15
Pengaturan Suhu Tubuh dan Pengaruhnya Terhadap Suhu Lingkungan Veronica 102013014 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510 [email protected] Abstrak Pengaturan suhu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari manusia yang memiliki kaitan erat dengan lingkungannya. Suhu tubuh manusia biasanya lebih tinggi dari suhu lingkungan. Suhu Tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Tubuh mempunyai pusat kontrol yaitu hipotalamus yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan suhu tubuh. Panas tubuh diperoleh dari metabolisme energi dan pengeluaran panas melalui mekanisme seperti radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Berkeringat merupakan proses pengeluaran panas aktif di bawah pengaruh saraf simpatis. Kecepatan pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal dan internal dikenal dengan laju metabolik. Pusat pengaturan suhu dapat mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya demam. Kata kunci: pengaturan suhu, berkeringat, laju metabolik Abstract Regulation of body temperature required in the daily life of human beings is closely related with the environment. Human body temperature is usually higher than the temperature of the environment. The temperature of the body reflects the balance between the establishment and expenditure of heat. The body has a control center that the hypothalamus is the main integration Center to maintain the balance of body temperature. Body heat is obtained from the energy metabolism and heat production through mechanisms such as radiation, conduction, convection, and evaporating. Sweating is a process of active heat expenditure under the influence of nerves sympathetic dystrophy. Speed energy consumption by the body during external and internal work 1

Makalah Blok 11

  • Upload
    anasver

  • View
    220

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah PBL

Citation preview

Page 1: Makalah Blok 11

Pengaturan Suhu Tubuh dan Pengaruhnya Terhadap Suhu Lingkungan

Veronica

102013014

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510

[email protected]

Abstrak

Pengaturan suhu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari manusia yang memiliki kaitan erat dengan lingkungannya. Suhu tubuh manusia biasanya lebih tinggi dari suhu lingkungan. Suhu Tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Tubuh mempunyai pusat kontrol yaitu hipotalamus yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan suhu tubuh. Panas tubuh diperoleh dari metabolisme energi dan pengeluaran panas melalui mekanisme seperti radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Berkeringat merupakan proses pen-geluaran panas aktif di bawah pengaruh saraf simpatis. Kecepatan pemakaian energi oleh tubuh se-lama kerja eksternal dan internal dikenal dengan laju metabolik. Pusat pengaturan suhu dapat men-galami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya demam.

Kata kunci: pengaturan suhu, berkeringat, laju metabolik

Abstract

Regulation of body temperature required in the daily life of human beings is closely related with the environment. Human body temperature is usually higher than the temperature of the environment. The temperature of the body reflects the balance between the establishment and expenditure of heat. The body has a control center that the hypothalamus is the main integration Center to main-tain the balance of body temperature. Body heat is obtained from the energy metabolism and heat production through mechanisms such as radiation, conduction, convection, and evaporating. Sweating is a process of active heat expenditure under the influence of nerves sympathetic dystro-phy. Speed energy consumption by the body during external and internal work known as the meta-bolic rate. Temperature setting Center can experience interference causing the onset of fever.

Keyword : Regulation of body temperature, sweaty, basal metabolic rate

Pendahuluan

1

Page 2: Makalah Blok 11

Suhu tubuh manusia erat kaitannya dengan lingkungan sekitar. Dalam keadaaan normal, suhu tubuh

lebih tinggi jika dibandingkan dengan lingkungan sekitar. Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan

antara pembentukan dan pengeluaran panas. Suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36-37°C.

Pada keadaan tertentu, suhu lingkungan dapat berubah melebihi suhu tubuh manusia yang berpen-

garuh terhadap pembentukan panas dalam tubuh. Dalam makalah ini akan di bahas mengenai pen-

gaturan suhu tubuh, pembentukan dan pengeluaran panas, laju metabolik panas dan mekanisme ter-

jadinya demam.

Pembahasan

Pengaturan Suhu Tubuh

Pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia menge-

nai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan

secara konstan. Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran

panas. Pusat pengaturan suhu di hipotalamus menentukan suhu tertentu. Bila suhu tubuh di atas

suhu tertentu tersebut, mekanisme pengeluaran panas lebih dominan, vasodilatasi perifer, berk-

eringat, dan hiperventilasi. Bila suhu tubuh turun di bawah suhu tertentu tersebut, pembentukan

panas ditingkatkan. laju metabolisme meningkat, otot-otot ditegangkan, dan menggigil. Kelainan

suhu tubuh disebabkan oleh penyimpangan pembentukan panas, pengeluaran panas, atau perubahan

pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

Suhu normal tubuh paling tinggi pada organ-organ dalam dan ke arah kulit makin menurun. Dalam

kehidupan sehai-hari kita mengukur suhu tubuh rektal dan oral. Disamping penurunan suhu secara

berangsur-angsur dari dalam ke luar, terdapat variasi suhu tubuh sepanjang hari. Variasi diurnal bisa

mencapai 0,6o C (1oF) dengan suhu tertinggi antara jam 8.00-11.00 malam dan suhu terendah pada

jam 4.00-6.00 pagi. Suhu oral mudah di ukur, tetapi dapat keliru. Suhu oral normal adalah 36,8oC .

Pengukuran suhu rektal kecil kemungkinannya untuk salah. Suhu rektal normal adalah 37,2oC

Kadang, diperlukan pengukuran suhu aksila kira-kira 0,6oC (1oF) lebih rendah daripada suhu oral.1

Manusia biasanya tinggal di lingkungan yang lebih dingin daripada suhu tubuh mereka tetapi

mereka terus-menerus menghasilkan panas secara internal, yang membantu mempertahankan suhu

tubuh. Produksi panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari

makanan.1 Perubahan suhu tubuh di kedua arah mengubah aktivitas sel-peningkatan suhu memper-

cepat reaksi-reaksi kimiasel, sedangkan penurunan suhu memperlambat reaksi-reaksi tersebut.1

Karena fungsi sel sensitif terhadap fluktuasi suhu internal maka manusia secara homeostasis mem-

pertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal agar metabolisme sel berlangsung stabil. Panas

berlebihan berakibat lebih serius daripada pendinginan. Bahkan peningkatan moderat suhu tubuh

mulai menyebabkan malfungsi saraf dan denaturasi protein ireversibel. Sebagian besar orang men-

2

Page 3: Makalah Blok 11

galami kejang ketika suhu tubuh internal mencapai sekitar 106°F (4l°C); 110°F (43,3°C), yang di-

anggap sebagai batas atas yang memungkinkan kehidupan. Suhu inti internal secara homeostasis

dipertahankan pada 100°F (37,8°C).2

Dari sudut pandang termoregulasi,tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti sentral yang dikelilingi

oleh selubung luar. Suhu di dalam inti sentral, yang terdiri dari organ abdomen dan thoraks,

susunan saraf pusat, dan otot rangka, umumnya relatif konstan. Suhu inti internal ini berada di

bawah regulasi ketat untuk dipertahankan secara homeostatik. Jaringan inti berfungsi paling baik

pada suhu relatif konstan sekitar 100°F (37,8°C). Kulit dan jaringan subkutis membentuk selubung

luar. Berbeda dari suhu inti yang tinggi konstan, suhu di selubungini umumnya lebih dingin dan da-

pat cukup bervariasi. Sebagai contoh, suhu kulit dapat berfluktuasi antara 68° dan 104°F (20° dan

40°C) tanpa mengalami kerusakan. Pada kenyataannya, seperti anda akan lihat, suhu kulit secara

sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk membantu mempertahankan suhu inti yang

konstan.2

Pembentukan panas / Heat Production

Pembentukan panas berlangsung melalui reaksi katabolisme makanan dan aktivitas otot. Dalam

kondisi basal, hati memproduksi 20% panas tubuh, otak 15%, jantung 12%, dan otot sisanya. Ter-

moregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas. Panas yang dihasilkan tubuh

adalah hasil sampingan metabolisme yaitu reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh. Makanan meru-

pakan sumber utama bahan bakar untuk metabolisme. Aktivitas yang membutuhkan reaksi kimia

tambahan akan meningkatkan laju metabolik yang juga akan menambah produksi panas. Saat

metabolisme turun, panas yang dihasilkan juga akan lebih sedikit. Produksi panas terjadi saat istira-

hat, gerakan volunter dan termogenesis tanpa menggigil. Selain itu, Asupan panas berasal dari

panas yang diperoleh dari lingkungan luar dan produksi panas internal, dengan yang terakhir meru-

pakan sumber terpenting panas tubuh. Ingatlah bahwa sebagian besar pengeluaran energi tubuh

akhirnya muncul sebagai panas. Panas ini penting untuk mempertahankan suhu inti. Pada keny-

ataannya, panas yang dihasilkan biasanya lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk memperta-

hankan suhu tubuh pada kisaran normal sehingga kelebihan panas harus dikeluarkan dari tubuh.

Mekanisme penahanan panas disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh darah perifer akibat stimu-

lasi simpatis, akan mengurangi aliran darah dan pengeluaran panas melalui kulit, serta menahan

darah hangat pada bagian inti tubuh, peningkatan aktivitas muskular seperti kontraksi otot volunter

dan penggigilan involunter akan meningkatkan produksi panas, mekanisme hormon yang meliputi

peningkatan produksi epinefrin,norepinefrin, tirosin, dan glukokortikoid, meningkatkan

metabolisme dan produksi panas.3,4

Pengeluaran panas/ Heat Loss

3

Page 4: Makalah Blok 11

Pengeluaran panas terjadi melalui terpajanannya permukaan tubuh ke lingkungan eksternal. Panas

selalu mengalir mengikuti penurunan gradient konsentrasinya; yaitu, menuruni gradien termal/suhu

dari bagian yang lebih hangat ke yang lebih dingin {termo artiya "panas"). Tubuh menggunakan

empat mekanisme untuk memindahkan panas: radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.

Radiasi adalah emisi energi panas dari permukaan suatu benda hangat dalam bentuk gelombang

elektromagnetik, atau gelombang panas, yang merambat dalam ruang. Ketika suatu energi radiasi

mengenai sebuah benda dan diserap maka energi gerakan gelombang akan diubah menjadi panas di

dalam benda. Tubuh manusia memancarkan (sumber yang kehilangan panas) dan menyerap (sum-

ber yang memperoleh panas) energi radiasi. Apakah tubuh kehilangan atau memperoleh panas

melalui radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara permukaan kulit dan permukaan benda lain

di lingkungan. Karena pemindahan netto panas melalui radiasi selalu dari benda yang lebih hangat

ke yang lebih dingin maka tubuh memperoleh panas dari benda yang lebih hangat daripada per-

mukaan kulit, misalnya matahari, radiator, atau kayu yang terbakar. Sebaliknya, tubuh kehilangan

panas melalui radiasi ke bendabenda di lingkungan yang permukaannya lebih dingin daripada per-

mukaan kulit, misalnya dinding bangunan, furnitur, atau pohon. Secara rerata, manusia kehilangan

hampir separuh energi panas mereka melalui radiasi. Konduksi (hantaran) adalah pemindahan panas

antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama lain, dengan panas

mengalir menuruni gradien suhu dari benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui

pemindahan dari molekul ke molekul. Semua molekul terus-menerus bergetar, dengan molekul

yang lebih hangat bergerak lebih cepat daripada yang dingin. Ketika molekul-molekul dengan kan-

dungan panas yang berbeda saling bersentuhan maka molekul yang lebih hangat dan bergerak lebih

cepat memicu molekul yang lebih dingin untuk bergerak lebih cepat sehingga molekul yang lebih

dingin tersebut menjadi lebih hangat. Selama proses ini, molekul yang semula lebih hangat kehilan-

gan sebagian dari energi suhunya karena melambat dan menjadi lebih dingin. Karena itu, asalkan

waktunya cukup maka suhu dua benda yang saling bersentuhan akhirnya akan sama. Laju peminda-

han panas melalui konduksi bergantung pada perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan

dan daya hantar panas bahan-bahan yang terlibat (yaitu, seberapa mudah panas dihantarkan oleh

molekul bahan). Panas dapat bertambah atau berkurang melalui konduksi ketika kulit berkontak

dengan suatu penghantar (konduktor) yang baik. Ketika anda memegang bola es, misalnya, tangan

anda menjadi dingin karena panas mengalir melalui konduksi dari tangan ke bola es. Sebaliknya,

ketika anda menempelkan bantal pemanas ke bagian tubuh anda, maka bagian tubuh tersebut meng-

hangat sewaktu panas dipindahkan dari bantalan ke tubuh anda. Demikian juga, anda kehilangan

atau memperoleh panas melalui konduksi ke lapisan udara yang berkontak langsung dengan tubuh

anda. Arah pemindahan panas masing-masing bergantung pada apakah udara lebih dingin atau lebih

panas daripada kulit anda. Namun, hanya sebagian kecil dari pertukaran panas total antara kulit dan

4

Page 5: Makalah Blok 11

lingkungan berlangsung melalui konduksi saja karena udara bukan penghantar panas yang baik.

(Karena itu, air kolam renang bersuhu 80°F (26,7 °C) terasa lebih dingin daripada udara dengan

suhu yang sama; panas dihantarkan lebih cepat dari permukaan tubuh ke air, yang merupakan kon-

duktor yang baik daripada ke udara, yang merupakan konduktor buruk). Konveksi merujuk kepada

pemindahan energi panas oleh arus udara (atau HJD). Sewaktu tubuh kehilangan panas melalui

konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin, udara yang berkontak langsung dengan kulit menjadi

lebih hangat. Karena udara hangat lebih ringan (kurang padat) daripada udara dingin, maka udara

yang telah dihangatkan tersebut naik sementara udara yang lebih dingin berpindah ke dekat kulit

menggantikan udara yang telah hangat tersebut. Proses ini kemudian berulang. Pergerakan udara

ini, yang dikenal sebagai arus konveksi, membantu membawa panas menjauhi tubuh. Jika tidak ter-

jadi arus konveksi maka tidak lagi terjadi pembebasan panas setelah suhu lapisan udara yang tepat

berada di sekitar tubuh menyamai suhu kulit. Proses kombinasi pengeluaran panas dari tubuh den-

gan konduksi—konveksi diperkuat oleh pergerakan udara di atas permukaan tubuh, baik oleh ger-

akan udara eksternal, seperti yang ditimbulkan oleh angin atau kipas, atau oleh gerakan tubuh men-

erobos udara, misalnya sewaktu naik sepeda. Karena pergerakan paksa udara menyapu udara yang

telah dihangatkan oleh hantaran dan menggantinya dengan udara yang lebih dingin secara lebih

cepat maka jumlah panas yang dapat dikeluarkan dari tubuh dalam jangka waktu tertentu juga lebih

banyak. Karena itu, angin membuat kita lebih dingin pada cuaca panas, dan hari-hari berangin pada

musim salju akan terasa lebih dingin daripada hari-hari tenang dengan suhu dingin yang sama.

Karena itu, para peramal cuara mengembangkan konsep wind chill factor. Evaporasi (penguapan)

adalah metode terakhir pemindahan panas yang digunakan oleh tubuh. Ketika udara menguap dari

permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cair menjadi gas diserap

dari kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin. Pembuangan panas dengan evaporasi menyebabkan

anda merasa lebih dingin ketika baju renang anda basah daripada ketika kering. Pengeluaran panas

secara evaporatif terjadi terus-menerus dari lapisan dalam saluran napas dan dari permukaan kulit.

Panas secara terus-menerus keluar melalui uap H2O di udara ekspirasi akibat pelembaban udara se-

waktu udara melewati sistem pernapasan. Demikian juga, karena kulit bukan lapisan yang sama

sekali kedap air maka molekul molekul H2O secara terus-menerus berdifusi menembus kulit dan

menguap. Evaporasi dari kulit yang terus-menerus ini sama sekali tidak berkaitan dengan kelenjar

keringat. Proses pengeluaran panas pasif melalui evaporasi ini tidak berada di bawah kontrol fisi-

ologik dan berlangsung terus bahkan pada cuaca yang sangat dingin, saat masalahnya adalah

bagaimana mempertahankan panas tubuh.3

Mekanisme pengeluaran panas melalui vasodilatasi pembuluh darah perifer akibat inhibisi saraf

simpatis, menyebabkan peningkatan aliran darah ke permukaan tubuh untuk memperbesar pengelu-

5

Page 6: Makalah Blok 11

aran panas dan mengurangi tonus otot sehingga produksi panas berkurang, peningkatan sekresi ke-

lenjar keringat meningkatkan pengeluaran panas melalui evaporasi.4

Berkeringat dan keringat

Berkeringat adalah proses pengeluran panas evaporative aktif dibawah kontrol saraf simpatis. Laju

pengeluran panas evaporative dapat diubah-ubah degnan mengubah banyaknya keringat, yaitu

mekanisme homeostatic penting untuk mengelurakan kelebihan panas sesuai kebutuhan. Pada keny-

ataanya, ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit, berkeringat adalah satu-satunya cara untuk

mengeluarkan panas, karena pada keadaan ini tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan kon-

duksi.3

Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat

yang tersebar di seluruh tubuh dan di persarafi oleh persarafan simpatis yaitu neuron post gan-

glionik yang kolinergik. Kelenjar keringat dapat menghasilkan hingga empat liter keringat per jam.

Keringat harus diuapkan dari kulit agar terjadi pengeluaran panas. jika keringat hanya menetes dari

permukaan kulit atau di hapus maka tidak terjadi pengeluaran panas. Faktor yang terpenting yang

menentukan tingkat pengeluran panas adalah kelembaban relative udara sekitar. Ketika kelembaban

relative tinggi, maka udara hamper jenuh oleh H20 sehingga kemampuan udara menerima tambahan

kelembaban dari kulit menjadi terbatas. Karena itu, pada hari yang panas dan lembab tidak banyak

panasyang dapat dikeluarkan dari tubuh. kelenjar keringat terus-menerus mengeluarkan cairanya,

tetapi keringat hanya menempel dikulit atau menetes dan tidak menguap dan menimbulkan efek

mendinginkan.2

BMR (Basal Metabolic Rate)

Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu is-

tirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh

berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung,

bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh. Basal Metabolisme Rate (BMR) atau

Taraf Metabolisme pada kondisi Basal ditentukan dalam keadaan individu istirahat fisik dan mental

yang sempurna. Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah

puasa 12 sampai 14 jam (keadaan post-absorptive). Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak

benar-benar basal, taraf metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf

metabolisme basal, oleh karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Yang dimaksud

basal ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas.

Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi

tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

6

Page 7: Makalah Blok 11

suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres.Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi

lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mem-

punyai berat badan yang besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang dengan berat

badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar

dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak

sedikit.2Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga

mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal

lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat bertanding meng-

hasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon

epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat. BMR normal untuk pria muda

adalah sekitar 60 kcal/jam, sedangkan wanita muda sekitar 53 kcal/jam. RQ (respiratory quotient)

merupakan indeks pemakaian relatif pelbagai bahan makanan oleh tubuh. Rasio pada metode ini

adalah perbandingan antara CO2 dan oksigen yang berbeda untuk setiap diet (CO2/O2). RQ diten-

tukan oleh jenis makanan dan proporsinya serta bervariasi untuk setiap nutrien yaitu 1,0 untuk kar-

bohidrat, 0,8 untuk protein, dan 0,7 untuk lemak. pada kondisi BMR adalah 0,82 = 4.825 kalori.

Syarat pengukuran BMR antara lain : beristirahat secara fisik 30 menit sebelum melakukan pe-

meriksaan, pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang nyaman sehingga yang bersangkutan

tidak menggigil, karena menggigil akan meningkatkan laju metabolik, dan berpuasa selama 12 jam.5

Mekanisme Terjadinya Demam

Demam adalah naiknya temperature tubuh diatas normal.Temperature tubuh yang normal adalah

sekitar 970F sampai 990F (36-370C).Demam dapat merupakan pertanda reaksi tubuh terhadap kemu-

ngkinan suatu penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit yang tergolong berat. Demam

akan menguras kalori dalam tubuh dan merusak jaringan tubuh. Demam mengacu pada peningkatan

tubuh sebagai akibat dari vinfeksi atau peradangan. Sebagai respons terhadap invasi mikroba, sel-

sel darah putih tertentu mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen, yang

memiliki banyak efek untuk melawan infeksi dan juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotala-

mus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus sekarang mempertahannkan suhu di titik

patokan yang baru dan bukan di suhu tubuh normal Demam (juga disebut pireksia) adalah suhu

tubuh lebih tinggi dari normal.Ini adalah gejala yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Demam

biasanya terjadi sebagai respon terhadap infeksi atau peradangan. Namun, penyebab lainnya yang

mungkin, termasuk obat, racun, kanker, paparan panas, cedera atau kelainan ke otak, atau penyakit

dari sistem (hormonal) endokrin. Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan

hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bek-

erja langsung pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan menghambat sintesis

7

Page 8: Makalah Blok 11

prostaglandin. Aspirin tidak menurunkan suhu pada orang yang tidak demam karena tanpa adanya

pirogen endogen maka pada hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dengan jumlah bermakna.3

Stadium demam dibagi 2 stages, yakni Stage of chill. Merupakan fase dimana penderita merasa din-

gin yang disertai menggigil. Menggigil merupakan cara involunter primer untuk menignkatkan pro-

duksi panas. Dengan menggigil, kontraksi otot rangka yang ritmik bergetar sangat efektif meng-

hasilkan panas. Walaupun kontraksi otot merupaka cara utama untuk meningkatkan panas, termoge-

nesis non-menggigil juga berperan dalam termoregulasi.3 Seperti pada bayi yang memiliki jaringan

lemak khusus (lemak coklat) yang mampu mengubah energi kimia menjadi panas. Pada fase ini,

heat loss menurun dan heat production meningkat. Stage of fastigium Merupakan fase krisi dari

penyakit. Pada fase ini heat loss meningkat, sehingga sering terjadi berkeringat dan heat production

menurun.3

Ada tiga gangguan demam, yaitu Heat Cramps Keadaan dimana demam disertai kejang. Heat Ex-

haustion Merupakan keadaan kolaps, biasanya bermanifestasi sebagai pingsan, yang disebabkan

oleh penurunan tekanan darah akibat kerja mekanisme pengeluaran panas yang berlebihan. Keringat

berlebihan mengurangi curah jantung karena volume plasma berkurang dan vasodilatasi kulit yang

ekstensif menyebabkan penurunan resistensi perifer total. Karena tekanan darah ditentukan oleh cu-

rah jantung dikalikan dengan resistensi perifer total, tekanan darah turun dan jumlah darah yang dis-

alurkan ke otak berkurang, sehingga yang bersangkutan akan mengalami pingsan. Dengan

demikian, heat exhaustion adalah konsekuensi dari aktivitas berlebihan mekanisme pengeluaran

panas dan bukan akibat gangguan dari mekanisme tersebut. Karena mekanisme pengeluaran panas

sangat aktif, pada heat exhaustion suhu tubuh hanya sedikit meningkat. Dengan memaksa aktivitas

berhenti setelah mekansime pengeluaran panas tidak lagi mampu mengatasi penambahan panas

yang ditimbulkan oleh olahraga atau lingkungan yang panas, heat exhaustion berfungsi sebagai

‘katup pengaman’ untuk membantu mencegah konsekuensi yang lebih serius, yaitu heat stroke.Heat

Stroke merupakan situasi yang sangat berbahaya, timbul akibat rusak totalnya mekanisme termoreg-

ulasi hipotalamus. Heat exhaustion dapat menjadi heat stroke apabila mekanisme pengeluaran panas

terus dipacu secara berlebihan. Gambaran paling mencolok adalah tidak adanya tindakan kompen-

sasi untuk mengurangi panas (seperti berkeringat) dalam menghadapi peningkatan suhu tubuh yang

cepat. Selama pembentukan heat stroke, suhu tubuh mulai meningkat karena mekanisme pengelu-

aran panas pada akhirnya dikalahkan oleh penambahan panas yang terus menerus dan berlebihan.

Setelah suhu inti mencapai sautu titik ketika pusat kontrol suhu hipotalamus rusak akibat panas,

suhu tubuh meningkat lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan metabolisme meningkat (karena suhu

tubuh yang tinggi meningkatkan metabolisme). Akibat dari metabolisme yang meningkat, semua

rekasi kimia tubuh menjadi semakin cepat. Hasil yang ditimbulkan adalah produksi panas yang

8

Page 9: Makalah Blok 11

lebih besar. Keadaan tersebut menghasilkan lonjakan suhu tubuh. Untuk pencegahan produksi

panas yang semakin besar, dapat dilakukan pengompresan dengan menggunakan air dingin. Beber-

apa tempat yang disarankan untuk melakukan pengompresan adalah kepala, ketiak, lipat paha. Pen-

gompresan dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan suhu termostat. Heat stroke merupakan situ-

asi yang berbahaya dan sepat mematikan jika tidak ditangani. Suhu tubuh dapat mencapai 40 oC

bahkan lebih dan dapat menyebabkan kelumpuhan.3

Penutup

Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Pengaturan

suhu tubuh di atur oleh hipotalamus. Suhu tubuh normal manusia sekitar 36 - 37°C. Dalam ske-

nario, suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh normal, sehingga panas yang ada dalam tubuh

tidak dapat dibuang, dan tubuh memperoleh panas dari lingkungan yang menyebabkan tergang-

gunya mekanisme pengaturan suhu tubuh. Ada empat mekanisme pengeluaran panas dari tubuh

yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Dalam kasus, mekanisme yang bisa dilakukan oleh

tubuh hanyalah melalui berkeringat. Karena panas yang berlebihan, tubuh akan membentuk set poin

baru yang lebih tinggi dari suhu normal sehingga terjadi demam.

Daftar Pustaka

1. Burnside JW, McGlynn TJ. Adams diagnosis fisik.Ed17. Jakarta: EGC, 1995.

2. William,F Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Buku Kedokteran

ECG,2008.

3. Sherwood L. Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Tubuh. Dalam : Fisiologi Manusia

dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2011.

4. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC,2006.

9