11
MAKALAH METODE ILMIAH Disusun Oleh : Nama : Muhayati NPM : 18112110 Kelas : 3ka39 Fakultas Ilmu Teknologi dan Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2015

Makalah Metode Ilmiah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metode Ilmiah

Citation preview

  • MAKALAH METODE ILMIAH

    Disusun Oleh :

    Nama : Muhayati

    NPM : 18112110

    Kelas : 3ka39

    Fakultas Ilmu Teknologi dan Komputer

    Jurusan Sistem Informasi

    Universitas Gunadarma

    2015

  • 2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,

    sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa

    Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum

    memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat

    meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem

    pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

    Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat

    yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar.

    Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan

    mendengar dan minat yang besar.

    Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para

    ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-

    langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan

    dalam penelitian disebut metode ilmiah

    Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu

    dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan

    dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah

    kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan

    menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari

    kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar

    pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

    Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan

    metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan

    kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah

    tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

    Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian

    yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk

  • 3

    menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut

    penelitian (research).

    2.1 Tujuan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan

    mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada

    masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Pengertian Metode Ilmiah

    Metode Ilmiah adalah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method)

    merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis

    berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis

    dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat

    berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis

    lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

    Pengertian metode ilmiah menurut beberapa ahli :

    (Almack, 1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap

    penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

    (Ostle, 1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu

    untuk memperoleh sesuatu interelasi.

    Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan

    1. Rasional: sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.

    2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan

    menggunakan panca inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-

    langkah logis.

    Unsur metode ilmiah

    Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

    1. Karakteristik (pengamatan dan pengukuran).

    2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan

    dan pengukuran).

  • 4

    3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).

    4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas.

    Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya

    1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung

    metodik fakta empiris.

    2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-

    cara tertentu yang teratur dan terkontrol.

    3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak

    berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.

    4. Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh

    seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui

    eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.

    2.2 Tujuan Metode Ilmiah

    Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan

    untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan

    asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam

    penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan

    dimengerti oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam

    mempelajari metode ilmiah :

    1. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta

    secara sistematis,

    2. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan

    3. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.

    2.3 Sikap Ilmiah

    1. Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka

    ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan

    peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki

    suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan

    eksprimen.

    2. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti

    yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti bukti pada waktu menarik kesimpulan;

  • 5

    Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah

    pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

    3. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias

    pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat

    mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

    4. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru;

    kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif;

    selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

    5. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya

    orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh

    orang atau bangsa lain.

    6. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi

    eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan

    kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha

    bekerja dengan teliti.

    7. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda

    dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap

    pendapatnya

    2.4 Langkah-Langkah Pelaksaan Penulisan Karya Ilmiah

    I. Persiapan Penulisan Karya Ilmiah

    Langkah-langkah persiapan penulisan karya ilmiah denagn dasarnya, hal terpenting

    yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini

    adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :

    1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah

    Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk

    karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode

    kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk

    memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan

    spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara :

    a. Merumuskan tujuan

    Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat

    menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan

    untuk merumuskan tujuan diantaranya;

  • 6

    1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;

    2. Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan

    yang kita buat;

    3. Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,

    berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

    b. Menentukan Topik

    Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan

    ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan

    kita tulis.

    c. Menelusuri Topik

    Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam

    penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam

    memfokuskan topik;

    1. Fokuskan topik agar mudah dikelola;

    2. Ajukan pertanyaan

    II. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah

    Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya

    akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah

    dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-

    kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat

    kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

    III. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah

    Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam

    tulisan.

    IV. PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH

    Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, Dan Bahan

    Untuk Tulisan

    Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang

    terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual.

    Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah

  • 7

    memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu

    tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya

    berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.

    1. Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog

    Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal

    komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau

    minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang

    sedang kita tulis.

    Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk

    mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi

    perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data

    tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.

    2. Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh

    Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah

    sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut

    adalah;

    a. Atur waktu membaca

    b. Bacalah secara selektif

    c. Bacalah secara bertanggung jawab

    d. Bacalah secara kritis

    3. Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka

    Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu

    mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.

    4. Membuat Ringkasan dan Paraphrasing

    Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing

    dari sumber bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek

    tulisan kita.

  • 8

    5. Membuat Kutipan

    Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan

    yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari

    penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti

    sesungguhnya.

    Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan

    Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk

    keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;

    1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai

    2. Mempersiapkan pedoman wawancara

    3. Melaksanakan wawancara

    4. Mengolah hasil wawancara

    V. Tahap Proses Penulisan

    Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan

    pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

    Tahap Pra Penulisan

    1. Pemilihan dan pembatasan topic

    2. Merumuskan tujuan

    3. Mempertimbangkan bentuk karangan

    4. Mempertimbangkan pembaca

    5. Mengumpulkan data pendukung

    6. Merumuskan judul

    7. Merumuskan tesis

    8. Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline

    Pemilihan Topik

    1. Apa yang akan kita tulis?

    2. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.

    3. Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.

    4. Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

  • 9

    Tahap Penulisan Draf

    1. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.

    2. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.

    3. Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada

    aspek-aspek mekanik.

    Tahap Revisi

    1. Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,

    penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.

    2. Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman

    tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan

    reaksi, komentar/masukan.

    Tahap Penyuntingan

    1. Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.

    2. Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.

    3. Aspek mekanik antara lain: huruf riteri, ejaan, struktur kalimat, tanda baca,

    istilah, kosakata, format karangan.

    Tahap Publikasi

    1. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.

    2. Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.

    VI. Tahap Evaluasi

    Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil

    dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan focus

    tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu

    ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang

    peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa

    menghilangkan esensinya.

    Ada lima riteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari

    menulis

    sebagai berikut :

    1. Fokus.

    Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini

    adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong

    tulisan. Apakah opic Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada opic itu atau

  • 10

    terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau

    terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya

    mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan

    lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.

    2. Pembangunan.

    Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup

    bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan

    penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan

    untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin

    akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin

    informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk

    menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel

    tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu

    ditulis untuk warga senior.

    3. Organisasi

    Organisasi, sering disebut pengaturan, menyangkut ketertiban dan tata letak kertas.

    Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf

    terfokus pada gagasan utama tunggal atau opic (kesatuan), dan transisi di antara

    kalimat dan opicaph yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir,

    melayang di antara opic yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan

    membingungkan.

    4. Gaya

    Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah

    stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi

    juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau

    kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk

    membuatnya dengan baik.

    5. Konvensi

    Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang

    ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan

    konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah

    kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di

    tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan

  • 11

    seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan

    terkesan

    pembaca seseorang.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan

    proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis

    berdasarkan bukti fisis.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://makalahtugasku.blogspot.com/2013/12/contoh-makalah-metode-ilmiah.html

    http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/langkah

    langkahpenulisan-karya-ilmiah/

    https://dianpurnamasari1004.wordpress.com/2013/04/10/metode-ilmiah/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah