Makalah Pengantar Pendidikan

  • Upload
    dindurn

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Makalah Pengantar Pendidikan ( Pengertian, jenis, dan fungsi lingkungan pendidikan)Comic Sans MS

KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahimPuji rasa syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini.Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdoa, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin.!Makassar, 26 Januari 2012PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 11. Latar Belakang 12. Permasalahan 1BAB II. PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN 21. Pengertian Lingkungan Pendidikan 22. Jenis Lingkungan Pendidikan 23. Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia 5BAB III. PENUTUP 7A. Kesimpulan 7B. Saran 7DAFTAR PUSTAKA 8BAB IPENDAHULUAN1. A. Latar BelakangPendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.1. B. PermasalahanDalam makalah ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang :1. Pengertian Lingkungan Pendidikan2. Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan3. Fungsi Lingkungan pendidikanBAB IIPENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN1. 1. Pengertian Lingkungan PendidikanLingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.1. 2. Jenis Lingkungan PendidikanDilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan, lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan atau lingkungan pendidikan.1. KeluargaKeluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.Pendidikan keluarga berfungsi: Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak Menjamin kehidupan emosional anak Menanamkan dasar pendidikan moral Memberikan dasar pendidikan sosial. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.1. SekolahTidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut; Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain :1. Pengajaran yang mendidik2. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan ( BP ) di sekolah3. Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar ( PSB )4. Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.5. MasyarakatDalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial dimasyarakat3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang ( by desing ), maupun yang dimanfaatkan ( utility ).Paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut :a) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhanab) Tipe masyarakat pedesaan berdsarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padic) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawahd) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman pokok padie) Tipe masyarakat perkotaanSelain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi karakteristik seseorang, terdapat juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya dan atau kelompok sosial seperti remaja masjid, pramuka, dsb. Yang mempunyai fungsi kelompok teman sebaya terhadap anggotanya antara lain :1. Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain2. Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas3. Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa4. Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuatan otoritas5. Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak6. Memberikan pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan ( pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain )7. Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.Dengan demikian organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, yakni :a) Mengajarkan keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi merekab) Mengajarkan bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanyac) Memberikan model-model bagi perkembangan watak1. 3. Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan ManusiaSetiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.BAB IIIPENUTUP1. A. KesimpulanProses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secarapribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.1. B. Saran Melihatkenyataanbahwa untukmencapaitujuanpendidikanyang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antarlingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluargadanmasyarakat. Bahkankalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.DAFTAR PUSTAKATirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN MUHAMMADIYAH CIREBON2011MAKALAHPENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Dosen H. Ayi M. Toha, MMDisusun Oleh :Siti Patimah (NIM 10039963)Puji RahayuAti KomariahYenny Ramadhani Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN MUHAMMADIYAH CIREBON2011KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas karunia dan rahmatNya makalah yang berjudul Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.Makalah yang berjudul Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam Mata Kuliah Pengantar Pendidikan dan untuk menambah wawasan keilmuan. Dalam penyelesaian makalah ini, banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril ataupun materil. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :1. H. Edje Djalaludin, MM selaku ketua STKIP MuhammadiyahCirebon; 2. H. Ayi M. Toha, MM selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan Keterampilan Berbahasa3. Seluruh dosen STKIP Cirebon; 4. Orang tua tercinta yang selalu mendukung baik moril maupun materil yang senantiasa berdoa dan menyayangi penyusun;5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membuat penyusun termotivasi;6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini;Mudah-mudahan segala bantuan dan motivasinya yang telah diberikan kepada penyusun mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Sumedang, Februari 2011Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN........................

A. Latar Belakang........................

B. Tujuan Penulisan........................

C. Metode Penulisan........................

D. Sistematika Penulisan........................

BAB II PEMBAHASAN ........................

A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan........................

B. Tripusat PendidikanC. Pengaruh Timbal Balik.......................

BAB III KESIMPULAN .......................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangManusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan, yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. Seperti dietahui setiap bayi manusia dilahirkan dalam lingkungan keluarga tertentu yang merupakan lingkungan pendidikan terpenting sampai anak masuk taman kanak-kanak ataupun sekolah. Oleh karena itu, keluarga sering dipandang sebagai lingkungan pendidian pertama dan utama. Makin bertambah usia manusia, peranan sekolah dan masyarakat luas makin penting namun peran keluarga tidak terputus.Pemahaman peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal. Pemahaman itu bukan hanya tentang peranannya masing-masing, tetapi juga keterkaitan dan saling pengaruh antarketiganya dalam perkembangan manusia. Sebab pada hakikatnya peranan ketiga pusat pendidikan itu selalu secara bersama-sama mempengaruhi manusia.Pada makalah ini kami akan membahas tentang pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan, tripusat pendidikan dan pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan dan perkembangan peserta didik.

B. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok, yaitu tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan2. Untuk memahami pengertian dan peranan lingkungan pendidikan bagi peserta didik3. Untuk memahami tripusat pendidikan sebagai lingkungan pendidikan, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat4. Untuk memahami saling pengaruh antarketiga tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik

C. Manfaat Dalam membahas makalah ini, penyusun menggunakan metode, yaitu Studi literatur, yaitu penggunaan bahan-bahan penyusunan yang bersumber dari buku-buku referensi dan websiteD. Sistematika PenulisanBAB 1 PENDAHULUANA. Latar BelakangB. TujuanC. Metode PendekatanD. Sistematika PenulisanBAB II PEMBAHASANA. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan B. Tripusat PendidikanC. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta DidikBAB III KESIMPULAN

BAB II PEMBAHASAN

Manusia memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efektif dan efisien itulah yang disebut pendidikan. Sedangkan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990:39-40 dalam Tirtarahardja, 2005:163Kajian tentang lingkungan pendidikan akan dimulai dengan pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan, disusul dengan kajian setiap pusat dari tripusat pendididkan dan diakhiri dengan kajian tentang saling pengaruh antar ketiganya.A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan PendidikanMenurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.Lingkungan pendidikan merupakan salah satu unsur di dalam pendidikan sebagai sebuah sistem (Nurchotimah, 2009). Menurut Kosim (2008), lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan dimana pendidikan itu berlangsung. Menurut Mudyahardjo (2008:3), lingkungan pendidikan adalah pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. Jadi, lingkungan pendidikan adalah suatu unsur dalam pendidikan berupa tempat, keadaan, alat, peristiwa, orang, benda yang berhubungan dengan pendidikan dan menunjang proses belajar mengajar hingga terwujudnya tujuan pendidikan. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar secara aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan (Kosim, 2008). Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal (Hartoto, 2008).Tujuan pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang UU SISDIKNAS Pasal 3 yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan, pendidikan formal, nonformal, dan informal sangat berpengaruh. Ketiga pendidikan tersebut tergolong jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang UU SISDIKNAS Pasal 1 ayat 8). Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang UU SISDIKNAS Pasal 1 ayat 11-13, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formalyang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.Lingkungan disini dapat berupa masyarakat. Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi dan menyiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu. Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu membimbing, mengajar, dan melatih (Ayat 1 Pasal 1 UU RI No. 2/1989 dalam Tirtarahardja, 2005:165). Meskipun ketiga kegiatan itu pada hakikatnya tri tunggal, namun dapat dibedakan aspek tujuan pokok dari ketiganya yaitu:1. Membimbing, berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek afektif).2. Mengajar, berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan (aspek kognitif).3. Melatih, berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran (aspek psikomotorik).Pemantapan ketiga sisi tujuan pendidikan itu yakni manusia yang sadar akan harkat dan martabatnya, menguasai ilmu pengetahuan, dan memiliki suatu spesialisasi/keterampilan tertentu, yang disebut sebagai manusia seutuhnya. Di masa depan ketiga sisi itu sangat penting karena harus mampu menyesuaikan diri dengan era globalisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan dari segi lain, harus mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat dan tampil sebagai yang unggul dalam bidang spesialisasinya. Karena itu peningkatan fungsi ketiga lingkungan pendidikan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama akan sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang bermutu.

B. Tripusat PendidikanKehidupan manusia merupakan kehidupan yang terintegrasi dan kontinyu serta tidak dapat dilepaskan antara satu dengan lainnya. Manusia sepanjang hidupnya akan selalu menerima pengaruh dari lingkungan pendidikan. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan, dimana anak mendapatkan pendidikannya (Soelaeman, 1988).1. KeluargaKeluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan terpenting. Dikatakan pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan terpenting karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Indrakusuma, 1973:109).Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. (Hartanto;2008).Pendidikan keluarga berfungsi:a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanakb. Menjamin kehidupan emosional anak.c. Menanamkan dasar pendidikan moral.d. Memberikan dasar pendidikan sosiale. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2. SekolahDi antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya itu. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut: Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

3. MasyarakatDalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni: Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility).Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain: kelompok sebaya, organisasi kepemudaan, organisai keagamaan, organisasi politik, media massa, dan sebagainya. Lembaga atau kelompok sosial tersebut pada umumnya memberikan kontribusi bukan hanya dalam proses sosialisasi, tetapi juga dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian, terutama pada saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Pada masa peralihan ini sering terjadi konflik antara orang tua dan anak. Yang dimaksud kelompok sebaya (peers group) adalah suatu kelompok yang terdiri orang-orang yang bersamaan usianya, antara lain: kelompok bermain pada masa kanak-kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak sejenis kelamin, atau gang yaitu kelompok anak-anak nakal. Dampak edukatif dari keanggotaan kelompok sebaya itu antara lain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu, dan dengan melalui peniruan (model) serta mekanisme penerimaan/penolakan kelompok. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya (Wayan Ardhana, 1968: Modul 5/19 dalam Tirtarahardja, 2005:181) antara lain: Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa. Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari penguasaan kekuasaan otoritas. Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip permasaan hak. Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain). Memperluaskan cakrawala pengalaman anak, sehingga ia orang yang lebih kompleks.Organisasi kepemudaan pada umumnya mempunyai prinsip dasar yang sama yakni menyalurkan hasrat kelompok pemuda kepada hal-hal yang berguna. Organisasi ini mempunyai berbagai jenis latar belakang yang berbeda, seperti sosial-edukatif (OSIS, PMR, Pramuka, dan sebagainya), sosial keagamaan, sosial-politik dan lain sebagainya. Disamping penambahan pengetahuan dan keterampilan, organisasi kepemudaan tersebut terutama sangat bermanfaat dalam membantu proses sosialisasi serta mengembangkan aspek afektif dari kepribadian (kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian). Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Organisasi ini menyediakan pendidikan bagi anak-anaknya, yakni:a) Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yakng menyenangkan bagi mereka.b) Mengajarkan kepada mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.c) Memberikan model-model perkembangan bagi watak.

C. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik.Perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peran tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga poros kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih), peranan ketiga tripusat pendidikan bervariasi meskipun ketiganya melakukan tiga kegiatan pokok dalam pendidikan. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudayab. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuanc. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengsan kontribusi sekolah dan masyarakat.Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antartripusat tersebut. Berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dari setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya. Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.Salah satu masalah yang banyak dibicarakan ialah sekolah sebagai produk masyarakat modern sering membawa dampak negatif karena secara terselubung menghantar generasi terdidik ke kota-kota besar. Seperti diketahui, dislokasi sekolah yaitu adalah makin tinggi jenjang sekolah itu makin dekat ke kota besar, sehingga Perguruan Tinggi pada umumnya di ibukota provinsi. Hal itu membawa dampak negatif yakni terpusatnya tenaga terdidik di daerah perkotaan, dan hanya sedikit yang kembali ke daerah pedesaan. Program-program kuliah kerja nyata (KKN), pengerahan tenaga sarjana sukarela ke pedesaan, dan sebagainya belum berhasil mengatasi hal itu. Oleh karena itu, terdapat berbagai pendapat yang diarahkan pada perbaikan program persekolahan, khususnya kurikulum, agar lebih diorientasikan pada kebutuhan daerah yang bersangkuatan.Dengan demikian, pendidikan akan mampu melaksanakan secara serentak fungsi pelestarian kebudayaan dan fungsi pengembangan dari kebudayaan yang diembannya itu. Seiring dengan itu, sekolah sebagai pusat pendidikan akan lebih dekat dengan pusat-pusat lainnya yakni keluarga dan masyarakat, sehingga tripusat pendidikan itu diharapkan dapat menunaikan tugasnya untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia.

BAB III KESIMPULAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleksdan melibatkan berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dienal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhanfungsi dan peranan itu secara optimal merupakan salahsatu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional.