30

Panduan Farming System Analysis(3)

  • Upload
    ariadja

  • View
    373

  • Download
    27

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan Farming System Analysis(3)
Page 2: Panduan Farming System Analysis(3)

ISBN 978-602-95813-3-1

PEDOMAN UMUM

ANALISIS SISTEM USAHATANI FARMING SYSTEM ANALYSIS

Untuk Penyusunan Kegiatan FMA

Ari Abdul Rouf Jaka Sumarno

Rahmat H. Anasiru Annas Zubair

Syafruddin

Balai PengkajianTeknologi Pertanian Gorontalo Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

2009

Page 3: Panduan Farming System Analysis(3)

KATA PENGANTAR

Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI) adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk mengembangkan agribisnis dan pengembangan kemitraan usaha. BPTP Gorontalo salah satu pelaksana kegiatan FEATI/P3TIP pada komponen C yaitu Perbaikan Pengkajian dan Diseminasi Teknologi. Secara umum komponen C dari P3TIP ini bertujuan untuk menyuplai teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani dan pasar serta meningkatkan kapasitas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) supaya berfungsi lebih efektif. Dukungan BPTP Gorontalo terhadap kegiatan FMA (Farmer Managed Extension Activities) di Provinsi Gorontalo adalah meningkatkan kemampuan penyuluh pendamping FMA dalam proses identifikasi permasalahan dan peluang pemecahan / perbaikan teknologi eksisting disuatu wilayah melalui Farming System Analysis (FSA). Peningkatan kemampuan penyuluh pendamping FMA dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan maupun penyebaran buku-buku bahan acuan, diharapkan para penyuluh dapat mengidentifikasi usahatani yang dilakukan oleh petani sehingga mampu memberikan alternatif perbaikan dari setiap cabang usahatani yang dilakukan sehingga produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Buku panduan ini disertai dengan contoh-contoh praktis yang dapat membantu para PPL dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan sistem usahatani, sehingga para PPL dapat mengarahkan petani dalam menyusun kegiatan FMA yang di perlukan di setiap lokasi FEATI. Untuk meningkatkan wawasan para penyuluh agar membaca buku seperti panduan ARF (terbitan BPTP Gorontalo). Gorontalo, Desember 2009 Kepala Balai Ir. Syafruddin, M.Si

Page 4: Panduan Farming System Analysis(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. ii

I. PENGERTIAN………………………………………………………………………………………… 6

II. PELAKSANAAN

Karakterisasi Wilayah Pengembangan Desa.............………………………………

Informasi Bio Fisik...................................................................................

Informasi Sosial Ekonomi........................................................................

Identifikasi Cabang Usahatani dan Teknologinya......................................

Tanaman Semusim................................................................................

Tanaman Tahunan.................................................................................

Ternak..................................................................................................

Analisis Finansial Usahatani....................................................................

Analisis masalah, tujuan dan alternatif intervensi Farming

system dan proposal FMA ………………………………………………………………..

7

7

9

10

11

12

15

16

17

Page 5: Panduan Farming System Analysis(3)

BAB I

PENGERTIAN

Sebuah sistem usahatani (Farming System) adalah sistem usahatani

yang secara luas memiliki basis sumberdaya, pola usaha, mata pencaharian,

dan kendala yang sama sehingga strategi pengembangan dan intervesi juga

sama. Klasifikasi sistem sistem pertanian di negara berkembang didasarkan

kriteria :

· Basis sumberdaya alam seperti air, tanah, iklim, faktor ketinggian :

lanskap, kemiringan, luas usaha tani, kepemilikan dan organisasi.

· Pola dominan dari kegiatan pertanian dan kehidupan rumah tangga

termasuk pertanian, peternakan, proses kegiatan diluar pertanian

(FAO, 2009)

Pengertian sistem usaha tani secara terminologi adalah

· Sistem ~ keterkaitan atau saling ketergantungan yang

harmonis/sinergis antara elemen dalam suatu senyawa, atau antara

senyawa dalam suatu unsur; di pertanian adalah keterkaitan atau

saling ketergantungan yang harmonis/sinergis antara aset yang dimiliki

petani.

· Usaha ~ memindah aset-aset dari satu posisi ke posisi yang lebih baik

atau lebih menguntungkan dan berdaya saing, yang diperlukan

tenaga/energi atau modal.

· Tani ~ sumberdaya pertanian tanaman, ternak, perikanan, kegiatan

lain seperti jasa dan kelembagaan. (Fagi, A.M)

Page 6: Panduan Farming System Analysis(3)

BAB II. TAHAPAN PELAKSANAAN

Tahap I.

Karakterisasi Wilayah Pengembangan FSA

Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui keragaan daerah sasaran

Pengembangan Sistem Usahatani (FSA). Desa contoh yang mewakili wilayah

sasaran pengembangan FSA seperti Agroekosistem dominan dan kendala

yang homogen. Cakupan data terdiri dari informasi bio-fisik dan sosial

ekonomi.

Informasi bio-fisik terdiri dari :

No Petunjuk Informasi Sumber Data

1 Letak geografis

daerah sasaran

pengembangan

Sistem Usahatani

(FSA)

1. Jarak dari pusat

perekonomian… km

2. Kondisi jalan (baik, sedang

/ rusak)

3. Alat transportasi dan

frekuensi (Truk, angkot, ..

x/hari atau ...x/mg)

4. Biaya transportasi…(Rp)

Wawancara

2 Data curah hujan Curah Hujan mm) dan

Jumlah hari Hujan

Stasiun

klimatologi/Dinas

Pertanian

3 Tanah Jenis tanah, kesuburan,

ketinggian dan topografi

1. Tekstur ( lempung, pasir,

campuran, …)

2. Warna : Hitam, merah,

kelabu, …

3. … mdpl

Datar, bergelombang, miring,

berbukit ..

Wawancara /

Dinas Pertanian

Page 7: Panduan Farming System Analysis(3)

4 Jenis dan luas lahan

pertanian

1. Lahan sawah irigasi (Ha)

2. Sawah tadah hujan (Ha)

3. Tegalan (Ha)

4. Perkebunan (Ha)

5. Pekarangan (Ha)

Monografi desa

5 Sumber air 1. Lama ketersediaan

(Masuk bulan … dan

ditutup bulan ….)

2. Jenis irigasi

(Teknis, ½ teknis,

sederhana / tadah hujan,

pompa)

3. Jaringan irigasi

(Sekunder, tersier)

4. Keadaan

(Baik, sedang / rusak)

wawancara

petani /

perangkat desa,

P3TA, PU

6 Data pola tanam

1. Lahan sawah irigasi

Padi-Padi-Bera/palawija

2. Sawah tadah hujan

Padi Gogo-Padi Sawah-

Palawija

3. Tegalan

Tumpang sari

4. Perkebunan

Tanaman setahun

5. Lainnya, sebutkan

Sumber : wawwancara petani

(kunci)

1. Wawancara

petani (key

informan)

Page 8: Panduan Farming System Analysis(3)

Informasi Sosial Ekonomi terdiri dari :

No Petunjuk Informasi Sumber Data

1 Profil Penduduk

dikumpulkan.

Potensi kerja:

1 bulan 25 hari

kerja

1 HOK = 8

jam/hari pria

atau 10 jam/hari

perempuan.

Anak sekolah ½

dari dewasa.

1. Jumlah penduduk,

berdasar usia kerja (15-

65 tahun) (KK/Desa)

2. Potensi tenaga kerja

(….laki2/perempuan)

3. Rata-rata pendidikan

Belum tamat SD, Tamat

SD, tamat SMP, Tamat

SMA

Monografi Desa

2 Profil petani 1. Pemilik penggarap

2. Petani penggarap juga

bekerja sampingan non

pertanian

3. Petani penggarap

(sewa/bagi hasil?)

4. Buruh tani

Monografi desa /

wawancara langsung

3 Ketersediaan

sarana produksi

pertanian.

1. Jumlah toko tani

(..toko)

2. Ketersediaan

(sepanjang tahun/tidak)

3. Cara transaksi

(Tunai, yarnen,persen

bunga)

4. Darimana saprodi

dikirimkan (pabrik

pupuk, produsen benih,

toko, bantuan).

Wawancara /

perangkat desa

Page 9: Panduan Farming System Analysis(3)

4 Ketersediaan

pasar

1. Ketersediaan pasar

produk pertanian

meliputi jumlah dan

kualitas produk yang

diminta

2. Kapan dijual (langsung /

disimpan dulu)

3. Bentuk yang dijual (

diolah dahulu /

langsung dijual)

4. Segemen pasar yang

dituju : tradisional,

kabupaten (prov),

swalayan

5. Keberlanjutan pasokan

Wawancara

5 Ketersediaan

sarana

kelembagaan

1. Kelompok tani

2. KUD

3. Kelompok pemakai air

4. Gapoktan

5. PPL

6. Kinerja setiap

kelembagaan

Wawancara / key

informan

6 Ketersediaan

Alsintan

……. Sprayer

…….. threser

…….bajak ternak

……… traktor

……… RMU

Wawancara /

perangkat desa /

monografi desa

Page 10: Panduan Farming System Analysis(3)

Tahap II.

Identifikasi Cabang Usahatani dan Teknologinya

Identifikasi cabang usahatani dan teknologi yang dilaksanakan oleh

petani dilakukan untuk mempermudah dalam merancang kembali pola

usahatani dan perbaikan teknologi petani. Identifikasi perihal aspek bio-fisik

dan sosial ekonomi terhadap usahatani yang dilakukan oleh petani / kelompok

petani dalam bentuk diskusi kelompok (Focus Group Discussion/FGD).

Petunjuk Spesifikasi Sumber Data

Penjelasan cabang

usahatani yang umum

dilakukan oleh

sebagian besar

anggota kelompokm

rumah tangga

1. Tanaman semusim

dalam siklus pola tanam

setahun

2. Tanaman perkebunan

3. Buah-buahan

4. Ternak

Wawancara

dengan anggota

kelompok tani

Skala usaha rata-rata 1. tanaman semusim skala

usaha

2. tanaman

tahunan…..pohon/ha,

berapa ha……

3. skala ternak

Wawancara

dengan anggota

kelompok tani

Page 11: Panduan Farming System Analysis(3)

Identifikasi teknologi cabang usahatani

1. Tanaman semusim

Petunjuk Spesifik Sumber Data

Persiapan tanam 1. Pengolahan tanah

2. Alat yang digunakan

3. Tenaga kerja dan

pembiayaan

Wawancara 10-15

petani

Benih yang

digunakan

1. Label / tidak

2. Kebutuhan

3. Harga

4. Jarak tanam

5. Sulam / tidak

6. TK dan pembiayaan

Idem

Pemupukan 1. Pupuk yang digunakan

Anorganik (Urea, SP 36,

KCL, Phonska) dan

Organik (pupuk

kandang) dan dosisnya

2. Waktu pemupukan 1 x /

2 x / 3x (dasar …HST,

susulan….HST)

3. Cara penggunaan

4. Tenaga Kerja dan

pembiayaan

Penyiangan 1. Kapan

2. Bahan dan alat yang

digunakan

3. Tenaga Kerja dan

pembiayaan

Idem

Page 12: Panduan Farming System Analysis(3)

Pemberantasan HPT 1. Kapan

2. Pestisida yg digunakan

3. Cara aplikasi

4. Dosis

5. Tenaga Kerja dan Biaya

Panen 1. Umur panen

2. Cara panen

3. Alat yg digunakan

4. Tenaga Kerja dan biaya

Penanganan pasca

panen

1. Dijemur

2. Diolah

3. Tenaga Kerja an Biaya

Transportasi 1. Saprodi (pupuk, obat,

dll)

2. Produk (hasil panen)

2. Tanaman Tahunan

Petunjuk Spesifik Sumber Data

Persiapan tanam 1. Pengolahan tanah

2. Alat yang digunakan

3. Tenaga kerja dan

pembiayaan

Wawancara 10-

15 petani

Benih yang

digunakan

1. Rata umur tanaman

2. Jumlah

3. Harga bibit

4. Jarak tanam

5. Tenaga kerja dan

pembiayaan

Idem

Pemupukan 1. Pupuk yang digunakan

dan dosisnya

2. Waktu (kapan)

Page 13: Panduan Farming System Analysis(3)

pemupukan 1 /2x / 3x

3. Cara penggunaan

4. Tenaga kerja dan

pembiayaan

Penyiangan 1. Kapan

2. Bahan dan alat yang

digunakan

3. Tenaga kerja dan

pembiayaan

Wawancara 10-

15 petani

Pemberantasan

HPT

1. Kapan

2. Pestisida yg digunakan

3. Cara aplikasi

4. Dosis

5. Tenaga kerja dan Biaya

Idem

Panen 1. Umur panen

2. Cara panen

3. Alat yg digunakan

4. Tenaga kerja dan biaya

Penanganan pasca

panen

1. Dijemur

2. Diolah

3. Tenaga kerja dan Biaya

Wawancara 10-

15 petani

Transportasi 1. Saprodi (pupuk, obat, dll)

2. Produk (hasil panen)

Idem

Page 14: Panduan Farming System Analysis(3)

3. Ternak

Petunjuk Spesifik Sumber

Data

Cara Pemeliharaan 1. Dikandangkan

2. Dilepas

Wawancara

Pakan 3. Total pakan yg

diberikan

4. Hijauan

5. Konsentrat

Penyakit 1. Penyakit yg menyerang

2. Pengobatan (jenis,

dosis)

3. Vitamin

Penambahan bobot badan

(perkiraan)

1. Bobot awal

2. Bobot akhir

3. Lama pemeliharaan

Page 15: Panduan Farming System Analysis(3)

Contoh Analisis Finansial Tanaman Semusim/Ha/Musim

Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

Benih

Pupuk : 1. Urea 2. SP 36 3. KCL 4. Phonska 5. Pupuk Kompos 6. Lainnya

Pestisida : 1. Insektisida 2. Herbisida 3. Rodentsida

Tenaga Kerja : 1. Persiapan tanam 2. Pengolahan tanah 3. Tanam 4. Pemupukan 5. Penyiangan 6. Pemberantasan

Hama/Penyakit 7. Panen 8. Prosesing hasil 9. Transportasi

Total biaya tunai

Penerimaan

Nilai R/C

Page 16: Panduan Farming System Analysis(3)

Tahap III

ANALISIS MASALAH, ALTERNATIF INTERVENSI

FARMING SYSTEM DAN PROPOSAL FMA

Tahap ini merupakan tahap yang penting karena akan mengarahkan

perancangan FSA yang memungkinkan untuk dapat dilaksanakan secara

operasional. Untuk menganalisis masalah digunakan pohon masalah yang

selanjutnya dapat dilakukan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil dari

analisis dan tujuan maka dibuat dasar perbaikan teknologi yang dibutuhkan

dari masing-masing cabang usahatani.

Tahapan analisis masalah :

1. Inventarisasi seluruh cabang usahatani yang dilakukan

2. Uraikan tahapan kegiatan usahatani setiap komoditi yang dilakukan

petani dan analisis masalah masing-masing, termasuk

mempertimbangkan aspek kebutuhan pasar

3. Buat pohon masalah setiap cabang usahatani berdasarkan uraian point

2.

4. Suatu masalah dinyatakan dalam bentuk pernyataan (sebab-akibat)

yang menunjukan status negatif, bukan dalam bentuk pernyataan yang

menunjukan tidak ada pemecahan. Sebagai contoh hasil identifikasi

yang menyatakan ”tidak ada pestisida”, identifikasi ini seharusnya

diperbaiki menjadi diserang hama.

5. Intervensi perbaikan teknologi /intervesi masalah merupakan keluaran

akhir yang menjadi solusi alternatif perbaikan dari setiap cabang

usahatani. Tahapannya :

a. Pelajari pohon masalah dan tujuan yang telah dibuat.

Kelompokan mana masalah teknis dan sosial-ekonomi.

b. Berdasarkan masalah yang telah ada dirumuskan perbaikan

teknologi yang dibutuhkan. Untuk masalah teknis contoh

rumusannya adalah perbaikan paket teknologi seperti

pemupukan berimbang, varietas unggul dan jarak tanam. Untuk

Page 17: Panduan Farming System Analysis(3)

masalah social ekonomi contoh rumusannya pemberdayaan

kekompok tani, peningkatan akses permodalan/ saprodi.

6. Buat rencana kegiatan FMA berupa pelatihan /demplot berdasarkan

rumusan perbaikan teknologi pada point 5. Demplot yang dilaksanakan

merupakan kombinasi dari rumusan intervensi perbaikan teknologi.

Apabila petani kurang yakin dengan rumusan perbaikan teknologi maka

dapat melakukan uji coba partisipatif petani (UPP) untuk membuktikan

keunggulan teknologi tersebut.

Page 18: Panduan Farming System Analysis(3)

Beberapa contoh analisis masalah dan alternatif intervensi sistem usahatani

Contoh Hasil Penelusuran

1. Tanaman Padi

Uraian Hasil Penelusuran Keterangan

Produksi 3,5 Ton/Ha GKP Hasil ini masih rendah jika

dibandingkan peluang hasil /

potensinya yang sebesar 6

t/ha

Benih Tidak murni dan

sudah 10 kali ditanam

Produksi yg dihasilkan relatif

menurun padahal tersedia

varietas lain yang sejenis dan

berlabel.

Jarak tanam 25 x 30 cm Populasi yang dihasilkaan

kurang maksimal sedangkan

yang optimal jarak tanamnya

20 x 20 /20 x 25 cm.

Pengendalian

Gulma

Dilakukan jika sudah

ada gulma dan

dipantau setiap

minggu

OK

Pemupukan Hanya diberikan urea

saja

Produksi yang dihasilkan

kurang optimal padahal dapat

ditingkatkan dengan

pemupukan berimbang sesuai

dengan takaran spesifik

(Urea+SP-36+KCL(NPK)) di

tambah pemberian bahan

organik (kompos). Contoh :

Desa Poowo Urea 250 kg/ha,

SP-36 75 kg/Ha dan KCL 25

kg/Ha

Page 19: Panduan Farming System Analysis(3)

Pengendalian

hama dan Penyakit

Pengendalian keong

menggunakan

Agrodan, untuk Hama

lain berdasarkan

serangan dengan

melihat

Ok

Panen dan Pasca

Panen

· Panen dilakukan

jika tanaman > 90

% sudah

menguning.

· Perontokan

langsung dilakukan

setelah panen

menggunakan

tresher.

· Hasil panen

langsung dijemur

hingga bisa digiling

Ok

Pemasaran · Pedagang masuk

kelokasi membeli,

atau dijual

langsung ke pasar

tradisional.

Ok.

Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah

produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh penggunaan benih yang

kurang tepat dan jarak tanam serta pemupukan yang tidak berimbang,

adapun diagram pohon masalahnya sebagai berikut

Page 20: Panduan Farming System Analysis(3)

Diagram Pohon Masalah

1. Tanaman Padi

Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang

sesuai adalah pelatihan penangkaran benih, pembuatan pupuk kompos dan

PTT padi sawah. Adapun demplot merupakan kombinasi dari penggunaan

benih unggul, pemupukan berimbang dan jarak tanam. Sedangkan ujicoba

ditentukan dari komponen yang dianggap masih diragukan oleh petani (Baca

Buku Panduan ARF terbitan BPTP Gorontalo)

Produktivitas rendah (3,5 t/ha)

Pemupukan tidak berimbang (200

kg urea)

Populasi rendah (25 x 30 cm)

Varietas ditanam 10 kali dan tidak

murni

Tidak tersedia

pupuk selain urea

Tidak memanfatkan bahan organik (Jerami dan

Tidak tersedia VUTB

Peningkatan populasi (20 x 25

cm) atau legowo 2:1

Penangkaran benih

Pembuatan kompos

Integrasi komponen Pengunaan Benih VUTB spesifik lokasi+Penggunaan Kompos+

MASALAH

AKAR

SUMBER MASALAH

ANTISIPASI MASALAH

PROPOSAL 1.Pelatihan penangkaran benih padi VUTB spesifi lokasi 2.Pelatihan pembuatan kompos dari jerami padi+kotoran sapi

2. Demplot FSA

Benih VUTB dibandingkan benih petani Jarak tanam 20 x 25 cm atau legowo dibandingkan dengan jarak tanam petani (25 x 30

3.Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)

1. Pelatihan FMA

Page 21: Panduan Farming System Analysis(3)

2. Tanaman Jagung

Uraian Hasil Penelusuran Keterangan

Produksi MT I hasilnya 6 t/Ha

MT II hasilnya 4 t/Ha

MT III hasinya 4 t/ha

Hasil ini masih rendah jika

dibandingkan potensi varietas

hibrida sebesar 8 t/ha

Benih Benih Hibrida MT I (F1)

sedangkan benih MT II

dan III merupakan

turunan (F2 dan F3)

Penggunaan benih hibrida

turunan dapat menurunkan

produksi.

Jarak tanam Tidak teratur

menyebabkan populasi

rendah + 50.000

pohon/ha

Populasi yang dihasilkaan

kurang maksimal sedangkan

yang optimal jarak tanamnya

70 x 40 cm/ 2 tanaman atau

70 x 20 cm/tanaman.

Populasi dapat mencapai

66.000-80.000 pohon/ha.

Pemupukan Pemupukan :

Urea : 50-200 kg/ha

Phonska : 0-200 kg/ha

Pemupukan tidak sesuai

dengan rekomendasi spesifik

lokasi yang dibuat oleh BPTP.

Dosis yang direkomendasikan

di wilayah tersebut adalah

250 kg urea dan 300 kg

phonska

Penyiangan Dilakukan 2 kali

Umur + 21 hari dan +

40 hari

Ok

Pengendalian

Hama dan

Penyakit

Dilakukan pengamatan

dan dikendalikan

dengan pestisida jika

kondisi melebihi ambang

kendali

Ok

Page 22: Panduan Farming System Analysis(3)

Pengairan Memiliki sumber air

yang cukup dari sumur /

pompa

Ok

Monokultur Penanaman jagung

terus menerus, 3 kali

dalam setahun

Monokultur dengan

penanaman 3 kali setahun

dapat menyebabkan

degradasi kesuburan lahan,

perbaikan lahan dengan

menanam tumpangsari

jagung + kacang-kacangan

dapat mempertahankan

kesuburan tanah dan

meningkatkan pendapatan

persatuan luas.

Panen / Pasca

panen

· Panen dilakukan saat

seluruh kelobot

sudah berwarna

coklat.

· Pemipilan dilakukan

dengan mesin

Ok

Ok

Pemasaran · Banyak pedagang

yang keluar masuk

untuk membeli, harga

tidak jauh beda

dengan pedagang

dikota

Ok

Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah

produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh penggunaan benih hibrida

turunan, jarak tanam tidak optimal, pemupukan yang tidak berimbang serta

kesuburan tanah yang berkurang, adapun diagram pohon masalahnya

sebagai berikut

Page 23: Panduan Farming System Analysis(3)

2. Tanaman Jagung

Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang

sesuai adalah pelatihan pemupukan berimbang, tumpangsari dan

kelembagaan. Adapun demplot merupakan kombinasi dari penggunaan benih

unggul, pemupukan berimbang dan tumpangsari. Sedangkan ujicoba

ditentukan dari komponen yang dianggap masih diragukan oleh petani seperti

monokultur dengan tumpang sari.

Produktivitas rendah 6 t/ha MT I dan 4 t/ha MT II & MT III

Kesuburan tanah rendah

Jarak tanam dan system tanam tidak teratur (populasi + 50.000

pohon/ha)

MT I Hibrida F1 MT II Hibrida F2

dan MT III Hibrida F3

Pemupukan tidak berimbang

Monokultur dan 3 kali setahun menyebabkan

kahat nitrogen

Harga benih Yang mahal

Pengaturan jarak tanam dan legowo

2:1 (Populasi 66.000 –

80.000 phn/ha)

Pemben-tukan

kelembagaan saprodi

Pengenalan pemupukan berimbang

Integrasi komponen Pemupukan berimbang, tumpangsari jagung + kacang-kacangan

MASALAH

AKAR MASALAH

SUMBER MASALAH

ANTISIPASI MASALAH

PROPOSAL FMA

1.Pelatihan Pemupukan berimbang 2.Pelatihan budaya tumpangsari jagung + kacang-kacangan 3.Pelatihan sistem tanam legowo 2:1 4. Pelatihan kelembagaan pertanian

2. Demplot FSA

Benih petani dengan benih berlabel Sistem tanam garis dengan legowo Monokultur jagung dengan tumpangsari Pemupukan petani dengan berimbang

3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)

Tumpangsari dengan kacang-

kacangan

1. Pelatihan FMA

Page 24: Panduan Farming System Analysis(3)

3. Tanaman Cabe

Uraian Hasil Penelusuran Keterangan

Produksi Panen 3-4 hari sekali hingga umur 7

bulan dengan hasil sekitar 15 ton

Ok

Benih Benih bermutu / berlabel Ok

Jarak tanam Jarak tanam : 70 x 50 dengan

populasi sekitar 17.000

Ok

Pemupukan Pemupukan :

300 kg phonska

7 kg KNO3

Ok

Pengendalian

Hama dan

Penyakit

Dilakukan pengamatan dan

dikendalikan dengan pestisida jika

kondisi melebihi ambang kendali

Ok

Monokultur Penanama dilakukan secara serentak

di kawasan tunggal

Penanaman serentak yang

tidak memperhitungan jumlah

permintaan pasar

menyebabkan harga jual yang

rendah

Panen Disesuaikan dengan lama

penyimpanan dan transportasi ke

pasar (merah / hijau kemerahan).

Ok

Pengolahan Hasil Belum dilakukan sortasi dan

pengolahan hasil

Sortasi akan menambah lama

simpan serta menjaga

kestabilan harga jual.

Terdapat peluang peningkatan

pendapatan dari pengolahan

saus cabai

Pemasaran · Banyak pedagang yang keluar

masuk untuk membeli, harga tidak

jauh beda dengan pedagang

dikota

Ok

Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah

pendapatan yang rendah yang disebabkan oleh harga jual yang rendah,

rendahnya harga jual tersebut karena terjadi over supply pada saat panen

raya disamping itu belum adanya pengolahan hasil, adapun diagram pohon

masalahnya sebagai berikut

Page 25: Panduan Farming System Analysis(3)

Tanaman Cabe

Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang

sesuai adalah pelatihan budidaya sayuran dan buah-buahan ( semangka atau

melon) serta pengolahan cabai. Adapun demplot merupakan pengembangan

sayuran, melon dan semangka. Sedangkan ujicoba dapat berupa

perbandingan mutu cabai yang disortasi dengan tidak disortasi.

1. Pelatihan FMA

Pendapatan Rendah

Produksi Melimpah

Harga Rendah

Kawasan Komoditi Tunggal

Tidak Ada pengolahan Hasil

Pengembangan Kawasan Multi Komoditi Horti

(Cabe, sayuran dan buah2an)

Penanaman Multikomoditas Pengembangan sayuran, melon dan semangka

MASALAH

AKAR MASALAH

SUMBER MASALAH

ANTISIPASI MASALAH

PROPOSAL FMA

1. Pelatihan Budidaya sayuran dan buah-buahan : melon dan semangka

2. Pembuatan saus cabe

2. Demplot FSA

Hasil pendapatan cabe biasa dibandingkan dengan adanya pengolahan Mutu cabe yang tidak disortasi dengan yang tidak

3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)

Pengembangan Produk Olahan :

· Pengawetan · Pembuatan saus Cabe

spesial rasa Gorontalo

Page 26: Panduan Farming System Analysis(3)

3. Sapi potong

Uraian Hasil PMD Keterangan

Pemilihan

Calon bakalan

· Pemelihan sapi bakalan

yang kurang tepat, tidak

seragam baik umur atau

kondisi

Dengan memelihara

bakalan yang seragam

maka akan memudahkan

penanganan

Pakan · Ketersediaan pakan

dimusim kemarau terbatas.

· Mengandalkan hijauan

(tanpa konsentrat)

· PBB 0,25-0,50 kg/hr

Pemberian pakan yang

terbatas pada kuantitas

dan kualitas dapat

menurunkan Penambahan

bobot badan (PBB) padahal

dapat mengolah limbah

pertanian sebagai pakan

(jerami padi/jagung)

Pemberian pakan bermutu

dapat memberikan

penambahan bobot badan

mencapai 0,75 kg/hr

Perkandangan · Konstruksi kokoh

· Ukuran sudah efisien

(2,1 x 1,5 m)

· Mudah dibersihkan

OK

Serangan

penyakit

Umumnya ternak terserang

kudis, cacingan dan kembung

perut

Melalui kesadaran untuk

menjaga sanitasi ternak

serta peningkatan

pemahaman mengenai

kesehatan hewan dapat

mengurangi serangan

penyakit.

Pemasaran Telah mengetahui pemasaran

dan harga jualnya

OK

Page 27: Panduan Farming System Analysis(3)

4. Sapi potong

Seleksi bakalan tidak tepat

Asupan pakan tidak bergizi

Umumnya terserang penyakit

Penambahan berat badan rendah

Belum mengetahui kriteria bakalan

Sanitasi ternak dan kandang tidak

diperhatikan

Pakan berupa hijauan saja

Pengenalan calon bakalan

Perawatan dan Kesehatan Hewan

Pembuatan konsentrat dari janggel jagung,

dedak padi

1. Pelatihan pemilihan calon bakalan 2. Pelatihan Perawatan dan kesehatan hewan 3. Pelatihan Pembuatan konsentrat

Integrasi komponen Pemilihan calon bakalan, perawatan dan kesehatan hewan dan pemberian konsentrat

Perbandingan perlakuan : 1. Sapi Bali yg diberikan hijauan saja dengan hijauan

+ konsentrat 2. Sapi PO dan sapi Bali yg diberikan hijauan saja

dengan hijauan + konsentrat

MASALAH

SUMBER MASALAH

AKAR MASALAH

ANTISIPASI MASALAH

PROPOSAL FMA

2. Demplot FSA

3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)

1. Pelatihan FMA

Page 28: Panduan Farming System Analysis(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M.O. 2007. Farming System dan Pembangunan

Wilayah. Materi disampaikan pada Lokakarya Farming

System Analisys. Bogor 14-16 November 2007.

Fagi, A.M. 2007. Mengembalikan Posisi BPTP kepada

Idealisme Pendiriannya. Materi disampaikan pada

Lokakarya Farming System Analisys. Bogor 14-16

November 2007.

Hendayana, Rachmat. 2007. Metoda Identifikasi Farming

System. Materi disampaikan pada Lokakarya Farming

System Analisys. Bogor 14-16 November 2007.

http://www.fao.org/farmingsystems/description_en.htm.

Situs Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi

Gorontalo.

Sudana, Wayan. 2007. Identifikasi Farming System dan

Kelayakan Finansial. Materi disampaikan pada

Lokakarya Farming System Analisys. Bogor 14-16

November 2007.

Page 29: Panduan Farming System Analysis(3)
Page 30: Panduan Farming System Analysis(3)