29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

Makalah Rheumatoid Artritis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan medikal bedah

Citation preview

Page 1: Makalah Rheumatoid Artritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia.

Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada

kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik

yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.

Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian

yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot

dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana

timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang

menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan

ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau

tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan

(rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan

gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai

kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson,

1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua

14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on

Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme

menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat banyak

tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama.

Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3

kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya

dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.

Page 2: Makalah Rheumatoid Artritis

Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit

rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada klien.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal

yaitu Rheumatoid Artritis

2. Tujuan khusus

Mahasiswa dapat menjelaskan :

1. definisi penyakit Rheumatoid Artritis

2. etiologi penyakit Rheumatoid Artritis

3. manifestasi klinik Rheumatoid Artritis

4. patofisiologi penyakit Rheumatoid Artritis

5. komplikasi penyakit Rheumatoid Artritis

6. pemeriksaan diagnostik penyakit Rheumatoid Artritis

7. penatalaksanaan penyakit Rheumatoid Artritis

8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Rheumatoid Artritis

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR RHEUMATOID ARTRITIS

A. PENGERTIAN

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung

kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah

Orthopedi, hal. 165 )

Page 3: Makalah Rheumatoid Artritis

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi

(Lemone & Burke, 2001 : 1248).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut.

Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui

penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang

mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.( Susan Martin

Tucker.1998 )

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai

mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri

persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama

poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. ( Arif Mansjour. 2001 )

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi

dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor

pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone &

Burke, 2001).

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan

mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :

1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.

Page 4: Makalah Rheumatoid Artritis

Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.

Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh

karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe

II kolagen dari tulang rawan sendi penderit

C. MANIFESTASI KLINIS

Pola karakteristik dari persendian yang terkena

1. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.

2. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki,

tulang belakang serviks, dan temporomandibular.

3. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.

4. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung

selama lebih dari 30 menit.

5. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.

Gambaran Ekstra-artikular

1. Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia

2. Fenomena Raynaud.

3. Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada

jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.

Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa:

1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.

2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.

3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.

4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid

ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat

di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di

jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.

Page 5: Makalah Rheumatoid Artritis
Page 6: Makalah Rheumatoid Artritis

E. KOMPLIKASI

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik

yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau

Page 7: Makalah Rheumatoid Artritis

obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang

menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan

antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati

akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

F. KRITERIA DIAGNOSTIK

Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi

berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala.

Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut:

1. Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)

2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi

3. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan

4. Arthritis yang simetris

5. Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum

6. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)

Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat

dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah

berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,

mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi

dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001).

Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :

1. Pemberian terapi

Page 8: Makalah Rheumatoid Artritis

Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk

mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi,

pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan

imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.

2. Pengaturan aktivitas dan istirahat

Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting

untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan

pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi

progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan

gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.

3. Kompres panas dan dingin

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan

relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres

dingin.

4. Diet

Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet

yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

5. Pembedahan

Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap

akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan

sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-

organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut

atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

1. Aktivitas/ istirahat

Page 9: Makalah Rheumatoid Artritis

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada

sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,

pekerjaan, keletihan.

Tanda : Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

2. Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,

sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

3. Integritas ego

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.

Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya

ketergantungan pada orang lain).

4. Makanan/ cairan

Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/

cairan adekuat: mual, anoreksia

Kesulitan untuk mengunyah

Tanda : Penurunan berat badan

Kekeringan pada membran mukosa.

5. Hygiene

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.

Ketergantungan

6. Neurosensori

Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari

tangan.

Gejala : Pembengkakan sendi simetris

Page 10: Makalah Rheumatoid Artritis

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan

jaringan lunak pada sendi ).

8. Keamanan

Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.

Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.

Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

9. Interaksi sosial

Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan

peran; isolasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh

akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan

kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan

interpretasi informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh

akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Kriteria Hasil:

Page 11: Makalah Rheumatoid Artritis

- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,

- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

- Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,

- Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam

program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional:.

a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor

yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur

sesuai kebutuhan

R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada

sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang terinflamasi/nyeri

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter,

bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan

mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan

nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat

tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang

menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan

sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

Page 12: Makalah Rheumatoid Artritis

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu

bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk

mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air

kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan relaksasi

otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di

pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal

dapat disembuhkan)

f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi

nyeri)

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi

progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman

imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/ Meningkatkan

relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan

kemampuan koping)

h. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. (R/

Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan

meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)

i. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

(R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme,

memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)

j. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/

sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi

kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)

k. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat

menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut)

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil :

Page 13: Makalah Rheumatoid Artritis

- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan

kontraktur.

- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari

dan/ atau konpensasi bagian tubuh.

- Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan

melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasional:.

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi

(R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi

dari peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal

aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan

tidur malam hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat sistemik

dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang

penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif

dan isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan

fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak

adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang

berlebihan dapat merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.

Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan

mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan

meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan

kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah

robekan abrasi kulit)

Page 14: Makalah Rheumatoid Artritis

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace

(R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan

memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,

mengurangi kontraktor)

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri,

dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan

mobilitas)

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi,

menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/

Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)

i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam

memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada

kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan

tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko

imobilitas)

k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin

dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut)

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Kriteria Hasil :

- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan

untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan

kemungkinan keterbatasan.

- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Page 15: Makalah Rheumatoid Artritis

Intervensi dan Rasional:

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,

harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi

rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)

b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.

Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam

memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri

dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap

intervensi/ konseling lebih lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima

keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat

mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya

sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/

Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan

umum terjadi)

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun

metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/

Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat

meningkatkan perasaan harga diri)

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal

aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian,

dan mendorong berpartisipasi dalam terapi)

Page 16: Makalah Rheumatoid Artritis

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan

penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)

i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk

merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif.

Meningkatkan rasa percaya diri)

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis

psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan

dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/

ketidakmampuan)

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan

obat-obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat

munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan

koping yang lebih efektif

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan

kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Kriteria Hasil :

- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten

dengan kemampuan individual.

- Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat

memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi

penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin

dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang

diperlukan pada keterbatasan saat ini).

Page 17: Makalah Rheumatoid Artritis

b.Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/

Mendukung kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi

/rencana untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk

meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)

d.Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk

menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis;

memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu,

menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan

dengan evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang

mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan

perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai

bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan

interpretasi informasi.

Kriteria Hasil :

- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk

modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau

pembatasan aktivitas.

Intervensi dan Rasional:

a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. (R/

Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi)

Page 18: Makalah Rheumatoid Artritis

b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui

diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat.(R/

Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/

jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah

deformitas)

c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang

realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik,

dan manajemen stres. (R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas

pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks)

d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. (R/

Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)

e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida

pada waktu tidur. (R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada

HS akan meningkatkan tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)

f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus,

perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. (R/ Memperpanjang

dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak.

Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi)

g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan

obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. (R/ Banyak produk

mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar

layak obat/ efek samping yang berbahaya)

h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak

mengandung vitamin, protein dan zat besi. (R/ Meningkatkan perasaan

sehat umum dan perbaikan jaringan)

i. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan

informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. (R/ Pengurangan

berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul,

lutut, pergelangan kaki, telapak kaki)

Page 19: Makalah Rheumatoid Artritis

j. Berikan informasi mengenai alat bantu (R/ Mengurangi paksaan untuk

menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara

lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan)

k. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri untuk

mempersiapkan makanan dan mandi (R/ Mencegah kepenatan,

memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian)

l. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat istirahat

maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi

tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang

ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama

menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika

memungkinkan. ( R: mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian

dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).

m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya

dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan

yang tepat. ( R: mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit )

n. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium,

mis: LED, Kadar salisilat, PT. ( R; Terapi obat obatan membutuhkan

pengkajian/ perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal

dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya.

o. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan ( R: Informasi mengenai

posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan

seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan

harga diri/ percaya diri.).

p. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada).

(R: bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan

maksimal).

BAB III

Page 20: Makalah Rheumatoid Artritis

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan

berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran

sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung

beban.

Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya

sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai

dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan

umum cepat lelah.

B. SARAN

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan

masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang akan datang, diantaranya :

1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang

rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus

jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.

2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis

maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien

yang mengalami rheumatoid artritis.

3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan

keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien

dalam proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Page 21: Makalah Rheumatoid Artritis

Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI:Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC: Jakarta.

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta: EGC.

Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Boedhi Darmojo & Hadi Martono. 1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Lemone & Burke, 2001. Medical Surgical Nursing; Critical Thinking in Client Care, Third Edition, California : Addison Wesley Nursing.