Upload
ariadja
View
373
Download
27
Embed Size (px)
Citation preview
ISBN 978-602-95813-3-1
PEDOMAN UMUM
ANALISIS SISTEM USAHATANI FARMING SYSTEM ANALYSIS
Untuk Penyusunan Kegiatan FMA
Ari Abdul Rouf Jaka Sumarno
Rahmat H. Anasiru Annas Zubair
Syafruddin
Balai PengkajianTeknologi Pertanian Gorontalo Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
2009
KATA PENGANTAR
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI) adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk mengembangkan agribisnis dan pengembangan kemitraan usaha. BPTP Gorontalo salah satu pelaksana kegiatan FEATI/P3TIP pada komponen C yaitu Perbaikan Pengkajian dan Diseminasi Teknologi. Secara umum komponen C dari P3TIP ini bertujuan untuk menyuplai teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani dan pasar serta meningkatkan kapasitas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) supaya berfungsi lebih efektif. Dukungan BPTP Gorontalo terhadap kegiatan FMA (Farmer Managed Extension Activities) di Provinsi Gorontalo adalah meningkatkan kemampuan penyuluh pendamping FMA dalam proses identifikasi permasalahan dan peluang pemecahan / perbaikan teknologi eksisting disuatu wilayah melalui Farming System Analysis (FSA). Peningkatan kemampuan penyuluh pendamping FMA dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan maupun penyebaran buku-buku bahan acuan, diharapkan para penyuluh dapat mengidentifikasi usahatani yang dilakukan oleh petani sehingga mampu memberikan alternatif perbaikan dari setiap cabang usahatani yang dilakukan sehingga produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Buku panduan ini disertai dengan contoh-contoh praktis yang dapat membantu para PPL dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan sistem usahatani, sehingga para PPL dapat mengarahkan petani dalam menyusun kegiatan FMA yang di perlukan di setiap lokasi FEATI. Untuk meningkatkan wawasan para penyuluh agar membaca buku seperti panduan ARF (terbitan BPTP Gorontalo). Gorontalo, Desember 2009 Kepala Balai Ir. Syafruddin, M.Si
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. ii
I. PENGERTIAN………………………………………………………………………………………… 6
II. PELAKSANAAN
Karakterisasi Wilayah Pengembangan Desa.............………………………………
Informasi Bio Fisik...................................................................................
Informasi Sosial Ekonomi........................................................................
Identifikasi Cabang Usahatani dan Teknologinya......................................
Tanaman Semusim................................................................................
Tanaman Tahunan.................................................................................
Ternak..................................................................................................
Analisis Finansial Usahatani....................................................................
Analisis masalah, tujuan dan alternatif intervensi Farming
system dan proposal FMA ………………………………………………………………..
7
7
9
10
11
12
15
16
17
BAB I
PENGERTIAN
Sebuah sistem usahatani (Farming System) adalah sistem usahatani
yang secara luas memiliki basis sumberdaya, pola usaha, mata pencaharian,
dan kendala yang sama sehingga strategi pengembangan dan intervesi juga
sama. Klasifikasi sistem sistem pertanian di negara berkembang didasarkan
kriteria :
· Basis sumberdaya alam seperti air, tanah, iklim, faktor ketinggian :
lanskap, kemiringan, luas usaha tani, kepemilikan dan organisasi.
· Pola dominan dari kegiatan pertanian dan kehidupan rumah tangga
termasuk pertanian, peternakan, proses kegiatan diluar pertanian
(FAO, 2009)
Pengertian sistem usaha tani secara terminologi adalah
· Sistem ~ keterkaitan atau saling ketergantungan yang
harmonis/sinergis antara elemen dalam suatu senyawa, atau antara
senyawa dalam suatu unsur; di pertanian adalah keterkaitan atau
saling ketergantungan yang harmonis/sinergis antara aset yang dimiliki
petani.
· Usaha ~ memindah aset-aset dari satu posisi ke posisi yang lebih baik
atau lebih menguntungkan dan berdaya saing, yang diperlukan
tenaga/energi atau modal.
· Tani ~ sumberdaya pertanian tanaman, ternak, perikanan, kegiatan
lain seperti jasa dan kelembagaan. (Fagi, A.M)
BAB II. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahap I.
Karakterisasi Wilayah Pengembangan FSA
Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui keragaan daerah sasaran
Pengembangan Sistem Usahatani (FSA). Desa contoh yang mewakili wilayah
sasaran pengembangan FSA seperti Agroekosistem dominan dan kendala
yang homogen. Cakupan data terdiri dari informasi bio-fisik dan sosial
ekonomi.
Informasi bio-fisik terdiri dari :
No Petunjuk Informasi Sumber Data
1 Letak geografis
daerah sasaran
pengembangan
Sistem Usahatani
(FSA)
1. Jarak dari pusat
perekonomian… km
2. Kondisi jalan (baik, sedang
/ rusak)
3. Alat transportasi dan
frekuensi (Truk, angkot, ..
x/hari atau ...x/mg)
4. Biaya transportasi…(Rp)
Wawancara
2 Data curah hujan Curah Hujan mm) dan
Jumlah hari Hujan
Stasiun
klimatologi/Dinas
Pertanian
3 Tanah Jenis tanah, kesuburan,
ketinggian dan topografi
1. Tekstur ( lempung, pasir,
campuran, …)
2. Warna : Hitam, merah,
kelabu, …
3. … mdpl
Datar, bergelombang, miring,
berbukit ..
Wawancara /
Dinas Pertanian
4 Jenis dan luas lahan
pertanian
1. Lahan sawah irigasi (Ha)
2. Sawah tadah hujan (Ha)
3. Tegalan (Ha)
4. Perkebunan (Ha)
5. Pekarangan (Ha)
Monografi desa
5 Sumber air 1. Lama ketersediaan
(Masuk bulan … dan
ditutup bulan ….)
2. Jenis irigasi
(Teknis, ½ teknis,
sederhana / tadah hujan,
pompa)
3. Jaringan irigasi
(Sekunder, tersier)
4. Keadaan
(Baik, sedang / rusak)
wawancara
petani /
perangkat desa,
P3TA, PU
6 Data pola tanam
1. Lahan sawah irigasi
Padi-Padi-Bera/palawija
2. Sawah tadah hujan
Padi Gogo-Padi Sawah-
Palawija
3. Tegalan
Tumpang sari
4. Perkebunan
Tanaman setahun
5. Lainnya, sebutkan
Sumber : wawwancara petani
(kunci)
1. Wawancara
petani (key
informan)
Informasi Sosial Ekonomi terdiri dari :
No Petunjuk Informasi Sumber Data
1 Profil Penduduk
dikumpulkan.
Potensi kerja:
1 bulan 25 hari
kerja
1 HOK = 8
jam/hari pria
atau 10 jam/hari
perempuan.
Anak sekolah ½
dari dewasa.
1. Jumlah penduduk,
berdasar usia kerja (15-
65 tahun) (KK/Desa)
2. Potensi tenaga kerja
(….laki2/perempuan)
3. Rata-rata pendidikan
Belum tamat SD, Tamat
SD, tamat SMP, Tamat
SMA
Monografi Desa
2 Profil petani 1. Pemilik penggarap
2. Petani penggarap juga
bekerja sampingan non
pertanian
3. Petani penggarap
(sewa/bagi hasil?)
4. Buruh tani
Monografi desa /
wawancara langsung
3 Ketersediaan
sarana produksi
pertanian.
1. Jumlah toko tani
(..toko)
2. Ketersediaan
(sepanjang tahun/tidak)
3. Cara transaksi
(Tunai, yarnen,persen
bunga)
4. Darimana saprodi
dikirimkan (pabrik
pupuk, produsen benih,
toko, bantuan).
Wawancara /
perangkat desa
4 Ketersediaan
pasar
1. Ketersediaan pasar
produk pertanian
meliputi jumlah dan
kualitas produk yang
diminta
2. Kapan dijual (langsung /
disimpan dulu)
3. Bentuk yang dijual (
diolah dahulu /
langsung dijual)
4. Segemen pasar yang
dituju : tradisional,
kabupaten (prov),
swalayan
5. Keberlanjutan pasokan
Wawancara
5 Ketersediaan
sarana
kelembagaan
1. Kelompok tani
2. KUD
3. Kelompok pemakai air
4. Gapoktan
5. PPL
6. Kinerja setiap
kelembagaan
Wawancara / key
informan
6 Ketersediaan
Alsintan
……. Sprayer
…….. threser
…….bajak ternak
……… traktor
……… RMU
Wawancara /
perangkat desa /
monografi desa
Tahap II.
Identifikasi Cabang Usahatani dan Teknologinya
Identifikasi cabang usahatani dan teknologi yang dilaksanakan oleh
petani dilakukan untuk mempermudah dalam merancang kembali pola
usahatani dan perbaikan teknologi petani. Identifikasi perihal aspek bio-fisik
dan sosial ekonomi terhadap usahatani yang dilakukan oleh petani / kelompok
petani dalam bentuk diskusi kelompok (Focus Group Discussion/FGD).
Petunjuk Spesifikasi Sumber Data
Penjelasan cabang
usahatani yang umum
dilakukan oleh
sebagian besar
anggota kelompokm
rumah tangga
1. Tanaman semusim
dalam siklus pola tanam
setahun
2. Tanaman perkebunan
3. Buah-buahan
4. Ternak
Wawancara
dengan anggota
kelompok tani
Skala usaha rata-rata 1. tanaman semusim skala
usaha
2. tanaman
tahunan…..pohon/ha,
berapa ha……
3. skala ternak
Wawancara
dengan anggota
kelompok tani
Identifikasi teknologi cabang usahatani
1. Tanaman semusim
Petunjuk Spesifik Sumber Data
Persiapan tanam 1. Pengolahan tanah
2. Alat yang digunakan
3. Tenaga kerja dan
pembiayaan
Wawancara 10-15
petani
Benih yang
digunakan
1. Label / tidak
2. Kebutuhan
3. Harga
4. Jarak tanam
5. Sulam / tidak
6. TK dan pembiayaan
Idem
Pemupukan 1. Pupuk yang digunakan
Anorganik (Urea, SP 36,
KCL, Phonska) dan
Organik (pupuk
kandang) dan dosisnya
2. Waktu pemupukan 1 x /
2 x / 3x (dasar …HST,
susulan….HST)
3. Cara penggunaan
4. Tenaga Kerja dan
pembiayaan
Penyiangan 1. Kapan
2. Bahan dan alat yang
digunakan
3. Tenaga Kerja dan
pembiayaan
Idem
Pemberantasan HPT 1. Kapan
2. Pestisida yg digunakan
3. Cara aplikasi
4. Dosis
5. Tenaga Kerja dan Biaya
Panen 1. Umur panen
2. Cara panen
3. Alat yg digunakan
4. Tenaga Kerja dan biaya
Penanganan pasca
panen
1. Dijemur
2. Diolah
3. Tenaga Kerja an Biaya
Transportasi 1. Saprodi (pupuk, obat,
dll)
2. Produk (hasil panen)
2. Tanaman Tahunan
Petunjuk Spesifik Sumber Data
Persiapan tanam 1. Pengolahan tanah
2. Alat yang digunakan
3. Tenaga kerja dan
pembiayaan
Wawancara 10-
15 petani
Benih yang
digunakan
1. Rata umur tanaman
2. Jumlah
3. Harga bibit
4. Jarak tanam
5. Tenaga kerja dan
pembiayaan
Idem
Pemupukan 1. Pupuk yang digunakan
dan dosisnya
2. Waktu (kapan)
pemupukan 1 /2x / 3x
3. Cara penggunaan
4. Tenaga kerja dan
pembiayaan
Penyiangan 1. Kapan
2. Bahan dan alat yang
digunakan
3. Tenaga kerja dan
pembiayaan
Wawancara 10-
15 petani
Pemberantasan
HPT
1. Kapan
2. Pestisida yg digunakan
3. Cara aplikasi
4. Dosis
5. Tenaga kerja dan Biaya
Idem
Panen 1. Umur panen
2. Cara panen
3. Alat yg digunakan
4. Tenaga kerja dan biaya
Penanganan pasca
panen
1. Dijemur
2. Diolah
3. Tenaga kerja dan Biaya
Wawancara 10-
15 petani
Transportasi 1. Saprodi (pupuk, obat, dll)
2. Produk (hasil panen)
Idem
3. Ternak
Petunjuk Spesifik Sumber
Data
Cara Pemeliharaan 1. Dikandangkan
2. Dilepas
Wawancara
Pakan 3. Total pakan yg
diberikan
4. Hijauan
5. Konsentrat
Penyakit 1. Penyakit yg menyerang
2. Pengobatan (jenis,
dosis)
3. Vitamin
Penambahan bobot badan
(perkiraan)
1. Bobot awal
2. Bobot akhir
3. Lama pemeliharaan
Contoh Analisis Finansial Tanaman Semusim/Ha/Musim
Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
Benih
Pupuk : 1. Urea 2. SP 36 3. KCL 4. Phonska 5. Pupuk Kompos 6. Lainnya
Pestisida : 1. Insektisida 2. Herbisida 3. Rodentsida
Tenaga Kerja : 1. Persiapan tanam 2. Pengolahan tanah 3. Tanam 4. Pemupukan 5. Penyiangan 6. Pemberantasan
Hama/Penyakit 7. Panen 8. Prosesing hasil 9. Transportasi
Total biaya tunai
Penerimaan
Nilai R/C
Tahap III
ANALISIS MASALAH, ALTERNATIF INTERVENSI
FARMING SYSTEM DAN PROPOSAL FMA
Tahap ini merupakan tahap yang penting karena akan mengarahkan
perancangan FSA yang memungkinkan untuk dapat dilaksanakan secara
operasional. Untuk menganalisis masalah digunakan pohon masalah yang
selanjutnya dapat dilakukan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil dari
analisis dan tujuan maka dibuat dasar perbaikan teknologi yang dibutuhkan
dari masing-masing cabang usahatani.
Tahapan analisis masalah :
1. Inventarisasi seluruh cabang usahatani yang dilakukan
2. Uraikan tahapan kegiatan usahatani setiap komoditi yang dilakukan
petani dan analisis masalah masing-masing, termasuk
mempertimbangkan aspek kebutuhan pasar
3. Buat pohon masalah setiap cabang usahatani berdasarkan uraian point
2.
4. Suatu masalah dinyatakan dalam bentuk pernyataan (sebab-akibat)
yang menunjukan status negatif, bukan dalam bentuk pernyataan yang
menunjukan tidak ada pemecahan. Sebagai contoh hasil identifikasi
yang menyatakan ”tidak ada pestisida”, identifikasi ini seharusnya
diperbaiki menjadi diserang hama.
5. Intervensi perbaikan teknologi /intervesi masalah merupakan keluaran
akhir yang menjadi solusi alternatif perbaikan dari setiap cabang
usahatani. Tahapannya :
a. Pelajari pohon masalah dan tujuan yang telah dibuat.
Kelompokan mana masalah teknis dan sosial-ekonomi.
b. Berdasarkan masalah yang telah ada dirumuskan perbaikan
teknologi yang dibutuhkan. Untuk masalah teknis contoh
rumusannya adalah perbaikan paket teknologi seperti
pemupukan berimbang, varietas unggul dan jarak tanam. Untuk
masalah social ekonomi contoh rumusannya pemberdayaan
kekompok tani, peningkatan akses permodalan/ saprodi.
6. Buat rencana kegiatan FMA berupa pelatihan /demplot berdasarkan
rumusan perbaikan teknologi pada point 5. Demplot yang dilaksanakan
merupakan kombinasi dari rumusan intervensi perbaikan teknologi.
Apabila petani kurang yakin dengan rumusan perbaikan teknologi maka
dapat melakukan uji coba partisipatif petani (UPP) untuk membuktikan
keunggulan teknologi tersebut.
Beberapa contoh analisis masalah dan alternatif intervensi sistem usahatani
Contoh Hasil Penelusuran
1. Tanaman Padi
Uraian Hasil Penelusuran Keterangan
Produksi 3,5 Ton/Ha GKP Hasil ini masih rendah jika
dibandingkan peluang hasil /
potensinya yang sebesar 6
t/ha
Benih Tidak murni dan
sudah 10 kali ditanam
Produksi yg dihasilkan relatif
menurun padahal tersedia
varietas lain yang sejenis dan
berlabel.
Jarak tanam 25 x 30 cm Populasi yang dihasilkaan
kurang maksimal sedangkan
yang optimal jarak tanamnya
20 x 20 /20 x 25 cm.
Pengendalian
Gulma
Dilakukan jika sudah
ada gulma dan
dipantau setiap
minggu
OK
Pemupukan Hanya diberikan urea
saja
Produksi yang dihasilkan
kurang optimal padahal dapat
ditingkatkan dengan
pemupukan berimbang sesuai
dengan takaran spesifik
(Urea+SP-36+KCL(NPK)) di
tambah pemberian bahan
organik (kompos). Contoh :
Desa Poowo Urea 250 kg/ha,
SP-36 75 kg/Ha dan KCL 25
kg/Ha
Pengendalian
hama dan Penyakit
Pengendalian keong
menggunakan
Agrodan, untuk Hama
lain berdasarkan
serangan dengan
melihat
Ok
Panen dan Pasca
Panen
· Panen dilakukan
jika tanaman > 90
% sudah
menguning.
· Perontokan
langsung dilakukan
setelah panen
menggunakan
tresher.
· Hasil panen
langsung dijemur
hingga bisa digiling
Ok
Pemasaran · Pedagang masuk
kelokasi membeli,
atau dijual
langsung ke pasar
tradisional.
Ok.
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah
produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh penggunaan benih yang
kurang tepat dan jarak tanam serta pemupukan yang tidak berimbang,
adapun diagram pohon masalahnya sebagai berikut
Diagram Pohon Masalah
1. Tanaman Padi
Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang
sesuai adalah pelatihan penangkaran benih, pembuatan pupuk kompos dan
PTT padi sawah. Adapun demplot merupakan kombinasi dari penggunaan
benih unggul, pemupukan berimbang dan jarak tanam. Sedangkan ujicoba
ditentukan dari komponen yang dianggap masih diragukan oleh petani (Baca
Buku Panduan ARF terbitan BPTP Gorontalo)
Produktivitas rendah (3,5 t/ha)
Pemupukan tidak berimbang (200
kg urea)
Populasi rendah (25 x 30 cm)
Varietas ditanam 10 kali dan tidak
murni
Tidak tersedia
pupuk selain urea
Tidak memanfatkan bahan organik (Jerami dan
Tidak tersedia VUTB
Peningkatan populasi (20 x 25
cm) atau legowo 2:1
Penangkaran benih
Pembuatan kompos
Integrasi komponen Pengunaan Benih VUTB spesifik lokasi+Penggunaan Kompos+
MASALAH
AKAR
SUMBER MASALAH
ANTISIPASI MASALAH
PROPOSAL 1.Pelatihan penangkaran benih padi VUTB spesifi lokasi 2.Pelatihan pembuatan kompos dari jerami padi+kotoran sapi
2. Demplot FSA
Benih VUTB dibandingkan benih petani Jarak tanam 20 x 25 cm atau legowo dibandingkan dengan jarak tanam petani (25 x 30
3.Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)
1. Pelatihan FMA
2. Tanaman Jagung
Uraian Hasil Penelusuran Keterangan
Produksi MT I hasilnya 6 t/Ha
MT II hasilnya 4 t/Ha
MT III hasinya 4 t/ha
Hasil ini masih rendah jika
dibandingkan potensi varietas
hibrida sebesar 8 t/ha
Benih Benih Hibrida MT I (F1)
sedangkan benih MT II
dan III merupakan
turunan (F2 dan F3)
Penggunaan benih hibrida
turunan dapat menurunkan
produksi.
Jarak tanam Tidak teratur
menyebabkan populasi
rendah + 50.000
pohon/ha
Populasi yang dihasilkaan
kurang maksimal sedangkan
yang optimal jarak tanamnya
70 x 40 cm/ 2 tanaman atau
70 x 20 cm/tanaman.
Populasi dapat mencapai
66.000-80.000 pohon/ha.
Pemupukan Pemupukan :
Urea : 50-200 kg/ha
Phonska : 0-200 kg/ha
Pemupukan tidak sesuai
dengan rekomendasi spesifik
lokasi yang dibuat oleh BPTP.
Dosis yang direkomendasikan
di wilayah tersebut adalah
250 kg urea dan 300 kg
phonska
Penyiangan Dilakukan 2 kali
Umur + 21 hari dan +
40 hari
Ok
Pengendalian
Hama dan
Penyakit
Dilakukan pengamatan
dan dikendalikan
dengan pestisida jika
kondisi melebihi ambang
kendali
Ok
Pengairan Memiliki sumber air
yang cukup dari sumur /
pompa
Ok
Monokultur Penanaman jagung
terus menerus, 3 kali
dalam setahun
Monokultur dengan
penanaman 3 kali setahun
dapat menyebabkan
degradasi kesuburan lahan,
perbaikan lahan dengan
menanam tumpangsari
jagung + kacang-kacangan
dapat mempertahankan
kesuburan tanah dan
meningkatkan pendapatan
persatuan luas.
Panen / Pasca
panen
· Panen dilakukan saat
seluruh kelobot
sudah berwarna
coklat.
· Pemipilan dilakukan
dengan mesin
Ok
Ok
Pemasaran · Banyak pedagang
yang keluar masuk
untuk membeli, harga
tidak jauh beda
dengan pedagang
dikota
Ok
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah
produktivitas yang rendah yang disebabkan oleh penggunaan benih hibrida
turunan, jarak tanam tidak optimal, pemupukan yang tidak berimbang serta
kesuburan tanah yang berkurang, adapun diagram pohon masalahnya
sebagai berikut
2. Tanaman Jagung
Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang
sesuai adalah pelatihan pemupukan berimbang, tumpangsari dan
kelembagaan. Adapun demplot merupakan kombinasi dari penggunaan benih
unggul, pemupukan berimbang dan tumpangsari. Sedangkan ujicoba
ditentukan dari komponen yang dianggap masih diragukan oleh petani seperti
monokultur dengan tumpang sari.
Produktivitas rendah 6 t/ha MT I dan 4 t/ha MT II & MT III
Kesuburan tanah rendah
Jarak tanam dan system tanam tidak teratur (populasi + 50.000
pohon/ha)
MT I Hibrida F1 MT II Hibrida F2
dan MT III Hibrida F3
Pemupukan tidak berimbang
Monokultur dan 3 kali setahun menyebabkan
kahat nitrogen
Harga benih Yang mahal
Pengaturan jarak tanam dan legowo
2:1 (Populasi 66.000 –
80.000 phn/ha)
Pemben-tukan
kelembagaan saprodi
Pengenalan pemupukan berimbang
Integrasi komponen Pemupukan berimbang, tumpangsari jagung + kacang-kacangan
MASALAH
AKAR MASALAH
SUMBER MASALAH
ANTISIPASI MASALAH
PROPOSAL FMA
1.Pelatihan Pemupukan berimbang 2.Pelatihan budaya tumpangsari jagung + kacang-kacangan 3.Pelatihan sistem tanam legowo 2:1 4. Pelatihan kelembagaan pertanian
2. Demplot FSA
Benih petani dengan benih berlabel Sistem tanam garis dengan legowo Monokultur jagung dengan tumpangsari Pemupukan petani dengan berimbang
3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)
Tumpangsari dengan kacang-
kacangan
1. Pelatihan FMA
3. Tanaman Cabe
Uraian Hasil Penelusuran Keterangan
Produksi Panen 3-4 hari sekali hingga umur 7
bulan dengan hasil sekitar 15 ton
Ok
Benih Benih bermutu / berlabel Ok
Jarak tanam Jarak tanam : 70 x 50 dengan
populasi sekitar 17.000
Ok
Pemupukan Pemupukan :
300 kg phonska
7 kg KNO3
Ok
Pengendalian
Hama dan
Penyakit
Dilakukan pengamatan dan
dikendalikan dengan pestisida jika
kondisi melebihi ambang kendali
Ok
Monokultur Penanama dilakukan secara serentak
di kawasan tunggal
Penanaman serentak yang
tidak memperhitungan jumlah
permintaan pasar
menyebabkan harga jual yang
rendah
Panen Disesuaikan dengan lama
penyimpanan dan transportasi ke
pasar (merah / hijau kemerahan).
Ok
Pengolahan Hasil Belum dilakukan sortasi dan
pengolahan hasil
Sortasi akan menambah lama
simpan serta menjaga
kestabilan harga jual.
Terdapat peluang peningkatan
pendapatan dari pengolahan
saus cabai
Pemasaran · Banyak pedagang yang keluar
masuk untuk membeli, harga tidak
jauh beda dengan pedagang
dikota
Ok
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka masalahnya adalah
pendapatan yang rendah yang disebabkan oleh harga jual yang rendah,
rendahnya harga jual tersebut karena terjadi over supply pada saat panen
raya disamping itu belum adanya pengolahan hasil, adapun diagram pohon
masalahnya sebagai berikut
Tanaman Cabe
Berdasarkan rumusan intervensi maka materi pelatihan FMA yang
sesuai adalah pelatihan budidaya sayuran dan buah-buahan ( semangka atau
melon) serta pengolahan cabai. Adapun demplot merupakan pengembangan
sayuran, melon dan semangka. Sedangkan ujicoba dapat berupa
perbandingan mutu cabai yang disortasi dengan tidak disortasi.
1. Pelatihan FMA
Pendapatan Rendah
Produksi Melimpah
Harga Rendah
Kawasan Komoditi Tunggal
Tidak Ada pengolahan Hasil
Pengembangan Kawasan Multi Komoditi Horti
(Cabe, sayuran dan buah2an)
Penanaman Multikomoditas Pengembangan sayuran, melon dan semangka
MASALAH
AKAR MASALAH
SUMBER MASALAH
ANTISIPASI MASALAH
PROPOSAL FMA
1. Pelatihan Budidaya sayuran dan buah-buahan : melon dan semangka
2. Pembuatan saus cabe
2. Demplot FSA
Hasil pendapatan cabe biasa dibandingkan dengan adanya pengolahan Mutu cabe yang tidak disortasi dengan yang tidak
3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)
Pengembangan Produk Olahan :
· Pengawetan · Pembuatan saus Cabe
spesial rasa Gorontalo
3. Sapi potong
Uraian Hasil PMD Keterangan
Pemilihan
Calon bakalan
· Pemelihan sapi bakalan
yang kurang tepat, tidak
seragam baik umur atau
kondisi
Dengan memelihara
bakalan yang seragam
maka akan memudahkan
penanganan
Pakan · Ketersediaan pakan
dimusim kemarau terbatas.
· Mengandalkan hijauan
(tanpa konsentrat)
· PBB 0,25-0,50 kg/hr
Pemberian pakan yang
terbatas pada kuantitas
dan kualitas dapat
menurunkan Penambahan
bobot badan (PBB) padahal
dapat mengolah limbah
pertanian sebagai pakan
(jerami padi/jagung)
Pemberian pakan bermutu
dapat memberikan
penambahan bobot badan
mencapai 0,75 kg/hr
Perkandangan · Konstruksi kokoh
· Ukuran sudah efisien
(2,1 x 1,5 m)
· Mudah dibersihkan
OK
Serangan
penyakit
Umumnya ternak terserang
kudis, cacingan dan kembung
perut
Melalui kesadaran untuk
menjaga sanitasi ternak
serta peningkatan
pemahaman mengenai
kesehatan hewan dapat
mengurangi serangan
penyakit.
Pemasaran Telah mengetahui pemasaran
dan harga jualnya
OK
4. Sapi potong
Seleksi bakalan tidak tepat
Asupan pakan tidak bergizi
Umumnya terserang penyakit
Penambahan berat badan rendah
Belum mengetahui kriteria bakalan
Sanitasi ternak dan kandang tidak
diperhatikan
Pakan berupa hijauan saja
Pengenalan calon bakalan
Perawatan dan Kesehatan Hewan
Pembuatan konsentrat dari janggel jagung,
dedak padi
1. Pelatihan pemilihan calon bakalan 2. Pelatihan Perawatan dan kesehatan hewan 3. Pelatihan Pembuatan konsentrat
Integrasi komponen Pemilihan calon bakalan, perawatan dan kesehatan hewan dan pemberian konsentrat
Perbandingan perlakuan : 1. Sapi Bali yg diberikan hijauan saja dengan hijauan
+ konsentrat 2. Sapi PO dan sapi Bali yg diberikan hijauan saja
dengan hijauan + konsentrat
MASALAH
SUMBER MASALAH
AKAR MASALAH
ANTISIPASI MASALAH
PROPOSAL FMA
2. Demplot FSA
3. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP)
1. Pelatihan FMA
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, M.O. 2007. Farming System dan Pembangunan
Wilayah. Materi disampaikan pada Lokakarya Farming
System Analisys. Bogor 14-16 November 2007.
Fagi, A.M. 2007. Mengembalikan Posisi BPTP kepada
Idealisme Pendiriannya. Materi disampaikan pada
Lokakarya Farming System Analisys. Bogor 14-16
November 2007.
Hendayana, Rachmat. 2007. Metoda Identifikasi Farming
System. Materi disampaikan pada Lokakarya Farming
System Analisys. Bogor 14-16 November 2007.
http://www.fao.org/farmingsystems/description_en.htm.
Situs Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Gorontalo.
Sudana, Wayan. 2007. Identifikasi Farming System dan
Kelayakan Finansial. Materi disampaikan pada
Lokakarya Farming System Analisys. Bogor 14-16
November 2007.