33
PENELITIAN TINDAKAN (ACTION RESEARCH) A. Konsep Dasar Penelitian Pendidikan Istilah action research (penelitian tindakan) untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Lewwin pada tahun 1994. Ia menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan bentuk penelitian yang mengawinkan antara pendekatan penelitian eksperimen dalam ilmu social dengan program tindakan social dalam merespon permasalahan social yang besar pada waktu itu. Lewwin menyatakan bahwa teori pengembangan dan perubahan social yang diperlukan secara simultan dapat dicapai dengan memberikan definisi penelitian tindakan sebagai proses dimana dengan proses itu orang dapat membangun eksperimen-eksperimen social dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Greenwood & Levin, 1998). Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam megumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan . Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat

makalah pTK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah pTK

PENELITIAN TINDAKAN (ACTION RESEARCH)

A. Konsep Dasar Penelitian Pendidikan

Istilah action research (penelitian tindakan) untuk pertama kalinya dikenalkan

oleh Lewwin pada tahun 1994. Ia menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan bentuk

penelitian yang mengawinkan antara pendekatan penelitian eksperimen dalam ilmu social

dengan program tindakan social dalam merespon permasalahan social yang besar pada

waktu itu. Lewwin menyatakan bahwa teori pengembangan dan perubahan social yang

diperlukan secara simultan dapat dicapai dengan memberikan definisi penelitian tindakan

sebagai proses dimana dengan proses itu orang dapat membangun eksperimen-

eksperimen social dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Greenwood & Levin,

1998).

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh

para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh

guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam megumpulkan data tentang pelaksanaan

kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana

dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Penelitian tindakan adalah penelitian

yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat

keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang

bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga

diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan

pada sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research), atau bila yang melakukan tindakan adalah kepala sekolah atau pimpinan lain

maka tetap saja disebut penelitian tindakan. Penelitian tindakan berkaitan erat dengan

penelitian kualitatif, karena memang dalam pengumpulan datanya menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan menggabungkan kegiatan penelitian atau

pengumpulan data dengan penggunaan hasil penelitian atau pengumpulan data. Kegiatan

ini dilakukan secara timbal balik membentuk spiral: rencana, tindakan, pengamatan, dan

Page 2: makalah pTK

refleksi. Asumsi yang mendasari pelaksanaan tindakan adalah bahwa orang akan belajar

dan mengembangkan pengetahuan:

1. Dalam pengalaman sendiri yang konkrit

2. Melalui pengamatan dan refleksi dalam pengalaman tersebut.

3. Melalui pembentukan konsep abstrak dan generalisasi.

4. Dengan menguji implikasi konsep dalam situasi baru.

Teori yang mendasari penelitian tindakan sejalan dengan akar sejarah

perkembangan dari metode penelitian ini. Perkembangan penelitian tindakan diawali oleh

karya Kurt Lewin. Setelah serangkaian kegiatan pengalaman praktiknya pada awal

tahun1940, ia menyimpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang

memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi,

penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian

kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya

(Adelman 1993). Pengembangan lebih lanjut dilakukan di Amerika Serikat dalam

penerapan konsep pendidikan progresif yang dikembangkan oleh john Dewey. Di Inggris

dikembangkan dalam rangka reformasi kurikulum dan peningkatan profesionalisme

dalam pengajaran, dan di Australia dikembangkan dalam gerakan perluasan perencanaan

kurikulum yang bersifat kolaboratif.

B. Tujuan, Fungsi, Karakteristik dan Ciri-ciri Penelitian Pendidikan

Tujuan Penelitian Tindakan adalah untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Penelitian tindakan juga

bertujuan untuk mengubah situasi awal suatu kelompok, organisasi, atau masyarakat yang

memiliki berbagai permasalahan, ke arah keadaan yang lebih bebas, kelas lebih aktif,

lebih partisipatif, dan sebagainya. Tujuan secara umumnya antara lain:

1. Sebagai alat untuk memperbaiki masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi

khusus, atau untuk memperbaiki beberapa hal dalam lingkungan sekitar;

2. Sebagai alat training in-service, yang dapat memperlengkapi guru dengan skill dan

metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya;

Page 3: makalah pTK

3. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem

pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan;

4. Sebagai alat untuk memperbaiki komunikasi yang buruk antara guru dan peneliti

akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional untuk memberikan

persepsi yang jelas;

5. Meskipun kurang memiliki penelitian ilmiah sebenarnya; namun ini dapat menjadi alat

untuk memberikan alternatif yang bagus bagi pendekatan yang lebih subyektif,

impresionistik terhadap pemecahan masalah di ruang kelas.

Fungsi dari Penelitian tindakan secara umum, antara lain:

1. Alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan diagnosis tertentu.

2. Alat pelatihan dalam jabatan sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan

ketrampilan, metode dan teknik mengajar yang baru, mempertajam kemampuan

analisisnya, dan mempertinggi kesadaran atas kelebihan dan kekurangan pada dirinya.

3. Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang inovatif pada pengajaran.

4. Alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru di lapangan dan peneliti akademis,

serta memperbaiki kegagalan penelitian tradisional.

5. Alat untuk menyediakan alternative yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan

yang lebih subjektif, impresionistik dalam memecahkan masalah di dalam kelas.

Secara metodelogis, penelitian tindakan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Bersifat kolaboratif, selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan

meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan

bagian dari program pengembangan staf.

2. Dilaksanakan pada lokasi terjadinya permasalahan

3. Bersifat partisipatori karena memerlukan partisipatori karena memerlukan partisipasi

dari semua anggota tim peneliti,

4. Tidak ada upaya pengendalian variabel pengganggu.

Ciri-ciri penelitian tindakan, antara lain :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-

perkembangan baru, yang lebih baik daripada cara pendekatan impresionistik dan

fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam artian bahwa penelitian tersebut

Page 4: makalah pTK

mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak

berdasar pada pendapat subjektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.

3. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitiannya

dan mengorbankan control untuk kepentingan on the spot experimentation dan inovasi.

4. Walaupun berusaha supaya sistematis, namun pelatihan tindakan kekurangan

ketertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan eksternalnya adalah lemah.

Tujuannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representative, dan kontrolnya

terhadap variabel bebas sangat kecil. Karena itu, hasil-hasilnya walaupun berguna

untuk dimensi praktis, namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada

ilmunya.

5.

C. Langkah-langkah penelitian tindakan

Walaupun secara garis besar memiliki kesamaan, tatapi ada beberapa variasi

langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari beberapa ahli.

1. Kurt Lewin (1952) menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal

spiral, yang meliputi : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting).

ACTING

PLANNING OBSERVING

REFLECTING

Page 5: makalah pTK

2. Stephen Kemmis (1990) mengembangkan bagan spiral penelitian tindakan yang juga

memasukkan modelnya Lewwin. Model Kemmis meliputi: pengamatan, perencanaan,

tindakan pertama, monitoring, refleksi, berpikir ulang, evaluasi.

3. Richard Sagor (1992) menggambarkannya dalam lima langkah berurutan, yaitu :

perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil, dan

perencanaan tindakan.

4. Emily Calhoun (1994) lingkaran penelitian tindakan dalam langkah : pemilihan daerah

atau masalah yang menarik tim, pengumpulan data, penyusunan data, analisis dan

interpretasi data, dan peaksanaan tindakan.

5. Gordon Wells (1994) menyebutnya langkah-langkah penelitian tersebut sebagai model

ideal dari penelitian tindakan yang mencakup langkah: pengamatan, interpretasi,

perubahan rencana, tindakan, dan teori personal praktisi yang menjelaskan dan

dijelaskan dari lingkaran penelitian tindakan.

6. Ernest stinger (1996) menggambarkannya sebagai spiral interaktif penelitian tindakan,

yang meliputi: mengamati, berpikir dan bertindak sebagai lingkaran kegiatan yang

berkelanjutan.

7. Deborah South (2000) menyebut langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian

tindakan dialektikbyang terdiri atas empat langkah yaitu: identifikasi suatu daerah

focus masalah, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi data, perencanaan

tindakan.

Page 6: makalah pTK

Model Spiral dari Deborah South adalah yang paling lengkap dan jelas. Oleh

karena itu model ini disarankan digunakan oleh para pelaksana program, khususnya

pelaksana program pendidikan seperti guru, dosen, konselor, kepala sekolah, dll.

Pemikiran dan kegiatan yang bersifat dialektika atau timbale balik dalam setiap langkah

penelitian tindakan, adalah:

1. Identifikasi bidang fokus masalah.

Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang focus masalah yang

akan diteliti dan dikembangkan. Dalam pendidikan dan kurikulum , bidang masalah yang

dipilih adalah yang paling besar sumbangannya terhadap mutu hasil pendidikan,

khususnya mutu kemampuan dan pribadi siswa atau mahasiswa, umpamanya

implementasi kurikulum.

2. Pengumpulan data

Langkah kedua adalah mengumpulkan data berkenaan dengan pelaksanaan

kegiatan yang menjadi fokus masalah, umpamanya pelaksanaan metode pembelajaran

pemecahan masalah pada mata pelajaran IPS. Dalam langkah ini guru atu dosen

mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat kegiatan

pembelajaran serta hasil pembelajaran yang berkenaan dengan pemecahan masalah yang

pernah dilakukannya. Topic-topik apa yang dibahas, bagaimana langkah-langkahnya,

bagaimana kegiatan guru atau dosen, bagaimana kegiatan siswa atau mahasiswa, buku,

media dan sumber belajar lain apa yang digunakan, kesulitan apa yang dihadapi,

keberhasilan yang dicapai, dsb.

3. Analisis dan Interpretasi data

Data dianalisis secara kualitatif, dalam arti diuraikan, dibandingkan,

dikategorikan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan, secara sistematis. Hasil analisis

diinterpretasikan dalam arti diberi makna, baik makna tunggal atau sendiri-sendiri,

gabungan, hubungan antar komponen atau aspek, maupun makna inferensial yang lebih

abstrak dan umum.

4. Penyusunan rencana

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data disusun rencana untuk

memperbaiki dan meningkatkan kegiatan atau program. Penyusunan rencana diarahkan

pada pelaksanaan kegiatan atau program secara optimal dengan memperhatikan kondisi

Page 7: makalah pTK

subjek sasaran (siswa atau mahasiswa) serta factor-faktor pendukung yang ada. Factor

pendukung ini meliputi pelaksana (guru, dosen, konselor, administaror, dll), sarana dan

prasarana termasuk media dan sumber belajar, serta factor lingkungan, baik lingkungan

fisik, social-budaya, maupun iklim psikologis.

5. Pelaksanaan

Apa yang telah dirancang dilaksanakan secara seksama dengan memanfaatkan

factor-faktor pendukung secara optimal. Pelaksanaan suatu kegiatan atau program

membutuhkan persiapan yang matang, baik persiapan dari pihak pelaksana, subjek yang

menjadi partisipan dalam kegiatan, maupun factor-faktor pendukung pelaksanaan

program. Selama pelaksanaan kegiatan atau program, diadakan evaluasi dan monitoring

atau pengumpulan data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Hal

pengumpulan data didokumentasikan secara seksama dan lengkap untuk kemudian

digunakan baik bagi penyempurnaan rancangan maupun pelaksanaan kegiatan.

Langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan bersifat spiral atau suatu lingkaran

terbuka. Kegiatannya berulang tetapi dalam lingkup yang luas. Langkah-langkah inipun

bersifat dialektik, kegiatan dalam suatu langkah dilihat, dihubungkan, atau diberi

masukkan oleh langkah lainnya. Dalam spiral ini, tahap pengumpulan data merupakan

kegiatan yang cukup penting, sebab semua tahapan lainnya hamper selalu membutuhkan

dukungan dari hasil pengumpulan data.

D. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya

satu, tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrument. Ada 3 kelompok teknik

pengumpulan data oleh Wolcott (1992) disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan

primer, yaitu : pengalaman, pengungkapan, dan pengujian.

1. Pengalaman

Pengalaman (experiencing), dilakukan dalam bentuk observasi. Peneliti pelaksana

(guru, dosen, konselor, administrator, dll) melakukan observasi sambil melakukan

tugasnya sehari-hari.

Ada beberapa variasi bentuk observasi yang dilakukan peneliti, yaitu :

Page 8: makalah pTK

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam

kegiatan yang sedang berjalan.

b. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus

umpamanya memberikan bimbingan.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat

kegiatan yang sedang berjalan.

2. Pengungkapan

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui wawancara. Peneliti mengadakan

wawancara terhadap pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Strategi pengungkapan juga memiliki beberapa bentuk, yaitu:

a. Wawancara informal

b. Wawancara formal terstruktur

c. Pengedaran angket

d. Menggunakan skala (model likert, Thurstone)

e. Pengukuran dengan tes standar

3. Pembuktian

Pembuktian (examining) dilakukan dengan mencari bukti-bukti documenter,

seperti:

a. Dokumen arsif

b. Jurnal

c. Peta

d. Audio dan video tape

e. Benda-benda bersejarah

f. Catatan lapangan

Agar diperoleh data yang benar dalam arti sesuai dengan kenyataan, maka ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pengumpulan data. Persyaratan

tersebut meliputi: validitas, reliabilitas, kebergunaan dan etika.

1. Validitas Pengumpulan data

Validitas menunjukkan ketepatan pengumpulan data, atau data yang dikumpulkan

memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data kualitatif

meliputi 2 hal yaitu: keterpercayaan dan keterpahaman.

Page 9: makalah pTK

Keterpercayaan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, menurut Guba

(1981) ditandai olehkarakteristik berikut:

a. Kredibilitas, kemampuan peneliti memahami dan mengumpulkan data dari situasi

yang kompleks dan mengungkap pola-pola yang sukar dijelaskan.ini bisa dicapai

melalui: penelitian yang relative sama, observasi yang berulang-ulang, bekerja dalam

tim, mengadakan triangulasi, pengumpulan dokumen-dokumen, melakukan

pengecekkan pada partisipasi lain, melakukan penyempurnaan, melakukan

pembandingan-pembandingan.

b. Transferabilitas. Penelitian kualitatif tidak menghasilkan generalisasi, tetapi sampai

sejauh mana, temuan-temuan dalam penelitian ini dapat digunakan atau diterapkan

pada situasi lain. Ini dapat dilakukan melalui pengumpulan data yang rinci, sehingga

memungkinkan diperbandingkan antara yang satu konteks dengan konteks lainnya,

dan melalui pembuatan deskripsi tentang konteks yang mendetail sehingga bisa

dilakukan penilaian kecocokannya pada konteks lain.

c. Keabsahan, menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah benar, dicek ke

beberapa pihak hasilnya sama. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan

member check.

d. Konfirmabilitas, menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah netral atau objektif,

menggambarkan keadaan sebenarnya, bukan rekaan.

Keterpahaman, berkenaan dengan kejelasan dan kemudahan data untuk

difahami. Maxwell (1992) mengemukakan empat criteria keterpahaman pengumpulan

data kualitatif, antara lain:

a. Validitas deskriptif, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan

b. Validitas Interpretif, menunjukkan kepedulian peneliti terhadap pandangan-

pandangan partisipan.

c. Validitas teoritis, kemampuan peneliti menjelaskan fenomena-fenomena yang

dipelajari dan dideskripsikan.

d. Kebergunaan, menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dapat digunakan dalam

komunitas yang diteliti dan komunitas yang lebuh luas. Dalam penelitian kualitatif

kebergunaan ini adalah dalam komunitas yang diteliti.

Page 10: makalah pTK

e. Validitas evaluative, menunjukkan kemampuan peneliti untuk menghasilkan data

yang bukan perkiraan.

2. Reliabilitas Pengumpulan Data

Reliabilitas menunjukkan keajegan, ketetapan data yang diperoleh, pengumpulan

data yang dilakukan dengan jujur, sungguh-sungguh dan teliti akan menghasilkan data

yang ajeg. Sebaliknya pengumpulan data yang dilakukan dengan ceroboh, tidak sungguh-

sungguh akan menghasilkan data yang berubah-ubah. Data demikian sudah tentu

merupakan sampah.

3. Kebergunaan

Salah satu syarat penelitian atau pengumpulan data yang baik adalah kebergunaan

atau generalizability. Kebergunaan dalam penelitian kuantitatif menunjukkan hasil

penelitian yang terbatas atau terhadap sampel dapat berlaku secara luas atau berlaku

untuk populasi. Dalam penelitian kualitatif kebergunaan ini mempunyai makna yang

berbeda. Kebergunaan menunjukkan kesesuaian atau relevansi antara temuan atau hasil

penelitian dengan peneliti atau penggunaan penelitian.

4. Etika

Penelitian tindakan kelas dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, seperti halnya

penelitian-penelitian lainnya harus memperhatikan segi-segi etika. Ada beberapa

pegangan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penelitian berkenaan dengan

masalah etika.

a. Kembangkan pandangan etika yang sesuai dengan posisi etika pribadi peneliti.

b. Carilah, upayakanlah agar partisipan penelitian dapat menyetujui penelitian anda.

c. Tentukan prinsip-prinsip social yang lebih luas yang terkait dengan sikap etika

anda.

d. Pertimbangan prinsip-prinsip etika utilitarian atau kebaikan universal, etika

deontologis yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban, etika relational atau

kebaikan bersama, dan etika ecological kebaikan menurut lingkungan masyarakat,

budaya, kerja.

e. Perhatikan masalah kerahasiaan, nama baik dan hindarkan dampak negatif.

Page 11: makalah pTK

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif.

Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistik,

menghitung korelasi, regresi, uji perbedaan, analisis jalur, dsb. Penelitian tindakan

dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-

kualitatif. Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data.

a. Mengidentifikasi tema-tema. Dari data yang dikumpulkan secara induktif dapat

diidentifikasi tema-tema tertentu. Dari tema-tema kecil dapat disimpulkan tema

yang lebih besar.

b. Membuat kode pada hasil survai, interview dan angket. Untuk setiap tema ataupun

kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode untuk perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, hasil, dsb.

c. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa,di mana, kapan, mengapa, dan

bagaimana? Pertanyaan kunci dapat membantu mensistematiskan data, sehingga

membentuk satu kesatuan yang bermakna.

d. Buatlah review keorganisasian dari unit yang diteliti (sekolah). Stringer (1996)

menyarankan keorganisasian sebagai berikut: visi dan misi, tujuan umum dan

khusus, struktur organisasi, pelaksanaan, dan masalah-masalah, isu-isu dan

kepedulian dari para pelaku.

e. Buatlah peta konsep. Memetakan secara visual factor-faktor yang terkait, atau

melatarbelakangi dan diakibatkan oleh sesuatu hal, seperti factor-faktor yang

melatarbelakangi dan diakibatkan oleh proses pembelajaran, hasil belajar,

kegagalan siswa, dll.

f. Analisis factor yang mendahului dan mengikuti. Menganalisis factor-faktor yang

mendahulu mungkin juga menjadi penyebab dan yang mengikuti atau diakibatkan

oleh sesuatu hal, kegiatan, masalah, dsb.

g. Buatlah bentuk-bentuk penyajian dari temuan. Temuan hasil penelitian dapat

disajikan dalam berbagai bentuk seperti table, grafik, peta, bagan, dll.

h. Kemukakan apa yang belum/tidak ditemukan. Bertolak dari data yang telah

ditemukan, dapat diidentifikasi hal-hal yang belum ditemukan.

Page 12: makalah pTK

Teknik Interpretasi Data

Stringer juga mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil

analisis data kualitatif.

a. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin

masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil

tersebut bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan

atau perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi, dan implikasi dari hasil

analisis.

b. Hubungkan dengan temuan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat

kaitannya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan dengan

pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.

c. Minta nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam

menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang

seprofesi dan memiliki pandangan kritis.

d. Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literature. Faktor eksternal yang memiliki

kekuatan dalam memberikan interpretasi selain teman atau kalau mungkin ahli

adalah literature. Apakah makna dari temuan penelitian menurut pandangan para

ahli, para peneliti ddalam berbagai literatur.

e. Kembalikan pada teori. Cara lain untuk menginterpretasikan hasil dari analisis

data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan

yang dihadapi.

E. Jenis-jenis penelitian tindakan

Ada empat jenis penelitian tindakan, seperti dijelaskan oleh Chein,Cook, dan

Harding (1982). Yaitu :

1. Penelitian Tindakan Diagnostik

Penelitian tindakan diagnostik dirancang untuk menuntun ke arah tindakan. Peneliti

memasuki situasi yang telah ada, dan akan lebih bagus jika karena diundang. Peneliti itu

mendiagnosis situasinya.misalnya, ia mempelajari ketegangan masyarakat yang ada,

sumber ketegangan tersebut, sumber daya masyarakat yang ada untuk menangani

Page 13: makalah pTK

ketegangan tersebut, dsb. Dan ia membuat berbagai rekomendasi tentang tindakan

perbaikannya. Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya, dan juga bukan

merupakan objek penelitian tertentu. Rekomendasi itu dihasilkan lebih kurang melalui

proses intuitif berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu dan diagnosis saat itu.

2. Penelitian Tindakan Partisipan

Penelitian dikatakan sebagai Penelitian tindakan partisipan ialah apabila orang yang akan

melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal

sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Penalitian tindakan jenis ini tumbuh dan

berkembang karena dua kelemahan penelitian tindakan jenis pertama di atas : (a)

diagnosis tidak selalu mendorong dilakukannya tindakan, dan (b) keterlibatan tim peneliti

dalam mayarakat terkait kurang menjamin pelaksanaan tindakan yang disarankan.

Gagasan sentral penelitian tindakan partisiopan ini adalah bahwa orang yang akan

melakukan harus juga terlibat dalam proses penelitian dari awal.

3. Penelitian Tindakan Empiris

Penelitian tindakan empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu

tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi

berlangsung. Pada prionsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan

dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.gagasan dasar

penelitian tindakan ini adalah melakukan sesuatu dan membukukan apa yang dilakukan

dan apa yang terjadi. Proses penelitiannya pada pokoknya berkenaan dengan

penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan sehari-hari.

Dalam penelitian tindakan empiris, orang yang sama biasanya bertanggung jawab atas

pelaksanaan tindakan dan pelaksanaan penelitiannya. Pengaturan ini memiliki

keuntungan besar, yaitu secara otomatis pelaku penelitian memperoleh pengetahuan

lengkap tentang rincian tindakan yang diteliti. Meskipun demikian, penelitian jenis ini

cukup banyak kelemahannya. Adapun kelemahannya sebagai berikut :

a. Banyak organisator dan pimpinan kelompok yang tidak memiliki kemampuan

merumuskan hipotesis secara eksplisit atau menyatakan kesimpulan secara cermat.

Page 14: makalah pTK

b. Pelaku penelitian juga dibenani dengan tanggung jawab tindakan biasanya tidak

mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amanatnya, atau dalam

beberapa hal bahkan tidak dapat dikomunikasikan.

c. Jika penyimpangan catatan benar-benar memadahi, biasanya begitu banyak yang

berhasil dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk

menganalisis seluruhnya.

d. Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian untuk benar-

benar objektif dalam menilai keluaran usaha tindakannya sendiri.

4. Penelitian tindakan eksperimental

Penelitian tindakan eksperimental ialah diselenggarakan dengan berupaya

menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu

kegiatan belajar mengajar. Dari semua jenis penelitian tindakan, jenis penelitian

eksperimental memiliki nilai potensial terbesar untuk kemajuan pengetahuan ilmiah

karena dalam keadaan yang menguntungkan memberikan uji-coba yang mantab tentang

hipotesis tertentu. Akan tetapi ia merupakan bentuk penelitian tindakan yang tersulit

untuk dilaksanakan dengan berhasil.. kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul termasuk :

(a) keterbatasan kemampuan peneliti dalam membuat prediksi keakuratannya, (b)

kekurangmampuan peneliti dalam mengontrol jalannya tindakan sosial, dan (c) kekurang

mampuan peneliti dalam melakukan pengukuran yang layak sesuai dengan sifat dasar

hubungan sosial.

Kesulitan ini sebagian besar dapat dihindari jika program penalitiannya dari awal

direncanakan dengan bekerjasama dengan peneliti yang bertanggung jawab atas

pemantauan pelaksanaannya, sehingga tindakan yang perlu benar-benar dilaksanakan.

Hal penting yang perlu dicatat adalah penelitian tindakan eksperimentan akan berhasil

jika didukung oleh perencanaan dan kerjasama yang sangat baik dengan setiap orang

yang terkait dengan program tersebut. Pemilihan jenis penelitian tindakan akan sangat

ditentukan oleh kondisi dan situasi yang dihadapi oleh peneliti.

F. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihanya antara lain:

Page 15: makalah pTK

a. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam Penelitian Tindakan

b.Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat 

reflektif/evaluatif dalam Penelitian tindakan.

c. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah

d.Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam

Penelitian tndakan .

2. Kelemahannya antara lain:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik

dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal

praktis

b. Rendahnya efisiensi waktu karena Anda  harus punya

komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara  Anda masih harus

melakukan tugas rutin

c. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin

kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi  terhadap kebutuhan dan

keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak

mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian. 

G. Persoalan-persoalan praktis penelitian tindakan

Ada lima persoalan praktis yang perlu diperhatikan dalam penelitian tindakan dan

masing-masing akan diuraikan secara singkat di bawah ini :

1. Pemerkasa penelitian tindakan

Penelitian tindakan biasanya diprakarsai oleh orang yang memiliki kepedulian

besar terhadap kebutuhan untuk meningkatkan suatu situasi, misalnya situasi belajar-

mangajar di kelas dan situasi pengelolaan sekolah. Ada dua kelompok yang dapat terlibat

dalam usaha kolaboratif penelitian tindakan :

a) Kelompok orang yang langsung terlibat dalam kehidupan situasi terkait, seperti guru

dalam situasi belajar-mengajar, dan pimpinan dalam situasi pengelolaan

(manajemen),

Page 16: makalah pTK

b) Kelompok orangyang memiliki pengetahuan tentang penelitian tindakan dan

kemampuan untuk melaksanakannya, misalnya peneliti dari perguruan tinggi atau

lembaga penelitian.

2. Pemilik penelitian timdakan

Meskipun suatu penelitian tindakan sering diprakarsai oleh fasilitator, sebaiknya

orang-orang yang langsung dikenai dan sekaligus ikut serta dalam pelkasanaan penelitian

tindakan tersebut, dibuat ikut merasa memiliki. Rasa ikut memiliki ini akan sangat

mempengaruhi kelancaran dan kualitas pelaksanaan penelitian tersebut. Rasa ikut

memiliki ini dapat dikembangkan dengan melibatkan mereka dalam seluruh proses

penelitian, yaitu dari langkah pertama sampai langkah terakhir. Dengan demikian, semua

orang yang terkena dampak penelitian tindakan tersebut akan merasa bahwa penelitian

tindakan tersebut merup[akan bagian dari dirinya.

3. Sasaran penelitian tindakan

Penelitian tindakan bukan merupakan teknik pemecahan masalah, namun

dorongan untuk meneliti praktik secara sistematis sering timbul karena ada masalah

dalam suatu situasi. Persoalan atau masalah yang diteliti adalah yang dapat ditangani

lewat tindakan praktis. Jadi penelitian tindakan tidak cocok digunakan untuk tujuan

pengembangan teori karena alsan utama dilakukannya penelitian tindakan adalah

peningkatan praktik dalam situasi kehidupan nyata.

4. Data penelitian tindakan

Data penelitian tindakan antara lain, berupa semua catatan tentang hasil amatan,

transkrip wawancara, rekaman audio dan atau video kejadian, yang dikumpulkan lewat

berbagai teknik. Data diambil dari suatu situasi bersama seluruh unsur-unsurnya. Fungsi

data dalam penelitian tindakan adalah sebagai landasan reflektif. Data mewakili tindakan

dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti merekonstruksikan tindakan terkait,

bukan hanya mengingat kembali. Oleh karena itu, pengumpulan data tidak hanya untuk

keperluan hipotesis, melainkan untuk mendokumentasikan amatan dan olek karena

menjembatani antara momen-momen tindakan dan refleksi dalam putaran penelitian

tindakan. Data dapat berbentuk catatan-catatan, rekaman audio, rekaman video, foto, dan

sebagianya.

Page 17: makalah pTK

5. Analisis data

Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan. Dengan

melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan otentik yang membantu dalam

menafsirkan datanya. Tetapi perlu diingat bahwa dalam menganalisis data sering seorang

perserta penelitian tindakan menjadi terlalu subyektif, dan oleh sebab itu dia perlu

berdiskusi dengan peserta-peserta lainnya untuk dapat melihat datanya perspektif yang

berbeda. Dengan kata lain, usaha trianggulasi hendaknya dilakukan dengan mengacu

pendapat atau persepsi orang lain.

H. Contoh Format Proposal penelitian tindakan

Proposal perlu disusun sebelumnya untuk mendeskripsikan serangkaian proses

dari penelitian yang akan dilakukan. Setidaknya bagian-bagian proposal Penelitian

tindakan meliputi:

1. Judul Penelitian

Judul penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan

serta bentuk tindakan yang dilakukan. Formulasinya singkat, jelas, dan sederhana

namun secara tersirat telah menampilkan sosok Penelitian tindakan.

Contoh: Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten

Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007

2. Latar Belakang Masalah

Ada dua hal yang perlu ditelaah dalam latar belakang masalah, yakni: kondisi

ideal dan realitas dilapangan. Dimulai mengupas hal-hal yang bersifat ideal, lantas

muncul permasalahan. Yang perlu diingat: munculnya permasalahan perlu didukung

dengan data, pengamatan, teori, dan bila perlu penelitian terdahulu.

3. Permasalahan

Sebelum merumuskan permasalahan, seorang peneliti perlu mengidentifikasi

permasalahan. Pada dasarnya masalah berpangkal pada sesuatu yang ideal. Masalah

akan muncul jika kita menyadari adanya kesenjangan di lingkungan kita. Priyono

(2000) mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar menerapkan suatu intervensi

tanpa diketahui terlebih dahulu akar permasalahan. Ditambahkan Arikunto (1991)

Page 18: makalah pTK

bahwa permasalahan dalam penelitian dibedakan atas tiga yakni deskriptif, komparatif,

dan korelatif.

Contoh:

a. Bagaimana penerapan pemberian tugas tambahan untuk meningkatkan prestasi

belajar matematika pokok bahasan soal cerita?"

b. Apakah pemberian tugas tambahan dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pokok bahasan soal cerita?

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang isi pokoknya

adalah target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian perlu

diselaraskan dengan permasalahan. Manfaat penelitian dibedakan dua hal, yakni

teoretis dan praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan penerapan teori sedangkan

praktis berkaitan dengan orang, badan, organisasi, dan lembaga.

5. Landasan Teoretis

Ada empat hal yang perlu diungkap dalam landasan teoretis, yakni kajian pustaka,

kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

Kajian pustaka memuat konsep yang bersangkutan dengan masalah yang hendak

diteliti dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu. Kajian teori memuat teori-teori

yang mendukung persoalan yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu cerdas

dalam menyusun teori-teori yang digunakan. Yang perlu diingat: dalam penyusunan

teori-teori, peneliti harus cerdas dalam mengolah bahasa sehingga tidak terkesan comot

sana-comot sini tanpa memberikan apresiasi terhadap yang dikutip. Kerangka berpikir

merupakan argumentasi teoretik terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam kerangka

berpikir terdapat ulasan singkat mengenai asumsi bahwa melalui tindakan tertentu dapat

meningkatkan sesuatu, selaras permasalahan penelitian. Hipotesis tindakan merupakan

simpulan dari landasan teoretis dan kerangka berpikir.

Contoh: Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa

kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2005/2006 dapat meningkat

6. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk memecahkan permasalahan

penelitian. Dalam metode penelitian dibahas: (1) setting penelitian dan karakteristrik

Page 19: makalah pTK

subjek penelitian, (2) variable yang diteliti, (3) rencana tindakan, (4) data dan cara

pengumpulannya, (5) indikator keberhasilan. Dalam setting penelitian dan

karakteristrik subjek penelitian diungkapkan kelas berapa penelitian dilakukan dan

bagaimana karakteristik kelas tersebut, seperti jumlah siswa, komposisi siswa menurut

jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kategori kelas, dan sejenisnya. Variabel

penelitian merupakan gejala yang diamati dan menjadi titik incar/fokus untuk menjawab

permasalahan.

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja dari tindakan

yang dilakukan.

Contoh:

a. Guru terampil mengelola proses belajar-mengajar matematika dengan

memberikan tugas tambahan khususnya pokok bahasan soal cerita.

b. Terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga

suasana proses belajar-mengajar dapat kondusif.

c. 85% siswa kelas VI SDN 1 Magelung mengalami ketuntasan belajar.

7. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan

urutan kegiatan dari awal hingga akhir.

8. Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang., tahun terbit. Judul Buku, nama

kota, dan nama penerbit.

Contoh: Sutajaya, Tri Elang. 2004. Menjadi Guru yang Cerdas di Era Kompetitif.

Semarang: Panca Agni.

Page 20: makalah pTK

DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sumadi Suryabrata. 2010. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Depdikbud direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah direktotar pendidikan mengengah

umum, 1999 Penelitian Tindakan Kelas

Subyantoro, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang

http://sekolah.8k.com/rich_text_8.html di akses pada tanggal 30 Maret 2010 pada pukul 13.00

WIB

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/158-penelitian-tindakan.html di

akses pada tanggal 30 Maret 2010 pada pukul 13.00 WIB

Page 21: makalah pTK

MAKALAH

ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPenelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Sugihartono, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Anisa Handayani 081042410092. Lilik Inung Prawita Sari 081042410

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011