3
C. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologi dapat berupa foto polos sinus (posisi Waters atau lateral), tomografi komputer (CT Scan) atau MRI. Pada lebih dari 60% kasus, adanya destruksi tulang dapat terlihat pada foto polos, tetapi adanya invasi tumor ke jaringan lunak kurang jelas terlihat. Kadang-kadang pada keganasan yang masih terbatas, dengan pemeriksaan foto polos, masih terkesan normal. Perselubungan di rongga sinus sulit dibedakan dengan proses peradangan. Sehingga penleriksaan foto polos untuk keganasan di hidung dan sinus paranasal sudah jarang digunakan. CT Scan dan MRI dapat mengisi kekurangan pada foto polos, karena dengan jelas dapat terlihat adanya destruksi tulang, besar dan perluasan tumor primer ke jaringan lunak, sehingga derajat invasi tumor tergambarkan. Selain itu, dapat dinilai adanya metastasis ke kelenjar getah bening regional. CT Scan lebih baik dalam memperlihatkan gambaran destruksi tulang, sedangkan pada MRI adanya invasi ke jaringan lunak lebih jelas terlihat dan lebih tidak invasif dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan.

pemeriksaann penunjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hyfhhy

Citation preview

Page 1: pemeriksaann penunjang

C. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologi dapat berupa foto polos sinus (posisi Waters atau lateral),

tomografi komputer (CT Scan) atau MRI. Pada lebih dari 60% kasus, adanya destruksi tulang

dapat terlihat pada foto polos, tetapi adanya invasi tumor ke jaringan lunak kurang jelas

terlihat. Kadang-kadang pada keganasan yang masih terbatas, dengan pemeriksaan foto polos,

masih terkesan normal. Perselubungan di rongga sinus sulit dibedakan dengan proses

peradangan. Sehingga penleriksaan foto polos untuk keganasan di hidung dan sinus paranasal

sudah jarang digunakan.

CT Scan dan MRI dapat mengisi kekurangan pada foto polos, karena dengan jelas dapat

terlihat adanya destruksi tulang, besar dan perluasan tumor primer ke jaringan lunak, sehingga

derajat invasi tumor tergambarkan. Selain itu, dapat dinilai adanya metastasis ke kelenjar

getah bening regional. CT Scan lebih baik dalam memperlihatkan gambaran destruksi tulang,

sedangkan pada MRI adanya invasi ke jaringan lunak lebih jelas terlihat dan lebih tidak

invasif dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan.

Page 2: pemeriksaann penunjang

a. b.

Gambar 5.a. Pasien dengan tumor sinonasal kiri. 5.b. Gambaran CT-Scan pasien 5.a. dengan keterlibatan sel tumor pada kavum nasi kiri, antrum maksila, etmoid, dan orbita. Sumber: Fasunla AJ, Lasisi AO. Sinonasal Malignancies: A 10-Year Review in a Tertiary Health Institution. JNMA;99:1407-10

Biopsi

Setiap keganasan hidung dan sinus paranasal harus dilakukan biopsi untuk menegakkan

diagnosis yang definitif dan merencanakan pengobatan. Pada umumnya pasien datang sudah

dalam stadium lanjut dan tumor sudah terdapat di rongga hidung bahkan sudah menginfiltrasi

kulit. Biopsi cukup dilakukan pada massa tumor yang terlihat dan mudah dicapai. Jika

dicurigai tumor jenis vaskuler, misalnya hemangioma atau angiofibroma, jangan lakukan

biopsi karena sulit untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Untuk kasus tumor vaskuler,

diagnosis dapat ditegakkan dengan angiografi.1,2