80
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN PEMELIHARAAN SARANA RSU WILLIAM BOOTH TAHUN 2013

Pedoman Pelayanan BPS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman Pelayanan BPS

Citation preview

PEDOMAN PELAYANAN

BAGIAN PEMELIHARAAN SARANA

RSU WILLIAM BOOTH TAHUN 2013

RSU WILLIAM BOOTH

JL RAYA TLEKUNG NO 1

JUNREJO - BATU

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I. Pendahuluan.................................................................................... 1

1.1................................................................................................................. Latar

Belakang................................................................................................. 1

1.2................................................................................................................. Tujuan

Pedoma Pemeliharaan Sarana................................................................ 2

1.3................................................................................................................. Ruang

Lingkup Pemeliharaan Sarana............................................................... 2

1.4................................................................................................................. Batasan

Operasional............................................................................................ 2

1.5................................................................................................................. Landas

an Hukum............................................................................................... 4

BAB II. Standar Ketenagaan........................................................................ 5

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia....................................................... 5

2.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga........................................ 6

BAB III. Standar Fasilitas............................................................................ 7

3.1. Denah Ruang......................................................................................... 7

3.2. Standar Fasilitas.................................................................................... 7

BAB IV. Tata Laksana Pelayanan............................................................... 12

4.1. Arsitektur.............................................................................................. 12

4.2. Utilitas................................................................................................... 12

4.2.1. Air Conditioning Unit (AC)............................................................... 12

4.2.2. Lift...................................................................................................... 15

4.2.3. Pompa................................................................................................. 17

4.2.4. Perpipaan............................................................................................ 18

4.2.5. Komunikasi Dalam Gedung............................................................... 18

4.2.6. Pemeliharaan Listrik.......................................................................... 19

4.2.7. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah................................ 22

4.2.8. Pemeliharaan Plumbing..................................................................... 25

ii

4.2.9. Pemeliharaan Pemadam Kebakaran................................................... 28

4.2.10. Perpipaan.......................................................................................... 37

4.2.11. Panel................................................................................................. 38

4.2.12. Pemeliharaan Incenerator................................................................. 38

4.2.13.Halaman............................................................................................ 39

BAB V. Logistik.......................................................................................... 43

BAB VI. Keselamatan Pasien...................................................................... 47

BAB VII. Keselamatan Kerja...................................................................... 48

BAB VIII. Pengendalian Mutu.................................................................... 50

BAB IX. Penutup......................................................................................... 51

iii

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang

penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Bangunan rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat

mendasar.

Untuk menjamin kesinambungan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada

masyarakat ,maka bangunan rumah sakit serta seluruh peralatan dan perlengkapan

yang menyatu didalamnya harus mendapat perhatian dari pengelola rumah sakit

terutama dalam aspek perawatan dan pemeliharaan yang teratur dan tepat

waktu ,agar terhindar dari kerusakan yang lebih berat dan memerlukan biaya

perbaikan yang tinggi.

Terselenggaranya pelayanan medis kepada masyarakat di rumah sakit

tidak terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Bangunan

rumah sakit beserta seluruh aspek penunjangnya adalah merupakan sarana tempat

dimana pelayanan medik dilaksanakan.

Keadaan dan kelengkapan bangunan rumah sakit sangat menentukan

kualitas pelayanan medik disamping aspek-aspek yang menentukan antara lain

seperti peralatan, tenaga medis, paramedis, obat-obatan dan kelengkapan

pelayanan kesehatan lainnya.

Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan rumah

sakit beserta seluruh fasilitas penunjangnya perlu dipelihara sehingga akan

terhindar dari kerusakan yang akan mengaikibatkan terganggunya pelayanan

dalam jangka waktu yang lama.

Bangunan rumah sakit, khususnya bangunan-bangunan tempat

diselenggarakan pelayanan medis mempunyai beberapa kekhususan tersendiri

sesuai dengan fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan, misalnya ruang operasi,

ruang laboratorium, ruang x-ray, poliklinik dan ruang perawatan.

1

Kekhususan ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanannya ini

menurut adanya ketentuan khusus mengenai bentuk ruangan dan jenis serta

kualitas bahan bangunan yang dipergunakan dalam membuat ruangan tersebut,

sehingga pemeliharaannya harus mengacu kepada aspek-aspek bahan dan fungsi

pelayanannya.

1.2. Tujuan Pedoman Pemeliharaan Sarana.

1. Setiap petugas dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan

pemeliharaan bangunan rumah sakit mempunyai pegangan dan acuan.

2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSU

William Booth.

3. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien dan

keluarganya yang berkunjung di RSU William Booth

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan Pemeliharaan Sarana.

1. Arsitektur bangunan.

2. Utilitas.

3. Halaman.

1.4. Batasan Operasional

Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan perbaikan

keciluntuk seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup arsitektur, utilitas dan

halaman

1. Pemeliharaan.

Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara berkala meliputi :

a. Pembersihan,

b. perapihan,

c. pelumasan,

d. penyetelan,

Perbaikan kecil yang dilakukan sesuai keadaan atau kebutuhan

meliputi:

2

a. Pemolesan,

b. pelapisan,

c. pengecatan,

d. penggantian komponen atau suku cadang yang rusak

dengan volume atau nilai perbaikan tidak melebihi 2

(dua) % dari volume atau nilai keseluruhan per unit.

2. Sasaran kegiatan pemeliharaan.

Arsitektur bangunan, meliputi :

a. Lantai dan tangga,

b. dinding dan partisi,

c. pintu dan jendela,

d. atap dan talang,

e. dan plafon.

Utilitas, meliputi :

a. Listrik,

b. plumbing,

c. tata udara (AC),

d. komunikasi dalam gedung,

e. pemadam kebakaran dan lift,

f. instalasi pengelohan air limbah.

Halaman, meliputi :

a. Pagar,

b. lapangan parkir,

c. saluran air hujan

d. tempat sampah.

3. Pelaksanaan pemeliharaan

Pelaksana pemeliharaan bangunan rumah sakit dapat dilakukan

sendiri oleh bagian pemeliharaan sarana rumah sakit yang

bersangkutan, oleh bengkel rujukan atau oleh pihak ketiga.

3

4. Biaya pemeliharaan

Biaya pemeliharaan bangunan rumah sakit dibebankan pada

anggaran rutin rumah sakit. Komponen biaya pemeliharaan

meliputi biaya pengadaan bahan, suku cadang, alat kerja bantu.

1.5. Landasan Hukum.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012

Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

6. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala

Keselamatan Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi

RSU William Booth.

4

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.

Standar SDM bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit adalah sebagai

berikut.

NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASIJUMLAH

KEBUTUHAN1. KEPALA

BAGIAN PEMELIHARAAN SARANA

SMA/Sekolah Kejuruhan

Kursus Perbengkelan

1

2. PETUGAS ADMINISTRASI

SMAMenguasai

Komputer & Surat menyurat

1

3. PETUGAS PEMELIHARAAN GEDUNG/KAYU

STMMagang di bangunan

(4th magang)2

4. PEMELIHARAAN GENSET STM Mesin

Menguasai Mesin Diesel

2

5. PEMELIHARAAN LISTRIK & TELEPON

STM ListrikMenguasai

instalasi listrik (4th magang)

2

6. TUKANG PIPA/BESI STM Mesin

Menguasai instalasi

perpipaan 2

7. KESEHATAN LINGKUNGAN D3 Kesling

Menguasai Managemen

Limbah 1

8. PEMELIHARAAN ALAT PENDINGIN

STM Listrik Menguasai sistem

pendingin (3th magang)

2

9. PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS

STM MesinMenguasai

sistem motor bensin dan diesel

2

10. TUKANG LAS STM Menguasai las listrik dan Las

Asetylin2

11. TEHNISI ALAT MEDIS D3 Atem

Menguasai peralatan medis

1

5

2.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga.

NO.NAMA

JABATAN

KUALIFIKASI FORMAL DAN

INFORMALWAKTU KERJA

JUMLAH SDM

1 KEPALA BAGIAN PEMELIHARAAN SARANA

SMA/Sekolah Kejuruhan

Senin – Sabtu 07.00 s/d 14.00 1

2 PETUGAS ADMINISTRASI

SMASenin – Jumat 07.00 s/d 15.30

1

3 PETUGAS PEMELIHARAAN GEDUNG/KAYU

STMSenin – Jumat 07.00 s/d 15.30 2

4 PEMELIHARAAN GENSET STM Mesin

Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30

2

5 PEMELIHARAAN LISTRIK & TELEPON

STM ListrikSenin – Jumat 07.00 s/d 15.30 2

6 TUKANG PIPA/BESI STM Mesin

Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30

2

7 KESEHATAN LINGKUNGAN D3 Kesling

Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30

1

8 PEMELIHARAAN ALAT PENDINGIN

STM Listrik Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30 2

9 PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS

STM MesinSenin – Jumat 07.00 s/d 15.30 2

10TUKANG LAS STM

Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30

2

11 TEHNISI ALAT MEDIS D3 Atem

Senin – Jumat 07.00 s/d 15.30

6

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang.

(Ada Pada Lampiran)

3.2. Standar Fasilitas

1. Adanya ruang untuk aktifitas.

2. Adanya sarana/peralatan yang dipakai .

2.1 Untuk mendukung kegiatan administrasi pemeliharaan sarana, diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Komputer 1 buah2 Printer Berwarna 1 buah3 Kamera Digital 1 buah4 ATK (bolpoin, kertas, spidol,

gunting, penggaris, cutter, dll)Sesuai kebutuhan

5 UPS 1 buah6 Pesawat Telepon 1 buah7 Meja 1buah8 Kursi 1 buah9 Lemari arsip 1 buah10 Ruang kerja

2.2 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan gedung dan kayu, diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Ruang kerja2 Tang 1 bh3 Water pas 1 bh4 Obeng 2 bh5 Gergaji kayu 1 bh6 Gergaji besi 1 bh7 Mesin pemotong keramik 1 bh8 Selang penimbang 10 mter9 Cangkul 2 bh10 Timba 2 bh11 Klem kayu 2 bh12 Pahat kayu 2 bh

7

13 Meja kerja kayu 1 bh14 Serut 1 bh15 Bodem 1 bh16 Cetok 2 bh17 Meteran 50 meter 1 bh18 Meteran 5 meter 1 bh19 Kompresor cat 1 bh20 Sekop 1 bh

2.3 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan genset, diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Kunci pas 1 set2 Kunci ring 1 set3 Fuller 1 bh4 Kunci filter oli 1 bh5 Tangki solar 5000 ltr 1 bh6 Avo meter 1 bh7 Ear phone 1 bh8 Kunci inggris 1 bh9 Mistar sorong 1 bh10 Martil 1 bh

2.4 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan listrik dan telepon, diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Avo meter analog 1 bh2 Avo meter digital 1 bh3 Tang amper 1 bh4 Obeng 2 bh5 Kunci pas 1 set6 Kunci ring 1 set7 Tang potong 1 bh8 Tang skun kecil 1 bh9 Tang skun besar 1 bh10 Tang kombinasi 1 bh11 Tang pembulat 1 bh12 Insert tool 1 bh13 Telepon kecil 1 bh14 Ruang kerja 1 15 Meja kerja 1 bh16 Martil 1 bh

8

2.5 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan pipa atau besi ,diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Gergaji besi 2 bh2 Ragum 1 bh3 Pemotong pipa besar 1 bh4 Mata snei pipa 1 set5 Snei pipa sedang 1 bh6 Snei pipa besar 1 bh7 Kunci pipa 4 bh8 Mesin bor duduk 1 bh9 Mistar baja 1 bh10 Penggaris besi siku 1 bh11 Mistar sorong 1 bh12 Tang kombinasi 1 bh13 Kunci inggris 1 bh14 Obeng 2 bh15 Ruang kerja 1

2.6 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan kesehatan lingkungan, diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Ruang kerja Ada2 Computer 1 ada

2.7 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan alat pendingin ,diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Ruang kerja Ada2 Alat pengisi referigerant 1 bh3 Obeng 2 bh4 Kunci pas 1 set5 Freon R 22 1 bh6 Freon R 134 a 1 bh7 Tang amper 1 bh8 Avo meter 1 bh9 Kunci ring 1 set10 Kunci fliring tool 1 set11 Freon R 404 1 bh12 Martil 1 bh

9

2.8 Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan kendaraan dinas,

diperlukan fasilitas sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Kunci pas 1 set2 Kunci ring 1 set3 Tang 1 bh4 Obeng 2 bh5 Stand jack mobil 2 bh6 Dongkrak mobil 3 ton 1 bh7 Charger accu 1 bh8 Meja kerja 1 bh9 Kursi 1 bh10 Fuller 1 bh11 Martil 1 bh

2.9 Untuk mendukung kegiatan tukang las, diperlukan fasilitas sebagai

berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Ruang kerja Ada2 Penggaris siku besi 1 bh3 Mistar baja 1 bh4 Tabung gas elpiji 1 bh5 Tabung gas asetyllin 1 bh6 Mesin bor duduk 1 bh7 Mesin gerinda duduk 1 bh8 Ragum duduk 1 bh9 Las listrik 3 phasa 1 bh10 Las listrik 1 phasa 1 bh11 Tabung oksigen 1 bh12 Martil 1 bh13 Regulator asetillyn 1 bh14 Regulator oksigen 1 bh15 Blander las 1 set16 Obeng 2 bh17 Tang 1 bh18 Tang jepret 1 bh19 Kaca mata las 2 bh20 Kaca mata gerinda 1 bh21 Selang las 10 mtr22 Kabel las listrik 3 mtr

10

2.10 Untuk mendukung kegiatan teknisi medis, diperlukan fasilitas

sebagai berikut :

NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH1 Ruang kerja2 Solder listrik 1 bh3 Timah 1 bh4 Obeng 2 bh5 Tang 1 bh6 Tang cucut 1 bh7 Tang potong 1 bh8 Kuas 1 bh9 Multitester 1 bh10 Vacuum timah 1 bh

11

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. ARSITEKTUR.

Yang termasuk di dalam pemeliharaan di bagian arsitektur adalah :

1. Pemeliharaan Lantai.

2. Pemeliharaan Dinding.

3. Pemeliharaan Pintu dan Jendela.

4. Pemeliharaan Plafon.

5. Pemeliharaan Atap.

Untuk semua pemaliharaan dari Lantai, Dinding, Pintu dan Jendela serta

Plafon menjadi tanggungjawab Cleaning Service, dan apabila ada kerusakan yang

memerlukan perbaikan dan penggantian maka Bagian atau Instalasi dimana

kerusakan terjadi wajib segera melaporkan ke bagian Pemeliharaan Sarana RSU

William Booth.

Untuk Pemeliharaan Atap di RSU William Booth pemeliharaannya

meliputi pembersihan sampah yang dilakukan setiap seminggu sekali dan 3 (tiga)

bulan sekali untuk pembersihan rumput.

Perbaikannya meliputi pembongkaran atap yang rusak dan pemasangan

kembali dengan atap yang baru.

Demikian juga dengan pemeliharan dan perbaikan talang. Baik talang

yang tegak maupun dengan talang yang datar.

Pembersihan meliputi pembersihan dari sampah yang menyumbat di

dalam talang dan organisme botani seperti rumput/lumut, dan pemasangan paku

pada klem – klem yang lepas.

Apabila talang tebuat dari PVC, talang yang berlubang, lepas sambungan

diperbaiki dengan mengganti talang PVC yang baru.

4.2. UTILITAS.

4.2.1. AIR CONDITIONING UNIT.

Yang termasuk dengan Air Conditioning (AC) unit adalah :

Window unit : Split Unit, dan Package unit.

12

Pemeliharaan :

1. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit, (case

unit) menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan

detergen, dilakukan setiap sebulan sekali.

2. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat

exchanger condensor, koil pipa evaporator, filter (saringan) dan

panci penampung. Pembersihan dilakukan dengan cara

mengeluarkan window AC dari rumahnya kemudian dibersihkan

mengunakan sikat atau kain pembersih, deterjen dan compressor

angin. PEmeliharaan dilakukan 3(tiga) bulan sekali.

3. Dilakukan pengisian refrigerant dengan cara memasukkan

refrigerant ke dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang

telah ada. Jenis refrigerant yang digunakan adalah Freon R-12,R-

22 atau fluida lain yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

Pengisian dilakukan bila dianggap perlu.

Perbaikan :

a. AC Split. Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau

kuningan atau jenis lain bila ditemui adanya bagian/daerah

isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa kemudian diganti

dengan isolasi dari salah bahan yang tersebut di bawah ini :

a) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan

air.

b) Magnesium karbida, kalsium silikat, busa polietilen

kemudian dilapisi bahan tahan air. Ketebalan bahan

isolasi disesuaikan dengan ketentuan pabrik pembuat AC

atau minimal 20 mm.

b. AC Package

a) Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan

penggantian atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali

kipas maka tali kipas harus diganti dengan cara mengatur

posisi motor penggerak sedemikian, sehingga tali kipas

dapat diganti dan kemudian diatur kembali pada posisi

13

yang sesuai dengan ketentuan tegangan tali kipas dari

pabrik pembuatnya dan dilakukan pada saat blower tidak

beroperasi. Pemeriksaan kondisi tali kipas ini dilakukan

setiap minggu. Baut – baut yang ditemukan dalam

keadaan kendor pada saluran pipa refrigeran dilakukan

pengokohan. Pengokohan baut yang kendor, disesuaikan

dengan petunjuk dari pabrik pembuat AC tersebut.

Pemeriksaan kondisi baut dilakukan setiap minggu.

b) Dilakukan penyetelan termostat pendingin sesuai dengan

kebutuhan pendinginan di dalam ruangan dengan cara

mengatur termostat pada kondisi temperatur ruangan

yang diinginkan. Pemeriksaan kondisi penunjukan

thermostat dilakukan setiap minggu.

c. Chiller. Pemeliharaan :

a) Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap

permukaan luas unit chiller ini dengan cara menyeka

dengan kain atau dengan sikat pembersih.

b) Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air

pendingin kondensor dan koil pipa pendingin evaporator

dengan cara membuka bagian penutup mesin chiller yang

telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pembersihan

dilakukan pada saat mesin chiller tidak beroperasi, dan

dilakukan 6 (enam) bulan sekali.

c) Untuk penggantian refrigerant mesin chiller dilakukan

sesuai petunjuk mesin tersebut, karena setiap mesin

chiller mempunyai spesifikasi yang berlainan.

d) Fluida yang digunakan adalah R-22,R11 atau refrigerant

lain sesuai petunjuk pabrik. Penggantian dilakukan bila

dianggap perlu.

14

4.2.2. LIFT.

Yang termasud lingkup lift adalah sangkar, lampu indicator, motor

penggerak dan panel :

a. Sangkar. Pemeliharaan sangkar dengan memperhatikan

komponen yang terdiri dari :

1. Vinyl, pemeliharaan :

Dilakukan untuk melindungi permukaan terhadap senyawa

kimia, perubahan warna dan teksture, dengan jalan

membersihkan dengan melap serta mencuci.

Bahan yang digunakan : sapu, mesin pencuci/penyikat dan

sabun cuci.

Pembersihan :

Pembersihan debu dan kotoran dilakukan dengan

menggunakan sikat lunak, dan sapu.

Pembersihan cairan – cairan yang menempel dan bercak –

bercak dilakukan dengan sikat halus dan cairan pembersih

seperti sabun.

Yang perlu diperhatikan dalam membersihkan vinyl adalah :

a) Hindarkan dari asam atau alkali, karena bisa merusak

permukaan dan membuat kusam.

b) Hindarkan menyapu/mengepel dengan campuran yang

mengandung minyak, karena bekas minyak akan

tertinggal dan membentuk lapisan tempat menempel

debu dan kotoran.

c) Hindarkan geseran furniture da.n barang barang keras,

karena permukaan dan sifat lunak dari bahan tersebut

akan mudah rusak.

d) Pembersihan debu dan kotoran dilakukan setiap hari

4.2.2.1. Teakwood

Pembersihan terhadap debu dan kotoran

dilakukan setiap hari dengan lap.

15

Bercak/noda dibersihkan dengan menggunakan

kain lap basah yang diberi bahan kimia,

kemudian dilap sampai kering.

2. Formika

Membersihkan debu dan kotoran dilakukan

dengan menggunakan lap basah dan deterjen

atau bahan kimia untuk

noda – noda tertentu.

Pembersihan debu dan kotoran dilakukan setiap

hari dan pembersihan noda dilakukan segera

mungkin.

3. Aluminium

Pembersihan dengan menggunakan kain halus,

cuci dengan sabun dan air hangat, bilas dan

keringkan.

Bila terdapat noda gunakan cairan atau bubuk

pembersih kemudian dilap dengan kain halus

dan dikeringkan.

4. Besi

Bidang yang kotor karena debu dan kotoran

dicuci dan disikat. Pembersihan dilakukan setiap

6 (enam) bulan. Bagian yang berkarat

disikat/dikikis, dilapisi meni dan dicat kembali.

5. Steinles Steel

a) Pembersihan dari debu dan kotoran

dilakukan setiap hari dengan

menggunakan bulu ayam dan lap basah.

b) Pembersihan dari bercak noda dilakukan

sesegera mungkin dengan menggunakan

kain lap basah serta bahan kimia yang

sesuai dengan jenis bercak/noda tersebut.

16

c) Pemolesan untuk mendapatkan warna

yang cemerlang, sesuai dengan aslinya

dilakukan dalam sebulan sekali.

5. Lampu indicator. Lampu indicator yang mati dengan yang

baru.

6. Motor penggerak. Pembersihan debu dilakukan dengan alat

pembersih : lap, seka, kuas dan alat tiup. Pembersihan

dilakukan seminggu sekali.

7. Panel. Komponen pengaman baik MCB atau Zekering

dibersihkan dari debu yang menempel dengan menggunakan

alat penyemprot debu yang dilaksanakan setahun sekali.

Komponen pengaman yang rusak atau tidak berfungsi harus

diganti.

4.2.3. POMPA.

Yang termasuk dalam lingkup pompa adalah pompa AC, air bersih, air

kotor,hydran dan sprinkler. Pemeliharaan :

1. Pembersihan. Pembersihan debu dilakukan saat pompa tidak

beroperasi dengan menggunakan kain. Pembersihan dilakukan

seminggu sekali.

2. Pelumasan. Pelumasan dilakukan pada poros yang berputar dengan

menggunakan minyak pelumas sesuai dengan ketentuan pabrik.

Pelumasan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.

3. Perbaikan :

a. Pengecatan. Pengecatan terhadap badan pompa yang cacat

permukaan dilakukan pada saat pompa tidak beroperai. Sebelum

pengcatan dilakukan terlebih dahulu disikat dengan ampelas

besi, setelah itu dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan

sesuai warna aslinya dengan bahan cat besi.

b. Penggantian. Penggantian sekat mekanis (seal) dilakukan bila

terjadi kebocoran.

17

4.2.4. PERPIPAAN.

a. Pemeliharaan. Pembersihan terhadap debu pada pipa power house

dengan menggunakan kain. Pembersihan dilakukan sebulan sekali.

b. Perbaikan :

- Pengecatan. Pengecatan dilakukan terhadap pipa – pipa yang cacat

permukaannya. Sebelum pengecatan dilakukan lebih dahulu

disikat dengan ampelas kecil, setelah itu dibersihkan, kemudian

dilakukan pengecetan.

- Penggantian. Bila ditemukan kebocoran pada pipa sambungan dan

katup maka harus dilakukan penggantian. Pipa berdiameter lebih

besar dari 3 inci dapat dilakukan pengelasan pada bagian yang

bocor.

4.2.5. KOMUNIKASI DALAM GEDUNG.

Yang termasuk lingkup komunikasi dalam gedung adalah tata suara dan

telepon.

a. Tata suara

- Tape deck.

Pemeliharaan : Pembersihan kotoran pada head dilakukan dengan

head spray, bila terjadi penurunan kualitas suara.

Perbaikan : apabila permukaan head sudah tipis, karet – karet

sudah getas perlu dilakukan penggantian.

- Paging microphone

Pemeliharaan : pembersihan permukaan dari kotoran dilakukan

dengan kain lap kering. Pembersihan dilakukan setiap bulan.

- Volume control

Pemeliharaan :

Pembersihan permukaan dari kotoran dilakukan dengan kain lap,

sedangkan kemacetan pada kontak mekaniknya dibersihkan

dengan contact cleaner.

Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.

18

Knop yang longgar dapat dilakukan penyetelan atau penguatan

dengan obeng.

Perbaikan. Knop yang aus dapat dilakukan penggantian dengan

elemen yang sama.

- Speaker

Pembersihan permukaan dari debu dilakukan dengan

menggunakan kuas.

b. Telepon

- Pesawat Telepon

Pemeliharaan : Handset dibersihkan dengan kain lap, sedangkan

microphone sebaiknya dilakukan dengan compressor angin

- Jack/outlet telepon

Pemeliharaan : dilakukan penyetelan dengan obeng bila

jack/outlet telepon longgar.

Perbaikan : bila terjadi kerusakan dilakukan penggantian

- Main Distribution Frame (MDF)

Pemeliharaan :

- Debu yang terdapat pada MDF dibersihkan dengan kuas.

Pembersihan dilakukan setahun sekali.

- Kabel – kabel yang longgar pada terminal kabel diperkuat dengan

obeng ataupun dengan penyolderan.

c. PABX.

Pemeliharaan : pembersihan kotoran pada PABX yang mengunakan

relay dilakukan dengan contact cleaner.

4.2.6. PEMELIHARAAN LISTRIK

Komponen yang termasuk dalam lingkup pemeliharaan listrik meliputi :

armatur lampu, saklar, stop kontak, pembumian, instalasi kabel dalam

gedung, panel listrik dan UPS.

a. Armatur Lampu.

1. Kotak lampu pijar/TL

Pemeliharaan :

19

Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan

dengan kain/lap pembersih, jika sulit kalin pembersih

dicampur dengan air dan glass cleaner

Kotak TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan

dengan vacuum cleaner (penghisap debu). Ujung – ujung

kontak di lampu TL sering terjadi korosi.

2. Lampu

Perbaikan : bila lampu mati diganti dengan yang baru.

3. Louvre

Peemeliharaan : dilakukan dari debu/kotoran yang

menempel dengan menggunakan kain bersih yang

dicampur air atau glass cleaner. Dilakukan setahun sekali

Perbaikan : bila louvre retak/pecah dilakukan penggantian

atau perbaikan secepat mungkin karena mempengaruhi

deviasi sinar.

b. Saklar (Kotak Kontak).

Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan

setiap tahun sekali. Bagian dalam terutama pada kontak saklar harus

bersih dari debu. Apabila saklar dalam keadaan ON terjadi panas,

segera diganti.

c. Stop Kontak (Tusuk Kontak).

Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan

pemeriksaan terutama pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang

sering menggunakan alat yang portable (pindah – pindah) karena

sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak kontak yang menjepit akan

cepat aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih. Kalau

terjadi panas atau rusak segera diganti.

d. Pembumian.

Untuk pembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu :

20

1. Untuk peralatan medic maksimum 0,2 Ohm, sesuai PUIL 1987

pasal 860 kelompok 2E.

2. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat – alat lain

maximum 5 Ohm.

3. Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maximum 10

Ohm.

System pembumian diatas, masing – masing tidak boleh digabung.

Pengukuran tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth

tester. Ujung saluran pembumian sering terjadi korosi, sehingga perlu

dibersihkan dengan sikat besi halus dan disemprot dengan cairan anti

korosi.

e. Instalasi Kabel Dalam Gedung.

Pengukuran tahanan isolasi dengan meger dilakukan setiap 3-4 tahun

sekali. Apabila tahanan isolasi kabel kurang dari 250 kilo Ohm maka

isntalasinya harus diperbaiki atau kabelnya diganti.

f. Panel Listrik.

Pada penel ini pemeliharaannya lebih teliti dengan mematikan tegngan

untuk service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF

masing – masing dan rumah tangga yang diketahui Direktur

RS,karena di dalamnya sering terdapat banyak debu dan harus

dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.

Pada sambungann mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB sering

terdapat korosi dan harus disemprot dengan cairan anti korosi dan

mur yang kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali setiap 6

(enam) bulan sekali.

Pengetesan MCB/MCCB, fuse yang putus harus diganti, lampu –

lampu pilot, meter – meter yang rusak diganti secepatnya. Udara

disekitar panel dibebaskan dari lembab. PEngecekan karet – karet

pintu panel dan kunci panel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika

keadaannya rusak agar diganti.

21

g. Transformator.

Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti. Untuk

transformator jenis kering perlu dilakukan pembersihan dari debu

dengan lap kering dan vacuum cleaner dan diujung pole perlu

dibersihkan dengan amplas.

Untuk transformator jenis olie perlu dilakukan pengetesan daya

isolator dari olie trafo, dapat ditest setiap tahun sekali untuk type

Conservatif dan 5 tahun sekali untuk type Hematic atau akan

dilakukan lebih awal jika terjadi trouble shooting/short Circuit salah

satu beban (pengetesan olie di LMK PLN)

h. UPS (Uninterruptible Power Supply).

Pad ruangan – ruangan khusu (kelompok 2E), terdapat UPS. UPS

perlu perhatian khusus pada baterai, harus sering diperiksa/diganti jika

dalam indicator UPS sudah tidak dapat diisi kembali dibagian battery

terdapat pole – pole yang perlu dibersihkan dan temperature ruangan

diusahakan 19C. Untuk menjaga program – program yang ada dalam

UPS yang menggunakan microprocessor, setiap bulan 2(dua) kali.

4.2.7. PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH.

a. Saluran.

Pemeliharaan dari saluran di atas secara periodic tiap bulan dapat

berupa :

1. Penggelontoran air

2. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi

3. Pengambilan endapan.

b. Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole).

Pemeliharaan lubang pemeriksa, sama dengan pemeliharaan saluran

tersebut di atas hanya frekuensinya lebih sering (2 minggu sekali).

c. Pemeliharan Kloset.

Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.

Penggelontoran agar menggunakan air yang lebih banyak.

Pembersihan dilakukan setiap hari.

22

d. Tangki Septik.

Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan.

Hal ini dilakukan dengan seksama minimal 1 (satu) tahun maksimal 4

(empat) tahun. Bila limbah cair banyak mengandung lemak/minyak

maka tangki septic dilengkapi dengan alat penangkap lemak.

e. Bak Pengumpul/Pengangkat.

Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjasi pengendapan di

dalam bak pengumpul dan pompa dilakukan tiap 6 (enam) bulan.

Pengangkat baru dihidupkan disertai dengan penyemprotan air

terhadap semua permukaan yang kotor.

f. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter.

Pemeliharaan anaerobic filter adalah membersihkan sampah,

tanaman,lumut yang terdapat pada anaerobic filter. Pembersihan

dilakukan tiap minggu.

g. Bak Penampung Lumpur.

Pemeliharaan bak penampung lumpur adalah membersihkan kotoran,

lumut yang menempel pada dinding. Pembersihan dilakukan setiap 3

(tiga) bulan.

h. Bak Pengering Lumpur.

Pemeliharaan :

1. Pembersihan sampah, lumut dan tumbuhan lain.

2. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan yang

diperlukan.

3. Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.

i. Bak Kaporisasi.

Pemeliharaan :

1. Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit.

2. Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit

menjadi lancer.

j. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Sistem Aerobic.

Pemeliharaan IPAL sistem aerobic dilakukan setiap 2 (dua) hari sekali

meliputi hal – hal sebagai berikut :

23

1. Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan

mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu.

2. Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang

satu ke unit yang lainnya kecuali apabila diatur secara

otomatis.

3. Membersihkan intake filter

4. Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya

5. Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk

diffuser.

6. Memeriksa switchboard.

7. Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor

dan mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu.

8. Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor

9. Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu.

10. Memeriksa system pengemalian lumpur termasuk

pembersihannya

11. Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain

yang ada pada unit Sewage Treatment Plant termasuk juga

didalam ruang pompa

12. Memeriksa dan membersihkanpompa – pompa sewage.

13. Memeriksa dan membetulkan aliran cairan kaporit sesuai

dengan dosis yang telah ditentukan.

k. Prosedur Dan Tahap Pemeliharaan.

1. Bak pengumpul Awal (influent chamber).

Bersihkan benda – benda padat dan batu yang tertimbun

dan berkumpul secara berkala sebelum mencapai unit

commuinutor.

2. Comminutor.

Pisau – pisau pemotong yang tumpul, gantilah dengan

pisau – pisau baru. Periksa bak comminutor jika

sekiranya terdapat batu, berikan lubrikasi secukupnya dan

semprot dengan air agar bersih.

24

3. Unit penyebar Udara (Difuser).

Apabila diffuser tersumbat, aturlah katup – katup

sehingga udara yang lewat unit tersebut lebih besar, dan

juga dengan menutup katup deretan diffuser lainnya. Bila

pelampung tersumbat, bersihkanlah.

Pengendapan pada pipa transfer, masukkan selang air

kedalam pelampung dan semprotkan air sekuat-kuatnya.

4. Bak Pengendap.

Apabila terjadi lumpur yang mengapung tambahkanlah

debit resirkulasi, kalau tidak ada kemajuan, bersihkanlah

dinding dinding miring bak pengendap

Apabila masih belum terlihat perkembangan, kurangilah

proses aerasi agar supaya proses nitrifikasi tidak

berlebihan.

4.2.8. PEMELIHARAAN PLUMBING.

Plumbing rumah sakit adalah Segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat plumbing dan

pipa dengan peralatannya didalam gedung rumah sakit, yang

bersangkutan dengan system drainase saniter, drainase air hujan, vent,

dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan system kota atau system

lain yang diperbolehkan.

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mencakup : alat – alat saniter, katup, pipa air bersih,

pipa air kotor, pipa vent, tangki air bersih dan penampungan air

kotor.

b. Alat – Alat Saniter.

Yang termasuk lingkup ini adalah : alat saniter serta

peralatannya, misalnya lubang pengering lantai (floor drain).

Pembersihan :

Pembersihan terhadap debu dan kotoran yang menempel pada

alat seniter dengan menggunakan sikat ijuk atau sikat plastic

25

yang halus, kain pembersih dan sabun. Pembersihan terhadap

debu dan kotoran dilaksanakan setiap hari.

Penggelontoran :

Apabila terjadi penyumbatan pada kloset perlu dilakukan

penggelontoran dengan alat penggelontor pada lubang kloset.

Perbaikan kecil :

Bila ditemukan kebocoran pada pipa dan sambungan, maka

harus dilakukan perbaikan atau penggantian.

c. Katup.

Peralatan pengatur aliran dalam pipa menggunakan

katup/klep/valve, misalnya stop kran. Pemeliharaan : Bila

ditemukan kebocoran pada katup, perlu segera dilakukan

perbaikan atau penggantian.

d. Pipa Air Bersih.

Yang termasuk lingkup air bersih adalah pipa air bersih dari

reservoir dan instalasi pipa dalam gedung dari tiap – tiap

lantai, serta pipa hidran dan pipa sprinkler.

1. Pemeliharaan :

a. Pembersihan :

Pembersihan terhadap debu pada pipa di power house

dengan menggunakan kain pembersih yang

dilaksanakan sebulan sekali.

b. Pengecatan

Pengecatan dilakukan terhadap pipa – pipa yang cacat

permukaannya. Sebelum dilakukan pengecatan

terlebih dahulu disikat dengan amplas besi, kemudian

dilakukan pengecatan sesuai warna sebelumnya.

2. Penggantian

Bila ditemukan kebocoran pada pipa atau sambungannya

maka harus dilakukan penggantian. Dan pada pipa

berdiameter lebih besar dari 3 inci dapat dilakukan

pengelasan pada bagian yang bocor.

26

e. Pipa Air Kotor.

Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar mandi,

WC, peturasan, pengering lantai dan bak cuci tangan.

Pemeliharaan :

1. Pembersihan :

Pembersihan terhadap kotoran pada pengering lantai

dilakukan bila terjadi penyumbatan laju aliran air bekas.

Bila terjadi penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan

dengan alat kompressi atau diberikan bahan kimia

penghancur.

2. Penyetelan

Apabila air aliran kotor tidak lancer, harus dilakukan

penyetelan terhadap kemiringan pipa.

f. Pipa Vent.

Pipa yang digunakan untuk sirkulasi udara pada semua pipa air

kotor dan memungkinkan keluar masuknya udara.

Pemeliharaan :

Pembersihan terhadap lubang pipa dilakukan bila terdapat

kotoran yang menutupi lubang tersebut dengan memasukkan

air bersih dari lubang pipa vent yang tertinggi. Pembersihan

berkala dilakukan 6 (enam) bulan sekali. Bila ditemukan pipa

yang pecah atau sambungan yang lepas maka harus dilakukan

perbaikan atau penggantian.

g. Reservoar Air Bersih.

Reservoir air bersih yang dimaksud meliputi reservoir air

bersih bawah (ground reservoir) dan reservoir air bersih atas.

Pemeliharaan :

Agar kualitas air bersih tetap baik, maka reservoir penyediaan

air bersih harus dilakukan pengurasan dengan cara membuang

benda – benda yang kotor dalam reservoir. Untuk tangki fiber

glass dilakukan pembersihan dengan menggunakan sikat ijuk,

sikat plastic yang halus dan kain pembersih. Apabila

27

diperlukan, dilakukan penyetelan pengatus luas air (water level

control). Bila ditemukan pengatur luap air tidak berfungsi atau

rusak maka harus diperbaiki atau diganti.

h. Bak Penampungan Air Kotor.

Bak penampungan air kotor yang dimaksud adalah septic tank

dan tangki penampung air kotor (sewage treatment plant tank).

Pemeliharaan :

Pembersihan : bila endapan sudah penuh dilakukan

pembersihan bak penampung air kotor, dengan penyedotan dan

pembilasan sisa endapan.

4.2.9. PEMELIHARAAN PEMADAM KEBAKARAN.

System Pemadam Kebakaran terdiri dari :

a. Hidran.

Yang termasuk lingkup ini adalah Siamase, kopling, pilar hidran,

slang gulung, nozzle dan perpipaan

1. Siamase/kopling/pilar hidran

Pemeliharaan : dilakukan penyetelan bila terjasi

kebocoran

Perbaikan kecil : untuk permukaan yang cacat perlu

dilakukan pengecatan

2. Slang gulung

Pemeliharan : untuk menghindarkan terjadinya

kemacetan/pembelitan pada saat akan dipergunakan, slang

gulung dirapikan sesuai dengan penggantung atau lilitan

Perbaikan kecil : bila pada saat pengetesan rutin ada

kebocoran pada slang gulung, maka diadakan penggantian.

3. Box/kotak hidran

Pemeliharaan : pelumasan dilakukan pada engsel pintu

dengan bahan pelumas (oil/gemuk) dilakukan 3 (tiga)

bulan sekali

28

Perbaikan kecil : untuk bagian – bagian yang cacat atau

warna telah kusam dilakukan pengecatan.

4. Nozzle

Pemeliharaan : dilakukan pembersihan kotoran – kotoran

pada permukaan dan lubang nozzle dengan kain lap bila

perlu dengan bahan kimia.

Perbaikan kecil : dilakukan penggantian apabila terjadi

kerusakan pada nozzle

5. Perpipaan

Pemeliharaan dan perbaikan kecil lihat butir

perpipaan

b. Sprinkler.

Yang termasuk dalam lingkup ini adalah kepala sprinkle, gong motor

air dan perpipaan.

1. Kepala Sprinkle

Pemeliharaan : pembersihan debu yang menempel pada

kepala sprinkler dengan menggunakan lap pembersih

dilakukan dalam 3 (tiga) bulan sekali.

Perbaikan kecil : penggantian kepala sprinkle bila ada

yang pecah/rusak, bahan disesuaikan dengan data teknik

yang ada

2. Gong Motor Air

Pemeliharaan : Dilakukan penyetelan terhadap posisi

gong motor air dengan dudukannya agar tidak mudah

berubah stelannya.

3. Perpipaan.

c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Alat pemadam api ringan diperiksa 2(dua) kali dalam setahun yaitu

pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan dan pemeriksaan dalam

jangka 12 (dua belas) bulan.

29

1. Pemeriksaan dalam jangka waktu 6(enam) bulan ; meliputi hal –

hal sebagai berikut :

- Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya

tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya segel pengaman

cartridge atau tabung bertekanan dan mekanik penembus

segel.

- Bagian – bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk

handle dan label harus selalu dalam keadaan baik.

- Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang

terpasang tidak boleh rusak atau menunjukkan tanda – tanda

rusak.

- Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda,

diperiksa dengan cara mencampur sedikit larutan sodium

bicarbonate dan asam keras diluar tabung, apabila reaksinya

cukup kuat, maka alat pemadam api tersbut dapat dipasang

kembali.

- Untuk alat pemadam api ringan jenis busa, diperiksa dengan

cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonate dan

aluminium sulfat di luar tabung, apabila cukup kuat, maka

alat pemadam api ringan tersebut dapat dipasang kembali.

- Untuk alat pemadam api ringan hidrokarbon berhalogen

kecuali jenis tetrachloride diperiksa dengan cara

menimbang, jika beratnya sesuai dengan aslinya dapat

dipasang kembali.

- Untuk alat pemadam api karbon tetrachorida, diperiksa

dengan cara melihat isi cairan di dalam tabung, jika masih

memenuhi syarat dapat dipasang kembali.

- Untuk alat pemadam api jenis karbon dioksida (CO2) harus

diperiksa dengan cara menimbang serta mencocokkan

beratnya dengan berat yang tertera pada alat pemadam api

tersebut, apabila terdapat kekurangan berat sebesar 10%,

30

tabung pemadam api harus diisi kembali sesuai dengan

berat yang ditentukan.

2. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan untuk semua

alat pemadam api yang menggunakan tabung gas. Alat

pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan

dengan membuka tutup kepala secara hati–hati dan dijaga

supaya tabung dalam posisi berdiri tegak, kemudian diteliti

sebagai berikut :

- Isi alat pemadam api harus sampai pada batas permukaan

yang telah ditentukan.

- Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan

tidak boleh tersumbat atau buntu.

- Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, saluran

penyemprotan tidak boleh tersumbat.

- Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak

dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan

bak gasket atau paking harus masih dalam keadaan baik.

- Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.

- Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang

atau cacat karena karat.

- Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum

dimasukkan larutannya harus dalam keadaan baik.

- Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang disegel, tabung

harus masih dilak dengan baik.

- Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan, harus dalam

keadaan baik.

- Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan

kapasitasnya.

Alat pemadam api jenis hidrokarbon berhalogen, dilakukan

pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati – hati dan

dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak, kemudian diteliti

menurut ketentuan sebagai berikut :

31

- Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan.

- Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan

tidak boleh tersumbat atau buntu.

- Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak

boleh tersumbat.

- Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat

bergerak dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang

tajam dan tuas penekan harus dalam keadaan baik.

- Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.

- Lapisan pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan

baik.

- Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan

kapasitasnya.

Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (drychemical)

pemeriksaan dilakukan dengan membuka tutup kepala secara hati –

hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak dan

kemudian diteliti menurut ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

- Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan

dan tepung keringnya dalam keadaan tercurah bebas tidak

berbutir.

- Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak

boleh buntu atau rusak.

- Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak

dengan bebas, mempunyai rusuk dan sisi yang tajam.

- Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik.

- Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang – lubang

atau cacat karena karat.

- Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam

keadaan baik.

- Tabung gas bertekanan harus terisi penuh, sesuai dengan

kapasitasnya yang diperiksa dengan cara menimbang.

32

Untuk alat pemadam api ringan jenis pompa tangan CTC (Carbon

Tetra Chlorida) harus diadakan pemeriksaan lebih lanjut sebagai

berikut :

- Peralatan pompa harus diteliti untuk mematikan bahwa

pompa tersebut dapat bekerja dengan baik.

- Tas pompa hendaklah dikembalikan lagi pada kedudukan

terkunci sebagai semula.

- Setelah pemeriksaan selesai, bila dianggap perlu segel

diperbaharui.

- Petunjuk pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat

dibaca dengan jelas dan mudah dimengerti.

Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan tekan

secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun

sekali dan harus kuat menahan tekanan coba menurut ketentuan butit

4.a), 4 b), 4.c) pasal ini selama 30 (tiga puluh) detik.

Untuk alat pemadam api jenis busa dan cair harus tahan terhadap

tekanan coba sebesar 20 kg per cm².

Tabung gas pada alat pemadam api ringan dan tabung bertekanan

tetap (stored pressure) harus tahan terhadap tekanan coba sebesar

atau setengah kali tekanan kerjanya atau sebesar 20 kg per cm²

dengan pengertian : kedua angka tersebut dipilih yang terbesar

untuk dipakai sebagai tekanan coba.

Untuk alat pemadam api ringan jenis karbon dioksida (CO2) harus

dilakukan percobaan tekan dengan syarat :

1. Percobaan tekan pertama satu setengah kali teklebih anan kerja.

2. Percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja.

3. Jarak waktu dilakukan percobaan tekanan pertama dan kedua

tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun dan untuk percobaan tekan

selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 (lima0 tahun.

4. Apabila alat pemadam api karbon dioksida (CO2) setelah diisi

dan oleh sesuatu hal dikosongkan atau dalam keadaan

dikosongkan selama lebih dari 2 (dua) tahun terhitung dari

33

setelah dilakukan percobaan tersebut pada butir 4.c) terhadap

alat pemadam api tersebut harus diusahakan percobaan tekan

ulang sebelum diisi kembali dan jangka waktu percobaan tekan

berikutnya tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun.

5. Tekanan coba tabung – tabung gas (gas containers) harus

memenuhi ketentuan – ketentuan seperti tersebut butir 4.c) pasal

ini.

6. Jika karena sesuatu hal tidak mungkin dilakukan percobaan

tekan terhadap tabung alat pemadam api dimaksud diatas, maka

tabung tersebut tidak boleh digunakan sesudah 10 (sepuluh)

tahun terhitung tanggal pembuatannya dan selanjutnya

dikosongkan.

7. Tabung gas yang telah dinyatakan tidak memenuhi syarat harus

dimusnahkan.

8. Apabila dalam pemeriksaan alat pemadam api jenis karbon

dioksida (CO2) sesuai dengan ketentuan, bila terdapat cacat

karena karat atau beratnya berkurang 10% dari berat seharusnya,

terhadap alat pemadam api tersebut harus dilakukan percobaan

tekan dan jangka waktu percobaan tekan berikutnya tidak boleh

lebih dari 5 (lima) tahun.

9. Setelah dilakukan percobaan tekan terhadap setiap alat

pemadam api ringan, tanggal percobaan tekan tersebut harus

dicatat dengan cat di selembar pelat logam pada badan tabung.

10. Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali

dengan ketentuan :

- Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun

sekali.

- Untuk jenis cair busa yang dicampur lebih dahulu harus

diisi 2 (dua) tahun sekali.

- Untuk jenis tabung gas hidrokarbon berhalogen, tabung

harus diisi 3 (tiga) tsekali, sedangkan jenis lainnya harus

diisi selambat – lambatnya 5 (lima) tahun.

34

- Waktu pengisian tersebut disesuaikan dengan lampiran 1

- Bagian dalam dari tabung alatpemadam api ringan

hidrokarbon berhalogen atau tepung kering, harus benar –

benar sebelum diisi kembali.

Alat pemadam api ringan jenis cairan dan busa diisi kembali dengan

ketentuan :

a. Bagian dalam dari tabung alat pemadam api jenis cairan

dan busa (chemical harus dicuci dengan air bersih)

b. Saringan, bagian dalam tabung pipa pelepas isi dalam

tabung dan alat – alat expansi tidak boleh buntu atau

tersumbat.

c. Pengisian ulang tidak boleh melewati tanda batas yang

tertera.

d. Setiap melakukan pelarutan yang diperlukan, harus

dilakukan dalam bejana tersendiri.

e. Larutan sodium bicarbonate atau larutan lainnya yang

memerlukan penyaringan, pelaksanaannya dilakukan

dengan cara menuangkan ke dalam tabung melalui

saringan.

f. Timbale penahan alat lainnya untuk menahan asam atau

larutan garam asam, ditempatkan kembali kedalam

tabung.

g. Timbel penahan yang agar longgar harus diberi lapisan

tipis petreum jelly sebelum dimasukkan.

h. Tabung gas system ditekan harus diisi dengan gas atau

udara sampai pada batas tekanan kerja, kemudian

ditimbang sesuai dengan berat isinya termasuk lapisan zat

pelindung.

Alat pemadam api ringan jenis hidrokarbon berhalogen harus diisi

kembali dengan cara :

1. Untuk tabung gas bertekanan, harus diisi dengan gas

atau udara kering sampai batas tekanan kerjanya.

35

2. Tabung gas bertekanan dimaksud diatas harus

ditimbang dan lapisan cat pelindung dalam keadaan

baik.

3. Jika digunakan katup atau pen pengaman, katup atau

pen pengaman tersebut harus sudah terpasang

sebelum tabung dikembalikan pada

Alat pemadam api ringan jenis tepung kering harus diisi dengan

cara :

1. Dinding tabung dan mulut pancar (nozzle)

dibersihkan dari tepung kering yang melekat.

2. Ditiup dengan udara kering compressor

3. Bagian sebelah dalam dari tabung harus diusahakan

selalu dalam keadaan kering.

Cara pengisian semua alat pemadam api ringan sebelum diisi

kembali harus dilakukan tindakan sebagai berikut :

1. Isinya dikosongkan secara normal.

2. Setelah seluruh isi tabung dialirkan keluar, tutup

kepala dibuka dan tabung serta alat – alat diperiksa.

3. Apabila dalam pengisian alat – alat tersebut terdapat

adanya cacat yang menyebabkan kurang amannya

alat pemadam api dimaksud, maka segera harus

diadakan penelitian.

4. Bagian dalam dan luar tabung, harus diteliti untuk

memastikan bahwa tidak terdapat lubang – lubang

atau cacat karena karat.

5. Setelah cacat – cacat sebagaimana tersebut butir 9.d.

yang mungkin mengakibatkan kelemahan fisik

diperbaiki, alat pemadam api harus diuji kembali

dengan tekanan sebagaimana yang disyaratkan.

6. Ulir tutup kepala harus diberi gemuk tipis, gelang

tutup ditempatkan kembali dan tutup kepala

dipasang dengan mengunci sampai kuat.

36

7. Apabila gelang tutup seperti tersebut butir 9.4.

terbuat dari karet, harus dijaga agar gelang tidak

terkena gemuk.

8. Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat

pada badan alat pemadam api ringan tersebut.

9. Alat pemadam api ringan harus ditempatkan kembali

pada posisi semula.

Pemeliharaan :

a. Pembersihan.

Untuk menghilangkan debu/kotoran yang menempel

pada corong semprotan dilakukan pembersihan

dengan menggunakan pembersihan yang

dilaksanakan 6 (enam) bulan sekali.

b. Pengisian.

Pengisian kembali/penggantian isi tabung dengan

bahan sejenis dilakukan sesuai ketentuan pabrik.

Dalam kondisi habis pakai, langsung dilakukan

pengisian kembali.

c. Perbaikan kecil.

Permukaan yang cacat perlu dilakukan pengecatan.

4.2.10. PERPIPAAN.

Komponen yang termasuk lingkup pemipaan adalah pipa air bersih, pipa

hidran, dan pipa sprinkler.

1. Pemeliharaan.

Pembersihan terhadap debu pada pipa di power house dengan

menggunakan kain bersih yang dilaksanakan sebulan sekali.

2. Perbaikan kecil.

Pengecatan, pengecatan dilakukan terhadap pipa – pipa yang cacat

permukaannya. Sebelum pengecatan dilakukan terlebih dahulu

disikat dengan ampelas besi, setelah itu dibersihkan kemudian

dilakukan pengecatan sesuai warna sebelumnya.

37

Penggantian, bila ditemukan kebocoran pada pipa, sambungan dan

katup maka harus dilakukan penggantian dan pada pipa berdiameter

lebih besar dari 3 inci dapat dilakukan pengelasan pada bagian yang

bocor.

4.2.11. PANEL.

Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada panel meliputi lampu indicator

dan pengaman.

1. Lampu indicator. Perbaikan kecil bila lampu indicator mati

dilakukan penggantian dengan lampu yang sejenis.

2. Komponen pengaman. Perbaikan kecil dilakukan pembersihan

komponen pengaman baik MCB atau sekring dibersihkan dari debu

yang menempel dengan menggunakan alat penyemprot debu yang

dilaksanakan sekali setahun. Komponen pengaman yang rusak atau

tidak berfungsi harus diganti.

5. ALAT KONTROL.

Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada alat control meliputi Volt meter,

ampere meter, frequensi meter, pressure gouge, pengukur suhu dan

lampu indicator. Pemeliharaan pembersihan debu dilakukan dengan kain

lap atau kuwas sekali dalam setahun. Perbaikan kecil, alat kontrol yang

rusak atau tidak berfungsi harus diperbaiki.

4.2.12. PEMELIHARAAN INCINERATOR.

1. Tangki Bahan Bakar. Pemeliharaan Tangki Bahan Bakar dilakukan

setiap hari. Pembersihan terhadap bah melekat pada tangki.

2. Pipa penyalur bahan bakar. Pemeliharaan pipa penyalur bahan bakar

dijaga supaya aliran bahan bakar selalu lancar, tidak tersumbat.

Pemeliharaan dilakukan setiap minggu.

3. Burner. Pemeliharaan burner dilakukan setiap hari, sehingga aliran

bahan bakar melalui nozzle dapat berjalan dengan lancer. Bila aliran

bahan bakar tidak lancar, supaya dibersihkan.

38

4. Perbaikan dilakukan bila nozzle tersumbat segera diperbaiki atau

diganti dengan nozzle yang baru.

5. Blower.Pemeriksaan oli dan gemuk, apabila kurang harus ditambah.

6. Panel pengatur otomatis dilakukan pemeliharaan dengan

membersihkan dari debu dan kotoran yang melekat sehingga

pengaturan pembakaran secara otomatis dapat berjalan dengan lancar.

Perbaikan apabila terjadi gangguan pengaturan pembakaran secara

otomatis supaya segera diperbaiki dan diatur kembali proses

pembakarannya.

7. Kerangka dalam incinerator. Pemeliharaan membersihkan kotoran,

debu, sampah yang terdapat pada dinding luar incinerator.

Pembersihan dilakukan setiap hari. Perbaikan dinding yang bocor atau

rusak supaya diperbaiki, misalnya pengelasan rangka/dinding yang

lepas.

8. Dinding dalam incinerator. Pemeliharaan membersihkan kotoran yang

tidak dapat terbakar, misalnya kaleng/logam yang terdapat pada celah

– celah batu, pembakar. Pemeliharaan dilakukan setiap bulan.

Perbaikan batu tahan api yang rusak supaya segera diganti dan

disemen dengan semen tahan api. Dinding yang bocor supaya segera

disumbat dengan semen tahan api.

9. Cerobong asap. Pemeliharaan membersihkan kotoran yang melekat

pada cerobong setiap bulan. Perbaikan cerobong asap yang bocor

supaya diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

10. Pengendali asap. Pemeliharaan membersihkan pengendali asap

terhadap kotoran yang melekat/menyumbat saluran, sehingga dapat

beroperasi dengan baik. Pembersihan dilakukan setiap hari.

4.2.13. HALAMAN.

1. Pemeliharaan Lapangan Parkir.

a. Pemeliharaan.

39

Meliputi pembersihan sampah dan organism botani (rumput

dan yang sejenisnya) yang ada dipermukaan lapangan parkir

Pembersihan organisme botani dengan menggunakan sapu,

sikat, skop kecil atau dengan cara dicabut.

Pembersihan dialkukan setiap hari untuk sampah dan sekali

setiap 1 (satu) bulan untuk organism botani.

b. Perbaikan kecil.

Meliputi penggantian block press yang lepas, hilang dan

penggantian sisa (kanstin) bidang perkerasan yang hancur.

Bidang perkerasan yang block presnya lepas diisi dengan pasie

dan dipadatkan kemudian dibuat sesuai dengan kemiringannya,

setelah padat block press dipasang sesuai polanya. Pengunci

sisi bidang perkerasan yang rusak, kemudian dicor dengan

adukan beton.

2. Pemeliharaan Saluran Air Hujan.

Saluran air hujan dapat berupa saluran tertutup, terbuka.

a. Pemeliharaan.

a) Saluran tertutup

i. Saluran yang tersumbat atau kotor, dibersihkan

dengan bamboo.

ii. Bak control dibersih dari sampah, kotoran yng

mengendap.

iii. Penutup saluran terbuat dari plat beton/gril besi

Penutup saluran plat beton dibersihkan

dengan penyikatan/pengikisan lumut dan

kotoran

Penutup saluran gril besi dibersihkan dengan

penyikatan dari karat.

b) Saluran terbuka

i. Saluran dibersihkan dari sampah dan endapan

diangkat dengan skop dan disapu.

40

ii. Bak control dibersihkan dari sampah dan kotoran

yang mengendap.

iii. Pembersihan dilakukan 2 (dua) minggu sekali.

b. Perbaikan kecil

a. Bagian – bagian yang rusak, saluran yang terbuat dari

beton ditambah dengan semen.

b. Bagian saluran yang rusak/pecah, harus diganti.

3. Pemeliharaan Jalan Taman.

Pemeliharaan jalan setapak dilakukan untuk membersihkan

kotoran /sampai yang ada di jalan. Apabila digunakan

conblock, secara teratur rumputnya dipotong sebulan sekali.

Bentuk jalan setapak di taman dapat berupa batu kerikil/koral,

beton, conblock dan keramik.

Jalan yang digunakan bagi pejalan kaki sering disebut sebagai

jalan setapak.

Perlu adanya rambu taman, baik berupa gambar symbol

maupun tulisan, menggunakan bahan :

Yang tahan lama

Tidak mahal

Mudah dipelihara

Rambu taman yang ditujukan untuk pengamanan taman dengan

tulisan yang mudah dilihat, seperti :

Terima kasih untuk tidak menginjak rumput

Dilarang menginjak rumput

Dilarang memetik bunga

Biarkan bunga berkembang

Nikmatilah keindahannya.

4. Pemeliharaan Pagar.

Pemeliharaan pagar di RSU William Booth, menjadi

tanggungjawab dari bagian outsoursching yaitu pagar yang ada di

41

luar bangunan gedung yang bertanggung jawab adalah bagian

taman sedangkan untuk yang ada di dalam gedung adalah bagian

cleaning service. Bagian taman bertanggungjawab untuk jenis

pagar hidup yaitu termasuk penyiraman dan pemupukan dan

pemangkasan tanaman agar tumbuh dengan baik, serta penggantian

tanaman yang mati. Pagar yang ada di dalam gedung adalah

tanggung jawab dari cleaning service. Yang termasuk pagar di

dalam gedung adalah pagar teralis dan pagar beton. Apabila

memerlukan perbaikan kecil maka akan segera dilaporkan ke

bagian Pemeliharaan Sarana untuk diperbaiki misalnya apabila

memerlukan pengelasan atau pengecatan baik itu teralis maupun

tembok.

5. Pemeliharaan Tempat Sampah.

Tempat sampah dapat terbuat dari : Plastik atau pasangan batu

bata. Tempat sampah yang terdapat di luar gedung rumah sakit

menjadi tanggungjawab dari bagian taman dan di dalam gedung

yang terbuat dari pelastik menjadi tanggung jawab dari cleaning

service. Untuk tempat sampah yang terbuat dari pemasangan batu

bata adalah tanggung jawab dari rumah sakit.

42

BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan logistik bagian Pemeliharaan Sarana diadakan melalui

permintaan barang sesuai SPO Logistik RS :

1. Administrasi.

NO NAMA BARANG1 Surat perintah kerja lembur2 Kertas folio3 Tinta printer 4 Buku ekspedisi5 Buku folio6 Map 7 Pensil 8 Penggaris 9 Staples 10 Isi staples11 Stipo 12 Slip bon makan13 Bollpoint

2. Pemeliharaan Gedung.

NO NAMA BARANG1 Pasir 2 Semen 3 Koral 4 Semarang bata5 Plamir tembok6 Lem rajawali putih7 Kertas gosok8 Calcium 9 Pensil kayu10 Plamir kayu11 Pernes 12 Kayu 13 Triplek 14 Laberkol 15 Cat tembok16 Cat kayu

43

3. Genset.

NO NAMA BARANG1 Bahan Bakar solar2 Filter oli3 Filter solar4 Filter udara5 Oli mesin6 Aki 7 Van belt8 Red silikon

4. Pemeliharaan Listrik & Telepon.

NO NAMA BARANG1 Kabel NYY 2x2,5 mm²2 Kabel NYY 3x2,5 mm²3 Kabel NYY 4x4 mm²4 Kabel serabut 2x2 mm²5 MCB6 Kontaktor 7 Relay 8 Timer 9 Lampu tl10 Lampu mercury11 Lampu sl12 No fuse breaker13 Kabel NYY 4x10 mm²14 Kabel telepon indoor15 Kabel telepon outdoor16 Skun kabel17 Terminal telepon18 Isolasi listrik19 Lampu indicator panel listrik20 Volt meter panel21 Amper meter panel22 Klem kabel

5. Pemeliharaan Pipa/Besi.

NO NAMA BARANG1 Pipa besi ½ ”2 Pipa besi ¾ ”3 Pipa besi 1”4 Pipa besi 1 ½ ”5 Pipa besi 2”

44

6 Tba 7 Pipa pvc ½ ”8 Pipa pvc ¾ ”9 Pipa pvc 1”10 Pipa pvc 1 ¼ ”11 Pipa pvc 1 ½ ”12 Pipa pvc 2 ”13 Pipa pvc 2 ½ ”14 Pipa pvc 4 ”15 Pipa pvc 6”16 Pipa pvc 8”17 Kran wastafel18 Stop kran19 Flexible 20 Gasket

6. Kesehatan Lingkungan.

NO NAMA BARANG1 Clorin 2 Abate

7. Pemeliharaan Alat Pendingin.

NO NAMA BARANG1 Freon R 122 Freon R 223 Freon R 134 a4 Freon R 4045 Pakan las perak

8. Pemeliharaan Kendaraan Dinas.

NO NAMA BARANG1 Oli 2 Busi 3 Roda 4 Bahan bakar5 Filter oli6 Filter udara7 Filter bensin8 Filter solar9 Dop lampu10 Bahan bakar

45

9. Las.

NO NAMA BARANG1 Pakan las kuningan2 Pakan las listrik3 Oksigen4 Asetyllin 5 Elpiji

10. Pemeliharaan Alat Medis.

NO NAMA BARANG1 Timah 2 Kontak cleaner

46

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Program Keselamatan Kerja di Bagian Pemeliharaan Sarana dengan Komunikasi

efektif (sesuai panduan komunikasi SBAR).

47

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Undang – Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan

bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat

dan terbebas dari gangguan. Kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan

oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk kategori tersebut

diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program

keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan guna melindungi karyawan dan

kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam atau di luar rumah sakit.

Dalam Undang – Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan

yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam kondisi sehat

dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat

hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari

perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas

pegawai dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang – Undang No 1

tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu

berada dalam keadaan sehat dan selamat.

b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara

efesien.

c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.

Faktor –faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat

digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :

a. Kondisi dan lingkungan kerja.

b. Kesadaran dan kualitas pekerja.

c. Peranan dan kualitas manajemen.

48

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan

penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :

Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.

Alat –alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan

proses produksi.

Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan

terlalu panas atau terlalu dingin.

Tidak tersedia alat –alat pengaman.

Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya

kebakaran dan lain –lain.

Program Keselamatan kerja di bagian Pemeliharaan Sarana :

- Peraturan keselamatan harus jelas dan dimengerti oleh setiap karyawan.

- Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh.

- Ruang gerak bebas.

- Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup.

- Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan

pegawai.

- Harus tersedia locker untuk penyimpanan alat – alat tugas.

- Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan,

debu dan pencegahan kebakaran.

- Ketika melakukan tugas harus selalu mengutamakan keselamatan kerja

(memakai kacamata pada waktu mengelas, memakai sabuk pengaman bila

naik tembok yang tinggi dll).

49

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pemeliharaan sarana rumah sakit

Input

1. Adanya Penanggung Jawab IPSRS

SK Direktur

2. Ketersediaan bengkel kerja

Tersedia

Proses

3. Waktu tanggap kerusakan alat ≤ 15 menit

≥ 80 %

4. Ketepatan waktu pemeliharaan alat sesuai jadwal pemeliharaan

100 %

5. Ketepatan waktu kalibrasi alat

100 %

Output6. Alat ukur dan alat

laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu

100 %

50

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan RSU William Booth ini telah

diusahakan disusun dengan sebaik – baiknya. Namun demikian tentu masih

terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunannya yang perlu

mendapatkan perhatian guna penyempurnaannya.

Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan pedoman ini sangat

kami harapkan untuk menjadi bahan pertimbangan guna penyempurnaan

penyusunan pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan RSU William Booth

dikemudian hari.

51