2
STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Pemerintah Tenggelamkan 31 Kapal Illegal Fishing Di Lima Lokasi Hal 1 Pengawas Perikanan Gagalkan Penyelundupan Kepiting Bertelur Ke Malaysia Hal 2 KKP Limpahkan Tangkapan Kapal Pengangkut 24 Ton Bawang Merah Ke Bea Cukai Hal 2 Ditjen PSDKP Laksanakan Rapat Perencanaan dan Evaluasi Kapal Pengawas Tahap Satu Hal 2 Warta PengaWasan sDKP Edisi II - Tahun 2016 Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum- ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected] Kapal Pengawas KKP Tangkap Tujuh Kapal Ilegal Malaysia Hal 3 KKP dan Konsulat RI Darwin Pulangkan 5 Nelayan WNI Yang Ditahan Australia Hal 3 Pos PSDKP Timika Gagalkan Penyelundupan 3230 Ekor Kura-Kura Moncong Babi Hal 3 9 (Sembilan) Nelayan Indonesia Menjalani Persidangan di Malaysia Hal 3 Berita Dalam Gambar Hal 4 P emerintah melalui Satgas 115 menenggelamkan 31 kapal perikanan pelaku penang- kapan ikan secara ilegal (il- legal fishing) di beberapa lokasi yang berbeda pada. Ini merupakan kegiatan penenggelaman kali pertama di tahun 2016. Penenggelaman dilakukan di lima ti- tik lokasi yakni Pontianak-Kalimantan Barat sebanyak 8 kapal (Vietnam), Bi- tung-Sulawesi Utara sebanyak 10 ka- pal (6 Filipina, 4 Indonesia), Batam- Kepulauan Riau sebanyak 10 kapal (7 Malaysia, 3 Vietnam), Tahuna-Sulawe- si Utara sebanyak satu kapal (Filipina) dan Belawan - Sumatera Utara 2 kapal (Malaysia). Prosesi penenggelaman dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selaku Komandan Satgas 115 melalui live streaming dari Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta. Kapal-kapal ilegal diledakkan secara serentak pada Senin (22/2), tepat pukul 10.00 WIB. “Penenggelaman ini merupakan komitmen pemerintah memberantas kapal-kapal pencuri ikan di Indonesia. Kami akan terus melakukan pemantau- an di semua titik perairan Indonesia”, ungkap Susi. Kegiatan penenggelaman dilak- sanakan atas dukungan dan kerjasama yang intensif dengan TNI AL, POLRI, Bakamla, Kejaksaan Agung, dan in- stansi terkait lainnya yang diwujudkan melalui berbagai dukungan, khususnya unsur-unsur Kapal Pengawas Perikan- an KKP, KRI TNI Angkatan Laut, Ka- pal Polisi, dan Kapal Bakamla. Penenggelaman kapal ini menam- bah jumlah kapal yang sudah diteng- PEMERINTAH TENGGELAMKAN 31 KAPAL PELAKU ILLEGAL FISHING DI LIMA LOKASI BERITA DALAM GAMBAR gelamkan sejak bulan Oktober 2014. Tercatat hingga saat ini berjumlah 152 kapal, terdiri dari 50 kapal Vietnam, 43 kapal Filipina, 21 kapal Thailand, 20 kapal Malaysia, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Tiongkok, 1 kapal Belize dan 14 kapal berbendera Indonesia. Penenggelaman kapal pelaku ille- gal fishing dilakukan dengan mengacu pada Pasal 76A UU No. 45/2009 ten- tang Perubahan Atas UU No 31/2004 tentang Perikanan, yaitu benda dan/ atau alat yang digunakan dalam dan/ atau yang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas un- tuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan Ketua Pengadi- lan Negeri, dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekua- tan hukum tetap (inkracht) sebagaima- na diatur dalam KUHAP. Keterangan gambar : 1,2 : Penangkapan 7 kapal pelaku illegal fishing asal Malaysia, Selat Malaka (10/02/16) 3,4,5 : Pemulangan nelayan yang dtahan pemerintah Australia, Bali (12-13/02/16) 6,7 : Penenggelaman 8 Kapal pelaku illegal fihing, Pontianak (22/02/16) 8,9 : Penenggelaman 10 Kapal pelaku illegal fishing, Bitung (22/02/16) 10,11 : Penenggelaman 10 Kapal pelaku illegal fishing, Batam (22/02/16) Sumber foto : dokumentasi Humas DJPSDKP STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 2 7 2 6 9 EDISI 2 2016 Laut masa depan bangsa hal 4 8 11 Daftar Isi 3 4 5 10

pemerintah tenggelamkan 31 kapal pelaku illegal fishing di lima

  • Upload
    ngodieu

  • View
    219

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pemerintah tenggelamkan 31 kapal pelaku illegal fishing di lima

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pemerintah Tenggelamkan 31 Kapal Illegal FishingDi Lima Lokasi Hal 1 Pengawas Perikanan Gagalkan PenyelundupanKepiting Bertelur Ke Malaysia Hal 2

KKP Limpahkan Tangkapan Kapal Pengangkut 24 TonBawang Merah Ke Bea Cukai Hal 2

Ditjen PSDKP Laksanakan Rapat Perencanaan dan Evaluasi Kapal Pengawas Tahap Satu Hal 2

Warta PengaWasan sDKPEdisi II - Tahun 2016

Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum-ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected]

Kapal Pengawas KKP Tangkap Tujuh Kapal Ilegal Malaysia Hal 3

KKP dan Konsulat RI Darwin Pulangkan5 Nelayan WNI Yang Ditahan Australia Hal 3 Pos PSDKP Timika Gagalkan Penyelundupan3230 Ekor Kura-Kura Moncong Babi Hal 3

9 (Sembilan) Nelayan Indonesia MenjalaniPersidangan di Malaysia Hal 3

Berita Dalam Gambar Hal 4

Pemerintah melalui Satgas 115 menenggelamkan 31 kapal perikanan pelaku penang-kapan ikan secara ilegal (il-

legal fishing) di beberapa lokasi yang berbeda pada. Ini merupakan kegiatan penenggelaman kali pertama di tahun 2016. Penenggelaman dilakukan di lima ti-tik lokasi yakni Pontianak-Kalimantan Barat sebanyak 8 kapal (Vietnam), Bi-tung-Sulawesi Utara sebanyak 10 ka-pal (6 Filipina, 4 Indonesia), Batam-Kepulauan Riau sebanyak 10 kapal (7 Malaysia, 3 Vietnam), Tahuna-Sulawe-si Utara sebanyak satu kapal (Filipina) dan Belawan - Sumatera Utara 2 kapal (Malaysia). Prosesi penenggelaman dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selaku Komandan Satgas 115 melalui live

streaming dari Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta. Kapal-kapal ilegal diledakkan secara serentak pada Senin (22/2), tepat pukul 10.00 WIB. “Penenggelaman ini merupakan komitmen pemerintah memberantas kapal-kapal pencuri ikan di Indonesia. Kami akan terus melakukan pemantau-an di semua titik perairan Indonesia”, ungkap Susi. Kegiatan penenggelaman dilak-sanakan atas dukungan dan kerjasama yang intensif dengan TNI AL, POLRI, Bakamla, Kejaksaan Agung, dan in-stansi terkait lainnya yang diwujudkan melalui berbagai dukungan, khususnya unsur-unsur Kapal Pengawas Perikan-an KKP, KRI TNI Angkatan Laut, Ka-pal Polisi, dan Kapal Bakamla. Penenggelaman kapal ini menam-bah jumlah kapal yang sudah diteng-

PEMERINTAH TENGGELAMKAN 31 KAPAL PELAKU ILLEGAL FISHING DI LIMA LOKASI

BERITA DALAM GAMBAR

gelamkan sejak bulan Oktober 2014. Tercatat hingga saat ini berjumlah 152 kapal, terdiri dari 50 kapal Vietnam, 43 kapal Filipina, 21 kapal Thailand, 20 kapal Malaysia, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Tiongkok, 1 kapal Belize dan 14 kapal berbendera Indonesia. Penenggelaman kapal pelaku ille-gal fishing dilakukan dengan mengacu pada Pasal 76A UU No. 45/2009 ten-tang Perubahan Atas UU No 31/2004 tentang Perikanan, yaitu benda dan/atau alat yang digunakan dalam dan/atau yang dihasilkan dari tindak pidana perikanan dapat dirampas un-tuk negara atau dimusnahkan setelah mendapat persetujuan Ketua Pengadi-lan Negeri, dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekua-tan hukum tetap (inkracht) sebagaima-na diatur dalam KUHAP.

Keterangan gambar :1,2 : Penangkapan 7 kapal pelaku illegal fishing asal Malaysia, Selat Malaka (10/02/16) 3,4,5 : Pemulangan nelayan yang dtahan pemerintah Australia, Bali (12-13/02/16) 6,7 : Penenggelaman 8 Kapal pelaku illegal fihing, Pontianak (22/02/16)8,9 : Penenggelaman 10 Kapal pelaku illegal fishing, Bitung (22/02/16)10,11 : Penenggelaman 10 Kapal pelaku illegal fishing, Batam (22/02/16) Sumber foto : dokumentasi Humas DJPSDKP

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

1 2

7

2

6

9

EDISI 22016

Laut masa depan bangsahal 4

8

11

Daftar Isi

 

 

 

3 4

5

10

Page 2: pemerintah tenggelamkan 31 kapal pelaku illegal fishing di lima

hal 2 Warta PengaWasan sDKPEdisi II- Tahun 2016

Warta PengaWasan sDKPEdisi II- Tahun 2016

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANANSTOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

KAPAL PENGAWAS KKP TANGKAP TUJUH KAPAL IKAN ILEGAL MALAYSIA

9 (SEMBILAN) NELAYAN INDONESIA MENJALANI PERSIDANGAN DI MALAYSIA Pada tanggal 29 dan 31 januari 2016 telah dilakukan penangkapan 2 (dua) kapal nelayan dengan 9 (Sembilan) orang nelayan WNI oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia Daerah Maritim 2 Pulau Pinang (APMM DM 2)Setelah dilakukan pemeriksaan, pada tang-gal 19 Februari 2016, kesembilan nelayan tersebut disidangkan di Mahkamah Sesyen Balik Pulau, Pulau Pinang dengan Hakim Puan Sitarunisa Bt Abdul Aziz. Pada Persi-dangan tersebut hakim menyatakan kesem-

bilan nelayan tersebut tersebut terbukti ber-salah dengan dakwaan pelanggaran ataws Akta Perikanan 1985 (1) yaitu penangka-pan ikan oleh vessel penangkapan ikan as-ing di perairan perikanan Malaysia. Untuk kesalahan tersebut Hakim men-jatuhkan vonis Nakhoda/tekong dijatuhi hukuman denda sebesar RM 100.000 sub-sider kurungan 3 bulan dihitung sejak pen-angkapan dan untuk ABK dijatuhi huku-man denda sebesar RM.10.000 subsider kurungan 1 bulan sejak penangkapan dan

kapal beserta barang bukti lain disita oleh Pemerintah Malaysia, selanjutnya dari ke-sembilan nelayan, 2 (dua) orang nelayan akan menjalani hukuman di Penjara Se-berang Prai sedang sisanya dibawa ke Depo Tahanan Imigrasi untuk Proses Deportasi. Konsulat Jenderal RI di Malaysia meng-himbau kepada Instansi terkait di Indonesia untuk melakukan sosialisasi kepada nelay-an tradisional khususnya nelayan asal Su-mater Utara agar tidak melanggar wilayah perairan negara lain.

Kapal Pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hiu 013 di bawah kendali Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PS-DKP) melakukan operasi tangkap tangan terhadap satu kapal ilegal yang mengang-kut 24 ton bawang merah di perairan Se-lat Malaka, pada tanggal 6 Februari 2016. Penangkapan tersebut dilakukan pada saat KP Hiu 013 menggelar operasi rutin pen-gawasan sumber daya kelautan dan peri-kanan di sekitar perairan Selat Malaka, dengan melakukan pemeriksaan terhadap kapal-kapal yang dicurigai melakukan kegiatan ilegal. Demikian diungkapkan Direktur Pengoperasian Kapal Pengawas, Direktorat Jenderal PSDKP, Goenaryo, di Jakarta (7/2). Pada saat melakukan pemeriksaan ter-

hadap KM. Ria VII berbendera Indone-sia, pada tanggal 6 Februari 2016 sekitar pukul 16.00 WIB, di Selat Malaka, posisi 10 53’ 338” U 1020 09’ 830” T, diketahui kapal tersebut berangkat dari Malaysia dan menuju Bengkalis-Riau dengan membawa muatan bawang merah sekitar 24 ton tanpa kelengkapan dokumen yang dipersyarat-kan. Atas dasar hasil pemeriksaan tersebut, berdasarkan koordinasi dengan instansi terkait, serta berdasarkan pertimbangan jarak dan cuaca kemudian kapal di bawa ke Dumai, Riau. Dikarenakan dugaan ke-giatan ilegal yang dilakukan oleh KM. Ria VII terkait dengan pelanggaran dibidang kepabeanan, maka kapal beserta ABK dan barang bukti diserahkan kepada Penyidik Bea Cukai, Dumai, Riau.

Hal ini telah sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ber-laku di Indonesia. Sebagaimana KUHAP menyebutkan bahwa dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan se-tiap orang yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman dan keamanan umum wajib, menangkap ter-sangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyi-dik. (SBO)

KKP LIMPAHKAN TANGKAPAN KAPAL PENGANGKUT 24 TON BAWANG MERAH KE BEA CUKAI

Direktorat Pengoperasian Kapal Penga-was melaksanakan Rapat Perencanaan dan Evaluasi Operasi Kapal Pengawas Tahap I Tahun 2016 di dua tempat yaitu di Batam dan Bitung. Pelaksanaan di wilayah barat dilakukan pada tanggal 4 Februari 2016 bertempat di Aula Satker Pengawasan SDKP Batam sedangkan di wilayah timur

pada tanggal 13 Februari 2016 bertempat di Aula Pangkalan Pengawasan SDKP Bi-tung. Rapat Perencanaan dan Evaluasi Op-erasi Kapal Pengawas Wilayah Barat Tahap I Tahun 2016 dibuka oleh Kasubdit Patroli Kapal Pengawas didampingi Kasubdit Pe-nyediaan Logistik Kapal Pengawas dan Kepala Satker Pengawasan SDKP Batam. Rapat Perencanaan dan Evaluasi Operasi Kapal Pengawas Wilayah Timur Tahap I Tahun 2016 dibuka oleh Bapak Goenaryo, A.Pi, M.Si selaku Direktur Pengoperasian Kapal Pengawas didampingi Kasubdit Pa-troli Kapal Pengawas dan Kasubdit Penye-diaan Logistik Kapal Pengawas.

Maksud dan tujuan Rapat Perencanaan dan Evaluasi Operasi Kapal Pengawas Ta-hun 2016 untuk :a) Mengevaluasi kegiatan operasional Ka-pal Pengawas Wilayah Barat bulan Septem-ber s/d Desember 2015;b) Persiapan rencana operasi bulan Feb-ruari s/d April 2016;c) Menyamakan presepsi tentang sasaran dan target serta pola operasi oleh kapal pen-gawas secara efektif dan efisien . Peserta Rapat Perencanaan dan Evalu-asi Operasi Kapal Pengawas Tahun 2016 sebanyak 60 (enam puluh) orang terdiri dari 22 (dua puluh dua) orang nahkoda, 22 (duapuluh dua) KKM dan 16 (enam belas) orang Mualim.

DITJEN PSDKP LAKSANAKAN RAPAT PERENCANAAN DAN EVALUASI OPERASI KAPAL PENGAWAS TAHAP SATU

Laut masa depan bangsa Laut masa depan bangsa

hal 3

PENGAWAS PERIKANAN GAGALKAN PENYELUNDUPAN KEPITING BERTELUR KE MALAYSIA

Pengawas Perikanan pada Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan, dalam operasi yang digelar bersama-sama dengan Polisi Perai-ran (Polair), Polres Tarakan, berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan kilogram kepiting betina/bertelur ke Tawau, Malaysia. “Pengawas Perikanan bersama-sa-ma aparat Polair, Polres Tarakan ber-hasil menggagalkan penyelundupan sekitar 1.500 kg kepiting bertelur ke Malaysia,” ujar Kepala Pangkalan PS-DKP Bitung, Pung Nugroho, Kamis (11/2/2016).Selanjutnya Pung menjelaskan, Satker PSDKP Tarakan yang berada dibawa

kendali Pangkalan PSDKP Bitung menangkap pelaku penyelundupanan pada hari Rabu tanggal 10 Februari 2016 sekitar pukul 23.00 WITA di salah satu pelabuhan milik swasta saat pelaku memuat kepiting. Selanjutnya barang bukti berupa 1.500 kg kepiting bertelur da satu unit speedboat dia-

mankan di Polres Tarakan untuk proses hukum lebih lanjut. Sementerat aparat masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap dua orang yang didu-ga sebagai pelaku penyelundupan. Kegiatan penyelundupan kepiting bertelur melanggar Peraturan Men-teri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2015 tentang Penangka-pan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.). Dalam permen terse-but diatur bahwa setiap orang dilarang melakukan penangkapan Lobster (Pan-ulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.) dalam kondisi bertelur.(hms)

Kapal Pengawas Perikanan di bawah ken-dali Direktorat Jenderal Pengawasan Sum-ber Daya Kelautan dan Perikanan (PSD-KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap 7 (tujuh) kapal perikan-an asing (KIA) asal Malaysia, di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) Selat Malaka, pada tanggal 10 Februari 2015, sekitar pukul

06.00 WIB. Penangkapan dilakukan atas KM. SLFA 2915 (83 GT), KM. PKFB 376 (63 GT), KM. KHF 451 (62 GT), KM. PSF 2461 (53 GT), KM. PPF 164 (91 GT), KM. PPF 593 (48 GT), dan KM. PKFA 8482 (48 GT), karena diduga melakukan penangka-pan ikan di WPP-NRI menggunakan alat penangkap ikan yang dilarang dan tanpa dilengkapi dokumen perijinan dari dari Pemerintah Republik Indonesia. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Ditjen. PS-DKP, Waluyo Abutohir, di Jakarta (12/2). Selanjutnya Waluyo menyampaikan pen-angkapan ketujuh kapal tersebut dilakukan oleh KP. Hiu 012, KP. Hiu 013, KP. Hiu 014, dan KP. Hiu 015 yang sedang meng-

gelar operasi pengawasan sumber daya ke-lautan dan perikanan di wilayah perairan Selat Malaka. Ketujuh kapal tersebut tiba di Satuan Kerja PSDKP Batam, Kepulauan Riau pada tanggal 12 Februari 2016, un-tuk dilakukan proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan. Ketujuh kapal tersebut diduga melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dengan Pasal 92 Jo. Pasal 26 ayat (1), Pasal 93 ayat (2) Jo. Pasal 27 ayat (2), Pasal 85 jo Pasal 9 ayat (1) UU No. 45 tahun 2009 Tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar.(SBO)nyidik. (SBO)

Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Timika, bersama petugas karantina dan Polres Timika ber-hasil menggagalkan penyelundupan kura-kura moncong babi yang merupakan satwa yang dilindungi. “Sebanyak 3.230 ekor kura-kura mon-cong babi (Carettochelys insculpta) yang dikemas dalam 190 kotak plastik berhasil diamankan dari upaya penyelundupan”,

ungkap Asep Supriyadi, Kepala Stasiun PS-DKP Tual (16/2).Selanjutnya Asep menjelaskan, Pos PSDKP Timika yang berada dibawa kendali Stasiun PSDKP Tual menggagalkan penyelundupan kura-kura moncong babi pada hari Senin tanggal 15 Februari 2016 di Bandar udara Timika, Papua, dengan tujuan pengiriman ke negara Tiongkok. Selanjutnya barang bukti dan terduga tersangka diamankan di

Polres Timika untuk proses hukum lebih lanjut. Kegiatan penyelundupan tersebut didu-ga melanggar Undang-Undang nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, maupun Undang-Undang tentang Karantina. (SBO)

POS PSDKP TIMIKA GAGALKAN PENYELUNDUPAN 3230 EKOR KURA-KURA MONCONG BABI

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program Advokasi Nelay-an yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), bersama-sama dengan Konsulat Republik Indonesia di Darwin, Australia berhasil memulangkan 5 (lima) orang nelayan asal Kabupaten Saumlaki, Maluku Tenggara Barat dan Selayar, Su-lawesi Selatan yang sebelumnya ditahan oleh Pemerintah Australia. Kelima nelayan tersebut ditangkap oleh Australian Fisher-ies Management Authority (AFMA) pada tanggal 24 Januari 2016 dengan tuduhan melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah Australia. Lima nelayan tersebut adalah Nur Iksan, Asdar Jafar, Abiut Rngkoratat, Fredi Rang-

koratat dan Dominggus Eremkui yang dipulangkan secara bertahap mulai tanggal 12 Februari 2016, 13 Februari 2016 dan 28 Februari 2016 sedangkan. Nelayan terse-but di pulangkan menggunakan pesawat Jetstar dan Air Asia via Denpasar, Bali, kemudian akan diterbangkan ke Makassar dan Ambon untuk dipulangkan ke Selayar, Sulawesi Selatan dan Saumlaki, Maluku Tenggara barat.

“Pemulangan nelayan ini merupakan wujud nyata keberpihakan KKP terhadap nasib para nelayan Indonesia, KKP mengupay-akan tindakan preventif dengan memberi-kan pembinaan dan sosialisasi tentang dae-rah penangkapan di Indonesia, namun bila ternyata terdapat nelayan yang tertangkap di Negara lain, maka KKP secara proaktif bekerjasama dengan pihak Kementerian Luar Negeri, untuk mengupayakan pemu-langan.Kegiatan advokasi nelayan yang dilak-sanakan Ditjen PSDKP-KKP sejak tahun 2011 sampai saat ini telah berhasil mendo-rong dipulangkannya 769 (tujuh ratus enam puluh sembilan) nelayan dari Malaysia, Australia, Rep. Palau, Papua Nugini, Timor Leste, dan India.

KKP DAN KONSULAT RI DARWIN PULANGKAN 5 NELAYAN WNI YANG DITAHAN AUSTRALIA