18
Miskonsepsi dan Kontroversi Vaksin Posted: May 27, 2011 in Kumpulan Tugas Kulia FKM Tags: kontroversi vaksin, makalah kontroversi vaksin, makalah miskonsepsi vaksin, masalah kontroversi vaksin, masalah miskonsepsi vaksin, miskonsepsi vaksin BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Tak dapat di ragukan bahwa imunisasi telah membawa perubahan yang sangat dramatik di dunia kedokteran. Suatu program kesehatan yang paling efektif dan efisien dalam menurunkan angka kematian dan angka kesakitan. Namun demikian, ternyata masih banyak kontroversi yang berasal dari faktor program imunisasi, vaksin atau resifien yang menerima imunisasi. Pada suatu saat masalah tersebut menjadi sangat intens, pada saat lain menyurut tergantung pada adanya pemicu yang timbul di masyarakat. Masalahnya semakin mencuap, karena imunisasi dilakukan pada anak yang sehat, sehingga bila terjadi reaksi betapapun kecilnya, akan memicu rasa tidak aman pada orang tua. Cara pemberian imunisasi sebenarnya menirukan kejadian sakit karena suatu infeksi secara alamiah, sehingga menimbulkan “ infeksi ringan” yang tidak berbahaya, namun cukup menyiapkan respon imun dan kekebalan. Dengan demikian, apabila ada paparan penyakit yang sesungguhnya anak tidak menjadi sakit. Di masyarakat sering terdengar pendapat

Miskonsepsi Dan Kontroversi Vaksin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Miskonsepsi Dan Kontroversi Vaksin

Citation preview

Miskonsepsi dan KontroversiVaksinPosted: May 27, 2011 inKumpulan Tugas Kulia FKM Tags:kontroversi vaksin,makalah kontroversi vaksin,makalah miskonsepsi vaksin,masalah kontroversi vaksin,masalah miskonsepsi vaksin,miskonsepsi vaksinBAB IPENDAHULUAN1. A.Latar BelakangTak dapat di ragukan bahwa imunisasi telah membawa perubahan yang sangat dramatik di dunia kedokteran. Suatu program kesehatan yang paling efektif dan efisien dalam menurunkan angka kematian dan angkakesakitan. Namun demikian, ternyata masih banyak kontroversi yang berasal dari faktor program imunisasi, vaksin atau resifien yang menerima imunisasi. Pada suatu saat masalah tersebut menjadi sangat intens, pada saat lain menyurut tergantung pada adanya pemicu yang timbul di masyarakat. Masalahnya semakin mencuap, karena imunisasi dilakukan pada anak yang sehat, sehingga bila terjadi reaksi betapapun kecilnya, akan memicu rasa tidak aman pada orang tua. Cara pemberian imunisasi sebenarnya menirukan kejadian sakit karena suatu infeksi secara alamiah, sehingga menimbulkan infeksi ringan yang tidak berbahaya, namun cukup menyiapkan respon imun dan kekebalan. Dengan demikian, apabila ada paparan penyakit yang sesungguhnya anak tidak menjadi sakit. Di masyarakat sering terdengar pendapat yang salah atau misskonsepsi mengenai imunisasi. Tidak jarang di jumpai orang tua yang ragu atau bahkan menolak imunisasi dengan berbagai alasan. Ketakutan atau penolakan imunisasi mungkin berdasarkan pandangan religi, filosofi tertentu, anggapan imunisasi sebagai intervensi pemerintah. Alasan lain adalah berhubungan dengan keamanan dan evikasi vaksin atau pandangan bahwa penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Keraguan tentang manfaat dan keamanan imunisasi perlu ditanggapi secara aktif. Apabila orang tua mendapat jawaban akurat dan informasi yang benar, maka orang tua dapat membuat keputusan yang benar tentang imunisasi.BAB IITINJAUAN PUSTAKA Konsep imunisasi pada dasarnya adalah menggugah respon tubuh dengan sengaja, agar anak kebal terhadap paparan penyakit yang di tuju di kemudian hari. Pada perjalanan sejarah imunisasi, keseimbangan antara imunitas dan reaktogenitas ini sering berubah-ubah, tergantung pada vaksin maupun interaksi yang terjadi antara vaksin dan resipiennya. Perubahan keseimbangan ini dapat memicu kontoversi imunisasi, terutama bila skala besaran progaram menjadi sangat besar, misalnya imunisasi global. Meskipun proporsi reaktogenitas tetap, namun basaran program menyebabakan jumlah kasus menjadi lebih menonjol, dan menjadi lebih menakutkan. Imunisasi jangan hanya diperlakukan sebagai upaya klinik saja namun harus di pandang sebagai tindakan epidemiologik dan dinilai keberhasilannya dengan parameter epidemiologik, yaitu berapa banyak kasus dan berapa banyak penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. Masalah epidemologi yang berbeda pada setiap benua bahkan setiap negara, mengakibatkan perbedaan kebutuhan akan imunisasi. Beban penyakit disuatu negara atau region tertentu merupakan acuan utama pada saat kita merencanakan dan memutuskan upaya imunisasi. Selanjutnya berkembang praktek imunisasi yang menekankan pada perlindungan individu, selaras dengan konsep penghargaan pada individu di negara barat. Praktek imunisasi menggunakan segala teknologi kedokteran yang ada, vaksin yang efektif dan efisien, yang menurunkan probabiltas kemungkinan menjadi sakit.BAB IIPEMBAHASANMISKONSEPSI DAN KONTROVERSI VAKSIN1. A.Miskonsepsi VaksinMiskonsepsi adalah kesalahpahaman/ pandangan sesorang yang salah terhadap sesuatu.Miskonsepsi vaksin adalah kesalahpahaman seseorang tentang vaksin dan vaksinasi.Kesalahpahaman tentang vaksin di antaranya ;1. 1.Penyakit telah menghilang sebelum vaksin di perkenalkan akibat perbaikan sanitasi dan higienesPengamatan difteria dieropa setelah perang dunia II menunjukkan adanya insiden penyakit, sejalan dengan perbaikan sanitasi dan higiene. Namun penurunan kejadian penyakit yang permanen baru tampak setelah program imunisasi dijalankan secara luas. Kondisi sosial ekonomi yang membaik mempunyai dampak positif bagi penyakit. Nutrisi yang cukup, penemuan anti biotik dan pengobatan lain, telah meningkatkan angka harapan hidup bagi pasien. Kepadatan penduduk yang berkurang, telah menurunkan transmisi penyakit.1. 2.Penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin telah tidak ada di negara kita,sehingga anak tidak perlu di imunisasi.Angka kejadian beberapa penyakit yang dapat di cegah oleh vaksin memang telah menurundrastis.Namunkejadian penyakit tersebut masih cukup tinggi di negara lain,siapapun termasuk wisatawan dapat membawa penyakit itu secara tidak sengaja dan dapat menimbulkan wabah.Hal tersebut serupa dengan KLB polio di indonesia pada tahun 2005 yanglalu.sejaktahun 1995,tidak ada kasus polio yang disebabkan oleh virus polioliar.viruspolio selanjutnya menyebabkan wabah merebak ke 10 provinsi,48kabupaten.Darianalisis genetik virus,diketahui bahwa virus berasal dari afrika barat.Dari pengalaman tersebut ,terbukti bahwa anak tetap harus mendapatkan imunisasi karena dua alasan.Alasan pertama adalah anak harus di lindungi .meskipun resiko terkena penyakit adalah kecil,bila penyakit masih ada,anak yang tidak terproteksi tetap masih dapat terinfeksi.alasan kedua imunisasi anak penting untuk melindungi anak lain di sekitarnya.Terdapat sejumlah anak yang tidak dapat diimunisasikan.dansebagian kecil anak yang tidak memberi respon terhadap imunisasi.1. 3.Vaksin MMR menyebabkan autismeAutisme adalah kelainan perkembangan kronis yang di tandai dengan gangguan interaksi, komunikasi serta perhatian dan aktifitas yang repetitif dan restiktif.Peneliti menduga vaksin MMR menyebabkan IBD (inflamatory bowel syndrome)dan menurunkan absorpsi vitamin dan nutrien esensial dari saluran cerna, yang selanjutnya menimbulkan autisme. Hubungan kausal dalam penelitian ini,di nilai lemah dan mengandung beberapa kekurangan. Kekurangan pertama adalah penelitian di lakukan pada pasien yang sangat selektif yaitu yang di rujuk ke royal free hospital london; sehingga tidak mewakili populasi pasien secara umum. Kelemahan yang terpenting adalah hubungan vaksin dan autisme di buat berdasarkan ingatan orangtua.orangtua cenderung menghubungkan gangguan pertilaku dengan kejadian yang mudah di ingat seperti imunisasi.Telah yang di lakukan oleh pakar kanada dan WHO menyimpulkan bahwa dari data epidemiologi yang ada saat sekarang tidak menunjukan adanya hubungan kausal antara virus campak dan IBD.1. 4.Setelah imunisasi vaksin polio oral, bayi tidak boleh minum ASI selama beberapa jam Dalam masyarakat termasuk dikalangan paramedic ,terdapat isu bahwa setelah imunisasi polio oral, pemberian ASI perlu ditunda untuk jangka waktu tertentu. Ada yang menganjurkan untuk menunda 15 menit, ada yang menganjurkan penundaan sampai 1 jam . Pendapat tersebut tidak beralasan , kenapa..? Karena efek asi pada serokonveksi terhadap vaksin polio oral diteliti oleh john dan kawan-kawan, pada 300 bayi berusia 6-15 minggu di india. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa respon rate sama pada seluruh kelompok yang mendapat ASI, tidak tergantung pada jadwal pemberian ASI. Dengan demikian , ASI tidak memperlihatkan hambatan pada pembentukan anti body terhadap OPV pada bayi setelah periode neonatus.1. 5.vaksin menimmbulkan efek samping yang berbahaya, kesakitan,bahkan kematianvaksin merupakan produk yang sangat aman. Hampir semua efek samping vaksin bersifat ringan dansementara, seperti nyeri di lengan pada bekas suntikan atau demam ringan. Besarnya resiko harus di bandingkan dengan besarnya manfaat vaksin. Bila satu efek samping berat terjadi dalam sejuta dosis vaksin namun tidak ada manfaat vaksin , maka vaksin tersebut tidak berguna. Fakta menunjukan bahwa penyakit lebih banyak menimbulkan resiko komplikasi maupun kematian pada anak di banding imunisasi. anak akan menderita lebih banyak sakit jika tidak mendapat imunisasi.1. 6.Mayoritas Anak yang sakit telah di vaksinasiMemang dalam suatu kejadian luar biasa (KLB) jumlah anak yang sakit dan pernah di imunisasi mungkin lebih banyak dibandingkan jumlah anak yang sakit dan belim di imunisasi. Di terangkan dengan dua faktor:1. Tidak ada vaksin yang efektif 100%Supaya aman, maka bakteri atau virus dimatikan atau dilemahkan terlebih dahulu1. Jumlah anak yang di imunisasi lebih banyak di banding jumlah anak yang belum di imunisasi di negara yang telah menjalankan program imunisasi.1. 7.Thimerosal menimbulkan gangguan perkembanganThimerosal merupakan preservasi (pengawet) vaksin yang mengandung etilmerkuri, suatu senyawa organik yang dimetabolisme menjadi merkuri. Thimerosal mengandung 49,6 % merkuri, dan berguna untuk mencegah kontaminasi bakteri dan jamur pada vaksin multidosis. Thimerosal telah digunakan didalam vaksin ssejak tahun 1930an. Penelitian di Inggris yang melibatkan lebih dari 13.000 anak yang mendapat vaksin mengandung thiomerosal, menunjukkan bahwa tidak ada bukti tentang paparan thimerosal pada umur dini menimbulkan efek buruk pada perkembangan saraf maupun psikologis.1. 9.Resiko efek samping yang berbahaya dan dapat membebani sistem imun. Pemberian vaksin kombinasi (multipel) untuk berbagai penyakit pada waktu tertentu meningkatkanAnak-anak terpapar pada banyak antigen setip hari. Makanan dapat membawa bakteri yang baru kedalam tubuh. Sistem imun juga akan terpapar oleh sejumlah bakteri yang hidup di mulut dan hidung. Infeksi saluran napas bagian atas akan menambah paparan 4-10 antigen, sedangkan infeksi streptokokus pada tenggorokan memberi paparan 25-50antigen.Tahun1994institute medicinemenyatakan bahwa dalam keadaan normal. Penambahan jumlah antigen dalam vaksin tidak mungkin akan memberikan beban tambahan pada sistem imun dan tidak bersifat imunosupresif. Data penelitian juga menunjukan bahwa imunisasi simultan dengan vaksin multipel tidak membebani sistem imun anak normal. Keuntungan pemberian vaksin kombinasi adalah mengurangi jumlah suntikan yang di perlukan untuk malindungi anak terhadap penyakit infeksi. Keuntungan lain adalah mengurangi biaya penyimpanan dan pemberian vaksin, mengurangi biaya kunjungan ke fasilitas kesehatan dan menfasilitasi penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi.Kombinasi vaksin menjadi satu tidak meningkatkan efek samping secara keseluruhan. Vaksin kombinasi misalnya dengan DtaP, frekuensi efek samping lebih rendah di banding vaksin di berikan terpisah . Schmitt dkk membandingkan respon anti bodi dan efek samping vaksin pada kelompok anak yang mendapat vaksin DtaP-HBV-IPV-Hib dalam satu suntikan dengan anak yang mendapat HIB dalam suntikan berbeda.Dua alasan praktis dalam memberikan beberapa vaksin dalam satu kunjungan,yaitu anak mendapat perlindungan sedini mungkin dalam awal kehidupannya.Alasan lain adalah pemberian vaksin simultan akan menghemat waktu dan biaya serta kurang traumatis bagi anak.1. 10.Bila anak tidak demam setelah divaksinasi , berarti vaksinya tidak bekerja.Perlu dibedakan antara imunogenitas vaksin dan reaktogenitas vaksin. Imunogenitas vaksin adalah kemampuan vaksin tertentu membentuk imunitas atau kekebalan pada individu yang menentukan daya proteksi vaksin. Reaktogenitas adalah respon tubuh yang tidak nyaman yang timbul setelah imunisasi.1. B.Kontroversi VaksinKontroversi adalah perdebatan; persengketaan; pertentanganKontroversi vaksin adalah perdebatan/ pertentangan/ persengketaan dalam masalah vaksin dan vaksinasi.Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang diselenggarakan di Indonesia pada Agustus tahun lalu, sempat bermasalah dibeberapa wilayah di Indonesia. Permasalahannya adalah beberapa daerah tersebut (Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan Banten) menolakpemberian vaksin polio karena diragukan kehalalannya. Dalam proses pembuatan vaksin tersebut menggunakan ginjal kera sebagai media perkembangbiakan virus.Masih banyak sekali jenis-jenis vaksin yang bersumber dari bahan-bahan yang diharamkan. Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda dan ekstrak mentah lambung babi. Di lihat dari segi bahan memang masih ada yang meragukan dalam proses pembuatan vaksin. Namun dari segi manfaat, vaksinasi ini cukup efektif dalam menekat tingkat terjangkitnya berbagai penyakit, khususnya yang berkaitan dengan serangan virus.Di tengah kontroversi tersebut MUI telah menetapkan keputusan No 16 tahun 2005 yang mengeluarkan fatwa kehalalan atas vaksin polio. Hal ini berkaitan dengan suatu kaidah usul fikih yang mengatakan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Demikian alasan yang dijadikan dasar hukum pengambilan keputusan terhadap kehalalan vaksin polio sekalipun diketahui bahwa vaksin tersebut disediakan dari bahan yang meragukan. Dalam keadaan darurat, di mana vaksin halal belum ditemukan, maka hal itu bisa dilakukan untuk mencegah mudharat yang lebih besar, yaitu terjangkitnya penyakit yang membahayakan.Beberapa Kontroversi tentang vaksin :1. 1.Pelaksanaan program imunisasiPerbedaan pendapat sering kali terjadi di antara para ilmuwan dengan para penentu kebijakan dimasa yang lampau dan bahkan sampai saat ini. Dari sejarah kita ketahui adanya pertentangan program imunisasi di masyarakat, yaitu sejak masa pasteur mengenalkan imusasi rabies, sampai keputusan imunisasi demam tifoid semasa perang boer dan banyak masalah lagi. Setelah perang dunia II,vaksin berkembang sangat pesat, sejalan dengan berkembangnya teknologi biakan pada sel hidup yang semula dianggap tidak etis. Untuk beberapa waktu kemampuan imunisasi mencegah kejadian penyakit dan bahkan mampu menghilangkan penyakit cacar dari bumi. Tapi pada tahun 2000-an masih banyak penentang imunisasi melalui media masa. Kelompok penentang imunisasi pada saat ini menggunakan media maya (internet) untuk memicu isu-isu anti imunisasi.Masalah yang di lontarkan adalah:Imunisasi yang diwajibkan pemerintah telah merampas hak warganegara untuk memilih tidak diimunisasi (hak untuk sakit dan menjadi sumber penularan).Khusus di Indonesia, UU wabah memberikan sanksi pada siapapun yang melalaikan atau menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah.1. 2.Vaksin dan keamanannya Vaksin adalah suatu bahan yang dapat merangsang kekebalan dan dibuat dengan menggunakan teknologi kedokteran yang paling maju. Katz, 1999, menyebutkan vaksin sebagaithe best science can give,meskipun ada kelemahan dari metode imunisasi ini. Kelemahan ini mungkin baru terungkap setelah vaksin digunakan dalam waktu yang lama.Vaksin adalah subsanti biologik hidup yang aman sampai suatu saat dapat dibuktikan cacat, kontroversi berasal dari:1. 1.Jenis dan bahan vaksinVaksin digolongkan menjadi beberapa jenis (vaksin hidup-mati,vaksin polisakarida, vaksin rekombinan) dibuat dengan cara yang berbeda dan memberikan kelemahan yang berbeda pula. Vaksin hidup paling banyak menuai tuduhan.1. 2.Bahan dalam vaksinBahan dalam vaksin terutama adalah bahan pengawet, bahan anti beku, bahan pewarna dan bahan yang ikut dalam proses pembuatan vaksin. Bahan merkuri merupakan bahan yang paling di gunjingkan merusak otak, seperti kasus minamata. Vaksin yang bebas merkuri adalah MMR, OPV, campak, BCG dan HB yang dosis tunggal dan DtaP dosis tunggal. Bahan yang ada dalam vaksin lainya adalah sisa formaldehid, etilen glikol bahan anti beku, gelatin dan glutamat pada vaksin cair, dan sebagainya yang dianggap beracun.Kandungan dalam VaksinBahan-bahan tambahan yang terdapat dalam vaksin sebagai berikut (Alfatih, 2009) :1. AlumuniumLogam ini ditambahkan ke dalam vaksin dalam bentuk gel atau garam sebagai pendorong terbentuknya antibodi. Alumunium telah dikenal sebagai penyebab kejang, penyakit alzheimer, kerusakan otak dan dimensia (pikun). Logam ini biasanya digunakan pada vaksin-vaksin DPT, DaPT dan Hepatitis B.2. Benzena KhloridaBenzetonium adalah bahan pengawet dan belum dievaluasi keamanannya untuk dikonsumsi oleh manusia. Biasa digunakan sebagai campuran vaksin anthrax terutama diberikan kepada para personil militer.1. Etilen GlikolBiasa digunakan sebagai bahan utama produk antibeku dan digunakan sebagai pengawet vaksin DaPT, polio, Hib dan Hepatitis B.1. FormaldehidBahan kimia yang terkenal sebagai zat karsinogenik (penyebab kanker) yang biasanya digunakan dalam proses pengawetan mayat, fungisida/insektisida, bahan peledak dan pewarna kain. Selain beracun, menurut Sir Graham S. Wilson pengarang buku The Hazards of Immunization, formalin tidak memadai sebagai pembunuh kuman sehingga maksud penggunaannya sebagai penonaktif kuman dalam vaksin menjadi tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya adalah kuman yang seharusnya dilemahkan dalam vaksin tersebut malah menguat dan menginfeksi penggunanya.1. GelatinBahan yang dikenal sebagai alergen (bahan pemicu alergi) ini banyak ditemukan dalam vaksin cacar air atau MMR. Bagi kaum Muslim, gelatin menimbulkan isu tambahan karena biasanya bahan dasarnya berasal dari babi.1. GlutamatBahan yang digunakan dalam vaksin sebagai penstabil terhadap panas, cahaya dan kondisi lingkungan lainnya. Bahan ini banyak dikenal sebagai penyebab reaksi buruk kesehatan dan ditemukan pada vaksin varicella.1. NeomisinAntibiotik ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan kuman di dalam biakan vaksin. Neomisin menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang dan sering ditemukan dalam vaksin MMR dan polio.1. FenolBahan yang berbahan dasar tar batu bara yang biasanya digunakan dalam produksi bahan pewarna non makanan, pembasmi kuman, plastik, bahan pengawet dan germisida.Pada dosis tertentu, bahan ini sangat beracun dan lebih bersifat membahayakan daripada merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi berlawanan dengan tujuan utama pembuatan vaksin.1. StreptomisinAntibiotik ini dikenal menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang dan biasa ditemukan dalam vaksin polio.1. Thimerosal atau MerkuriBahan yang sangat beracun yang selama beberapa puluh tahun digunakan pada hampir seluruh vaksin yang ada di pasaran. Padahal timerosal/merkuri adalah salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab atas tragedi Minamata di Jepang yang menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat fisik dan mentalnya1. Manfaat dan efikasi vaksin Efikasi vaksin harus lebih besar dari reaktogenisitas vaksin, dinyatakan pada perbandingan besaran outcome dan besaran reaksi imunisasi. Outcome atau komplikasi yang terjadi pada penyakit campak di negara berkembang adalah kejadian pneumonia 1 kasus dari tiap 25 kasus klinik dan esefalitis satu kasus setiap 2000 kasus atau 500 kasus setiap 1.000,000 penderita. Pada imunisasi kemungkinan esefaliti kasus terjadi pada 1 kasus diantara 3.000,000 dosis.1. Kecenderungan Genetik yang Menyimpang Tiap individu mempunyai probabilitas hidup dengan pola genetik yang menyimpang, sehingga semakin tinggi cakupan imunisasi, semakin banyak pula populasi yang tercakup dalam imunisasi yang mempunyai kecenderungan genetik tidak semestinya.1. 3.Respon imun penerima vaksinResipien atau penerima vaksinassi yang sangat berat atau yang pertahanan tubuhnya tidak normal besar kemungkinan akan menjadi sakit atau menjadi karier sehat. Imunisasi polio oral pada anak dengan efisiensi imun akan mengakibatkan penularan virus polio lebih lama dibanding dengan anak normal. Banyak keadaan yang mempengaruhi kinerja vaksin dan terutama berakibat pada rendahnya keberhasilan menggugah respon imun.1. 4.Adanya pemicuBeberapa pemicu dasar diantaranya: Reaksi neurologikBeberapa vaksin diduga menyebabkan reaksi pada susunan syaraf. Reaksi ini sangat jarang dan belum jelas patogenesisnya.Vaksin dapat menimbulkan penyimpangan respon imun sebagai reaksi tubuh terhadap bahan tambahan maupun bahan dasar vaksinnya sendiri. Reaksi pasca imunisasi terutama mengarah pada hipersensitivitas. Reaksi pasca imun dapat diketahui kontraindikasi sebelum memberikan vaksin.Tips untuk menyelesaikan masalah kontroversi imunisasi1. 1.Penjelasan yang jujurPenjelasan secara proaktif, diberikan pada setiap orang tua bayi yang akan diimunisasi dengan vaksin tertentu, meskipun orang tua tidak menanyakannya secara aktif sehingga tercipta komunikasi yang baik antara dokter dan orang tua. Penjelasan mencakup manfaat imunisasi dan efek samping (jika ada).1. 2.Menunjukkan empati dan perhatian yang besarOrang tua bayi harus diyakinkan bahwa dokter juga sangat memperhatikan dan membantu orang tua dalam upaya membesarkan anak sehingga akan memperkuat kepercayaan orang tua terhadap dokter dalam imunisasi1. 3.Membekali diri dengan pengetahuanMengetahui pokok-pokok dasar imunnisasi, termasuk di antaranya tentang sifat tiap vaksin yang digunakan.