23
TUGAS MAKALAH ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN 1 TENTANG TIFUS ABDOMINALIS Disusun Oleh : 1. Silvia oktaviana 2. HIVA KHOIRUL INSANI 3. WINARSIH Prodi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

MAKALAHQ ASKEB PATOL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAHQ ASKEB PATOL

TUGAS MAKALAH

ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN 1

TENTANG

TIFUS ABDOMINALIS

Disusun Oleh :

1. Silvia oktaviana

2. HIVA KHOIRUL INSANI

3. WINARSIH

Prodi D3 KebidananFakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIAJln.Jember Bumi Cempokosari no 40 Cluring

Banyuwangi2012

Page 2: MAKALAHQ ASKEB PATOL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas makalah ini. Tugas makalah ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib

ditempuh di Fakultas Kebidanan Universitas Bakti Indonesia.

Tugas makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah praktek

klinik kebidanan 1 dengan judul “ asuhan pada ibu bersalin kala 2”

Dengan selesainya tugas makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak

yang telah memberikan masukan – masukan kepada kami.

Untuk itu kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada :

1. Dosen Pembimbing

2. Orang Tua

3. Teman-teman

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari

materi maupun teknik penyajiannya,mengingat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman kami. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.

Demikian tugas makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi

tugas mata kuliah praktek klinik kebidanan 1

Lumajang.

Page 3: MAKALAHQ ASKEB PATOL

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................

Kata Pengantar.......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

BAB I Latar Belakang......................................................................................

Tujuan..................................................................................................

Tujuan Umum...........................................................................

Tujuan Khusus..........................................................................

BAB II Pembahasan

A. DEFINISI.......................................................................................

B. ANATOMI FISIOLOGI................................................................

Anatomi usus..........................................................................

Fisiologis usus halus...............................................................

C. PATOFISIOLOGI.........................................................................

D. PENYEBAB..................................................................................

E. TANDA DAN GEJALA................................................................

F. KOMPLIKASI...............................................................................

G. DIET..............................................................................................

H. UPAYA PNCEGAHAN................................................................

Lingkungan hidup...................................................................

Diri sendiri.............................................................................................................

BAB III Penutup.................................................................................................

Kesimpulan.........................................................................................

Saran...................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................

Page 4: MAKALAHQ ASKEB PATOL
Page 5: MAKALAHQ ASKEB PATOL

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Typphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid atau

tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang usus

halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini bisa menyerang

siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki

maupun wanita.

Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia.

Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti

Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk

penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat

menimbulkan wabah.

Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810

kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak.

Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi

kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 – 13 tahun ( 70% – 80% ), pada

usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (

5%-10%) .

Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik

musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan

yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita

harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan

menu, kehigienisan dan sanitasi makanan.

Tujuan :

Tujuan umum :

Makalah ini dibuat oleh mahasiswa agar mengetahui tentang tipus

abdominalis.

Tujuan khusus :

a.tentang pengertian tipus abdominalis.

b.Mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit tipus.

c.Mengerti tentang mengetahui penyebab penyakit tipus.

Page 6: MAKALAHQ ASKEB PATOL

d.Mengerti upaya pencegahan penyakit tipus.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai

saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi

lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran

(FKUI, 1985).

Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan

gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan

dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella

paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa

perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan

demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit

(Soedarto, 1996).

Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan

gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi,

Yuliani Rita, 2001).

Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut

yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7

hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000).

Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali

selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di

seluruh tubuh. (Tambayong, 2000).

B. ANATOMI FISIOLOGI

a. Anatomi Usus

Usus halus terdiri dari 3 bagian,yaitu : duodenum,jejunum dan ileum. Dinding

usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar : lapisan paling luar (lapisan serosa)

dibentuk oleh peritonium.Peritonium mempunyai lapisan visceral dan

periental dan ruang yang terletak antara lapisan ini dinamakan rongga

peritonium.

Nama khusus telah diberikan pada lipatan – lipatan peritonium antara lain :

Page 7: MAKALAHQ ASKEB PATOL

1. Mesentrium merupakan lipatan peritonium yang lebar yang menggantung

jejunum dan ileum dari dinding posteriuor abdomen dan memungkinkan

usus bergerak leluasa. Mesentrium menyokong pembuluh darah dan limfe

yang mensuplai usus.

2. Omentum mayus merupakan lapisan ganda peritonium yang menggantung

dari kurvatura mayor lambung dan berjalan turun di depan visera

abdomen.Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar

limfe yang membantu rongga peritonium (melindungi) dari infeksi.

3. Omentum minus merupakan lipatan peritonium yang terbentang dari

kurvatura minor lambung dan bagian atas duodenum menuju ke hati.Salah

satu fungsi penting peritonium adalah mencegah pergesekan antara organ-

organ yang berdekatan dengan mensekresi cairan srosa sebagai pelumas.

Otot yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan : lapisan luar terdiri

atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam berupa

serabut sircular untuk membantu gerakan peristaltik.Lapisan submukosa

terdiri atas jaringan penyambung ,sedangkan lapisan mukosa bvagian

dalam tebal banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar

Vili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukosa yang

jumlahnya ± 4 juta – 5 juta yang terdapat di sepanjang usus halus.Vili

pnajangnya 0,5-1,5 mm.

Vili merupakan unit fungsional usus halus,tiap-tiap vilus terdiri atas

saluran limfe sentral yang dikelilingi oleh jaringan kapiler dalam limfoid

disekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang dinamakan kripta

lieberkuhn,kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan

secret yang mengandung asam-asam pencernaan.

b. Fisiologi Usus Halus

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi

bahan-bahan nutrisi dan air.Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan

lambung oleh kerja ptialin asam klorida dan pepsin terhadap makanan yang

masuk.Proses selanjutnya didalam duodenum terutama oleh kerja enzim

pankreas yang menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat

yang lebih sederhana.

Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan

mengemulsikan lemak.Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan

Page 8: MAKALAHQ ASKEB PATOL

usus yaitu lemak yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan

kontraksi kandung empedu dan hasil pencernaan protein tak lengkap yang

bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas

yang kaya akan enzim.

Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan

dengan secret pankreas ,hepatobiliar dan sekresi usus.Gerakan peristaltik

mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang

sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi lambung.

Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak,

protein (gula sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus ke

sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.

Walaupun banyak zat diabsorbsi di sepanjang usus halus ,tetapi terdapat

tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat tertentu.Besi dan kalsium sebagian

besar diabsorbsi dalam duodenum,absorbsi vitamin yang larut dalam lemak

(A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam

empedu.Absorbsi gula,asam amino dan lemak sebagian besar diselesaikan

menjelang kimus mencapai jejunum.Absorbsi B12 berlangsung pada ileum

terminal yang memerlukan faktor intrinsik lambung.

Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu ke dalam

duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali ke hati.

c. Patofisiologi

Kuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan

minuman.Setelah masuk dan berada dalam usus halus mengadakan infeksi ke

jaringan limfoid usus halus (terutama plaq nyeri) dan jaringan limfoid

mesentrika.

Setelah menyebabkan peradangan,merosis setempat,kuman lewat

pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo

endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang

fagosit RES dan kuman yang tidak di fagosit berkembang biak.

Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke

darah menyebar ke seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang

selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali ke rangka usus dan

menyebabkan infeksi usus.

Page 9: MAKALAHQ ASKEB PATOL

Dalam masa bacterian ini kuman mengeluarkan endotoksin yang

susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang semula diduga

bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin

mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh

leukosit pada jaringan yang meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar di

darah mempunyai pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan

timbulnya demam.

Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi

(minggu 1), nekrosis (minggu 2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa

adanya jaringan parut (Rampengan,1993)

d. Penyebab

Demam tifoid, jelas Arlin, adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri

Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri

ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan

minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh

melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.

Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat.

Yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi

bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum

tulang, dan ginjal. "Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan

timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari."

Nah, gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada

masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh

lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang

akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan

masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya.

Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam

tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan

berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri,

sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil,

orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid.

e. Tanda Dan Gejala

Page 10: MAKALAHQ ASKEB PATOL

Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak

jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.Dalam beberapa

hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih

dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose

spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut

(abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung

ini akan telihat memudar bila ditekan.

Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai

pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau

menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan eosinofil.

Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas

terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih

kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat

terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau.

Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami diare mirip

bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus. pada tahap ini

typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan

tulang.

f. Komplikasi

Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada ±

25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti

komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :

Gangguan metabolic

Perdarahan saluran cerna

Perforasi saluran cerna

Peritonitis

Hepatitis tifosa

Pnemonia

Ensefalopati tifosa

Abses otak

Meningitis

Osteomielitis

Endokarditis

Abses pada berbagai organ

Page 11: MAKALAHQ ASKEB PATOL

Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan

perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi

pertanda terjadinya komplikasi tersebut.

g. DIET (Makanan yang boleh dan tidak boleh)

Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominlis adalah diet mkanan

saring.Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk

semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka

waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih

padat.

Syarat-syarat diet makanan saring adalah :

1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena

kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin

2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau

lunak. (disaring atau diblender)

3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehari.

Contoh makanan yang dianjurkan :

Bubur bayi

Bubur beras

Bubur sumsum

Lontong

Roti tawar/manis

Biskuit

Telur rebus

Sop ayam tanpa sayur

Soto ayam

Semur ayam

Bakwan tanpa saos

Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu, tapi bila tidak, sangat

dianjurkan untuk minum susu.

Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi

penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan melalui tabel berikut :

Nomor Sumber Makanan

Yang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan

1. Karbohidrat Bubur Beras Beras Ketan

Page 12: MAKALAHQ ASKEB PATOL

2. Bubur Bayi Jagung

3. Roti tawar Cantel

4. Ubi

5. Talas

6. Singkong

7. Protein

8. a. Hewani Telur Rebus Daging

9. Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak

10. Daging giling Telur goreng

11. Ikan yang diawet

12. Ikan dengan banyak duri

13. b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan

14. Kacang hijau saring Tahu goreng

15. Sari kedelai Tempe goreng

16. Sayuran Wortel Daun Singkong

17. Labu siam Kacang

18. Labu kuning Lobak

19. Bayam Sawi

20. Buah-buahan Jeruk Jambu Biji

21. Alpukat Nangka

22. Pisang Nanas

23. Pepaya Apel

24. Kedondong

25. Minuman Air Putih Alcohol

Teh encer Minuman Soda

Kopi encer Limun

coklat Coca cola

susu

26. Lemak Mentega Santan

Minyak

h. Upaya Pencegahan

Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan

meliputi :

1. Lingkungan Hidup

Page 13: MAKALAHQ ASKEB PATOL

a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari

tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang

terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak

air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).

b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan

pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat

karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke

makanan.

c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. Diri Sendiri

a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat

mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan

terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi

bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid).

Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.

b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan

diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya.

Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.

Page 14: MAKALAHQ ASKEB PATOL
Page 15: MAKALAHQ ASKEB PATOL

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Demikian makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Mohon maaf apabila

terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran

demi lebih sempurnanya makalah ini. Terima kasih.

Page 16: MAKALAHQ ASKEB PATOL

DAFTAR PUSTAKA

Read more: http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/03/tifus-

abdominalis.html#ixzz1oGHb9pl4

.

Page 17: MAKALAHQ ASKEB PATOL