11
MISKONSEPSI IMUNISASI Nafilah Syella I1A009062 Pembimbing Dr. Gladys Gunawan, Sp. A (K)

MISKONSEPSI IMUNISASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MISKONSEPSI IMUNISASI

MISKONSEPSI IMUNISASINafilah SyellaI1A009062PembimbingDr. Gladys Gunawan, Sp. A (K)

Page 2: MISKONSEPSI IMUNISASI

•Miskonsepsi=pendapat yang salah•Orangtua ragu dan menolak imunisasi

berdasar pandangan religi, filosofis tertentu, intervensi pemerintah, keamanan, efikasi vaksin, penyakit yang dapat dicegah vaksin tidak berbahaya

Page 3: MISKONSEPSI IMUNISASI

1. Penyakit telah menghilang sebelum vaksin diperkenalkan, akibat perbaikan sanitasi dan higiene

•Pengamatan difteria di Eropa menurun sejalan dengan perbaikan sanitasi dan higiene

•Penurunan difteri secara permanen setelah program imunisasi

•Inggris, penurunan imunisasi pertusis epidemi pertusis > 100.000 kaus

•Jepang, cakupan imunisasi pertusis dari 70%--20-40%, peningkatan kasus pertusis dari 393,0 kematian—13.000 kasus dan 41 meninggal dalam rentang 5 tahun

Page 4: MISKONSEPSI IMUNISASI

2. Mayoritas anak yang sakit telah divaksinasi•Tidak ada vaksin yang efektif 100%•Proporsi anak yang diimunisasi > anak

yang belum diimunisasi

Page 5: MISKONSEPSI IMUNISASI

3. Vaksin menimbulkan efek samping yang berbahaya, kesakitan, dan bahkan kematian

•Vaksin merupakan produk yang sangat aman

•Efek samping bersifat ringan dan sementara

•Kematian yang disebabkan oleh vaksin sangat sedikit

• Institute of medicine risko kematian akibat vaksin amat rendah (extra-ordinarily low)

•Manfaat vaksin>resiko vaksin

Page 6: MISKONSEPSI IMUNISASI

4. Penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin telah tidak ada di negara kita, sehingga anak tidak perlu imunisasi•Ada negara lain yang masih tinggi angka

kejadian penyakit wisatawan•KLB polio 2005----virus berasal dari Afrika

Barat•Melindungi anak lain yang tidak dapat

diimunisasi

Page 7: MISKONSEPSI IMUNISASI

5. Pemberian vaksin kombinasi (multipel) untuk berbagai penyakit pada waktu tertentu meningkatkan risiko efek simpang yang berbahaya dan dapat membebani sistem imun•Anak terpapar banyak antigen setiap hari

dari bakteri dalam makanan, yang hidup di mulut dan hidung.

•ACIP, AAP, AAFP—merekomendasikan vaksin kombinasi untuk imunisasi anak—mengurangi jumlah suntikan, biaya penyimpanan, pemberian vaksin, biaya kunjungan, dan memfasilitasi penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi

Page 8: MISKONSEPSI IMUNISASI

6. Bila anak tidak demam setelah divaksinasi, berarti vaksinnya bekerja•Imunogenitas vaksin•Reaktogenitas vaksin

Page 9: MISKONSEPSI IMUNISASI

7. Setelah imunisasi vaksin polio oral, bayi tidak boleh minum ASI selama beberapa jam

•Jhon, dkk—penelitian terhadap 300 bayi usia 6-51 minggu, dibagi dalam 6 kelompok mendapat vaksin polio oral. Grup I ASI setelah 30 menit OPV, Grup II 3 jam, III 4 jam, IV 5 jam, dan susu formula. ---- respon rate sama

Page 10: MISKONSEPSI IMUNISASI

8. Miskonsepsi OPV

•Program KB di beberapa negara di Afrika.•Dapat menyebabkan impoten pada anak•Introduksi suatu mutasi—infeksi HIV-

AIDS•Pertemuan tokoh politik, agama, dan

edukasi kesehatan untuk mengatasi masalah tersebut

Page 11: MISKONSEPSI IMUNISASI

Terima Kasih