Upload
dik-tarabalaga
View
741
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Citation preview
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
BAB II
KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER III
A. Kehamilan Dengan Hipertensi1. Definisi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg yang di sebabkan karena kehamilan itu
sendiri, memiliki potensi yang menyebabkann gangguan serius pada
kehamilan. (Sumber : SANFORD, MD tahun 2006).Nilai normal tekanan darah seseorang yang di sesuiakan dengan
tingkat aktifitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat
tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiperdan tension. Hiper
artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu
yang lama) yang mengakibatkan angaka kesakitan dan angka
kematian. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau
hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dari
diastolik >90 mmHg. (Sumber : FK UI 2006).
Hipertensi karena kehamilan yaitu: hipertensi yang terjadi karena
atau pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri
biasannya terjadi pada usia kehamilan memassuki 20 mingggu (
Sumber : Kebidanan).
Etiologi : keturunan atau genetik, obesitas, stress, rokok, pola
makan yang salah, emosional, wanita yang mengandung bayi kembar
ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper atau hipotyroid, gangguan
kelenjar adrenal. Gangguan kelenjar paratiroid.
2. PatofisiologiMenurut corwin (2001) : peningkatan kecepatan denyut jantung,
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
peningkatan volume sekuncup atau curah jantun yang bermasalah
lama, peningkatan tekanan perifer (TPR) yang berlangsung lama.
3. Manifestasi KlinisGejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hiipertensi
pada kehamilan harus di waspadai jika ibu mengeluh : nyeri kepala
saat terjaga, kadang-kadang di sertai mual, muntah akibat peningkatan
tekanna intrakranium, penglihatan kabur,ayunan langkah yang tidak
mantap, nokturia, oedema, dependen dan pembengkakan.
4. Klasifikasi HipertensiKehamilan yang menyebabkan hipertensi atau hipertensi yang timbul
sebagai akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas
seperti: hipetensi tanpa proteinuria atau oedema, preeklampsia dengan
atau tanpa proteinuria dan oedema, yaitu preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat, eklampsia, hipertensi kronis, kehamilan yang
memperburuk hipertensi, hipertensi sementara.
5. Pencegahan Penyakit HipertensiPencegahaan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari
tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup,
tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/ pola makan seperti rendah
garam, rendah kolestrol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi
buah dan sayuran, tidak mengkonsumi alcohol dan rokok, perbanyak
makan mentimu, belimbing, dan juga juice apel dan seledri setiap pagi
yang mempunyai keluarga riwayat penyumbatan arteri dapat meminum
juice yang di campur dengan susu nonfat yang mengandung omega 3
tinggi.
6. Pengobatan Penyakit HipertensiJika seseorang dicurigai hipetensi, maka dilakukan beberapa
pemeriksaan yaitu wawancara (anamnesa) adakah dalam keluarga yang
menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
labolatorium, pengobatan nonfarmakollogik, mengurangi berat badan
bila terdapat kelebihan (indexs masa tubuh >27), membatasi alcohol
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolestrol /
lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopi yang berlebih, berolahraga
ringan (jalan-jalan, jogging pagi-pagi), mengurangi asupan nutrisi (400
mmd Na/ 2,4 gram Na/64 NaCL/ hari). Mempertahankan asupan
kalsium dan magnesium adekuat perbanyak unsur kalium (buah-
buahan), tidak banyak pikiran, istirahat yang cukup.
7. Pengobatan FarmasiDianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping tekanan
sederhana, tidak berpengaruh metabolic negative dan minum obat yang
berpungsi ganda, obat yang berfungsi ganda adalah obat yang dapat
menormalisasikan tekanan darah pada pembuluh darah, jantung, ginjal,
otak dan mata. Berikan obat hipertensi apabila tekanan darah ibu sudah
turun atau sudah tidak 140/90 mmHg. Berikan obat fluminal sesudah
makan 30 gram peroral 3x sehari dalam jangka waktu 8 jam dari
pemberian sebelumnya (Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal).
B. Pre eklampsia1. Definisi
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa (prawirohardjo 2005)
preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari terias yaitu hipertensi,
proteinuria dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai
ibu hamil tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular/
hipertensi sebelumnya (muchtar, 1998).
2. Penyebab preeklampsiaSaat ini tidak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang
dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya
baru didasarkan teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian.
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Itulah sebab preeklampsia disebut juga disease of theory, gangguan
kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapan teori-teori tersebut
antaralain:
a. Peran prostasiklin dan tromboksanPada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vascular, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin
(PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi
penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan di ganti
thrombin dan plasmin. Thrombin akan mengonsumsi antitrombin
III, sehingga terjadi depositibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan
pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi
vasosfasme dan kerusakan endotel.
b. Peran factor imunologisPreeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak
timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan
bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna
pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1992) mendapatkan
beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada penderita
PE E: beberapa wanita dengan PE E mempunyai komplek imun
dalam serum, beberapa studi juga mendapatakan adanya aktivasi
sistem komplemen pada PE E diikuti proteinuria. Stirat (1986)
penyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan
bahwa sistem imun humoral dan aktivasi komplemen terjadi pada
PE E, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem imunologi bisa
menyebabkan PE E.
c. Faktor genetikBeberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada
kejadian PE E antara lain :
1). Preeklampsia hanya terjadi pada manusia:
2). Meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
menderita PE-E;
3). Kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan
cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka;
4). Peran renia-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS). Yang jelas
preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu
hamil, disamping infeksi dan pendarahan. Oleh sebab itu, bila ibu
hamil sudahketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan,
dokter kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat
kondisi kehamilan tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor-faktor
tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran
daraah ke Rahim. Factor resiko terjadinya preeklampsia,
preeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan ya g pertama kali,
kehamilan di usia remaja, dan kehamilan pada wanita di atas 40
tahun. Faktor resiko yang lain adalah : riwaayat tekanan darah
tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami
preeklampsia sebelumnya, riwayat preeklampsia pada ibu / saudara
perempuan, kegemukan , mengandung lebih dari satu bayi,,
riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus/rematoid arthritis.
KOMPLIKASI DAN PENYULI T KEHAM ILAN TRIMESTER 3
1. Kehamilan Dengan Hipertensi
a. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana
biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadanng-kadang keadaan ini
dihubungkan dengan penyakit ginjal, phaeochromocytoma atau penyempitan
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
aorta, dan keadaan ini lebih sering muncul pada saat kehamilan.
Wanita hamil dikatakan mempunyai atau menderita hipertensi esensial jika
tekanan darah pada awal kehamilannya mencapai 140/90 mmHg. Yang
membedakannya dengan preeklamsia yaitu factor-faktor hipertensi esensial
muncul pada awal kehamilan, jauh sebelum terjadi preeklamsia, serta tidak
terdapat edema atau proteinuria.
Selama trimester ke II kehamilan tekanan darah turun di bawah batas normal,
selanjutnya meningkat lagi sampai ke nilai awal atau kadang-kadang lebih
tinggi. Setelah UK 18 minggu lebih sulit hipertensi esensial dari pre eklamsia.
Penatalaksanaan:
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan
harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan
darah ibu tidak meningkat sampai 150/90 mmHg berarti pertanda baik. Dia dapat
hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak
istirahat dan menghindari peningkatan berat badan terlalu banyak. Kesejahteraan
janin dipantau ketat untuk mendeteksi adanya retardasi pertumbuhan. Kehamilan
tidak dibolehkan melewati aterm karena kehamilan postterm meningkatkan risiko
terjadinya insufisiensi plasenta janin. Jika perlu, dapat dilakukan induksi apabila
tekanan darah meningkat atau terdapat tanda-tanda Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR).
Merupakan pertanda kurang baik jika tekanan darah sangat tinggi. Jika ditemukan
tekanan darah 160/100 mmHg, harus dirawat dokter di rumah sakit. Obat-obat
antihipertensi dan sedative boleh diberikan untuk mengontrol tekanan
darah. Anamnesa juga diperlukan untuk mengeluarkan ibu dari pre
eklamsia. Kandungan catecholamine atau vanilmandelic acid (VMA) biasanya
diukur karena hipertensi yang berat mungkin disebabkan karena
Pheochromacytoma atau tumor pada ginjal.
Keadaan ibu mungkin berkembang menjadi Pre Eklamsia atau mengalami
abrupsio plasenta (plasenta Pecah); kadang-kadang gagal ginjal merupakan
komplikasi. Jika tekanan darah sangat tinggi, 200/120 mmHg atau lebih, mungkin
terjadi perdarahan otak atau gagal jantung.
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Janin juga berisiko, karena kurangnya sirkulasi plasenta, yang dapat
menyebabkan kejadian Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan hipoksia.
Jika tekanan darah tidak dapat dikendalikan atau terdapat tanda-tanda IUGR atau
hipoksia, dokter dapat menghindari risiko yang serius dengan mempercepat
persalinan. Hal ini dapat dilakukan dengan menginduksi persalinan, atau jika
keadaan berbahaya atau lebih akut, atau meningkat pada awal persalinan,
persalinan dapat dilakukan dengan cara Sectio caesarea.
b. Hipertensi Karena Kehamilan (PIH)
Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi
pada wanita yang :
Terpapar vili korialis untuk pertamakalinya
Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti pada kehamilan
kembar atau mola hidatidosa
Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
Mempunyai kecenderungan genetic untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Kemungkinan bahwa mekanisme imunologis di samping endokrin dan genetic
turut terlibat dalam proses terjadinya pre-ekklamsia dan masih menjadi masalah
yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada
keadaan di mana pembentuka antibody penghambat terhadap tempat-tempat yang
bersifat antigen pada plasenta terganggu.
Preeklamsia mungkin lebih serimh terdapat pada wanita dai keluarga yang tidak
mampu; namun bisa juga terjadi pada pada wanita denan ekonomi yang menengah
ke atas. Bahkan pengamatan menyebutkan bahwa makanan yang kurang
mengandung protein sebagai penyebab penurunan insiden eklamsia. Kehamilan
juga menyebabkan wanita hamil kekurangnan nutrisi. Seharusnya preeklamsia
ditemkan pada multipara dari pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-sama dapat
terjadi preeklamsia.
c. Pre Eklamsia
1) Pengertian
Pre-Eklamsi Adalah Penyakit dengan tanda-tanda Hipertensi, Oedema, dan
Proteinuria yang timbul karena kehamila. Penyakit ini biasanya timbul pada
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada Mola
Hidatosa.
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosa Pre-Eklamsi kenaikan tekanan Sistolik harus 30 mmHg
atau lebih. Kenaikan tekanan Diagnostik lebih dapat dipercaya apabila tekanan
Diastolik meningkat 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih.
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada
keadaan istirahat.
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda lain. Kenaikan sistolik
harus 30 mm Hg atau lebih diatas tekanan yang biasanya ditemukan, atau
mencapai 140 mmHg atau lebih.
Edema ialah Penimbunan cairan secara umum dan berlebih dalam jaringan tubuh
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan, dan muka. Oedema Pretribal yang ringan sering terjadi pada
kehamilan biasa, sehingga tidak berarti untuk penentuan Diagnosis Pre-
Eklamsi. Kenaikan BB kg setiap minggu masih normal tetapi kalau kenaikan
BB I kg atau lebih setiap minggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan
kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 g/lt dalam
urin 24 jam atau pada pemeriksaan menunjukan 1 atau 2+ atau 1 gr/lt yang
dikeluarkan dengan jarak waktu 6 jam. Proteinuria timbul lebih lambat daripada
hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap yang cukup serius.
2) Patofisiologi
Pre-Eklamsi terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan Retensi
Garam dan air. Pada Biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
Glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya
sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di
dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha
untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan Edema yang disebabkan oleh penimbunan
air yang berlebihan dalam ruangan intestinal belum diketahui sebabnya, mungkin
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh Spasme arteriola
sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.
3) Tanda Dan Gejala
Tanda-tanda Pre-Eklamsi biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan
yang berlebihan, di ikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada Pre-
Eklamsi ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif, pada Pre-Eklamsi
ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diploma, penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrum, mual dan muntah-muntah.
Gejala-gejala ini sering di temukan pada Pre-Eklamsi yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa Eklamsi akan timbul.
4) Perubahan Psikologi
Normotensive pada wanita hamil dihubungkan dengan perubahan cardiovascular
termasuk meningkatnya kerja jantung, volume darah dan cardiac output (Gant Et
al 1973). Hal ini menyebabkan sel endothelia rusak sehingga perbandingan
antara vasodilator : vasocontricsi. Perbandingan ini disebabkan karena untuk
menopang hipertensi. Dengan adanya hipertensi bersama-sama dengan sel
Endothelia rusak mempengaruhi melalui pembuluh, sehingga terjadi kebocoran
plasma dan rusaknya pembuluh darah sehingga dihasilkan oedema kemudian
menuju ke jaringan.
Pengurangan cairan ke intravaskuler disebabkan hypoluemia dan hemokonsentrasi
dan ini adalah reflek untuk meningkatnya haematrokit. Dalam kasus yang parah,
paru-paru dapat menjadi macet dengan adanya cairan dan berkembang menjadi
oedema pulmonary, oksigen rusak dan sehingga terjadi sianosis.
Dengan vasokontriksi dan disruption ke vascular endothelium menjadi coagulasi
aktif. Meningkatnya produksi trombositopenia dan responsible untuk
Disseminated Intravaskular Cougelation (DIC). Di ginjal, vasospasme
menghasilkan arteriolus menyebabkan pengurangan aliran darah menuju ke ginjal
yang menjadikan hypoxia dan oedema.
5) Klasifikasi Pre Eklamsia
Klasifikasi pre eklamsia dibagi menjadi 2 golongan :
a) Preeklamsia ringan
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur
pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau
lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan jarak
Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ atau 2+
Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mg
b) Preeklamsia berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih
Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam
Terdapat edema paru dan sianosis
Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium
6) Etiologi
Penyebab preeklamsia secara pasti belum di ketahui, namun pre eklamsia sering
terjadi pada
a) Primigravida
b) Tuanya kehamilan
c) Kehamilan ganda
d) Prinsip pencegahan preeklamsia
e) Pencegahan/ANC yang baik: ukuran tekanan darah, timbangan berat badan,
ukur kadar proteinuria tiap minggu
f) Diagnosa dini/tepat: diet, kalau perlu pengakhiran kehamilan
7) Penanganan
a) Penanganan Pre-Eklamsi Ringan:
(1) Rawat Jalan
Banyak istirahat ( berbaring tidur miring)
Diet: cukup protein, rendah kaebohidrat, lemak, dan garam
Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat ) tablet Febobarbital 3x30 mg peroral
selama 2 hari
Roboransia
Kunjungan ulang tiap 1 mg
(2) Jika dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit:
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Pada Kehamilan Preterm (kurang dari 37 minggu)
Jika Tekanan Darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan
ditunggu sampai aterm
Bila Tekanan Darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama
perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada kehamilan lebih dari 37
minggu
Pada Kehamilan Aterm (lebih dari 37 minggu)
Persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi
persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
(3) Cara Persalinan
Persalinan dapat dilakukan spontan bila perlu memperpendek kal II dengan
bantuan bedah obstetri.
b) Penanganan Pre-Eklamsi Berat di Rumah Sakit
(1) Penanganan Aktif:
Indikasi
Indikasi perawatan aktif ialah bila di dapatkan satu atau lebih keadaan ini pada
ibu:
Kehamilan lebih dari 37 minggu
Adanya tanda-tanda impending
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
Pada Janin :
Adanya Tanda-tanda Fetaldistres
Adanya Tanda-tanda IUFD
d. Eklamsia
1) Definisi
Eklampsi merupakan serangan konvulsi yang biasa terjadi pada kehamilan, tetapi
tidak selalu komplikasi dari pre eklampsi.
Dalam sebuah konduksi studi nasional di UK pada tahun 1992, 38% dsari kasus
eklampsi tidak disertai dengan hipertensi dan protein urin (Douglas dan Redman
1994). Ini terjadi di UK sekitar 2000 kelahiran dan beresiko tinggi untuk ibu dan
janin. Douglas dan Redman (1994) menemukan bahwa satu dari 50 wanita dengan
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
eklampsi meninggal dan satu dari 14 bayi mereka juga meninggal. Di dunia luas,
50.000 wanita meninggal setelah menderita konvulsi eklampsi (Duley 1994) dan
berbagai pusat penelitian sekarang ini sedang berlangsung untuk mengetahui obat
yang cocok untuk mencegah dan mengatasi konvulsi..
Konvulsi dapat terjadi sebelum, selama, dan sesudah persalinan. Jika ANC dan
Inc mempunyai standar yang tinggi, konvulsi postpartum akan lebih sering
terhindar. Ini terjadi lebih dari 48-72 jam setelahnya. Monitor tekanan darah dan
urin untuk proteinuria harus dilakukan dan dilanjutkan selama periode
postpartum.
2) Etiologi
Dalam eklampsi berat terdapat hipoksia serebral yang disebabkan karena spasme
kuat dan oedem. Hipoksia serebral menunjukkan kenaikan dysrhytmia serebral
dan ini mungkin terjadi karena konvulsi. Beberapa pasien ada yang mempunyai
dasar dysrhytmia serebral dan oleh karena itu konvulsi terjadi mengikuti bentuk
yang lebih kuat dari pre eklampsi.
Ada satu tanda eklampsi, bernama konvulsi eklampsi. Empat fasenya antara lain:
a) Tahap premonitory. Pada tahap ini dapat terjadi kesalahan jika observasi pada
ibu tidak tetap. Mata dibuka, ketika wajah dan otot tangannya sementara kejang
b) Tahap Tonic. Hampir seluruh otot-otot wanita segera menjadi serangan
spasme. Genggamannya mengepal dan tangan dan lengannya kaku. Dia
menyatukan gigi dan bisa saja dia menggigit lidahnya. Kemudian otot
respirasinya dalam spasme, dia berhenti bernafas dan warnanyaberubah sianosis.
Spasme ini berlangsung sekitar 30 detik
c) Tahap klonik. Spasme berhenti, pergerakkan otot menjadi tersendat-sendat dan
serangan menjadi meningkat. Seluruh tubuhnyabergerak-gerak dari satu sisi ke
sisi yang lain, sementara terbiasa, sering saliva blood-strained terlihatb pada
bibirnya
d) Tahap Comatose. Wanita dapat tidak sadar dan mungkin nafasnya berbunyi.
Sianosis memudar, tapi wajahnya tetap bengkak. Kadang-kadang sadar dalam
beberapa menit atau koma untuk beberapa jam
3) Bahaya-Bahaya Eklampsi
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
a) Bagi ibu
Perbedaan konvulsi dan kelelahan, jika frekuensi berulang hati gagal berkembang.
Jika kenaikan hipertensi banyak, pada ibu dapat terjadi cerebral hemorrhage.
Pasien dengan oedem dan oliguria perkembangan paru-paru dapat bengkak atau
gagal ginjal. Inhalasi darah atau mucus dapat menunjukkan asfiksia atau
pneumonia. Dapat terjadi kegagalan hepar. Dari komplikasi-komplikasi ini dapat
terjadi kefatalan. Angka kematian ibu dari eklampsi di UK pada tahun 1991-1993
adalah 11. Dalam lebih dari setengah terdapat kematian ibu dan hanya satu atau
dua yang selamat.
b) Bagi janin
Dalam eklampsi antenatal janin dapat terpengaruh dengan ketidakutuhan
plasenta. Ini menunjukkan retardasi pertumbuhan intrauterine dan
hipoksia. Selama sehat ketika ibu berhenti bernafas supply oksigen ke janin
terganggu, selanjutnya berkurang. Angka kematian perinatal sebanyak
15%. Konvulsi intrapartum sangat berbahaya untuk janin karena kenaikan
hipoksia intra uterin yang disebabkan karena kontraksi uterus.
c) Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin:
(1) Solusio plasenta
(2) Hipofibrinogen
(3) Hemolisis
(4) Perdarahan otak
(5) Kelainan mata
(6) Edema paru-paru
(7) Nekrosis hati
(8) Kelainan ginjal
(9) Prematuritas
(10) Komplikasi lain (lidah tergigit, trauma, dan fraktur karena jatuh dan DIC
4) Gejala Dan Tanda
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya pre-eklamsi dengan
gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
epigastrium, dan hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak segera diobati, akan timbul
kejangan, konvulsi eklamsi dibagi 4 tingkat yaitu :
a) Tingkat awal atau aura
Keadaan ini berlangsung kira-kira 30 menit. Mata penderita terbuka tanpa
melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala diputar ke
kanan dan ke kiri.
b) Tingkat kejangan tonik
Berlangsung lebih 30 menit, dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku,
wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam,
pernafasan berhent, muka menjadi sianotik, lidah dapat tergigit.
c) Tingkat kejangan klonik
Berlangsung 1-2 menit, spasmus tonik menghilang, semua otot berkontraksi dan
berulang-ulang dalam tempo yang cepat, mulut membuka dan menutup dan lidah
dapat tergigit lagi, bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah yang berbusa aka
menunjukan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tak sadar, kejadian kronik
ini a demikian hebatnya, sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya.
Akhirnya kejangan terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur.
d) Tingkat koma
Lamanya koma tidak selalu sama. Secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar
lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul serangan baru yang
berulang, sehingga ia tetap dalam koma.
5) Penatalaksanaan Eklamsi
Jika pre eklampsi diketahui lebih awal dan ditangani lebih cepat, eklampsi akan
lebih sulit terjadi. Sangat jarang dimulai dan proses cepat terjadi eklampsi diantara
pemeriksaan antenatal yang biasa dan sering. Jika wanita berada di luar rumah
sakit saat terjadi konvulsi, paramedis harus segera dipanggil untuk memberikan
pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit.
a) Penatalaksanaan selama konvulsi antara lain:
(1) Memelihara kebersihan jalan nafas
(2) Melindungi wanita dari luka-luka
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Ibu harus miring ke satu sisi dan pergerakkan konvulsinya dapat ditekan dari
semua ini harus dilakukan sepelan mungkin dan tidak tergesa-gesa. Mulut
dibersihkan dari mucus dan darah dengan suction. Oksigen diberikan untuk
kepentingan keduanya ibu dan janin. Untuk pertolongan awal bantuan medis harus
dipanggil.
b) Penatalaksanaan Selanjutnya
Prinsip-prinsip pelaksanaan:
(1) Mengontrol konvulsi
Ini sangat penting untuk mengontrol konvulsi, terlebih lagi konvulsi pada wanita
memiliki resiko tinggi untuk hidupnya dan janinnya. Obat diberikan dengan
segera untuk mengurangi rangsangan sistem saraf. Obat yang dipilih untuk
pengobatan eklampsi adalah Magnesium Sulfat (Neilsen 1995;Lucas 1995)
Magnesium Sulfat
Antikonvulsi yang efektif dan bereaksi cepat. Penemuan Collaborative Eclampsi
Trial, dipublikasikan pada tahun 1995, terbukti Magnesium Sulfat lebih efektif
mengurangi dan mencegah konvulsi eklampsi dibandingkan dengan diazepam dab
phenytoin (Eclampsia Collaborative Trial Group, 1995). Wanita yang menerima
Magnesium Sulfat memiliki resiko 52% lebih rendah dari konvulsi dibandingkan
diberi diazepam, dan 67% resiko lebih rendah dibandingkan dengan phenytoin.
Magnesium Sulfat direkomendasikan untuk pengobatan untuk eklampsi.WHO
sekarang merekomendasikan penggunaan Magnesium Sulfat untuk pengobatan
eklampsi dan memasukkannya ke dalam Daftar Obat Esensial (WHO, 1995).
Injeksi intravena 4-5 gr dalam 20% pemberian, diikuti dengan infus 1-2 gr/jam.
Injeksi intravena diazepam 10-40 mg diikuti dengan infus 20-80 mg dalam 500 ml
dari 5% dextrose dengan rata-rata 30 tetes/menit.
Obat lain yang digunakan seperti morfin, tribromoethanol (Avertin), paraldehyde
dan lytic cocktail (kombinasi dari pethidine, promethozin dan chlorpromazine
dalam infus intravena dextrose 5%) sekarang tidak direkomendasikan phenytoine
digunakan untuk mengobati epilepsy dan saat ini ada pembaharuan pada
penatalaksanaan pre eklampsi. Walaupuntidak efektif dalam mengontrol eklampsi
(The eclampsia Collaborative Trial Group, 1995) dan dianggap sebagai
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
prophylactic dari pada metode pengobatan (Howard 1993).
(2) Mengontrol tekanan darah
Tekanan darah dikontrol oleh sedatif dan menggunakan obat anti hipertensi
seperti hydralazine, hydrochloride (apresoline) 20 mg dengan injeksi intravena
diikuti oleh 20-40 mg sebagai injeksi intravena, laju teratur menurut aliran darah.
Pengobatan diuretic diindikasikan ketika urin yang keluar kurang dari 20 ml/jam.
Antibiotik mungkin untuk mencegah infeksi paru-paru.
Tes biokimia untuk mengetahui fungsi ginjal, trombositopenia, enzim dalam hati
dapat dimonitor dengan memberi informasi tentang:
6) Penanganan
a) Rujukan
(1) Kriteria rujukan
Eklamsi harus ditangani di Rumah Sakit, jika semua kasus eklamsi harus segera di
rujuk.
(2) Proses rujukan
Jelaskan bahaya / komplikasi eklamsi kepada kelurga pasien.
Rujuk pasien ke RS di sertai perawat yang mengantar dan surat rujukan
Sebelum merujuk dapat diberikan pengobatan awal sesuai dengan diagnosis kasus,
baik untuk mengatasi kejang ataupun untuk memberi obat anti hipertensi.
Bari O2
Pasang infus dengan cairan dekstrose 5% dengan kecepatan 20 tetes / menit.
Pasang kateter urine yang dipertahankan dan kantong urine.
Pasang goedel atau sudip yang dilapisi kain kasa untuk melindungi gigi tergigit
lidah.
Keempat ekstrimitas di ikat tidak terlalu ketat agar pasien tidak terjatuh.
b) Penanganan eklamsi di RS
(1) Penanganan medisinal
Obat anti kejang MgSo4
(2) Loading dose
4 g MgSO4 40% dalam larutan 10 cc intravena selama 4 menit
disusul 8 g IM MgSO4 40 % dalam laritan 25 nn diberikan pada bokong kiri dan
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
kanan masing-masing 4 gram.
(3) Maintenance dose
Tiap 6 jam diberikan lagi 4 gram IM MgSO4
(4) Dosis tambahan
Bila timbul kenjeng-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram IV selama 2
menit.
Sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir
Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan sekali saja. Bila setelah diberi dosis
tambahan masih tetap kejang maka berikan amobarita 3-5 m/kg BB IV pelan-
pelan.
3. PATOFISIOLOGI
Vasokonstriksi merupakan dasar pathogenesis PE-E. Vasokonstriksi
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi.
Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat,
sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriole disertai perdarahan mikro
pada tempat endotel . selain itu Hubel (1989) mengatakan bahwa adanya
vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi
uteroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.
Hipoksia /anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak,
sedanfkan proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi
oksigen, sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolism di dalam sel
peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang
menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal
bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase
dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang di sebut stess
oksidatif.
Pada FE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber
terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya
mengandung transferrin, iontembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai
antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
melalui ikatan sel yang di lewati termasuk sel-sel endotel yang akan
mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel
tersebut akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agregasi trombosit, gangguan
permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom,
tromboksan dan serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit, produksi
prostasiklin terhenti, terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan,
terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
4.jenis-jenis Preeklampsia
a) Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proterinuria dan
atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kelahiran.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas. Penyebab preeclampsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit
ini di anggap sebagai maladaptation syndromeakibat vasospasme general
dengan segala akibatnya.
Gejala klinis preeclampsia ringan meliputi: (1) kenaikan tekanan darah sistol 30
mmHg atau lebih, diastole 15mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil
pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140mmHg sampai kurang 160
mmHg, diastole 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg , (2) Proteinuria: secara
kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2), (3)
Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosacral, wajah atau tangan.
Pemeriksaan dan diagnosis untuk menujang keyakinan bidan atas kemungkinan
ibu mengalami preeklamsia ringan jika di tandai dengan: kehamilan lebih 20
minggu, kenaikan tekanan darah 140/ 90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2
kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat ( untuk pemeriksaan pertama di lakukan
2 kali setelah istirahat 10 menit). Edema tekan pada tungkai ( pretibial), dinding
perut, lumbosacral, wajah atau tangan, proteinuria lebih 0, 3 gr/ liter/24 jam,
kualitatif +2.
Penanganan Preeklampsia ringan dapat di lakukan dengan dua cara tergantung
gejala yang timbul yakni:
(1). Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeclampsia ringan, dengan cara:
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring tidur/miring), diet: cukup protein,
rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian sedative ringan: tablet
phenobarbital 3x 30 mg atau diazepam 3x2 mg peroral selama 7 hari (atas
instruksi dokter), roborantia, kunjungan ulang setiap 1 minggu, pemeriksaan
laboratorium : hemoglobin, hemotokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat darah,
fungsi hati, fungsi ginjal.
(2). Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeclampsia ringan
berdasarkan kriteria: setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menujnukan
adanya perbaikan dari gejala-gejala preeclampsia, kenaikan berat badan ibu 1 kg
atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut (2minggu), timbul salah satu
atau lebih gejala atau tanda-tanda preeclampsia berat.
Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka preeclampsia
ringan dianggap sebagai preeclampsia berat. Jika dalam perawatan dirumah sakit
suda ada perbaikan setelah 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka
penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu
disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.
Perawatan obstetric pasien preeclampsia ringan:
1. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) bila desakan darah mencapainormotensive selama perawatan, persalinan di tunggu sampai aterm,
bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensive selama
perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37
minggu atau lebih.
2. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih). Persalinan ditunggu sampaiterjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan
persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3. Cara persalinan: persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlumemperpendek kala 11.
B) preeclampsia Berat
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/ atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Gejala dan tanda preeclampsia berat: tekanan darah sistolik>160 mmHg, tekanan
darah diastolic> 110 mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau /dan icterus,
trombosit < 100.000/mm3, Oliguria 3gr /liter,
nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat,
perdarahan retina, odem pulmonum.
Penyulit lain juga bisa terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal
jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah, sindroma
HELLP, bahakan dapat terjadi kematian pada janin, ibu, atau keduanya bila pre-
eklampsia tidak segera diatasi dengan baik dan benar.
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeclampsia berat
selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi:
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medical,
2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambahpengobatan medisinal.
(1). Perawatan Aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada
setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment yakni
pemeriksaan Nonstress test (NST) Ultrasonograft (USG) , dengan indikasi
(salah satu atau lebih)
Yakni:
(a) Ibu: Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tanda-tandaatau gejala impending eklampsia , kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6 jam pengobatan meditasi terjai kenaikan desakan darah atau
setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status (tidak da
perbaikan).
(b)Janin :Hasil fetal assessment jelek (NST &USG). Adanya tanda intrauterin Growt Retardation (IUGR).
(c)Hasil laboratorium : Adanya HELP Syndrome(hemolysis danpeningkatan fungsi hepar, trombositopenia).
(2) Pengobatan medisinal pasien preeclampsia berat ( dilakukan dirumah
sakit dan atas instruksi dokter) yaitu:
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III
Segera masuk rumah sakit, tirah baring miring kesatu sisi. Tanda vital
diperiksa setiap 30 menit, refleks fatella setiap jam, infus dextrose 5 %
dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL ( 60-125cc/ jam )500cc,
berikan Antasida, diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam, pemberian obat anti kejang :MgSO4 diuretikum tidak diberikan
kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau
edema anasaraka. Diberikan furosemide injeksi 40 mg/ IM.
(3) Antihipertensi diberikan bila: tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg,
diastolis lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg, sasaran pengobatan
adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg ( bukan kurang 90 mmHg )
karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama
dengan dosis antihiprtensi pada umumnya.
(4) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan
obat-obat antihiprtensi parenteral ( tetesan kontinyu), catapres injeksi.
Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press
disesuaikan dengan tekanan darah.
(5) Bila tidak tersedia anti hipertensi parenteral dapat diberikan tablet anti
hipertensi secara sublingual diulang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama
dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan
secara oral ( Syakib bakri, 1997).
(6) Pengobobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda
menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid D.
(7) Lain-lain :konsul bagian penyakit dalam/ jantung, maka obat-obat
antipiretik diberikan bila suhu rectal lebih 38,5 c dapat dibantu dengan
pemberian kompres dingin atau alcohol atau xylomidion 2cc IM, antibiotik
diberikan atas indikasi. Diberikan ampicillin 1 gr/ 6 jam /1v /hari, anti
nyrri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat
diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam
sebelum janin lahir.
5/26/2018 Makalah Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan Trimester III