77
PENGARUH TERAPI MENDENGARKAN MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Proposal Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh ABDUL HAR NIM: 11141040000022 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

  • Upload
    dangnga

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

PENGARUH TERAPI MENDENGARKAN

MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA

PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Proposal Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

ABDUL HAR

NIM: 11141040000022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Page 3: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Page 4: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Page 5: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Page 6: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

ii

FACULTY OF HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE PROGRAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, 2018

Abdul Har, NIM: 11141040000022

The Effect of Murottal Al-Quran Listening Therapy against Insomnia Levels

in Nursing Students

xix+ 46 pages + 3 schemes, 4 tables, 4 attachments

ABSTRACT

Insomnia in students greatly disrupts the productivity and concentration of

learning. Listening Murottal Al-Qur'an is one of the religious therapy that can be

used to overcome insomnia. The purpose of this study is to analyze the influence

of listening therapy Murottal al-Qur'an on Insomnia Level in Student Nursing

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This research design is a pre-experimental pre-

posttest group without control. This research technique using simple random

sampling. The sample of research is 12 students of Nursing Science at UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. The instrument used to evaluate the insomnia level is the

Insomnia Severity Index Questionnaire. The result of a statistical test using an

alternative test, Wilcoxon test, show that there is no significant change in pre and

post-intervention with p> 0,05 (0,386). So it can be concluded that murottal

therapy of the Qur'an has less influence on students

Keywords: Insomnia, Murottal Al-Qur'an, Student

References: 58 (1994-2017)

Page 7: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

iii

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, 2018

Abdul Har, NIM : 11141040000022

Pengaruh Terapi Mendengarkan Murottal Al-Quran terhadap Tingkat

Insomnia pada Mahasiswa Keperawatan

xix + 46 halaman + 3 bagan, 4 tabel, 4 lampiran

ABSTRAK

Insomnia pada mahasiswa sangat mengganggu produktifitas dan konsentrasi

belajar. Terapi Mendengarkan Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu terapi

religius yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia. Tujuan penelitian ini

adalah menganalisis Pengaruh Terapi mendengarkan Murottal al-Qur’an terhadap

Tingkat Insomnia pada Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental design. Teknik

pengambilan penelitian ini menggunakan simple random sampling. Sampel

penelitian adalah 12 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi

tingkat Insomnia adalah Kuesioner Insomnia Severity Index. Hasil uji statistik

menggunakan uji alternatif T paired test yaitu uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa

tidak ada perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai

p > 0,05 (0,386). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi murottal al-Qur’an

kurang memiliki pengaruh pada mahasiswa

Kata Kunci: Insomnia, Murottal Al-Qur’an, Mahasiswa

Referensi: 58 (1994-2017)

Page 8: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya yang tiada terkira kepada seluruh umat manusia. Shalawat dan Salam

juga penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah

membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang kaya ilmu pengetahuan.

Alhamdulillahirabbil’alaamiin, atas izin Allah dan bantuan dari banyak pihak,

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengans judul “Pengaruh Terapi

Mendengarkan Murottal Al Quran terhadap Tingkat Insomnia pada Mahasiswa

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi, namun dengan

bantuan, arahan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Basnang Said, S.Ag, M.Ag selaku Kepala Subdit Pendidikan

Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu

keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep.,

Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing, terimakasih sebesar-besarnya penulis

sampaikan untuk beliau karena telah meluangkan waktu dalam membimbing

dan memberi arahan kepada penulis dengan sabar selama penyusunan skripsi

ini

5. Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terimakasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing penulis

untuk tetap semangat selama hampir 4 tahun duduk di bangku perkuliahan

Page 9: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

ix

6. Bapak Syarifuddin dan Ibu Neti Irwana (almh). Kedua orang tua tercinta yang

senantiasa mendoakan, memberikan dukungan baik moril dan materil dalam

setiap langkah penulis serta menjadi sumber semangat utama bagi penulis.

7. Saudara/i penulis: Hermansyah, Hendriansyah, Yeti Oktarina, Yulita

Efiliana, Huyansyah(alm), Rusmah, Zakaria dan Marwah yang juga telah

memberikan bantuan dan selalu mendukung penulis untuk menjadi lebih baik

disaat penulis mengalami kesulitan.

8. Sahabat-sahabat IKAPPI Jakarta, yang telah menjadi teman seperjuangan dan

sepenanggungan baik disaat suka maupun duka di tanah rantau

9. Sahabat-sahabat di bangku kuliah yang selalu menemani perjalanan penulis

dikala susah dan maupun senang: Mufti Akbar, Resha Pahlevi, Putri Nur

Afiani, Arini Nur Indah Firdaus, Innana Syarifah, Pujiati dan Titik Erawati.

Terimakasih telah menyemangati penulis dan berjuang bersama-sama dalam

meraih gelar Sarjana Keperawatan.

10. Seluruh teman-teman PSIK 2014 tercinta yang menjadi teman seperjuangan

dan tempat berbagi ilmu juga pengalaman selama perkuliahan. Terima kasih

sudah mengukirkan kenangan amat berharga.

11. Teman-Teman anggota angkatan CSSMoRA 2014, yang telah banyak

memberikan lukisan kenangan penuh canda tawa di ingatan penulis Dan

seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan

proposal skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan secara keseluruhan.

Semoga Allah SWT mengganjarnya dengan sebaik-baik ganjaran.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis

demi kesempurnaan proposal skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 24 Februari 2018

Penulis

Page 10: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Har

TTL : Sukarami, 24 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Gg. Hikmah Jl. Legoso Raya RT 008 RW 001 No.123

Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Banten Indonesia

Email/HP : [email protected] / 081213570903

Riwayat Pendidikan:

- SDN 18 Sungai Rotan, Sumatera Selatan

- MTs Al-Ittifaqiah, Sumatera Selatan

- MA Al-Ittifaqiah, Sumatera Selatan

- Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi:

- Ketua Umum IKAPPI Jakarta, tahun 2015

- Anggota Departemen Keislaman CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Tahun 2015

- Anggota Departemen Keislaman Himpunan Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2016

Page 11: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

xi

DAFTAR ISI

ABSTRACT ............................................................................................................................... 2

ABSTRAK ................................................................................................................................. 3

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................................... 4

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................... 5

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ 6

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 10

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 11

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................................ 1

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 2

DAFTAR BAGAN ..................................................................................................................... 3

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. 4

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 6

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 6

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 8

C. PERTANYAAN PENELITIAN................................................................................................... 9

D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................................ 9

E. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 11

A. KONSEP TIDUR .................................................................................................................. 11

B. KONSEP INSOMNIA ............................................................................................................ 13

C. KONSEP TERAPI AL-QUR’AN ............................................................................................. 20

D. SURAH AR-RAHMAN SEBAGAI TERAPI INSOMNIA ............................................................. 25

E. MAHASISWA ...................................................................................................................... 25

F. KERANGKA TEORI ............................................................................................................. 26

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS .............. 27

A. KERANGKA KONSEP .......................................................................................................... 27

B. HIPOTESIS .......................................................................................................................... 27

Page 12: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

xii

C. DEFINISI OPERASIONAL ..................................................................................................... 28

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 29

A. DESAIN PENELITIAN .......................................................................................................... 29

B. LOKASI DAN WAKTU ......................................................................................................... 29

C. POPULASI DAN SAMPEL ..................................................................................................... 29

D. INSTRUMEN ....................................................................................................................... 31

E. KONSEP UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS ................................................................. 33

F. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS.......................................................................... 33

G. PENGOLAHAN DATA .......................................................................................................... 34

H. METODE PENGUMPULAN DATA ......................................................................................... 36

I. ANALISA DATA.................................................................................................................. 38

J. ETIKA PENELITIAN ............................................................................................................ 38

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................................. 39

A. ANALISA UNIVARIAT ......................................................................................................... 39

B. ANALISA BIVARIAT ........................................................................................................... 41

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................................... 43

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN ............................................................................................ 43

B. GAMBARAN TINGKAT INSOMNIA SEBELUM DAN SESUDAH INTERVENSI ........................... 44

C. ANALISA PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA .... 45

D. KETERBATASAN PENELITIAN ............................................................................................. 47

BAB VII PENUTUP ................................................................................................................ 48

A. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 48

B. SARAN ............................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 50

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 55

Page 13: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

sy Es dan ye ش

S Es dengan garis di bawah ص

D De dengan garis di bawah ض

T Te dengan garis dibawah ط

Z Zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ـھ

Apostrof ` ء

y Ye ي

Page 14: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gambaran Karakteristik Jenis Kelamin Responden ................................. 39

Tabel 2 Analisa Univariat Sebaran Insomnia pada Responden ............................ 40

Tabel 3 Tabulasi Silang (Crosstab) Tingkat Insomnia dengan Jenis Kelamin ..... 40

Tabel 4 Analisa Bivariat Pengaruh Murottal Sebelum dan Sesudah Intervensi ... 42

Page 15: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

iii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Teori ....................................................................................... 26

Bagan 2 Kerangka Konsep .................................................................................... 27

Bagan 3 Alur Penelitian Terapi Murottal al-Qur’an ............................................. 37

Page 16: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Consent .................................................................................. 56

Lampiran 2 Kuesioner Insomnia Severity Index dan Insomnia Screening

Questionnaire ........................................................................................................ 57

Lampiran 3 Izin Penggunaan Kuesioner ............................................................... 60

Page 17: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

v

DAFTAR ISTILAH

EEG : Electroencepalograph

ISI : Insomnia Severity Index

TOP : Toward Optimized Practice

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

CBT : Cognitive Behaviour Therapy

Page 18: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian gangguan tidur pada mahasiswa ditemukan cukup banyak

pada penelitian terdahulu menunjukkan dibutuhkannya terapi yang memadai

untuk menangani permasalahan gangguan tidur pada mahasiswa. Penelitian

mahasiswa di Universitas Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 83, 75 %

mahasiswa memiliki kualitas tidur yang kurang baik (Ginting & Gayatri, 2013).

Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, didapatkan 49,4 % dari

160 orang responden mengalami insomnia (Imadudin, 2012).

Penelitian di Universitas Riau menunjukkan bahwa terdapat 82,2 %

mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, serta terdapat 51,8 % mahasiswa

memiliki kuantitas tidur yang kurang. Walaupun belum ditemukan hubungan

kuantitas dan kualitas tidur dengan prestasi belajar pada mahasiswa (Sarfriyanda,

Karim, & Dewi, 2015). Sebanyak 72 % mahasiswa yang memiliki kualitas tidur

yang rendah dan sebanyak 63 % mahasiswa juga memiliki konsentrasi yang

rendah. Kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa memiliki dampak pada

gangguan konsentrasi pada saat di siang harinya (Pitaloka, Utami, & Novayelinda,

2015).

Insomnia dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, beberapa

penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan gangguan pada

kesehatan serta dapat meningkatkan resiko kecelakaan yang disebabkan oleh rasa

kantuk menurut Nolen & Hoeksema, (2007). Penelitian di Universitas Riau,

menunjukkan bahwa tidur memiliki hubungan erat dengan gangguan konsentrasi

pada mahasiswa yang menjadi responden penelitian (Pitaloka dkk., 2015). Nolen

& Hoeksema, (2007), menyatakan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per

malam memiliki resiko angka kematian 70 % lebih tinggi daripada orang yang

tidur sekurangnya 7-8 jam per malam.

Besarnya dampak yang disebabkan oleh insomnia tentu akan membutuhkan

pelayanan kesehatan untuk mengatasinya. Hasil penelitian di Swedia pada

penderita insomnia, menyatakan bahwa penderita insomnia membutuhkan

Page 19: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

vii

pengobatan, yang mana hanya terdapat 1/5 dari subjek penelitian yang

menggunakan obat tidur dari dokter sebagai penanganan terhadap insomnia yang

dideritanya. (Mallon, Broman, Åkerstedt, dan Hetta, 2014). Dampak tersebut

membutuhkan penatalaksanaan yang tepat. Penatalaksanaan insomnia terdiri dari

penatalaksanaan farmakologis dan non-farmakologis.

Terapi farmakologis dapat diberikan pada insomnia. Pemberian obat kepada

penderita hanyalah sebagai pendukung dari keefektifan terapi perilaku-kognitif

(cognitive behavior therapy). Penggunaan obat pada penderita insomnia biasanya

harus diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya ketergantungan obat baik

secara psikologis maupun fisik. Obat-obat yang umumnya digunakan yaitu

zopiclone, doxepin, tricyclic dan sebagainya.(Toward Optimized Practice (TOP)

Insomnia Working Group, 2015).

Terapi non-farmakologis dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Salah

satu bentuk terapi non-farmakologis adalah penatalaksanaan dengan

menggunakan terapi audio Semua bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu

rangkaian yang teratur yang kita kenal sebagai musik, dapat mempengaruhi sistem

limbik di otak yang merupakan pusat kendali emosi pada manusia. Kondisi emosi

yang stabil tentu akan mudah membuat rileksasi (Supradewi, 2010). Tidak semua

audio dapat mempengaruhi otak. Audio rileksasi dapat berupa berbagai macam

musik atau bunyi yang dapat membuat otak rileksasi (Abdurrochman, Wulandari,

& Fatimah, 2007).

Terapi audio yang efektif untuk penderita insomnia ialah terapi audio

murrottal al-Qur’an. Hasil penelitian di Universitas Padjajaran menunjukkan

bahwa suara yang dihasilkan oleh bacaan al-Quran memiliki efek yang sama

dengan efek mendengarkan sebuah audio terapi dengan memperlambat

gelombang otak sebagaimana efek yang dihasilkan dari sebuah musik relaksasi.

Sekalipun efeknya memperlambat gelombang otak hingga ke frekuensi otak saat

kondisi tidur namun otak akan tetap terjaga, yang dapat digunakan untuk

membantu penderita dengan gangguan tidur (Abdurrochman, Wulandari, &

Fatimah, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dan Zulkhah, (2015), menyatakan

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok

Page 20: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

viii

intervensi, yang menunjukkan bahwa mendengarkan murottal al-Qur’an terbukti

efektif dalam mengatasi insomnia pada lansia.

Hasil studi pendahuluan kepada 10 orang mahasiswa/i Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyatakan bahwa tingkat kejadian insomnia

pada mahasiswa sebanyak 6 dari 10 orang responden. Studi Pendahuluan

menggunakan Kuesioner Insomnia Severity Index dan Kuesioner Skrinning

Insomnia (TOP). Hal lain yang menyebabkan insomnia pada mahasiswa

diantaranya gangguan psikologis, sleep apnea, dan sindom restless leg. Peneliti

tertarik untuk mengkaji lebih lanjut efek terapi mendengarkan murottal al-Qur’an

terhadap insomnia pada mahasiswa keperawatan. Sehingga selanjutnya dapat

dikembangkan sebagai salah satu penanganan insomnia secara khususnya pada

mahasiswa dan pada masyarakat secara umum.

B. Rumusan Masalah

Insomnia adalah persepsi tentang kuantitas atau kualitas tidur yang tidak

memadai dengan konsekuensi siang hari yang terkait gangguan tidur yang dapat

berupa susah memulai tidur, susah mempertahankan tidur atau terbangun lebih

awal dari waktu bangun tidur seharusnya (Lavie, Pillar, & Malhotra, 2005;

Toward Optimized Practice (TOP) Insomnia Working Group, 2015).

Fenomena insomnia mahasiswa banyak dinyatakan dalam penelitian

sebelumnya. Beberapa hasil penelitian perguruan tinggi menunjukkan bahwa

banyak mahasiswa yang mengalami insomnia. Penelitian di Yogyakarta

menyatakan bahwa terdapat sebesar 37 (68,5%) orang mahasiswa mengalami

insomnia (Oryza, 2016), di Pekanbaru terdapat sebanyak 162 (82,2%) orang

mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk dan sebanyak 102 (51,8%)

mahasiswa memiliki kuantitas tidur yang kurang (Sarfriyanda et al., 2015), di

Jakarta terdapat sebanyak 48 (49,4%) orang mahasiswa mengalami insomnia yang

dipengaruhi oleh faktor resiko berupa jenis kelamin, konsumsi kopi, depresi dan

ansietas (Imadudin, 2012) serta masih banyak penelitian yang berkaitan dengan

masalah tidur pada mahasiswa.

Kejadian insomnia pada mahasiswa dapat menyebabkan masalah kesehatan

diantaranya gangguan konsentrasi, meningkatkan resiko kecelakaan serta dapat

Page 21: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

ix

meningkatkan resiko kematian (Nolen & Hoeksema, 2007; Pitaloka et al., 2015).

Dampak tersebut tentu akan mengganggu aktivitas dan produktivitas mahasiswa

dalam menjalankan tugasnya, sehingga harus memiliki strategi yang mumpuni

untuk mengurangi dampak insomnia dengan tidak bergantung pada obat-obatan

(Mallon et al., 2014).

Penelitian Abdurrochman, dkk., (2007) membuktikan bahwa terapi

mendengarkan audio murottal al-Qur’an memiliki efek terapi pada penderita

insomnia. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “Adakah Pengaruh Terapi

mendengarkan Murottal al-Qur’an terhadap Tingkat Insomnia pada Mahasiswa

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik demografik penderita insomnia pada program

studi ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah?

2. Bagaimana gambaran tingkat insomnia pada mahasiswa keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah sebelum dan sesudah diberikan intervensi?

3. Bagaimana pengaruh terapi mendengarkan murattal al-Qur’an terhadap

tingkat insomnia pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan yang dicapai adalah diketahui Pengaruh Terapi mendengarkan

Murottal al-Qur’an terhadap Tingkat Insomnia pada Mahasiswa

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Tujuan Khusus

a) Diketahui karakteristik penderita insomnia pada mahasiswa

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

b) Diketahui tingkat insomnia pada mahasiswa keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum dan sesudah diberikan

intervensi

Page 22: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

x

c) Diketahui pengaruh penggunaan terapi mendengarkan murottal

dengan tingkat insomnia pada Mahasiswa keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Institusi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu cara pendekatan

keislaman untuk Mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah dalam

penanganan insomnia yang seringkali terjadi pada mahasiswa

2. Pendidikan keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan diharapkan hasil penelitian ini

mampu memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan ruang lingkup

keperawatan, terutama dikhususkan pada aspek penanganan masalah

insomnia dengan pendekatan religius baik pada mahasiswa keperawatan

maupun pada masyarakat secara umumnya. Diharapkan dapat menjadi

bahan acuan dalam memberikan dan mengembangkan intervensi

keperawatan muslim berdasarkan al-Qur’an dan Hadist dalam menangani

masalah gangguan tidur terkhususnya insomnia yang terjadi pada

mahasiswa

3. Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

penggunaan terapi mendengarkan murottal al-Qur’an terhadap tingkat

insomnia secara khususnya bagi mahasiswa sehingga dapat

dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 23: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka penelitian ini akan membahas tentang konsep tidur, konsep

insomnia, dan konsep terapi Al-Quran.

A. Konsep Tidur

1. Definisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan

status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.Siklus tidur-bangun

mempengaruhi dan mengatur fungsi tisiologis dan repons perilaku (Potter

& Perry, 2005). Sebagian besar orang memiliki jam tidur sekitar 6 sampai

9 jam per malam. Walaupun ada beberapa orang tidur kurang dari 5 jam

atau bahkan lebih dari 10 jam. (Stuart, 2012).

2. Fungsi tidur

Fungsi tidur adalah perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga

berikutnya. Selama tidur NREM, Fungsi biologis menurun. Laju denyut

jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-80

denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi fisik

sempurna. Laju denyut jantung selama tidur turun sampai 60 denyut per

menit atau lebih rendah, berarti denyut jantung 10-20 kali lebih sedikit

dalam setiap menit selama tidur atau 120 kali lebih sedikit dalam setiap

jam. Secara jelasnya, manfaat tertidur nyenyak adalah memelihara fungsi

jantung (Potter & Perry, 2005).

Menurut (Stuart, 2012) menunjukkkan bahwa siklus tidur seseorang

berkaitan dengan waktu irama sirkardian, perubahan terang-gelap dan

perubahan temperatur tubuh manusia. Selama tidur REM seorang individu

memiliki mimpi yang jelas, dan gerakan mata tampak cepat dibawah

kelopak mata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang depresi

memiliki periode tidur REM yang berlebih, serta terjadi penurunan periode

tidur nyenyak dan mimpi sangat drastis.

Page 24: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

12

3. Tahapan tidur

Tidur terbagi menjadi tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid

Eye Movement (REM).Lima tahap tidur dari tidur normal sebagai berikut:

a. Tahap pertama dicirikan dengan NREM dan tegangan rendah.

Tahapan dimana terjadi transisi dari keterjagaan menjadi tidur

yangdicirkan dengan mengantuk. Tahap pertama ini berlangsung

selama beberapa menit, 2-5 % dari waktu tidur total.

b. Tahap kedua, NREM dan adanya kompleksitas tidur pada

Elektroenselografi (EEG) merupakan ciri-ciri tahap kedua ini. Tonus

otot dan aktivitas serebral Akan menurun. Tahap kedua ini terjadi

sekitar 50 % dari waktu tidur total

c. Tahap ketiga ini dicirikan dengan NREM serta gelombang delta dan

tidur gelombang lambat pada EEG. Tahap ketiga ini merupakas

tahapan transisi menuju tahapan keempat, berlangsung sekitar 10-20

% dari waktu tidur total pada sepertiga hingga setengah waktu malam.

d. Tahap keempat dicirikan dengan tidur nyenyak, NREM, tidur

gelombang lambat kontinu, gelombang delta. Laju metanolik dan

temperature tubuh menurun serta terjadi penurunan fungsi tubuh ke

tingkat paling rendah. Tahapan ini berlangsung sekitar 10-20 % dari

waktu tidur total selama sepertiga sampai setengah waktu malam.

e. Tahapan kelima adalah tahapan mimpi REM yang memiliki ciri-ciri

terjadi desinkronisasi aktivitas dalam periode yang panjang bergantian

dengan periode aktivitas yang serupa dengan saat terjaga. Tahap

kelima ini ditandai dengan keadaan atonia,tanda vital tidak beraturan

dan individu mengalami penigkatan frekuensi mimpi seiring

mendekati waktu pagi, terjadi sekitar 25 % dari waktu tidur

total.(Stuart, 2012).

Page 25: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

13

B. Konsep Insomnia

1. Definisi

Definisi insomnia adalah persepsi tentang kuantitas atau kualitas tidur

yang tidak memadai dengan konsekuensi siang hari yang terkait.

Definisinya adalah dari sudut pandang pasien dan oleh karena itu pengujian

diagnostik pada umumnya tidak diperlukan karena riwayat saja sudah cukup

untuk menegakkan diagnosis (Lavie et al., 2005).

Pendapat lain menyatakan bahwa Insomnia adalah kesulitan atau

ketidakmampuan untuk tidur nyenyak. Hal ini dapat menyebabkan iritasi

dan kurangnya konsentrasi pada siang hari, dan jangka panjang kurang tidur

dapat membahayakan jiwa seseorang, misalnya dapat terserang penyakit

jantung (Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011).

Sedangkan menurut Mark Durand dan David H. Barlow insomnia

merupakan gejala awal dalam masalah tidur yang berkaitan dengan masalah

fisik, mental dan emosi. Ketidakmampuan seseorang untuk pergi tidur atau

tinggal tidur saja bersumber dari pola tidur pasangan anda yang

mendengkur, situasi di tempat kerja, ataupun masalah keluarga sulit. (dalam

Pieter et al., 2011)

2. Manifestasi Klinis Insomnia

Keluhan yang paling umum dari semua bentuk insomnia adalah

kesulitan tertidur, sering terbangun dari tidur, kesulitan terjatuh kembali

setelah terbangun di malam hari dan bangun pagi secara spontan.

Berdasarkan definisi seperti yang disebutkan di atas, keluhan insomnia ini

harus dikaitkan dengan gejala siang hari (yaitu adanya kelelahan, gangguan

konsentrasi atau memori, dll.). Seorang yang tidur hanya 5 jam per malam

dan tidak bisa tidur lebih lama lagi, ia tidak akan didiagnosis sebagai

penderita insomnia jika tidak mengalami kelelahan atau penurunan fungsi di

siang hari (Lavie et al., 2005). Kantuk di siang hari (berlawanan dengan

keletihan atau kelelahan) adalah ciri khas insomnia. Biasanya, ketika pasien

menyatakan bahwa mereka tidak dapat tidur, ini berarti bahwa mereka

selalu mengalami kesulitan, tidak hanya di malam hari, dan jika mereka

Page 26: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

14

mengantuk di siang hari, maka mereka mungkin memiliki kelainan ritme

sirkadian (Wilson & Nutt, 2013).

3. Faktor Penyebab Insomnia

a. Psikis

Menurut Mark Durand dan David Barlow dalam (Pieter et al., 2011)

mengatakan bahwa faktor penyebab orang mengalami insomnia yaitu

depresi dan kecemasan. Karena tidak tidur membuat orang menjadi cemas

dan kecemasan ini terus mengganggu tidur yang membuatnya semakin

cemas. Sementara pendapat dari Okuji, dkk dalam ((Pieter et al., 2011)

mengatakan bahwa penderita insomnia memiliki total tidur yang berkurang,

disebabkan oleh depresi, pengunaan subtansi, gangguan kecemasan, dan

demensia. Sedangkan menurut (Wilson & Nutt, 2013) bahwa Gairah yang

tidak tepat dan berlebihan juga merupakan faktor predisposisi dalam

insomnia depresi dan mania.

b. Penyakit Mental dan Fisik

Pada demensia dan beberapa gangguan neurologis lainnya,

fragmentasi tidur yang menyebabkan insomnia kemungkinan disebabkan

oleh kerusakan pada daerah pengatur tidur otak, seperti nukleus

suprachiasmatik hipotalamus (Wilson & Nutt, 2013). Selain itu juga banyak

pasien skizofrenia atau gangguan manik-depresif yang mengalami gangguan

tidur pada pasien dengan gangguan manik akan mengalami hiperaktivitas,

kegelisahan, agitasi motorik ekstrem, disertai dengan gerakan dan langkah

menyebabkan kelelahan total.(O’Brien, Kennedy, & Ballard, 2014).

Selain itu penyakit fisik juga bertanggung jawab terhadap insomnia,

menurut Mark Durand dan David H. Barlow dalam (Pieter et al., 2011)

mengatakan bahwa terkadang Insomnia juga mnyertai gangguan medisdan

psikologis. Termasuk rasa nyeri dan ketidak nyamanan fisik, aktivitas fisik

di siang hari dan masalah pernafasan (asma) serta masalah suhu tubuh yang

tinggi (demam).

c. Lingkungan

Menurut (Pieter et al., 2011) bahwa pada orang-orang yang sedang

dirawat di rumah sakit seringkali mengalami kesulitan tidur, karena selain

Page 27: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

15

dari pengaruh obat-obatannya, dia juga terpengaruh karena lingkungan,

suhu, suara dan cahaya yang sangat berbeda dengan kondisi rumahnya.

Sebagian besar gangguan tidur disebabkan oleh masalah lingkungan dan

higiene tidur yang buruk. Keadaan sekitar merupakan hal yang penting

untuk aktivitas tidur dan menjadi dasar dalam melakukan aktivitas tidur

secara rutin.(O’Brien et al., 2014)

d. Pengunaan Obat-Obatan dan Zat lain

Banyak produk farmasi yang menyebabkan atau memperburuk

gangguan tidur. Beberapa obat dan zat yang dapat menimbulkan masalah

mencakup alkohol, amfetamin, antidepresan, antihipertensif, anastestik,

ansiolitik, antihistamin, bromida, brokodilator, kafein, kortikosteroid,

dekongestan, halusinogen, levodopa, opioid, dan tranquilizer. Bahkan

hipnotik dan sedatif yang secara spesifik ditujukan untuk mengobati untuk

mengobati klien yang mengalami gangguan tidur terkadang memperburuk

masalah tersebut.(O’Brien et al., 2014) Saling keterkaitan antara

penggunaan alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan dianggap merupakan

salah satu faktor penyebab gangguan tidur. Banyak orang masih

beranggapan bahwa alkohol adalah penghantar untuk tidurnya.(Pieter et al.,

2011)

4. Penatalaksanaan Insomnia

a. Faktor Ekstrinsik dan Intrinsik

Memodifikasi faktor ekstrinsik, seperti ventilasi, pencahayaan, dan

tingkat kebisingan dalam lingkungan tidur, atau mengubah tempat tidur atau

merupakan perubahan termudah yang dapat dilakukan. Mengubah rutinitas

individu dengan memodifikasi pola istirahatdan aktivitas, menurunkan

penggunaan kamar tidur dan tempat tidur untuk aktivitas selain tidur,

mengubah waktu tidur, dan menghindari pengonsumsian alkohol, kafein,

dan zat lain yang dapat menjadi langkah efektif. Faktor intrinsik, seperti

stress yang dirasakan atau ketidakmampuan rileks terkadang mereda dengan

penggunaan terapi alternatif, seperti aromaterapi, latihan napas dalam,

meditasi terbimbing atau latihan relaksasi progresif untuk membantu

relaksasi (O’Brien et al., 2014).

Page 28: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

16

Pasien sangat membutuhkan bantuan dalam berurusan dengan konflik.

Ketika masalah ini terselesaikan, gejala akan menghilang karena sudah tidak

dibutuhkan. Skill yang Memberikan pendekatan psikologis berupa strategi

perilaku kognitif, terapi dukungan, terapi kelompok, penurunan stress,

latihan relaksasi, dan terapi komplementer dan alternatif seperti meditasi,

biofeedback, terapi pijat, dan aktivitas fisik. Perubahan perilaku dan

intervensi kognitif untuk pasien dengan gangguan psikofisiologi

membutuhkan pengenalan dan pemeriksaan terhadap apa yang mendasari

pikiran dan perasaan pasien. Pasien juga mungkin akan membutuhkan

bantuan dalam menjelaskan perubahan gaya hidup atau perubahan lain pada

diri mereka untuk kepentingan orang lain. Terapi keluarga akan diperlukan

jika keluarga pasien memberikan dukungan terhadap gangguan pasien.

Sistem pendukung sosial juga akan membantu pasien mengatasi kesakitan

mereka (Stuart, 2012)

b. Menormalkan Irama Sirkadian

Gangguan tidur irama sirkadian (jet lag atau perubahan zona waktu,

kerja sif) dapat diatasi bila klien berusaha menormalkan rutinitas mereka

dan adanya harapan dengan jadwal dan menyesuaikan diri dengan zona

waktu atau jadwal sif yang baru. Pajanan sinar matahari merupakan hal

yang diharapkan terutama ketika terbangun dari tidur bukan sebelum dari

tidur, dapat bermanfaat dalam menyesuaikan diri dengan zona waktu yang

berlainan. Pencahayaan spektrum luas dan melatonin dapat membantu

dalam mengatasi gangguan tidur irama sirkadian. Kebanyakan studi

mengindikasikan bahwa rotasi sif harus diminimalkan. Banyak orang tidak

menyesuaikan dengan kerja sif, dan pemberian kesempatan untuk istirahat

selama dan setelah kerja terkadang bermanfaat. Meski orangtua dan guru

dapat merasa frustasi karena remaja sering kali telat tidur dan berniat tidur

di siang hari, studi mengindikasikan bahwa para remaja memiliki siklus

tidur yang normal tetapi tertunda dan dapat melakukan perubahan jadwal

jika diperlukan. (O’Brien et al., 2014).

Page 29: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

17

5. Penilaian Insomnia

a. Kuesioner Insomnia Severity Index (ISI)

Cara menilai tingkat insomnia pada penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) yang didesain oleh

Charles M. Morin, Ph.D., seorang Professor bidang Psikologi Universitas

Laval di Quebec, Canada. Sekaligus Orang yang mengawali kepenulisan

tentang insomnia dan pengobatannya. ISI adalah instrumen laporan singkat

yang digunakan untuk mengukur persepsi pasien tentang gejala insomnia

nokturnal dan diurnal. ISI terdiri dari tujuh item yang menilai tingkat

keparahan kesulitan dalam memulai tidur, tidur nyenyak, dan terbangun di

pagi hari, kepuasan dengan pola tidur saat ini, gangguan fungsi sehari-hari,

perhatian terhadap gangguan yang diakibatkan oleh masalah tidur, dan

tingkat kesulitan atau kekhawatiran yang disebabkan oleh masalah tidur.

(Morin, Belleville, Bélanger, & Ivers, 2011)

ISI dikembangkan sebagai ukuran hasil yang dilaporkan pasien yang

ditujukan untuk tujuan skrining dan untuk menilai kemanjuran pengobatan.

Item asli dihasilkan berdasarkan keprihatinan dan masalah relevansi klinis

terhadap pasien yang mencari pengobatan untuk insomnia di klinik

gangguan tidur. Meskipun tidak dimaksudkan sebagai alat diagnostik,

namun secara umum digunakan untuk mengidentifikasi kasus insomnia

potensial dan menilai tingkat keparahan insomnia yang dirasakan (Morin et

al., 2011).

Administrasi standar adalah administrasi (pengisian) dengan

pemberian sendiri kertas dan pensil, yaitu dilengkapi sendiri pasien. Namun,

formulir alternatif juga tersedia untuk administrasi oleh dokter, berdasarkan

informasi yang diperoleh selama wawancara klinis, atau oleh pasangan

penting lainnya (misalnya pasangan suami istri), berdasarkan pengetahuan

pasien. Ketiga metode administrasi ini memberikan informasi

komplementer namun semi-independen. Instruksi ISI sedikit diubah untuk

dokter dan versi orang lain yang signifikan.(Morin et al., 2011).

Interval waktu yang direkomendasikan standar untuk menyelesaikan

ISI adalah "1 bulan lalu"; Interval ini sesuai dengan periode standar yang

Page 30: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

18

digunakan (dalam DSM-IV) untuk membuat diagnosis insomnia. Juga dapat

diterima untuk menggunakan interval yang lebih pendek (yaitu dua

minggu), terutama dalam studi klinis yang menilai dampak pengobatan

selama periode waktu yang lebih singkat dari satu bulan. Praktik ini dapat

diterima namun kerangka waktu harus sama pada setiap periode penilaian

(yaitu, baseline, post treatment, follow-up).(Morin et al., 2011).

Ada tujuh item. Setiap item dinilai dalam skala dari 0 sampai 4 dari

yang kurang ke yang lebih parah. Skor total adalah jumlah masing-masing

item dan dapat berkisar dari 0 sampai 28 (28 = insomnia paling parah). Jika

subjek memeriksa lebih dari satu item atau memeriksa respons yang jatuh di

antara dua dari empat pilihan respons standar (misalnya, antara 2 dan 3),

disarankan untuk mempertahankan nilai tertinggi (3) untuk menghitung total

skor. Jika ada satu atau dua item yang hilang, nilainya bisa diganti dengan

nilai rata-rata dari sisa item. Jika ada lebih dari dua item tanpa respon, lebih

baik mempertimbangkan total skor yang hilang.

Panduan untuk Interpretasi Skor ISI (Total skor berkisar antara 0-28)

yaitu Skor antara 0-7 menunjukkan bahwa tidak ada insomnia yang

signifikan secara klinis saat ini, Skor antara 8-14 menunjukkan adanya

gejala insomnia dengan tingkat keparahan ringan sampai sedang, Skor

antara 15-21 menunjukkan bahwa pasien mengalami gejala insomnia

dengan tingkat keparahan sedang, Skor antara 22-28: menunjukkan bahwa

pasien mengalami insomnia parah terkait dengan penurunan fungsi siang

hari yang signifikan.(Morin et al., 2011)

b. Kuesioner Insomnia Skrinning dari Toward Optimized Practice (TOP)

Kuesioner Insomnia Skrinning adalah alat skrining yang digunakan

untuk memandu dokter dalam evaluasi klinis insomnia. Ini digunakan untuk

menyaring gangguan tidur utama seperti yang ditunjukkan dalam Algoritma

Insomnia. Berdasarkan aturan umum di bawah ini dokter harus melakukan

evaluasi klinis yang lebih rinci dan / atau merujuk di mana dia merasa itu

tepat. Kuesioner ini terdiri atas 17 pertanyaan dan tediri dari 6 kriteria

diagnostik insomnia beserta penyakit penyerta (Toward Optimized Practice

(TOP) Insomnia Working Group, 2015).

Page 31: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

19

Pilihan jawaban terdiri atas 5 jawaban yaitu :

1) Tidak Pernah = 1,

2) Jarang = 2

3) Kadang = 3

4) Sering = 4

5) Selalu = 5

Berikut adalah beberapa domain diagnostik pada kuesioner skrinning

insomnia :

1) Insomnia: Q1-6

2) Gangguan Psikiatri: Q7-10

3) Gangguan Irama Sirkadian: Q11

4) Gangguan Pergerakan: Q12-13

5) Parasomnia: Q14

6) Pernafasan Pernafasan Tidur (Sleep Apnea): Q15-17

Berikut ini adalah pedoman umum untuk interpretasi hasil kuesioner

skrining insomnia:

1) Pasien yang menjawab 3, 4 atau 5 pada setiap pertanyaan kemungkinan

menderita insomnia. Jika mereka menjawab 3, 4 atau 5 hingga dua atau

lebih item dan memiliki gangguan siang hari yang signifikan insomnia

membutuhkan evaluasi dan manajemen lebih lanjut. Jika tidak ada bukti

gangguan tidur primer dan / atau tidak ada penyebab sekunder insomnia,

ini adalah insomnia terkondisi.

2) Pasien yang menjawab 4 atau 5 pada pertanyaan 6-9 harus diskrining

lebih lanjut untuk gangguan kejiwaan seperti yang Anda lakukan dalam

latihan Anda. Pertanyaan 9 mengacu pada somatisasi yang umumnya

terkait dengan insomnia dan mungkin mencerminkan gangguan

somatoform yang mendasari yang memerlukan perawatan khusus.

3) Pasien yang menjawab 4 atau 5 pada pertanyaan 11 kemungkinan

memiliki gangguan ritme sirkadian. Pertanyaan lebih lanjut tentang kerja

shift atau preferensi untuk fase tidur yang tertunda harus dilakukan.

Page 32: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

20

4) Jawaban 4 atau 5 pada salah satu item adalah signifikan dan

kemungkinan berkontribusi terhadap gejala pasien insomnia atau tidur

non-restoratif. Pertanyaan 12 mengacu pada sindrom kaki gelisah dan

pertanyaan 13 mengacu pada gangguan gerak ekstremitas periodik.

5) Jawaban 2 - 5 pada pertanyaan 14 harus menimbulkan kekhawatiran

terutama jika acara atau gerakan tersebut kekerasan atau berpotensi

merugikan pasien atau pasangan tidur.

6) Menjawab 4 atau 5 pada pertanyaan 15 atau 16 saja membutuhkan

evaluasi klinis lebih lanjut untuk sleep apnea. Jawaban di atas 3 pada

pertanyaan 15 dan 16 atau 15 dan 17 juga mencurigakan untuk sleep

apnea dan evaluasi lebih lanjut harus dilakukan (Toward Optimized

Practice (TOP) Insomnia Working Group, 2015).

C. Konsep Terapi Al-Qur’an

1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an dari segi bahasa, berasal dari kata Qara’a yang bermakna

menghimpun dan mengumpulkan. Qira’ah menghimpun dan

mengumpulkan huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bacaan. Maka dapat

diperoleh kesimpulan secara lughawy (bahasa) al-Qur’an berarti saling

berkaitan, berhubungan antara satu ayat dengan ayat lain, dan berarti pula

bacaan. Sedangkan para ahli memberikan definisi dari segi istilah sebagai

berikut:

Menurut Manna’ Al-Qaththan, al-Qur’an adalah kalamullah yang

diturunkan kepada Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.

Definisi lain al-Qur’an Al-Zarqani mengenai Al-Qur’an

د ص.م ل على محم الناس القران هواللفظ المنز ر ل الفات حة ا لى آخ ن او ,. م

“Al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW, dari permulaan surat al-Fatihah sampai akhir surat an-

Naas”(Nata, 2000).

2. Tujuan Pokok diturunkannya al-Qur’an

Menurut DR. M. Quraish Shihab, al Qur’an memiliki tiga tujuan

utama diturunkan kepada Manusia :

Page 33: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

21

a) Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang

tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan

kepastian adanya hari pembalasan.

b) Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan

norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia

dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.

c) Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-

dasar hukum yang harus diikuti oleh hubungannya dengan Tuhan dan

sesamanya atau dengan kata lain yang lebih singkat, Al-Qur’an adalah

petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi

kebahagiaan dunia dan akhirat.(Shihab, 1994).

3. Fungsi dan Kedudukan al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat islam sesungguhnya memiliki

banyak fungsi antara lain:

a) Sebagai bukti atas kerasulan Muhammad SAW.

b) Sebagai pedoman hidup manusia, sehingga manusia dapat

membedakan yang hak dan batil (al-Furqon), bisa menjadi peringatan

(al-Dzikr) manakala manusia lalai dalam menjalankan syari’at yang

dititahkan Tuhan, bisa menjadi pemberi keterangan/penjelasan

(bayyin) ketika manusia mengalami kenuntuan dalam menghadapi

segala persoalan yang dihadapi.

c) Sebagai petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’at, dan

akhlak (Gholib, 2006).

4. Terapi al-Qur’an

Terapi adalah melakukan sesuatau secara teratur, terprogram dengan

baik dan berulang-ulang untuk tujuan meperbaiki diri agar lebih sehat dan

memperoleh kehidupan yang lebih baik. Terapi Qur’ani adalah melakukan

pembelajaran al-Qur’an secara khusus, teratur, terprogram dengan baik

untuk tujuan memperbaiki diri pribadi menjadi lebih sehat dan lebih baik

secara fisik maupun mental, yang selanjutnya akan berdampak lebih baik

bagi keluarga dan masyarakat.

Page 34: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

22

Pembelajaran Agama yang diperlukan adalah yang dirancang khusus

tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi jug berfungsi sebagai terapi untuk

mengobati jiwa dan raga. Karena itu Allah menurunkan Al-Qur’an yang

berfungsi untuk mengobati manusia secara menyeluruh Q.S al-Isra’ (17): 82

ن ٱلقرءان ما هو ش ل م ين إ ل خسارا وننز ل م يد ٱلظ ن ين ول يز لمؤم ٢٨فاء ورحمة ل

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian {al-

Israa’[17]:82}

Menurut (Salim, 2006) Al-Qur’an merupakan terapi dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman, yakni dapat menghilangkan sesuatau yang

terdapat di dalam hati berupa berbagai penyakit keragu-raguan,

kemunafikan, kemusyrikan dan kesesatan. Al-Qur’anul Karim dapat

menyembuhkan dari semua itu dan juga sebagai rahmat yang bisa

didapatkan padanya keimanan, hikmah , dan pencarian kebaikan dan

keinginan padanya. Dan hal ini tidak berlaku kecuali bagi orang yang

beriman kepadanya, membenarkannya dan mengikutinya, maka ia akan

menjadi terapi dan rahmat. Sedangkan orang kafir yang menzalimi dirinya

sendiri tidaklah mendengarkan al-Qur’an memberikan nilai tambah

kepadanya kecuali kian jauh dan kufur. Penyakit tesebut berasal dari orang

kafir itu sendiri, bukan dari al-Qur’an dan hal tersebut sebagaimana firman

Allah SWT.

ه قرءانا ين ءامنوا هدى ولو جعلن لذ قل هو ل ي وعرب ي تهۥ ءاعجم لت ءاي ا لقالوا لول فص ي فاء أعجم وش

كان بع ن م ئ ك ينادون م م عمى أول م وقر وهو عليه نون ف ي ءاذان ه ين ل يؤم ٤٤يد وٱلذ

Artinya: Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam

bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak

dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing

sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah

petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang

tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu

suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil

dari tempat yang jauh" {Fushshilat[41]:44}

5. Mekanisme Terapi Murottal al-Qur’an

Setiap suara atau musik akan masuk melalui telinga, kemudian akan

menggetarkan gendang telingga, mengguncang cairan di telinga bagian dalam,

Page 35: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

23

serta menggetarkan sel‐sel berambut di dalam koklea untuk selanjutnya melalui

saraf koklearis menuju ke otak. Musik atau suara ini akan diteruskan menuju 3

reticular activating system (3 jaras retikuler). Pertama, musik akan diteruskan

ke jaras retikuler‐talamus. Musik akan diterima langsung oleh talamus, yaitu

suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa lebih dulu

dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik‐buruk, maupun

inteligensia. Kedua, melalui hipotalamus mempengaruhi struktur basal

forebrain termasuk sistem limbik, dan ketiga, melalui akson neuron secara

difus mempengaruhi neokorteks. (Sirait dalam Supradewi, 2010).

Musik dapat mempengaruhi otak, hubungan saling mempengaruhi ini

terutama diproses oleh komponen otak yang terletak di tengah otak bernama

sistem limbik. Sistem limbik merupakan pusat emosi dari seluruh makhluk

mamalia yang memungkinkan seorang individu melihat masalah tidak saja dari

satu sudut, yakni rasionalitas, namun melihatnya dengan pendekatan emosi dan

intuisi (termasuk sense of art). (Supradewi, 2010).

Penelitian (Abdurrochman et al., 2007) bahwa orang yang mendengarkan

pembacaan (murottal) al-Qur’an memiliki efek terapi gelombang delta otak,

merupakan gelombang dominan pada fase dua dan empat, yang disebut juga

sebagai fase tidur gelombang lambat (slow-wave sleep). Penelitian diatas

didukung oleh penelitian (Fatimah & Zulkhah, 2015) yang menggunakan

Murattal al-Qur’an sebagai terapi insomnia pada lansia, yang menunjukkan

perbedaan bermakna derajat insomnia dari insomnia sedang menjadi insomnia

ringan pada kelompok intervensi dan kontrol. Mekanisme al-Qur’an

mempengaruhi gelombang otak sama seperti mekanisme efek music relaksasi.

Terapi murottal Al-Qur’an membutuhkan alat pendengaran, telinga

manusia merupakan indra pendengaran. Telinga hanya dapat mendengar

frekuensi bunyi dengan panjang gelombang 20Hz-20.000Hz. Intensitas atau

kekuatan suara diukur dalam desibel (dB).Pendengaran normal manusia

mampu mendengarkan dalam batas 60 dB-85dB (Sherwood, 2016)

6. Manfaaat terapi dengan Al-Qur’an

Menurut (Hakim, 2012) Beberapa manfaat yang didapatkan

menggunakan terapi al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Page 36: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

24

a) Ketentraman

Ketentraman ini diperoleh sabagi buah dari keyakinan dan prasangka baik

kepada Allah. Keyakinan dapat menimbulkan rasa optimis karena

bergantung kepada Allah. Hal ini sesuai dengan Q.S. Ar-Ra’d (13):28

وما كان ل رسول أن يأت ي ب ية جا وذر ن قبل ك وجعلنا لهم أزو ٱلله ل كل اية إ ل ب ذ ذن ولقد أرسلنا رسل م

تاب ٨٢أجل ك Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram {Q.S. Ar-Ra’d [13]:28}.

b) Kesehatan

Hakikat kesembuhan hanyalah milik Allah SWT. Dengan bertawakkal dan

keyakinan penuh insyaallah segalanya menjadi mudah. Karena keyakinan

ini maka hidup kita akan semakin sehat dan kuat

ضت فهو يشف ين ٢٨وإ ذا مر

Artinya: dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku {Asy-

Syu'ara[26]:80}.

c) Keselamatan

Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-Nya yang beriman hidup

menderita baik di dunia maupun di akhirat. Allah akan menjamin

keselamatannya baik di dunia dan akhirat. Hal ini tertuang di dalam Q.S.

Yunus (10):103

ن ين ل ك حقا علينا ننج ٱلمؤم ين ءامنوا كذ ي رسلنا وٱلذ ثم ننج

Artinya: Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang

yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan

orang-orang yang beriman{Q.S. Yunus [10]:103}

d) Keberkahan

Kasih sayang Allah SWT tidak hanya jaminan surga di akhirat namun juga

dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi. Sebagaimana firman

Allah SWT:

ن ك ن ٱلسماء وٱلرض ول ت م م برك ءامنوا وٱتقوا لفتحنا عليه هم ب ما كذبوا فأخذ ولو أن أهل ٱلقرى ن

بون ٦٩كانوا يكس

Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan

Page 37: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

25

bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa

mereka disebabkan perbuatannya {Al A'raf [7]:96}

D. Surah Ar-Rahman sebagai Terapi Insomnia

Surat Ar-Rahman merupakan ke 55 dalam mushaf Al-Qur’an, terdiri dari

78 ayat. Surat ini menjelaskan tentang banaknya nikmat yang Allah berikan

kepada makhluk-Nya, sebagai tanda bahwa Allah memiliki sifat Maha

Pengasih. Surat Ar-Rahman memiliki ayat yang dibaca berulang-ulang

sebanyak 31 kali yang berbunyi “Fabiayyi alaa’I Robbi Kuma Tukadzdzi

Baan” yang memiliki arti maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu

dustakan. Ar Rahman memiliki isi tentang keimanan, seluruh alam merupakan

nikmat Allah SWT yang diberikan pada manusia dan semua tunduk kepada

Allah SWT, serta asal penciptaan manusia dan jin.(Wati, 2014).

Surat Ar-Rahman memiliki tempo yang lambat mempunyai kisaran antara

60 sampai 120 bpm. Tempo lambat itu sendiri merupakan tempo yang seiring

dengan detak jantung manusia, sehingga jantung akan mensinkronkan detaknya

sesuai dengan tempo suara. (Srisuryani, 2016; Widyastuti, 2015). Bacaan

murottal al-Qur’an dengan tempo lambat, lembut dan harmonis akan

menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin, meningkatkan

rileksasi pada tubuh serta mempengaruhi kendali sistem limbik sebagai pusat

emosi pada manusia sehingga akan dapat mengendalikan alam perasaan.

Keyakinan terhadap al-Qur’an sebagai kitab suci sekaligus pedoman yang

berasal dari Allah SWT dapat meningkatkan rileks pada pendengar.(Nirwana,

2014; Srisuryani, 2016; Wahida, Nooryanto, & Andarini, 2015).

E. Mahasiswa

Mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-cita

pembangunan nasional, sementara itu Perguruan Tinggi merupakan lembaga

pendidikan yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab

mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi (Wulan &

Abdullah, 2014).

Tuntutan mahasiswa sebagai anggota masyarakat yang memiliki

intelektulitas tinggi, dituntut oleh pihak perguruan tinggi untuk dapat

Page 38: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

26

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tepat pada waktu yang telah

ditentukan (Wuryani & Kusrohmaniah, 2006).

Kebanyakan mahasiswa tingkat pertama memiliki rantang usia 18-25

tahun yaitu fase remaja akhir sampai dewasa muda. Rata-rata memiliki tidur

enam setengah jam per malam. Sekitar 20 % dari waktu tidur adalah tidur REM

yang tetap konsisten sepanjang hidup. Tekanan dalam pekerjaan, hubungan

keluarga, dan kegiatan social sering mengarah pada insomnia dan penggunaan

obat tidur. Kantuk di siang hari menyebabkan peningkatan jumlah kecelakaan,

penurunan produktivitas, dan masalah interpersonal dalam kelompok ini.

(Potter & Perry, 2005).

F. Kerangka Teori

Dimodifikasi dari Teori O’Brien (2014); Pieter (2011); Potter & Perry (2005);

Stuart, (2012)

Terapi Murottal al-Qur’an

Faktor Eksternal

Lingkungan

Obat-Obatan dan Zat lain

Penyakit Mental dan Fisik

Insomnia

Faktor Internal

Tingkat Stress

Kecemasan

Jenis Kelamin

Usia Outcome

Tidur Nyenyak/Deep

Sleep

Bagan 1 Kerangka Teori

Page 39: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

27

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah susunan kostruksi logika yang dibuat untuk

menjelaskan setiap variabel yang diteliti. Tujuan adanya kerangka konsep

adalah untuk membuat fokus peneliti untuk lebih terararh sehungga

memudahkan peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian serta memudhkan

dalam mengidentifikasi fungsi variabel penelitian tersebut (Pamungkas &

Usman, 2017).

Dimodifikasi dari Teori O’Brien (2014); Pieter (2011); Potter & Perry (2005);

Stuart, (2012)

Berdasarkan kerangka konsep diatas, variabel independen yaitu terapi

murattal al-Qur’an, sedangkan variabel dependennya adalah tingkat insomnia.

Dari kerangka konsep di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh terapi

mendengarkan murattal al-Qur’an terhadap tingkat insomnia pada mahasiswa

ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Hipotesis

Nursalam dalam Hidayat, (2008) hipotesis merupakan suatu kesimpulan

sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian. Biasanya hipotesis terdiri atas pernyataan terhadap ada atau tidak

adanya hubungan antara dua variabel, yakni variabel bebas (Independent

variable) dan variabel terikat (dependent varabel). Variabel bebas ini

merupakan variabel penyebabnya aatau variabel pengaruh, sedang variabel

terikat adalah variabel akibat atau variabel terpengaruh. Hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen

Terapi Murottal al-

Qur’an

Variabel Dependen

Tingkat Insomnia

Bagan 2 Kerangka Konsep

Page 40: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

28

1. Hipotesis nul (H0): tidak ada pengaruh terapi mendengarkan murottal al-

Qur’an terhadap tingkat Insomnia

2. Hipotesis alternatif (Ha): ada pengaruh terapi mendengarkan murottal al-

Qur’an terhadap tingkat Insomnia.

C. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat

Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Terapi

Murattal

al-

Qur’an

Terapi murattal

al-Qur’an

adalah terapi

mendengarkan

surat ar-

Rahman sampai

responden

tertidur pada

malam hari,

yang dibacakan

oleh Syeikh

Musyairi

Rasyid al-

Afassy

Meminta

mahasiswa

untuk

mendengarka

n al-Qur’an

surah ar-

Rahman

selama 13

menit

sebelum

tidur

Observasi

-Cek List

Responden

penelitian

mendengar-

kan audio

murotal

selama

waktu yang

ditentukan

Melakukan,

Tidak

Melakukan

2 Insomnia Gangguan tidur

berupa sulit

memulai dan

mempertahanka

n tidur,

terbangun lebih

awal dari waktu

bangun tidur

disertai adanya

rasa kantuk

yang berlebih

saat beraktivitas

di siang hari

Menghitung

skor

pertanyaan

yang dijawab

responden

Kuesioner

Insomnia

Scale

Index

Total nilai

= 0-7:

Tidak

Insomnia,

8 - 14:

Insomnia

Ringan,

15 – 21:

Insomnia

sedang,

22 - 28:

Insomnia

Berat

Skala Likert

Page 41: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

29

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pre-eksperimental design dengan rancangan

one group pre-posttest without control, yang dilakukan dengan cara

memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan

intervensi, setelah itu diberikan intervensi, kemudian posttest (pengamatan

akhir). Penelitian akan menggunakan jenis simple random sampling.

B. Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian adalah Kampus A Fakultas Kedokteran dan Fakultas

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Jalan Kertamukti Pisangan

Ciputat Timur. Peneliti memilih lokasi melakukan penelitian didasarkan oleh

data (Imadudin, 2012) yang menunjukkan bahwa relatif tingginya angka

insomnia pada mahasiswa dengan tingkat prevalensi 49, 4 %. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila

jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut terbatas dalam arti

dapat dihitung. Sedangkan bersifat tidak terbatas dalam arti tidak dapat

ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut (Hidayat,

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

berjumlah 328 mahasiswa.

Page 42: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

30

(1-1)(r-1 ) ≥ 15

(r-1 ) ≥ 15

r ≥15+1

≥16

1/(1-f)

= 1/(1-10%)

= 1,1111

= 1

S = 16+1

= 17

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakterisktik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008)

Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan

kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya

sampel yang tersebut digunakan. Pada penelitian ini akan menggunakan

simple random sampling, teori Gay dan Diehl dalam Indrawan &

Yaniawati, (2014) menyatakan bahwa jumlah sample untuk penelitian

ekperimental sebanyak 15 subjek per kelompok.

Keterangan:

t = banyak kelompok perlakuan

r = jumlah kelompok replikasi

dan jika terdapat sampel yang drop out maka akan berlaku rumus berikut

, f = proporsi ekperimen yang hilang atau mengundurkan diri atau

drop out

Page 43: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

31

Kriteria Inklusi sampel Penelitian adalah sebagai berikut :

a) Mahasiswa aktif Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

b) Mahasiswa bersedia menjadi responden penelitian.

c) Mahasiswa mengalami insomnia

Kriteria eklusi, yaitu :

a) Mahasiswa tidak bersedia menjadi responden

b) Menggunakan obat-obatan sedative atau zat tertentu penghambat tidur

c) Mahasiswa mengalami Penyakit mental atau medis

Penelitian ini hanya dapat mengumpulkan sampel penelitian sebanyak 12

orang, dikarenakan jumlah sample mengalami drop out pada saat dilakukan

terapi. Jumlah sampel sebanyak 12 orang telah mencukupi kriteria sampel

minimal berdasarkan teori Roscoe (1975), dikutip dalam Hill, (1998) yaitu :

a. Jumlah sampel pada penelitian eksprimental sederhana dengan experimental

control yang ketat, dapat digunakan ukuran sampel sekitar 10 sampai 20

b. Jumlah sampel antara 30 – 500 umumnya mencukupi.

c. Apabila sampel akan dipecah menjadi subsampel (misalnya pria/wanita,

muda/tua, dll), ukuran sampel minimum untuk tiap kategori adalah

30.Jumlah sampel pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi

multivariate), ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (sebaiknya 10

kali atau lebih) dari jumlah variable dalam penelitian.

d. Penggunaan analisa statistik dengan sampel kurang dari 10 tidak dianjurkan.

D. Instrumen

1. Insomnia Severity Index (ISI)

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner ISI yang sudah diuji

validitas dan reliabilitas dan sudah mendapatkan izin penggunaan dari

Charles M. Morin, Ph.D, yang merupakan seorang Professor bidang

Psikologi Universitas Laval di Quebec, Canada dan orang yang mengawali

kepenulisan di bidang Insomnia (Morin et al., 2011).

Instrumen memiliki tujuh item. Setiap item dinilai dalam skala dari 0

sampai 4 dari yang kurang ke yang lebih parah. Skor total adalah jumlah

Page 44: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

32

masing-masing item dan dapat berkisar dari 0 sampai 28 (28 = insomnia

paling parah).

Interpretasi Skor ISI (Total skor berkisar antara 0-28):

Skor antara 0-7; Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada insomnia yang

signifikan secara klinis saat ini.

Skor antara 8-14; menunjukkan adanya gejala insomnia dengan tingkat

keparahan ringan sampai sedang.

Skor antara 15-21; menunjukkan bahwa pasien mengalami gejala

insomnia dengan tingkat keparahan sedang; Gejala semacam itu biasanya

cukup signifikan untuk menjamin evaluasi dan perawatan lebih lanjut.

Skor antara 22-28; menunjukkan bahwa Anda mengalami insomnia parah

terkait dengan penurunan fungsi siang hari yang signifikan.

2. Kuesioner Insomnia Skrinning Toward Optimized Practice (TOP)

Kuesioner Insomnia Skrinning adalah alat skrining yang digunakan

untuk memandu dokter dalam evaluasi klinis insomnia. Ini digunakan untuk

menyaring gangguan tidur utama seperti yang ditunjukkan dalam Algoritma

Insomnia. Berdasarkan aturan umum di bawah ini dokter harus melakukan

evaluasi klinis yang lebih rinci dan / atau merujuk di mana dia merasa itu

tepat. Kuesioner ini terdiri atas 17 pertanyaan dan tediri dari 6 kriteria

diagnostik insomnia beserta penyakit penyerta (Toward Optimized Practice

(TOP) Insomnia Working Group, 2015).

Pilihan jawaban terdiri atas 5 jawaban yaitu :

Tidak Pernah = 1,

Jarang = 2

Kadang = 3

Sering = 4

Selalu = 5

Berikut adalah beberapa domain diagnostik pada kuesioner skrinning

insomnia :

Insomnia: Q1-6

Gangguan Psikiatri: Q7-10

Page 45: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

33

Gangguan Irama Sirkadian: Q11

Gangguan Pergerakan: Q12-13

Parasomnia: Q14

Pernafasan Pernafasan Tidur (Sleep Apnea): Q15-17

E. Konsep Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas instrumen digunakan untuk mencegah adanya variabel

perancu yang bisa menyebabkan terjadinya bias dalam suatu penelitian. Secara

umum ada 3 tipe validitas sebuah instrument yaitu; internal validity (validitas

isi), construct validity (validitas konstruk) dan external validity (validitas

eksternal). (Pamungkas & Usman, 2017).

Konsep reliabilitas instrument berkaitan erat dengan masalah kekeliruan

pengukuran variabel. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan

inkonsistensi hasil pengukuran ulang terhadap kelompok yang

sama.(Pamungkas & Usman, 2017)

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini telah diuji pada 41 orang

mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mahasiswa angkatan 2014,

yang disebarkan via online . Pengisian dilaksanakan di tempat kediaman

masing-masing responden.

1. Insomnia Severity Index (ISI)

Uji validitas kuesioner Insomnia Severity Index dilakukan pada 41

orang Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode yang korelasi

Pearson Product Moment sig. 2 tail dengan α = 0.05. Seluruh tujuh item

pertanyaan telah memenuhi persyarat validitas.

Uji reliabilitas kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) ini

menggunakan uji alpha Cronbach’s. Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika

nilai alpha Cronbach’s > 0,6. Hasil uji reliabelitas kuesioner ini

menunjukkan bahwa dengan nilai alpha Cronbach’s berada pada rentang

0.780, tujuh item pertanyaan pada kuesioner ISI adalah reliabel.

Page 46: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

34

2. Insomnia Skrinning Toward Optimized Practice (TOP)

Uji validitas kuesioner Skrinning Toward Optimized Practice (TOP)

dilakukan pada 41 orang dengan menggunakan metode korelasi Pearson

Product Moment sig. 2 tail. Item pertanyaan diuji dengan menggunakan

program komputer. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat 15 item

pertanyaan yang valid dari 17 pertanyaan yang ada pada kuesioner, 2 item

pertanyaan yang tidak valid pada kuesioner yakni item pertanyaan 4 dan

pertanyaan 5, yang memiliki jumlah signifikansi > nilai α = 0,05.

Pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan dari dari kuesioner,

kemudian dilakukan uji validitas kembali terhadap 15 pertanyaan yang

valid. Hasil uji Pearson Product Moment sig. 2 tail menunjukkan bahwa

semua item pertanyaan adalah valid.

Uji reliabilitas kuesioner ini menggunakan uji alpha Cronbach’s.

Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai alpha Cronbach’s > 0,6. Hasil

uji reliabilitas kuesioner ini menunjukkan bahwa dengan nilai rata-rata

alpha Cronbach’s adalah 0.784, item pertanyaan pada kuesioner Insomnia

Skrinning Toward Optimized Practice (TOP) adalah reliabel.

G. Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data terdiri dari editing, coding, sorting dan entry

data. Prosedur pengolahan data. Menurut (Notoatmodjo, 2012) terdapat

beberapa tahapan untuk mengolah data dengan menggunakan program dari

komputer, yakni:

1. Editing

Hasil wawancara, angket ataupun pengamatan lapangan telah

disunting terlebih dahulu (edit), yaitu dengan memeriksa kembali,

mengecek, dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Jika

terdapat pengambilan data yang tidak lengkap maka dapat dilakukan

pengambilan data ulang jika mungkin dilakukan pengambilan data ulang.

Hasil pengisian kuesioner insomnia skrinning TOP disunting dengan

memeriksa kelengkapan isian dari responden, memeriksa duplikasi data dan

menyortir data berdasarkan waktu pengisian kuesioner. Hasil tersebut

Page 47: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

35

kemudian diolah menggunakan Software komputer, untuk dikategorikan

sesuai dengan kriteria insomnia ada kuesioner TOP tersebut. Hasil skrinning

kemudian dilakukan pemilihan menggunakan teknik random sampling

dengan menggunakan Software komputer.

Responden yang dipilih berdasarkan Random Sampling tersebut

kemudian diberikan pre-test berupa kuesioner ISI yang diisi sebelum

melakukan intervensi. Data hasil pengisian ISI telah dilakukan

penyuntingan yakni dengan memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

dan mengurutkan data berdasarkan abjad.

2. Coding

Selanjutnya setelah dilakukan penyuntingan (edit) pada kuesioner

kemudian akan dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau pun huruf menjadi data angka atau bilangan. Berikut

adalah daftar kode yang digunakan untuk pengkodean pada data hasil

kuesioner, yaitu :

a. Pengkodean pada hasil jawaban kuesioner ISI responden ;

1) Tidak Ada = 0,

2) Ringan =1,

3) Sedang =2,

4) Berat= 3,

5) Sangat Berat = 4.

b. Pengkodean pada Jenis Kelamin yaitu

1) Laki-laki =1

2) Perempuan =2.

c. Pengkodean pada skor kategori insomnia yaitu;

1) 0 = Tidak Insomnia,

2) 1 = Insomnia Ringan,

3) 2 = Insomnia Sedang

4) 3 = Insomnia Berat.

3. Data entry

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau software komputer.

Page 48: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

36

4. Cleaning

Apabila semua data telah dimasukkan, maka perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan data

dan sebagainya. Kemudian akan dilakukan koreksi atau pembetulan. Proses

ini disebut data cleaning atau pembersihan data.

H. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Peneliti meminta Izin melakukan pengambilan data di lokasi penelitian dengan

menggunakan Kuesioner

2. Peneliti melakukan pemilihan responden penelitian berdasarkan kriteria inklusi

insomnia. Pemilihan dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Skrinning

Insomnia dari Toward Optimized Practice (TOP) working group

3. Menjelaskan secara rinci, tujuan, manfaat dan tahap penelitian sesuai dengan

etika penelitian dan memberikan lembar kerja

4. Mengukur tingkat insomnia pada responden (Pretest) sebelum intervensi,

menggunakan kuesioner insomnia severity index (ISI)

5. Melakukan intervensi (mendengarkan murottal Al-Qur’an) surah Ar-Rahman

menggunakan audio Syeikh Mishary Rasyid Al-Afasy selama 8 hari berturut-

turut setiap menjelang responden tidur sampai responden tertidur.

6. Responden Mendengarkan audio dengan earphone/tidak bergantung

kenyamanan pasien.

7. Responden diminta mengisi Cek list Monitoring pada saat bangun.

8. Mengukur tingkat insomnia anak (posttest) setelah intervensi setelah responden

dilakukan intervensi

9. Mengumpulkan data untuk diolah dan dianalisa menggunakan program

Software komputer.

Page 49: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

37

Post-test

Perlakuan

Pre-test

Menentukan

Subjek Penelitian

Melakukan

Pengamatan/pengukuran

pada efek atau dampak

Hasil

Pengamata

n/pengukur

an

Melakukan

Pengamatan/

pengukuran pada efek

atau dampak

Penelitian dimulai

dari sini

Melakukan Screening

Bagan 3 Alur Penelitian Terapi Murottal al-Qur’an

Page 50: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

38

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Hasil dari analisa univariat berupa distribusi frekuensi, tendensi

sentral, ukuran penyebaran maupun presentase dari setiap variabel (Imron,

2014). Analisa univariat pada penelitian ini meliputi data demografik,

meliputi umur, jenis kelamin serta analisa tingkat kecemasan sebelum dan

sesudah intervensi.

2. Analisa Bivariat

Model analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan

antar variabel. Hubungan tersebut yang terjadi mempunyai tiga

kemungkinan, yaitu:

Ada hubungan tetapi bersifat simetris, tidak saling mempengaruhi

Saling mempengaruhi antara dua variabel

Sebuah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (Imron, 2014)

Penelitian ini menggunakan analisis bivariat berupa uji alternatif T paired

test yaitu uji Wilcoxon

J. Etika Penelitian

1. Prinsip Manfaat

Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan

atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia

untuk dieksploitasi. Penelitian dihasilkan dapat memberikan manfaat dan

memepertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila

penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam etik.

2. Prinsip Menghormati Manusia

Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia, karena

manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau atau tidak

diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak

dalam perlakuan terhadap manusia .

Page 51: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

39

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penjelasan berikut ini merupakan hasil penelitian pengaruh

medengarkan murottal Al-Qur’an pada mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada 12 orang mahasiswa program

studi ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan data

dilakukan pada tanggal 18 mei-02 Juni 2018 bertempat di kampus Fakultas Ilmu

Kesehatan (FIKes) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden diberikan terapi

murottal Al-Qur’an saat hendak tidur sampai dengan responden tertidur.

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

Persebaran mahasiswa program studi ilmu keperawatan berdasarkan

jenis kelamin sebagai berikut.

Tabel 1 Gambaran Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin n (%)

Laki-Laki 1 8.3

Perempuan 11 91.7

Total 12 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin yang dominan pada

mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah

Perempuan dengan jumlah persentase sebesar 94.1 % (n=14 orang).

Analisa Univariat pada penelitian ini adalah menjelaskan tingkat

insomnia pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebaran

tingkat insomnia tertinggi ada pada kelompok pre-Intervensi dengan

kategori insomnia ringan sebesar 52,9 % (n=9 orang). Berikut adalah tabel

sebaran insomnia pada responden sebelum dan sesudah intervensi.

Page 52: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

40

Tabel 2 Analisa Univariat Sebaran Insomnia pada Responden

Kelompok Intervensi Kriteria Insomnia

Tidak

Insomnia

Insomnia

Ringan

Insomnia

Sedang

Insomnia

Berat

n(%) n(%) n(%) n(%)

Pre 0 (0.0) 9(75.0) 3(25.0) 0(0.0)

Post 1(8.3) 7(58.3) 4(33.3) 0(0.0)

Hasil analisa univariat tersebut menunjukkan bahwa sebaran insomnia

pada mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pre-

intervensi adalah tidak ada responden yang tidak mengalami insomnia,

Insomnia ringan ada 9 orang (75,0 %), Insomnia sedang 3 orang (25,0 %),

dan tidak ada responden yang mengalami insomnia parah (0.00 %). %

Jumlah tertinggi terdapat pada kelompok insomnia pre-intervensi yaitu pada

kelompok insomnia ringan, terdapat 9 orang responden yang mengalami

insomnia

Analisa univariat pada kelompok insomnia post-intervensi yaitu tidak

insomnia terdapat 1 orang (8.3 % ), insomnia ringan ada 7 orang (58.3 %),

insomnia sedang ada 4 orang (33.3 %), dan tidak ada responden yang

mengalami insomnia parah (0.0 %). % Jumlah tertinggi pada kelompok

insomnia post-intervensi yaitu pada kelompok dengan kategori insomnia

ringan sebesar 7 orang (58.3 %) , sedangkan kelompok terendah adalah

kelompok dengan kategori insomnia parah 0.0 % (n=0).

Tabel 3 Tabulasi Silang (Crosstab) Tingkat Insomnia dengan Jenis

Kelamin

Tingkat Insomnia

Tidak

Insomnia

Insomnia

Ringan

Insomnia

Sedang

Insomnia

Berat

Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

Jenis

Kelamin

L 0 0 1 1 0 0 0 0

P 0 1 8 6 3 4 0 0

Tabel diatas merupakan hasil tabulasi silang tingkat insomnia pre dan

post-intervensi berdasarkan jenis kelamin. Hasil diatas menunjukkan bahwa

jumlah perempuan yang mengalami insomnia ringan sebelum intervensi yaitu 8

Page 53: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

41

orang sedangkan jumlah perempuan yang mengalami insomnia sesudah

intervensi adalah 6 orang. Terdapat 2 orang responden berjenis kelamin

perempuan yang mengalami perubahan kategori insomnia, yakni dari kategori

insomnia ringan menjadi kategori insomnia dan 1 orang responden dari

kategori insomnia ringan menjadi kategori tidak insomnia yang berjenis

kelamin perempuan. Jenis kelamin laki-laki tidak ada perubahan tingkat

insomnia baik pada sebelum dan sesudah intervensi, yakni pada kategori

insomnia ringan.

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat berikut akan menunjukkan ada atau tidak adanya

pengaruh pemberian terapi mendengarkan murottal al-Qur’an terhadap tingkat

insomnia yang dialami responden. Jumlah sampel pada penelitian ini kurang

dari 50 orang (n=12) sehingga menggunakan uji Shapiro-Wilk, untuk uji

normalitas data. Persebaran data penelitian dinilai normal jika nilai p ≥ 0.05.

Data pada penelitian ini memiliki nilai p <0,05 maka sebaran data dianggap

tidak normal. Uji bivariat pada penelitian ini menggunakan uji alternatif T

paired test yaitu uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95 % (nilai α =

0,05). Ada satu syarat uji T paired test yang tidak terpenuhi yaitu persebaran

data harus normal, maka dapat melakukan uji Wilcoxon sebagai uji alternatif

dari uji T paired test.

Syarat dilakukan uji Wilcoxon yaitu data berupa ordinal, data

berpasangan, yaitu dikumpulkan dari responden yang sama serta dilakukan

pengukuran sebelum dan sesudah intervensi (Dahlan, 2011). Penelitian ini

menggunakan responden yang sama dan dilakukan pengukuran sebelum dan

sesudah intervensi, maka telah mencukupi syarat untuk dilakukan uji Wilcoxon.

Page 54: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

42

Tabel 4 Analisa Bivariat Pengaruh Murottal Sebelum dan Sesudah

Intervensi

Kelompok Intervensi N Mean Std. Deviation P Value

Insomnia Pre 12 2,25 0,452 0,386

Insomnia Post 12 2,5 0,622

Hasil Uji alternatif Wilcoxon menunjukkan tidak adanya perbedaan

signifikan pada jumlah rata-rata tingkat insomnia pada kedua kelompok yaitu

2.25 pada kelompok pre-intervensi dan 2.50 pada kelompok post-intervensi

dengan simpangan baku ± 0.452 pada kelompok pre intervensi dan ± 0.622

pada kelompok post-intervensi. Nilai p value > 0.05, maka hipotesis nul (H0)

diterima. Tidak ada perbedaan yang signifikan pengaruh terapi mendengarkan

murottal al-qur’an terhadap tingkat insomnia.

Page 55: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

43

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian. Hasil penelitian akan dikaitkan dengan tinjauan pustaka yang telah di

jelaskan pada bab sebelumnya. Keterbatasan penelitian akan memaparkan

keterbatasan yang terjadi selama penelitian dilakukan.

A. Karakteristik Responden

Karakterisktik responden pada penelitian ada dua yaitu usia dan jenis

kelamin. Usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang memiliki keterkaitan

dengan gangguan tidur terutama insomnia. Penelitian ini akan menjelaskan

interpretasi hasil penelitian pada jenis kelamin dan usia, yang akan dikaitkan

dengan tinjauan pustaka pada bab sebelumnya. Jenis kelamin dan usia akan

dianalisis menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Responden pada penelitian ini diambil secara simple random sampling

yang telah dilakukan skrinning insomnnia. Responden terpilih merupakan

mahasiswa yang mengalami insomnia, yang mana kriteria insomnia telah

ditentukan dengan kuesioner TOP insomnia screening.

Hasil penelitian menunjukkan persebaran usia responden pada

penelitian ini berkisar antar usia 18-21 tahun. Frekuensi usia yang paling

banyak adalah pada usia 20 tahun berjumlah 6 orang (50.0%). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Gunanthi dan Diniar, (2016) yang

menyatakan bahwa kecenderungan gangguan tidur responden berdasarkan

usia didapatkan pada mahasiswa berusia 20 tahun. Penelitian ini mendukung

penelitian Imadudin (2012), menyatakan bahwa mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami

insomnia sebesar 31,3 % dari 160 responden penelitian.

Hasil distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin menunjukkan bahwa responden yang mengalami insomnia

didominasi oleh perempuan, sebesar 11 responden (91.7 %). Data penelitian

menunjukkkan perbedaan yang bermakna, disebabkan perbedaan distribusi

Page 56: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

44

antara jumlah laki-laki dan perempuan. Distribusi jumlah perempuan dan

laki-laki pada penelitian ini memiliki perbedaan yang jauh, yang mana jumlah

laki-laki adalah 1 orang responden (8.3 %). Sedangkan jumlah responden

berjenis kelamin perempuan berjumlah ada 11 orang responden (97.3 %).

Hasil penelitian ini sejalan dengan data hasil penelitian Dewi &

Ardani (2014), menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami

insomnia daripada seorang laki-laki dengan rasio perbandingan 1:5, yang

berarti setiap satu orang laki-laki yang mengalami insomnia berbanding

dengan lima orang perempuan yang mengalami insomnia. Perempuan

memiliki kualitas tidur yang lebih buruk serta lebih beresiko 1.4 kali untuk

mengalami insomnia dari pada laki-laki. Salah satu faktor yang berkaitan

dengan insomnia dan kualitas tidur adalah gender. (Tang et al., 2017).

Penelitian di Hongkong juga menunjukkkan bahwa perempuan memiliki

resiko 1.6 kali lebih tinggi untuk mengalami insomnia dari pada laki-laki.

Faktor tersering yang berkaitan dengan kejadian insomnia pada perempuan

yaitu menjadi ibu rumah tangga, perceraian/janda, serta keluhan lingkungan

yang riuh pada malam hari (Li RH, Wing YK, Ho SC, 2002).

B. Gambaran Tingkat Insomnia Sebelum dan Sesudah Intervensi

Responden yang telah dipilih secara simple random sampling

kemudian akan dianalisis sebaran insomnia sebelum dan sesudah intervensi.

Peneliti menggunakan Insomnia Severity Index (ISI) untuk mengukur tingkat

insomnia sebelum dan sesudah intervensi.

Kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) akan mengklasifikasikan

hasil jawaban responden menjadi 4 kategori yaitu tidak insomnia, insomnia

ringan, insomnia sedang, insomnia berat. Kategori tersebut disusun

berdasarkan skor akhir yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisa

univariat pada penelitian ini akan menjelaskan persebaran tingkat insomnia

pada responden. Analisa persebaran insomnia pada penelitian ini akan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Hasil analisa persebaran insomnia pada kelompok pre-intervensi

menunjukkan bahwa responden banyak mengalami insomnia ringan dan

insomnia sedang. Jumlah responden mengalami insomnia ringan adalah 9

Page 57: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

45

orang (75.0%) dan jumlah responden yang mengalami insomnia sedang

adalah 3 orang (25.0%).Tidak ada responden yang dikategorikan tidak

insomnia dan insomnia berat. Data pada kelompok post-intervensi

berdasarkan sebaran insomnia yaitu 1 orang responden (8.3%) dengan

kategori tidak insomnia, 7 orang responden (58.3%) dengan kategori

insomnia ringan, 4 orang responden (33.3%) dengan kategori insomnia

sedang dan tidak ada responden yang mengalami insomnia berat (0.0%).

Jumlah total mahasiswa PSIK mengalami insomnia pada pre-intervensi

adalah sebanyak 12 orang (100.0%), pada kelompok post-intervensi sebanyak

11 orang (91.7%). Hasil ini menunjukkan bahwa angka kejadian insomnia

terjadi penurunan setelah dilakukan intervensi. Hasil ini selaras dengan

penelitian Imadudin (2012), menyatakan bahwa 49,4 % mahasiswa FKIK

angkatan 2011 mengalami insomnia pada tahun 2012.

C. Analisa Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap Tingkat

Insomnia

Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji alternatif T

paired test yaitu uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p value >

0,05 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh terapi murottal. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Anah (2016), menyatakan bahwa terapi murottal

al-Qur’an tidak efektif diberikan pada anak autis. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian Permana & Ishak, (2017), menyatakan bahwa

mendengarkan murottal al-Qur’an beserta terjemahnya tidak efektif untuk

meningkatkan kualitas tidur pada santriwati tingkat pertama MTs di

Yogyakarta.

Penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian (Mahlufi, 2016;

Mujamil, Harini, & Fauziah, 2017; Srisuryani, 2016; Suryaningsih, 2011)

bahwa terapi murottal al-Qur’an efektif diberikan kepada lansia, anak usia 1-5

tahun dan mahasiswa tingkat akhir yang mengalami insomnia. Penelitian lain

yang berlawanan, menunjukkan bahwa terapi murottal al-Qur’an efektif

diberikan pada orang yang mengalami kecemasan baik pada anak-anak

presirkumsisi (Silviani, 2015), pasien diabetes mellitus (Nirwana, 2014),

pasien haemodialisa (Zahrofi, Maliya, & Listyorini, 2014), pasien pra-operasi

Page 58: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

46

(Faradisi, 2012; Rahman, 2017), dan pasien pre-operasi laparotomi (Faridah,

2015). Terapi murottal al-Qur’an juga efektif dalam mengurangi nyeri yaitu

nyeri dismenorea (Amirul, Tafwidhah, & Adiningsih, 2013), nyeri persalinan

kala I sekaligus menstimulasi Beta endorfin (Wahida, dkk 2015; Yana, dkk

2015), nyeri post operasi Sectio Caesaria (Mulyani, 2016) dan (Rantiyana,

dkk, 2017).

Sebagian besar penelitian tentang terapi insomnia dengan murottal al-

Qur’an menunjukkan bahwa terapi murottal al-Qur’an efektif diberikan pada

lansia, namun untuk pemberian pada anak-anak sampai remaja akhir masih

belum banyak ditemukan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai penggunaan terapi murottal pada anak sampai usia remaja akhir.

Hasil Penelitian ini menunjukkan hasil yang berlawanan dengan beberapa

penelitian sebelumnya. Beberapa penyebab kurang efektifnya terapi murottal

al-Qur’an yaitu berbeda tingkat stres (Wuryani & Kusrohmaniah, 2006) dan

perubahan irama sirkadian (Toward Optimized Practice (TOP) Insomnia

Working Group, 2015).

Faktor resiko yang mempengaruhi insomnia dapat berupa usia, jenis

kelamin, sosial ekonomi dan faktor lain seperti perceraian, ansietas, depresi,

penyakit medis, dan lain sebagainya. Semakin tua usia seseorang maka

semakin meningkat resiko insomnia yang dialaminya, sedangkan jenis

kelamin perempuan akan lebih beresiko mengalami insomnia. Seseorang

dengan sosial-ekonomi rendah atau pendidikan rendah memiliki resiko

insomnia paling tinggi (Toward Optimized Practice (TOP) Insomnia Working

Group, 2015). Faktor lainnya yang mendukung insomnia diantaranya adalah

kecemasan, konsumsi kopi, dan stres. Penelitian Yudha, dkk (2017),

Kecemasan juga mendukung terjadinya insomnia, kecemasan memiliki

hubungan yang cukup kuat dengan insomnia dengan nilai p value = 0,001.

Penelitian Imadudin, (2012), menunjukkan bahwa ada hubungan minum kopi

dengan insomnia pada mahasiswa. Penelitian ini juga didukung oleh

penelitian Wulandari dkk 2017, menyatakan bahwa ada hubungan tingkat

stres dengan tingkat insomnia, prevalensi insomnia yang paling sering

dialami oleh mahasiswa adalah insomnia ringan.

Page 59: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

47

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan diantaranya adalah

tidak diteliti dan tidak dihomogenkan faktor penyebab insomnia,

terutama tingkat stres, lingkungan, kecemasan serta faktor lainnya.

Jumlah sampel penelitian yang kecil dan jadwal pengambilan data yang

bersamaan dengan bulan suci ramadan membuat peneliti terkendala.

Perubahan siklus tidur-bangun dari bulan biasa ke bulan suci ramadan,

juga mempersulit peneliti untuk mengendalikan faktor insomnia. Jumlah

laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang membuat presentasi data

juga tidak seimbang.

Page 60: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

48

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa yang

mengalami mayoritas insomnia dialami oleh jenis kelamin perempuan

sebanyak 97.3 % (n=9)

2. Tingkat insomnia yang paling banyak dialami oleh mahasiswa PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta mayoritas pada kategori insomnia ringan

sebanyak 75.0 % (n=9) pada kelompok pre-intervensi dan 58.3% pada

kelompok post-intervensi

3. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terapi murottal kurang efektif

terhadap tingkat insomnia setelah dilakukan intervensi.

B. Saran

1. Mahasiswa

Bagi mahasiswa hendaknya mampu memanajemen stres dan waktu

istirahat dengan baik, sehingga mampu melakukan koping yang tepat

terhadap permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Manajemen waktu

istirahat yang tepat tentu akan mampu meningkatkan kualitas aktivitas di

siang hari.

2. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mengembangkan penelitian ini

dengan jumlah sampel yang lebih besar serta mengontrol faktor penyebab

insomnia dengan lebih selektif lagi. Sehingga akan didapatkan hasil yang

benar-benar terhindar dari bias pada penelitian, serta dapat diakui

keakuratannya. Penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan

sehingga sangat dibutuhkan masukan dari penelitian selanjutnya di

kemudian hari.

Page 61: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

49

3. Institusi Keperawatan

Bagi institusi pendidikan hendaknya memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan dengan religiusitas,

Sehingga akan terbentuk karakter perawat yang memiliki integritas

keilmuan yang baik.

4. Bagi Keperawatan

Bagi keperawatan hendaknya terapi medis yang terintegrasi dengan

ilmu religius dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Tak sekedar hanya

menjadi tuntunan agama, namun juga dapat diaplikasikan di dunia

keperawatan secara khususnya dan dunia medis secara umum.

Page 62: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

50

DAFTAR PUSTAKA

Journal

Abdurrochman, A., Wulandari, R. D., & Fatimah, N. (2007). The Comparison of

Classical Music , Relaxation Music and The Qur ’ anic Recital : an AEP

Study.

Amirul, I., Tafwidhah, Y., & Adiningsih, B. (2013). Efektivitas Terapi Murottal

Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi

Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 2013. Pontianak:

Universitas Tanjungpura.

Anah, M. N. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kemampuan

Komunikasi Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Bantul

Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dahlan, M. S. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan; Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat. Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, P. A., & Ardani, I. G. A. I. (2014). Angka Kejadian serta Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti

Sosial TresnaWerda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013. E-Jurnal

Medika Udayana.

Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan. Jurnal

Ilmiah Kesihatan. https://doi.org/10.1533/9780857096326.index

Faridah, V. N. (2015). Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan Tingkat

Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan.

Fatimah, F. S., & Zulkhah, N. (2015). Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-

Qur’an terhadap Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari

Sleman Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia.

https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(1).20-25

BUKU

Gholib, A. (2006). Study Islam : Pengantar memahami Agama. al-Qur’an, al-

Hadis dan Sejarah Peradaban Islam.

Ginting, H. W. B., & Gayatri, D. (2013). Kualitas Tidur pada Mahasiswa.

Gunanthi, M. W. M., & Diniar, N. K. S. (2016). Prevalensi dan Gambaran

Gangguan Tidur Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Semester I Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Page 63: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

51

Hakim, L. (2012). Terapi Qur’ani untuk Menyembuhkan dan Rizki Tak Terduga.

Jakarta: Link Consulting.

Hidayat, A. A. A. (2008). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika.

Hill, R. (1998). What Sample Size Is “Enough” In Internet Survey Research? An

Electronic Journal for the 21st Century, 6(3–4), 1–10.

Imadudin, M. I. (2012). Prevalensi Insomnia pada Mahasiswa FKIK UIN

Angkatan 2011 pada Tahun 2012. Jakarta.

Imron, M. (2014). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Sagung

Seto.

Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen,Pembangunan, dan Pendidikan.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Lavie, P., Pillar, G., & Malhotra, A. (2005). Sleep Disorders :Diagnosis,

Management And Treatment A Hand Book For Clinician. London: Martin

Dunitz.

Li RH, Wing YK, Ho SC, F. S. (2002). Gender differences in insomnia--a study in

the Hong Kong Chinese population.

Mahlufi, F. (2016). Tidur Penderita Insomnia pada Lanjut Usia ( Lansia ) di

Kecamatan Pontianak Tenggara.

Mallon, L., Broman, J.-E., Åkerstedt, T., & Hetta, J. (2014). Insomnia in Sweden:

A Population-Based Survey. Sleep Disorders.

https://doi.org/10.1155/2014/843126

Morin, C. M., Belleville, G., Bélanger, L., & Ivers, H. (2011). The Insomnia

Severity Index: Psychometric Indicators to Detect Insomnia Cases and

Evaluate Treatment Response. Sleep. https://doi.org/10.1093/sleep/34.5.601

Mujamil, J. A., Harini, R., & Fauziah, L. (2017). Pengaruh Mendengarkan Al-

Qur’an terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir

Program Studi Sarjana Keperawatan Angkatan 2012 di STIK Immanuel

Bandung. Jurnal Sehat Masada, XI, 73–80.

Mulyani, W. (2016). Pengaruh Distraksi Audio Murottal Al-Qur"an Terhadap

Penurunan Nyeri Pasien post operasi sectio caesarea.

Nata, A. (2000). Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I). Jakarta:

PT.RajaGrafindo Persada.

Nirwana. (2014). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Perubahan

Tingkat Kecemasan Pasien Diabetes Melitus Di Rsud.

Page 64: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

52

Nolen, S., & Hoeksema. (2007). Abnormal Pschology. New York: McGraw-Hill.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

O’Brien, P., Kennedy, W. Z., & Ballard, K. A. (2014). Keperawatan Kesehatan

Jiwa Psikiatrik ;Teori dan Praktik. (B. Angelina, Ed.). Jakarta: EGC.

Oryza, widya. (2016). Insomnia Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Penyusunan

Skripsi Di Universitas ‘ Aisyiyah Yogyakarta Penyusunan Skripsi Di

Universitas. Yogyakarta.

Pamungkas, R. A., & Usman, A. M. (2017). Metodologi Riset Penelitian. Jakarta:

TIM.

Permana, I., & Ishak, F. (2017). the Effect of Listening to Surah Ar-Rahman and

Reading the Meaning to Improve the Sleep Quality among Grade 1 Student

of a Junior High Female. Yogyakarta.

Pieter, herri zan, Janiwarti, B., & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi

untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Pitaloka, R. D., Utami, G. T., & Novayelinda, R. (2015). Hubungan Kualitas

Tidur Dengan Tekanan Darah Dan Kemampuan Konsentrasi Belajar

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Jom.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan;

Konsep, Proses dan Praktik. (M. Ester, D. Yulianti, & P. Intan, Ed.).

Jakarta: EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Rahman, R. T. A. (2017). Murottal Therapy To Anxiety Levels Of Patients Pre-

Operative At Sari Mulia Hospital Banjarmasin. Banjarmasin: Sari Mulia

International Conference on Health and Sciences (SMICHS 2017).

Rantiyana, Florencia, M., & Suratun. (2017). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an

Terhadap Nyeri Pada Pasien Luka Bakar. Palembang: Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan Muhammadiyah Palembang.

Salim, A. H. A. (2006). Terapi Al-Qur’an untuk Penyakit Fisik dan Psikis. (M.

Suparta, Ed.). Jakarta: Penerbit Asta Buana Sejahtera.

Sarfriyanda, J. ’, Karim, D. ’, & Dewi, A. P. (2015). Hubungan Antara Kualitas

Tidur Dan Kuantitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal

Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan.

Sherwood, L. (2016). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Page 65: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

53

Shihab, M. Q. (1994). Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Penerbit MIzan.

Silviani, N. E. (2015). Pengaruh Mendengarkan Murottal Al- Qur’an terhadap

Tingkat Kecemasan Anak Presirkumsisi di Rumah Sunatan Bintaro.

Srisuryani. (2016). Pengaruh Terapi Audio Murottal Surah Ar-Rahman terhadap

Tingkat Insomnia pada Lanjut Usia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma

Ponggalan Yogyakarta.

Stuart, G. W. (2012). Principles and Pratice of Psychiatric Nursing. Missouri:

Elsevier Mosby.

Supradewi, R. (2010). Otak , Musik, Dan Proses Belajar. Buletin Psikologi.

https://doi.org/10.22146/bpsi.11538

Suryaningsih, M. (2011). The Effect Of Murottal Alquran On The Sleep Quality

Of Children (1-5 Years Old). Madura: STIKes Ngudia Husada Madura.

Tang, J., Liao, Y., Kelly, B. C., Xie, L., Xiang, Y. T., Qi, C., … Chen, X. (2017).

Gender and Regional Differences in Sleep Quality and Insomnia: A General

Population-based Study in Hunan Province of China. Scientific Reports.

Nature Publishing Group. https://doi.org/10.1038/srep43690

Toward Optimized Practice (TOP) Insomnia Working Group. (2015). Guideline

for assessment to management of adult insomnia: clinical practice guideline.

Toward Optimized Practice. Edmonton AB: Toward Optimized Practice.

Wahida, Nooryanto, M., & Andarini, S. (2015). Terapi Murotal Al-Qur ’an Surat

Arrahman Meningkatkan Kadar β -Endorphin dan Menurunkan Intensitas

Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Kedokteran Brawijaya

Vol. 28 No. 3, 28(3), 213–216.

Wati, W. (2014). Pengaruh terapi murotal al-qur’an terhadap kadar glukosa darah

pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit DRM Djamil Padang.

Widyastuti, I. K. A. W. (2015). Naskah Publikasi Pengaruh Terapi Murottal Surah

Ar - Rahman Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (

Lansia ) Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Kenanga Wilayah

Program Studi Ilmu Keperawatan.

Wilson, S., & Nutt, D. J. (2013). Oxford Psychiatry Library : Sleep Disorder.

London: Oxford University Press.

Wulan, D. A. N., & Abdullah, S. M. (2014). Prokrantinasi Akademik Dalam

Penyelesaian Skripsi. Jurnal Sosio-Humaniora, 5(1), 55–74.

Wulandari, F. E., Hadiati, T., & As, W. S. (2017). Hubungan Antara Tingkat Stres

Dengan Tingkat Insomnia Mahasiswa/I Angkatan 2012/2013 Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Widodo

Sarjana AS JKD.

Page 66: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

54

Wuryani, R. D., & Kusrohmaniah, S. (2006). Hubungan Antara Kondisi Stress

Dengan Persepsi Kesulitan Tidur Pada Mahasiswa. Online Public Accsess

Catalog (OPAC).

Yana, R., SriUtami, & Safri. (2015). Efektivitas Terapi Murottal Al-Qur’an

terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Riau: Universitas

Riau.

Yudha, S., Halis, F., & Widiani, E. (2017). Hubungan antara Tingkat Kecemasan

dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa yang Akan Menghadapi Ujian

Akhir Semester (Uas) di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Nursing News.

Zahrofi, D. N., Maliya, A., & Listyorini, D. (2014). Pengaruh pemberian terapi

murottal Al Quran terhadap tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa di

RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Fikes UMS.

.

Page 67: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

55

LAMPIRAN

Page 68: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

56

Lampiran 1 Inform Consent

PENGARUH TERAPI MENDENGARKAN MUROTTAL AL QURAN TERHADAP

TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Abdul Har

NIM : 111410400000022

No.HP : 081213570903

adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Mendengarkan Murottal Al

Quran Terhadap Tingkat Insomnia Pada Mahasiswa Keperawatan Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta”. Pembimbing Skripsi saya yaitu Maulina Handayani, S.Kp.,

M.Sc dan Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi murottal pada

mahasiswa keperawatan UIN Syarif hidayatullah Jakarta. Tugas ini juga

merupakan tugas prasyarat untuk lulus Program Sarjana Keperawatan, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Besar harapan saya kepada Anda untuk bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini dengan menjawab pertanyaan terkait penelitian. Informasi yang

Anda berikan sebagai responden akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama dan

kesediaan Anda saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2018

Page 69: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

57

Lampiran 2 Kuesioner Insomnia Severity Index dan Insomnia Screening

Questionnaire 1

Insomnia Severity Index (ISI)

Subject ID: ________________________ Date: ____________

For each question below, please circle the number corresponding most accurately to

your sleep patterns in the LAST 2 WEEKS.

For the first three questions, please rate the SEVERITY of your sleep difficulties.

1. Difficulty falling asleep:

None Mild Moderate Severe Very Severe

0 1 2 3 4 2. Difficulty staying asleep:

None Mild Moderate Severe Very Severe

0 1 2 3 4 3. Problem waking up too early in the morning:

None Mild Moderate Severe Very Severe

0 1 2 3 4

4. How SATISFIED/dissatisfied are you with your current sleep pattern? Very

Satisfied Satisfied Neutral Dissatisfied Very

Dissatisfied

0 1 2 3 4

5. To what extent do you consider your sleep problem to INTERFERE with your daily functioning (e.g. daytime fatigue, ability to function at work/daily chores, concentration, memory, mood)?

Not at all A Little Somewhat Much Very Much

0 1 2 3 4

6. How NOTICEABLE to others do you think your sleeping problem is in terms of impairing the quality of your life?

Not at all A Little Somewhat Much Very Much

0 1 2 3 4

7. How WORRIED/distressed are you about your current sleep problem? Not at all A Little Somewhat Much Very Much

0 1 2 3 4

Page 70: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

58

INSOMNIA SCREENING QUESTIONNAIRE

INSOMNIA SCREENING QUESTIONNAIRE

The INSOMNIA SCREENING QUESTIONNAIRE is an optional tool that can be

the INSOMNIA SCREENING QUESTNAIRE used by the clinician to assist in the

diagnosis of a primary sleep disorder or secondary causes of insomnia. See next page

for guidelines for interpreting

Over the past month: Circle the best answer

Never

Rarely

Occasionally

Most

nights/day

s

Always

1

Do you have trouble falling

asleep? 1 2 3 4 5

2

Do you have trouble staying

asleep? 1 2 3 4 5

3

Do you wake up un-

refreshed? 1 2 3 4 5

4

Do you take anything to help

you sleep? 1 2 3 4 5

5 Do you use alcohol to help

you sleep? 1 2 3 4 5

6 Do you have any

medical condition

that disrupts your

sleep?

1 2 3 4 5

7 Have you lost interest in

hobbies or activities? 1 2 3 4 5

Page 71: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

59

8 Do you feel sad, irritable, or

hopeless? 1 2 3 4 5

9

Do you feel nervous or

worried? 1 2 3 4 5

10 Do you think

something is wrong

with your body?

1 2 3 4 5

11 Are you a shift

worker or is your

sleep schedule

irregular?

1 2 3 4 5

12 Are your legs restless

and/or uncomfortable

before bed?

1 2 3 4 5

13 Have you been told that you

are restless or that you kick

your legs in your sleep?

1 2 3 4 5

14 Do you have any

unusual behaviours

or movements

during sleep?

1 2 3 4 5

15 Do you snore? 1 2 3 4 5

16 Has anyone said that you

stop breathing, gasp, snort,

or choke in your sleep?

1 2 3 4 5

17 Do you have difficulty

staying awake during the

day?

1 2 3 4 5

Page 72: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

60

Lampiran 3 Izin Penggunaan Kuesioner

Page 73: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

61

Page 74: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

62

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner ISI

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Q1 22.10 73.140 .679 .753

Q2 22.24 73.489 .634 .755

Q3 22.37 74.188 .612 .758

Q4 20.07 72.070 .630 .751

Q5 20.41 72.949 .671 .752

Q6 21.32 72.472 .744 .748

Q7 20.83 71.545 .757 .745

SKOR TOTAL 11.49 21.006 1.000 .850

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.780 8

Page 75: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

63

a. Kuesioner Skrinning Insomnia Toward Optimized Practice (TOP)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.806 .784 17

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

1. Apakah Anda

mengalami kesulitan

memulai tidur?

28.83 41.379 .646 .848 .778

2. Apakah Anda

memiliki kesulitan

mempertahankan

tidur?

29.33 43.507 .542 .546 .787

3. Apakah Anda

merasa tidak segar

saat bangun tidur?

28.85 43.515 .469 .600 .791

4. Apakah Anda

memerlukan obat

untuk membantu

Anda tidur?

30.53 50.204 -.081 .216 .813

5. Apakah Anda

meminum alkohol

untuk membantu

Anda tidur?

30.55 49.895 .010 .283 .810

6. Apakah Anda

memiliki gangguan

kesehatan yang

mengganggu tidur

Anda?

30.30 47.600 .240 .395 .805

Page 76: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

64

7. Apakah Anda

kehilangan minat

untuk melakukan

hobi atau aktivitas?

29.30 41.446 .635 .715 .779

8. Apakah Anda

merasa sedih, mudah

tersinggung, atau

putus asa?

29.40 44.144 .476 .712 .792

9. Apakah Anda

merasa gugup atau

khawatir?

29.35 43.310 .428 .803 .795

10. Apakah Anda

merasa tubuh Anda

sedang dalam kondisi

tidak baik?

29.45 41.844 .617 .719 .781

11. Apakah Anda

pekerja shift atau

jadwal tidur Anda

tidak teratur

29.73 42.974 .329 .814 .807

12. Apakah kaki

Anda tidak dapat

berhenti bergerak

dan/atau tidak

nyaman sebelum

tidur?

29.68 43.251 .401 .540 .797

13. Pernahkah Anda

diberitahu bahwa

Anda tidak dapat

berhenti bergerak

atau menendang-

nendang kaki Anda

ketika tidur?

30.03 43.256 .514 .487 .788

14. Apakah Anda

memiliki kebiasaan

atau gerakan yang

tidak wajar saat tidur?

29.98 48.948 .024 .442 .820

15. Apakah Anda

mendengkur saat

tidur?

29.95 43.895 .482 .615 .791

Page 77: MUROTTAL AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42331/1/ABDUL... · AL - QURAN TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

65

16. Adakah yang

mengatakan bahwa

Anda berhenti

bernapas, megap-

megap, mendengus,

atau tersedak ketika

tidur?

30.38 46.856 .399 .740 .798

17. Apakah Anda

mengalami kesulitan

untuk tetap terjaga di

siang hari?

29.60 45.169 .348 .687 .800