29
Makalah ASUHAN KEPERAWATAN PAGET DISEASES (Osteitis Deformans) Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Medikal Bedah II Disusun oleh : Maulana Yusuf Nina Septianti Sutisna Tri Novianti Yuni Fariyati Semester : VII STIKes WIDYA DHARMA HUSADA Program Studi S1 Keperawatan

Makalah Paget Diseases.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Paget Diseases.docx

Makalah

ASUHAN KEPERAWATAN PAGET DISEASES

(Osteitis Deformans)

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh :

Maulana Yusuf

Nina Septianti

Sutisna

Tri Novianti

Yuni Fariyati

Semester : VII

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

Program Studi S1 Keperawatan

Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan

2014

Page 2: Makalah Paget Diseases.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Paget

Diseases (Osteitis Deformans)”.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan makalah

ini

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Pamulang, November 2014

Penyusun

i

Page 3: Makalah Paget Diseases.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi.........................................................................................................2

B. Etiologi........................................................................................................3

C. Manifestasi Klinis.......................................................................................3

D. Patofisiologi.................................................................................................5

E. Pemeriksaan Penunjang............................................................................6

F. Penatalaksanaan.........................................................................................7

G. Komplikasi..................................................................................................8

H. Pengobatan.................................................................................................8

I. Asuhan Keperawatan................................................................................9

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Makalah Paget Diseases.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit paget merupakan penyakit gangguan pada osteoklas dimana

osteoklas lebih aktif dibanding osteoblast, sehingga terjadi absorbsi tulang yang

berlebihan dan diikuti oleh pembentukan tulang baru yang juga berlebihan oleh

osteoblas. Tulang menjadi lebih besar dari normal, namun struktur dalam tulangnya

sangat kacau. Hal ini dapat menyebabkan nyeri tulang, deformitas, dan kerapuhan

tulang.

Sampai saat ini penyebab penyakit paget masih belum diketahui secara pasti.

Selain itu, penyakit paget juga mempunyai tanda dan gejala yang sangat susah untuk

diketahui sejak dini, karena tanda dan gejala awal yang muncul sangat susah

dibedakan dengan penyakit tulang lainnya. Sehingga sebagian besar penderita

penyakit ini mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit paget secara pasti setelah

adanya pemeriksaan-pemeriksaan yang mendukung untuk penyakit ini. Oleh sebab

itu, diperlukan pembelajaran yang lebih lanjut dalam memahami penyakit paget ini.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Mahasiswa mampu memahami pengertian, etiologi, manifestasi klinis,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan , dan komplikasi penyakit

paget

b. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, etiologi, manifestasi klinis,

patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan , dan komplikasi penyakit

paget

c. Meningkatkan pengetahuan dan menemukan wawasan tentang keperawatan

khususnya Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan Sistem Skeletal (penyakit

paget).

1

Page 5: Makalah Paget Diseases.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Penyakit Paget (Osteitis Deformans) merupakan salah satu gangguan

metabolisme tulang yang ditandai dengan proses remodeling tulang yang abnormal.

Penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, namun umumnya abnormalitas

fungsi osteoklast atau osteoblast pada penderita penyakit paget menjadi sangat aktif

sehingga mengubah homoestasis normal dari remodelling tulang.

Laju pertumbuhan tulang lebih cepat dari seharusnya, sehingga tulang bisa

berubah bentuk, lunak dan rentan terhadap patah tulang. Kelainan ini dapat mengenai

tulang manapun, tetapi yang paling sering terkena adalah tulang panggul, tulang paha,

tulang tengkorak, tulang kering, tulang belakang, tulang selangka dan tulang lengan

atas.

Gambar 1: Kaki penderita Gambar 2: Bagian tulang yang sering terkena

penyakit paget penyakit paget

2

Page 6: Makalah Paget Diseases.docx

Penyakit paget lebih sering menyerang tulang secara multifokal. Penyakit

paget tidak menyebar dari satu tulang ke tulang lainnya, melainkan secara progresif

memperburuk tulang yang telah terkena penyakit ini.

Penyakit Paget dibagi menjadi tiga fase yaitu:

1. Fase Osteolitik

Ditandai dengan reabsorpsi tulang oleh sejumlah osteoklast yang abnormal.

Kemudian adanya reaksi dari osteoblast dalam memproduksi tulang baru secara

berlebihan namun sangat tidak terkontrol.

2. Fase Menengah

Pada tahap ini aktivitas osteoblast mendominasi. Hal ini ditunjukkan dengan

perubahan struktur tulang atau deformitas.

3. Fase Quiescent

Pada fase ini aktivitas osteoblastik berkurang. Tulang menjadi diam dan proses

remodelling tulang tidak mengalami peningkatan. Tulang membesar dan melebar

dari ukuran normal. Jaringan vaskular fibrosa menggantikan sumsum.

B. Etiologi

Faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab penyakit paget ini adalah:

1. Autoimun

2. Kelainan Endokrin yang berhubungan dengan penyakit hiperparatiroid

3. Kelainan kongenital pada jaringan ikat

4. Kelainan vaskular

5. Kelainan sistem saraf otonom

6. Infeksi virusparamyxoviruses

7. Kelainan genetik (teori ini masih sangat lemah)

8. Faktor lingkungan

C. Manifestasi Klinis

Kebanyakan penderita tidak sadar bahwa dirinya telah menderita penyakit

paget, karena kebanyakan gejala yang muncul biasanya tidak terlalu signifikan atau

bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kelainan biasanya didapat ketika

melakukan pemeriksaan radiologis ataupun pemeriksaan penunjang lainnya.

Jika yang terkena adalah tulang tengkorak , maka kepala tampak membesar

dan kening terlihat lebih menonjol. Pembesaran tulang tengkorak dapat menyebabkan:

1. Ketulian karena rusaknya telinga sebelah dalam ( koklea )

3

Page 7: Makalah Paget Diseases.docx

2. Sakit kepala karena penekanan saraf

3. Penonjolan vena di kulit kepala karena adanya peningkatan aliran darah ke

kepala

4. Gigi mulai goyah dan tanggal.

5. saraf yang menuju ke mata mungkin akan terpengaruh, menyebabkan beberapa

kehilangan visual

Jika yang terkena adalah tulang belakang, maka keluhan utamanya adalah

nyeri punggung bagian bawah. Kanalisspinalis menjadi sempit (keadaan ini disebut

sebagai stenosis spinalis ) dan bisa menyebabkan mati rasa atau lumpuh.

Patah tulang kompresi pada tulang belakang bias menyebabkan tulang belakang

melengkung. Tulang belakang bisa membesar, menjadi lemah dan melengkung,

sehingga tinggi badan berkurang.

Pada anggota gerak (terutama tungkai yang menyangga berat badan), tulang

mudah mengalami patah, dengan masa penyembuhan yang lebih lama dan mulai

melengkung atau mengalami kelainan bentuk. Kaki menjadi bengkok dan langkah

menjadi pendek dan sedikit goyah. Kerusakan pada tulang rawan sendi bisa

menyebabkan terjadinya artritis.

Dapat disimpulkan bahwa beberapa tanda dan gejala yang timbul pada

penderita penyakit paget adalah:

1. Nyeri dan kaku didaerah yang terkena penyakit

2. Osteoarthritis sekunder (ketika penyakit paget terjadi disekitar sendi)

3. Deformitas tulang

4. Panas tinggi ( karena adanya hipervaskularity)

5. Komplikasi neurologis (adanya kompresi jaringan saraf)

4

Page 8: Makalah Paget Diseases.docx

Ansietas

Intoleransi Aktivitas

Resiko HDR

Kurang Pengetahuan

Koping tidak efektif

Tulang baru abnormal (lunak, membesar dan

rentan)

Proses remodelling tulang meningkat

Resiko tinggi cedera maupun frakturDeformitas NyeriGangguan citra

tubuh

Peningkatan kinerja Osteoblast

Mekanisme kompensasi fisiologis

oleh osteoblast

Resopsi tulang meningkat

Abnormalitas Osteoklast

LingkunganGenetikInfeksi VirusFaktor pencetus

lainnya

D. Patofisiologi

5

Page 9: Makalah Paget Diseases.docx

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologis

Tampilan dari radiologis sangatlah karakteristik untuk penyakit paget,

sehingga diagnosis jarang meragukan. Saat fase resorpsi tampak daerah osteolisis

yang terlokalisasi; gambaran yang paling khas adalah gambaran seperti api yang

memanjang sepanjang diafisis dari tulang (flame shaped lesion atau blade of

grass), atau bercak osteoporosis berbatas tegas di tulang tengkorak (osteoporosis

circumscripta). Kemudian tulang menjadi menebal dan sklerotik dengan gambaran

trabekula yang kasar.

2. CT-Scan dan MRI

CT-Scan dan MRI tidak diperlukan dalam penegakan diagnosis penyakit

paget, namun keduanya sangat berguna untuk mengevaluasi komplikasi penyakit

paget, seperti degenerasi ganas, kelainan artikular, dan keterlibatan tulang

belakang dengan gangguan neurologis.

Kelainan pada sendi membutuhkan CT-Scan atau MRI untuk

menggambarkan sejauh mana komplikasi sendi yang terjadi. CT-Scan dan MRI

juga berguna untukmendiagnosa dan mengevaluasi komplikasi neurologis seperti

invaginasi basilar, kompresi medulla spinalis, atau hydrocephalus. Stenosis spinal

dan keterlibatan vertebra paling baik di evaluasi menggunakan CT-Scan atau MRI

CT-Scan memberikan visualisasi yang lebih baik untuk tulang dan fossa posterior,

sedangkan MRI memberikan gambaran yang lebih detil untuki otak, medulla

spinalis, cauda equina, dan jaringan lunak. Oleh karena itu, perubahan neoplastik

seperti sarcoma paget dan penyebarannya lebih baik dievaluasi menggunakan

MRI

3. Investigasi Biokimia

Kadar serum kalsium dan fosfat biasanya normal, namun pasien yang

imobilisasi dapat mengalami hiperkalsemia. Test rutin yang paling berguna untuk

mendiagnosa penyakit paget adalah penilaian konsentrasi serum alkaline

phospatase (merefleksikan aktifitas osteoblas dan menunjukkan tingkat keparahan

6

Page 10: Makalah Paget Diseases.docx

penyakit), dan kadar hydroxyproline di urine selama 24 jam (berkorelasi dengan

proses resoprsi tulang).

4. Bone Scan

Pemindaian tulang adalah alat bantu diagnostik yang sangat sensitif untuk

mengevaluasi sejauh mana lesi tulang yang terkena penyakit paget. Namun

pemindaian tulang kurang spesifik daripada foto radiologis polos, sehingga

perubahan yang dideteksi pada skintigrafi harus dikonfirmasi oleh adanya

perubahan pada minimal satu tempat pada tulang dengan foto radiologis polos.

F. Penatalaksanaan

Biasanya, tak ada tindakan yang dianjurkan bagi pasien tanpa gejala. Nyeri

biasanya berespon dengan pemberian NSAID.

Biphosphonate adalah obat antiresorptive yang paling banyak digunakan dan

saat ini dianggap sebagai pilihan utama untuk terapi penyakit paget. Banyak klinis

yang merasa aminobiphosphonates seperti pamidronate, risedronate, dan zoledronic

acid lebih baik daripada jenis biphosphonate yang lama seperti etidronate dan

tiludronate karena aminobiphosphonates lebih efektif dalam mengurangi bone

turnover. Biphosphonate dapat diberikan secara oral maupun secara intravena.

Kalsitonin, suatu hormon polipeptid dapat memperlambat resorbsi tulang

dengan menurunkan jumlah dan ketersediaan osteoklas. Terapi kalsitonin

memungkinkan remodelling tulang pagetik abnormal menjadi tulang lamelar normal,

mengurangi nyeri tulang dan membantu mengurangi komplikasi neurologis dan

biokimia. Kalsitonin diberikan secara subkutan. Efek samping berupa aliran panas

pada wajah dan mual dapat diatasi dengan memakai obat sebelum tidur atau bersama

dengan antihistamin. Efek ini cenderung kurang bersama dengan waktu. Terapi

kalsitonin dilanjutkan untuk 3 bulan.

Disodium Etidronat (EHDP), suatu senyawa difosfat, menghasilkan

pengurangan pergantian tulang cepat dan mengurangi nyeri. Juga menurunkan

peningkatan fosfatase alkali serum dan kadar hidroksiprolin urine. Makanan dapat

menghambat penyerapannya. Efek samping mual, kram perut dan diare dapat terjadi

dan dapat dikurangi dengan menurunkan dosis. Dosis tinggi dapat mencegah

penyembuhan fraktur dan dapat berperan terjadinya osteomalasia. Kalsitonin dan

EHDP dapat dikombinasikan dan diberikan kepada pasien dengan penyakit yang

sangat aktif.

7

Page 11: Makalah Paget Diseases.docx

Plikamisin (Mithrachin), suatu antibiotik sitotoksik, dicadangkan bagi pasien

berat dengan gangguan neurologis atau bagi mereka yang resisten terhadap terapi

yang lain. Obat ini memiliki efek dramatik pada pengurangan nyeri dan pada kalsium

serum, alkali fosfatase dan kadar hidroksiprolin urine. Diberikan secara infus intra

vena dan perlu pemantauan fungsi hepar, ginjal dan sumsum tulang selama terapi.

Fraktur ditangani sesuai lokasinya. Penyembuhan dapat terjadi bila reduksi,

imobilisai dan stabilitasnya memadai. Tidak adanya penyatuan fraktur leher femur

perlu ditangani dengan pemasangan dengan endoprostesis.

Kehilangan pendengaran ditangani dengan alat bantu dengar dan teknik

komunikasi dilakukan pada orang yang menderita gangguan pendengaran (mis.

membaca bibir, bahasa tubuh).

Operasi Orthopaedi

Biasanya operasi dilakukan jika ada salah satu komplikasi berikut :

1. Osteoarthritis yang menyebabkan nyeri

2. Fraktur pada tulang panjang

3. Deformitas berat

4. Nerve entrapment

5. Spinal stenosis

6. Osteosarcoma yang dapat didiagnosis dini

G. Komplikasi

1. Fraktur

2. Gagal jantung dapat terjadi karena tingginya kebutuhan aliran darah pada tulang

yang mengalami remodelling (gagal jantung high-output)

3. Gagal napas dapat terjadi apabila tulang toraks terkena dan mengalami

deformitas

4. Penyakit paget merupakan salah satu faktor resiko terjadinya sarkoma (kanker

tulang), mungkin hal ini berkaitan dengan tingginya kecepatan siklus sel yang

terjadi pada penyakit ini.

5. Komplikasi neurologis:kompresi saraf kranial, tuli konduktif (karena osifikasi

tendon stapedius/kompresi N.VIII) dan stenosis spinal.

H. Pengobatan

Pada kasus yang ringan, untuk mengurangi nyeri bisa diberikan

aspirin atau ibuprofen. Jika menyerang tungkai anjurkan untuk menggunakan tongkat

8

Page 12: Makalah Paget Diseases.docx

penyangga dan sedapat mungkin menghindari jatuh atau kecelakaan yang bisa

menyebabkan terjadinya patah tulang. Dua jenis obat yang biasanya diberikan kepada

penderita penyakit Paget:

1. Biphosphonat : obat untuk mengurangi resorbsi (penyerapan kembali) tulang.

Terdapat 5 jenis obat, 4 dalam bentuk tablet dan 1 dalam bentuk infus intravena.

Bersamaan dengan pemberian obat ini biasanya juga diberikan tambahan

kalsium.Efek samping yang mungkin timbul adalah mencret dan mual.Pengobatan

dilakukan selama 6 bulan.

2. Calsitonin diberikan dalam bentuk suntikan harian atau semprot hidung. Jika

gejala sudah mereda, maka dosis obat diturunkan. Jika obat langsung dihentikan,

bisa terjadi kekambuhan. Sebanyak 20% penderita yang menggunakan obat

suntikan bisa mengalami efek samping berupa mual, wajah kemerahan dan beser.

I. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Ativitas/istirahat

Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri (mungkin

segera atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan)

2) Sirkulasi

Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri

/ansietas),pembengkakan jaringan atau massa, hematoma, pada sisi cedera,

kadang muncul keluhan sakit kepala

3) Neuro sensori

Deformitas, kesemutan, kelemahan atau hilang fungsi, penurunan visual,

auditori, hilang gerakan/sensasi, spasme otot, terjadi penekanan saraf cranial

dan kanalis spinalis

4) Nyeri atau kenyamanan

Nyeri secara tiba-tiba saat cedera ( mungkin terlokalisasi pada area

jaringan/kerusakan dapat berkurang pada immobilisasi, spasme atau kram

otot ( setelah mobilisasi ).

5) Keamanan

Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan

lokal ( dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba )

6) Penyuluhan/pembelajaran

9

Page 13: Makalah Paget Diseases.docx

Lingkungan cedera, memerlukan bantuan dengan transportasi, aktivitas

perawatan diri dan tugas pemeliharaan dan perawatan rumah

b. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap trauma

2) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan gerakan frgmen tulang.

3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka

neuromuscular/penurunan kekuatan atau tahanan

4) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan kecacatan

5) Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan

sensori/status organ indera

6) Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera

c. Rencana Keperawatan

1) Diagnosa :Resiko tinggi terhadap trauma

Kriteria : Hasil yang diharapkan pasien dapat mempertahankan stabilisasi dan

posisi fraktur

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

Pertahankan tirah

baring/ekstremitas sesuai

indikasi

Sokong fraktur dengan

bantal/gulungan selimut.

Pertahankan posisi netral pada

bagian yang sakit dengan bantal

pasir, pembebat, gulungan

trokanter, papan kaki

Pertahankan posisi/integritas

traksi

Meningkaktkanstabilitas,menurunka

nkemungkinan gangguanposisi/

penyembuhan

Mencegah gerakan yang tidak perlu

dan perubahan posisi.

Traksi memungkiankan tarikan pada

aksi panjang frktur tulang dan

mengatasi tegangan otot untuk

memudahkan posisi/penyatuan.

2) Diagnosa : Nyeri akut/kronis berhubungan dengan gerakan frgmen tulang.

Kriteria : Hasil yang diharapkan pasien mengatakan nyerihilang

10

Page 14: Makalah Paget Diseases.docx

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

5.

Pertahankan

imobilisasi bagian yang sakit

dengan tirah baring, gips,

pembebat,, traksi

Tinggikan dan dukung

ekstremitas yang terkena

Evaluasi keluhan

nyeri/ketidaknyamanan,

perhatikan lokasi,

karakterisktik, termasuk

intensitas ( skala 0-10 ).

 Berikan alternative tindakan

kenyamanan, contoh : pijatan

punggung dan perubahan

posisi

Dorong menggunakan teknik

managemen stress contoh :

relaksasi progresif, napas

dalam, imajinasi visulaisasi,

sentuhan terapeutik

Menghilangkan nyeri dan

mencegah kesalahan posisi

tulang/tegangan jaringan yang

cedera

Meningkatkan aliran darah balik

vena, menurunkan edema, dan

menurunkan nyeri

Menghilangkan nyeri dan

mencegah kesalahan posisi

tulang/tegangan jaringan yang

cedera

Meningkatkan sirkulasi umum,

menurunkan area local dan

kelelahan otot

Memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa control dan

dapat meningkatkan kemampuan

koping dalam memanajemen

nyeri yang mungkin menetap

untuk periode lebih lama

3) Diagnosa : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka

neuromuscular/penurunan kekuatan atau tahanan

Kriteria : Hasil yang diharapkan pasien dapat menunjukkan teknik yang

mungkin memampukkan aktivitas

No Intervensi Rasional

1. Kaji derajat immobilisasi

yang dihasilkan oleh

cedera/pengobatan dan

perhatikan persepsi pasien

Pasien mungkin dibatasi oleh

pandangan diri/persepsi diri

tentang keterbatasan fisik aktual,

memerlukan

11

Page 15: Makalah Paget Diseases.docx

2.

3.

4.

5.

terhadap immobilisasi

Dorong partisipasi pada

aktivitas/rekreasi. Pertahankan

rangsangan lingkungan

Bantu pasien dalam rentang

gerak aktif pada ekstremitas

yang sakit dan yang tidak sakit

Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan ( contoh :

mandi, mencukur )

Berikan atau bantu dalam

mobilisasi dengan kursi roda,

kruk, tonngkat, sesegera

mungkin. Instruksikan

keamanan dalam

menggunakan alat mobilitas.

informasi/intervensi untuk

meningkatkan kemajuan

kesehatan.

Memberikan kesempatan untuk

mengeluarkan energi,

memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol

diri/harga diri dan membantu

menurunkan isolasi sosial.

Meningkatkan aliran darah ke otot

dan tulang untuk meningkatkan

tonus otot, mempertahankan

gerak sendi, mencegah

kontraktur/atrofi, dan reasorpsi

kalsium karena tidak digunakan.

Meningkatkan kekeuatan otot dan

sirkulasi, meningkatkan control

pasien dalam situasi dan

meningkatkan kesehatan diri

langsung.

Mobilitas dini dapat menurunkan

komplikasi tirah baring dan

meningkatkan penyembuhan dan

normalisasi fungsi organ. Belajar

memperbaiki cara mengunakan

alat penting untuk

mempertahankan mobilisasi

optimal dan keamanan pasien

4) Diagnosa :Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan kecacatan

Kriteria : Hasil yang diharapkan pasien dapat menyatakan kesadaran dan

menerima keadaannya dengan cara sehat

12

Page 16: Makalah Paget Diseases.docx

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

5.

Berikan penjelasan dengan

sering dan informasi tentang

prosedur perawatan

Libatkan pasien atau orang

terdekat dalam proses

pengambilan keputusan

Kaji status mental, termasuk

suasana hati/efek, ketakutan

pada kejadian dan isi pikir

contoh ilusi atau manifestasi

eror atau panic

Dorong pasien untuk berbiara

tentang pennyakitnya

Dorong keluarga/orang

terdekat mengunjungi dan

mendiskusikan yang terjadi

pada keluarga

Pengetahuan apa yang diharapkan

menurunkan ketakutan,

memperjelas kesalahan konsep dan

meningkatkan kerjasama

Meningktkan rasa kontrol dan

kerjasama, menurunkan perasaan

tak berdaya/putus asa

Pada awal pasien dapat

menggunakan penyangkalan dan

represi untuk menurunkan dan

menyaring informasi keseluruhan.

Beberapa pasien menunjukkan

tindakan tenang dan status mental

waspada, menunjukkan disosiasi

kenyataan yang juga merupakan

mekanisme perlindungan

Pasien perlu membicarakan apa

yang terjadi terus menerus untuk

membuat beberapa rasa terhadap

situasi apa yang menakutkan

Mempertahankan kontak dengan

realitas keluarga, membuat

kedekatan dan kesinambungan

hidup

5) Diagnosa :Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/status organ indera

Kriteria : Hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan ketajaman

penglihatan dalam batas situasi individu

No Intervensi Rasional

1. Tentukan ketajaman Kebutuhan individu dan pilihan

13

Page 17: Makalah Paget Diseases.docx

2.

3.

penglihatan, catat satu atau

kedua mata yang terlibat

Orientasikan pasien terhadap

lingkungan, staff, orang lain

disekitarnya

Letakkan barang yang

dibutuhkan/posisi bel

pemanggil dalam jangkauan

intervensi bervariasi sebab

kehilangan penglihatan terjadi

lambat dan progresif

Memberikan peningkatan

kenyamanan dan kekeluargaan

menurunkan cemas dan disorientasi

Memungkinkan pasien melihat

objek lebih mudah dan

memudahkan panggilan untuk

pertolongan bila diperlukan

6) Diagnosa : Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan

gangguan penerimaan sensori/status organ indera

Hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan ketajaman pendengaran

dalam batas situasi individu

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

Tentukan ketajaman

pendengaran, catat satu atau

kedua telinga yang terlibat

Orientasikan pasien terhadap

lingkungan, staff, orang lain

disekitarnya

Letakkan barang yang

dibutuhkan / posisi bel

pemanggil dalam jangkauan

Kebutuhan individu dan pilihan

intervensi bervariasi sebab

kehilangan pendengaran terjadi

lambat dan progresif.

Memberikan peningkatan

kenyamanan dan kekeluargaan

menurunkan cemas dan

disorientasi

Memungkinkan pasien melihat

objek lebih mudah dan

memudahkan panggilan untuk

pertolongan bila diperlukan

14

Page 18: Makalah Paget Diseases.docx

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Penyakit Paget adalah kelainan metabolik tulang kronik yang secara khas

mengakibatkan pembesaran, deformitas tulang, kerusakan formasi jaringan tulang

dan irregularitas struktur dalam tulang yang ditandai oleh peningkatan remodelling

tulang akibat kinerja osteoklas yang berlebihan dan diikuti oleh peningkatan aktivitas

osteoblas sehingga pada akhirnya akan menyebabkan kerapuhan dan kelemahan

tulang. Penyakit ini juga dikenal dengan nama Osteitis Deformans.

Kebanyakan penderita tidak sadar bahwa dirinya telah menderita penyakit

paget, karena kebanyakan gejala yang muncul biasanya tidak terlalu signifikan atau

bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

B. Saran

Kebanyakan penderita tidak sadar bahwa dirinya telah menderita penyakit

paget, karena kebanyakan gejala yang muncul biasanya tidak terlalu signifikan atau

bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.Penyakit paget biasanya dapat

didiagnosa setelah melakukan pemeriksaan diagnostik terhadap klien atau setelah

klien mengalami kelainan bentuk tulang atau rasa nyeri hebat pada tulang. Oleh sebab

itu diperlukan pembelajaran lebih lanjut mengenai pemahaman dari penyakit paget

ini.

15

Page 19: Makalah Paget Diseases.docx

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta. Buku Kedokteran

EGC.

Davey, Patrick.2003. At a Glance Medicine. Jakarta. Erlangga.

Davies, Kim. 2007. Buku pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta. Erlangga.

Doenges, Marilynn dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC.

Robbins & Cotran.2006. Buku Saku Dasar Patologis Edisi 7. Jakarta. EGC.

Sudiono, Janti. 2007. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta. Buku

Kedokteran EGC.

Yatim, Faisal. 2006.Penyakit Tulang dan Persendian. Jakarta. Pustaka Poupuler Obor.

http://emedicine.medscape.com/article/334607-ove rview#a0104