1996). Oleh

    karena itu wajar untuk mengasumsikan bahwa konsentrasi optimal permukaan-terikat heparin

    dioptimalkan untuk menghambat aktivasi sistem koagulasi tidak cukup untuk down mengatur

    komplemen biomaterial yang ter induksi. Kami telah menunjukkan bahwa kompatibilitas

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    18/26

    darah permukaan berkaitan dengan aktivasi koagulasi, komplemen dan trombosit dapat

    ditingkatkan dengan meningkatkan konsentrasi heparin permukaan. Pengikatan faktor H

    adalah tidak dipengaruhi oleh konsentrasi heparin permukaan meningkat, menunjukkan

    bahwa faktor ini bukan pengatur utama dari komplemen biomaterial yang ter induksi pada

    permukaan heparin (Andersson et al., 2003).

    Permukaan dilapisi dengan polietilen oksida (PEO) telah terbukti memiliki non-

    spesifik protein yang rendah protein adsorpsi dan thrombogenicity, tapi sayangnya,

    permukaan ini juga komplemen biomaterial yang ter induksi aktivator kuat (Amiji dan Park,

    1992;. Hansson et al, 2005; Kidane dan Park, 1999

    3.6 model aktivsi komplemen pada permukaan biomaterial

    Selama paparan tak terhindarkan dari biomaterial terhadap darah, baik secara

    sementara selama pemberian atau implantasi maupun terus-menerus selama hidup mereka di

    dalam tubuh, permukaan buatan mereka dengan segera menjadi tertutup oleh lapisan protein

    plasma yang pada dasarnya monolayer. Adsorpsi ini dapat digambarkan sebagai fase

    pengakuan, yaitu sebuah proses pasif yang mungkin atau tidak mungkin termasuk dalam

    perubahan konformasi dalam protein individu dalam lapisan ini (Gambar 2A, B).

    Contoh protein yang muncul sangat peka terhadap mengalami perubahan

    konformasiyang dialami pada pengikatan lapisan permukaan adalah komponen komplemen

    C3 dan IgG, yang keduanya dapat menginduksi aktivasi sistem komplemen pada permukaan

    biomaterial melalui AP atau CP, masing-masing. Contoh lain yang teradsorpsi FXII, yang

    memicu aktivasi kontak, dan fibrinogen, yang mengikat GPIIb / IIIa pada trombosit, sehingga

    mendorong aktivasi mereka. Deposisi lapisan protein utama memicu aktivasi komplemen,

    koagulasi, dan sistem kontak dalam cara yang bergantung pada komposisi dan konformasi

    dari protein teradsorbsi. Molekul pengakuan dari sistem kaskade ini dapat mengikat protein

    yang disimpan atau menjadi tidak digabungkan ke film protein awal. Karena tidak adanya

    regulator spesifik pada permukaan biomaterial dan kurangnya pengakuan diri, aktivasi

    kaskade setiap sistem biasanya mengarah ke amplifikasi cepat dari respon masing-masing

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    19/26

    Aktivasi komplemen yang terus-menerus mengarah ke generasi dan menumpuk

    endapan fragmen C3b dan degradasi (iC3b, C3dg) di atas lapisan protein yang pada awalnya

    teradsorpsi dan pelepasan yang serupa dengan anaphylatoxins ke tingkat yang bergantung

    pada eksposur konformasi dari lokasi akseptor untuk C3 (Gambar 2C). Peningkatan melaluiloop amplifikasi AP (Gambar 2D) akhirnya dapat menyebabkan penyembunyian total lapisan

    protein awal oleh fragmen aktivasi C3. C3A dihasilkan dan C5a anaphylatoxins bertindak

    sebagai kemo-atraktan yang kuat yang merekrut PMN dan monosit ke tempat biomaterial-

    diinduksi aktivasi komplemen. Urutan peristiwa diringkas dalam Gambar. 3. Selain itu, efek

    proinflamasi mengerahkan anaphylatoxins yang kuat, yang dapat menyebabkan peradangan

    sistemik, akut dan/atau kronis. Sedangkan opsonisasi permukaan asing oleh C3b dan iC3b

    biasanya memfasilitasi pengurangan fagositosis partikel non-self melalui pengakuan oleh

    reseptor komplemen seperti CR3 (CD11b/CD18) pada leukosit yang teraktivasi. Peralatan

    biomaterial yang berukuran besar untuk penggunaan klinis, sering mencegah penyerapan

    tersebut; akibatnya, aktivasi yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan perubahan dalam

    status dari sel kekebalan yang direkrut, sebagaimana telah dicontohkan oleh peningkatan fusi

    makrofag untuk sel-sel raksasa benda asing.

    Selain itu, pengaktifan aktivasi kontak/koagulasisistem akhirnya menghasilkan

    trombin, yang merupakan penggerak trombin yang kuat. Trombin-trombosit teraktivasimelepaskan CS-A, yang mengaktifkan fase cair komplemen, lebih menguatkan reaksi

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    20/26

    inflamasi yang berlangsung. Bersama dengan induksi C5a-dimediasi TF pada PMN dan

    monosit, peristiwa ini menyebabkan peningkatan yang ditandai pada koagulopati. aktivasi

    sistem kontak juga menghasilkan bradikinin, peptida vasoaktif yang kuat (Gambar 1).

    Singkatnya, komplemen-terkait opsonisasi permukaan dan pelepasan anaphylatoxins dan

    rekrutmen berikutnya serta aktivasi populasi leukosit, dalam kombinasi dengan aktivasi

    trombin yang dimediasi dari trombosit, menyebabkan reaksi inflamasi dan reaksi thrombotic

    yang dapat merugikan peralatan biomaterial dan/ atau pasien. Dengan demikian, hasil dari

    pengobatan medis adalah untuk sebagian besar ditentukan oleh komposisi dan konformasi

    dari lapisan protein plasma yang awalnya terbentuk pada permukaan bio-buatan.

    3.7 Dampak permukaan matrix pada biomaterial yang diinduksi oleh aktivasi

    komplemen

    secara umum seperti permukaan polimer, permukaan logam atau permukaan keramik ,darah yang diserap atau protein jaringan sebagai fenomena umum. Adsorpsi protein biasanya

    terjadi sebagai adsorpsi awal yang cepat dalam milidetik pertama sampai lapisan

    monomolecular protein telah diformat. Setelah pembentukan sedikit atau banyak monolayer

    stabil, adsorpsi dihambat. Pola-pola protein individu yang teradsorpsi dipengaruhi oleh

    konsentrasi protein dalam cairan biologis (misalnya darah) serta kimia permukaan

    biomaterial. Aktivasi sistem kaskade plasma, (komplemen, koagulasi / kontak aktivasi) juga

    diprakarsai oleh interaksi protein langsung dengan permukaan biomaterial, tetapi berbeda

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    21/26

    dengan protein yang teradsorpsi pada awal, efek dari sistem kontak aktivasi diperpanjang

    untuk waktu yang lama dan melibatkan sel yang keterlibatannya di permukaan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, komposisi, dan konformasi protein dalam

    lapisan awal termasuk hidrofobisitas / hidrofilisitas dari permukaan, serta biaya distribusi

    kelompok. Secara umum, protein lebih rentan untuk menjalani substansial konformasi

    perubahan ketika mengikat permukaan hidrofobik daripada permukaan hidrofilik. Ini

    merupakan ikatan tingkat yang lebih tinggi sehingga menghasilkan kerapatan yang lebih

    tinggi dari protein disimpan pada permukaan hidrofobik. Salah satu protein yang telah

    banyak dipelajari adalah komponen komplemen C3, yang dikenal untuk menjalani perubahan

    konformasi yang mendalam ketika mengikat permukaan hidrofobik, seperti yang ditunjukkan

    menggunakan antibodi monoklonal spesifik untuk neo-epitop denaturasi atau pengaktivanbiologis. Dalam penelitian yang lebih baru, telah menunjukkan bahwa komplemen lebih

    mudah diaktifkan pada hidrofobik dibandingkan dengan permukaan hidrofilik.

    Banyak laporan telah menunjukkan bahwa permukaan yang dilapisi dengan polietilen

    glikol (PEG) umumnya fitur spesifik protein rendah adsorpsi, dan karena itu aktivasi

    menurun dari sistem koagulasi dan adhesi trombosit dan seluler berikutnya, namun, aktivasi

    sistem komplemen masih substansial pada PEG-dilapisi permukaan [52,53] (Tabel 1). Para

    proteinrepellent sifat PEG telah dikaitkan dengan banyak faktor, termasuk hidrofilisitastolakan sterik permukaan dan. Berat molekul, dan kepadatan permukaan rantai polimer

    mempengaruhi pengikatan protein, dan yang memahami dan memodifikasi faktor-faktor ini

    adalah subjek dari penelitian besar di seluruh dunia. Lain, terdokumentasi dengan baik,

    strategi untuk desain "nonfouling" inert atau permukaan dengan mengikat protein rendah

    melibatkan konjugasi poli (2 -methacryloyloxyethyl phosphorylcholine) misalnya [62,63].

    Selain itu, baru-baru ini, permukaan dilapisi dengan poli (akrilamida carboxybetaine)

    dilaporkan menunjukkan pengikatan protein sangat berkurang bila terkena serum darah atauplasma murni manusia.

    Faktor yang harus dipertimbangkan saat mengevaluasi potensial-pengaktivan

    komplemen dari permukaan buatan adalah kemungkinan bahwa aktivasi komplemen

    (pengakuan, convertase perakitan, dan deposisi fragmen C3) dapat terjadi secara sementara

    tetapi bahwa senyawa kemudian terlepas dari permukaan. Fenomena ini telah dilaporkan

    terjadi pada permukaan hidrofilik. Akibatnya, seperti akan muncul sebagai aktivator rendah

    bila evaluasi dibatasi untuk fragmen pada permukaan bahan, namun memang akan dapatmenjadi aktivator yang kuat kuat tentang fase cair-produk aktivasi seperti C3a/C5a dan sC5b-

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    22/26

    9. Sebaliknya, permukaan sangat dibebankan dapat menginduksi aktivasi komplemen

    substansial tetapi kemudian yang diserap senyawa kationik yang sangat tinggi penyusun C3A

    dan C5a yang termediasi sehingga mengurangi tingkat mereka pada sirkulasi, dengan

    demikian, potensial aktivasi material aka diabaikan jika penanda aktivasi yang diukur ini

    hanya pada fase cair. Dalam kasus seperti itu, perkiraan yang lebih akurat akan diperoleh

    dengan eluting permukaan anaphylatoxins dari material. Sebuah tingkat yang relatif tinggi

    mengikat komplemen-inisiator seperti IgG dan C1q dapat dinetralkan oleh pengikatan tingkat

    tinggi secara simultan dari inhibitor seperti C1INH, mengakibatkan aktivasi yang lebih

    rendah dari pada permukaan yang mengikat secara identik dengan jumlah yang tinggi tetapi

    aktivator lebih rendah dibandingkan jumlah inhibitor.

    Sifat mengikat dan mengaktifkan dari permukaan asli dapat juga lebih lanjutdimodifikasi oleh perawatan plasma energi rendah. Sebuah Contoh terbaru adalah studi oleh

    Andersen dkk, yang menunjukkan bahwa. modifikasi dari perangkat medis yang terdiri dari

    karet silikon dengan plasma vinil pirolidon (ppVP) yang dipolimerisasi lapisan kuat dapat

    menurunkan permukaan aktivasi sistem komplemen darah

    3.8 Aktivasi komplemen oleh permukaan bio-artifisial

    3.8.1. Contoh sirkulasi extracorporeal

    sirkulasi Extracorporeal pengalihan darah dari sirkulasi pasien ke perangkat luar

    tubuh, adalah fitur modalitas pengobatan, termasuk hemodialisis, hemofiltration, PBK,

    oksigenasi membran extracorporeal (ECMO), plasmaferesis, leukapheresis dan

    thrombapheresis. Prinsipnya, seluruh darah dipimpin melalui perangkat seperti darah atau

    plasma yang tidak terpisahkan. Plasma diproduksi baik dengan memisahkan seluruh darah

    menggunakan membran/filter, yang juga memicu reaksi ketidakcocokan, atau dengan

    sentrifugasi. Di sini kita akan berkonsentrasi pada hemodialisis dan PBK, karena melengkapi

    efek samping terkait diinduksi oleh modalitas pengobatan termasuk sebagian besar yang

    terlihat dengan perawatan extracorporeal lainnya.

    3.8.2 Hemodialisis

    Komplemen-yang memediasi jaringan cedera yang berhubungan dengan pengobatan

    extracorporeal sebagian besar telah dikaitkan dengan reaksi bioincompatibility. Secara

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    23/26

    historis, hemodialisis berhubungan dengan reaksi anafilaktik berat, dan bahkan fatal. Aktivasi

    komplemen tersebut terkait dengan "first use syndrome," yang disebut di mana pasien

    mengalami reaksi anafilaktoid selama penggunaan pertama dari dialyzer, tetapi reaksi ini

    dilemahkan dengan penggunaan kembali (Chenoweth, 1987). Saat ini masalah ini kurang

    sering, namun reaksi yang merugikan masih terjadi. Perhatian yang sama pada pasien uremik

    yang menjalani hemodialisis adalah amiloidosis dan percepatan arteriosclerosis (Amore dan

    Coppo, 2002). Risiko infark miokard pada pasien ini adalah 5-10 kali lebih tinggi

    dibandingkan pada orang sehat (Santoro dan Mancini, 2002). Banyak faktor yang

    berkontribusi terhadap peningkatan risiko init: Kondisi uremik sendiri mengarah ke tingkat

    lipoprotein yang terganggu, asidosis, racun, radikal bebas dan infeksi, semua yang dapat

    menambah mempercepat arteriosklerosis.

    Peradangan kronis, seperti yang ditemukan pada pasien dengan rheumatoid arthritis,

    lupus eritematosus sistemik (SLE) atau penolakan kronis, telah terbukti berhubungan dengan

    percepatan arteriosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Sangat mungkin bahwa peradangan

    kronis seluruh tubuh dipicu oleh hemodialisis selaku kontributor utama lain untuk

    arteriosklerosis pada pasien uremik. Peradangan ini sebagian besar didorong oleh aktivasi

    komplemen. Membran dialisis menggunakan activate complement saat ini untuk tingkat yang

    bervariasi. Membran selulosa aktivator komplemen yang kuat, sedangkan polimer dan

    campuran-campurannya (seperti polyarylethersulfone, poliamida dan polivinilpirolidon)

    kurang mengaktifkan (Deppisch et al., 1998). Aktivasi komplemen menghasilkan fragmen

    (C3b, iC3b dan C3dg) dan peptida larut (C3A dan C5a) yang mengikat membran

    hemodialisis Meskipun mereka bukan ikatan kovalen, C3A anaphylatoxins dan C5a dapat

    teradsorpsi ke permukaan pasif dikenakan biaya tertentu. Semua fragmen ini adalah ligan

    untuk reseptor pada leukosit (PMN, monosit dan sel mast) yang dapat memicu peradangan

    dan pelepasan sitokin proinflamasi seperti IL-1, TNF-, IL-6 dan kemokin sangat ampuh IL-8.

    Efek lain dari aktivasi komplemen adalah peraturan atas reseptor pada leukosit

    (misalnya, CD11b/CD 18 dan CD35), yang bersama-sama dengan down-regulasi L-selectin

    membuat sel yang sangat perekat dan rawan untuk berinteraksi dengan platelet dan endotel

    sel-sel di vascularwalls (Moen et al, 1997;. Nilsson et al, 1998.). Aktivasi selular ini juga

    menyebabkan peningkatan kadar protein fase-akut seperti CRP, yang memungkinkan

    molekul untuk mengikat sel-sel endotel yang diaktifkan dan mengaktifkan komplemen. CRP

    dan komponen pelengkap seperti C4, C3 dan C9 hadir dalam plak arteriosclerotic bersama-

    sama dengan monosit / makrofag (Torzewski et al, 2000;.. Vlaicu et al, 1985).

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    24/26

    3.8.3 Cardiopulmonary bypass (CPB)

    Prosedur PBK telah meningkat secara dramatis selama beerapa dekade sebagai akibat

    dari operasi bypass pembuluh darah. Prosedur PBK, bagaimanapun, terkait dengan sejumlah

    efek samping yang berhubungan dengan trauma petugas, kontak yang dibuat oleh darah

    dengan permukaan material dan permukaan gas, netralisasi heparin dengan protamine, dan

    iskemia / reperfusi dipicu oleh darah dalam jaringan dilewati (paru-paru dan jantung). Reaksi

    yang dihasilkan pertahanan seluler dan humoral yang disebut sindrom respon inflamasi

    sistemik (Bown et al., 2003). Termasuk dalam sindrom ini adalah gangguan hemostatik yang

    berupa perdarahan, aktivasi platelet dan generasi makro dan mikrotrombi. Konsekuensi dari

    gangguan ini adalah tingginya insiden kejadian trombotik, termasuk infark miokard dan

    stroke pasca operasi yang dapat menghasilkan serius gejala neurologis. Studi terbaru

    menunjukkan bahwa insiden stroke berada pada kisaran 1-4% di antara pasien CPB

    (Nussmeier, 2002). Masalah lain neurologis sering dikaitkan dengan PBK berkepanjangan

    disfungsi kognitif, yang mungkin disebabkan oleh mikrotrombi (Mojcik dan Levy, 2001).

    Banyak Hasil ini masalah dari aktivasi komplemen, efek yang didukung oleh penelitian in

    vivo menggunakan anti-C5 antibodi dalam yang melengkapi penghambatan ditemukan untuk

    melemahkan cedera miokard pasca operasi, defisit kognitif dan kehilangan darah (Fitch et al.,1999).

    produk aktivasi komplemen, di C5a khususnya, cepat up-mengatur ekspresi CD35

    pada CD11b/CD18 dan PMN dan C3A pada monosit (Rinder et al., 1999). Tanda-tanda lain

    dari suatu respon inflamasi adalah pelepasan sitoplasmik dan kemokin dan kontribusi mereka

    untuk reaksi fase akut. Hyporeactivity terhadap berbagai patogen telah dibuktikan secara in

    vitro setelah PBK, dan kemungkinan bahwa respon inflamasi ekstensif dapat menjelaskan

    peningkatan risiko infeksi pasca operasi (Hill et al, 1997;.. Marie et al, 1998). Modifikasi

    permukaan dengan penambahan lapisan heparin telah meningkatkan biokompatibilitas

    perangkat extracorporeal (Hsu, 2001). Meskipun pada awalnya dimaksudkan untuk

    mengurangi persyaratan untuk heparinization sistemik, pelapisan heparin juga telah

    ditunjukkan untuk nyata menipis reaksi inflamasi, termasuk aktivasi komplemen.

    3.8.4 Pharmacological complement inhibition

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    25/26

    Beberapa agen farmakologis yang mengatur atau memodulasi Aktivitasi komplemen

    telah diidentifikasi pada uji in vitro, namun sampai saat ini tidak ada inhibitor spesifik dari

    aktivasi komplemen dalam penggunaan klinis rutin. Namun protein, beberapa rekombinan

    kandidat berada di bawah pengembangan: Salah satunya adalah bentuk rekombinan reseptor

    komplemen 1 dikenal sebagai reseptor komplemen larut 1 (SCR1; TP-10). C3 convertase ini

    memblokir agent yang pertama ditunjukkan untuk mengurangi infark miokard eksperimental

    dan sekarang dalam percobaan klinis (Keshavjee et al, 2005;. Weisman et al., 1990). Lainnya

    adalah manusiawi monoklonal antibodi anti-C5 (Pexelizumab, eculizumab) yang

    menghalangi aktivasi C5 (Kaplan, 2002). Jadi, kedua inhibitor mencegah pembentukan dari

    C5a dan C5b-9, tetapi antibodi anti-C5 tidak mempengaruhi aktivasi C3, menunjukkan

    bahwa efek yang tidak diinginkan aktivasi C3 tidak terpengaruh, tetapi pertahanan

    antimikroba utama terkait untuk C3 adalah diawetkan. Kedua derivatif telah diuji in vivo

    pada model hewan penyakit dan dalam uji klinis pasien, dan efisien penghambatan

    komplemen telah dikonfirmasi (Keshavjee et al, 2005;. Bukit et al, 2006).. Sebuah konjugat

    dari SCR1 dan selektin yang ligan SLE (X), penghambatan menggabungkan komplemen dan

    sel adhesi, ditemukan untuk menjadi lebih efisien daripada SCRL saja (Huang et al., 1999).

    Penggunaan bentuk, pendek membran bertarget dari SCRL (APT070) juga telah digunakan

    dalam surfacetarget terikat pendekatan untuk menghambat aktivasi komplemen (Smith,

    2001). Perhatian juga telah dibayarkan kepada bentuk-bentuk rekombinan dari DAF dan

    MCP, suatu konjugasi dari dua, aktivasi komplemen blocker-2 (CAB-2;. Higgins et al, 1997)

    dan membran bertarget CD59 (Hill et al., 2006). Namun, tidak satupun dari reagen yang

    mencapai uji klinis. Karena ukurannya yang besar molekul mereka (240 dan 26 kDa [scFv

    fragmen], masing-masing) CR1, larut dan antibodi anti-C5 memiliki kekurangan bahwa

    mereka harus diberikan parenteral.

  • 8/3/2019 MAKALA biocomp

    26/26

    BAB IV

    PENUTUP

    Simpulan

    Berdasarkan analisis dan tinjauan pustaka, dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi

    antara darah dan permukaan biomaterial dapat memicu reaksi inflamasi yang secara tidak

    langsung menunjukkan bahwa biomaterial kurang kompatibel.