106
i MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Oleh: DIAN MUSTIKA SARI 11113044 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1870/1/skrips...pdfDan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadillah 58:11) Ibu- ibu pengajian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGAN

    IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA

    DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN

    KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

    SKRIPSI

    Disusun guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

    Oleh:

    DIAN MUSTIKA SARI

    11113044

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

    MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGAN

    IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA

    DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN

    KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

    SKRIPSI

    Disusun guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

    Oleh:

    DIAN MUSTIKA SARI

    11113044

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    Motto

    “Selalu ada harapan bagi mereka yang sering

    berdo’a

    Selalu ada jalan bagi mereka yang sering

    berusaha”

    “Kemuliaan seseorang adalah agamanya,

    Harga dirinya adalah akalnya,

    Ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya

    (HR. Ahmad)”

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    1. Untuk (Alm) Bapak Bachrun dan Ibu Siti khatijah selaku orang tua saya yang

    sudah meninggal ketika saya masih menempuh pendidikan SMP kelas VIII

    dan MAN kelas I. Semoga Beliau bangga dengan perjuangan anaknya.

    2. Kepada kakak saya Muhammad Saiful Alam dan Istrinya yang selalu

    memberi dukungan do’a secara lahir dan batin. Terlebih untuk kakak saya

    yang telah berjuang untuk menjadi pengganti tulang punggung keluarga

    sehingga karnanya saya bisa melanjutkan keperguruan tinggi.

    3. Kepada keluarga besar Yayasan Hati Beriman Griya Qur’an Tartiila yang

    memberikan semangat dan motivasi.

    4. Untuk kekasihku, Fahmi Aqwa terimkasih juga atas dorongan semangat

    motivasi berserta semua doa dan pengertiannya.

    5. Untuk teman-teman saya Indah,Intan, Suci, mba’ Aina, Ulfa, Puput, Zidni,

    Farih, Heni, Santi, Lilis dll yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang

    selalu memberikan dorongan dan semangat. Kalian sudah jadi teman yang

    terbaik untuk saya.

    6. Kepada teman-teman angkatan tahun 2013 terimakasih untuk semangat dan

    motivasi yang telah diberikan.

    7. Kepada keluarga Besar Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

    Terimakasih motivasi dan semangatnya.

    Terima Kasih Semua

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb

    Alhmdulillahirobil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

    berkat taufiq, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini dengan baik dan lancar.

    Shalawat dan salam adalah untuk Rosulullah, Muhammad bin’ Abdulloh yang

    telah diutus Allah untuk menyampaikan syari’at yang pasti untuk jalan yang lurus

    yang Allah kehendaki sebagai petunjuk bagi orang-orang yang mau mengikutinya

    Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “ MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI

    KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN

    MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO

    SALATIGA”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN).

    Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak,

    oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

    1. Dr. Rahmad Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I.

    2. Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    4. Achmad Maimun, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan,

    membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

    5. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali

    pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  • x

  • xi

    ABSTRAK

    Dian Mustika Sari. 2017. Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

    Pengajian Griya Qur’an Tartiila Dusun Mrican Kelurahan Gendongan

    Kecamatan Argomulyo Salatiga. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag.

    Kata Kunci: Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

    Penelitian ini berjudul Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

    Pengajian Griya Qur’an Tartiila dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan

    Argomulyo Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini

    adalah (1) motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian griya qur’an tartiila

    dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan

    Argomulyo Salatiga? (2) bagaimana proses belajar Al-Qur’an ibu-ibu pengajian

    griya qur’an tartiila ? dan (3) bagaimana problematika ibu-ibu pengajian griya

    qur’an tartiila dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mican Kelurahan Gendongan

    Kecamatan Argomulyo Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka

    penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif.

    Temuan penelitian ini menujukan bahwa motivasi ibu-ibu dalam belajar

    Al-Qur’an mayoritas dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu-ibu ingin lebih lancar

    dalam membaca Al-Qur’an agar mempunyai pegangan hidup yang lebih baik

    dengan belajar Al-Qur’an mereka semua tidak merasa malu meski belajar di usia

    tua karena menurut mereka belajar tidak mengenal batas usia. Dengan adanya

    suatu wadah atau tempat untuk pembelajaran Al-Qur’an ternyata mereka

    menyambut positif baik lingkungan maupun masyarakat sekitar.

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i

    HALAMAN BERLOGO ................................................................................................ ii

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iv

    PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................................... vi

    MOTTO ......................................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix

    ABSTRAK ..................................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

    C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................... 2

    D. Penegasan Istilah ............................................................................................... 6

    E. Metode Penelitian ............................................................................................... 8

  • xiii

    1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 8

    2. Kehadiran Peneliti ................................................................................. 9

    3. Lokasi Penelitian .................................................................................... 9

    4. Sumber Data .......................................................................................... 9

    5. Metode Penelitian ................................................................................. 10

    6. Analisis Data .......................................................................................... 11

    F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................................. 11

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Motivasi Belajar .................................................................................................. 14

    1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................................... 14

    2. Macam –macam Motivasi ...................................................................... 17

    3. Fungsi Motivasi .................................................................................... 18

    4. Pengertian Membaca Al-Qur’an ........................................................... 18

    5. Faktor Mempengaruhi Keberhasilan dalam Membaca Al-Qur’an ........ 19

    6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an ................................................ 20

    7. Tujuan Belajar Al-Qur’an .................................................................... 21

    B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa ................................................... 22

    1. Belajar Al-Qur’an Orang Dewasa. ......................................................... 22

    2. Problematika Belajar Al-Qur’an ........................................................... 23

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Paparan Data ...................................................................................................... 24

  • xiv

    1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................. 24

    a. Sejarah ........................................................................................ 24

    b. Letak Geografis ......................................................................... 26

    c. Kondisi ...................................................................................... 27

    d. Sarana dan Prasarana ................................................................ 30

    e. Struktur Organisasi ................................................................... 34

    f. Visi dan Misi ............................................................................ 36

    g. Keadaan Ustadzah ...................................................................... 36

    h. Keadaan Peserta ......................................................................... 36

    i. Bentuk- bentuk Kegiatan .......................................................... 37

    B. Temuan Penelitian ............................................................................................. 38

    1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu ........................................................ 38

    a. Manfaat dan tujuan ................................................................... 43

    2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an ............................................................. 46

    a. Penjadwalan Kegiatan ................................................................ 46

    b. Pengelompokan Peserta ............................................................ 47

    c. Metode Pembelajaran ................................................................ 47

    d. Hasil yang diperoleh ................................................................. 48

    3. Problematika Ibu-ibu dalam Belajar ..................................................... 49

    a. Peran pembimbing .................................................................... 51

    b. Respon Ibu-ibu .......................................................................... 54

  • xv

    BAB IV ANALISI DATA

    A. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu dalam Belajar Al-Qur’an ............................ 58

    B. Proses Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu ..................................................... 64

    C. Probelamtika Ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an .................................................. 66

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................................... 71

    B. Saran ................................................................................................................... 73

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xvi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Belajar adalah suatu kebutuhan yang sangat urgen bagi setiap manusia demi

    kelangsungan hidup mereka. Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban

    bagi setiap individu muslimin-muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan

    sehingga derajat kehidupan meningkat. Firman Allah SWT.

    ُكْم واِإذاا ِقيلا انُشُزوا فاانُشُزوا ي اْرفاِع َيا أاي ُّهاا الَِّذينا آماُنوا ِإذاا ِقيلا لاُكْم ت افاسَُّحوا ِف اْلماجااِلِس فااْفساُحوا ي اْفساِح اَّللَُّ لا

    ِبرٌي ُ ِباا ت اْعماُلونا خا ُ الَِّذينا آماُنوا ِمنُكْم واالَِّذينا ُأوتُوا اْلِعْلما داراجااٍت وااَّللَّ -١١-اَّللَّ

    Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah

    kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

    Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka

    berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha

    Teliti apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadillah 58:11)

    Ibu- ibu pengajian berharap agar dapat terus mengikuti proses belajar Al-

    Qur’an. Dalam aktifitas tersebut diharapakn memperoleh hasil yang memuaskan.

    Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu

    daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas

    keagamaan yang sering terjadi di daerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian

    akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian merupakan suatu kegiatan yang bisa

    membuat seseorang itu merasakan nyaman, senang, menambah taat kepada pemilik

  • 2

    alam ini. Pengajian tidak harus dilakukan di dalam masjid saja, pengajian juga bisa

    dilakukan atau berlangsung di lapangan, bahkan bisa juga di rumah perseorangan.

    Pengajian dapat mengajarkan untuk mampu menjalin silaturohmi, karena dengan

    mengikuti majelis pengajian dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang

    sekali ditemui.

    Motivasi belajar Al-Qur’an merupakan suatu kegiatan dengan adanya

    dorongan belajar yang mana Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan

    kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan yang

    membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an juga merupakan mukjizat Nabi

    Muhammad yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat lainya.

    Al-Qur’an tidak hanya berisi tentang perintah-perintah dan larangan Allah

    SWT serta kisah-kisah teladan sekligus skandal, tetapi juga berisi suatu peringatan

    bagi seluruh umat manusia yang sudah mulai enggan menjalankan perintah Allah dan

    mulai mengerjakan apa yang dilarang Allah. Ketika masyarakat jahiliyah mulai

    melupakan Allah dan ajaran-ajarannya, maka Al-Qur’an turun untuk menjelaskan

    kebenaran dan memberi peringatan. Al-Qur’an mengandung kebenaran-kebenaran

    yang akan menjadi cahaya dalam hidup. Pelajaran yang penting itu ketika dapat rajin

    membaca al-Qur’an dan menyimak ketika mendengar orang yang sedang

    membacanya. Tapi juga harus diamalkan agar yang diperoleh tidaklah sia-sia.

    Menurut Syaifulallah (2010:163) Al-Qur’an diwahyukan kepada nabi

    Muhammad dalam bentuk bahasa Arab yang awalnya bertujuan untuk memberi

  • 3

    peringatan dan petunjuk kepada penduduk Makkah yang terjerambab pada samudra

    kesesatan, juga kepada seluruh penduduk diseluruh dunia. Al-Qur’an menjelaskan

    tentang adanya hari kiamat, dimana seluruh alam ini akan hancur lebur berkeping-

    keping, tentang yaumul hisab, dimana segala amal manusia dihitung dan

    dipertanggungjawabkan, dan al-Qur’an memberi janji surga yang indah menawan

    melebihi istana raja bagi manusia yang rajin beribadah dan balasan neraka paling

    buruknya tepat bagi manusia yang melanggar perintahnya dan melupakan ajaran-

    ajaran Allah.

    Menurut Mustamir Pedak (2009:40) Rasulullah SAW menasihatkan agar kita

    membaca al-Qur’an. Beliau menjanjikan pahala dan balasan yang besar dengan

    membacanya itu. Pahala itu berupa ketentraman hati, ketajaman logika, dan

    tercerahkannya rohani kita.

    Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: orang yang membaca al-

    Qur’an dan pandai membacanya ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang

    membaca al-Qur’an dengan mengeja dan ia membacanya dengan kesulitan ia

    mendapat dua pahala. ( Hadis Mutafaqun’alaih dari Riwayat Muslim) .

    Dua pahala ini didapatkan lantaran ia membacanya walaupun mengalami

    kesulitan. Hal tersebut menunjukan kesungguhannya untuk membaca al-Qur’an dan

    kekuatan semangatnya meskipun kesulitan dirasakan. Beberapa banyak orang muslim

    yang berat lidahnya dalam membaca al-Qur’an namun ia terus berusaha untuk

    membacanya berkali-kali sehingga lidahnya menjadi ringan.

  • 4

    Begitu banyak keistimewaan, motivasi dari Al-Qur’an yang telah di paparkan

    pada paragaraf diatas. Namun Realita hari ini kebanyakan kaum muslimin menjauh

    dari Al-Qur’an. Sedikit sekali dari mereka yang mencoba berinteraksi dengan Al-

    Qur’an dengan cara membacanya. Bisa membaca Al-Qur’an merupakan suatu ciri

    khas umat muslim entah apa yang menjadi sebab mengapa mereka seakan-akan lupa

    akan kalam Allah yang begitu Agung tersebut.

    Berangkat dari pemikiran diatas penulis ingin mengetahui bagaimana

    “Motivasi Belajaran Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu pada Jama’ah Pengajian

    Griya Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

    Salatiga” .

    B. Rumusan Masalah

    1. Motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam

    belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

    Argomulyo, Salatiga?

    2. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya

    Qur’an Tartiila di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

    Argomulyo, Salatiga?

    3. Bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam belajar Al-Qur’an Griya

    Qur’an Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

    Argomulyo, Salatiga?

  • 5

    C. Tujuan dan Manfaat

    1. Tujuan Penelitaian

    a. Untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya

    Tartiila belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,

    Kecamatan Argomulyo, Salatiga

    b. Untuk mengetahui proses ibu-ibu belajar Al-Qur’an di Griya Qur’an

    Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

    Salatiga

    c. Untuk mengetahui bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam

    belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

    Argomulyo, Salatiga

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat teoritis

    Memperkaya khasanah pengetahuan, pengalaman dan wawasan terkait

    dengan motivasi belajaran al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya

    Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

    Salatiga

    b. Manfaat secara praktis

    1) Bagi para Ustadz/Ustaadzah, dengan mengetahui tingkat motivasi

    ibu-ibu dalam proses pembelajaran al-Qur’an, diharapkan lebih

    mengoptimalkan proses pembelajaran. Serta dapat menciptakan

  • 6

    kegiatan pembelajaran al-Qur’an yang penuh semanagat dan

    menyenangkan.

    2) Bagi Ibu-ibu, dengan mengetahui tingkat motivasi yang mereka

    miliki, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an

    agar cita-cita hidup mereka tercapai.

    D. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami pengertian yang

    sebenarnya dari judul tersebut perlu diberikan pengesahan istilah sebagai berikut:

    1. Motivasi

    Kompri (2015:1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan

    bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

    atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

    Menurut Rusman (2015: 139) Robert M. Gagne mengatakan motivasi

    adalah fase awal pada suatu pembelajaran dengan adanya dorongan untuk

    melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu

    Suprijanto (2007:12) menurut Florest seseorang akan termotivasi

    untuk belajar apabila ia dapat memenuhi keinganan dasarnya. Keinginan dasar

    tersebut, antara lain (1) keamanan: secara ekonomis, sosial, psikologis dan

    spiritual; (2) kasih sayang atau respons: keakraban, kesuksesan berkumpul

    dan bergaul atau merasa memiliki; (3) penglaman baru: petualangan, minat,

    ide, cara dan teman barau, (4) pengakuan; status dan menjadi terkenal.

  • 7

    Sedangkan Motivasi menurut James Drever (1986:293) adalah bersal

    dari bahasa inggris yaitu “motivation” yang berarti alasan, daya batin,

    dorongan. Jadi motivasi dapat disimpulkan segala sesuatu yang mendorong

    seseorang untuk melakukan sesuatu.

    Untuk memperjelas judul skripsi indikator dari motivasi itu sendiri

    meliputi hal-hal sebagai berikut.

    a) Kondisi ekonomi ibu rumah tangga

    b) Keinginan ibu rumah tangga

    c) Kualitas pengajian al-Ikhlas

    Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alasan-alasan

    yang menyebabkan para jamaah ibu-ibu belajar al-Qur’an di pengajian Griya

    Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

    Salatiga

    2. Pembelajaran Al-Qur’an

    Menurut Saefullah (2016:170) belajar adalah perubahan tingkah laku

    yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan.

    Kompri (2015:49) Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang

    sistematis yang terdiri banyak komponen. Masing-masing komponen

    pembelajaran bersifat persial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi

    berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan

    berkesinambungan.

    Jadi dapat disimpulkan Pembelajaran adalah suatu proses perubahan

    tingkah laku seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan.

  • 8

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Menurut Levis (2013:29) Jenis penelitian ini adalah penelitian

    ekplorasi atau bisa juga disebut dengan penelitian lapangan yang berbentuk

    diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

    bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana

    adanya dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan

    sehingga dalam penelitian ini peneliti menggambarkan peristiwa maupun

    kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun

    simbol.

    2. Kehadiran Peneliti

    Untuk memperoleh data yang diperoleh yang dibutuhkan dalam

    melakukan penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai

    memperoleh data yang dibutuhkan.

    3. Lokasi penelitian dilakukan di Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan

    Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga

    4. Sumber Data

    a. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang

    diperoleh langsung dari sumbernya yaitu para pihak yang dijadikan

    informan penelitian. Informan yang dimaksud yaitu: Ibu-ibu pengajian

    dan Ustadz-Ustadzah.

  • 9

    b. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder merupakan data yang didapat dikumpulkan peneliti

    dari semua sumber yang sudah ada, dalam artian peneliti sebagai tangan

    kedua. Sumber data lain yang digunakan penulis dalam peneliti ini berupa

    buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok

    bahasan peneliti ini. Dalam penelitian ini data skunder yaitu dengan

    mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang

    diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang daftar hadir majlis

    pengajian, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas

    keagamaan.

    5. Metode Pengumpulan Data

    Dalam peneliti ini, untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis

    melakukan.

    a. Observasi

    Menurut Arikunto (2012:136) observasi adalah suatu kegiatan penelitian.

    Observasi tidak terbatas hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan

    secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dalam peneliti

    ini adalah melakukan pengamatan dengan secara langsung mengenai

    motivasi belajar Al-Qur’an di kalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila

    Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

    b. Wawancara

    Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab atau

    mengkonfirmasikan kepada sempel penelitian dengan sistematis

  • 10

    (wawancara terstruktur). Dengan wawancara ini, percakapan bertujuan

    memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi

    sasaran dari wawancara yaitu ibu-ibu, ustad-ustadzah untuk menggali

    motivasi belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila

    Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

    c. Dokumentasi

    Mengumpulkan data dengan mengambil data dari catatan, dokumentasi,

    administrasi, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Arsip-arsip yang

    digunakan seperti jadwal pengajian, kegiatan informansi, daftar hadir. Hal

    tersebut untuk mengetahui motivasi belajar al-Qur’an pada kalangan ibu-

    ibu pengajian Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,

    Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

    6. Analisis Data

    Dalam penelitian ini yang diperoleh dari hasil penelitian, baik melalui

    observasi, wawancara maupun dokumentasi maka data tersebut dianalisi

    untuk mendapatkan kongklusi, bentuk-bentuk dalam taknik analisis data.

    Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses.

    Dalam analisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri

    dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, dan penarikan

    kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992:16). Jadi analisis mulai dilakukan

    ketika pengumpulan data itu juga dikerjakan dan dilakukan secara intensif

    yaitu ketika sudah meninggalkan lapangan.

  • 11

    F. Sistematika Penulisan Skripsi

    Dalam penelitian ini skripsi disusun dengan menggunakan uraian yang

    sistematis unruk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada.

    Adapun sistematika dalam penulisan skipsi ini adalah sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Dalam bab ini pendahuluan akan dibahas mengenai

    latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, pengesahan istilah dan

    metode penelitian.

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi:

    A. Pembelajaran Al-Qur’an yang meliputi:

    1. Penjelasan pengertian Motivasi Belajar

    2 Macam-macam Motivasi

    3. Fungsi Motivasi

    4. Pengertian Membaca Al-Qur’an

    5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

    belajar Al-Qur’an

    6. Hambatan Belajar Al-Qur’an

    7. Tujuan Belajar Al-Qur’an

    B. Pembelajaran Al-Qur’an bagi orang dewasa:

    1. Belajar Al-Qur’an orang dewasa

  • 12

    2. Problematika belajar Al-Qur’an.

    BAB II I : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    Akan mengkaji tentang gambaran umum pengajian al-

    ikhlas meliputi letak geografis, sejarah berdiri dan

    perkembangannya, keadaan ustadz dan jamaah ibu-ibu

    pengajian, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan,

    sarana dan prasarana.

    BAB IV : PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data yang

    berisi motivasi belajar Al-Qur’an dan pembelajaran

    Al-Qur’an bagi orang dewasa Dusun Mrican,

    Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

    Salatiga

    BAB V : PENUTUP

    Meliputi kesimpulan dan saran

  • 13

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar Al-Qur’an

    Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang

    yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai

    tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut (Zaenal Ma’arif 2007:67) menyatakan

    sebagai berikut:

    Motivasi adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari

    suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak

    yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah

    kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk

    mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti

    membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

    kepuasan dan tujuan seseorang.

    Menurut Sardiman (2007:73) Motivasi adalah suatu dorongan untuk

    melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Donald

    menyebutkan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang

    ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap

    adanya tujuan. Motivasi adalah upaya yang mendorong seseorng untuk

    melakukan sesuatu yang telah menjadi aktif.

  • 14

    Menurut Ma’arif ( 2007:67) motivasi adalah suatu perubahan energi

    didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif ( perasaan )

    dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Belajar adalah perubahan

    tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan

    (Safullah, 2016:170).

    Jadi motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu kegitan untuk

    memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang ditandai dengan adanya

    feeling dan adanya tujuan.

    Al-Qur’an tidak akan bermakna kalau hanya dijadikan sebagai hiasan

    rumah saja. Menurut Anas (2010:69) Bacalah Al-Qur’an tersebut agar hati

    menjadi tenang,damai,dan hidup penuh berkah. Karena pada setiap huruf

    mengalir pahala yang tak terduga asalkan membacanya dengan hati senang

    dan ikhlas. Firman Allah SWT.

    نااُه ِف ِإمااٍم ُمِبنٍي ِإَّنَّ َناُْن َُنِْيي اْلماوْ راُهْم واُكلَّ شاْيٍء أْحصاي ْ -١١-تاى واناْكُتُب ماا قادَُّموا واآَثا

    Artinya “Sungguh, Kami-lah yang Menghidupkan orang-orang yang mati,

    dan Kami-lah yang Mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-

    bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami Kumpulkan dalam

    Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)”.(Qs. Yasin:12)

    Lebih lanjut Anas (2010:81) Menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah

    solusi bagi segala permasalahan hidup di dunia. Sayangnya sedikit orang yang

    mau memahami Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an adalah mutiara yang tak

    ternilai harganya. Maka jadikanlah Al-Qur’an sebgai sumber inspirasi agar

    solusi bisa ditemukan. Firman Allah SWT:

  • 15

    تُُه أاأاْعجاِمي و لاْت آَيا ِمّيًا لَّقااُلوا لاْوَلا ُفصِّ لاْو جاعاْلنااُه قُ ْرآًَّن أاْعجا واعاراِب ُقْل ُهوا لِلَِّذينا آماُنوا ُهًدى َا

    -٤٤- واِشفااء واالَِّذينا َلا يُ ْؤِمُنونا ِف آذااِِنِْم واقْ ٌر واُهوا عالاْيِهْم عاًمى ُأْولاِئكا يُ نااداْونا ِمن مَّكااٍن باِعيدٍ

    Artinya: “Dan sekiranya al-Quran Kami Jadikan sebagai bacaan dalam

    bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak

    dijelaskan ayat- ayatnya?” Apakah patut (al-Quran) dalam bahasa selain

    bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Quran adalah

    petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang

    yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (al-Quran) itu

    merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang

    dipanggil dari tempat yang jauh.” (Qs. Fushshilat:44)

    Irfan Abdul’ Azhim dalam bukunya yang berjudul Agar Bacaan Al-

    Qur’an Tak Sia-sia menjelaskan bahwa “ Orang yang membaca Al-Qur’an

    akan mendapat banyak kebaikan di dunia dan di akhirat, hidupnya dinamis,

    penuh gairah, jauh dari duka dan dekat Yang Maha Kuasa”. (Azhim, 2009:92-

    93). Hal ini terdapat dalam hadis diriwayatkan dari ‘Ustman bin ‘Affan RA,

    ia berkata:

    “Rasulullah bersabda: paling baik kamu adalah orang yang

    mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. ( HR. Al-Bukhori No. 4556).

    Kandungan hadits tersebut menegaskan bahwa orang yang belajar Al-

    Qur’an dan setelah mampu, maka mengajarkannya kepada orang lain adalah

    orang yang terbaik, yaitu orang yang mendapat banyak kebaikan didunia dan

    diakhirat.

    2. Macam-macam motivasi

    a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya (Sardiman, 1986:86)

  • 16

    1) Motif-motif bawaan adalah yang dibawa sejak lahir, jadi motif itu tanpa

    dipelajari.

    2) Motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena

    dipelajari.

    b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis ( Sardiman,

    1986:87)

    1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

    minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk

    beristirahat.

    2) Motif-motif darurat. Yang termasuk jenis motif ini antara lain:

    dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

    berusaha, untuk memburu. Jelasnya motif jenis ini timbul karena

    adanya rangsangan dari luar.

    3) Motif-motif obyektif yang menyangkut kebutuhan untukmelakukan

    ekplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

    c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

    Motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis, nafsu.

    Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemampuan.

    3. Fungsi Motivasi

    1) Menorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang

    melepaskan energi.

    2) Mementukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

  • 17

    3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

    harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

    perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman,

    1986:85)

    4. Pengertian Membaca Al-Qur’an.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa membaca

    adalah, “ Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis “. (Pusat Bahasa

    Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 83). Dengan kata lain membaca

    berarti berbuat atau melakuakan sesuatu pekerjaan atau kegiatan perbuatan

    seseorang yang digunakan untuk memperoleh pesan atau informasi yang

    berbentuk teks atau tulisan.

    Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan

    qur’anan, yang berarti bacaan atau hal membaca. (Yunus, 2011:79).

    Sedangkan secara terminologi, para ahli mengemukakan pengertian yang

    berbeda-beda.

    Al-Qur’an adalah kalam Allah merupakan mukjizat yang diturunkan

    kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril ditulis dalam mushhaf

    dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi yang membacanya yang

    diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas. (Budihardjo,

    2012: 3-4).

    Dari pengertian membaca Al-Qur’an di atas penulis dapat

    menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan atau

    kegiatan seseorang untuk memperoleh pesan atau informasi yang terkandung

  • 18

    dalam Al-Qur’an yang sudah berbentuk kitab yang merupakan suatau ibadah

    bagi yang membacanya, karana Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang

    diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan sebagai

    pedoman atau petunjuk bagi manusia.

    5. Faktor yang Mempengaruhi Keberhsilan Dalam Belajar Al-Qur’an

    Faktor keberhasialn dalam belajar dalam membaca Al-Qur’an

    diantaranya ada dua golongan, yaitu

    1) Faktor Intern, yang meliputi gangguan atau kekurangan psikis yaitu:

    a) Yang bersifat kognitif ( ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

    kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik

    b) Yang bersifat afektif ( ranah rasa) antara lain lebihnya emosi dan

    sikap

    c) Yang bersikap Psikomotorik ( ranah rasa), antara lain tergnggunya

    alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

    2) Faktor Ektern, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang

    tidak mendukung dalam aktivitas belajar. Dapat dibagi menjadi tiga macam:

    a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan ayah

    dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

    b) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah

    perkampungan kumuh dan tempat masayarakat yang nakal

    c) Lingkungan tempat belajar, contohnya: kondisi letak gedung sekitar

    yang buruk seperti pasar, kondisi guru/ ustadz-ustadzah serta alat-alat

    belajar yang berkualitas rendah (Syah, 2010: 173).

  • 19

    Sesorang dikatakan berhasil dalamsuatu pembelajaran apabila

    seseorang tersebut mampu menerima ilmu pengetahuan dengan baik.

    6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an

    Dalam diri seseoang memiliki intelegensi yang berbeda-beda untuk

    menerima suatu ilmu pengetahuan. Sesorang yang memiliki intelegensi yang

    rendah akan menemui kesulitan dalam menerima pelajaran, yang demikian

    dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Dalam belajar membaca Al-

    Qur’an, alat indra yang memegang peranan penting adalah lisan ( alat

    ucapan), mata (alat lihat), dan telinga (alat dengar). Jika alat indra ini

    berfungsi kurang baik, maka hal ini akan menjadikan hambatan dan kesulitan

    bagi ibu-ibu pengajian untuk menerima pengajaran dengan baik dan

    sempurna.

    Demikian juga seorang guru/ustadz-ustadzah juga dapat menjadi

    hambatan kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, apabila:

    1) Guru tidak kualifed dalam pengambilan metode yang digunakan dalam

    belajar membaca Al-Qur’an. Sehingga cara menerangkan kurang jelas,

    sehingga sukar dimengerti.

    2) Hubungan guru dengan murid (ibu-ibu pengajian) kurang baik. hal ini

    bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid-

    muridnya, seperti: kasar, suka marah, tidak pernah senyum, tidak

    pandai menerangkan, menjengkelkan, tidak adil dan lain-lain.

    7. Tujuan Belajar Al-Qur’an

  • 20

    Seorang muslim mempelajari Al-Qur’an bertujuan untuk memperoleh

    petujuk illahi. Al-Qur’an adalah petunjuk kebenaran yang selalu setia

    mendampingi manusia dimana pun berada, Al-Qur’an merupakan rahmat bagi

    umat muslim, sekaligus sebagai pedoman hidup manusia (Saifullah, 2010:6).

    Seperti firman Allah Qs.Al-Jaatsiyah:20

    ٌَة ل َِقومِم يُوِقُنوَن َهَذا َبَصائُِر لِلنَّاِس َوُهًدى -٠٢-َوَرْحم

    “(Al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat

    bagi kaum yang meyakini.”

    Menurut Amrullah (2008:66)Al-Qur’an merupakan sumber hukum

    dan aturan yang utama bagi umat Islam. Al-Qur’an adalah rahmat yang tdak

    berbanding dalam kehidupan. Di dalamnya, terkumpul wahyu ilahi yang

    menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang

    mengimaninya.

    Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaanya pada Al-

    Qur’an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin

    bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kndungan dan

    memahaminya. Selanjutnya akan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan

    sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT Maupun dengan

    lingkungan sekitar.

    B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa

    1. Belajar Al-Qur’an Orang Dewasa

  • 21

    Pembelajaran adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseoang

    untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

    Menurut Federspie (1996:98) pentingnya Al-Qur’an bagi umat Islam

    telah mendorong mereka untuk membacanya dalam bahasanya yang asli. Dan

    oleh karena itu, sejak lama, membaca Al-Qur’an dengan suara nyaring dinilai

    suatu ibadah baik pembaca itu memahami isi yang dibacanya maupun tidak.

    Keyakinan seperti itu, yang sampai sekarang masih tetap kuat, telah

    mendorong umat Islam pada umumnya untuk mebaca dan mempelajari Al-

    Qur’an.

    Al-Qur’an merupakan sebuah naskah yang sangat istimewa bagi

    hambanya. Maka apabila tidak belajar untuk membaca dan memahami isi

    kandungan Al-Qur’an tentulah sangat merugi. Selain pahala yang Allah

    janjikan, Al-Qur’an merupakan petunjuk atau pedoman bagi manusia. Oleh

    karena itu proses pembelajaran Al-Qur’an bukan hanya dilalui ketika kanak-

    kanak saja malahan merupakan proses seumur hidup.

    Cara belajar Al-Qur’an orang dewasa berbeda dengan anak-anak.

    Kelas pembelajaran Al-Qur’an orang dewasa dijalankan pada jangka waktu

    singkat. Selain itu adanya dorongan keinginan untuk mempelajarinya. Jadi

    semua itu intinya kemauan diri sindiri yang timbul dari diri masing-masing

    individu.

    2. Problematika Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu

    Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

    Muhammad melalui malaikat jibril dan yang membacanya adalah suatu

  • 22

    ibadah. Umat Islam wajib belajar Al-Qur’an karena merupakan petunjuk bagi

    manusia untuk memperoleh suatu kehidupan dunia dan akhirat.

    Namun kanyataannya masih ada masyarakat yang belum bisa

    membaca Al-Qur’an, yang mana masyarakat masih mementingkan urusan

    dunia sehingga ia lupa akan mengaji atau membaca Al-Qur’an. Pada

    penelitian ini ibu-ibu tidak malu akan belajar Al-Qur’an, walaupun belajar

    sedikit demi sedikit. Sehingga dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kualitas

    masyarakat dalam belajar Al-Qur’an. Kemampuan membaca Al-Qur’an

    dengan benar merupakan target pokok yang harus dicapai.

  • 23

    BAB III

    PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Paparan Data

    1. Gambaran Lokasi Penelitian

    a. Sejarah Berdirinya Griya Qur’an Tartiila

    Griya Qur’an Tartiila berada di Dusun Mrican Kelurahan

    Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Awalnya majlis

    pembelajaran Al-Qur’an ini hanya satu kelompok saja yang jumlah

    pesertanya masih sedikit, kemudian seiring berjalannya waktu semakin

    bertambah. Saat bertambahnya peminat dalam belajar Al-Qur’an

    kemudian para asatidzah bermusyawarah untuk mengembangkan atau

    membuka wadah bagi ibu-ibu yang ingin belajar mengaji. Kemudian ada

    yang mengusulkan sistem pembelajarannya tidak menjadi satu melainkan

    perkelas, agar yang sudah terdahulu belajar Al-Qur’an semakin bertambah

    wawasannya. Dengan demikian terbentuklah Griya Qur’an Tartiila, yang

    berdiri pertama kali yaitu tahun 2015 di bawah naungan Yayasan Hati

    Beriman, Griya Qur’an Tartiila ketika pertama kali hanya ada 26 peserta

    yang terdiri dari lima pengasuh dan saat itu hanya ada lima kelas yang

    terbagi dari kelas I’dad, makhraj,tajwid, ghorib dan takmili. Pada saat

    pendaftaran semua peserta melalui tahap seleksi agar lebih mudah

    menempatkan kelas yang sesuai dengan kemampuannya.

    Yayasan Hati Beriman mempunyai empat Devisi yaitu Devisi

    Informatika yang berhubungan dengan Radio Bass FM, Devisi Pendidikan

  • 24

    (Penitisan SD Islam Hati Beriman), Devisi Usaha (Bassmart), Divisi

    dakwah dan sosial Yayasan Hati Beriman Kota Salatiga yang di dalam

    Devisi dakwah dan sosial tersebut meliputi Majelis Ta’lim muslimah

    Qurata’ayun, Aisyah (Akademi Istri dan Ibunda Sholihah), dan yang

    terakhir yaitu Griya Qur’an Tartiila yang mempunyai dua lokasi yang

    pertama Griya Qur’an Tartiila 1 terletak di Jl. Jendral Sudirman Mrican,

    sedangkan yang kedua terletak di Jl. Joko Tingkir. Tingkir Tengah. Yang

    ditempati Griya Qur’an Tartiila merupakan suatu pinjaman dari bapak

    Harjo Utomo dengan penanggung jawab putra beliau yaitu bapak Yusuf

    Ahmadi.

    Metode pembelajaran di Griya Qur’an Tartila yaitu menggunakan

    metode Asy-Syafi’i yaitu buku panduan praktis belajar membaca Al-

    Qur’an dan ilmu tajwid yang diterapkan di ma’had imam Asy-Syfi’i.

    Organisasi corak keislaman para asatidzah Griya Qur’an Tartiila

    yaitu menganut madzab syafi’i yang biasanya dikenal dengan corak

    Nadratul Ulama. Yang mereka berpendapat bahwa aurat wanita itu di

    depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh. Sehingga

    mereka mewajibkan wanita memakai cadar dihadapan lelaki ajnabi

    b. Letak Geografis

    Griya Qur’an Tartiila terletak di Dusun Mrican Kelurahan

    Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, yang kurang lebih 500

    meter dari pertigaan ABC menuju ke arah kota.

    Table 1

  • 25

    Gambaran-gambaran dan lokasi

    Griya Qur’an Tartiila

    Tahun 2017

    1. Nama Lembaga

    Pengelola

    Alamat

    Nomer Telphone

    Email

    Griya Qur’an Taertiila

    Tahun 2014

    Jl. Jendral Sudirman 274 Dusun

    Mrican, Kelurahan Gendongan,

    Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

    081. 577. 165. 63

    [email protected]

    2. Ketua Yayasan M. Khoirul Huda, S.Pd.I

    c. Kondisi Griya Qur’an Tartiila

    Table 2

    Kondisi Griya Qur’an Tartiila

    Tahun 2017

    1. Kondisi GQT

    a. Jumlah guru/ustadzah

    b. Jumlah Peserta

    c. Sarana dan Prasarana

    7 orang

    67 orang

    1 lokal kantor ustadzah, 1 lokal

    kantor administrasi, 2 kamar

    mandi/toilet, 5 lokal kelas

    pembelajaran.

    2. Kondisi Lingkungan

    a. Penerimaan peserta

    Menerima peserta baru setiap

    ajaran baru.

    mailto:[email protected]

  • 26

    b. Lokasi GQT

    c. Administrasi peserta

    Di tepi Jl. Jendral Sudirman 274

    depan Kejaksaan Kota Salatiga,

    500 meter dari pertigaan Abc

    menuju Kota Salatiga.

    Biaya pendaftaran Rp. 50.000,

    sedangakan Rp. 30.000 per bulan

    (infak)

    Berikut adalah data didik peserta didik Griya Qur’an Tartiila

    No Nama Pekerjaan Alamat

    1. Agusta Puspitasari Swasta Tingkir

    2. Akhsani Taqwim Ibu Rumah Tangga Pabelan

    3. Andri Liyani Ibu Rumah Tangga Dukuh

    4. Angesti Paramita Ibu Rumah Tangga Tingkir

    5. Anida Husna Ibu Rumah Tangga Tingkir

    6. Anisa Dewi Asmara Swasta Salatiga

    7. Arum Pamintanig H Honorer Ungaran

    8. Betty Dwi Rahayu Ibu Rumah Tangga Pulutan

    9. Diah Susanti Swasta Dilko Salatiga

    10. Dian Ayu Anggraani Ibu Rumah Tangga Kembangsari

    11. Diana Lalitul Fitriyah Mahasiswa Pakis Aji Jepara

    12. Diayah Indriyanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik

    13. Endang Retnowati Pensiunan Taman Pahlawan

    Salatiga

  • 27

    14. Endang Supartini Ibu Rumah Tangga Brajan

    15. Erika Agustina Riani Swasta Nyamat

    16. Ery Septiana Yuliati Ibu Rumah Tangga Argomulyo

    17. Esthi Putri Hapsari Ibu Rumah Tangga Tengaran

    18. Fadhilla Ebtiana Swasta Dukuh

    19. Fins Setyaningtyas Ibu Rumah Tangga Blotongan

    20. Fitri Kurnia Ibu Rumah Tangga Tegalrejo

    21. Fongensisca Ibu Rumah Tangga Argomulyo

    22. Intan Kusumawati Ibu Rumah Tangga Perum Sidorejo

    23. Irawati Trismiasih Ibu Rumah Tangga Tingkir

    24. Istiani Ibu Rumah Tangga Karangpete

    25. Kurniati Sarwendah Swasta Klaseman

    26. Lupi Fitriyani Wiraswasta Kalibening

    27. Nurfanny Suryadi Guru Salatiga

    28. Nurul Anisa Wiraswasta Gendongan

    29. Poniati Ibu Rumah Tangga Ujung-ujung

    30. Puji Lestari Ibu Rumah Tangga Sidorejo kidul

    31. Rahayu Budinigsih Pensiunan Salatiga

    32. Refina Sari PNS Bidan Perum Griya

    Pitaloka

    33. Retno Utari Ibu Rumah Tangga Telogo Mukti

    34. Rohmah Yunita Ibu Rumah Tangga Ngaglik

  • 28

    35. Siska Tusyana Ibu Rumah Tangga Tingkir

    36. Siti Mukaromah Guru Dukuh

    37. Siti Zuraidah PNS Ngawen

    38. Sri Haryanti PNS Karangalit

    39. Sri Haryati Guru Sidorejo Kidul

    40. Sri Kustiah PNS Kembangarum

    41. Sri Maryanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik

    42. Sri Rohmatun Wiraswasta Salatiga

    43. Sri Rukoyah Ibu Rumah Tangga Cabean

    44. Sri Suwarti PNS Guru Mangonsari

    45. Sri Wahyuningsih Ibu Rumah Tangga Getasan

    46. Supartinah Swasta Salatiga

    47. Susana Hikmawati PNS Blotongan

    48. Susilo Kuriawati Fisioterapis Bringin

    49. Susilowati Eka Ibu Rumah Tangga Blog G1

    50. Titin Suhartini Ibu Rumah Tangga Tingkir

    51. Tri Suryaningsih Ibu Rumah Tangga Bugel

    52. Tutut Ernawati Ibu Rumah Tangga Lowopait

    53. Vera Mariam PNS Bidan Dukuh

    54. Wahyuni Puji Astuti Wiraswasta Domas

    55. Widarwati Pensiunan Argomas

    56. Widya Aulia Rahma Ibu Rumah Tangga Cebongan

  • 29

    57. Wiyarti Hapsari Swasta Kutowinangun

    58. Yeni Novi Wiraswasta Jl. Osamaliki

    59. Yili Parnawati Swasta Tingkir

    60. Yuliani Ibu Rumah Tngga Tingkir

    61. Yuliati Perawat Salatiga

    62. Yumiyanti Ibu Rumah Tangga Tingkir

    63. Yurita Ratna Ibu Rumah Tangga Pengilon

    d. Sarana dan Prasarana

    Untuk memperlancar proses belajar Al-Qur’an dan untuk

    memudahkan interaksi belajar mengajar serta mencapai tujuan pengajaran

    yang diharapkan, maka adanya sarana dan prasarana sangatlah penting.

    Griya Qur’an Tartiila memiliki sarana dan prasarana yang cukup

    memadai, yaitu sebagai berikut:

    Table 3

    Sarana dan Prasarana

    Griya Qur’an Tartiila

    Tahun 2017

    NO Nama Barang Banyaknya

    1. Karpet merah cabe 4 m 1 buah

    2. Karpet merah cabe 3,3 m 1 buah

  • 30

    3. Karpet merah cabe 2,8 m 2 buah

    4. Karpet merah maron 5 m 1 buah

    5. Kapet hijau 6 m 1 buah

    6. Karpet hijau 5 m 2 buah

    7. Karpet hijau 4 m 1 buah

    8. Meja kantor 2 buah

    9. Rak buku 2 buah

    10. Locker 2 buah

    11. Kursi besi 2 buah

    12. Kursi besi plastic 4 buah

    13. Meja kecil 2 buah

    14. Meja ngaji besar 3 buah

    15. Meja ngaji kecil 3 buah

    16. Printer 1 buah

    17. Tape Recorder 1 buah

    18. Tape Compo 1 buah

    19. Salon 2 buah

    20. Microphone 2 buah

    21. Ember kecil 2 buah

    22. Ember besar 3 buah

    23. Dispenser 1 buah

    24. Galon air 1 buah

  • 31

    25. Nampan kecil 2 buah

    26. Nampan Sedang 3 buah

    27. Nampan besar 2 buah

    28. Sendok makan 6 buah

    29. Sendok the 6 buah

    30. Lap makan 1 buah

    31. Gelas 10 buah

    32. Krat gelas 1 buah

    33. Toples 3 buah

    34. Meja dispenser 1 buah

    35. Sapu ijuk 2 buah

    36. Sapu lidi 1 buah

    37. Pel lantai 2 buah

    38. Ekrak 1 buah

    39. Sapu kecil 1 buah

    40. Ekrak kecil 1 buah

    41. Jam dinding 6 buah

    42. Tempat samapah 2 buah

    43. Tempat tisu 4 buah

    44. Keset handuk 3 buah

    45. Keset 2 buah

    46. Keset karet 1 buah

  • 32

    47. Kabel rol 2 buah

    48. Pompa air 1 buah

    49. Gayung 2 buah

    50. Tempat sabun 2 buah

    51. Tempat wudhu 1 buah

    52. Penyangga tempat wudhu 1 buah

    53. Taplak meja 3 buah

    54. Rak sepatu 4 buah

    55. Paster wudhu shalat 3 buah

    56. Meja Al-Qur’an 30 buah

    e. Struktur Organisasi

    Griya Qur’an Tartiila memiliki 2 buah kepengurusan. Kepengurusan

    Yayasan dan kepengurusan Griya Qur’an Tartiila. Bentuk struktur

    organisasinya sebagai berikut.

    Struktur Organisasi

    Yayasan Hati Bariman

    Tahun 2017

    No Jabatan Keterangan

    1. Pendiri Achamad Zaenudin

    Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc

    2. Pembina Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A

  • 33

    Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc

    Rizal Yuliar Putrananda, Lc

    Achmad Zaenudin

    Arif Arinto

    3. Pengawas Muhammad Qosim Myhajir, Lc

    Ahmad Agus Purnawan

    4. Ketua Muhammad Khoirul Huda, S.Pd.I

    Tumudi, S.Pd.I

    5. Sekretris Sumarjono, S.Pd.I

    Arif Setiawan, S/Pd.I

    6. Bendahara Yusuf Setyadi

    Robbi Hasana Ibrahim, S.E.

    7. Deivisi

    a. Informatika

    b. Pendidikan

    c. Usaha

    d. Dakwah Sosial

    Joko Sulistyo

    Tumidi , S.Pd.I

    Imron, S.E

    Wahyu Sulistyo Adji, S.H.

    Muhammad Arifin Siregar, S.Kom

    Salamun

    Struktur Organisasi

    Griya Qur’an Tartiila

    Tahun 2017

    NO Jabatan Keterangan

    1. Ketua Susanti

    2. Sekretaris Susanti

    3. Bendahara Tri Wahyuningsih

  • 34

    Nailil Ula

    4. Bagian Kurikulum Fitri Nurjanah

    Ika Putri

    5. Pengajar (Asatidzah)

    a. Kelas I’dad

    b. Kelas Tajwid

    c. Kelas Makhraj

    d. Kelas Gharib & Takmili

    Hanik Basyiroh

    Tri Wahyuningsih

    Dwi Puji

    Nailil Ula

    Taulina

    Dahlia Endang Pergiwati

    Fitri Nurjanah

    f. Visi dan Misi Griya Qur’an Tatiila

    1) Visi

    Menjadi wadah Islami yang berkhidmah untuk umat

    2) Misi

    a) Menjalankan kegiatan keislaman yang bermanfaat untuk umat

    b) Memberdayakan ekonomi umat Islam

    c) Mengadakan upaya sosial kemanusiaan

    3) Tujuan

    Mendakwahkan Al-Qur’an dalam artian memahami serta dapat

    membaca Al-Qur’an secara benar.

  • 35

    g. Keadaan Ustadzah

    Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti di Griya

    Qur’an Tartilla dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah guru/

    ustadzah yang mengajar di GQT mengatakan, “ bahwasannya jumlah

    guru/ ustadzah yang mengajar di GQT ada 26, 5 diantaranya pegawai

    swasta, 2 orang berdagang dan yang lainnya adalah sebagai ibu rumah

    tangga” (13 April 2017)

    h. Keadaan Peserta

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di GQT

    dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah peserta yaitu:

    “Bahwasannya jumlah peserta Griya Qur’an Tartiila memiliki 67

    peserta, rata-rata bekerja sebagai ibu rumah tangga namun ada pula

    yang bekerja sebagai guru, swasta, wiraswasta bahkan PNS pun

    ada.” (13 April 2017)

    Jadi walaupun pekerjaan ibu-ibu di luar itu banyak seperti

    halnya ada yang menjadi guru, wiraswasta, PNS bidan dan tentunya

    mengurus rumah tangga, namun mereka menyempatkan waktu untuk

    belajar membaca Al-Qur’an.

    i. Bentuk- bentuk Kegiatan

    Tabel 4

    Kegiatan Griya Qur’an Tartiila tahun 2017

    No Hari /Waktu Kegiatan

    1. Selasa, 08.30-10.30

    Selasa, 15.30-17.00

    Pembelajaran Al-Qur’an

    Pembelajaran Al-Qur’an

  • 36

    2. Rabu, 08.30- 10.30 Pembelajaran Al-Qur’an

    3. Kamis, 08.30- 10.30

    Kamis, 15.30-17.00

    Pembelajaran Al-Qur’an

    Pembelajaran Al-Qur’an

    4. Jumat, 08.30-10.30 Pembelajaran Al-Qur’an

    Pembimbing Tahsin Griya Qur’an Tartila

    No Nama Kelas

    1. Hanik Basyiroh I’dad

    2. Dahlia Endang Pergiwati Makhroj

    3. Tri Wahyuningsih Tajwid

    4. Fitri Nurjanah Ghorib dan Takmili

    5. Dwi Puji Tajwid

    6. Taulina Makhraj

    7. Nailil Ula Tajwid

    B. Temuan Penelitian

    Sesuai dengan hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian

    yaitu di Griya Qur’an Tartiila, peneliti mendapatkan beberapa hal informasi

    diantarannya sebagai berikut:

    1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu Pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam

    Belajar Al-Qur’an

    Motivasi peserta sangatlah penting untuk mendorong seseorang untuk

    mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dari peserta yang belum bisa

  • 37

    menjadi bisa, peserta yang bisa menjadi lebih baik lagi. Di Griya Qur’an

    Tartiila seluruh peserta mendukung satu sama lain dan memotivasi diri sendiri

    dan memberi motivasi kepada yang lainnya, dengan cara seperti itu dapat

    menumbuhkan rasa semangat yang tinggi dalam belajar Al-Qur’an yang ada

    di Griya Qur’an Tartiila.

    Griya Qur’an Tartiila mempunyai suatu kegiatan pembelajaran Al-

    Qur’an yang dilakukan setiap satu minggu dua kali pertemuan. Kegiatan yang

    sangat penting untuk bekal akhirat. Dengan adanya motivasi belajar Al-

    Qur’an diharapkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta

    dapat mengetahui isi kandungan Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran ini juga

    terbagi dari lima kelas yaitu makhraj, i’dad, tajwid, gharib dan takmili.

    Berdasarkan wawancara dengan ER mengenai motivasi apa yang

    mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an dapat diperoleh bahwa ER selaku

    peserta kelas I’dad mengatakan:

    “usia saya sudah 64 tahun dan saya dulunya bekerja di Rumah Sakit

    kurang lebih 32 tahun karena banyaknya pekerjaan saya samapai tidak

    sempat untuk mengaji. Sebenarnya saya malu dan menyesal mengapa

    saya baru belajar mengaji di usia yang sudah cukup tua, tetapi hal

    tersebut tidak mmbuat saya putus asa justru saya bersyukur karena

    masih diberi kesempatan untuk belajar terlebih waktu yang saya miliki

    sekarang banyak karena sudah tidak punya tanggungan bekerja

    sehingga waktu untuk belajar lebih luas. Motivasi yang mendorong

    saya dalam belajar Al-Qur’an yaitu agar mampu membaca Al-Qur’an

    dengan baik dan benar beserta memahami isinya serta sebagai bekal di

    akhirat kelak” (11 April 2017).

    Hal yang sama diutarakan oleh PN Mengenai motivasi yang

    mendorong dalam belajar Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila:

  • 38

    “motivasi yang mendorong saya untuk belajar Al-Qur’an adalah

    ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, supaya dapat

    mengajarkan kepada anak-anak saya bagaimana mengenal Allah

    melalui Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah kalam Allah untuk umat

    Islam sehingga menurut saya orang isalam wajib bisa membaca Al-

    Qur’an dan sebaik-baik orang adalah yang bisa memberi manfaat

    untuk orang lain.” (13 April 2017)

    Alasan hampir sama dikemukakan oleh DLF sebagai berikut:

    “motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qu’an yaitu saya

    ingin memberikan mahkota kepada orang tua saya di akhirat nanti,

    karena saya ingin menjadi seorang hafidzoh maka saya harus belajar

    cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, selain itu sebagai

    perempuan tentunnya akan menjadi ibu. Bagi saya ibu adalah

    madrasah aula bagi anaknya, kalau bukan ibunnya yang mengajarkan

    anaknya untuk membaca Al-Qur’an lantas siapa lagi” (18 Mei 2017).

    Selain itu ESY juga mengemukakan:

    “motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu pengen bisa membaca Al-

    Qur’an yang benar, sebelumnya saya pernah belajar membaca Al-

    Qur’an tapi ketika waktu kecil dengan guru privat mungkin bagi saya

    kurang intensive belajarnya karena hanya belajar membaca saja tidak

    mengetahui hukum-hukumnya dan saya pengen bisa banget alasannya

    karna saya punya anak harapan saya kalau saya ditanya anak saya

    bisa menjawab” (22 Mei 2017).

    Ulasan yang lain dikemukakan oleh AP:

    “motivasi yang mendorong saya yaitu karna saya mualaf jadi saya

    sangat ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan benar saya belajar di

    Griya Qur’an Tartila sudah kurang lebih dua tahun saya langsung

    dimasukan di kelas makhraj yaitu kelas yang sudah bisa membaca

    membaca Al-Qur’an, sebelum saya belajar di Griya Qur’an Tartiila

    saya mengundang guru privat untuk mengajari saya mengaji. Alasan

    lain motivasi yang mendorong saya yaitu karena saya bekerja sebagai

    pengajar PAUD jadi saya ingin bisa menjadi contoh dan

    membenarkan bacaan anak-anak ketika mengaji” (22 Mei 2017).

    Sedangkan DI mengatakan:

    “motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qur’an yaitu ingin

    lebih benar bacaan Al-Qur’annya, selain itu agar bisa mengajari

    anak-anak juga, bisa berbagi ilmu dengan yang lain. Karena

  • 39

    dikeluarga saya sendiri juga masih banyak yang belum bisa membaca

    Al-Qur’an jadi harapan saya, saya bisa berbagi ilmu terlebih kepada

    sesame keluarga saya”(28 Mei 2017).

    Pendapat yang sama dikatakan oleh Y:

    “motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu agar bisa belajar Al-Qur’an

    dengan benar, dengan tepat sesuai dengn makhraj-makhrajnya, sifat-

    sifatnya, karena yang namanya belajar itu tidak pandang usia jadi

    memang Al-Qur’an itu memang di turunkan dengan tartiila jadi kita

    harus berusaha belajar dank arena belajar juga wajib bagi setiap

    muslim” (28 Mei 2017).

    Perkataan yang sama disampaikan oleh ibu R:

    “saya ingin sekali bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwidnya,

    sebenarnya saya bisa membaca tetapi cara membaca saya masih

    terbata-bata kadang mau berikutnya juga masih mikir dulu ini

    tajwidnya sudah benar atau belum” (28 Mei 2017).

    Hal yang serupa juga diungkapkan oleh IT:

    “motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu supaya saya membaca dengan

    benar lancar membacanya secara tajwid karena itu hukumnya fardhu

    ain kalau misalnya kita membaca Al-Qur’an harus benar-benar sesuai

    tajwidnya, tartil, makhrajnya bagus terus anak saya kan sekolah di SD

    IT, dan mereka itu lebih kritis menegur saya karena ada bacaan yang

    salah, kemudian dari hal tersebut saya termotivasi untuk belajar Al-

    Qur’an, mengapa tidak mulai belajar dari sekarang karena yang

    namanya mencari ilmu itu kan tidak ada batasannya seperti hadisnya

    saja ilmu itu diajarkan dari buaian sampai liang kubur. Selagi masih

    diberi Allah kesempatan waktu luang saya lebih banyak dan

    ahamdulilah diberi kesehatan ya dimulai dengan bismilah niat belajar”

    (29 Mei 2017).

    Selain itu penulis juga mewawancari para ustadzahnya mengenai

    motivasi apa yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an. Berdasarkan

    wawancara dengan ustdzah Dahlia, selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila,

    berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang diketahui mengenai motivsi

    belajar Al-Qur’an:

  • 40

    “Di Griya Qur’an Tartiila yang dapat mendorong ibu-ibu dalam

    belajar Al-Qur’an yaitu dengan memberikan motivasi-motivasi

    mengenai keutamaan belajar membaca Al-Qur’an, manfaat belajar

    Al-Qur’an serta faedah dari belajar Al-Qur’an. Karena motivasi

    belajar Al-Qur’an adalah sebagai mengeces iman dan taqwa

    seseorang. Belajar itu tidak hanya dengan menerima saja, namun bisa

    dengan menularkan kepada orang lain sehingga apa yang diperoleh

    dapat bermnfaat” ( 11 April 2017).

    Ustadzah Nailil Ula juga berpendapat yaaitu:

    “motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu penyemangat agar belajar

    Al-Qur’an tidak malas-malasan melainkan kebutuhan untuk diri

    sendiri, kemudian motivasi yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-

    Qur’an yaitu dengan mengetahui isi Al-Qur’an karena Al-Qur’an

    adalah sebagai pedoman bagi hambanya” ( 11 April 2017).

    Ustadah Tri Wahyuningsih mengatakan:

    “motivasi belajar Al-Qur’an adalah memberi semangat pada peserta

    didik agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Adapun

    upaya untuk mendorong motivasi ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an

    yaitu dengan memotivasi mengenai keutamaan dari belajar Al-Qur’an

    karena ibu bukan hanya sebgai ibu rumah tangga saja melainkan

    sebagai wadah bagi anak-anaknya, untuk itu belajar Al-Qur’an

    sangat penting agar dapat mengajari anak-anaknya. Selain itu Al-

    Qur’an merupakan suatu pedoman bagi manusia” (11 April 2017).

    Jadi kesimpulannya dalam kegiatan belajar Al-Qur’an tersebut para

    ustadzah serta pengurus selalu berperan aktif dan memantau seluruh peserta

    didik dalam pelaksanaan kegiatan agar telaksana dengan baik. Motivasi

    belajar Al-Qur’an adalah suatu kegiatan tanda bersyukur karena diberi

    kesempatan dalam belajar Al-Qur’an, kemudian untuk memotivasi ibu-ibu

    pengajian Griya Qur’an Tartiila yaitu dengan memberikan motivasi

    keutamaan-keutamaan membaca Al-Qur’an, serta dapat memahami Al-

  • 41

    Qur’an. Dengan belajar Al-Qur’an dapat memberi pelajaran pada generasi

    selanjutnya”.

    Selain kegiatan motivasi belajar Al-Qur’an penulis juga mendapatkan

    manfaat dan tujuan serta respon peserta dalam mengikuti kegiatan belajar Al-

    Qur’an tersebut.

    a) Manfaat dan tujuan

    Berikut manfaat dan tujuan belajar Al-Qur’an bagi peserta setelah

    mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila, data

    yang berhasil dihimpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari pengajar dan

    peserta didik.

    Adapun peserta yang bernama ER mengatakan sebagai berikut:

    “dengan adannya kegiatanbelajar Al-Qur’an selain dapat menambah

    wawasasan dan memperbaiki bacaan, manfaat lainnya yaitu dapat

    mengenali hal-hal yang belum diketahui dari Al-Qur’an, menjadi

    mempunyai banyak teman sehingga menambah persaudaraan” (13

    April 2017).

    Sedangkan PN mengatakan hal yang sama yaitu sebagai berikut:

    “dengan membaca Al-Qur’an hati akan menjadi terasa lebih damai,

    karena Al-Qur’an sebagi penyejuk hati bagi siapa saja yang

    membacanya, selain itu Al-Qur’an merupakan sebagai pedoman hidup

    manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan

    keselamatan. Selain itu Al-Qur’an menjadi sebagai pelindung diri

    bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya”(13

    April 2017).

    Alasan lain dikemukakan oleh DLF yaitu:

    “manfaat dan tujuan yang saya peroleh dalam belajar Al-Qur’an di

    Griya Qur’an Tartiila yaitu lebih tartil dalam membaca Al-Qur’an,

    dapat memahami sifat-sifat dari setiap huruf hijaiyah, untuk

    memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an” (18 Mei 2017).

  • 42

    Ibu ESY juga mengatakan:

    “tujuan saya belajar Al-Qur’an sekilas gini ya mba, kebetulan

    kehidupan saya mungkin sedang di uji anak saya ada empat yang

    semuanya alhamdulilah normal, saya waktu itu sama suami kerja di

    kontraktor yang alahamdulillah lancar-lancar saja kemudian tiga

    tahun mendekat ini saya ingin berhijrah untuk mencari yang halal

    karena ketika di kontraktor banyak yang bertentangan batin, setelah

    saya belajar mempelajari saya bisa mengetaui bagamana seharusnya,

    bagaimana hidup saya, bagaimana hidup muamalah saya, karena

    anak saya juga di pondok jadi sepertinya saya pelan-pelan dituntun

    belajar Al-Qur’an harapan saya agar saya bisa lebih mengenal

    bangaimana saya belajar hidup dengan Al-Qur’an, sedangkan

    manfaat yang saya peroleh selama belajar di Griya Qur’an Tartiila

    saya menjadi mengerti, sebelumnya saya disini kan mempunyai

    jamaah pengajian yang di bikin oleh suami saya sehingga artinya

    saya mempunyai bekal untuk menjawab pertanyaan sehingga saya

    jawabnya tidak asal-asalan” (22 Mei 2017).

    Begitu juga yang dikatakan AP yaitu:

    “tujuan dari belajar Al-Qur’an bagi saya yaitu untuk lebih tahu agar

    dapat membenarkan bacaan karena terlebih saya ini juga guru paud

    jadi harus sebagai contoh untuk anak-anak didik saya, sedangkan

    manfaatnya kita jadi tahu dari yang belum benar jadi benar, dan

    benar-benar ternyata ngaji sesuai dengan makhraj sesuai dengan

    sifat-sifatnya enak banget walaupun belajarnya harus pelan-pelan

    atau sedikit demi sedikit” (22 Mei 2017).

    Pendapat yang sama dikatakan oleh DI:

    “manfaat belajar Al-Qur’an bagi saya sekarang jadi lebih tahu cara

    yang benar membaca Al-Qur’an, kalau kemarin-kemarin hanya

    sekedar membaca-baca saja namun sekarang bisa lebih berhati-hati.

    Sedangkan tujuan saya belajar Al-Qur’an agar lebih baik cara baca

    Al-Qur’an” (28 Mei 2017)

    Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Y:

    “menurut saya belajar Al-Qur’an sangat bermanfaat sangat

    membantu sekali bisa mengetahui huruf-huruf Al-Qur’an dengan

    benar dan selama ini yang saya cari adalah lembaga yang seperti ini

    karna memang saya sangat ingin sekali bisa membaca Al-Qur’an

    dengan benar” (28 Mei 2017).

    .

  • 43

    Ibu R juga mengatakan tentang motivasi dan tujuan belajar Al-Qur’an:

    “manfaatnya bagi saya ilmu semkin bertambah, tambah teman juga

    karena saya benar-benar asli ibu rumah tangga sehingga yang saya

    tau teman-temannya hanya sekeliling rumah saja namun di Griya

    Qur’an Tartiila mnjadi tambah teman. Yang mana tujuan belajar saya

    di Griya Qur’an Tartiila benar-benar untuk diri sendiri saya sangat

    ingin belajar dan membenarkan bacaan Al-Qur’an” (28 Mei 2017).

    Ibu IT juga mengatakan hal yang sama:

    “manfaatnya sangat besar yaitu saya bisa mengetahui ilmunya Al-

    Qur’an ada makhraj yang seperti apa, huruf-huruf hijaiyah itu

    keluarnya dari mana, ada sifat-sifatnya yang berbeda-beda. Ketika

    saya melihat hafidz Indonesia kemudian ada dewan juri yang

    menanyakan mengenai sifat-sifat dari situ saya ingin sekali

    mempunyai wadah untuk belajar mengaji yang benar-benar dari

    sumbernya dan insyallah bacaanya menjadi lebih bagus dari

    sebelumnya dan juga menjadi tambah teman. Dan tujuan saya ingin

    berbagi ilmu dengan yang lain Alhamdulillah disini ada TPA yang

    mana bisa saya ajarkan kepada anak-anak didik saya” (28 Mei

    2017).

    Ustadzah Hanik Basyiroh selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila

    mengatakan bahwa “Agar seluruh peseta dapat mengusai bagaimana cara

    membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar” (11 April 2017).

    Sedangkan yang bernama ustadzah Nailil Ula sebagai pengurus dan

    pengajar di Griya Qur’an Tartiila mengatakan bahwa “tujuan diadakannya

    belajar Al-Qur’an yaitu untuk banyak dapat membaca Al-Qur’an dengan

    benar atau dapat membaguskan bacaannya” ( 11 April 2017)

    Ustadzah Dahlia mengatakan bahwa “tujuan diadakannya belajar Al-

    Qur’an adalah sebagai wadah untuk ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an agar

    lebih termotivasi” (11 April 2017).

    Ustadzah Tri Wahyuni mengatakan bahwa:

  • 44

    “belajar Al-Qur’an bertujuan agar dapat membaca dengan baik,

    karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga

    belajar Al-Qur’an wajib untuk disampaikan kepada orang lain

    minimal keluargannya sendiri. Selain itu dengan membaca Al-Qur’an

    dan membaca artinya tentu tambah pula manfaatnya karena seua

    masalah yang ada di dunia ini sudah tertulis di dalam Al-Qur’an.”

    (11 April 2017).

    2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an dikalangan Ibu-Ibu Pengajian

    Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang untuk

    mencapai tujuan yang di inginkan. Adapun proses pembelajaran dapat

    diartikan sebuah kegiatan dimana terjadi sebuah penyampaian materi

    pembelajaran dari seorang tenaga pendidik atau guru kepada para peserta.

    Dengan belajar seseorang akan menambah wawasan dari hal yang belum

    diketahui samapai akhirnya mengeri atau mengetahuinya. Kemudian proses

    pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

    a. Penjadwalan Kegiatan

    Adapun jadwal pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila yaitu:

    No Hari Jam

    Tahsin Al-Qur’an ibu-ibu kelas pagi

    1. Selasa 09.00-10.30 WIB

    2. Kamis 09.30-20.30 WIB

    Tahsin Al-Qur’an Ibu-ibu kelas sore

    1. Selasa 16.00-17.30 WIB

    2. Kamis 16.00-17.30 WIB

    Tahsin Al-Qur’an Bapak-bapak

  • 45

    1. Senin & Rabu 19.30-21.00 WIB

    2. Selasa & Jum’at 19.30-21.00 WIB

    Belajar Bahasa Arab

    1. Senin & Rabu 15.30-17.00 WIB

    b. Pengelompokan Peserta

    Berdasarkan wawancara yang diperoleh penulis mengenai

    pengelompokan peserta bersama pengurus yang bernama Nailil Ula

    mengatakan:

    “Pengajian Griya Qur’an Tartiila dulunya hanya terdapat satu kelas

    yang kemudian dengan murid yang semakin bertambah dan datangnya

    murid tidak sama sehingga pembelajaran harus selalu diulang karena

    jika ditambah akan menyebabkan yang baru merasa tertinggal, namun

    para ustadzah juga memikirkan untuk peserta yang telah belajar lama

    akan terasa kasihan karena pelajaran yang diperoleh tidah bertambah

    sehingga ustadzah memutuskan untuk dibuat kelompok sehingga akan

    lebih mudah mengetahi saapai mana yang sudah mereka bisa.

    Pengelompokan ini terbagi atas lima kelas yaitu kelas I’dad, Makhraj,

    Tajwid, Gharib dan Takmili” (11 April 2017)

    c. Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh para

    pendidik sebagai media untuk mempeoleh suatu tujuan pembelajaran yang

    telah ditetapkan. Adapun metode yang digunakan di Griya Qur’an Tartiila

    yaitu mengunakan metode Asy-Syafi’I yang pengarangnya adalah Abu Ya’la

    Qurnaidi Al-hafidz sebagai rujukan untuk pembelajaran tajwid yang

    didalamnaya terdapat contoh-contoh hukum bacaan. Adapun hasil wawancara

  • 46

    dengan salah satu ustadzah yaitu Hanik Basyiroh mengenai metode

    pembelajaran yang digunakan di Griya Qur’an Tartiila adalah sebagai berikut:

    “motode merupakan suatu cara atau proses yang digunakan dalam

    suatu pembelajaran. Metode yang digunakan di Griya Qur’an Tartiila

    yaitu metode Asy-Syafi’i yang mana buku tersebut sanagt bagus

    digunakan untuk pembelajaran Al-Qur’an bukan hanya berisi tajwid

    saja namun juga berisi contoh-contohnya kemudian pembelajaran

    membaca Al-Qur’an tidak akan menjadi lama dengan mengunakan

    metode tersebut, karena dalam buku metode Asy-Syafi’i juga terdapat

    Iqro’ praktis atau iqro’ cepat membaca Al-Qur’an”. (11 April 2017)

    d. Hasil yang diperoleh ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an

    Dalam suatu pendidikan tentu harus adanya evaluasi agar lebih

    mengetahui kemampuan peserta didiknya. Di Griya Qur’an Tartiila juga

    demikian adanya evaluasi pembelajaran yaitu dengan memberikan tes tertulis

    pada peserta didiknya. Dan rata-rata hasil yang diperoleh peserta selalu

    meningkat itu berarti mereka sunguh-sunguh dalam belajar Al-Qur’an. Seperti

    yang penulis peroleh malalui wawancara dengan peserta yang bernama ER:

    “Saya alhamdulilah selalu berangakat dalam kegiatan pembelajaran

    Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila, meski usia saya sudah tua namun

    saya masih sangat semanagat dalam belajar Al-Qur’an karena

    memang benar-benar saya ingin membaca Al-Qur’an dengan baik dan

    benar dan hasil yang saya peroleh selama belajar di yayasan tersebut

    saya akui saya sanagat senang karena dari saya tidak dapat membaca

    Al-Qur’an yang ahirnya saya bisa membaca Al-Qur’an dan

    Alhamdulillah nilai yang saya peroleh selalu ada peningkatan”. (13

    April 2017).

    3. Problematika Ibu-Ibu Dalam Belajar Al-Qur’an

    Problematika merupakan suatu masalah atau kesulitan-kesulitan

    dalam belajar, yang mana masalah satu peserta dengan peserta lainnya tentu

    ssberbeda. Namun dengan adannya pembelajaran Al-Qur’an di Griya Qur’an

  • 47

    Tartiila seluruh masalah yang dihadapi setiap peserta akan di bantu oleh para

    pengajar tersebut.Ustadzah Basyiroh mewakili dari ustadzah yang lain

    mengatakan sebagai berikut:

    “Problematika Ibu-ibu dalam belajar rata-rata mengalami kesulitan

    dalam mengingat materi, mungkin di sebabkan karna faktor usia,

    namuntidak semua peserta yang mengalami seperti itu. Ada pula yang

    mudah menerim atau mengingat materi namun mereka kebingungan

    apabila dimintai contoh misalnya mengenai cara membacanya atau

    pun menulisnya” ( 13 April 2017).

    Sedangkan ER Peserta mengatakan sebagai berikut:

    “problematika yang saya hadapi ketika belajar Al-Qur’an yaitu saya

    susah mengingat mungkin karena faktor usia, yang mana usia saya

    sudah hampir 60 tahun. Padahal dulu ingatan saya itu sanagat tajam

    apalagi ketika suruh menghafal” (13 April 2017).

    Peserta yang bernama PN juga mengatakan sebagai berikut:

    “Masalah yang saya hadapi yaitu sulit untuk cara menggandeng

    ketika diperintahkan oleh ustadzahnya (imla’), meskipun begitu saya

    dirumah tidak pernah berhenti untuk belajar lagi. Adapun waktu saya

    belajar yaitu setelah magrib atau ketika malam hari” (13 April 2017).

    Peserta yang benama DLF juga mengatakan:

    “hambatan yang saya hadapi ketika belajar Al-Qur’an di Griya

    Qur’an Tartiila yaitu masalah waktu, sering sekali kegiatan saya

    berbenturan dengan jam mengaji di Griya Qur’an Tartiila, saya ini

    juga termuda yang belajar di Griya Qur’an Tartiila saya mahasiswa

    IAIN Salatiga, kegitan ektra kampus lah yang terkadang membuat

    saya izin untu tidak mengaji disana karena jamnya berbenturan” (18

    Mei 2017)

    Problematika lain ibu ESP mengatakan:

    “saya senang belajar Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila, saya

    memang benar-benar tertarik belajar Al-Qur’an, yang menjadi

    masalah saya dalam belajar Al-Qur’an yaitu anak karena anak saya

    yang terakhir itu masih paud jadi otomatis harus ditungguin

    sekolahnya maka hal tersebut yang membuat saya tidak bisa hadir

  • 48

    setiap kajian hari selasa. Pokoknya kalau tidak kendala insyallah saya

    tetap hadir” (22 Mei 2017).

    Pendapat lain dikatakan oleh AP:

    “masalah yang saya hadapi ketika belajar di Griya Qur’an Tartiila

    yaitu mengenai menejemen waktu, saya bekerja sebagai guru yang

    memang benar-benar dituntut harus pulang jam 16.00 wib, sementara

    di Griya Qur’an Tartiila pembelajarannya di bagi dua jam yaitu kelas

    pagi jelas saya tidak bisa mengikuti, kemudian saya mengikuti yang

    kelas sore yaitu jam 16.00-17.30, terkadang ketika tidak ada tugas

    tamabahan dari sekolah saya pulang lebih awal untuk mengikuti

    majlis pengajian tersebut, namun ketika benar-benar pekerjaan

    tersebut tidak bisa saya ubah waktunya otomatis saya tidak berangkat

    mengaji” (22 Mei 2017).

    Alasan yang lain yaitu alasan yang disampaikan oleh ibu DI:

    “masalah yang saya hadapi yaitu mengenai pengmankhraj’an,

    pengucapannya mungkin belum begitu benar. Karena memang sya

    juga sangat ingin berbagi ilmu yaitu melalui TPA. Kemudian untuk

    masalah waktu Alhamdulillah tidak ada masalah dan Alhamdulillah

    saya juga berangkat terus “ (22 Mei 2017).

    Alasan yang sama dalam problematika dikatakan oleh ibu Y:

    “masalahnya yaitu mengenai pengmakhraj’an seperti logat biasa

    orang tua mengaji dengan versinya sendiri. Jasdi ketika mulutnya

    sudah terbiasa mengaji mengetahui huruf tanpa mengetahui sifat-

    sifatnya” (28 Mei 2017).

    Ungkapan yang sama dikatakan oleh R:

    “masalahnya bagi saya yaitu mungkin karena saya belajarnya di

    Griya Qur’an Tartiila sehingga saya terkadang merasa ketinggalan,

    sebenarnya saya ingin tidak Cuma di Griya Qur’an Tartiila

    sajanamun ada yang mengajari saya di rumah atau privat menyimak

    saya ketika membaca Al-Qur’an” (28 Mei 2017)

    Sedangkan ibu IT mengatakan :

    “problematikanya menurut saya dari diri saya sendiri yang mana

    iman seseorang naik turun kan, terkadang saya putus asa karena

  • 49

    rasanya tidak bisa-bisa terus terang kemarin-kemarin ketika awal,

    susah menghafal, ada istilah-istilah yang susah dihafalin apalagi

    ketika masuk di sifat-sifat huruf, ada yang berlawanan terus itu yang

    membuat seperti saya tidak mampu. Namun kembali ke awal motivasi

    saya belajar Al-Qur’an secara benar kemudian saya berfikir kalau

    baru saja saya melangkah saya sudah menyerah berarti saya tidak

    samapai tujuan. Namun ya Alhamdulillah memang jika segala sesuatu

    kita lakukan dengan benar-benar niat insyallah pembelajaran itu akan

    rasanya mengalir saja dengan sendirinya “ (29 Mei 2017).

    a) Peran Pembimbing dalam Pelaksanaan Kegiatan Belajar Al-Qur’an

    Peran pembimbing sangat penting terhadap kegiatan tersebut

    misalnya, mengajak untuk aktif dengan memancing agar peserta itu bertanya,

    mengevaluasi kegiatan setelah selesai. Adapun yang berhasil dihimpun oleh

    penulis dengan wawancara sebagi berikut:

    Ustadzah Dahlia selaku pengajar di kelompok makhraj member ulasan

    yaitu,“Adapun pembimbing disini sebagai vasilitator terhadap peserta

    mengenai apa yang belum mereka ketahui, yang sifatnya masih umum

    sehinga siapa saja boleh bertanya” (11 April 2017).

    Ustadzah Nailil Ula sebagai pengurus dan juga pengajar mengatakan

    sebagai berikut:

    “Adapun pembimbing disini, ya sebagai vasititator atau agen untuk

    member penjelasan mengenai apa yang belum mereka ketahui,

    kemudian sebagai mengoreksi bacaan Al-Qur’an, sehingga dapat

    belajar membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan kaidah-

    kaidahnya” (11 April 2017).

    Peserta yang bernama PN mengatkan,“Pembimbing selalu aktif dalam

    membimbing peserta didiknya, sabar ketika mengari pesertanya dan sangat

    baik sehinga saya tidak merasa bosan malah selalu ingin tahu lebih banyak

    mengenai pembeljaran Al-Qur’an” ( 13 April 2017).

    Peserta yang bernama ER juga mengatakan sebagi berikut:

  • 50

    “Pembimbing sangat berperan aktif dalam pembelajaran Al-Qur’an

    ini, karena beliau mengajarkan dengan sabar shingga membuat

    pesertanya dari tidak mengetahui apa-apa yang kemudian menjadi

    bertambah wawasannya” (13 April 2017).

    DLF pun juga mengatakan mengenai peran pembimbing dalam belajar Al-

    Qur’an:

    “pembimbing sangat berperan penting dalam pembelajaran di Griya

    Qur’an Tartiila karena berkat pembimbinglah kita bisa membaca Al-

    Qur’an dengan benar, selain itu pembimbing saya Alhamdulillah

    ramah, pembelajarannya mudah di pahami, interaktif kemudian di

    akhir pembelajaran ada kuisnya juga” (18 Mei 2017).

    ESP juga mengatkan:

    “pembimbing bagi saya adalah wadah untuk bertanya seperti yang

    ceritakan saya dirumah memiliki majelis pengajian jadi sekarang saya

    sudah berani berbicara untuk membenarkan bacaan ibu-ibu, dan apa

    bila saya tidak tahu maka saya tanyakan kepada ustadzah saya di

    Griya Qur’an Tartiila. Sehingga menurut saya ustadzah sangat

    berperan penting dalam suatu pembelajaran” (22 Mei 2017).

    Pendapat yang lain juga diungkapkan oleh AP:

    “pembimibing di Griya Qur’an Tartiila menurut saya sangat berperan

    aktif mereka juga sabar cerita singkat pernah kan ada yang belajar

    kemudian pesertanya salah terus dan ustadzah menjadi gemes, namun

    yang saya rasakan Alhamdulillah tidak ada ustadzah yang seperti itu

    semunya ramah, sabar dan telaten” (22 Mei 2017).

    Sedangkan pendapat yang sama di ungkapkan oleh DI:

    “menurut saya pembimbing sangat berperan sakali terlebih dia juga

    sabar dalam mengajar, aktif jadi peserta pun ikut aktif, bahasanya

    mudah dimngerti ketika menjelaskan, walaupun ustadzah saya lebih

    muda namun beliau bisa menempatkan diri ketika mengajar ya

    sebagaimana guru mestinya, ketika diluar pembelajaran dia juga

    lebih sopan terhadap yang lebih tua” (28 Mei 2017).

    Ulasan yang sama di katakana oleh Y:

    “menurut saya para ustadzah sangat berperan penting dalam suatu

    pembelajaran, karena beliau yang mengajarkan tentang huruf-huruf

  • 51

    hijaiyah, materi-materi yang ada dalam Al-Qur’an, selain itu beliau

    juga sangat sabar dalam mengajarkannya sehingga kami tidak pernah

    merasa takut” (28 Mei 2017).

    Seorang ibu rumah tangga yaitu ibu R juga mengatakan:

    “seorang ustadzah atau pembimbing dalam bembelajaran menurut

    saya rata-rata sama semuannya sabar dalam mengajar ibu-ibu, tidak

    ada yang galak atau pemarah, para ustadzah dalam menerangkan

    kepada peserta itu menurut saya komunikatif dalam artian bahasanya

    mudah dimengerti” (28 Mei 2017).

    Sedangkan ibu ID mengatakan:

    “peran ustadzah bagi saya sangat penting sekali, karena ustadzahlah

    yang mengajarkan kepada