45

Pedoman RKM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SD/MI

Citation preview

1

BABI

PENGANTAR PENYUSUNAN RKS/MDAN RKT

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah

menuntaskan Pendidikan Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-

Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan-

perundangan yang ada saat ini telah menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk

menyediakan pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7 sampai dengan 15 tahun.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah memilih

Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS/M) sebagai salah satu strategi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014,

Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan visi: “Terselenggaranya Layanan

Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif.”

Layanan prima pendidikan nasional adalah layanan pendidikan yang:

1. tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara;

2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;

3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,

dunia usaha, dan dunia industri;

4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas

dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi,

geografi, gender, dan sebagainya; dan

5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan

menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.

Untuk mencapai visi tersebut di atas, Kemdiknas telah menetapkan sasaran strategis,

diantaranya: Angka Partisipasi Sekolah (APS) kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,9%

dan kelompok usia 13-15 tahun mencapai 96% pada tahun 2014. Artinya, Pemerintah

Indonesia, dalam hal ini melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan berusaha keras

untuk membuat semua anak Indonesia yang berusia 7-15 tahun mendapat pelayanan

sekolah/madrasah yang bermutu dan relevan.

Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah

memperkecil hambatan terbesar penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu besarnya

biaya yang harus ditanggung oleh orang tua peserta didik. Program BOS ini, memberikan

subsidi kebutuhan belanja sekolah/madrasah kepada semua SD/MI serta SMP/MTs

(negeri dan swasta), sehingga biaya pendidikan secara keseluruhan berkurang.

Bagi orang tua peserta didik, program BOS ini akan membantu dalam:

1. mengirim anak-anak ke sekolah/madrasah (peningkatan akses),

2. membuat anak-anak tetap bersekolah, atau pengurangan jumlah anak putus

sekolah/madrasah (dropout), dan

2

3. mengirim anak-anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (peningkatan transisi

dari SD/MI ke SMP/MTs).

Sedangkan bagi sekolah/madrasah, program ini akan dapat:

1. meningkatkan mutu pendidikan, dan

2. mengembangkan otonomi sekolah/madrasah.

Mulai tahun 2010, Program BOS bukan lagi hanya berorientasi pada pengurangan biaya

pendidikan, tetapi juga berupaya meningkatkan kinerja sekolah/madrasah. Jika sebelum

tahun 2010 penggunaan dana BOS hanya didasarkan kepada peruntukannya, sejak 2010

penggunaan dana BOS dikaitkan dengan jenis program yang didanainya. Dengan

menghubungkan penggunaan dana BOS dengan program sekolah/madrasah, maka bisa

diketahui sejauhmana dana BOS digunakan untuk membiayai program-program yang

memang dibutuhkan oleh sekolah/madrasah untuk meningkatkan kinerjanya.

Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan

Dasar di Kabupaten/Kota menetapkan 13 indikator yang harus dipenuhi di tingkat

sekolah/madrasah, terkait dengan buku dan media pembelajaran, kurikulum dan

rencana pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pendidikan dan manajemen

sekolah/madrasah, namun tidak ada indikator tentang mutu lulusan dan pembiayaan.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sasaran antara untuk mencapai Standar

Nasional Pendidikan (SNP) seperti yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas. Sebagai sebuah

standar minimal, maka yang dicakup dalam SPM hanyalah hal-hal minimal yang harus

dipenuhi. Oleh sebab itu, analisis terhadap ketercapaian SPM saja tidak cukup untuk

membantu sekolah/madrasah dalam membuat perencanaan sekolah/madrasah.

Pemenuhan SPM haruslah dijadikan acuan untuk penyusunan program, namun

sekolah/madrasah juga harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan

rencana pengembangan sekolah/madrasah ke depan dan mutu lulusan.

Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program Wajib

Belajar, penerapan MBS, pemenuhan SPM dan BOS harus ditanggapi secara positif

sehingga penyelenggaraan program pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan,

baik dari jumlah maupun mutu.

Sekolah/madrasah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi

untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah/madrasah harus

memperbaiki proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.

Sekolah/madrasah harus menyediakan, mengembangkan, dan mengelola sarana dan

prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah/madrasah juga

harus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal

tersebut di atas. Untuk itu, semua tindakan sekolah/madrasah harus bisa dipertang-

gungjawabkan dan transparan agar sekolah/madrasah memperoleh kepercayaan (trust)

dari semua pemangku kepentingan.

Untuk mencapai hal tersebut, sekolah/madrasah tidak ada pilihan selain 'berpikir

sebelum bertindak', melakukan perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan

dalam sebuah 'dokumen kunci' yang bernama Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

(RKS/M). Melalui RKS/M diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara

bijaksana.

3

RKS/M yang akurat juga akan membantu sekolah/madrasah memenuhi tuntutan publik

tentang perlunya partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas1. Proses penyusunan yang

melibatkan semua pemangku kepentingan, akan membuat RKS/M dapat diakses oleh

semua pihak dan dilaporkan kepada publik, sehingga dapat memenuhi tuntutan publik.

B. DASAR HUKUM

RKS/M dirumuskan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010

tentang Standar Pelayanan Minimal, Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2011 serta

Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 - 2014.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Pasal 53 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas

dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka

menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.

Lebih jauh, pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib membuat:

1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan

dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang

ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.

2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja

Jangka Menengah.

Untuk membantu sekolah/madrasah menyusun RKS/M, maka Kemdiknas menerbitkan

Pedoman ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan yang

harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyusunan RKS/M

tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pedoman penyusunan RKS/M ini dirancang sebagai bagian dari kegiatan pelatihan

Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah. Sekolah/madrasah akan mendapat

pendampingan dari fasilitator yang sekaligus bisa menjadi narasumber, namun demikian

Pedoman ini juga dapat digunakan tanpa pendampingan dari fasilitator.

Penyusunan RKS/M merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS/M dapat

digunakan sebagai:

1 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003, Pasal 48 (1): Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada

prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

4

1. pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;

2. dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/

madrasah; serta

3. bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang

diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.

Tujuan utama penyusunan RKS/M adalah agar sekolah/madrasah mengetahui secara

rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran

pengembangan sekolah/madrasah dapat dicapai. RKS/M juga menjamin bahwa semua

program dan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah sudah

memperhitungkan harapan-harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah/

madrasah. Karena itu proses penyusunan RKS/M harus melibatkan semua pemangku

kepentingan.

C. PRINSIP-PRINSIP

Prinsip-prinsip Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) yang baik, adalah:

1. terpadu, mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan oleh

sekolah/madrasah,

2. multi-tahun, mencakup periode empat tahun,

3. multi-sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing program.

Misalnya dari BOS, DAK, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sumbangan dari

masyarakat atau sumber dana lainnya,

4. berbasis kinerja, adalah semua program/kegiatan memiliki indikator-indikator yang

harus dicapai dengan jelas,

5. disusun secara partisipatif oleh kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah

dan dewan pendidik dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya,

6. mengintegrasikan pendidikan karakter bangsa ke dalam program dan kegiatan

sekolah/madrasah,

7. sensitif terhadap isu jender, adalah adanya kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan dalam penyusunan program,

8. responsif terhadap keadaan bencana, menunjukan daya tanggap sekolah/

madrasah terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dan

9. pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh komite sekolah/madrasah dan

pemangku kepentingan lainnya.

D. ALUR DAN PROSES PENYUSUNAN RKS/M

Proses penyusunan RKS/M dilakukan melalui tiga alur proses kegiatan, yakni: (1)

persiapan, (2) penyusunan RKS/M, dan (3) pengesahan, dan sosialisasi RKS/M.

Alur proses penyusunan RKS/M tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

5

PERSIAPAN:

1. Pembentukan tim

pengembang

sekolah/madrasah

(TPS/M),

2. Pembekalan/

orientasi TPS/M.

PENYUSUNAN RKS/M:

1. Menetapkan kondisi

sekolah/madrasah saat ini

2. Menetapkan kondisi

sekolah/madrasah yang

diharapkan

3. Menyusun program,

kegiatan dan indikator

kinerja

4. Menyusun rencana

anggaran sekolah/

madrasah

5. Menyusun RKT dan RKAS/M

PENGESAHAN:

1. Penyetujuan oleh rapat

dewan pendidik setelah

memperhatikan

pertimbangan komite

sekolah/madrasah,

2. Pengesahan oleh pihak

yang berwenang,

3. Sosialisasi kepada

pemangku kepentingan

pendidikan.

Gambar 1. Alur Proses Penyusunan RKS/M

Berikut ini adalah uraian singkat tentang Alur Penyusunan RKS/M.

1. Persiapan

Sebelum penyusunan RKS/M dilakukan, Dewan Pendidik (kepala sekolah/madrasah

dan guru) bersama Komite Sekolah/Madrasah membentuk tim pengembang

sekolah/madrasah (TPS/M) yang tugas utamanya adalah menyusun RKS/M.

Pembentukan TPS/M hendaknya dilakukan melalui proses demokratis dengan

mengedepankan musyawarah mufakat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

suplemen tentang Pedoman Pembentukan TPS/M.

Setelah terbentuk, TPS/M disarankan melakukan pendalaman/orientasi mengenai

kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS/M. Materi

yang perlu didalami antara lain: peraturan dan perundang-undangan mengenai

pendidikan (Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidkan dan/atau Standar

Nasional Pendidikan), perlindungan anak, kebijakan pendanaan pendidikan,

kebijakan peningkatan mutu dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan,

prioritas pendidikan tingkat kabupaten/kota, manajemen berbasis sekolah/

madrasah (MBS/M), pendekatan, strategi dan metode pembelajaran inovatif seperti

pembelajaran aktif, pembelajaran aktif-kreatif-efektif dan menyenangkan (PAKEM),

peranserta masyarakat dalam pendidikan, perencanaan pendidikan di

sekolah/madrasah. Selain itu juga dibahas penyusunan RKS/M, peran dan fungsi

masing-masing pemangku kepentingan dalam proses perencanaan. Kegiatan ini

dapat dilakukan bersama-sama dalam kelompok kerja kepala sekolah (KKKS),

kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) serta

pertemuan/rapat sekolah/madrasah yang dihadiri baik oleh Dewan Pendidik, Komite

Sekolah/Madrasah maupun secara mandiri oleh anggota TPS/M.

2. Proses Penyusunan RKS/M

Penyusunan RKS/M terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu:

6

Tahap I: Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini

1) Melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M)

2) Membandingkan Hasil Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah dengan Acuan Standar

Sekolah/Madrasah

3) Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah/Madrasah.

Tahap II: Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah yang Diharapkan

1) Merumuskan Visi Sekolah/Madrasah

2) Merumuskan Misi Sekolah/Madrasah

3) Merumuskan Tujuan Sekolah/Madrasah

4) Merumuskan Sasaran dan Indikator Kinerja

Tahap III: Menyusun Program dan Kegiatan

1) Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program.

2) Merumuskan Kegiatan, indikator kegiatan, dan Jadwal Kegiatan.

Tahap IV: Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah

1) Membuat Rencana Biaya Program

2) Membuat Rencana Pendanaan Program

3) Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.

Tahap V: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah (RKTS/M) dan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M).

1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

a. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis

b. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler

c. Menetapkan Jadwal RKTS/M.

2) Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

3. Pengesahan, dan Sosialisasi RKS/M

Terdiri dari 3 (tiga) langkah, yakni:

1) Penyetujuan RKS/M oleh rapat Dewan Pendidik setelah memperhatikan

pertimbangan dari Komite Sekolah/Madrasah,

2) Pengesahan berlakunya RKS/M oleh Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag (untuk

sekolah/madrasah negeri), atau oleh penyelenggara sekolah/madrasah (bagi

sekolah/madrasah swasta),

3) Sosialisasi kepada pemangku kepentingan sekolah/madrasah.

7

Proses Penyusunan RKS/M dan RKT

TAHAP I MENETAPKAN

KONDISI SEKOLAH/

MADRASAH SAAT INI

Melakukan EDS/M

Kondisi Nyata

Sekolah/Madrasah

Acuan Standar Sekolah

Tantangan (Utama) SPM, SNP

Visi/Misi Dinas

TAHAP II MENETAPKAN

KONDISI SEKOLAH/

MADRASAH YANG

Langkah 1: Merumuskan Visi

Langkah 2: Merumuskan Misi

Pendidikan

Kabupaten/Kota

DIHARAPKAN Harapan

Pemangku

Kepentingan

Langkah 3: Merumuskan Tujuan

Langkah 4: Merumuskan Sasaran

& Indikator Kinerja

TAHAP III MENYUSUN

PROGRAM &

KEGIATAN

Langkah 1: Merumuskan Program dan

Menetapkan Penanggungjawab Program

Langkah 2: Menentukan Kegiatan,

Indikator Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan

TAHAP IV MENYUSUN RENCANA

ANGGARAN SEKOLAH/

MADRASAH

Langkah 1: Membuat Rencana Biaya Program

Langkah 2: Membuat Rencana Pendanaan Program

Langkah 3: Menyesuaikan Rencana Biaya

dengan Sumber Pendanaan

TAHAP V MENYUSUN RKT -

RKAS/M

Langkah 1: Merumuskan Rencana

Kerja Tahunan (RKT)

Langkah 2: Membuat Rencana

Kegiatan dan Anggaran

Sekolah/Madrasah (RKAS/M)

1. Menetapkan

Program/Kegiatan

Strategis

2. Menetapkan

Program/Kegiatan

Rutin

3. Menetapkan

Jadwal RKT

8

BABII

MENENTUKAN KONDISI SEKOLAH/MADRASAH SAAT INI

Dalam menentukan kondisi sekolah saat ini, ada dari 3 (tiga) langkah yang harus dilakukan,

yakni:

1. Melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah,

2. Membandingkan Hasil Evaluasi Diri (Kondisi Nyata) Sekolah/Madrasah dengan Acuan

Standar Sekolah/Madrasah,

3. Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah/Madrasah.

A. MELAKUKAN EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH

Untuk menetapkan kondisi sekolah/madrasah saat ini, sekolah/madrasah perlu

melakukan kegiatan yang disebut evaluasi diri sekolah/madrasah. Melakukan evaluasi

diri bisa menggunakan berbagai alat evaluasi diri, misalnya dengan menggunakan

instrumen evaluasi diri (EDS/M) yang dijelaskan dalam Bagian I buku ini. Alat evaluasi

diri hendaknya dirancang dengan mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM)

dan atau standar nasional pendidikan (SNP), sehingga memiliki tolok ukur yang jelas dan

bisa dijadikan dasar untuk mengembangkan sekolah/madrasah empat tahun mendatang

dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Tujuan melakukan evaluasi diri adalah untuk melihat gambaran yang jelas tentang

situasi sekolah/madrasah saat ini. Karena itu, evaluasi diri sekolah/madrasah harus diisi

dengan seksama dan seobjektif mungkin. Informasi yang dihasilkan dari evaluasi diri

sekolah/madrasah juga berguna untuk membantu para pemangku kepentingan

sekolah/madrasah dalam menyusun RKS/M dan RKT yang didasarkan pada kondisi nyata

sekolah/madrasah.

Dengan melakukan evaluasi diri akan menunjukkan kinerja sekolah/madrasah misalnya,

bagian yang mengalami perbaikan atau peningkatan, bagian yang tetap, dan bagian yang

mengalami penurunan.

Dalam panduan ini, hasil evaluasi diri sekolah/madrasah yang mencakup 8 standar itu

dikelompokkan sesuai dengan nama program sekolah/madrasah yang terdapat pada

Permendiknas Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2011. Hal ini penting dilakukan

karena dana BOS merupakan sumber utama bagi sekolah/madrasah untuk memenuhi

biaya penyelenggaraan sekolah/madrasah, dan kebijakan pemerintah mengharuskan

BOS menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar

yang bermutu.

Sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS 2011, program sekolah terdiri

dari:

1. Pengembangan kompetensi lulusan (bidang akademik dan non akademik)

2. Pengembangan kurikulum/KTSP

9

3. Pengembangan pembelajaran

4. Pengembangan sistem penilaian

5. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

6. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah/madrasah

7. Pengembangan manajemen sekolah/madrasah

8. Pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler

9. Budaya dan lingkungan sekolah/madrasah

10. Penanaman karakter (budi pekerti).

Dalam pedoman ini akan dipaparkan kesepuluh program sekolah tersebut.

Program 1: Pengembangan kompetensi lulusan (bidang akademik dan non akademik)

Apakah sekolah/madrasah telah menghasilkan lulusan yang kompeten?

Program ini dihadirkan untuk memberikan informasi apakah sekolah/madrasah telah

memenuhi kewajibannya dalam memberikan layanan pendidikan dasar sehingga

menghasilkan lulusan yang kompeten. Pertanyaan kunci yang perlu dijawab adalah:

1. Apakah peserta didik dapat mencapai target akademik yang diharapkan?

2. Apakah peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota

masyarakat?

Dengan menjawab dua pertanyaan tersebut, sekolah/madrasah akan bisa menyimpulkan

sejauh mana capaian sekolah/madrasah dalam upayanya untuk menghasilkan lulusan

yang berkompeten.

Program 2: Pengembangan kurikulum/KTSP

Bagaimana kurikulum/KTSP diterapkan di sekolah/madrasah?

Program ini dihadirkan untuk memberikan informasi tentang sejauh mana

sekolah/madrasah telah menerapkan KTSP. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan

di bawah ini, sekolah/madrasah akan tahu hal apa saja yang sudah diterapkan. Untuk

mengetahui status penerapan KTSP, sekolah/madrasah perlu menjawab pertanyaan-

pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan?

2. Apakah sekolah/madrasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta

didik?

Program 3: Pengembangan Pembelajaran

Bagaimana sekolah/madrasah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, sekolah/madrasah akan tahu

bagaimana para guru menyiapkan perencanaan proses pembelajaran, bagaimana

10

pelaksanaannya, termasuk penerapan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif

dan menyenangkan (PAKEM).

1. Apakah silabus sudah sesuai/relevan dengan standar?

2. Apakah RPP yang dirancang untuk mencapai pembelajaran sudah efektif dan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik?

3. Apakah sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan digunakan secara tepat?

4. Apakah pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang interaktif,

inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi peserta didik?

5. Apakah supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan

berkelanjutan?

Program 4: Pengembangan Sistim Penilaian

Bagaimana sekolah/madrasah merencanakan dan melaksanakan sistim penilaian yang

komprehensif?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, sekolah/madrasah akan tahu

bagaimana sekolah/madrasah merancang dan melaksanakan sistim penilaian, termasuk

bagaimana sekolah/madrasah mengkomunikasikan sistim penilaian tersebut kepada

peserta didik dan orang tua?

1. Bagaimana sistem penilaian untuk menilai peserta didik disusun, baik dalam bidang

akademik maupun nonakademik?

2. Apakah penilaian berdampak pada proses belajar?

3. Apakah orang tua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka?

Program 5: Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Apakah pendidik dan tenaga kependidikan telah memenuhi keperluan proses belajar

mengajar di sekolah/madrasah?

Untuk mengetahui apakah sumberdaya manusia sekolah/madrasah sudah memadai,

maka sekolah/madrasah perlu menjawab pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sudah memenuhi standar?

2. Apakah kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai?

3. Apakah kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah memadai?

Program 6: Pengembangan Sarana Prasarana Sekolah/Madrasah

Apakah sekolah/madrasah mempunyai sarana dan prasarana yang mencukupi untuk

mendukung pembelajaran? Apakah fasilitas sekolah/madrasah memenuhi kebutuhan

standar pelayanan minimal atau standar nasional pendidikan untuk pembelajaran?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sekolah/madrasah perlu menjawab pertanyaan di

bawah ini:

11

1. Apakah sarana dan prasarana sekolah/madrasah sudah memadai?

2. Apakah bangunan sekolah/madrasah dalam kondisi terpelihara dan baik?

Program 7: Pengembangan Manajemen Sekolah/Madrasah

Sejauhmana efektivitas manajemen sekolah/madrasah?

Untuk mengetahui hal tersebut, sekolah/madrasah perlu menjawab pertanyaan-

pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah kinerja pengelolaan sekolah/madrasah berdasarkan kerja tim dan kemitraan

yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh semua pihak?

2. Apakah rencana kerja sekolah/madrasah mencantumkan tujuan yang jelas untuk

program peningkatan dan perbaikan berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan

baik?

3. Apakah Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah atau Rencana Kerja Sekolah/

Madrasah berdampak terhadap peningkatan hasil belajar?

4. Apakah pengumpulan dan penggunaan data handal dan valid?

5. Apakah dukungan dan kesempatan pengembangan profesi diberikan bagi para

pendidik dan tenaga kependidikan?

6. Apakah masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah/madrasah?

Program 8: Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler

Apakah sekolah/madrasah telah memberikan layanan secara mencukupi kepada peserta

didik sebagai penerima jasa (service user)?

Program ini dihadirkan untuk memberikan informasi apakah sekolah/madrasah telah

memenuhi kewajibannya dalam memberikan layanan kepada peserta didik? Pertanyaan

kunci yang perlu dijawab adalah:

1. Bagaimana pedoman penerimaan peserta didik?

2. Bagaimana penanganan anak yang tinggal kelas dan drop-out?

3. Bantuan apa yang diberikan kepada peserta didik yang kurang mampu?

4. Bantuan apa yang diberikan kepada peserta didik yang kurang siap belajar?

5. Bagaimana dukungan kepada anak dengan kebutuhan khusus, termasuk bakat dan

minat?

6. Bagaimana layanan konseling dilaksanakan di sekolah/madrasah?

Program 9: Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah

Bagaimana sekolah/madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan

yang kondusif bagi warga sekolah/madrasah untuk melaksanakan pembelajaran?

1. Program budaya lingkungan apa saja yang ada di sekolah/madrasah?

12

2. Bagaimana keterlibatan pemangku kepentingan sekolah/madrasah dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program tersebut?

Program 10: Penanaman Karakter (Budi Pekerti)

Apakah sekolah/madrasah sudah memfasilitasi peserta didik dalam membangun

karakter, membangun budaya bangsa dan mengembangkan semangat kewirausahaan

peserta didiknya?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, maka sekolah/madrasah bisa

mengetahui sejauhmana sekolah/madrasah telah mengupayakan pembangunan

karakter, budaya bangsa dan sifat kewirausahaan para peserta didik dan hasilnya.

1. Bagaimana peran sekolah/madrasah dalam pembinaan karakter dan budaya bangsa

peserta didik?

2. Bagaimana nilai-nilai keagamaan dan pluralisme dilaksanakan?

3. Bagaimana peran sekolah/madrasah dalam membina kejujuran peserta didik?

4. Bagaimana peran sekolah/madrasah dalam pembinaan kewirausahaan peserta didik?

B. MEMBANDINGKAN HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN ACUAN

STANDAR SEKOLAH/MADRASAH

Apabila kita mencermati aturan dan perundangan yang terkait dengan pengelolan

satuan pendidikan2, maka pengelolaan sekolah/madrasah pada dasarnya bertujuan

untuk mencapai SNP. Untuk mencapai SNP, maka sekolah/madrasah harus mencapai

SPM terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam penyusunan RKS/M, data dan informasi

yang dikumpulkan melalui instrumen EDS/M perlu disimpulkan. Penyimpulan dilakukan

dengan dua cara:

1. Membandingkan kondisi nyata/terkini sekolah/madrasah dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pembandingan kondisi

nyata sekolah/madrasah dengan SPM dan/atau SNP dimaksudkan untuk

memudahkan sekolah/madrasah mengetahui apakah sekolah/madrasah masih

belum memenuhi standar pelayanan minimal (SPM), sudah memenuhi SPM, sudah

memenuhi SNP, atau bahkan sudah mencapai Standar Bertaraf Internasional (SBI).

2. Dengan melihat data hasil EDS/M yang masih perlu mendapat perhatian untuk

diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Dalam hal ini, kesimpulan dinyatakan

dalam kalimat pernyataan yang spesifik (mencantumkan data), fokus (menunjukkan

indikator), dengan tidak mencantumkan alasan/harapan.

2 UU No.20 Tahun 2003 tentan g Sistim Pendidikan Nasional; PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan, PP No. 65 Tahun 2005 ten tang Ped oman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minima l,

PP No. 17 Tahun 2010 tentan g Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PP No. 66 Tahun 2010 tentang

Revisi PP No. 17 Tahun 2010, Permend iknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pen gelolaan Pendid ika n,

Permendiknas No.63 Tahun 2009 ten tang Sistim Pen jamin an Mutu Pendidika n, Permen diknas No. 15 Tahun

2010 ten tang Standar Pelayan an Min ima l Pend idikan Dasar

13

Dengan demikian pemangku kepentingan sekolah/madrasah mendapatkan gambaran

bagaimana kondisi nyata sekolah/madrasah saat ini bila dibandingkan dengan SPM dan/

atau SNP, dan hal-hal yang masih perlu dikembangkan sehingga sekolah/madrasah

dapat memberikan layanan yang semakin baik kepada peserta didik.

C. MERUMUSKAN TANTANGAN (UTAMA/PRIORITAS) SEKOLAH/MADRASAH

Tantangan sekolah/madrasah merupakan kesenjangan kondisi nyata sekolah/madrasah

sebagai hasil EDS/M dengan kondisi yang diharapkan. Sehubungan dengan penyusunan

RKS/M maka kondisi yang diharapkan bisa menggunakan acuan standar pelayanan

minimal (SPM) dan/atau standar nasional pendidikan (SNP).

Secara teknis, tantangan utama sekolah/madrasah diklarifikasi dengan melakukan

pembandingan nilai/skor sekolah/madrasah hasil EDS/M dengan SPM dan/atau SNP.

Hasil pembandingan tersebut akan menunjukkan dibagian mana sekolah/madrasah

masih berada di bawah SPM, dibagian mana sekolah/madrasah sudah berada di atas

SPM; dibagian mana sekolah/madrasah sudah mencapai SNP dan dibagian mana

sekolah/madrasah sudah berada di atas SNP. Kesimpulan-kesimpulan ini digunakan oleh

sekolah/madrasah untuk menentukan prioritas apa saja yang mendesak untuk segera

ditangani. Sekolah/madrasah dianjurkan untuk menangani bagian-bagian yang belum

mencapai SPM, baru kemudian sekolah/madrasah menangani bagian-bagian yang belum

mencapai SNP supaya bisa mencapai SNP. Setelah SPM dan SNP tercapai,

sekolah/madrasah bisa memikirkan capaian yang lebih tinggi, yaitu tingkatan di atas

SNP.

Seperti tercantum pada Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010, SPM di tingkat sekolah/

madrasah hanya mencakup 13 indikator. Oleh sebab itu, untuk membantu

sekolah/madrasah menentukan tantangan, dalam pedoman ini digunakan indikator lain

yang dianggap setingkat dengan SPM, yaitu indikator-indikator yang membantu

sekolah/madrasah untuk mengetahui bagian-bagian yang capaiannya/kondisinya masih

sangat rendah.

Berkaitan dengan perumusan tantangan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

tantangan tersebut dapat diwujudkan berdasarkan indikator SPM dan/atau SNP yang

perlu dicapai. Tantangan sekolah/madrasah sebaiknya dirumuskan secara spesifik,

artinya rumusan tantangan harus menunjukkan:

1. Apabila berkaitan dengan nilai mata pelajaran, maka perlu dirumuskan besaran

tantangan, dan di kelas mana saja;

2. Apabila berkaitan dengan guru, maka perlu dirumuskan guru di kelas mana saja;

apakah semua guru mata pelajaran atau satu mata pelajaran saja, dan seterusnya;

3. Apabila berkaitan dengan buku/bahan ajar, maka perlu dirumuskan mata pelajaran

mana saja atau semua mata pelajaran, buku teks, buku referensi, buku pegangan

peserta didik atau guru, untuk kelas mana saja dan seterusnya.

Tabel berikut ini menunjukkan contoh bagaimana menetapkan kondisi sekolah/

madrasah saat ini, standar acuan sekolah/madrasah, dan tantangan sekolah/madrasah.

14

Tabel 2. Contoh Dalam Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini, Acuan Standar

Sekolah/Madrasah dan Tantangan Sekolah/Madrasah

Kondisi Saat Ini (Hasil EDS/M) Acuan Standar Sekolah/Madrasah Tantangan

Rasio buku berbanding murid

untuk mata pelajaran

matematika kelas 5 adalah

1: 2.

Rasio buku berbanding murid

untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia, IPA dan IPS kelas 5

adalah 1:1

a) < 1:1

b) 1:1 untuk Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA, IPS

c) 1:1 untuk semua mata pelajaran

d) > 1:1 untuk semua mata pelajaran

(dengan judul buku yang berbeda)

Memenuhi rasio buku

berbanding murid untuk

buku mata pelajaran

matematika menjadi 1:1

Prestasi UASBN/UN sekolah/

madrasah berpredikat cukup

(6,10)

a) < 5,49 (kurang)

b) 5,50 – 6,49 (cukup)

c) 6,50 – 7,49 (memuaskan)

d) 7,50 – 10,00 (sangat memuaskan)

Menaikkan nilai rata-rata

UASBN/UN sebesar 1,39

(dari 6,10 menjadi 7,49)

15

BABIII

MENENTUKAN KONDISI SEKOLAH/MADRASAH YANG DIHARAPKAN

Dalam menentukan kondisi sekolah yang diharapkan, ada dari 4 (empat) langkah yang harus

dilakukan oleh sekolah/madrasah, yakni:

1. Merumuskan visi sekolah/madrasah

2. Merumuskan misi sekolah/madrasah

3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah

4. Merumuskan sasaran dan indikator kinerja.

A. MERUMUSKAN VISI SEKOLAH/MADRASAH

Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan keadaan sekolah/madrasah yang

diinginkan di masa datang. Visi sekolah/madrasah dikembangkan sesuai dengan

keinginan atau cita-cita sekolah/madrasah dengan tetap berkepribadian Indonesia.

Artinya visi suatu sekolah/madrasah harus mengacu kepada kondisi lingkungan

sekolah/madrasah dan daerah, namun juga harus bermuatan nasionalisme. Hal ini untuk

menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah/madrasah ’bebas’ menentukan

visinya dan tidak terkait dengan kebijakan pihak lain. Di samping itu, visi

sekolah/madrasah juga harus mempertimbangkan kondisi nyata sekolah/madrasah serta

potensi yang dimiliki sekolah/madrasah dan harapan masyarakat sekolah/madrasah.

Artinya jenis dan mutu layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh orang tua

dan masyarakat sekolah/madrasah untuk mewujudkan harapan tersebut.

Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa visi:

1. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga

sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;

3. Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-

pihak yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi

pendidikan nasional;

4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah

dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;

5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang

berkepentingan;

6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan

tantangan di masyarakat.

Dalam perumusan visi sekolah/madrasah perlu memperhatikan rambu-rambu berikut.

16

1. Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku dan telah

menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia;

2. Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik;

3. Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia;

4. Perkembangan era global;

5. Perkembangan IPTEK;

6. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan;

7. Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan;

8. Belum operasional;

9. Menggambarkan harapan masa datang.

Contoh rumusan visi sekolah/madrasah:

”Terwujudnya lulusan yang berkualitas, kompetitif dan berakhlaq mulia”

B. MERUMUSKAN MISI SEKOLAH/MADRASAH

Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan

penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang

dijadikan arahan untuk mewujudkan visi sekolah/madrasah. Dengan kata lain, misi

adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah/madrasah yang dituangkan

dalam visi dengan berbagai indikatornya. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat

yang menunjukkan ’tindakan’ dan bukan kalimat yang menunjukkan ’keadaan’

sebagaimana pada rumusan visi.

Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa misi sekolah/

madrasah:

1. Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan

Pendidikan nasional;

2. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

3. Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;

4. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan

oleh sekolah/madrasah;

5. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/

madrasah;

6. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan

unit sekolah/madrasah yang terlibat;

7. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan

termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang

dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

17

8. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang

berkepentingan;

9. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan

tantangan di masyarakat.

Contoh rumusan misi sekolah/madrasah:

”Penyelenggaraan pendidikan yang memberi kesempatan luas pada peserta didik

untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat”

C. MENENTUKAN TUJUAN SEKOLAH/MADRASAH

Langkah berikutnya setelah visi dan misi dirumuskan adalah merumuskan tujuan

sekolah/madrasah selama empat tahun ke depan menuju standar pelayanan minimal

(SPM) dan atau standar nasional pendidikan (SNP). Dengan demikian, tujuan sekolah/

madrasah pada dasarnya adalah langkah untuk mewujudkan visi sekolah/madrasah yang

telah dicanangkan. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan

bahwa tujuan sekolah/madrasah:

1. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat

tahunan);

2. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan

kebutuhan masyarakat;

3. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/

madrasah dan Pemerintah;

4. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite

sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh

kepala sekolah/madrasah;

5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang

berkepentingan.

Dalam menentukan tujuan, sekolah/madrasah sebaiknya merumuskan secara bersama

dengan para pemangku kepentingan. Hal ini penting karena keterlibatan secara aktif dari

semua pemangku kepentingan adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah sekolah/

madrasah. Keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyusunan RKS/M harus

diupayakan dari sejak awal. Jika pemangku kepentingan terlibat dalam proses

penyusunan rencana kerja sekolah/madrasah sejak awal, maka keterlibatan mereka

dalam pelaksanaan program-program kerja sekolah/madrasah juga akan meningkat.

Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam menetapkan tujuan adalah: Seperti apa

seharusnya sekolah/madrasah ini empat tahun mendatang? Atau hal-hal apa saja yang

dianggap penting oleh pemangku kepentingan dan yang menjadi perhatian mereka

dalam kinerja sekolah/madrasah?

Dalam menetapkan tujuan sekolah/madrasah hendaknya:

18

1. Dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi diri terhadap kondisi nyata sekolah/madrasah

saat ini, bagian mana yang akan ditingkatkan, diperbaiki atau dicapai dalam empat

tahun ke depan;

2. Mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM) (Permendiknas No.15/2010),

dan/atau standar nasional pendidikan (SNP) (PP No. 19/2005).

3. Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh sekolah/madrasah;

4. Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah/madrasah (school improvement),

termasuk memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik, serta

memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam kolaborasi yang dibangun atas dasar

kepercayaan;

5. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), tetapi juga

pengguna layanan (service user);

Contoh rumusan tujuan sekolah/madrasah:

”Meningkatkan prestasi akademik peserta didik”

D. MENENTUKAN SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA

Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai sekolah/madrasah dalam waktu

empat tahun ke depan. Penetapan sasaran sekolah/madrasah ini bertujuan untuk

dijadikan pedoman dalam penyusunan program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam

waktu tertentu guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah

dirumuskan.

Penentuan sasaran yang baik, harus memperhatikan 5 hal, yang dapat disingkat SMART,

yakni:

1. Specific: secara jelas mengidentifikasikan apa yang harus dicapai.

2. Measurable (terukur): secara jelas menggambarkan ukuran sasaran

3. Achievable (dapat dicapai): realistis, dalam arti memungkinkan untuk dicapai.

4. Relevant (relevan): berkaitan dengan kepentingan peserta didik dan pemangku

kepentingan sekolah/madrasah

5. Time bound (berjangka waktu): tercapai dalam jangka waktu tertentu

Contoh rumusan sasaran:

”Pada tahun 2014 prestasi UASBN/UN berpredikat memuaskan (7,00)”

Indikator kinerja adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya

suatu kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran. Apabila indikator kinerja

telah dapat dicapai, maka kegiatan sasaran tersebut dapat dikatakan berhasil; sebaliknya

apabila indikator kinerja belum dapat dicapai, maka kegiatan sasaran dapat dikatakan

belum dapat dicapai berhasil. Indikator harus ditentukan agar kegiatan yang ditetapkan

dapat diukur keberhasilannya dalam mencapai sasaran.

19

Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat diukur dan

dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Contoh rumusan indikator kinerja:

“Tahun 2014 rata-rata nilai UASBN/UN sebesar 7,00 berpredikat memuaskan”

Tabel 3. Contoh Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja

VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

Terwujudnya

lulusan yang

berkualitas,

kompetitif

dan

berakhlaq

mulia

Penyelenggaraan

pendidikan yang

memberi kesempatan

luas pada peserta

didik untuk

mengembangkan

kemampuan, bakat

dan minat

Meningkatan

prestasi

akademik

peserta didik

Pada tahun 2014

prestasi UASBN/UN

berpredikat

memuaskan (7,00)

Tahun 2014 rata-rata

nilai UASBN/UN

sebesar 7,00

berpredikat

memuaskan

Kondisi Nyata Sekolah/Madrasah:

Prestasi UASBN/UN berpredikat cukup (6,10)

20

BAB IV

MENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam menyusun program dan kegiatan, ada dua langkah yang harus dilakukan, yakni:

1. Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program

2. Menentukan Kegiatan, indikator kegiatan, dan Jadwal Kegiatan

A. MERUMUSKAN PROGRAM DAN MENETAPKAN PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

Program adalah upaya untuk mencap ai sasaran. U ntuk mencapai satu sasaran, bisa

dengan melalui satu atau beberapa program. Oleh sebab itu, program yang dicanangkan

oleh sekolah/madrasah tergantung pada sasaran yang telah ditetapkan oleh sekolah/

madrasah itu sendiri. Sesuai dengan yang terdapat pada Buku Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana BOS Tahun Anggaran 2011, program sekolah terdiri dari:

1. Pengembangan kompetensi lulusan

2. Pengembangan kurikulum/KTSP

3. Pengembangan pembelajaran

4. Pengembangan sistem penilaian

5. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

6. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah/madrasah

7. Pengembangan manajemen sekolah/madrasah

8. Pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler

9. Budaya dan lingkungan sekolah/madrasah

10. Penanaman karakter (budi pekerti).

Program bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah/madrasah maupun melibatkan pihak lain,

misalnya komite sekolah/madrasah atau warga masyarakat yang lebih luas. Agar

pelaksanaan program lebih terkoordinasikan dengan baik, maka perlu ditentukan

penanggung jawab program. Penanggung jawab program bisa berupa suatu unit kerja,

misalnya komite sekolah/madrasah, atau bisa juga perorangan, misalnya guru kelas 3 atau

kepala sekolah/madrasah.

B. MERUMUSKAN KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN

Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program. Kegiatan

dirumuskan sebagai tindakan dalam memenuhi atau menjawab tantangan yang telah

ditetapkan, sebagai hasil dari evaluasi diri sekolah/madrasah. Kegiatan yang baik adalah

yang mengarah pada pencapaian tantangan yang telah dirumuskan, dan dapat

diperkirakan biaya atau anggarannya.

Jadwal adalah alokasi waktu suatu program dan kegiatan tertentu yang akan

21

dilaksanakan. Tujuan penyusunan jadwal kegiatan ini adalah untuk mempermudah

pelaksana dalam menentukan urutan kegiatan dan mengatur penggunaan sumberdaya

dan dana yang dimiliki sekolah/madrasah sehingga alur kegiatan dan keuangan sekolah/

madrasah dapat dikontrol lebih efektif.

Tabel berikut adalah contoh program, kegiatan, penanggung jawab program, indicator

kegiatan dan penjadwalannya.

Tabel 4. Contoh Program, Kegiatan, Penanggungjawab dan Jadwal Kegiatan

Sasaran:

Pada 2014 prestasi UASBN/UN berpredikat memuaskan (7,0)

Program

Kegiatan Indikator

Kegiatan P.Jawab

Program

Jadwal

2011 2012 2013 2014

Program: Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Gj Gn Gj Gn Gj Gn GJ Gn

Kegiatan: 1. Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

6 orang guru

Bahasa Indonesia

telah dilatih

PAKEM

Kepala

Sekolah

√ √ √

2.Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru

Matematika

6 orang guru

Matematika telah

dilatih PAKEM

√ √ √

3.Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru IPA

6 orang guru IPA

telah dilatih

PAKEM

√ √ √

1. Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru IPS

6 orang guru IPS

telah dilatih

PAKEM

√ √ √

Program: Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kegiatan 1. Menyediakan

buku mata

pelajaran

matematika

dengan rasio 1

buku per murid

Buku mata pelajaran

matematika

dengan rasio 1

buku per murid

tersedia.

Kepala

Sekolah

√ √ √

2.Melengkapi buku

mata pelajaran

Matematika

dengan rasio 1

buku per murid

Buku mata pelajaran

matematika

dengan rasio 1

buku per murid

lengkap.

√ √ √

3.Melengkapi buku

mata pelajaran

IPA dengan rasio 1

buku per murid

Buku mata

pelajaran

matematika

dengan rasio 1

buku per murid

lengkap.

√ √ √

22

4.Melengkapi buku

mata pelajaran

IPS dengan rasio 1

buku per murid

Buku mata pelajaran

matematika

dengan rasio 1

buku per murid

lengkap

√ √ √

5.Menyediakan alat

peraga mata

pelajaran

Matematika

Alat peraga mata pelajaran

matematika

tersedia.

Keterangan: Gj = Semester ganjil dan Gn = Semester genap.

23

BAB V

PERUMUSAN RENCANAANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH

Setelah program, penanggungjawab program, kegiatan dan jadwal kegiatan dirumuskan,

tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana Anggaran Jangka Menengah Sekolah/

Madrasah untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut.

Pada tahap ini ada 3 (tiga) langkah yang harus dilakukan:

1. Membuat rencana biaya sekolah/madrasah

2. Membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah

3. Menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah/madrasah.

A. MEMBUAT RENCANA BIAYA SEKOLAH/MADRASAH

Setelah program dan rincian kegiatan dirumuskan, maka sekolah/madrasah harus

membuat rencana biaya program dan kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program/kegiatan

tersebut, dan apakah sekolah/madrasah cukup memiliki dana, dan dari mana dana

tersebut diperoleh?

Berikut ini adalah cara menyusun rencana biaya:

1. Mendapatkan dan menghitung biaya satuan3

dari semua kegiatan yang telah

ditetapkan;

2. Menghitung rencana biaya.

1. Mendapatkan dan Menghitung Biaya Satuan

Sebelum menghitung Rencana Biaya, TPS/M perlu memiliki “Daftar Biaya Satuan”

yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat (Peraturan Bupati/Walikota

tentang Indeks Harga Kabupaten/Kota). Dengan daftar ini, setiap biaya kegiatan

dapat dihitung langsung dengan mengalikan jumlah satuan program dan kegiatan

tersebut dengan biaya satuan dalam “Daftar Biaya Satuan”.

Biaya Satuan dapat dihitung dengan cara:

a. Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar,

b. Menghitung biaya atau harga satuan.

Misalnya untuk kegiatan mengirimkan pendidik mengikuti suatu pelatihan, maka

yang perlu diperhatikan adalah: Satuan apa yang dipakai untuk menentukan biaya

3) Dalam buku MBS daftar ini disebut Analisis Biaya.

24

satuan? Apabila jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga satuan per

orang sehingga harga satuan tersebut perlu ditentukan/dihitung berdasarkan biaya

pelatihan dengan menggunakan jumlah orang sebagai dasar. Dalam menghitung

biaya atau harga satuan ini, kita menggunakan harga sekarang. Berikut adalah

contoh menghitung biaya satuan kegiatan “pelatihan PAKEM bagi 6 orang guru

Bahasa Indonesia”

Tabel 5. Contoh Daftar Biaya Satuan

Program/Kegiatan Satuan Satuan

Harga

Jumlah Unit Jumlah

Program : Pengembangan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Kegiatan : Pelatihan PAKEM bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

1. Biaya foto copy bahan exemplar 6 5.000 30.000 2. Biaya transport (pp) Orang 6 5.000 30.000

Total biaya 60.000 Biaya Satuan 10.000/orang/hari

Keterangan: kegiatan dilakukan di gugus diikuti orang 6 guru.

2. Menghitung Rencana Biaya

Rencana Biaya adalah Rencana Kebutuhan Dana yang diperlukan untuk pelaksanaan

program dan kegiatan yang telah dirumuskan serta biaya operasionalnya. Kebutuhan

dana ini dihitung tahunan untuk empat tahun ke depan. Menghitung biaya program,

yaitu mengalikan jumlah satuan dengan harga satuan. Setelah keduanya dihitung,

tambahkan untuk mendapatkan total rencana biaya yang dibutuhkan selama empat

tahun mendatang.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa biaya yang diperlukan untuk

melaksanakan program tersebut. Apakah sekolah/madrasah memiliki cukup dana

untuk membiayai seluruh program/kegiatan tersebut, dan dari mana sumber dana

tersebut diperoleh? Tabel berikut merupakan contoh menghitung rencana biaya

Program/Kegiatan.

Tabel 6. Contoh Rencana Biaya Program Strategis

Program/Kegiatan

Satuan Jumlah 2010/2011 2011/2012

Jenis

Harga Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya

I. Pengembangan

Kompetensi Lulusan

1.1. ……..

1.2. Dst.

II. Pengembangan

Kurikulum/KTSP

25

Program/Kegiatan

Satuan Jumlah 2010/2011 2011/2012

Jenis

Harga Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya Jumlah

Satuan Jumlah

Biaya

III. Pengembangan

Pembelajaran

IV. Pengembangan

Sistem Penilaian

V. Pengembangan

Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

5.1. Kegiatan: Pelatihan

PAKEM bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

OH

(Orang

Hari)

10.000 12 126.000 6 60.000 6 66.000

VI. Pengembangan

Sarana dan Pra-

sarana Sekolah/

Madrasah

VII.Pengembangan

Manajemen

Sekolah/ Madrasah

VIII. Pembinaan

Kesiswaan/

Ekstrakurikuler

IX. Budaya dan

Lingkungan

Sekolah/ Madrasah

X. Penanaman Karakter

(Budi Pekerti)

Keterangan : Untuk tahun kedua dan seterusnya harga satuan ditambahkan dengan nilai

inflasi 10%.

B. MEMBUAT RENCANA PENDANAAN SEKOLAH/MADRASAH

Rencana pendanaan adalah rencana sumber pendapatan sekolah/madrasah yang sesuai

dengan kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan dana. Berikut adalah contoh

tingkat kepastian perolehan dana sekolah/madrasah:

1. Bantuan Operasional Sekolah/Madrasah (BOS), yang sudah dianggarkan dan

ditetapkan.

2. Dana Alokasi Khusus (DAK), bagi sekolah/madrasah yang terpilih.

3. APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berbeda-beda untuk setiap daerah.

4. Sumbangan masyarakat, belum dapat dipastikan.

5. Donatur (perusahaan/industri, alumni, dsb.), belum dapat dipastikan.

26

Tidak ada aturan mengenai berapa dan bagaimana mendapatkan alokasi dana dari

donatur. Semuanya tergantung pada prakarsa sekolah/madrasah dan komite sekolah/

madrasah. Banyak sekolah/madrasah yang mendirikan asosiasi alumni sebagai salah

satu upaya penggalangan dana. Dengan cara ini, tentu saja aliran dana ke sekolah/

madrasah akan lebih besar kemungkinannya daripada sekolah/madrasah yang tidak

mempunyai asosiasi alumni. Tabel berikut adalah contoh rencana pendapatan

sekolah/madrasah

Tabel 7. Contoh Rencana Pendapatan Sekolah/Madrasah Tahun 2010 – 2014

No.

Sumber Pendapatan

2010-2014 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)

1 Pemerintah

1.1 BOS 304.396 76.224 76.224 76.224 76.224

1.2 Dana Alokasi Khusus - - - - -

1.3 APBD Provinsi 23.040 5.760 5.760 5.760 5.760

1.4 APBD Kab/Kota 3.840 960 960 960 960

2 Masyarakat

2.1 Bantuan Masyarakat 800 200 200 200 200

2.2 Bantuan Alumni 600 150 150 150 150

3 Pendapatan Asli

Sekolah/Madrasah

3.1 Kantin 900 225 225 225 225

3.2 ....

...

TOTAL 333.576 83.519 83.519 83.519 83.519

C. MENYESUAIKAN RENCANA BIAYA DENGAN SUMBER PENDANAAN

Sebelum menyesuaikan rencana biaya dan sumber pendanaan, maka Tim Pengembang

Sekolah/madrasah perlu mempelajari terlebih dahulu aturan penggunaan sumber

pendanaan; karena biasanya masing-masing pemberi dana mempunyai aturan mainnya

sendiri. Aturan penggunaan tertulis yang sudah tersedia adalah program BOS. Aturan

tertuju pada pengeluaran-pengeluaran yang tidak boleh dan boleh dibiayai dengan dana

BOS. Aturan dari sumberdana lain diatur dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan

aturan pemberi dana.

Langkah berikutnya adalah menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.

Dengan selesainya langkah ini, maka RKS/M telah selesai karena sekolah/madrasah

sudah mempunyai rencana yang lengkap, yaitu: Sasaran, Program, Kegiatan, Rencana

Biaya, dan Pendanaan. Tabel 8 di bawah ini adalah contoh penyesuain rencana biaya dan

sumber pendanaan sekolah/madrasah untuk empat tahun.

27

Tabel 8. Contoh Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Tahun 2010 – 2014

Program/Kegiatan

Total

Biaya

(Rp.000)

Sumber Pendanaan

Pemerintah Masyarakat PAS

BOS

DAK APBD

Prov APBD

Kab/Kota

Masy.

Alumni

Kantin

I. Pengembangan

Kompetensi

Lulusan

1.1.

1.2. Dst…

II. Pengembangan

Kurikulum/KTSP

2.1….

2.2…. dst

III. Pengembangan

Pembelajaran

IV. Pengembangan

Sistem Penilaian

V. Pengembangan

Kompetensi

Lulusan

5.1. Kegiatan :

Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

252 252 - - - - - -

5.2. ……………….

VI. Pengembangan

Sarana dan Pra-

sarana Sekolah/

Madrasah

VII. Pengembangan

Manajemen

sekolah

VIII. Pembinaan

Kesiswaan/

Ekstrakurikuler

IX. Budaya dan

lingkungan

sekolah

X. Penanaman

Karakter (Budi

Pekerti)

28

BAB VI PERUMUSAN RKT DAN

RKAS/M

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/madrasah

harus membuat Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka

Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain, sekolah/madrasah

tidak dapat disebut memiliki RKS/M jika hanya memiliki RKJM dan belum menyusun RKT

karena RKT merupakan bagian (tidak terpisahkan) dan bentuk pelaksanaan dari RKJM.

Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap tahun.

Tahap V ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yakni:

1. Menetapkan Rencana Kerja Tahunan; dan

2. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (Format BOS K-1A dan

BOS K-1)

A. MENETAPKAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

Dalam menetapkan Rencana Kerja Tahunan, ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu:

1. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis;

2. Menetapkan Kegiatan Kegiatan Rutin/Reguler;

3. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan.

1. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa RKS/M adalah dokumen satuan pendidikan

yang memuat Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan.

RKJM disusun empat tahun sekali karena itu program ini memiliki periode

pelaksanaan 4 tahun. Sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun

oleh sekolah/madrasah berdasarkan RKJM, dengan masa implementasi setahun. Jadi,

dokumen RKJM memuat perencanaan strategis yang akan dicapai dalam jangka

empat tahun oleh sekolah/madrasah, sedangkan dokumen RKT memuat bukan hanya

program/kegiatan strategis tetapi juga kegiatan rutin sekolah/madrasah.

Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun program/kegiatan strategis:

a. Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan sasaran

yang telah ditetapkan dalam RKS/M (RKJM). Misalnya, sasaran dalam RKS/M

(RKJM) “Pada 2014 prestasi UASBN berpredikat memuaskan (7,00)”. Sasaran

dalam program/kegiatan tahunan bisa “Pada 2011 rata-rata nilai UASBN/UN 6,50“

b. Menetapkan program, indikator keberhasilan program, kegiatan dan penanggung-

jawab program/kegiatan harus merujuk pada program yang ada dalam RKJM.

Untuk menetapkan indikator keberhasilan program harus disesuaikan dengan

sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun. Seperti contoh tabel di bawah ini:

29

Tabel 9. Contoh Program dan Indikator Program/Kegiatan Strategis Tahun 2010/2011

Sasaran

Program

Kegiatan

Indikator Kegiatan Penanggung-

jawab

1. Pada 2011 rata-rata

nilai UASBN/UN 6,5 Pengembangan

Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

1. Pelatihan PAKEM

bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

6 orang guru bahasa

Indonesia telah

dilatih PAKEM

Kepala sekolah/

madrasah

2. Dst Dst Dst

2. Pada 2011 rasio

buku: murid untuk

mapel Matematika

sebesar 1:1

Pengembangan

Sarana Prasarana

Sekolah/Madrasah

1.Pengadaan buku

mapel

matematika

Rasio buku

berbanding murid

untuk mata pelajaran

Matematika 1 : 1

Guru Kelas III

dan Komite

sekolah/

madrasah

dst dst dst Dst dst

2. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang secara regular selalu dilakukan sekolah/madrasah

berdasarkan kebutuhan tahunan. Dalam hal ini termasuk kegiatan untuk

mempertahankan kelulusan 100 persen atau prestasi tertentu yang telah diperoleh

sekolah/madrasah selama beberapa tahun terakhir (setidaknya tiga tahun terakhir),

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan daya dan jasa, dan sebagainya.

Tabel 10. Contoh Kegiatan Rutin/Reguler

Kategori

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kegiatan Penanggung

jawab

Umum Terpenuhinya barang

dan jasa yang

diperlukan sekolah/

madrasah untuk

mendukung

pelaksanaan

pendidikan/

pembelajaran Tahun

2010/2011

Pengadaan alat tulis kantor

(ATK) dan bahan habis pakai Adanya ATK bahan habis

pakai. Kepala

Sekolah/ma

drasah dan

Ketua

Komite

Sekolah/ma

drasah

a. Pembayaran langganan

listrik ke PLN.

b. Langganan telepon

c. Pembayaran langganan air

ke PDAM.

1. Terbayarnya listrik ke

PLN.

2. Terbayarnya telepon

3. Terbayarnya air ke

PDAM.

Dst Dst dst dst

Pengembangan

Pembelajaran Penerimaan Siswa

Baru (PSB) Rapat PSB Ada rencana PSB Kepala

sekolah/

madrasah Pelaksanaan PSB X siswa baru diterima

30

Kategori

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kegiatan Penanggung

jawab

Pengembangan

Sistem

Penilaian

1. Terlaksananya

kegiatan

pembelajaran

dengan baik

Penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran yang

mencakup:

a. Menyusun kisi-kisi tes

b. Riviu soal tes semester

c. Revisi soal tes semester

d. Tes Semesteran

e. Pengawasan Ujian

f. Pembuatan Soal

g. Pencetakan Dokumen

Naskah Ujian

h. Penyelenggaraan Ujian

Sekolah/madrasah

i. Penyelenggaraan Ulangan

Umum Harian

j. dst.

Terselenggaranya kegiatan

pembelajaran yang

mencakup:

a. Menyusun kisi-kisi tes

b. Riviu soal tes semester

c. Revisi soal tes semester

d. Tes Semesteran.

e. Pengawasan Ujian

f. Pembuatan Soal

g. Pencetakan Dokumen

Naskah Ujian

h. Penyelenggaraan Ujian

Sekolah/madrasah

i. Penyelenggaraan

Ulangan Umum Harian

j. dst.

Kepala

sekolah/

madrasah

dan Guru

kelas

Pengembangan

Kompetensi

Lulusan

1.Mempertahankan

Nilai rata-rata

UASBN IPA dan

bahasa Indonesia

sebesar 8 pada

tahun 2010/2011

Pelatihan dan

pelaksanaan PAKEM

untuk mata pelajaran

IPA dan bahasa

Indonesia

PAKEM dilatihkan dan

dilaksanakan untuk mata

pelajaran IPA dan bahasa

Indonesia.

Kepala

Sekolah/ma

drasah dan

Guru Mapel

Penyediaan buku sumber

penunjang UASBN untuk mata

pelajaran IPA dan bahasa

Indonesia masing masing

mata pelajaran sebanyak 32

buah (Rasio 1:1)

Tersedianya buku sumber

penunjang UASBN untuk

mata pelajaran IPA dan

bahasa Indonesia masing

masing mata pelajaran se-

banyak 32 buah.(Rasio 1:1)

Kepala

sekolah/

madrasah

dan Komite

sekolah/ma

drasah

Pemberian tambahan

pelajaran IPA dan bahasa

Indonesia masing-masing 4

jam per minggu.

Diberikannya tambahan

pelajaran IPA dan bahasa

Indonesia masing-masing 4

jam per minggu.

Guru Mapel

1. Peningkatan peran dan fungsi

paguyuban kelas dalam

pengadaan media

pembelajaran IPA dan

bahasa Indonesia kelas 6.

1. Meningkatnya peran

dan fungsi paguyuban

kelas dalam pengadaan

media pembelajaran

IPA dan bahasa

Indonesia kelas 6.

Komite

sekolah/

madrasah

2. Sosialisasi peningkatan

peran dan fungsi orang tua

peserta didik kelas 6 dalam

pembelajaran anak di

rumah

2. Terselenggaranya

sosialisasi peningkatan

peran dan fungsi orang

tua peserta didik kelas 6

dalam pembelajaran

anak di rumah.

Pengembangan

Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Terpenuhinya gaji

guru tetap 12 orang

dan tenaga

kependidikan/guru

k. Penyediaan gaji Guru Tetap

sebanyak 12 orang;

l. Penyediaan honor guru dan

tenaga kependidikan 3

1. Tersedianya gaji untuk

12 orang guru tetap.

2. Tersedianya honor

untuk 3 orang guru dan

Kepala

Sekolah/ma

drasah

31

Kategori

Sasaran

Kegiatan

Indikator Kegiatan Penanggung

jawab

honorer sebanyak 3

orang pada tahun

2010/2011

Orang tenaga kependidikan

honorer.

Pengembangan

Manajemen

sekolah/

madrasah

m. 3.

Pengembangan

Sarana dan

Prasarana

Pembinaan

Kesiswaan/

Ekstrakurikuler

Pengembangan

Budaya

Lingkungan

Sekolah/

madrasah

Penanaman

Karakter (Budi

Pekerti)

3. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah

Sekolah/madrasah perlu menyusun jadwal RKT untuk mengetahui beban kegiatan

sekolah/madrasah, sumberdaya yang ada, serta kegiatan monitoring pelaksanaan

program/kegiatan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam RKT, jadwal disusun

berdasarkan kalender akademik yang berlaku, yakni dimulai bulan ke-7 (Juli).

Tabel 11. Contoh Jadwal Rencana Kerja Tahun 2010/2011

No

Sasaran Tahun

2010/2011

Program dan Kegiatan

Operasional

Bulan

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1 Pada 2011 rata-

rata nilai UASBN/

UN 6,5

Program :

Pengembangan Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Kegiatan :

1. Pelatihan PAKEM bagi

6 guru Bahasa

Indonesia

2. dst

3. dst

2

Dst

32

B. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) adalah rencana biaya dan

pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran baik bersifat

strategis maupun rutin/reguler. Format RKAS/M adalah format yang dipergunakan

dalam Panduan BOS 2011, yaitu format BOS K-1 dan BOS K-1A. Format BOS K-1 ini

adalah format multi-sumber, tidak hanya mencakup BOS Pusat tetapi juga sumber dana

lain seperti BOS Provinsi, BOS Kabupaten/Kota, DAK, dan lain-lain.

Program dan kegiatan juga ada yang bersifat strategis (yang di dalam Permendiknas

No.37/2010 disebut Program Sekolah) dan ada yang bersifat rutin/regular (yang dalam

Permendiknas No.37/2010 disebut Non-program Sekolah). RKAS/M merupakan

dokumen anggaran sekolah/madrasah resmi yang disetujui oleh kepala sekolah/

madrasah serta disahkan oleh Dinas Pendidikan untuk sekolah negeri dan penyelenggara

pendidikan (yayasan) untuk sekolah/madrasah swasta.

RKAS/M dibuat untuk satu tahun pelajaran yang terdiri atas pendapatan dan belanja

(pengeluaran). RKAS/M mencakup semua biaya pendanaan dan anggaran tahunan,

khususnya untuk satu tahun anggaran yang akan datang. Pendanaan yang dicantumkan

di RKAS/M hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima dan

dikelola oleh sekolah/madrasah.

Penyusunan RKAS/M terdiri dari 3 (tiga) langkah:

1. Menghitung Biaya Rutin/Reguler;

2. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/

Reguler;

3. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (BOS K-1A dan BOS K-

1).

Berikut adalah penjelasan masing-masing langkah:

6. Menghitung Biaya Rutin/Reguler

Biaya Rutin/Reguler adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk

membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar dapat berlangsung kegiatan

pendidikan yang sesuai dengan standar nasional secara teratur dan berkelanjutan.

Biaya ini dikeluarkan bukan untuk suatu program/kegiatan tertentu, dan di dalam

Permendiknas No.37/2010 disebut Biaya Non-program. Untuk menghitung biaya

rutin/reguler perlu ditentukan terlebih dahulu biaya satuan.

Biaya rutin/reguler meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada

gaji;

b. Bahan atau peralatan habis pakai;

c. Biaya rutin pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,

pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,

asuransi dll.

Berikut ini adalah contoh tabel perhitungan biaya rutin:

33

Tabel 12. Contoh Biaya Rutin/Reguler

Biaya Rutin/Reguler

2010/2011

Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

1 2 3 4 5

1. Gaji

1.1 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan

tetap (PNS)

155,000,000

1.2 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan tidak

tetap

Org Bulan

48

500,000

24,000,000

174,000,000

2. Belanja barang habis pakai

2.1 Alat Tulis Kantor Bln 12 150,000 1,800,000

2.2 Bahan/Material Bln 12 175,000 2,100,000

3,900,000

3. Langganan Daya dan Jasa

3.1 Listrik Bln 12 200,000 2,400,000

3.2 Air Bln 12 100,000 1,200,000

3.3 Telepon Bln 12 100,000 1,200,000

4,800,000

4. Kegiatan Belajar Mengajar

4.1 Tes Semesteran Semester/

Murid

720

7,500

5,400,000

4.2 UAN/UAS Murid 120 25,000 3,000,000

4.3 Penyelenggaraan Jam Tambahan Jam 40 30,000 1,200,000

9,600,000

5. Kegiatan Rapat

5.1 Rapat Pembinaan Bln 6 50,000 300,000

5.2 Rapat Semester Frek./Thn 2 75,000 150,000

5.3 Rapat UAN/UAS Frek./Thn 2 75,000 150,000

5.4 Rapat Kenaikan Kelas Frek./Thn 1 75,000 75,000

5.5 Rapat Kelulusan Frek./Thn 1 100,000 100,000

5.6 Rapat Komite Sekolah/madrasah Frek./Thn 3 50,000 150,000

925,000

6. Perayaan Hari Besar

6.1 Hardiknas Thn 1 250,000 250,000

6.2 HUT RI Thn 1 500,000 500,000

6.3 Hari-Hari Besar Lainnya Thn 1 250,000 250,000

34

Biaya Rutin/Reguler

2010/2011

Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya

1 2 3 4 5

1,000,000

7. Biaya Perjalanan Dinas Bln 12 50,000 600,000

8. Biaya Pemeliharaan Sarana Prasarana

8.1 Pengecatan dan pengapuran Thn 1 1,000,000 1,000,000

8.2 Perbaikan pintu dan jendela Thn 1 750,000 750,000

8.3 Perbaikan atap dan lantai Thn 1 500,000 500,000

8.4 Perbaikan WC Thn 1 1,000,000 1,000,000

8.5 Perbaikan pagar halaman Thn 1 400,000 400,000

8.6 Pemeliharaan taman Bln 12 50,000 600,000

4,250,000

Total Kegiatan Rutin/Reguler 200,075,000

Keterangan:

Biaya rutin/regular di masing-masing sekolah/madrasah bisa jadi berbeda sesuai dengan

kebijakan sekolah/madrasah dan kabupaten/kota.

7. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/

Reguler

Setelah program dan kegiatan rutin/reguler dirumuskan, langkah selanjutnya adalah

menghitung biaya pelaksanaan program dan kegiatan rutin/reguler tersebut

sehingga dapat diketahui dengan pasti berapa besar biaya program dan kegiatan

rutin/reguler yang diperlukan, dan dari mana sumbernya serta kecukupannya untuk

melaksanakan program dan kegiatan rutin/reguler. Setelah mengetahui berapa

kebutuhan sekolah/madrasah untuk membiayai program dan kegiatan rutin/reguler,

maka langkah berikutnya adalah membuat Rencana Pendanaan.

Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah dana yang

diperkirakan didapatkan oleh sekolah/madrasah. Beberapa sumber dana yang dapat

diharapkan oleh sekolah/madrasah, antara lain: BOS, Sumbangan Masyarakat

melalui Komite Sekolah/madrasah atau Paguyuban Kelas, APBD Kabupaten/Kota,

donatur, dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh tabel Rencana Biaya dan

Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/Reguler Sekolah/Madrasah.

35

Tabel 13. Contoh Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan

Rutin/Reguler Tahun 2010/2011

Program/Kegiatan

Total

Biaya

(Rp.000)

Pendanaan

BOS Bantuan PAS

BOS

Pusat BOS

Prov BOS

Kab

Dekon Tugas

Berban

DAK

Komsek

Alumni

Kantin

I. Pengembangan

Kompetensi Lulusan

11.

1.2. Dst…

II. Pengembangan

Kurikulum/KTSP

2.1….

2.2…. dst

III. Pengembangan

Pembelajaran

IV. Pengembangan

Sistem Penilaian

V. Pengembangan

pendidik dan tenaga

kependidikan

5.1. Kegiatan: Pelatihan

PAKEM bagi 6 guru

Bahasa Indonesia

126 126 - - - - - - - -

5.2. ………………

VI. Pengembangan

Sarana dan Prasarana

Sekolah/Madrasah

VII. Pengembangan

Manajemen

Sekolah/Madrasah

VIII. Pembinaan

Kesiswaan/

Ekstrakurikuler

IX. Budaya dan

Lingkungan Sekolah/

Madrasah

XI. Penanaman Karakter

(Budi Pekerti).

Total biaya program

strategis

Total biaya program

Rutin/Reguler

37

Tabel 15. Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah

(Format BOS K-1)

SEKOLAH / MADRASAH :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA

No. No.

Kode

Uraian

Jumlah

No. No.

Kode

Uraian

Jumlah

I 1 SISA TAHUN LALU 200.000 I 1 PROGRAM SEKOLAH 1.1 Pengembangan Kompetensi

Lulusan

II 2 PENDAPATAN RUTIN 1.2 Pengembangan Kurikulum/

KTSP

2.1 Gaji PNS 300.000.00

0 1.3 Pengembangan Pembelajaran

2.2 Gaji Pegawai Tidak

Tetap 24.000.000 1.4 Pengembangan Sistim

Penilaian

2.3 Belanja Barang dan Jasa 1.5 Pengembangan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

2.4 Belanja Pemeliharaan 1.6 Pengembangan Sarana dan

Prasarana Sekolah/Madrasah

2.5 Belanja Lain-lain * 1.7 Pengembangan Manajemen

Sekolah/Madrasah

1.8 Pembinaan Kesiswaan/

Ekstrakulikuler

III 3 BOS 1.9 Pengembangan Budaya

Lingkungan Sekolah/Madrasah

3.1 BOS 1.10 Penanaman Karakter (Budi

Pekerti).

3.2 BOS Provinsi 3.3 BOS Kabupaten/Kota II 2 NON PROGRAM SEKOLAH 2.1 Belanja Pegawai

IV 4 BANTUAN 2.1 Belanja Barang dan Jasa 4.1 Dana Dekonsentrasi 4.2 Dana Tugas

Pembantuan

4.3 Dana Alokasi Khusus 4.4 Lain-lain:

Bantuan luar negeri/

donasi

V

5 PENDAPATAN ASLI

SEKOLAH

5.1 Warnet 5.2 JUMLAH

SURPLUS/DEFISIT

Mengetahui, Menyetujui, Dibuat Oleh, Ketua Komite Sekolah/Madrasah Kepala Sekolah/Madrasah TPS/M

38

Catatan: Mengkonversi RKAS/M dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007

Bagi sekolah/madrasah yang akan mengusulkan dana melalui APBD, merupakan

suatu keharusan untuk mengkonversi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/

Madarsah (RKAS/M) dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berikut adalah contoh tabel hasil

konversi RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.

Tabel 16. Hasil Konversi RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007

Rincian Program

dan Kegiatan

Rincian Biaya Program dan Kegiatan Menurut Permendagri No.59

Tahun 2007

Volume

Satuan Biaya

Satuan

Total

Biaya Kode

Anggaran

Program Kode

Anggaran

Kegiatan

1.Pengembanga

n Kurikulum/

KTSP

1.01.xx.16 Program

Wajib

Belajar 9

Tahun

1.1.Penyusunan

Silabus 5 Slb 1.300 6.500 1.01.xx.16.59 Pelatihan

Penyusunan

Kurikulum

1.2.Penyusunan

RPP 50 RPP 300 15.000 1.01.xx.16.59 Pelatihan

Penyusunan

Kurikulum

8. Pengembangan

Manajemen

Sekolah/Madras

ah

1.01.xx.16 Program

Wajib

Belajar 9

Tahun

1.01.xx.16.59

8.1.Penyusunan

RKS/M 48 OK 65 3.120 1.01.xx.16.59 Pembinaan

Kelembagaan

Sekolah/Madras

ah dan

Manajemen

Sekolah/Madras

ah dengan

Penerapan MBS

di Satuan

Pendidikan

Dasar

39

BAB VII

PENGESAHAN DAN SOSIALISASI RKS/MDAN RKAS/M

A. PENGESAHAN

Rencana kerja sekolah/madrasah (RKS/M) dan rencana kerja tahunan sekolah/madrasah

(RKAS/M) harus disetujui melalui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan

pertimbangan dari komite sekolah/madrasah.

Selanjutnya RKS/M dan RKAS/M disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan/

kankemenag kabupaten/kota (untuk sekolah/madrasah negeri), sedangkan sekolah/

madrasah swasta disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah.

B. SOSIALISASI

RKS/M dan RKAS/M yang telah disahkan, selanjutnya disosialisasikan kepada pihak-pihak

terkait, khususnya kepada orang tua peserta didik, dengan cara menempelkan di papan

pengumuman sekolah dan melalui pertemuan dengan orang tua peserta didik.